Anda di halaman 1dari 20

DO, BOD, COD

Weni Enjelina, M.Si


Oksigen terlarut (DO, Dissolved Oxygen)

--> Banyaknya oksigen terlarut (mg) dalam


satu liter air

• Kehidupan makhluk hidup di dalam air (tumbuhan dan biota air)


tergantung dari kemampuan air untuk mempertahankan
konsentrasi DO minimal yang diperlukannya
• Oksigen terlarut dapat berasal dari proses fotosintesis tumbuhan air
dan dari udara yang masuk ke dalam air
• Makin rendah nilai DO, makin tinggi tingkat pencemaran
• Biota perairan menghendaki DO > 4 ppm
7 Fakta Mengenai Oksigen Terlarut
1. Oksigen terlarut merupakan parameter penting untuk mengetahui gerakan massa air dan
indikator yang peka terhadap proses biologi dan kimiawi (Grasshoff , 1975)
2. Kadar oksigen yang terlarut bervariasi, tergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air, dan
tekanan atmosfer (Jeffries dan Millis, 1996)
3. Selain itu, kelarutan oksigen dan gas-gas lain berkurang dengan meningkatnya salinitas
sehingga kadar oksigen dilaut cenderung lebih rendah daripada kadar oksigen di perairan
tawar. Peningkatan suhu sebesar 10 ºC akan meningkatkan konsumsi oksigen sekitar 10 %
(Brown, 1987)
4. Pada perairan yang mengandung deterjen, suplai oksigen dari udara akan sangat lambat
sehingga oksigen dalam air sangat sedikit (Ganeson, 1955)
5. Jumlah oksigen yang dibutuhkan organisme akuatik tergantung spesies, ukuran, jumlah
pakan yang dimakan, aktivitas, suhu dan lain-lain. (Boyd, 1990)
6. Konsentrasi oksigen yang rendah dapat menimbulkan enorexia, stress, dan kematian pada
ikan. (Boyd, 1990)
7. Oksigen terlarut, umumnya berasal dari difusi udara melalui permukaan air, aliran air
masuk, air hujan, dan hasil proses fotosintesis plankton atau tumbuhan air (Grasshoff , 1975)
BOD (Biochemical Oxygen Demand):

--> Banyaknya oksigen (mg) yang diperlukan oleh bakteri


untuk menguraikan atau mengoksidasi bahan organik dalam
satu liter limbah selama pengeraman (5 x 24 jam pada suhu
20º C)

BOD menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan


oleh mikroba untuk memecah atau mengoksidasi bahan-
bahan pencemar yang terdapat di dalam suatu perairan
COD (Chemical Oxygen Demand):

--> Banyaknya oksigen (mg) yang dibutuhkan oksidator


untuk mengoksidasi bahan/zat organik dan anorganik
dalam satu liter air limbah

Nilai COD biasanya lebih tinggi dari nilai BOD karena bahan yang
stabil (tidak terurai) dalam uji BOD dapat teroksidasi dalam uji COD

Makin besar nilai BOD dan atau COD, makin tinggi tingkat
pencemaran suatu perairan
• Prinsip pengukuran BOD pada dasarnya cukup sederhana, yaitu mengukur
kandungan oksigen terlarut awal (DOi) dari sampel
• kemudian mengukur kandungan oksigen terlarut pada sampel yang telah
diinkubasi selama 5 hari pada kondisi gelap dan suhu tetap (20 C) yang sering
disebut dengan DO5.
• Selisih DOi dan DO5 (DOi - DO5) merupakan nilai BOD yang dinyatakan dalam
miligram oksigen per liter (mg/L).
• Pengukuran oksigen dapat dilakukan secara analitik dengan cara titrasi (metode
Winkler, iodometri) atau dengan menggunakan alat yang disebut DO meter yang
dilengkapi dengan probe khusus.
• Pada prinsipnya dalam kondisi gelap, agar tidak terjadi proses fotosintesis yang
menghasilkan oksigen, dan dalam suhu yang tetap selama lima hari, diharapkan
hanya terjadi proses dekomposisi oleh mikroorganime, sehingga yang terjadi
hanyalah penggunaan oksigen, dan oksigen tersisa ditera sebagai DO5. Yang
penting diperhatikan dalam hal ini adalah mengupayakan agar masih ada oksigen
tersisa pada pengamatan hari kelima sehingga DO5 tidak nol. Bila DO5 nol maka
nilai BOD tidak dapat ditentukan.
Teknik Mengukur DO, BOD, COD
Analisis dan Pengukuran

Untuk mengukur kadar DO dalam air ada 2


metode yang sering digunakan :

a. Metode Titrasi dengan cara Winkler


b. Metode Elektrokimia dengan DO meter
Metode Titrasi dengan cara Winkler

• Prinsip : menggunakan titrasi iodometri


• Metode dengan melibatkan ion Mn2+
• Sampel yang akan dianalisis terlebih dahulu ditambahkan larutan
MnCl2 dan NaOH – Kl, sehingga terjadi endapan MnO2
• Metode ini dapat digunakan untuk sample air sungai dan buangan

