Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH OSEANOGRAFI KIMIA

SIFAT FISIK AIR LAUT

DISUSUN OLEH :

AHMAD SUYUDI 2110716210013


APRILIA MERIZKA AMARI 2110716120010
ERNA MARLINA 2110716220002
GABRIELLE MELAND SARRY 2110716120007
IFAN JERIKO 2110716310008
MAULANA MALIK MUHAMMAD 2110716310005
NADA FEBRINA 2110716120004
PUTRI SRI RAHAYU 2110716320012
RIZKATUN NUKBAH 2110716220003
THERI WULANDARI 2110716220020
RIFQI GHIFARINATA 2110716210009

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
BANJARBARU
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat serta kasih nya sehingga dapat menyelesaikan MAKALAH yang berjudul
“Sifat Fisik Air Laut” Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW,kepada keluarganya ,para sahabatnya ,serta umatnya hingga
akhir zaman
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Oseanografi Kimia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan mengenai mineral batuan di bumi bagi pembaca dan juga
penulis
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
banyak membantu dan mengarahkan serta memberikan petunjuk selama pembuatan
makalah dilaksanakan. Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih
jauh dari kata sempurna.Oleh sebab itu kritik dan saran kami butuhkan untuk
kebaikkan makalah ini kedepannya.

Banjarbaru, Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. iii
BAB 1. PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................... 2
1.3. Tujuan ..................................................................................... 2
BAB 2. PEMBAHASAN ........................................................................ 3
2.1. Suhu, Salinitas, Densitas, Tekanan ........................................... 3
2.2. Arus Laut ................................................................................. 6
2.3. Gelombang Laut ...................................................................... 9
2.4. Hubungan Angin dengan Gelombang ....................................... 16
2.5. Wind Rose ................................................................................ 16
BAB 3. PENUTUP ................................................................................. 22
3.1. Kesimpulan .............................................................................. 22
3.2. Saran........................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman

Gambar 2.1 Model Arus Ekman ............................................................... 7

Gambar 2.2. Arus Geostropik ................................................................... 8

Gambar 2.3 Arus Wind Driven Current .................................................... 8

Gambar 2.4 Cunsructive Wave ................................................................. 10

Gambar 2.5 Destructive Waves ................................................................ 11

Gambar 2.6 Cappilary Wave .................................................................... 11

Gambar 2.7 Seas / Wind Wave ................................................................. 12

Gambar 2.8 Sea Wave .............................................................................. 12

Gambar 2.9 Swell Wave ........................................................................... 14

Gambar 3.0 Hubungan Angin dan Gelombang ......................................... 16

Gambar 3.1 Warna Biru pada Laut ........................................................... 19

Gambar 3.2 Warna Kuning pada Laut ...................................................... 20

Gambar 3.3 Warna Hijau pada Laut ......................................................... 20

Gambar 3.4 Warna Ungu pada Laut ......................................................... 20

Gambar 3.5 Warna Merah pada Laut ........................................................ 21

iii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Oseanografi adalah ilmu yang mempelajari Laut/ Samudra dalam segala


aspek dengan penekanan Laut/ Samudra sebagai suatu lingkungan. Aspek-aspek
yang ditekankan pada oseanografi meliputi berbagai macam deskripsi parameter
lautan/ Samudra, seperti bisa mengkaji parameter dari aspek oseanografi fisik,
kimia, biologi, geologi, maupun oseanografi meteorologi. Selain oceanografi kita
juga mengenal istilah oceanology yang mana oceanology dalam bahasa Indonesia
bisa di deskripsikan sebuah ilmu yang berbicara tentang lautan, jadi Oseanografi
itu bisa dikatakan ilmu yang mengkaji dan mendeskripsikan lebih dalam mengenai
Lautan/ Samudra yang mana hasil kajian tersebut di muat/ ditulis dan dijadikan
sebuah data yang akan berguna untuk menganalisa keadaan laut untuk mengetahui
cara kerja lautan dan untuk mengetahui pengaruh laut dalam kelangsungan
kehidupan dibumi, sedangkan oceanology lebih kepada mengenai penjelasan atau
pembicaraan mengenai fenomena-fenomena yang terjadi di lautan yang termasuk
dalam lingkup kajian oceanografi tersebuttetapi kedua garis ilmu tersebut saling
berhubungan satu sama lain.
Oseanografi fisik adalah suatu pembelajaran maupun kajian mengenai
segala sesuatu tentang fenomena dan proses-proses fisik di laut, hal hal yang
menjadi objek studinya misalnya tentang Arus laut, Pasang surut, Gelombang Optik
laut, serta sifat sifat fisika laut seperti Suhu, Salinitas, Densitas, Kejernihan, Warna,
Gelombang, Daya hantar listrik dan berbagai macam sifat fisik lautan yang lain.
Oseanografi fisika spesialis membahas sifat-sifat fisika yang ada dilaut.
Oseanografi kimia spesialis membahas proses aksi-reaksi antara molekul, unsur,
ataupun campuran dalam sistem samudra yang menyebabkan perubahan zat secar
reversibel dan ireversible. Oseanografi geologi spesialis membahas bagunan dasar
samudra yang berhubungan dengan struktur dan evolusi samudra. Oseanografi
biologi spesialis membahas sisi hayati demi mengungkap siklus kehidupan
organisme yang ada disamudra.
Air laut merupakan suatu medium yang unik. Sebagai suatu sistem, terdapat
hubungan erat antara faktor biotik dan faktor abiotik, karena satu komponen dapat

1
2

mempengaruhi komponen lainnya. Sifat fisika dan kimia yang terbentuk bukan saja
mempengaruhi jenis dan komposisi flora dan fauna, tetapi dapat menentukan
kelimpahan suatu organisme. Melalui proses biologis, maka biota yang menempati
lingkungan laut tersebut akan banyak mengubah sifat fisika dan kimia air. Sebagai
contoh kehadiran plankton dalam jumlah banyak pada satu waktu akan
mempengaruhi kejernihan dan komposisi kimia air.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sifat Fisik Air Laut


