Anda di halaman 1dari 3

Sabtu, Desember 25, 2010

Analisis COD (Chemical Oxygen Demand)


COD (Chemical Oxygen Demand) atau kebutuhan oksigen kimia (KOK) adalah banyaknya
kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk menguraikan senyawa organik secara kimia. Bahan
organik yang diuraikan adalah semua bahan organik, baik yang biodegradable dan non
biodegradable. Pada COD hampir semua zat teroksidasi sedangkan BOD hanya bahan yang
biodegradable saja. COD baik untuk tes terhadap limbah industri, yang mengandung racun
karena toksik tidak mengganggu pengukuran. (Shinta Indah, 2009)

Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat – zat organik yang secara alamiah
dapat dioksidasikan melalui proses mikrobiologis, dan mengakibatkan berkurangnya oksigen
terlarut di dalam air. Analisa COD berbeda dengan analisa BOD namun perbandingan antara
angka COD dan BOD dapat ditetapkan. (Metoda Penelitian Air, 1984)

Prinsip penetapan COD didasarkan pada kebanyakan senyawa organik yang dapat dioksidasi
menjadi CO2 dan H2O dengan oksidator kuat pada kondisi asam. Oksidator kuat yang biasa
digunakan adalah Kalium Dikromat (K2Cr2O7). Kalium Dikromat dalam keadaan asam
mengalami reduksi menjadi Cr3+, reaksinya :

Cr2O72- + 14 H+ + 6 ē ↔ 2Cr3+ + 7H2O = 1,33 volt

Sifat larutan dikromat sangat stabil, tidak bereaksi dengan (inert terhadap) Cl -, dengan kemurnian
yang tinggi, mudah diperoleh dan murah. Kalium Dikromat dapat mengoksidasi senyawa bahan
organik bila berlangsung dalam suasana asam dan suhu tinggi.
(asrizalwahdanwilsa.blogspot.com)

Pada penentuan COD yang dilakukan adalah :

-Menggunakan oksidator kuat : K2Cr2O7

-Dalam suasana asam : ditambahkan H2SO4

-Suhu tinggi : dipanaskan sampai suhu 200oC

-Menggunakan katalis Ag2SO4

-K2Cr2O7 yang ditambahkan harus melebihi kebutuhan untuk mengoksidasi bahan organik dan
memastikan semua bahan organik telah teroksidasi.
-Kelebihan oksidator tersebut dititrasi kembali untuk mengetahui volume oksidator yang
sesungguhnya terpakai dengan FAS (Ferro Alumunium Sulfat). Kemudian digunakan
indikator Ferroin, titik akhir titrasi adalah saat warna berubah dari biru hijau ke coklat
kemerahan. (Shinta Indah, 2009)

Reaksi yang terjadi saat penentuan adalah :

CaHbOc + Cr2O7 + H+→ CO2 + H2O + Cr3+

Zat organik

(warna kuning)(warna hijau)

Selama reaksi yang berlangsung ± 2 jam ini uap direfluks dengan alat kondensor, agar zat
organik volatil tidak lenyap keluar. Perak sulfat Ag2SO4 ditambahkan sebagai katalisator untuk
mempercepat reaksi. Sedang merkuri sulfat ditambahkan untuk menghilangkan gangguan klorida
yang pada umumnya ada dalam air buangan. (Metoda Penelitian Air, 1984)

Untuk memastikan bahwa hampir semua zat organik habis teroksidasi maka zat pengoksidasi K-
2Cr2O7 masih harus tersisa sesudah direfluks. Sisa K 2Cr2O7 ditentukan melalui titrasi FAS, reaksi

yang berlangsung adalah :

6Fe2+ + Cr2O72- + 14H+ → 6 Fe3+ + 2Cr3+ + 7 H2O

Perhitungan COD dalam mg/l adalah :

Dimana : A = ml FAS pada blangko

B = ml FAS pada blangko

M = molaritas FAS

Theoretical Oxygen Demand (ThOD) atau kebutuhan oksigen teoretis adalah kebutuhan oksigen
untuk mengoksidasikan zat organik dalam air yang dihitung secara teoretis. ThOD dapat
menghitung jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi ammonia yang terdapat pada
badan air atau air buangan. Jumlah oksigen tersebut dihitung bila komposisi zat organik terlarut
telah diketahui. (Metoda Penelitian Air, 1984)

Gangguan, keuntungan, dan kekurangan tes COD adalah :

1. Gangguan
Kadar klorida dalam sampel yang mencapai 2000 mg/l dapat mengganggu bekerjanya
katalisator Ag2SO4, dan pada keadaan tertentu turut teroksidasi oleh dikromat, reaksinya
adalah :

6Cl- + Cr2O72- + 14H+ → 3Cl2 + 2Cr3+ + 7H2O

Gangguan ini dihilangkan dengan penambahan merkuri sulfat pada sampel, sebelum
penambahan reagen lainnya.

1. Keuntungan

1.Analisa COD hanya memakan waktu kurang lebih 3 jam, sedangkan analisa BOD 5
memerlukan 5 hari.

2.Untuk menganalisa COD antara 50 – 800 mg/l tidak dibutuhkan pengenceran


sampel, sedangkan pada umumnya analisa BOD selalu membutuhkan pengenceran.

3.Kelebihan dan ketepatan tes COD adalah 2 sampai 3 kali lebih tinggi dari tes BOD.

4.Gangguan dari zat yang bersifat racun terhadap mikroorganisme pada tes BOD,
tidak menjadi soal pada tes COD.

1. Kekurangan

Tes COD hanya merupakan suatu analisis yang menggunakan suatu reaksi oksidasi kimia
yang menentukan/menirukan oksidasi biologis (yang sebenarnya terjadi di alam),
sehingga merupakan suatu pendekatan saja. Karena hal tersebut di atas maka tes COD
tidak dapat membedakan antara zat – zat yang sebenarnya tidak teroksidasi (inert) dan zat
yang teroksidasi secara biologis. (Metoda Penelitian Air, 1984)

Anda mungkin juga menyukai