Anda di halaman 1dari 6

PARAMETER : BOD (Biochemical Oxygen Demand)

Pengolahan Data Kelautan

Dosen Pengampu : Bapak Frans Tony, S.Pi, MP.

NAMA KELOMPOK 1 :
1. Muhammad Arsyad Gunawan_2110716210012
2. Nada Febrina_2110716120004
3. Reza Fahlevi_2110716210018
4. Rahmawati_2110716120003
5. Risma Amelia_2110716220016

Tugas :
Menjelaskan mengapa kita perlu Paremeter BOD ini dalam menyajikan sebuah data?

BOD atau Biochemical Oxygen Demand adalah suatu karakteristik yang menunjukkan
jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme (biasanya bakteri) untuk
mengurai atau mendekomposisi bahan organik dalam kondisi aerobik (Umaly dan Cuvin,
1988; Metcalf & Eddy, 1991). ditegaskan lagi oleh Boyd (1990), bahwa bahan organik yang
terdekomposisi dalam BOD adalah bahan organik yang siap terdekomposisi (readily
decomposable organic matter). Mays (1996) mengartikan BOD sebagai suatu ukuran jumlah
oksigen yang digunakan oleh populasi mikroba yang terkandung dalam perairan sebagai
respon terhadap masuknya bahan organik yang dapat diurai. dari pengertian ini dapat
dikatakan bahwa walaupun nilai BOD menyatakan jumlah oksigen, tetapi untuk mudahnya
dapat juga diartikan sebagai gambaran jumlah bahan organik mudah urai (biodegradable
organics) yang ada di perairan.
Biological Oxygen Demand (BOD) merupakan kuantitas oksigen terlarut yang
dibutuhkan untuk mengurai bahan organik yang terdapat di dalam air secara sempurna
dengan menggunakan ukuran proses biologi dan kimia yang terjadi di perairan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kebutuhan oksigen biologis (Biological Oxygen Demand)
Pengambilan sampel dilakukan pada dua stasiun yang berbeda. Pengukuran parameter
kualitas perairan, antara lain: DO, suhu, salinitas, pH dan kecerahan. nilai BOD yang
dinyatakan dalam milligram per liter (mg/l) merupakan selisih kandungan oksigen terlarut
awal dan oksigen terlarut akhir (DOi-DO5). pengukuran nilai oksigen terlarut dapat
dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut DO meter atau secara analitik dengan cara
titrasi (metode winkler, iodometri). salah satu limbah utama dari industri batu bara adalah air
dari proses produksi dan aktivitas lain yang ditampung dalam danau buatan. air limbah dalam
danau buatan ini mengalami pelarutan batuan dan proses oksidasi dari material sisa
penambangan sehingga berpotensi menghasilkan air asam tambang yang mengandung bahan-
bahan yang tidak diinginkan dan berbahaya bagi lingkungan. untuk memanfaatkan air bekas
tambang tersebut perlu dilakukan identifikasi kualitas air danau sehingga dapat diketahui
perancangan konservasinya. tujuan paper ini ingin memaparkan kondisi eksisting kualitas air
bekas tambang, khususnya nilai BOD (biological oxygen dissolved).
Pengukuran BOD adalah parameter penduga jumlah oksigen yang diperlukan oleh
perairan untuk mendegradasi bahan organik yang dikandungnya, sekaligus merupakan
gambaran bahan organik mudah urai (biodegradable) yang ada dalam air atau perairan yang
bersangkutan. bila uji BOD dilakukan tanpa perlakuan tertentu dan dengan suhu inkubasi
setara suhu perairan, maka BOD dapat menggambarkan kemampuan perairan dalam
mendegradasi bahan organik. bisa saja BOD ditentukan dengan menggunakan waktu inkubasi
yang berbeda, asalkan dengan menyebutkan lama waktu tersebut dalam nilai yang dilaporkan
(misal BOD7, BOD10) agar tidak salah dalam interpretasi atau memperbandingkan.
temperatur 200 C dalam inkubasi juga merupakan temperatur standard. temperatur 200 C
adalah nilai rata-rata temperatur sungai beraliran lambat di daerah beriklim sedang (Metcalf
& Eddy, 1991) dimana teori BOD ini berasal. untuk daerah tropik seperti Indonesia, bisa jadi
temperatur inkubasi ini tidaklah tepat. temperatur perairan tropik umumnya berkisar antara 25
– 300 C, dengan temperatur inkubasi yang relatif lebih rendah bisa jadi aktivitas bakteri
pengurai juga lebih rendah dan tidak optimal sebagaimana yang diharapkan. ini adalah salah
satu kelemahan lain BOD selain waktu penentuan yang lama tersebut.