2. Apa saja Sifat-sifat Fisik Air Laut

1.3. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah,untuk :


1. Mengetahui Bagaimana Sifat Fisik Air Laut
2. Mengetahui Apasaja Sifat-sifat Fisik Air Laut

2
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1. Suhu, Salinitas, Densitas, Tekanan

a. Suhu
Temperatur atau suhu merupakan derajat panas suatu objek yang
diakibatkan oleh tumbukan antar molekul yang tidak beraturan. Temperatur
berbeda dengan panas/kalor. Panas per unit volume dihitung dari 3emperature
dengan rumusan: Q = densitas x panas spesifik x 3emperature. (Noir P. Purba dan
Widodo S. Pranowo: 2015)
Suhu air laut sering juga disebut dengan SST (Sea Surface Temperature)
atau SPL (Suhu Permukaan Laut) dengan satuan SI yaitu Celcius (0C). Jika
mengukur perbedaan suhu (delta), maka harus diukur dengan satuan Kelvin (K)
dengan konversi:

K = 0℃ + 273.2

Faktor yang memengaruhi suhu permukaan laut adalah letak ketinggian dari
permukaan laut (Altituted), intensitas cahaya matahari yang diterima, musim,
cuaca, kedalaman air, sirkulasi udara, dan penutupan awan (Hutabarat dan Evans,
1986).
Kondisi suhu air laut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain intensitas
sinar matahari, posisi matahari, letak geografis, musim, kondisi awan, penguapan,
dan hembusan angin. Namun, faktor utama yang memengaruhi suhu air laut adalah
intensitas sinar matahari. Suhu permukaan air laut cenderung berubah-berubah,
sementara suhu bagian dalam laut cenderung stabil. Bisa dibilang, suhu air laut di
daerah tropis lebih stabil karena intensitas sinar matahari lebih banyak menyinari
daerah ekuator dibandingkan daerah kutub.

b. Salinitas
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam yang terlarut dalam air.
Salinitas merupakan bagian dari sifat fisik-kimia suatu perairan, selain suhu, pH,
substrat dan lain-lain. Salinitas dipengaruhi oleh pasang surut, curah hujan,
penguapan, presipitasi dan topografi suatu perairan. Akibatnya, salinitas suatu

3
3

perairan dapat sama atau berbeda dengan perairan lainnya, misalnya perairan darat,
laut dan payau. Kisaran salinitas air laut adalah 30-35‰, estuari 5-35‰ dan air
tawar 0,5-5‰ (Nybakken,1992).
Faktor – faktor yang mempengaruhi salinitas : (Hutabarat, 1985).
1. Penguapan, makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka
salinitasnya tinggi dan sebaliknya pada daerah yang rendah tingkat
penguapan air lautnya, maka daerah itu rendah kadar garamnya.
2. Curah hujan, makin besar/banyak curah hujan di suatu wilayah laut maka
salinitas air laut itu akan rendah dan sebaliknya makin sedikit/kecil curah
hujan yang turun salinitas akan tinggi.
3. Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, makin banyak
sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan
rendah, dan sebaliknya makin sedikit sungai yang bermuara ke laut
tersebut maka salinitasnya akan tinggi.

c. Densitas
Densitas merupakan salah satu parameter terpenting dalam mempelajari
dinamika laut. Densitas, ρ didefinisikan sebagai massa per satuan volume (g cm-
m). Densitas air laut tergantung pada suhu (t) dan salinitas (s) sampel dan juga
tekanan air laut ρ sebagai hasil dari kompresibilitas air. Temperatur, salinitas
dengan densitas memiliki hubungan yang sangat erat, dimana densitas akan
meningkat jika salinitas bertambah atau suhu berkurang. Akan tetapi, tidak
selamanya densitas meningkat seiring dengan penurunan suhu, hal ini karena
adanya sifat anomali air (Jumiarti, dkk., 2014).
Distribusi densitas dalam perairan dapat dilihat melalui stratifikasi densitas
secara vertikal dalam kolom perairan dan perbedaan secara horizontal yang
disebabkan oleh arus. Distribusi densitas berhubungan dengan karakter arus dan
daya tenggelam suatu massa air yang berdensitas tinggi pada lapisan permukaan
pada kedalaman tertentu. Densitas air laut tergantung pada suhu dan salinitas serta
semua proses yang mengakibatkan berubahnya suhu dan salinitas. Densitas
permukaan laut berkurang apabila ada pemanasan, presipitasi, dan aliran sungai,
serta dapat meningkat jika terjadi evaporasi dan menurunnya suhu permukaan.
4

