DISUSUN OLEH :
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat serta kasih nya sehingga dapat menyelesaikan MAKALAH yang berjudul
“Sifat Fisik Air Laut” Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW,kepada keluarganya ,para sahabatnya ,serta umatnya hingga
akhir zaman
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Oseanografi Kimia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan mengenai mineral batuan di bumi bagi pembaca dan juga
penulis
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
banyak membantu dan mengarahkan serta memberikan petunjuk selama pembuatan
makalah dilaksanakan. Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih
jauh dari kata sempurna.Oleh sebab itu kritik dan saran kami butuhkan untuk
kebaikkan makalah ini kedepannya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. iii
BAB 1. PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................... 2
1.3. Tujuan ..................................................................................... 2
BAB 2. PEMBAHASAN ........................................................................ 3
2.1. Suhu, Salinitas, Densitas, Tekanan ........................................... 3
2.2. Arus Laut ................................................................................. 6
2.3. Gelombang Laut ...................................................................... 9
2.4. Hubungan Angin dengan Gelombang ....................................... 16
2.5. Wind Rose ................................................................................ 16
BAB 3. PENUTUP ................................................................................. 22
3.1. Kesimpulan .............................................................................. 22
3.2. Saran........................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
2
mempengaruhi komponen lainnya. Sifat fisika dan kimia yang terbentuk bukan saja
mempengaruhi jenis dan komposisi flora dan fauna, tetapi dapat menentukan
kelimpahan suatu organisme. Melalui proses biologis, maka biota yang menempati
lingkungan laut tersebut akan banyak mengubah sifat fisika dan kimia air. Sebagai
contoh kehadiran plankton dalam jumlah banyak pada satu waktu akan
mempengaruhi kejernihan dan komposisi kimia air.
1.3. Tujuan
2
BAB 2. PEMBAHASAN
a. Suhu
Temperatur atau suhu merupakan derajat panas suatu objek yang
diakibatkan oleh tumbukan antar molekul yang tidak beraturan. Temperatur
berbeda dengan panas/kalor. Panas per unit volume dihitung dari 3emperature
dengan rumusan: Q = densitas x panas spesifik x 3emperature. (Noir P. Purba dan
Widodo S. Pranowo: 2015)
Suhu air laut sering juga disebut dengan SST (Sea Surface Temperature)
atau SPL (Suhu Permukaan Laut) dengan satuan SI yaitu Celcius (0C). Jika
mengukur perbedaan suhu (delta), maka harus diukur dengan satuan Kelvin (K)
dengan konversi:
K = 0℃ + 273.2
Faktor yang memengaruhi suhu permukaan laut adalah letak ketinggian dari
permukaan laut (Altituted), intensitas cahaya matahari yang diterima, musim,
cuaca, kedalaman air, sirkulasi udara, dan penutupan awan (Hutabarat dan Evans,
1986).
Kondisi suhu air laut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain intensitas
sinar matahari, posisi matahari, letak geografis, musim, kondisi awan, penguapan,
dan hembusan angin. Namun, faktor utama yang memengaruhi suhu air laut adalah
intensitas sinar matahari. Suhu permukaan air laut cenderung berubah-berubah,
sementara suhu bagian dalam laut cenderung stabil. Bisa dibilang, suhu air laut di
daerah tropis lebih stabil karena intensitas sinar matahari lebih banyak menyinari
daerah ekuator dibandingkan daerah kutub.
b. Salinitas
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam yang terlarut dalam air.
Salinitas merupakan bagian dari sifat fisik-kimia suatu perairan, selain suhu, pH,
substrat dan lain-lain. Salinitas dipengaruhi oleh pasang surut, curah hujan,
penguapan, presipitasi dan topografi suatu perairan. Akibatnya, salinitas suatu
3
3
perairan dapat sama atau berbeda dengan perairan lainnya, misalnya perairan darat,
laut dan payau. Kisaran salinitas air laut adalah 30-35‰, estuari 5-35‰ dan air
tawar 0,5-5‰ (Nybakken,1992).
Faktor – faktor yang mempengaruhi salinitas : (Hutabarat, 1985).
1. Penguapan, makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka
salinitasnya tinggi dan sebaliknya pada daerah yang rendah tingkat
penguapan air lautnya, maka daerah itu rendah kadar garamnya.
2. Curah hujan, makin besar/banyak curah hujan di suatu wilayah laut maka
salinitas air laut itu akan rendah dan sebaliknya makin sedikit/kecil curah
hujan yang turun salinitas akan tinggi.
3. Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, makin banyak
sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan
rendah, dan sebaliknya makin sedikit sungai yang bermuara ke laut
tersebut maka salinitasnya akan tinggi.
c. Densitas
Densitas merupakan salah satu parameter terpenting dalam mempelajari
dinamika laut. Densitas, ρ didefinisikan sebagai massa per satuan volume (g cm-
m). Densitas air laut tergantung pada suhu (t) dan salinitas (s) sampel dan juga
tekanan air laut ρ sebagai hasil dari kompresibilitas air. Temperatur, salinitas
dengan densitas memiliki hubungan yang sangat erat, dimana densitas akan
meningkat jika salinitas bertambah atau suhu berkurang. Akan tetapi, tidak
selamanya densitas meningkat seiring dengan penurunan suhu, hal ini karena
adanya sifat anomali air (Jumiarti, dkk., 2014).
Distribusi densitas dalam perairan dapat dilihat melalui stratifikasi densitas
secara vertikal dalam kolom perairan dan perbedaan secara horizontal yang
disebabkan oleh arus. Distribusi densitas berhubungan dengan karakter arus dan
daya tenggelam suatu massa air yang berdensitas tinggi pada lapisan permukaan
pada kedalaman tertentu. Densitas air laut tergantung pada suhu dan salinitas serta
semua proses yang mengakibatkan berubahnya suhu dan salinitas. Densitas
permukaan laut berkurang apabila ada pemanasan, presipitasi, dan aliran sungai,
serta dapat meningkat jika terjadi evaporasi dan menurunnya suhu permukaan.
4
d. Tekanan
Tekanan air laut dipengaruhi oleh kedalaman air laut. Semakin dalam
kedalaman air laut, semakin besar tekanan air laut yang terjadi. Hal ini disebabkan
oleh adanya tekanan hidrostatik, yaitu tekanan yang dihasilkan oleh kolom air yang
ada di atas suatu titik pada kedalaman tertentu. Setiap 10 meter peningkatan
kedalaman, tekanan air laut akan meningkat sekitar 1 atm (atmosfer). Pada
kedalaman 10 meter, tekanan air laut akan menjadi 2 atm, pada kedalaman 20 meter
menjadi 3 atm, dan seterusnya. Tekanan air laut yang besar pada kedalaman tertentu
dapat berdampak pada kehidupan laut, seperti menentukan habitat dan persebaran
organisme laut yang dapat hidup di kedalaman tertentu. Hal ini juga menjadi faktor
penting dalam kegiatan penyelaman, karena semakin dalam kedalaman
penyelaman, semakin besar tekanan air laut yang harus dihadapi oleh penyelam.
Berikut adalah beberapa jenis tekanan air laut beserta contohnya:
1. Tekanan Hidrostatik: Tekanan hidrostatik adalah tekanan air laut yang
dihasilkan oleh kolom air yang ada di atas suatu titik pada kedalaman tertentu.
Semakin dalam kedalaman air laut, semakin besar tekanan hidrostatik yang
terjadi. Contoh: Ketika menyelam, semakin dalam kedalaman, semakin besar
tekanan hidrostatik yang harus dihadapi oleh penyelam.
2. Tekanan Ombak: Tekanan ombak adalah tekanan yang dihasilkan oleh gerakan
ombak di permukaan laut. Tekanan ini dapat mempengaruhi kecepatan dan arah
arus laut serta erosi pantai. Contoh: Gelombang besar yang menerjang pantai
dapat menyebabkan erosi pantai yang signifikan.
3. Tekanan Arus: Tekanan arus adalah tekanan yang dihasilkan oleh aliran air laut
yang bergerak dengan kecepatan tinggi. Tekanan ini dapat mempengaruhi
navigasi kapal dan kehidupan laut. Contoh: Ketika kapal berlayar melawan
arus, kapal akan membutuhkan lebih banyak tenaga dan bahan bakar untuk
bergerak.
4. Tekanan Tektonik: Tekanan tektonik adalah tekanan yang dihasilkan oleh
pergerakan lempeng bumi yang saling bertumbukan. Tekanan ini dapat
menyebabkan terjadinya gempa bumi dan tsunami. Contoh: Gempa bumi dan
tsunami di Samudra Hindia pada tahun 2004 disebabkan oleh pergerakan
lempeng bumi yang menyebabkan tekanan tektonik di dasar laut.