Pengukuran BOD pada dasarnya cukup sederhana, yaitu mengukur kandungan oksigen
terlarut awal (DOi) dari sampel segera setelah pengambilan contoh, kemudian mengukur
kandungan oksigen terlarut pada sampel yang telah diinkubasi selama 5 hari pada kondisi
gelap dan suhu tetap (20 0C) yang sering disebut dengan DO5. selisih DOi dan DO5 (DOi
DO5) merupakan nilai BOD yang dinyatakan dalam miligram oksigen per liter (mg/L).
Pengukuran oksigen dapat dilakukan secara analitik dengan cara titrasi (metode Winkler,
iodometri) atau dengan menggunakan alat yang disebut DO meter yang dilengkapi dengan
probe khusus. jadi pada prinsipnya dalam kondisi gelap, agar tidak terjadi proses fotosintesis
yang menghasilkan oksigen, dan dalam suhu yang tetap selama lima hari, diharapkan hanya
terjadi proses dekomposisi oleh mikroorganime, sehingga yang terjadi hanyalah penggunaan
oksigen, dan oksigen tersisa ditera sebagai DO5. yang penting diperhatikan dalam hal ini
adalah mengupayakan agar masih ada oksigen tersisa pada pengamatan hari kelima sehingga
DO5 tidak nol. bila DO5 nol maka nilai BOD tidak dapat ditentukan. pengukuran BOD
memerlukan kecermatan tertentu mengingat kondisi sampel atau perairan yang sangat
bervariasi, sehingga kemungkinan diperlukan penetralan pH, pengenceran, aerasi, atau
penambahan populasi bakteri. Pengenceran dan/atau aerasi diperlukan agar masih cukup
tersisa oksigen pada hari kelima. Secara rinci metode pengukuran BOD diuraikan dalam
APHA (1989), Umaly dan Cuvin, 1988; Metcalf & Eddy, 1991) atau referensi mengenai
analisis air lainnya. karena melibatkan mikroorganisme (bakteri) sebagai pengurai bahan
organik, maka analisis BOD memang cukup memerlukan waktu. oksidasi biokimia adalah
proses yang lambat. dalam waktu 20 hari, oksidasi bahan organik karbon mencapai 95 – 99
%, dan dalam waktu 5 hari sekitar 60 – 70 % bahan organik telah terdekomposisi (Metcalf &
Eddy, 1991). lima hari inkubasi adalah kesepakatan umum dalam penentuan BOD.
Metode pengukuran BOD adalah mengukur kandungan oksigen terlarut awal (DOi)
dari sampel segera setelah pengambilan contoh, kemudian mengukur kandungan oksigen
terlarut pada sampel yang telah diinkubasi selama 5 hari pada kondisi gelap dan suhu tetap
(20oC) yang sering disebut dengan DO5. Selisih DOi dan DO5 (DOi-DO5) merupakan nilai
BOD yang dinyatakan dalam miligram oksigen per liter (mg/L). Nilai BOD dapat diketahui
setelah waktu inkubasi lima hari. Metode pengukuran COD adalah dengan menambahkan
sejumlah tertentu kalium bikromat (K2Cr2O7) sebagai oksidator pada sampel (dengan
volume diketahui) yang telah ditambahkan asam pekat dan katalis perak sulfat, kemudian
dipanaskan selama beberapa waktu. Selanjutnya, kelebihan kalium bikromat ditera dengan
cara titrasi. nilai COD dapat segera diketahui setelah satu atau dua jam.
Semakin tinggi nilai BOD menunjukan semakin tingginya aktivitas organisme untuk
menguraikan bahan organik atau dapat dikatakan semakin besarnya kandungan bahan organik
di suatu perairan tersebut. Oleh karena itu, tingginya kadar BOD dapat mengurangi jumlah
oksigen terlarut suatu perairan. Apabila kandungan oksigen terlarut di dalam air lingkungan
menurun, maka kemampuan bakteri aerobik untuk memecah bahan buangan organik
jugamenurun. Apabila oksigen yang terlarut sudah habis, maka bakteri aerobik dapat mati.
Dalam keadaan seperti ini bakteri anaerobik akan menganbil alih tugas untuk memecah bahan
buangan organik yang ada di dalam air lingkungan. Hasil pemecahan oleh bakteri anaerobik
menghasilkan bau yang tidak enak misalnya anyir atau busuk.
Parameter BOD, secara umum banyak dipakai untuk menentukan tingkat pencemaran air
buangan. Penentuan BOD sangat penting untuk menelusuri aliran pencemaran dari tingkat
hulu ke muara. Sesungguhnya penentuan BOD merupakan suatu prosedur bioassay yang
menyangkut pengukuran banyaknya oksigen yang digunakan oleh organisme selama
organisme tersebut menguraikan bahan organik yang ada dalam suatu perairan, pada kondisi
yang harnpir sama dengan kondisi yang ada di alam. Selama pemeriksaan BOD, contoh yang
diperiksa harus bebas dari udara luar untuk rnencegah kontaminasi dari oksigen yang ada di
udara bebas. Konsentrasi air buangan/sampel tersebut juga harus berada pada suatu tingkat
pencemaran tertentu, hal ini untuk menjaga supaya oksigen terlarut selalu ada selama
pemeriksaan. Hal ini penting diperhatikan mengingat kelarutan oksigen dalam air terbatas
dan hanya berkisar ± 9 ppm pads suhu 20°C.
Penguraian bahan organik secara biologis di alam, melibatkan bermacam-macam
organisme dan menyangkut reaksi oksidasi dengan hasil akhir karbon dioksida (CO2 ) dan air
(H2 O). Pemeriksaan BOD tersebut dianggap sebagai suatu prosedur oksidasi dimana
organisme hidup bertindak sebagai medium untuk menguraikan bahan organik menjadi CO2
dan H2 O. Reaksi oksidasi selama pemeriksaan BOD merupakan hasil dari aktifitas biologis
dengan kecepatan reaksi yang berlangsung sangat dipengaruhi oleh jumlah populasi dan
suhu. Karenanya selama pemeriksaan BOD, suhu harus diusahakan konstan pada 20°C yang
merupakan suhu yang umum di alam. Secara teoritis, waktu yang diperlukan untuk proses
oksidasi yang sempurna sehingga bahan organik terurai menjadi CO2 dan H2 O adalah tidak
terbatas. Dalam prakteknya dilaboratoriurn, biasanya berlangsung selama 5 hari dengan
anggapan bahwa selama waktu itu persentase reaksi cukup besar dari total BOD. Nilai BOD
5 hari merupakan bagian dari total BOD dan nilai BOD 5 hari merupakan 70 - 80% dari nilai
BOD total (SAWYER & MC CARTY, 1978). Penentuan waktu inkubasi adalah 5 hari, dapat
mengurangi kemungkinan hasil oksidasi ammonia (NH3 ) yang cukup tinggi. Sebagaimana
diketahui bahwa, ammonia sebagai hasil sampingan ini dapat dioksidasi menjadi nitrit dan
nitrat, sehingga dapat mempengaruhi hasil penentuan BOD.
Kebutuhan oksigen biologi (BOD) didefinisikan sebagai banyaknya oksigen yang
diperlukan oleh organisme pada saat pemecahan bahan organik, pada kondisi aerobik
Pemecahan bahan organik diartikan bahwabahan organik ini digunakan oleh organisme
sebagai bahan makanan dan energinya diperoleh dari proses oksidasi (PESCOD,1973).
Parameter BOD, secara umum banyak dipakai untuk menentukan tingkat pencemaran air
buangan. Penentuan BOD sangat penting untuk menelusuri aliran pencemaran dari tingkat
hulu ke muara. Sesungguhnya penentuan BOD merupakan suatu prosedur bioassay yang
menyangkut pengukuran banyaknya oksigen yang digunakan oleh organisme selama
organisme tersebut menguraikan bahan organik yang ada dalam suatu perairan, pada kondisi
yang hampir sama dengan kondisi yang ada di alam. selama pemeriksaan BOD, contoh yang
diperiksa harus bebas dari udara luar untuk mencegah kontaminasi dari oksigen yang ada di
udara bebas. Konsentrasi air buangan/sampel tersebut juga harus berada pada suatu tingkat
pencemaran tertentu, hal ini untuk menjaga supaya oksigen terlarut selalu ada selama
pemeriksaan. Hal ini penting diperhatikan mengingat kelarutan oksigen dalam air terbatas
dan hanya berkisar + 9 ppm pads suhu 20°C (SAWYER & MC CARTY, 1978
Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat air
buangan penduduk atau industri, dan untuk mendisain sistem pengolahan biologis bagi air
yang tercemar tersebut. Penguraian zat organis adalah peristiwa alamiah. Apabila sesuatu
badan air dicemari oleh zat organis, bakteri dapat menghabiskan oksigen terlarut dalam air
selama proses oksidasi tersebut yang bisa mengakibatkan kematian ikan. Keadaan menjadi
anaerobik dan dapat menimbulkan bau busuk pada air.
Bahan organik yang terdekomposisi dalam BOD adalah bahan organik yang siap
terdekomposisi (readily decomposable organic matter). Mays (1996) mengartikan BOD
sebagai suatu ukuran jumlah oksigen yang digunakan oleh populasi mikroba yang terkandung
dalam perairan sebagai respon terhadap masuknya bahan organik yang dapat diurai. Dari
pengertianpengertian ini dapat dikatakan bahwa walaupun nilai BOD menyatakan jumlah
oksigen, tetapi untuk mudahnya dapat juga diartikan sebagai gambaran jumlah bahan organik
mudah urai (biodegradable organics) yang ada di perairan. Faktor yang mempengaruhi hasil
BOD adalah:

● Bibit biological yang dipakai\

● pH jika tidak dekat dengan aslinya (netral)

● Temperatur jika selain 20 °C (68 °F)

● Keracunan sampel

● Waktu inkubasi
DAFTAR PUSTAKA

Tamamu Azizid Daroini, Apri Arisandi Juvenil: Jurnal Ilmiah Kelautan dan Perikanan 1 (4),
558-566, 2020

AD Santoso Jurnal Teknologi Lingkungan Vol 19 (1), 2018

Wa Atima BIOSEL (Biology Science and Education): Jurnal Penelitian Science dan
Pendidikan 4 (1), 83-93, 2015

Salmin, 2005." Oksigen Terlarut (Do) Dan Kebutuhan Oksigen Biologi (Bod) Sebagai Salah

Satu Indikator Untuk Menentukan Kualitas Perairan, (online).

(http://oseanografi.lipi.go.id diunduh 16 April 2013 pkl. 14.17)

Slamet, J.S. (2000). Kesehatan lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Davis, M.L and Cornwell, D.A. (1991). Introduction to Environmental Engineering. Second
Edition. New York: Mc-Graw Hill, Inc., 822p.

Soetrisno, Yudhi. "Uji BOD, Indikator kekuatan limbah yang masih bermasalah." Jurnal
Teknologi Lingkungan 1, no. 1 (2000).

Tamyiz, M. (2015). Perbandingan rasio BOD/COD pada area tambak di hulu dan hilir
terhadap biodegradabilitas bahan organik. Journal of Research and Technology, 1(1),
9-15.

Atima, W. (2015). BOD dan COD sebagai parameter pencemaran air dan baku mutu air
limbah. BIOSEL (Biology Science and Education): Jurnal Penelitian Science dan
Pendidikan, 4(1), 83-93.

Anda mungkin juga menyukai