Densitas merupakan salah satu parameter terpenting dalam mempelajari


dinamika laut. Perbedaan densitas yang kecil secara horisontal (misalnya akibat
perbedaan pemanasan di permukaan) dapat menghasilkan arus laut yang sangat
kuat. Oleh karena itu penentuan densitas merupakan hal yang sangat penting dalam
oseanografi. Lambang yang digunakan untuk menyatakan densitas adalah ρ (rho).
Densitas air laut bergantung pada temperatur (T), salinitas (S) dan tekanan (p).
Kebergantungan ini dikenal sebagai persamaan keadaan air laut (Equation of
State of Sea Water).
Distribusi densitas dalam perairan dapat dilihat melalui stratifikasi densitas
secara vertikal di dalam kolom perairan, dan perbedaan secara horisontal yang
disebabkan oleh arus. Distribusi densitas berhubungan dengan karakter arus dan
daya tenggelam suatu massa air yang berdensitas tinggi pada lapisan permukaan ke
kedalaman tertentu. Densitas air laut tergantung pada suhu dan salinitas serta semua
proses yang mengakibatkan berubahnya suhu dan salinitas. Densitas permukaan
laut berkurang karena ada pemanasan, presipitasi, run off dari daratan serta
meningkat jika terjadi evaporasi dan menurunnya suhu permukaan.
Sebaran densitas secara vertikal ditentukan oleh proses percampuran dan
pengangkatan massa air. Penyebab utama dari proses tersebut adalah tiupan angin
yang kuat. Lukas and Lindstrom (1991), mengatakan bahwa pada tingkat
kepercayaan 95 % terlihat adanya hubungan yang positif antara densitas dan suhu
dengan kecepatan angin, dimana ada kecenderungan meningkatnya kedalaman
lapisan tercampur akibat tiupan angin yang sangat kuat. Secara umum densitas
meningkat dengan meningkatnya salinitas, tekanan atau kedalaman, dan
menurunnya suhu.
Densitas air laut dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu suhu, salinitas dan
tekanan. Berat jenis naik seiring dengan kenaikan salinitas atau tekanan, tetapi
menurun seiring meningkatnya suhu. (Mukhtasor, 2007). Penyebaran yang luas dari
air laut dapat di tentukan oleh adanya perbedaan densitas dari massa air yang ada
didekatnya, terutama disebabkan karena adanya perbedaan suhu dan salinitas.
(Hutabarat, 1986).
5

d. Tekanan
Tekanan air laut dipengaruhi oleh kedalaman air laut. Semakin dalam
kedalaman air laut, semakin besar tekanan air laut yang terjadi. Hal ini disebabkan
oleh adanya tekanan hidrostatik, yaitu tekanan yang dihasilkan oleh kolom air yang
ada di atas suatu titik pada kedalaman tertentu. Setiap 10 meter peningkatan
kedalaman, tekanan air laut akan meningkat sekitar 1 atm (atmosfer). Pada
kedalaman 10 meter, tekanan air laut akan menjadi 2 atm, pada kedalaman 20 meter
menjadi 3 atm, dan seterusnya. Tekanan air laut yang besar pada kedalaman tertentu
dapat berdampak pada kehidupan laut, seperti menentukan habitat dan persebaran
organisme laut yang dapat hidup di kedalaman tertentu. Hal ini juga menjadi faktor
penting dalam kegiatan penyelaman, karena semakin dalam kedalaman
penyelaman, semakin besar tekanan air laut yang harus dihadapi oleh penyelam.
Berikut adalah beberapa jenis tekanan air laut beserta contohnya:
1. Tekanan Hidrostatik: Tekanan hidrostatik adalah tekanan air laut yang
dihasilkan oleh kolom air yang ada di atas suatu titik pada kedalaman tertentu.
Semakin dalam kedalaman air laut, semakin besar tekanan hidrostatik yang
terjadi. Contoh: Ketika menyelam, semakin dalam kedalaman, semakin besar
tekanan hidrostatik yang harus dihadapi oleh penyelam.
2. Tekanan Ombak: Tekanan ombak adalah tekanan yang dihasilkan oleh gerakan
ombak di permukaan laut. Tekanan ini dapat mempengaruhi kecepatan dan arah
arus laut serta erosi pantai. Contoh: Gelombang besar yang menerjang pantai
dapat menyebabkan erosi pantai yang signifikan.
3. Tekanan Arus: Tekanan arus adalah tekanan yang dihasilkan oleh aliran air laut
yang bergerak dengan kecepatan tinggi. Tekanan ini dapat mempengaruhi
navigasi kapal dan kehidupan laut. Contoh: Ketika kapal berlayar melawan
arus, kapal akan membutuhkan lebih banyak tenaga dan bahan bakar untuk
bergerak.
4. Tekanan Tektonik: Tekanan tektonik adalah tekanan yang dihasilkan oleh
pergerakan lempeng bumi yang saling bertumbukan. Tekanan ini dapat
menyebabkan terjadinya gempa bumi dan tsunami. Contoh: Gempa bumi dan
tsunami di Samudra Hindia pada tahun 2004 disebabkan oleh pergerakan
lempeng bumi yang menyebabkan tekanan tektonik di dasar laut.
6

a). Tekanan di zona epipelagis


Zona epipelagis merupakan wilayah bawah laut di kedalaman hingga
maksimal 200 meter. Pada kedalaman 40 meter, manusia masih bisa menyelam dan
tubuh kita dianggap masih kuat menahan tekanan yang ada. Namun, di atas 40
meter, penyelam biasanya membutuhkan peralatan khusus karena tekanannya
sudah di ambang batas kemampuan manusia. Zona ini adalah zona laut dangkal. Ini
merupakan bagian laut yang mendapatkan cahaya matahari yang cukup untuk algae
berfotosintesis. Zona ini terletak dari permukaan laut hingga kedalaman 200 meter.
Epipelagis zona memanjang dari permukaan ke bawah sejauh sinar matahari
menembus siang hari. Adalah lapisan sangat tipis, kurang dari 100 meter tinggi dan
tebal di bagian timur laut di daerah upwelling produktivitas dan sampai 200 meter
tebal di daerah subtropis yang jelas. Spesies endemik zona ini tidak bermigrasi atau
melakukan hanya terbatas vertikal migrasi, meskipun ada banyak binatang yang
menyerang zona epipelagis dari lapisan lebih dalam pada malam hari atau lulus
tahap pengembangan awal mereka di zona photic. Zona epipelagis menutupi
zona mesopelagic.
2.2. Arus Laut

Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal seperti perbedaan densitas air laut,
gradien tekanan mendatar dan gesekan lapisan air. Sedangkan faktor eksternal
seperti gaya tarik matahari dan bulan yang dipengaruhi oleh tahanan dasar laut dan
gaya coriolis, perbedaan tekanan udara, gaya gravitasi, gaya tektonik dan angin (
Gross, 1990 ). Ketika angin berhembus di laut, energi yang ditransfer dari angin ke
batas permukaan, sebagian energi ini digunakan dalam pembentukan gelombang
gravitasi permukaan, yang memberikan pergerakan air dari yang kecil kearah
perambatan gelombang sehingga terbentuklah arus dilaut. Semakin cepat kecepatan
angin, semakin besar gaya gesekan yang bekerja pada permukaan laut, dan semakin
besar arus permukaan. Dalam proses gesekan antara angin dengan permukaan
laut dapat menghasilkan gerakan air yaitu pergerakan air laminar dan pergerakan
air turbulen ( Supangat,2003 ).
a. Arus Ekman
7