6
Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal seperti perbedaan densitas air laut,
gradien tekanan mendatar dan gesekan lapisan air. Sedangkan faktor eksternal
seperti gaya tarik matahari dan bulan yang dipengaruhi oleh tahanan dasar laut dan
gaya coriolis, perbedaan tekanan udara, gaya gravitasi, gaya tektonik dan angin (
Gross, 1990 ). Ketika angin berhembus di laut, energi yang ditransfer dari angin ke
batas permukaan, sebagian energi ini digunakan dalam pembentukan gelombang
gravitasi permukaan, yang memberikan pergerakan air dari yang kecil kearah
perambatan gelombang sehingga terbentuklah arus dilaut. Semakin cepat kecepatan
angin, semakin besar gaya gesekan yang bekerja pada permukaan laut, dan semakin
besar arus permukaan. Dalam proses gesekan antara angin dengan permukaan
laut dapat menghasilkan gerakan air yaitu pergerakan air laminar dan pergerakan
air turbulen ( Supangat,2003 ).
a. Arus Ekman
7
Gelombang laut adalah gerakan dari setiap partikel air laut yang berupa
gerak longitudinal,dan orbital secara bersamaan disebabkan oleh transmisi energi
serta waktu(momentum) dalam artian impuls vibrasi melalui berbagai ragam bentuk
materi(dalam hal ini berbentuk partikel air laut. (Wibisono,M.S.,2011)
Pengaruh Gelombang
Pada kondisi sesungguhnya di alam, pergerakan orbital di perairan dangkal
(shallow water). Ketinggian dan periode gelombang tergantung kepada Panjang
fetch pembangkitannya. Fetch adalah jarak perjalanan tempuh gelombang dari awal
pembangkitannya. Fetch ini dibatasi oleh bentuk daratan yang mengelilingi laut.
Semakin panjang jarak fetchnya, ketinggian gelombangnya akan semakin besar.
Angin juga mempunyai pengaruh yang penting pada ketinggian gelombang. Angin
yang lebih kuat akan menghasilkan gelombang yang lebih besar.
Gelombang yang menjalar dari laut dalam (deep water) menuju ke pantai
akan mengalami perubahan bentuk karena adanya perubahan kedalaman laut.
Apabila gelombang bergerak mendekati pantai, pergerakan gelombang di bagian
bawah yang berbatasan dengan dasar laut akan melambat. Ini adalah akibat dari
friksi/gesekan antara air dan dasar pantai. Sementara itu, bagian atas gelombang di
permukaan air akan terus melaju. Semakin menuju ke pantai, puncak gelombang
akan semakin tajam dan lembahnya akan semakin datar. Fenomena ini yang
menyebabkan gelombang tersebut kemudian pecah.
Teori Gelombang Laut menurut beberapa ilmuwan :
a. Teori oleh Phillips
Turbulensi angin menyebabkan fluktuasi acak permukaan laut sampai
menghasilkan gelombang-gelombang kecil dengan Panjang gelombang beberapa
cm. gelombang-gelombang kecil tersebut lalu tumbuh semakin besar lewat proses
resonansi dengan fluktuasi tekanan turbulensi.
b. Teori oleh Miles
Teori ini dikenal dengan teori ketidakstabilan atau teori mekanisme rus balik
(feed-back mechanism) yang menyatakan bahwa saat ukuran gelombang-
gelombang kecil yang sedang tumbuh mulai mengganggu aliran udara di atasnya,
angin yang bertiup akan memberikan tekanan yang semakin kuat seiring dengan
10
4) Gelombang Swell
Gelombang Alun (Swell wave) adalah gelombang yang panjang
gelombangnya dapat mencapai ratusan meter, periodenya sekitar 0,9 – 15
detik, dan disebabkan oleh angin yang bertiup lama.
c. Deformasi Gelombang
Deformasi gelombang adalah perubahan pembentukan gelombang. Hal ini
disebabkan karena adanya proses pendangkalan (shallowing),refraksi
gelombang,refraksi gelombang dan gelombang pecah. Proses tersebut dapat
mengakibatkan perubahan pada tinggi gelombang,bisa bertambah bisa berkurang
15
sesuai dengan keadaan tempat. Refraksi gelombang adalah proses berbeloknya arah
gelombang akibat perubahan kedalaman pada daerah yang dilewati gelombang
tersebut. (Sutirto et all,2014).
