Anda di halaman 1dari 16

Makalah Praktikum Dasar Oceanografi

PASANG SURUT

Oleh :
Sebastian Ferdi Lhomak Pangaribuan
220302051
I/A

LABORATORIUM DASAR OSEANOGRAFI PROGRAM STUDI


MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum :Pasang Surut


Tanggal Praktikum :18 September 2023
Nama :Sebastian Ferdi Lhomak Pangaribuan
NIM :220302051
Kelompok/Grup :I/A
Program Studi :Manajemen Sumberdaya Perairan

Diketahui oleh, Diperiksa oleh,


Asisten Koordinator Asisten Korektor

Cahya Filia Gultom Clarisa Thesalonika Aurora


NIM. 200302035 NIM. 210302005
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan laboratorium dasar
oceanografi dengan judul “PASANG SURUT” tepat waktu dan dilakukan sebaik
mungkin.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dosen yaitu
Ibu Amanatul Fadhilah S.Pi, M.Si dan Ibu Ipanna Enggar Susetya S.Kel., M.Si
selaku dosen dasar oceanografi yang telah banyak membantu dan penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada asisten laboratorium yang membantu
sepenuhnya dalam menyelesaikan laporan ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, penulis mengharapkan kritik dan
saran agar laporan ini lebih baik lagi. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita
semua.

Medan, September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR...................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................... ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang...............................................................................
Tujuan ...........................................................................................
Manfaat..........................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA
Pasang Surut..................................................................................
Tipe Tipe Pasang Surut..................................................................
Hubungan Pasang Surut Dengan Arus...........................................
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan....................................................................................
Saran..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Bulan dan bumi memiliki gravitasinya masing-masing. Kedua gaya gravitasi
ini ternyatasaling memengaruhi satu sama lain. Antara pusat bumi dan pusat bulan
terjadi gaya saling tarikmenarik akibat gravitasi tersebut. Gaya ini mengakibatkan
bumi sedikit tertarik ke arah bulan.Inilah yang mendasari terjadinya pasang surut
air laut (Ahab, 2017).
Pantai merupakan daerah ditepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang
tertinggi dan surut terendah. Garis pantai adalah garis batas pertemuan antara
daratan dan air laut, dimana posisinya tidak tepat dan dapat berubah atau
berpindah. Pantai di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar sebagai daerah
yang dimanfaatkan untuk kegiatan manusia. Peningkatan pemanfaatan daerah
pantai diiringi oleh meningkatnya masalah terhadap pantai, seperti mundurnya
garis pantai akibat erosi yang disebabkan oleh gelombang dan berdampak bagi
pemukiman dipesisir pantai (Mamoto,2016)
Kondisi saat air laut naik disebut pasang naik. Kondisi ini terjadi dua kali, yaitu
pada saat bulan purnama dan bulan baru. Di belahan bumi yang mengalami bulan
purnama, jarak antara air laut dan pusat bulan lebih dekat daripada jarak antara pusat
bumi dengan pusat bulan. Akibatnya,gravitasi bulan menarik air laut lebih kuat
daripada bumi. Ini mengakibatkan air laut sedikit menggembung terhadap permukaan
bumi dan jadilah pasang naik. Sebaliknya, di belahan bumiyang mengalami bulan
baru, jarak air laut dan pusat bulan lebih jauh daripada jarak antara pusat bumi
dengan pusat bulan. Akibatnya, gravitasi bulan menarik bumi lebih kuat daripada air
laut di bagian tersebut. Ini mengakibatkan air laut juga sedikit menggembung
terhadap permukaan bumidan jadilah pasang naik (Sidqi, 2018).
Prameter laut yang dominan terhadap laju mundurnya garis pantai.
Gelombang laut terjadi karena hembusan angin dipermukaan laut, perbedaan suhu
air laut, perbedaan kadar garam dan letusan gunung berapi yang berada dibawah
atau permukaan laut. Proses mundurnya garis pantai dari kedudukan semula
antara lain disebabkan oleh gelombang dan arus, serta tidak adanya keseimbangan
sedimen yang masuk dan keluar (Jasin,2016).
2

Berbagai kegiatan yang ada di daerah pantai menimbulkan peningkatan


kebutuhan akan lahan dan pembangunan infrastruktur di kawasan tersebut.
Wilayah pantai yang sangat panjang, aktivitas manusia dan kegiatan
pembangunan di daerah pantai serta faktor alam seperti gelombang, pasang surut,
dan arus dapat menimbulkan dampak negatif di daerah pantai dengan erosi dan
sedimentasi pantai. Erosi pantai dapat menyebakan mundurnya garis pantai dan
rusaknya berbagai fasilitas yang ada di daerah tersebut (Jasin,2015).
Dengan adanya data tentang pasang surut maka kedalaman suatu perairan
akan diketahui sehingga alur pelayaran untuk kapal dapat ditentukan. Pengetahuan
tentang pasang surut sangat diperlukan dalam transportasi laut, kegiatan di
pelabuhan, pembangunan di daerah pesisir pantai dan lain-lain. Selain itu, dalam
pembangunan di daerah pesisir pantai, seperti pembangunan infrastruktur,
pelabuhan, atau properti pantai, pemahaman tentang pasang surut juga sangat
penting. Hal ini membantu menghindari konsekuensi negatif seperti erosi pantai
atau kerusakan infrastruktur yang dapat terjadi akibat naiknya air laut selama
pasang surut tinggi (Lisnawati et al., 2013).
Kondisi amplitudo dan fase yang sangat bervariasi pada perairan Laut
berkontribusi dalam tipe pasang surut yang dibentuk .Untuk memahami sifat dan
karakteristik pasang surut dibutuhkan data pasang surut yang lengkap, akurat dan
bahkan diperlukan pengamatan yang cukup lama. Selain itu, sifat pasang surut
yang periodik maka dapat diramalkan dengan mendapatkan nilai - nilai dari
komponen - komponen pembentuknya (Supriyono et al., 2015).
Pasang surut di perairan mempunyai peranan penting dalam pembentukan
pola sirkulasi air laut ataupun pola pendistribusian material tersuspensi. Pasang
surut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turun permukaan air laut secara
berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik-menarik
benda-benda langit, terutama matahari, bumi, dan bulan. Pengaruh benda-benda
angkasa lain dapat diabaikan karena jaraknya sangat jauh atau ukurannya lebih
kecil. Faktor lain yang merupakan faktor non astronomi yang memengaruhi
pasang surut perairan semitertutup seperti teluk adalah bentuk garis pantai,
topografi dasar perairan, tekanan atmosfer, angin, densitas air laut, arus laut,
penguapan, dan curah hujan (Mihardja & Safwan,2016).
3

Pasang surut memengaruhi proses fisik seperti penghempasan air laut ke


pantai akibat gelombang dan pembilasan massa air di muara, laguna, dan teluk
.selama pasang surut tinggi, gelombang cenderung mencapai pantai dengan lebih
kuat dan dapat menyebabkan erosi pantai yang signifikan. Pasang surut juga
memengaruhi aktivitas biologis seperti zonasi tanaman dan kegiatan makan
burung, ikan, dan organisme laut yang lain, serta proses yang terkait dengan
perendaman dan pengeringan permukaan daratan di zona intertidal, Selama
pasang surut tinggi, wilayah ini terendam oleh air laut, sementara selama pasang
surut rendah, permukaan daratan di zona intertidal menjadi terbuka. Ini memiliki
dampak pada organisme-organisme yang tinggal di sana, karena mereka harus
beradaptasi dengan perubahan drastis dalam kondisi lingkungan. (Davidson &
Arnott, 2010).
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut berdasarkan teori
kesetimbangan adalah rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan terhadap
matahari, revolusi bumi terhadap matahari. Sedangkan berdasarkan teori dinamis
adalah kedalaman dan luas perairan, pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis), dan
gesekan dasar. Selain itu juga terdapat beberapa faktor lokal yang dapat
mempengaruhi pasut disuatu perairan seperti, topogafi dasar laut, lebar selat,
bentuk teluk, dan sebagainya, sehingga berbagai lokasi memiliki ciri pasang surut
yang berlainan (Surbakti, 2012)

Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian pasang surut
2. Untuk mengetahui tipe tipe pasang surut
3. Untuh mengetahui hubungan pasang surut dengan arus

Manfaat Praktikum
Melalui praktikum ini, peserta dan pembaca dapat memperoleh pemahaman
yang lebih mendalam tentang pentingnya pengetahuan tentang pasang surut dalam
berbagai aspek kehidupan sehari-hari, pengelolaan perairan, dan pembangunan di
wilayah pesisir pantai. Praktikum ini juga membantu peserta mengembangkan
keterampilan pengamatan, pengukuran, dan analisis data yang relevan dengan
fenomena pasang surut.
TINJAUAN PUSTAKA

Pasang Surut
Pasang-surut (pasut) merupakan salah satu gejala alam yang tampak nyata
di laut, yakni suatu gerakan vertikal (naik turunnya air laut secara teratur dan
berulang-ulang) dari seluruh partikel massa air laut dari permukaan sampai bagian
terdalam dari dasar laut. Gerakan tersebut disebabkan oleh pengaruh gravitasi
(gaya tarik menarik) antara bumi dan bulan, bumi dan matahari, atau bumi dengan
bulan dan matahari (Sidqi, 2018).
Pasang surut merupakan fenomena alam mengenai permukaan perairan
seperti lautan, yang berubah-ubah tunggang (range) dan ketinggiannya sesuai
dengan perubahan posisi bulan dan matahari terhadap bumi menurut fungsi
waktu. Pada umumnya, kehidupan manusia sehari-hari yang berkaitan dengan
perairan laut dan muara sungai tidak dapat dipisahkan dengan fenomena alam
pasang surut, baik secara langsung atau tidak langsung. Hal ini menunjukkan
adanya kemungkinan pasang surut dapat mempengaruhi cara hidup, cara kerja dan
bahkan budaya dari masyarakat (Ongkosongo dan Suyarso, 2017).
Pasang surut merupakan fenomena alam mengenai permukaan perairan
seperti lautan, yang berubah-ubah tunggang (range) dan ketinggiannya sesuai
dengan perubahan posisi bulan dan matahari terhadap bumi menurut fungsi
waktu. Pada umumnya, kehidupan manusia sehari-hari yang berkaitan dengan
perairan laut dan muara sungai tidak dapat dipisahkan dengan fenomena alam
pasang surut, baik secara langsung atau tidak langsung. Hal ini menunjukkan
adanya kemungkinan pasang surut dapat mempengaruhi cara hidup, cara kerja dan
bahkan budaya dari masyarakat (Ongkosongo dan Suyarso, 2017).
Naik turunnya permukaan laut secara berulang dengan periode tertentu
disebut pasang surut. Pasang surut air laut memiliki peranan penting dalam
kehidupan seperti dalam aspek pariwisata, nelayan, ekonomi, ekosistem dan
pelayaran Oleh sebab itu pentingnya untuk mengetahui waktu terjadinya pasang
surut air laut. (Nikentari et al., 2018).
Pasang surut laut merupakan gerakan naik turunnya permukaan laut yang
disebabkan gaya tarik menarik antara bumi, bulan dan matahari. Selain gaya tarik
5

menarik tersebut pengaruh meteorologis dan oseanografi juga ikut berperan dalam
pembentukan karakteristik pasang surut, sehingga di setiap permukaan bumi
memiliki kedudukan permukaan air laut yang bervariasi dari satu tempat ke
tempat lain dan dari waktu ke waktu Kedudukan permukaan air laut yang
beraneka ragam meliputi Mean Sea Level (MSL), Highest High Water Level
(HHWL), Lowest Water Level (LLWL) ini sangat sulit diprediksi dan perubahan
sangat bergantung pada situasi dan lokasi (Muldiyatno et al., 2016).
Salah satu fenomena yang selalu terjadi di laut termasuk teluk adalah pasang
surut dimana pasang surut ini merupakan naik turunnya permukaan air laut
disebabkan oleh gaya tarik dari benda langit yaitu gaya gravitasi matahari bumi,
dan bulan Selama satu hari, kita dapat mengamati dua pasang surut utama dan dua
pasang surut rendah. Pasang surut tinggi biasanya terjadi ketika benda langit
(matahari atau bulan) berada dalam garis lurus dengan bumi, sehingga gaya
tariknya berkontribusi secara maksimal. Di sisi lain, ketika benda langit berada
pada sudut yang tepat, pasang surut rendah terjadi.Gerakan ini disertai gerakanan
horizontal dari massa air laut secara periodik dan tipe pasang surut suatu perairan
ditentukan oleh frekuensi air pasang dan surut per hari . Fenomena pasang surut
memiliki dampak besar terhadap ekosistem laut, terutama di daerah pesisir, dan
memengaruhi biota laut secara signifikan. (Wismadi & Handayani, 2014).
Proses terjadinya pasang surut purnama dan perbani karena adanya gaya
tarik bulan dan matahari maka lapisan air yang semula berbentuk bola berubah
menjadi elips. Bulan beredar mengelilingi bumi, dan bumi juga berevolusi
mengelilingi matahari. Dengan demikian, posisi bumi, bulan dan matahari selalu
berubah (Triatmodjo,2013)

Tipe Pasang Surut


Bilangan Formzahl yakni pembagian antara amplitudo konstanta pasang
surut harian utama dengan amplitudo konstanta pasang surut ganda utama. Hasil
perhitungan bilangan Formzahl ini akan diketahui tipe pasang surut pada suatu
perairan. Perhitungan tipe pasang surut menggunakan persamaan Formzahl tipe
pasang surut dapat ditentukkan berdasarkan bilangan Formzahl (F) yang
dinyatakan dalam bentuk: F = [A(o1) + A(k1)]/[A(m2) + A(s2)]
6

Dimana:
-F : bilangan Formzahl
- A(k1) : amplitudo komponen pasang surut tunggal utama yang disebabkan oleh
gaya tarik bulan & matahari
- A(o1) : amplitudo komponen pasang surut tunggal utama yang disebabkan oleh
gaya tarik bulan Maksimum (cm) Minimum (cm) 69.77 -77.12
- A(m2) : amplitudo komponen pasang surut ganda utama yang disebabkan oleh
gaya tarik bulan
- A(s2) : amplitudo komponen pasang surut ganda utama yang disebabkan oleh
gaya tarik matahari
dengan ketentuan :
F ≤ 0.25 : Pasang surut tipe harian ganda
0,25<F≤1,5 :Pasang surut tipe campuran condong harian ganda
1,50<F≤3.0 :Pasang surut tipe campuran condong harian tunggal
F>3.0 : Pasang surut tipe harian tunggal (Ramdhan,2013).
Pasang surut di Indonesia dibagi menjadi 4 tipe yaitu:
1. Pasang surut harian tunggal (Diurnal Tide), merupakan pasut yang hanya
terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam satu hari.

Gambar 1. Pola gerak pasut harian tunggal (diurnal tide)


2. Pasang surut harian ganda (Semi Diurnal Tide), merupakan pasut yang terjadi
dua kali pasang dan dua kali surut yang tingginya hampir sama dalam satu hari.
Ini terjadi di Selat Malaka dan Laut Andaman.

Gambar 2. Pola gerak pasut harian ganda (Semi Diurnal Tide)


7

3. Pasang surut campuran condong harian tunggal (Mixed Tide, Prevalling


Diurnal), merupakan pasut yang tiap harinya terjadi satu kali pasang dan satu kali
surut tetapi terkadang dengan dua kali pasang dan dua kali surut yang sangat
berbeda dalam tinggi dan waktu.

Gambar 3. Pola gerak pasut campuran condong harian tunggal (Mixed Tide,
Prevalling Diurnal)
4. Pasang surut campuran condong harian ganda (Mixed Tide, Prevailing Semi
Diurnal), merupakan pasut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam
sehari tetapi terkadang terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dengan memiliki
tinggi dan waktu berbeda. Ini terjadi di Pantai Selatan Jawa dan Bagian Timur
Indonesia.

Gambar 4. Pola gerak pasut campuran condong harian ganda (Mixed Tide,
Prevalling Semi Diurnal) (Korto et al., 2015).

Hubungan Pasang Surut Dengan Arus


Arus laut juga diartikan sebagai pergerakkan mengalir suatu massa air
yang dikarenakan tiupan angin, beda densitas atau pergerakkan gelombang yang
panjang. Arus laut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah arah
angin, beda tekanan air, beda densitas air, arus permukaan, upwelling dan
downwelling (Hapshari et al.,2022).
Morfologi perairan terutama dibentuk oleh hasil endapan sedimen dari
sungai dengan sebaran yang dikontrol oleh pasang surut dan aktifitas arus.
Konfigurasi dasar laut mempengaruhi arah dan kecepatan arus, sebaliknyaarus
memiliki pengaruh yang besar terhadap transpor sedimen Arus yang terjadi di
8

perairan laut dapat dipisahkan menjadi arus pasut dan arus residual, dimana peran
arus pasut di daerah estuari cenderung lebih dominan dibandingkan dengan arus
residu (Usman 2014).
Saat air bergerak pasang, arus masuk membawa massa air dari ruang yang
relatif sempit tadi. Walaupun ruang masuknya tidak begitu luas, tetapi pergerakan
arus pasut membawa massa air yang besar. Hal tersebut dikarenakan pergerakan arus
pasut membawa massa air sampai dengan kolom di bawahnya. Berbeda dengan arus
yang dibangkitkan oleh angin yang umumnya hanya pada permukaan air saja. Massa
air yang besar dibawa oleh arus pasut, mengakibatkan pada ruang lainnya di kawasan
teluk mengalirkan air keluar. Sebaliknya saat air sedang bergerak surut, massa air
dalam jumlah yang besar dengan cepat bergerak keluar dari teluk. Hal ini menjadi
penjelasan terhadap proses pergerakan arus pada ruang sisi Utara dan Selatan teluk
yang tampaknya agak kontras. Saat pasang, pada kedua sisi itu arus bergerak keluar
dari teluk, sebaliknya saat surut arus bergerak masuk kedalam teluk dari kedua sisi
tersebut (Widarbowo, 2018).
Arus dengan kecepatan yang lemah, baik pada saat air sedang bergerak pasang
maupun surut, umunya terukur pada kawasan yang dekat dengan garis pantai. Hal ini
kemungkinan berkaitan dengan adanya gesekan dengan dasar perairan. Saat air
bergerak pasang, arus masuk membawa massa air dari ruang yang relatif sempit tadi.
Walaupun ruang masuknya tidak begitu luas (bila dilihat dari permukaan), tetapi
pergerakan arus pasang surut membawa massa air yang besar. Hal tersebut
dikarenakan pergerakan arus pasang surut membawa massa air sampai dengan kolom
di bawahnya. Berbeda dengan arus yang dibangkitkan oleh angin yang umumnya
hanya pada permukaan air saja (Pariwono, 2015).
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Pasang-surut (pasut) merupakan salah satu gejala alam yang tampak nyata di
laut, yakni suatu gerakan vertikal (naik turunnya air laut secara teratur dan
berulang-ulang) dari seluruh partikel massa air laut dari permukaan sampai
bagian terdalam dari dasar laut. Gerakan tersebut disebabkan oleh pengaruh
gravitasi (gaya tarik menarik) antara bumi dan bulan, bumi dan matahari, atau
bumi dengan bulan dan matahari. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
pasang surut berdasarkan teori kesetimbangan adalah rotasi bumi pada
sumbunya, revolusi bulan terhadap matahari, revolusi bumi terhadap matahari.
Teori dinamis adalah kedalaman dan luas perairan, pengaruh rotasi bumi (gaya
coriolis), dan gesekan dasar. Faktor lokal seperti, topogafi dasar laut, lebar
selat, bentuk teluk.
2. Fenomena pasang surut air laut dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pasang
purnama (spring tides) dan pasang perbani (neap tides). Pasang purnamaterjadi
ketika bumi, bulan, dan bumi berada dalam satu garis lurus. Pasang perbani
terjadi ketika posisi matahari, bulan dan bumi membentuk sudut 90 derajat.
Terdapat tipe pasang surut berdasarkan periodeny yaitu pasang surut diurnal,
pasang surut semi-diurnal dan pasang surut mixed atau campuran
3. Saat air bergerak pasang, arus masuk membawa massa air dari ruang yang
relatif sempit tadi. Walaupun ruang masuknya tidak begitu luas, tetapi
pergerakan arus pasut membawa massa air yang besar. Sebaliknya saat air
sedang bergerak surut, massa air dalam jumlah yang besar dengan cepat
bergerak keluar dari teluk.

Saran
Saran dari penulisan makalah ini agar para pembaca dapat memahami
materi dahulu agar praktikum berjalan dengan lancar. Kemudian agar pembaca
lebih memahami, memperhatikan, serta agar kedepannya selama praktikum dapat
menambah wawasan mengenai materi pasang surut.
DAFTAR PUSTAKA

Andayani, R., & Marlina, A. 2021. Pengaruh Pasang Surut Terhadap Profil Muka
Air Banjir di Bantaran Sungai Musi Kota Palembang.
Asri, S. F. 2022. Analisis Tingkat Pelayanan Fasilitas Darat di Pelabuhan Tanjung
Api-api Provinsi Sumatera Selatan.
Amalina AD, Atmodjo W, Pranowo WS. "Karakteristik Pasang Surut di Teluk
Jakarta Berdasarkan Data 253 Bulan." Jurnal Riset Jakarta. 2019; 12(1): 25-
36.
Fadilah, Suripin, Dwi P. Sasongko. "Menentukan Tipe Pasang Surut dan Muka
Air Rencana Perairan Laut Kabupaten Bengkulu Tengah Menggunakan
Metode Admiralty." Maspari Journal. 2014; 6(1): 1-12.
Fuad MAZ, Fajaria AK, Hidayati N,(2016)."Pemodelan dan Analisis Perubahan
Garis Pantai di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur."
Irawan S, Fahmi R, Roziqin A. "Kondisi Hidro-Oseanografi (Pasang Surut, Arus
Laut, Dan Gelombang) Perairan Nongsa Batam." Jurnal Kelautan. 2018;
11(1). ISSN: 1907-9931 (print), 2476-9991.
Korto J, Jasin MI, Mamoto JD. "Analisis Pasang Surut di Pantai Nuangan (Desa
Iyok) Bolaang Mongondow Timur dengan Metode Admiralty." Jurnal Sipil
Statik. 2015; 3(6): 391-402. ISSN: 2337-6732.
Lisnawati LA, Rochaddi B, Ismunarti DH. "Studi Tipe Pasang Surut di Pulau
Parang Kepulauan Karimunjawa Jepara Jawa Tengah." Jurnal Oseanografi.
2013; 2(3): 214-220.
Mulyabakti C, Jasin MI, Mamoto JD. "Analisis Karakteristik Gelombang dan
Pasang Surut pada Daerah Pantai Paal Kecamatan Likupang Timur,
Kabupaten Minahasa Utara." Jurnal Sipil Statik. 2016; 4(9): 585-594. ISSN:
2337-6732.
Ramdhan M.,(2016) "Komparasi Hasil Pengamatan Pasang Surut di Perairan
Pulau Pramuka dan Kabupaten Pati dengan Prediksi Pasang Surut Tide
Model Driver.
Surbakti H. "Karakteristik Pasang Surut dan Pola Arus di Muara Sungai Musi,
Sumatera Selatan." Jurnal Penelitian Sains. 2015; 15(1): 15108.
Sidqi, M. I. 2018. Perancangan Aplikasi Penunjang Keputusan Dalam
Memprediksi Gelombang Pasang Surut Air Laut Dengan Melihat Tingkah
Laku Hewan Menggunakan Metode Sistem Pakar. JURIKOM (Jurnal Riset
Komputer), 5(3), 284-289.
LAMPIRAN
12

Anda mungkin juga menyukai