Arus Ekman merupakan suatu kecepatan arus yang ditimbulkan oleh


pengaruh angin maksimum di permukaan dan berkurang secara eksponensial ke
arah lapisan dalam.
Ada 2 hal penting di model Ekman :
1. Arus permukaan arusnya tidak sama dengan arah angin permukaan tetapi
disimpangkan 45⁰ ke arah kanan atau kiri angin.
2. Angin yang berembus di atas permukaan laut menimbulkan transpor massa
( Transpor Ekman ) yang arahnya tegak lurus arah angin.
(Prarikeslan,2016).

Gambar 2.1 Model Arus Ekman


b. Arus Geostropik
Arus geostropik adalah arus yang terjadi karena adanya keseimbangan
geostropik. Keseimbangan geostropik terjadi apabila gradien tekanan horizontal
pada massa air yang bergerak diimbangi oleh gaya coriolis yang timbul akibat rotasi
bumi. (Mercier, 2018)
Penyebab arus geostropik :
1. Akibat Ekman, kecepatan arus yang ditimbulkan oleh pengaruh angin
maksimum di permukaan dan berkurang secara eksponensial ke arah lapisan
dalam.
2. Terbentuknya air berdensitas (massa jenis) rendah terjadi akibat air laut
mengalami kenaikan suhu.
3. Gaya Coriolis, adalah gaya pada rotasi bumi yang membelokkan arah arus air
laut. Pembelokan arus ke kanan terjadi di kutub utara sedangkan pembelokan
arus ke kiri terjadi di kutub selatan.
4. Gaya Gravitasi adalah gaya tarik kepusat bumi.
8

Gambar 2.2. Arus Geostropik

c. Arus Wind Driven Current


Wind driven current merupakan arus yang dipengaruhi oleh pola pergerakan
angin dan terjadi pada lapisan permukaan Arus permukaan terjadi pada beberapa
ratus meter dari permukaan, bergerak dengan arah horizontal dan dipengaruhi oleh
pola sebaran angin.

Gambar 2.3 Arus Wind Driven Current


9

2.3. Gelombang Laut

Gelombang laut adalah gerakan dari setiap partikel air laut yang berupa
gerak longitudinal,dan orbital secara bersamaan disebabkan oleh transmisi energi
serta waktu(momentum) dalam artian impuls vibrasi melalui berbagai ragam bentuk
materi(dalam hal ini berbentuk partikel air laut. (Wibisono,M.S.,2011)
Pengaruh Gelombang
Pada kondisi sesungguhnya di alam, pergerakan orbital di perairan dangkal
(shallow water). Ketinggian dan periode gelombang tergantung kepada Panjang
fetch pembangkitannya. Fetch adalah jarak perjalanan tempuh gelombang dari awal
pembangkitannya. Fetch ini dibatasi oleh bentuk daratan yang mengelilingi laut.
Semakin panjang jarak fetchnya, ketinggian gelombangnya akan semakin besar.
Angin juga mempunyai pengaruh yang penting pada ketinggian gelombang. Angin
yang lebih kuat akan menghasilkan gelombang yang lebih besar.
Gelombang yang menjalar dari laut dalam (deep water) menuju ke pantai
akan mengalami perubahan bentuk karena adanya perubahan kedalaman laut.
Apabila gelombang bergerak mendekati pantai, pergerakan gelombang di bagian
bawah yang berbatasan dengan dasar laut akan melambat. Ini adalah akibat dari
friksi/gesekan antara air dan dasar pantai. Sementara itu, bagian atas gelombang di
permukaan air akan terus melaju. Semakin menuju ke pantai, puncak gelombang
akan semakin tajam dan lembahnya akan semakin datar. Fenomena ini yang
menyebabkan gelombang tersebut kemudian pecah.
Teori Gelombang Laut menurut beberapa ilmuwan :
a. Teori oleh Phillips
Turbulensi angin menyebabkan fluktuasi acak permukaan laut sampai
menghasilkan gelombang-gelombang kecil dengan Panjang gelombang beberapa
cm. gelombang-gelombang kecil tersebut lalu tumbuh semakin besar lewat proses
resonansi dengan fluktuasi tekanan turbulensi.
b. Teori oleh Miles
Teori ini dikenal dengan teori ketidakstabilan atau teori mekanisme rus balik
(feed-back mechanism) yang menyatakan bahwa saat ukuran gelombang-
gelombang kecil yang sedang tumbuh mulai mengganggu aliran udara di atasnya,
angin yang bertiup akan memberikan tekanan yang semakin kuat seiring dengan
10

meningkatnya ukuran gelombang, sampai gelombang semakin besar. Proses


pemindahan energi tersebut berlangsung secara tidak stabil, semakin besar ukuran
gelombangnya, ketidakstabilan menyebabkan gelombang tumbuh dengan
eksponensial.
Jenis- jenis Gelombang Laut
 Berdasarkan sifatnya
1) Gelombang laut pembentuk pantai (Constructive Wave)
Pembentuk pantai adalah gelombang yang ketinggiannya kecil
kecepatannya rendah, dan Ketika gelombang itu pecah di pantai akan
mengangkut sedimen (material pantai).

