Tentang
PASANG SURUT
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat
rahmatnya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Penulisan
makalah yang berjudul “ Pasang Surut “ ini dalam rangka menyelesaikan tugas Ilmu
Pelayaran Datar dan penjelasan pasang surut ini sangat penting untuk pelaut
dikarenakan sangat berguna untuk kenavigasian diatas kapal.
Terima kasih untuk dosen yang telah membimbing saya pada mata kuliah
Ilmu Pelayaran Datar yang telah memberikan materi yang dapat saya mengerti.
Saya harap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan meningkatkan
pemahaman mengenai pasang surut.
Penulis,
NPT. 2101025
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................1
ii
BAB III KESIMPULAN ..................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara dengan lautan yang luas. Letaknya cukup
strategis dan berada di 1angkah khatulistiwa di antara dua 1angkah, 1angkah
Hindia dan Pasifik serta dua benua, Asia dan Australia.
Pasang laut juga dapat didefinisikan sebagai gelombang yang diciptakan
oleh interaksi bumi, matahari dan bulan. Puncak gelombang disebut pasang
tinggi dan lembah gelombang disebut pasang surut. Perbedaan 1angkah1
antara pasang naik dan surut disebut zona intertidal atau intertidal, yang
dapat bervariasi dari beberapa meter hingga puluhan meter.
Kejadian pasang surut yang sering disebut pasut merupakan kejadian
proses naik turunnya air laut secara 1angkah1 yang ditimbulkan adanya
gaya 1angk-menarik dari benda-benda angkasa, yang terutama sekali
disebabkan oleh gaya 1angk matahari dan gaya 1angk bulan terhadap massa
air bumi. Proses kejadian pasang surut dapat dilihat secara langsung dan
menyimpulkan bahwa naik turunnya permukaan air laut selalu terjadi untuk
waktu yang 1angkah1 tetap, walaupun ternyata kesimpulan yang diambil
tidak benar (Zakaria, 2009).
Metode Admiralty merupakan metode perhitungan pasang surut air
laut yang dapat menghitung hanya dengan rentang data yang pendek atau
sedikit yaitu sebesar 15 piantan dan 29 piantan (Fitriana et al. 2019).
Pariwono (1989) menyatakan bahwa metode ini efektif digunakan untuk
menghitung pasang surut karena menghasilkan 9 komponen. Perhitungan
pasang surut juga dapat dilakukan dengan metode Least Square. Metode
Least Square merupakan metode perhitungan pasang surut yang
menghasilkan beberapa komponen yang memerlukan proses perhitungan
dengan dimensi matrik yang besar (Gumelar et al. 2016; Yoganda et al.
2019). Metode ini dapat menganalisa komponen pasang surut sehingga
elevasinya dapat diketahui (Ongkosongo dan Suyarso 1989).
1
Peranan 2angkah2n sangat penting untuk mendukung kegiatan
ekonomi, oleh karena itu struktur dan infrastruktur 2angkah2n harus
memenuhi standar yang mendukung semua kegiatan transportasi
laut.Pelabuhan saat ini merupakan bagian terpenting dari pembangunan,
oleh karena itu perhatian khusus diberikan pada perencanaan 2angkah2n.
Daerah memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi. Salah satu
2angka terpenting dalam perencanaan 2angkah2n adalah pasang surut.
Pasang surut merupakan fenomena naik turunnya permukaan air laut pada
waktu-waktu tertentu. Berdasarkan informasi tersebut, penulis membuat
“kiat” untuk membantu pembaca.Berdasarkan keterangan tersebut, maka
penulis akan membahas “ Pasang Surut” agar dapat bermanfaat bagi
pembacanya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil beberapa rumusan
masalah yaitu:
1. Bagaimana teori pasang surut ?
2. Bagaimana perhitungan jarak spring dan neap untuk standard dan
secondary port ?
3. Bagaimana metode cara menghitung waktu pasang pada ketinggian
teretentu ?
4. Bagaimana cara menggunakan dan membaca admiralty tide tables ?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan teori pasang surut
2. Menjelaskan bagaimana perhitungan jarak spring dan neap untuk
standard dan secondary port
3. Menjelaskan bagaimana metode cara menghitung waktu pasang pada
ketinggian tertentu.
4. Memahami cara menggunakan dan membaca admiralty tide tables
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Bumi yang berlawanan. Selain itu, gaya gravitasi matahari juga
mempengaruhi timbulnya pasang surut saat bumi berputar mengelilingi
matahari.
B. DEFINISI
4
Gambar 1. Spring Tides
c. Height Of Tide
Ketinggian pasang surut adalah jarak antara pasang tinggi dan rendah di
lokasi tertentu. Ketinggian pasang surut dapat bervariasi di berbagai
tempat di sepanjang pantai tergantung pada berbagai faktor seperti
kedalaman laut, bentuk pantai, arah dan kecepatan angin, dll.
Ketinggian pasang surut juga dipengaruhi oleh fase bulan, dengan pasang
surut biasanya lebih tinggi saat bulan purnama atau bulan baru. Selain itu,
fenomena pasang surut juga dapat dipengaruhi oleh faktor cuaca seperti
5
badai dan topan yang dapat menyebabkan tinggi pasang surut menjadi
lebih tinggi dari biasanya.
6
Mean High Water Springs ( MHWS ) sering dijadikan acuan untuk
pembangunan infrastruktur pesisir seperti dermaga, tanggul dan
pelabuhan. Hal ini karena MHWS memberikan gambaran tentang tinggi
muka air laut tertinggi yang diharapkan pada kondisi normal sehingga
infrastruktur dapat dirancang untuk menahan gelombang dan pasang
surut.
7
g. Mean Low Water Springs ( MLWS )
Mean Low Water Springs merupakan tinggi rata-rata permukaan air laut
pada saat Spring Tides ketika pasang tertinggi terjadi di sepanjang pantai.
Ketinggian Mean Low Water Springs dapat bervariasi dari satu tempat ke
tempat yang lain tergantung pada faktor-faktor seperti geografi,air laut,
dan topografi pantai.
8
i. Range
Perbedaan tinggi rata-rata antara Mean High Water ( MHW ) dan Mean
Low Water ( MLW ). Besarnya selain dipengaruhi oleh posisi bulan
terhadap bumi juga dipengaruhi oleh faktor jarak antara bulan dengan
bumi dan jarak antara bumi dengan matahari dalam masing masing
lintasan orbit.
j. Chart Datum
Chart Datum (CD) adalah mean sea level yang digunakan sebagai titik
referensi untuk pembuatan nautical charts atau peta navigasi. Chart Datum
ditentukan dengan mengukur permukaan laut beberapa kali selama siklus
saat ini selama beberapa tahun dan kemudian menghitung rata-ratanya.
Chart Datum digunakan sebagai acuan untuk mengukur kedalaman dan
ketinggian laut di sepanjang pantai.
Ketinggian Chart Datum dapat bervariasi dari satu tempat ke tempat lain
tergantung pada faktor-faktor seperti pasang surut, arus, angin, dan
perbedaan tekanan atmosfer. Oleh karena itu, Chart Datum dapat berbeda
dari satu wilayah ke wilayah lainnya.
9
k. Highest Astronomical Tide ( HAT )
Highest Astronomical Tides adalah tinggi maksimal air laut yang
diperkirakan akan terjadi di wilayah pantai secara astronimis, yaitu pada
saat pasang tertinggi yang dihasilkan oleh efek gravitasi bulan dan
matahari yang saling menguatkan.
1. Diurnal Tides
Pasang surut harian tunggal beraturan (diurnal tide), adalah pasang surut
yang hanya terjadi 1 kali pasang serta 1 kali surut dalam satu hari (Nontji,
1987).Pasang surut ini terjadi pada periode 24 jam 50 menit. Pasang surut
tipe ini terjadi di perairan selat Karimata.
2. Semi-diurnal Tides
Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut dengan
tinggi dan pasang surut terjadi secara berurutan secara teratur. Tipe pasang
surut ini rata-rata terjadi pada periode 12 jam 24 menit. Pasang surut jenis
ini terdapat di selat Malaka sampai laut Andaman.
10
D. PERHITUNGAN JARAK SPRING DAN NEAP UNTUK STANDART
DAN SECONDARY PORT
Menghitung jarak spring dan neap dalam standar dan secondary port adalah
metode perkiraan jarak minimum antara kapal dan dermaga agar kapal tidak
terdampar atau kandas ketika air pasang naik atau turun. Metode ini sering
digunakan dalam perancangan dan pengembangan konstruksi di sekitar kawasan
pesisir seperti dermaga, pelabuhan atau fasilitas pesisir lainnya.
a) Standart Port
Di standar port, jarak spring dan neap dihitung menggunakan rumus
berdasarkan ketinggian pasang tertinggi dan terendah. Pasang tertinggi dan
terendah yang digunakan dalam perhitungan ini diukur dari Mean Sea Level
(MSL), yaitu tinggi rata-rata air laut dalam kurun waktu tertentu.
Rumus perhitungan spring dan neap untuk standar pelabuhan adalah :
- Jarak Spring = 0,6 x ketinggian air pasang tertinggi dari Mean Sea Level
- Jarak Neap = 0,4 x ketinggian air pasang terendah dari Mean Sea Level
Contoh Perhitungan :
Jika ketinggian air pasang yang tertinggi dari Mean Sea Level adalah 3 meter,
maka jarak Spring yang diperlukan adalah :
b) Secondary Port
Di Secondary Port, perhitungan jarak spring dan neap dilakukan
menggunakan rumus yang berbeda dari standart port. Rumus ini juga
didasarkan pada ketinggian pasang tertinggi dan terendah Mean Sea Level.
Rumus untuk menghitung jarak Spring dan Neap di Secondary Port adalah
sebagai berikut:
- Jarak Spring = 0,75 x ketinggian air pasang tertinggi dari Mean Sea
Level
11
- Jarak Neap = 0,25 x ketinggian air pasang terendah dari Mean Sea
Level
Contoh Perhitungan :
Jika ketinggian air pasang tertinggi dari Mean Sea Level adalah 3 meter, maka
jarak Spring yang diperlukan adalah :
12
2) Gunakan tabel pasang surut yang sesuai dengan Pelabuhan yang ingin
diprediksi kemudian cari waktu yang diinginkan di sepanjang baris waktu.
3) Pada saat ini ketinggian air tinggi atau rendah dinilai dari tanda +/- pada
tabel. Tanda + menunjukkan air sedang pasang, sedangkan tanda –
menunjukkan air sedang surut.
4) Temukan pasang surut pada jam tersebut dengan melihat angka pada
kolom pada jam tersebut.
5) Untuk secondary port, lakukan interpolasi antara waktu dan ketinggian air
pasang dan surut dari tabel standart port terdekat.
Contoh perhitungan :
Misalnya ingin memperkirakan waktu dan ketinggian air pasang di Pelabuhan
Benoa, Bali pada 17 April 2023. Berikut merupakan tabel pasang surut
Pelabuhan Benoa pada tanggal 17 April 2023:
Dari tabel tersebut, dapat diketahui bahwa pada pukul 02:00, air mengalami pasang
dan ketinggiannya 1.2 meter di atas permukaan laut. Untuk memperkirakan
ketinggian air pada waktu yang tidak tercantum dalam tabel seperti pukul 06:00,
dapat dilakukan interpolasi antara waktu dan ketinggian air pada waktu sebelumnya
(05:00) dan waktu sesudahnya (07:00).
Pasang surut adalah fenomena alam di laut yang menyebabkan naik turunnya
permukaan air laut dari waktu ke waktu. Pasang surut dipengaruhi oleh banyak
13
faktor, seperti gravitasi bumi, gravitasi bulan dan matahari, bentuk dan
kedalaman laut, arus laut, dan lainnya.
Metode Admiralty adalah satu dari beberapa metode analisis pasang surut
yang banyak digunakan dikarenakan kelebihan yang dimiliki metode ini yaitu
dapat menganalisis data pendek pasang surut selama 15 hari dan 29 hari serta
dapat memberikan konstanta-konstanta pasang surut yang digunakan dalam
penentuan tipe pasang surut serta elevasi muka air laut. Metode Admiralty ini
disamping mempunyai kelebihan menganalisis data-data pendek namun
membutuhkan ketelitian lebih dalam pengolahannya dan tidak dapat digunakan
untuk data-data panjang (lebih dari 29 hari), hanya menghasilkan sembilan
komponen pasang surut, dan tidak dapat menganalisis data yang memiliki
kekosongan data. (Hikmah et al., 2020)
Untuk memperkirakan pasang surut di standart port dan secondary port, perlu
dipahami konsep koefisien pasang surut. Koefisien pasang surut didefinisikan
sebagai rasio antara pasang tertinggi aktual dan pasang surut yang diharapkan
pada saat itu. Koefisien pasang surut ini dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti bentuk dan kedalaman wilayah laut, arus laut, dll.
Di standart port, koefisien pasang surut bervariasi dari 0,20 hingga 0,79,
dengan rata-rata sekitar 0,50. Jadi jika perkiraan pasang pada saat itu adalah 2
meter, pasang sebenarnya di standart port akan bervariasi dari 0,4 hingga 1,58
meter (2 x 0,20 hingga 2 x 0,79).
Koefisien pasang surut secondary port bervariasi antara 0,80 dan 1,19. Jadi
jika perkiraan pasang pada saat itu adalah 2 meter, maka pasang aktual di
secondary port adalah 1,6 sampai 2,38 meter (2 x 0,80 sampai 2 x 1,19).
14
Di bawah ini adalah contoh perhitungan menggunakan tabel perkiraan pasang
surut:
15
ketinggian air pada saat tertentu, sedangkan kolom arah arus menunjukkan arah
arus pada saat tertentu.
Dibawah ini adalah langkah – langkah untuk menggunakan dan membaca
Admiralty Tide Tables :
1) Pilih area yang akan diteliti. Kemudian, carilah stasiun pasang surut terdekat
dengan lokasi yang akan diteliti. Buku-buku ini biasanya memiliki daftar
stasiun pasang surut di bagian atas halaman untuk memudahkan
menemukan stasiun yang tepat.
2) Setelah menemukan stasiun yang diinginkan, kemudian dapat melihat tabel
pasang surut untuk waktu tertentu. Dalam buku ini, tabel pasang surut
biasanya dipisahkan berdasarkan bulan dan tahun, jadi perlu mencari
halaman yang sesuai dengan waktu yang dibutuhkan.
3) Setelah menemukan halaman yang tepat, periksa kolom tanggal dan waktu
pasang surut untuk mengetahui kapan pasang surut terjadi. Kemudian,
periksa kolom tinggi air untuk mengetahui ketinggian air pada waktu
tersebut.
Dia membuka admiralty tide tables dan mencari stasiun pasang surut
terdekat dalam jangkauannya ke pantai. Dia menemukan stasiun pasang surut
di Pelabuhan A. Dia kemudian mencari tabel pasang surut untuk Juni 2023 dan
menemukan halaman untuk 1 Juni 2023.
Dia melihat tabel pasang surut untuk Pelabuhan A pada tanggal tersebut dan
menemukan bahwa pasang surut pertama terjadi pada pukul 04:50 pada
ketinggian air 4,1 meter. Selain itu, pada pukul 17.18 terjadi pasang surut kedua
pada ketinggian air 4,3 meter.
16
04:50 atau 17:18 saat permukaan air mencapai puncak sehingga dia bisa
menangkap lebih baik. Atau dia juga bisa memilih memancing pada saat air
surut untuk menghindari arus yang terlalu kencang. Semua keputusan
didasarkan pada informasi dari Tabel Pasang Admiralty.
17
BAB III
KESIMPULAN
18
DAFTAR PUSTAKA
Maul, George. Tidal Hydrodynamics. John Wiley & Sons, Inc., 2009.
19
20