Deformasi gelombang terdiri dari breaking, refraction, diffraction,
reflection :
1) Breaking
Gelombang terbentuk dan bergerak dari laut dalam dengan panjang dan
periode yang relatife panjang. Selanjutnya gelombang memasuki perairan laut
dangkal, karena topografi dasar laut yang menanjak mengakibatkan gelombang
tertahan maka kecepatan pada dasar gelombang semakin berkurang dan kecepatan
pada permukaan tetap sehingga gelombang pada permukaan terdorong/condong ke
depan. Selain itu tinggi gelombang juga semakin bertambah. Gelombang kemudian
akan pecah pada zona surf dengan melepaskan sejumlah energinya dan akan naik
ke pantai dan selang beberapa waktu gelombaang akan kembali turun. Gelombang
pecah dibedakan 4 jenis berdasarkan bentuknya yaitu: tipe plunging, spilling,
surging, dan collapsing.
2) Refraction
Refraksi gelombang merupakan peristiwa pembelokan arah gelombang
yang terjadi disebabkan adanya pendangkalan. Hal ini dikarenakan gelombang
masih merambat dengan kecepatan awal saat berada pada laut dangkal. Ketika
gelombang sejajar dari laut dalam bergerak ke arah laut dangkal dan memiliki
karakter topografi pantai yang berbeda maka akan mempengaruhi kecepatan yang
berbeda. Saat gelombang sejajar ada yang membentur dasar kecepatan akan
berkurang sedangkan yang sisi lainnya masih memiliki kecepatan awal maka
gelombang yang memiliki kecepatan awal akan mendahului dan berbelok.
3) Difraksi
Difraksi terjadi saat gelombang datang terhalang oleh adanya struktur
berupa bangunan pemecah gelombang atau pulau-pulau kecil yang ada
disekitarnya. Saat gelombang datang dan terhalang oleh suatu struktur maka
gelombang akan membelok disekitar penghalang dan masuk ke daerah yang
terlindung oleh struktur tersebut. Dari kejadian tersebut akan terjadi transfer energi
ke arah bagian yang terlindungi.
16
4) Refleksi
Refleksi merupakan pemantulan gelombang yang terjadi karena gelombang
datang membentur suatu struktur. Koefisien pemantulan tergantung pada
material suatu struktur.
pengaruh yang lebih kecil terhadap pembangkitan pasut di bumi. Rasio massa
bulan,bumi adalah sekitar 1,85 sedangkan rasio masssa bulan,matahari adalah
sekitar 1: 3,18 x 105. Jarak rata-rata pusat massa bumi dengan pasut massa matahari
± 98.830.000 mil,sedangkan rata-rata jarak pusat massa bumi dengan pusat massa
bulan ± 238.862 mil,akibatnya perbandingan gravitasi bulan dan matahari(masing-
masing terhadap bumi) dengan perbandingan 1 : 0,46 ( Poerbandono et all,2005).
Perairan laut memberikan respon yang berbeda terhadap gaya pembangkit
pasang surut,sehingga terjadi tipe pasut yang berlainan di sepanjang pesisir.
Menurut Dronkers (1964), ada tiga tipe pasut yang dapat diketahui, yaitu :
1. Pasang surut diurnal. Yaitu bila dalam sehari terjadi satu satu kali pasang
dan satu kali surut. Biasanya terjadi di laut sekitar katulistiwa.
2. Pasang surut semi diurnal. Yaitu bila dalam sehari terjadi dua kali pasang
dan dua kali surut yang hampir sama tingginya.
3. pasang surut campuran. Yaitu gabungan dari tipe 1 dan tipe 2, bila bulan
melintasi khatulistiwa (deklinasi kecil), pasutnya bertipe semi diurnal, dan
jika deklinasi bulan mendekati maksimum, terbentuk pasut diurnal.
Berikut adalah Penyebab Pasang Surut Air Laut.
Kondisi pasang surut disebabkan oleh gaya gravitasi Bulan dan Matahari.
Adanya gravitasi Bulan atau Matahari terhadap massa air laut akan menimbulkan
gelombang laut. Gravitasi Bulan memiliki pengaruh utama karena gayanya lebih
besar daripada gravitasi Matahari. Hal lain yang menyebabkan pasang surut karena
jarak Bumi dan Bulan yang dekat, daripada dengan Matahari.
Saat bulan purnama, jarak air laut dengan pusat Bulan sangat dekat sehingga
menyebabkan permukaan air laut naik. Air laut akan surut jika pada bumi tidak
sedang terjadi bulan baru atau bulan purnama. Kondisi air laut yang surut dikenal
dengan nama pasang perbani.
Peristiwa pasang surut air laut sudah dimanfaatkan manusia sejak dulu.
Manfaat utama adalah para nelayan bisa menentukan kapan waktu yang tepat untuk
berlayar. Pada saat air laut pasang, para nelayan lebih mudah menangkap ikan.