Gambar 2.4 Cunsructive Wave

2). Gelombang laut perusak pantai (Destructive Wave)


Perusak pantai adalah gelombang laut dengan ketinggian dan kecepatan
rambat yang besar, dan saat gelombang tersebut menghantam pantai aka
nada banyak volume air yang terkumpul serta mengangkut material pantai
ke tengah laut.
11

Gambar 2.5 Destructive Waves

 Berdasarkan Ukuran dan Penyebabnya


1) Gelombang Kapiler (capillary wave)
Gelombang kapiler ialah gelombang yang bias akita sebut dengan riak,
gelombang kapiler mempunyai Panjang gelombang 1,7 meter, periode
kurang dari 0,2 detik dikarenakan tegangan permukaan serta tiupan angin
yang tidak terlalu kuat.

Gambar 2.6 Cappilary Wave

2) Gelombang Angin (seas/wind wave)


Gelombang angin adalah gelombang dengan Panjang gelombang mencapai
130 meter, periode 0,2-0,9 detik, serta disebabkan oleh angin kencang.
12

Gambar 2.7 Seas / Wind Wave


3) Gelombang sea
Gelombang air laut adalah proses gerakan naik turunnya molekul air laut,
membentuk puncak dan lembah pada lapisan permukaan air laut.

Gambar 2.8 Sea Wave

Gelombang Sea mempunyai ciri-ciri :


 Spektrum energi gelombang dengan broad banded(sangat acak) dengan
puncak gelombang tajam
 Panjang gelombang berkisar antara 10 s/d 20 kali tinggi gelombang.
(Kodoati et all,2010)
 Gelombang laut mempunyai panjang, tinggi, periode, kecepatan, dan
energi.

Gelombang memiliki beberapa manfaat, berikut adalah beberapa manfaat


dari gelombang :
13

 Menjaga kestabilan suhu dan iklim dunia, gelombang laut tersebut


berguna untuk mengurangi suhu ekstrem di bumi dengan cara memindahkan
air dingin dari kutub. Sedangkan dalam saat bersamaan, gelombang laut
juga akan menggerakan air hangat dari khatulistiwa ke area yang dingin
sehingga suhu dan iklim di seluruh dunia bisa tetap stabil
 Melalui permukaan ombak terjadi pertukaran gas, pertukaran gas yakni
oksigen akan keluar dan karbon dioksida akan masuk ke dalam permukaan
gelombang. Hal ini tentunya juga sangat baik karena bisa memperkaya
oksigen di udara yang penting bagi manusia dan juga hewan mengingat ada
lebih dari 20 manfaat oksigen bagi manusia.
 Meningkatkan kemampuan adaptasi dan keanekaragaman makhluk
hidup, Gelombang laut yang pecah di pantai nantinya juga membuat
makhluk hidup yang ada di laut harus bisa lebih kuat dan bisa beradaptasi
agar bisa bertahan sehingga tidak terbawa gelombang laut menuju pantai.
Tanpa adanya gelombang laut, maka juga tidak akan ada sebagian spesies
yang hidup di laut.
 Membantu terbektuk dan terjaganya pantai, pantai bisa terbentuk
karena pasir yang dibawa naik dari dasar laut dengan bantuan gelombang
laut yang sekaligus juga mencuci dan membersihkan pasir. Pasir akan
diaduk dan tersuspensi dalam air sehingga nantinya bisa dibawa ke pantai
oleh gelombang laut sehingga akhirnya pantai bisa terbentuk.
 Membantu Hubungan Simbiosis Mutualisme, gelombang laut akan
secara terus menerus mengikis karang dengan cara menerjang karang
tersebut. Sementara organisme laut yang sudah beradaptasi dan menempel
pada karang nantinya bisa menunda proses pengikisan batu karang sehingga
terjadi hubungan simbiosis mutualisme tersebut.
 Sebagai Pembangkit Listrik, pemanfaatan energi gelombang laut juga
bisa digunakan untuk energi listrik. Untuk membuat pembangkit listrik
menggunakan gelombang laut, maka akan dibuat menjadi bendungan yang
akan menggunakan gelombang laut tersebut untuk memutar turbin sebagai
alat bantu untuk menghasilkan manfaat energi listrik.
14

 Sebagai Sarana Olahraga, para peselancar akan menggunakan gerakan


dari gelombang laut agar bisa meluncur dengan cara berdiri di papan
seluncur. Selain bisa dimanfaatkan untuk olahraga seluncur, gelombang laut
secara tidak langsung juga memberi manfaat bagi pariwisata ketika
diadakan berbagai lomba olahraga yang menggunakan gelombang laut
tersebut.

4) Gelombang Swell
Gelombang Alun (Swell wave) adalah gelombang yang panjang
gelombangnya dapat mencapai ratusan meter, periodenya sekitar 0,9 – 15
detik, dan disebabkan oleh angin yang bertiup lama.

Gambar 2.9 Swell Wave


Ciri-ciri gelombang swell :
1. Spektrum energi narrow banded ( band sempit)
2. Mendekati gelombang regular dengan tinggi berkisar 30 s/d 500 tinggi
gelombang. (Kodoati et all,2010)
3. Arah gelombangnya pada umumnya tidak sesuai dengan arah angin
lokal.

c. Deformasi Gelombang
Deformasi gelombang adalah perubahan pembentukan gelombang. Hal ini
disebabkan karena adanya proses pendangkalan (shallowing),refraksi
gelombang,refraksi gelombang dan gelombang pecah. Proses tersebut dapat
mengakibatkan perubahan pada tinggi gelombang,bisa bertambah bisa berkurang
15

sesuai dengan keadaan tempat. Refraksi gelombang adalah proses berbeloknya arah
gelombang akibat perubahan kedalaman pada daerah yang dilewati gelombang
tersebut. (Sutirto et all,2014).
Deformasi gelombang terdiri dari breaking, refraction, diffraction,
reflection :
1) Breaking
Gelombang terbentuk dan bergerak dari laut dalam dengan panjang dan
periode yang relatife panjang. Selanjutnya gelombang memasuki perairan laut
dangkal, karena topografi dasar laut yang menanjak mengakibatkan gelombang
tertahan maka kecepatan pada dasar gelombang semakin berkurang dan kecepatan
pada permukaan tetap sehingga gelombang pada permukaan terdorong/condong ke
depan. Selain itu tinggi gelombang juga semakin bertambah. Gelombang kemudian
akan pecah pada zona surf dengan melepaskan sejumlah energinya dan akan naik
ke pantai dan selang beberapa waktu gelombaang akan kembali turun. Gelombang
pecah dibedakan 4 jenis berdasarkan bentuknya yaitu: tipe plunging, spilling,
surging, dan collapsing.
2) Refraction
Refraksi gelombang merupakan peristiwa pembelokan arah gelombang
yang terjadi disebabkan adanya pendangkalan. Hal ini dikarenakan gelombang
masih merambat dengan kecepatan awal saat berada pada laut dangkal. Ketika
gelombang sejajar dari laut dalam bergerak ke arah laut dangkal dan memiliki
karakter topografi pantai yang berbeda maka akan mempengaruhi kecepatan yang
berbeda. Saat gelombang sejajar ada yang membentur dasar kecepatan akan
berkurang sedangkan yang sisi lainnya masih memiliki kecepatan awal maka
gelombang yang memiliki kecepatan awal akan mendahului dan berbelok.
3) Difraksi
Difraksi terjadi saat gelombang datang terhalang oleh adanya struktur
berupa bangunan pemecah gelombang atau pulau-pulau kecil yang ada
disekitarnya. Saat gelombang datang dan terhalang oleh suatu struktur maka
gelombang akan membelok disekitar penghalang dan masuk ke daerah yang
terlindung oleh struktur tersebut. Dari kejadian tersebut akan terjadi transfer energi
ke arah bagian yang terlindungi.
16

4) Refleksi
Refleksi merupakan pemantulan gelombang yang terjadi karena gelombang
datang membentur suatu struktur. Koefisien pemantulan tergantung pada
material suatu struktur.

2.4. Hubungan Angin dengan Gelombang

Tinggi gelombang rata-rata yang dihasilkan oleh angin merupakan fungsi


dari kecepatan angin, waktu dimana angin bertiup, dan jarak dimana angin bertiup
tanpa rintangan.Umumnya semakin kencang angin bertiup semakin besar
gelombang yang terbentuk dan pergerakan gelombang mempunyai kecepatan yang
tinggi sesuai dengan panjang gelombang yang besar. Gelombang yang terbentuk
dengan cara ini umumnya mempunyai puncak yang kurang curam jika
dibandingkan dengan tipe gelombang yang dibangkitkan dengan angin yang
berkecepan kecil atau lemah. Saat angin mulai bertiup, tinggi gelombang,
kecepatan, panjang gelombang seluruhnya cenderung berkembang dan meningkat
sesuai dengan meningkatnya waktu peniupan berlangsung (Hutabarat dan Evans,
1984).

Gambar 3.0 Hubungan Angin dan Gelombang

2.5. Wind Rose


Wind rose adalah sebuah grafik yang memberikan gambaran tentang
bagaimana arah dan ketepatan angin terdistribusikan di sebuah lokasi dalam periode
tertentu. Wind rose merupakan representasi yang sangat bermanfaat karena dengan
jumlah data yang sangat banyak namun dapat diringkas dalam sebuah diagram.
17

Cara untuk menampilkan data angin bervariasi. Beberapa penyajian menunjukkan


kelebihan daripada yang lain. Akhir- akhir ini jenis windrose baru
disajikan,sehingga kemampuannya bisa dipelajari. ( Crutcher,1956),
Cara menyusun Wind Rose :
1. Membuat tabel distributif relatif arah dan kecepatan angin. Dalam
membuat tabel ini diharuskan mencari banyaknya angin yang berhembus
dari tip mata angin sesuai dengan interval kelas yang ditentukan.
Menentukan kelas interval dengan cara sesuaikan kelas interval angin
dengan kecepatan angin.
2. Membuat diagram Gambar diagram agar mengetahui arah dan beda
besarnya kecepatan angin antara kelas interval satu dan lainnya, sedangkan
angin calm ditunjukkan dalam bentuk persen di bagian indeks diagram
(Fadholi,2012).

2.4. Pasang Surut Air Laut

Menurut Poerbandono dan Eka Djunasyah,2005 pasang surut (Ocean Tide)


adlah fenomena naik turunnya permukaan air laut secara periodik yang disebabkan
oleh pengaruh gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahri. Pengaruh
gravitasi benda-benda langit terhadap bumi tifak hanya menyebabkan pasang surut
laut,tetapi juga dapat mengakibatkan perubahan bentuk bumi (bodily tides) dan
atmosfir (atmospheric tide). Pasut merupakan gerak naik dan turunnya muka air
laut dengan periode rata-rata 12, jam atau 24,8 jam. Fenomena lain yang
berhubungan dengan pasut adalah arus pasut,yaitu gerak air menuju dan
meninggalkan pantai saat air pasang dan surut. (Poerbandono et all,2005)
Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya
permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi
dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari,bumi
dan bulan. (pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih
jauh. ( de Titto,2009).
Gravitasi bulan merupakan pembangkit utama pasang surut,walaupun
massa matahari jauh lebih besar dibanding masa bulan,namun karena jarak bulan
yang jauh lebih dekat ke bumi diabnding matahari,matahari hanya memberikan
18

pengaruh yang lebih kecil terhadap pembangkitan pasut di bumi. Rasio massa
bulan,bumi adalah sekitar 1,85 sedangkan rasio masssa bulan,matahari adalah
sekitar 1: 3,18 x 105. Jarak rata-rata pusat massa bumi dengan pasut massa matahari
± 98.830.000 mil,sedangkan rata-rata jarak pusat massa bumi dengan pusat massa
bulan ± 238.862 mil,akibatnya perbandingan gravitasi bulan dan matahari(masing-
masing terhadap bumi) dengan perbandingan 1 : 0,46 ( Poerbandono et all,2005).
Perairan laut memberikan respon yang berbeda terhadap gaya pembangkit
pasang surut,sehingga terjadi tipe pasut yang berlainan di sepanjang pesisir.
Menurut Dronkers (1964), ada tiga tipe pasut yang dapat diketahui, yaitu :
1. Pasang surut diurnal. Yaitu bila dalam sehari terjadi satu satu kali pasang
dan satu kali surut. Biasanya terjadi di laut sekitar katulistiwa.
2. Pasang surut semi diurnal. Yaitu bila dalam sehari terjadi dua kali pasang
dan dua kali surut yang hampir sama tingginya.
3. pasang surut campuran. Yaitu gabungan dari tipe 1 dan tipe 2, bila bulan
melintasi khatulistiwa (deklinasi kecil), pasutnya bertipe semi diurnal, dan
jika deklinasi bulan mendekati maksimum, terbentuk pasut diurnal.
Berikut adalah Penyebab Pasang Surut Air Laut.
Kondisi pasang surut disebabkan oleh gaya gravitasi Bulan dan Matahari.
Adanya gravitasi Bulan atau Matahari terhadap massa air laut akan menimbulkan
gelombang laut. Gravitasi Bulan memiliki pengaruh utama karena gayanya lebih
besar daripada gravitasi Matahari. Hal lain yang menyebabkan pasang surut karena
jarak Bumi dan Bulan yang dekat, daripada dengan Matahari.
Saat bulan purnama, jarak air laut dengan pusat Bulan sangat dekat sehingga
menyebabkan permukaan air laut naik. Air laut akan surut jika pada bumi tidak
sedang terjadi bulan baru atau bulan purnama. Kondisi air laut yang surut dikenal
dengan nama pasang perbani.
Peristiwa pasang surut air laut sudah dimanfaatkan manusia sejak dulu.
Manfaat utama adalah para nelayan bisa menentukan kapan waktu yang tepat untuk
berlayar. Pada saat air laut pasang, para nelayan lebih mudah menangkap ikan.
Selain itu kondisi air laut pasang dimanfaatkan oleh pengelola tambak garam,
karena mendapatkan air laut dengan mudah. Perbedaan ketinggian air laut pada
19

interval waktu tertentu juga dimanfaatkan untuk pembangkit listrik. Gerakan air
laut dapat digunakan untuk menghidupkan generator sebagai sumber listrik.

2.5. Warna Laut


Warna pada air disebabkan oleh adanya partikel hasil pembusukan bahan
organik, ion-ion metalalam (besi dan mangan), plankton, humus, buangan industri,
dan tanaman air. Adanya oksida besi menyebabkan air berwarna kemerahan,
sedangkan oksida mangan menyebabkan air berwarna kecoklatan atau kehitaman.
Kadar besi sebanyak 0,3 mg/l dan kadar mangan sebanyak 0,05 mg/l sudah cukup
dapat menimbulkan warna pada perairan (peavy et al., 1985 dalam Effendi, 2003).
Warna air laut akan berubah bila terjadi perubahan turbiditas atau kekeruhan yang
diakibatkan oleh selective scattering, natural absorptive colour, yellow substance, dan
discoloring effect oleh materi tersuspensi.macam-macam warna air laut:
1. Warna Biru: Warna biru pada air laut ini ditimbulkan dari gelombang sinar ultraviolet.
Oleh karenanya, warna biru ini menjadi yang sering kamu temukan di pantai maupun
di beberapa foto serta dokumentasi.

Gambar 3.1 Warna Biru pada Laut


2. Warna kuning: warna ini memang cukup jarang dilihat oleh beberapa orang namun
warna, kuning pada air laut disebabkan oleh endapan yang massif pada lumpur didalam
air laut. Lumpur ini yang menghasilkan tanah berwarna kuning dan seakan
menciptakanilusi warna kuningpada air laut.
20

Gambar 3.2 Warna Kuning pada Laut

3. Warna Hijau: Warna hijau pada air laut diakibatkan oleh proses organisme yang
mengandung zat klorofil. Klorofil pada organisme di dalam laut akan memantulkan
warna hijau yang membuat air laut juga seperti berwarna hijau.

Gambar 3.3 Warna Hijau pada Laut

4. Warna Ungu: Warna ungu ini umumnya karena adanya proses pengeluaran dari sinar
fosfor oleh organisme di dalam laut. Yang membuat warna laut seakan berubah
menjadi warna ungu.

Gambar 3.4 Warna Ungu pada Laut


21

5. Warna Merah: Warna laut yang memerah adalah akibat dari ganggang yang
berkembang yang merubah warna dari coklat menjadi merah.

Gambar 3.5 Warna Merah pada Laut


BAB 3. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah tentang sifat-sifat fisik air laut ini adalah :
1. Oseanografi fisik adalah suatu pembelajaran maupun kajian mengenai segala
sesuatu tentang fenomena dan proses-proses fisik di laut, hal hal yang menjadi
objek studinya misalnya tentang Arus laut, Pasang surut, Gelombang Optik
laut, serta sifat sifat fisika laut seperti Suhu, Salinitas, Densitas, Kejernihan,
Warna, Gelombang, Daya hantar listrik dan berbagai macam sifat fisik lautan
yang lain.
2. Suhu adalah salah satu faktor yang amat penting bagi kehidupanorganisme di
lautan, karena suhu mempengaruhi baik aktivitasmetabolisme maupun
perkembangbiakan diri organisme-organismetersebut.
3. Salinitas dipengaruhi oleh pasang surut, curah hujan, penguapan, presipitasi
dan topografi suatu perairan. Akibatnya, salinitas suatu perairan dapat sama
atau berbeda dengan perairan lainnya,misalnya perairan darat, laut dan payau.
4. Densitas air laut bergantung pada salinitas(s), temperatur (t), dantekanan (p).
5. Diagram TS adalah grafik yang menunjukkan hubungan antarasuhu dan
salinitas.
6. Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh dua faktor utama, yaitufaktor internal
dan faktor eksternal yang di dalamnya terdapat erusekman dan arus geostropik,
Arus Ekman = merupakan suatu kecepatan arus yangditimbulkan oleh
pengaruh angin maksimum di permukaandan berkurang secara eksponensial ke
arah lapisan dalam. Arus Geostropik = Arus geostropik merupakan
fenomenafisika laut yang mencakup sangat luas, jadi susah jika inginditeliti
karena membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang mahal.
7. Gelombang laut adalah gerakan dari setiap partikel air laut yang berupa gerak
longitudinal,dan orbital secara bersamaan disebabkanoleh transmisi energi
serta waktu(momentum) dalam artian impulsvibrasi melalui berbagai ragam
bentuk materi(dalam hal ini berbentuk partikel air laut. Gelombang yang terjadi
di daerah pembentukan(pembangkitan) disebut gelombang Sea. Gelombang
yang terbentuk setelah menjalar keluar daridaerah pembentukan

22
23

8. (pembangkitan) disebut gelombangswell. Deformasi gelombang adalah


perubahan pembentukangelombang. Hal ini disebabkan karena adanya proses
pendangkalan(shallowing),refraksi gelombang,refraksigelombang dan
gelombang pecah. Tinggi gelombang rata-rata yang dihasilkan oleh
anginmerupakan fungsi dari kecepatan angin, waktu dimanaangin bertiup, dan
jarak dimana angin bertiup tanparintangan. Windrose adalah sebuah grafik
yang memberikan gambarantentang bagaimana arah dan ketepatan
anginterdistribusikan di sebuah lokasi dalam periode tertentu.
9. Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naikturunnya
permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan olehkombinasi gaya
gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-bendaastronomi terutama oleh
matahari,bumi dan bulan.
10. Deformasi gelombang adalah perubahan pembentukan gelombang. Macam-
macam pembentukkan deformasi gelombang. Deformasi gelombang terdiri
dari breaking, refraction, diffraction, reflection.
11. Warna pada air laut disebabkan oleh adanya partikel hasil pembusukan bahan
organik, ion-ion metalalam (besi dan mangan), plankton, humus, buangan
industri, dan tanaman air. Warna air laut akan berubah bila terjadi perubahan
turbiditas atau kekeruhan yang diakibatkan oleh selective scattering, natural
absorptive colour, yellow substance, dan discoloring effect oleh materi
tersuspensi.

3.2. Saran
Peserta didik diharapkan dapat menganalisis sifat fisik air laut, serta
penyebab-penyebab terjadinya perubahan pada air laut. Peserta didik juga
diharapkan agar dapat mengimplementasikan materi-materi sifat fisik air laut
langsung di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA

As’ari, R., Ningrum, E., & Yani, A. (2022). Laboratorium Lapangan Pendidikan
Geografi. Media Sains Indonesia.

Brahmana. P. 2001. Ekologi Laut. Jakarta: Universitas Terbuka.

Dronkers, J.J. (1964), Tidal Computations in Rivers and Coastal Waters. North-
Holland Publishing Company, Amsterdam.

Fadholi, Akhmad. 2012. Analisa Pola Angin Permukaan di Bandar Udara Depati
Amir Pangkalpinang Periode Januari 2000 – Desember 2001. Statistika. 12:19-28.

Gross, M. G. 1990. Oceanography: A View of the Earth. 5th Edition. Prentice


Hall. London.

Helmi, Muhammad. 2015. Arus Geostropik Permukaan Musiman Berdasarkan


Data Satelit Altimetri Tahun 2012 – 2013 di Samudra Hindia Bagian
Timur. Jurnal Oseanografi. 4:756-764.

Hutabarat, S & Evans, S. M. (1985). Pengantar oseanografi. Jakarta: UI-Press.

Hutabarat, S. dan Evans, S. M. 1984. Pengantar Oseonografi. UI Press. Jakarta.


Crutcher, H.L., 1956, On The Standard Vector-Deviation Wind Rose,
Bull. Am.

Hutabarat, Sahala dan Stewart M. Evans, 1986, Pengantar Oseanografi, (Jakarta:


Universitas Indonesia Press), cet III..

Jumiarti, A. Pratomo dan D. Apdillah. 2014. Pola Sebaran Salinitas dan Suhu di
Perairan Teluk Riau Kota Tajung Pinang Provinsi Kepulauan Riau

Kodoati,Robert J.dkk.2010.Tata Ruang Air.Yogyakarta:CV Andi Offset (


penerbit Andi) Meteorol. Soc., Vol. 14, 28-33.

Napitu, Ramsen. 2016. Identifikasi Karakteritik Massa Air Perairan Selat Bangka
Bagian Selatan. Maspari Journal. 8:91-100.

Nybakken, J. W., 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia.

Poerbandono,Eka Djunansyah,Survei Hidrografi,2005 Derio de Titto,Jurnal

Prarikeslan, W. (2016). Oseanografi. Kencana.

Prarikeslan, Widya. 2016. Oseanografi. Jakarta:Kencana.

Purba, Noir P. dan Widodo S. Pranowo. 2015. Dinamika Oseanografi (Deskripsi


Karakteristik Massa Air dan Sirkulasi Air Laut). Sumedang: Unpad Press.
Supangat, A., Susanna. 2003. Pengantar Oseanografi. Pusat Riset Wilayah Laut
dan Sumberdaya Non-Hayati, BRPKP-DKP. ISBN.No. 979-97572-4-1.

Trisnoyuwono,Diarto.2014.Gelombang dan Arus Laut Lepas.Yogyakarta: Graha

Wibisono,M.S. 2011.Pengantar Ilmu Kelautan. Jakarta:Penerbit Universitas


Indonesia (UI-Press)

Anda mungkin juga menyukai