Reaksi kimia yang terjadi


dirumuskan:
Metode Elektrokimia dengan DO meter

• Prinsip : Menggunakan eletroda yang terdiri dari katoda dan anoda


yang terendam dalam larutan elektrolit (larutan garam)
• Pada DO meter elektroda terdiri dari katoda Ag dan Anoda Pb atau Au
• Sistem elektroda ini dilindungi dengan membran plastik tertentu yang
bersifat permeabel terhadap oksigen dan hanya oksigen yang dapat
menembus membran tersebut

Reaksi yang terjadi dalam


elektroda :
Alat DO meter
Kelebihan dan Kelemahan Metode Titrasi WINKLER

Kelebihan Kelemahan

• Lebih analitis, teliti • Dengan metode winkler,


dan akurat penambahan indikator
amilum harus dilakukan
pada saat mendekati titik
akhir titrasi agar amilum
tidak membungkus iod
BOD (Biological Oxygen Demand):

( DOi - DO5 ) mg/L


 Inkubasi sampel dlm botol BOD pada 20oC selama 5 hari  shg O2 terlarut pd
hari ke-5 masih ada & terukur
 Perlu pengenceran yg cermat & aerasi

Botol gelap
DOi Inkubasi 20oC
5 hari

DO5
COD (Chemical Oxygen Demand):
potassium dichromate
 Bhn organik  dioksidasi dg K2Cr2O7 pada kondisi asam & panas
 Kelebihan K2Cr2O7  dititrasi dg FAS (back titration) dg indikator
feroin
Ferrous Ammonium Sulfate

 perlu larutan blanko sulfamic acid


 senyawa pengganggu: Cl (air laut), NO2-
+ HgSO4 (200 mg/L per 1000 mg/L chloride)

S %o = 0,030 + 1,805 Cl (%o)

atau S (ppm) = 30 + 1,805 Cl (ppm)


Contoh :
S= 30 %o = 30 000 ppm  Cl = 16603,88 ppm  3,321 g HgSO4 per
liter sampel
Metode pengukuran COD sedikit lebih kompleks, karena menggunakan
peralatan khusus reflux, penggunaan asam pekat, pemanasan, dan titrasi
(APHA, 1989, Umaly dan Cuvin, 1988). Peralatan reflux (Gambar 1)
diperlukan untuk menghindari berkurangnya air sampel karena
pemanasan. Pada prinsipnya pengukuran COD adalah penambahan
sejumlah tertentu kalium bikromat (K2Cr2O7) sebagai oksidator pada
sampel (dengan volume diketahui) yang telah ditambahkan asam pekat
dan katalis perak sulfat, kemudian dipanaskan selama beberapa waktu.
Selanjutnya, kelebihan kalium bikromat ditera dengan cara titrasi. Dengan
demikian kalium bikromat yang terpakai untuk oksidasi bahan organik
dalam sampel dapat dihitung dan nilai COD dapat ditentukan
Reflux,
untuk penentuan COD
Baku mutu di perairan:
Perairan-peruntukan BOD (mg/L) COD (mg/L)
Air tawar – Kelas I 2 10
→ air baku minum
Air tawar – Kelas II 3 25
→ rekreasi air
Air tawar – Kelas III 6 50
→ budidaya ikan, ternak
Air tawar – Kelas IV 12 100 → irigasi pertanian
Air laut - Biota 20 -
Air laut - Wisata 10 -
Air laut - Pelabuhan - -

igid Hariyadi
17
Berdasarkan prinsip analisisnya, maka dapat dikatakan
bahwa:

COD menggambarkan jumlah bahan organik


total, baik yang mudah urai maupun yang
sulit urai

BOD menggambarkan bahan organik mudah

igid Hariyadi
urai
18
• Ikan dan mikroba membutuhkan Minimal 4 mg/l oksigen terlarut untuk
dapat HIDUP
• Tanaman atau Alga berfotosintesis di siang hari, tetapi
mengonsumsi oksigen dimalam hari.
• (Alga Blooming)
• DO rendah dapat menyebabkan Amoniak booming, mempengaruhi
mikroba dalam siklus nitrifikasi
• kandungan oksigen terlarut pada permukaan air lebih banyak dari
pada didasar air
• Perlu adanya aerasi agar kandungan oksigen di air stabil

Intinya adalah bagaimana menciptakan sebanyak mungkin kontak


antara permukaan air dengan udara
• Mr. Hafiz tinggal di Kota Tanjungpinang di Kelurahan Sei
Jang. Rumah Mr, Hafiz memiliki satu buah sumur yang
merupakan satu-satu nya sumber air bersih. Air sumur
Mr, Hafiz pada musim kemarau berasa asin dan keruh,
sehingga tidak layak untuk digunakan.

1. Parameter apa yang harus diperiksa oleh Mr. Hafiz?


a. E.coli c. Salinitas e. Suhu dan pH
b. Coliform d. DO, BOD, COD

Anda mungkin juga menyukai