Selain itu kondisi air laut pasang dimanfaatkan oleh pengelola tambak garam,
karena mendapatkan air laut dengan mudah. Perbedaan ketinggian air laut pada
19
interval waktu tertentu juga dimanfaatkan untuk pembangkit listrik. Gerakan air
laut dapat digunakan untuk menghidupkan generator sebagai sumber listrik.
3. Warna Hijau: Warna hijau pada air laut diakibatkan oleh proses organisme yang
mengandung zat klorofil. Klorofil pada organisme di dalam laut akan memantulkan
warna hijau yang membuat air laut juga seperti berwarna hijau.
4. Warna Ungu: Warna ungu ini umumnya karena adanya proses pengeluaran dari sinar
fosfor oleh organisme di dalam laut. Yang membuat warna laut seakan berubah
menjadi warna ungu.
5. Warna Merah: Warna laut yang memerah adalah akibat dari ganggang yang
berkembang yang merubah warna dari coklat menjadi merah.
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah tentang sifat-sifat fisik air laut ini adalah :
1. Oseanografi fisik adalah suatu pembelajaran maupun kajian mengenai segala
sesuatu tentang fenomena dan proses-proses fisik di laut, hal hal yang menjadi
objek studinya misalnya tentang Arus laut, Pasang surut, Gelombang Optik
laut, serta sifat sifat fisika laut seperti Suhu, Salinitas, Densitas, Kejernihan,
Warna, Gelombang, Daya hantar listrik dan berbagai macam sifat fisik lautan
yang lain.
2. Suhu adalah salah satu faktor yang amat penting bagi kehidupanorganisme di
lautan, karena suhu mempengaruhi baik aktivitasmetabolisme maupun
perkembangbiakan diri organisme-organismetersebut.
3. Salinitas dipengaruhi oleh pasang surut, curah hujan, penguapan, presipitasi
dan topografi suatu perairan. Akibatnya, salinitas suatu perairan dapat sama
atau berbeda dengan perairan lainnya,misalnya perairan darat, laut dan payau.
4. Densitas air laut bergantung pada salinitas(s), temperatur (t), dantekanan (p).
5. Diagram TS adalah grafik yang menunjukkan hubungan antarasuhu dan
salinitas.
6. Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh dua faktor utama, yaitufaktor internal
dan faktor eksternal yang di dalamnya terdapat erusekman dan arus geostropik,
Arus Ekman = merupakan suatu kecepatan arus yangditimbulkan oleh
pengaruh angin maksimum di permukaandan berkurang secara eksponensial ke
arah lapisan dalam. Arus Geostropik = Arus geostropik merupakan
fenomenafisika laut yang mencakup sangat luas, jadi susah jika inginditeliti
karena membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang mahal.
7. Gelombang laut adalah gerakan dari setiap partikel air laut yang berupa gerak
longitudinal,dan orbital secara bersamaan disebabkanoleh transmisi energi
serta waktu(momentum) dalam artian impulsvibrasi melalui berbagai ragam
bentuk materi(dalam hal ini berbentuk partikel air laut. Gelombang yang terjadi
di daerah pembentukan(pembangkitan) disebut gelombang Sea. Gelombang
yang terbentuk setelah menjalar keluar daridaerah pembentukan
22
23
3.2. Saran
Peserta didik diharapkan dapat menganalisis sifat fisik air laut, serta
penyebab-penyebab terjadinya perubahan pada air laut. Peserta didik juga
diharapkan agar dapat mengimplementasikan materi-materi sifat fisik air laut
langsung di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
As’ari, R., Ningrum, E., & Yani, A. (2022). Laboratorium Lapangan Pendidikan
Geografi. Media Sains Indonesia.
Dronkers, J.J. (1964), Tidal Computations in Rivers and Coastal Waters. North-
Holland Publishing Company, Amsterdam.
Fadholi, Akhmad. 2012. Analisa Pola Angin Permukaan di Bandar Udara Depati
Amir Pangkalpinang Periode Januari 2000 – Desember 2001. Statistika. 12:19-28.
Jumiarti, A. Pratomo dan D. Apdillah. 2014. Pola Sebaran Salinitas dan Suhu di
Perairan Teluk Riau Kota Tajung Pinang Provinsi Kepulauan Riau
Napitu, Ramsen. 2016. Identifikasi Karakteritik Massa Air Perairan Selat Bangka
Bagian Selatan. Maspari Journal. 8:91-100.
Nybakken, J. W., 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia.