Anda di halaman 1dari 44

KARYA ILMIAH TERAPAN

OPTIMASI PENGGUNAAN RADAR KETIKA CUACA BURUK


GUNA UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN
NAVIGASI

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan dan
Pelatihan Pelaut Diploma III (DP-III) Pembentukan

ADE MOCH FAHROJI

NIT. 02.14.031.1.41

AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRA DIKLAT PELAUT TINGKAT III

POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA

TAHUN 2018
OPTIMASI PENGGUNAAN RADAR KETIKA CUACA BURUK

GUNA UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN NAVIGASI

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan dan
Pelatihan Pelaut Diploma III (DP-III) Pembentukan

ADE MOCH FAHROJI

NIT. 02.14.031.1.41

AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRA DIKLAT PELAUT TINGKAT III

POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA

TAHUN 2018

i
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ade Moch Fahroji

Nomor Induk Taruna : 02.14.031.1.41/N

Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III

Menyatakan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul :

OPTIMASI PENGGUNAAN RADAR KETIKA CUACA BURUK GUNA

UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN NAVIGASI

Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali tema dan

yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri. Jika pernyataan

diatas terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan

oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.

SURABAYA,.................................

Materai 6000

Ade Moch Fahroji

ii
PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL
KARYA ILMIAH TERAPAN

Judul : OPTIMASI PENGGUNAAN RADAR KETIKA


CUACA BURUK GUNA UNTUK
MENINGKATKAN KESELAMATAN NAVIGASI
Nama Taruna : Ade Moch Fahroji
NIT : 02.14.031.1.41/N
Jurusan : Nautika
Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III

Dengan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diseminarkan

Surabaya,.......................................

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Capt. Damoyanto Purba,M.Pd Sigit Purwanto,S.Psi,M.M


Penata (III/c) Penata (III/c)
NIP. 19730919 201012 1 001 NIP. 19800618 200812 1 001

Mengetahui:
Ketua Jurusan Nautika

Capt. Damoyanto Purba,M.Pd


Penata (III/c)
NIP. 19730919 201012 1 001

iii
PENGESAHAAN
KARYA ILMIAH TERAPAN

Judul : OPTIMASI PENGGUNAAN RADAR KETIKA


CUACA BURUK GUNA UNTUK
MENINGKATKAN KESELAMATAN NAVIGASI

Disusun dan Diajukan Oleh:


ADE MOCH FAHROJI
NIT. 02.14.031.1.41/N
Ahli Nautika Tingkat III
Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian KIT
Pada tanggal .....................

Menyetujui:

Penguji I Penguji II Penguji III

Daviq Wiratno,MT Capt. Damoyanto Purba,M.Pd Sigit Purwanto,S.Psi,M.M


Penata TK.I (III/d) Penata (III/c) Penata (III/c)
NIP. 19790107 200212 1 002 NIP. 19730919 201012 1 001 NIP. 19800618 200812 1 001

Mengetahui :

Ketua Jurusan Nautika

Capt. Damoyanto Purba,M.Pd


Penata (III/c)
NIP. 19730919 201012 1 001

iv
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat

menyelesaikan Karya Ilmiah Terapan tentang Optimalisasi Penggunaan Radar

Ketika Cuaca Buruk Guna Untuk Meningkatkan Keselamatan Navigasi.

Karya Ilmiah Terapan ini telah kami susun dengan maksimal dan

mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar

pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih

kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Untuk itu penulis senantiasa menerima kritikan dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini. Penulisan Karya Ilmiah Terapan

ini dapat terselesaikan karena adanya bantuan dari berbagai pihak, olehnya itu

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, khususnya kepada

kedua orang tua dan saudara tercinta serta senior – senior yang selalu memberi

dukungan baik moril maupun material serta kepada:

1. Capt. Heru Susanto,M.M selaku Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya.

2. Capt. Damoyanto Purba,M.Pd selaku dosen pembimbing materi.

3. Bapak Sigit Purwanto,S.Psi selaku dosen pembimbing teknik tulisan.

4. Capt. Damoyanto Purba,M.Pd selaku Ketua Jurusan Nautika.

5. Crew KM. CAKRA KEMBAR SATU.

v
6. Para dosen di POLTEKPEL Surabaya pada umumnya dan para dosen

jurusan Nautika pada khususnya yang telah memberikan bekal ilmu

pengetahuan yang sangat bermanfaat.

7. Rekan-rekan taruna/i Politeknik Pelayaran Surabaya dan pihak yang

membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena

itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca

agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan

manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi

terhadap pembaca.

Surabaya, Agustus 2018

ADE MOCH FAHROJI

vi
ABSTRAK

ADE MOCH FAHROJI, OPTIMASI PENGGUNAAN RADAR KETIKA


CUACA BURUK GUNA UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN
NAVIGASI. Dibimbing oleh Capt. Damoyanto Purba,M.Pd dan Bapak Sigit
Purwanto,S.Psi.M.M.
Alat navigasi radar merupakan alat yang penting bagi pelayaran betapa
pentingnya alat navigasi Radar saat melakukan pelayaran di segala cuaca,
terutama pada saat cuaca buruk. Jadi calon perwira kapal harus paham dan
mengerti untuk menggunakn alat Navigasi Radar, karena pada saat cuaca buruk
rawan terjadi bahaya kecelakaan. Maka perwira kapal harus jeli ketika
menghadapi cuaca buruk saat menggunakan Radar diatas kapal. Tujuan Penelitian
ini yaitu untuk mengetahui peran alat navigasi radar di atas kapal saat menghadapi
cuaca buruk, kendala apa saja yang terjadi pada radar saat menghadapi cuaca
buruk, pengoperasian Radar ketika menghadapi cuaca buruk. Penelitian akan
dilaksanakan untuk praktek dilapangan selama 12 bulan. Sumber data yang
diperoleh langsung dengan cara observasi dokumen serta wawancara yang
berkaitan dengan judul karya ilmiah terapan ini.
Jenis penelitian yang akan digunakan peneliti adalah penelitian dengan
menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif berupaya mengungkapkan
gejala secara menyeluruh yang sesuai dengan situasi lapangan apa adanya melalui
pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai
instrument kunci. Penelitian semacam ini semakin bersifat deskripsi dan
menggunakan logika berpikir. Proses dan makna dari sudut pandang subjek yang
diteliti lebih ditonjolkan dalam penelitian ini. Penelitian kualitatif menuntut
keteraturan, ketertiban dan kecermatan dalam berpikir, tentang hubungan data
yang satu dengan data yang lain dan konteksnya dalam masalah yang akan
diungkapkan.
Penulis berharap agar hasil penelitian ini bisa bermanfaat untuk pembaca,
karena menurut penulis optimasi penggunaan radar ketika cuaca buruk sangat
berpengaruh terhadap keselamatan ketika bernavigasi pada saat menghadapi cuaca
buruk. Peranan alat navigasi radar juga sangat penting dan harus dilakukan
perawatan secara berkala, karena radar yang masih bisa digunakan di tempat
penulis melakuka penelitian hanya satu, karena radar yang lainnya masih dalam
kondisi rusak. Dalam keadaan seperti itu benar benar sangat diperlukan ketelitian
mualim yang sedang bertugas, meskipun mualim jaga dapat mengoptimasikan
penggunaan radar namun masih perlu dorongan dari nakhoda untuk lebih cepat
dalam bertindak dalam mengoptimasikan radar ketika cuaca buruk, karena sangat
berpengaruh besar terhadap keselamatan navigasi.

Kata Kunci: Penggunaan Radar, cuaca buruk, keselamatan navigasi.

vii
ABSTRACT

ADE MOCH FAHROJI, OPTIMIZATION USE OF RADAR WHEN BAD


WEATHER TO IMPROVE SAFETY FOR NAVIGATION. Supervised by Capt.
Damoyanto Purba,M.Pd and Mr. Sigit Purwanto,S.Psi,M.M
Radar navigation tools are an essential tool for navigating the importance
Radar navigation tool when setting sail in all weather, especially during bad
weather. So the ship's officer candidate must know and understand planning for
using the tool Navigation Radar, because when bad weather hazard prone to
accidents. Ships Officers then be observant when encountering bad weather while
using Radar onboard the vessel. The purpose of this study is to determine the role
of navigational radar instrument on board in the face of bad weather, the
constraints of what happens in the face of bad weather radar, radar operation in
the face of bad weather. Research will be carried out to the practice field for 12
months. Sources of data obtained directly by observation and interview
documents relating to the title of this applied scientific work.
The type of research that will be used by researchers is research using
qualitative methods. The qualitative method seeks to express symptoms as a
whole which is in accordance with the field situation as it is through collecting
data from natural settings by utilizing the researcher as a key instrument. This
kind of research is more descriptive and uses the thinking of logic. The process
and meaning from the point of view of the subject under study are more
highlighted in this study. Qualitative research requires order, order and accuracy
in thinking, about the relationship of one data with other data and the context in
the problem to be revealed.
The author hopes that the results of this study can be useful for the reader,
because according to the authors the optimization of radar usage when bad
weather is very influential on safety when navigating when facing bad weather.
The role of radar navigation devices is also very important and must be carried out
periodically, because the radar that can still be used in the place of the author is
only one research, because the other radar is still in a damaged condition. In such
circumstances it is absolutely necessary that the accuracy of the missionary on
duty is needed, even though the guard can optimize the use of radar but still need
encouragement from the skipper to act faster in optimizing the radar when the bad
weather, because it greatly influences navigation safety.

Keywords: Radar usage, bad weather, safety navigation.

viii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................. ii

PERSETUJUAN SEMINAR ............................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. iv

KATA PENGANTAR ......................................................................... v

ABSTRAK ........................................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................... 3

C. Tujuan Peelitian .................................................. 3

C. Batasan Masalah ................................................. 3

D. Manfaat Penelitian .............................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Review Penelitian Sebelumnya ........................... 5

B. Landasan Teori ................................................... 8

1. Pengertian Optimalisasi .............................. 8

2. Pengertian Radar ......................................... 8

3. Alat Navigasi Radar di Atas Kapal ............. 12

ix
4. Jenis Radar .................................................. 14

5. Bagian - Bagian Radar ................................ 16

6. Fungsi Radar ............................................... 16

7. Prinsip Kerja Radar ..................................... 17

8. Cara Menentukan Posisi.............................. 17

9. Definisi Cuaca Untuk Pelayaran ................. 18

10. Arah Dan Kecepatan Angin ........................ 19

11. Jarak Pandang ............................................. 19

12. Cuaca Buruk di Dunia Pelayaran ................ 21

C. Kerangka Penelitian ............................................ 23

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................... 24

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................. 25

C. Jenis dan Sumber Data ........................................ 25

D. Pemilihan Informan ............................................ 26

E. Teknik Pengumpulan Data .................................. 26

F. Teknik Analisis Data ........................................... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian................... 30

B. Penyajian Data .................................................... 31

1. Observasi ..................................................... 31

2. Wawancara .................................................. 33

3. Dokumentasi ............................................... 36

C. Pembahasan ........................................................ 41

x
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................... 42

B. Saran ................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 45

LAMPIRAN ......................................................................................... 46

xi
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Tabel 1 Spesifikasi Radar Furuno 1932 Mark-2 ................................. 6

2. Tabel 2 Tipe Radar .............................................................................. 7

3. Tabel 3 Data Alat Navigasi ................................................................. 36

xi
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Gambar 1 Radar Furuno RDF 142 ..................................................... 40

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayaran merupakan bagian dari sarana transportasi laut sebagaimana

amanat Undang-Undang No.17 Tahun 2008 menjadi suatu yang sangat

strategis bagi wawasan nasional serta menjadi sarana vital yang menunjang

tujuan persatuan dan kesatuan nasional. Pelayaran atau angkutan laut

merupakan bagian dari transportasi yang tidak dapat dipisahkan dengan

bagian dari sarana transportasi lainnya dengan kemampuan untuk

menghadapi perubahan ke depan, mempunyai karakteristik karena mampu

melakukan pengangkutan secara massal.

Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki luas perairan

sekitar 5,8 juta km atau dengan kata lain memuat 1,3 % dari luas perairan

dunia. Begitu luas perairan yang dimiliki membuat Indonesia menjadi salah

satu Negara yang menjadi alur pelayaran internasional. Maka dari itu

Indonesia merupakan salah satu jalur transportasi laut internasional yang

banyak dilewati oleh kapal dari berbagai negara di dunia.

Selain itu, Negara Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki

ribuan pulau dari sabang sampai merauke, sehingga salah satu alat

transportasi laut yaitu kapal. Seiring perkembangan industri dan kebutuhan

akan transportasi khususnya transportasi laut baik domestik maupun

internasional di Indonesia semakin meningkat, maka tidak dipungkiri

semakin banyak jumlah kapal yang beroperasi di wilayah Indonesia.

1
2

Dikarenakan Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang lalu

lintas lautnya padat dan memiliki lautan yang sangat luas dan dapat

menyebabkan kecelakaan ketika menghadapi keadaan atau cuaca buruk saat

bernavigasi di perairan Indonesia, semakin tingginya angka kecelakaan di

perairan Indonesia seperti cuaca buruk di Nusa Tenggara Timur (NTT)

kembali menelan korban, setelah kecelakaan KM Hamsita III yang

menewaskan 11 orang, giliran KM Lydia karam setelah diterjang

gelombang laut, maka banyak muncul pertanyaan-pertanyaan apa penyebab

utama terjadinya kecelakaan kapal pada saat cuaca buruk, terutama pada

penggunaan alat navigasi yang tidak maksimal ketika menghadapi cuaca

buruk, untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada saat cuaca buruk, maka

penggunaan alat navigasi di atas kapal ketika cuaca buruk harus secara

maksimal dan professional, banyak alat navigasi di atas kapal yang sangat

berpengaruh terhadap keselamatan navigasi, dari berbagai alat navigasi di

atas kapal penulis akan meneliti tentang penggunaan pada radar, terutama

ketika saat menghadapi cuaca buruk, karena penggunaan radar sangat

berpengaruh terhadap keselamatan navigasi maupun keselamat kapal dan

crew kapal,

Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka penulis menulis Karya

Ilmiah Terapan ini dengan judul :

“ OPTIMASI PENGUNAAN RADAR KETIKA CUACA BURUK

GUNA UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN NAVIGASI ”


3

B. Rumusan Masalah

Latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah dalam penelitian

upaya untuk mengoptimalkan penggunaan radar adalah :

1. Apakah awak kapal dapat menggunakan radar secara maksimal?

2. Apakah upaya awak kapal dalam mengoptimasikan penggunaan radar

ketika menghadapi cuaca buruk guna untuk meningkatkan

keselamatan navigasi?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui apakah awak kapal dapat menggunakan radar secara

maksimal.

2. Mengetahui upaya awak kapal dalam mengoptimasikan penggunaan

radar ketika menghadapi cuaca buruk guna untuk meningkatkan

keselamatan navigasi.

D. Batasan Masalah

Untuk mempermudah dalam melaksanakan penelitian ini agar tidak

terlalu meluas dan juga untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi

dari penelitian ini, maka penulis memberikan batasan atau ruang lingkup,

bahwa penulis menegaskan bahwa materi Karya Ilmiah Terapan ini hanya

terbatas pada optimalisasi penggunaan radar saat cuaca buruk.


4

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat teoritis:

Bagi masyarakat, penelitian ini bermanfaat sebagai informasi

tentang bagaimana cara mengoptimalkan penggunaan radar ketika

menghadapi cuaca buruk.

2. Manfaat praktisi:

Bagi sekolah, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan acuan

ataupun referensi untuk proses pembelajaran siswa.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Review Penelitian Sebelumnya

Awaludin, A. (2013:90-103) melakukan penelitian dengan judul

“Analisis Kemampuan Radar Navigasi Laut Furuno 1932 mark-2 untuk

Pemantauan Intensitas Hujan“ sebagai solusi radar cuaca biaya murah

dengan menganalisis spesifikasinya kemudian membuat eksperimen dan

pengujian untuk mencoba solusi kelemahannya melalui pengembangan

system akuisi dan pengola sinyal radar. Unit scanner radar memenuhi syarat

untuk pendeteksi hujan, hanya membutuhkan koreksi volume untuk lebar

berkas vertical yang lebar. Sedangkan unit display-nya belum memenuhi

karena plotter-nya masih satu warna dan peghilang clutter-nya menganggap

hujan sebagai clutter. Dari hasil eksperimen dan pengujian dapat diketahui

bahwa radar ini mampu digunakan untuk mendeteksi pergerakan hujan

dengan nilai reflektivitas yang terpantau antara 15-30 dBZ. Hasil

pengukuran rain gauge menunjukkan pada reflektivitas 30 dBZ tersebut

terpantau hujan

Penelitian ini bermaksud mencari salah satu alternative teknologi

radar cuaca yang murah dan handal, yaitu dengan menganalisis kemampuan

radar navigasi laut yang belum menggunakan teknik Doppler dalam

pendeteksian targetnya dan harganya jauh lebih murah dibandingkan radar

cuaca Doppler untuk pemantauan intensitas hujan. Radar yang digunakan

dalam penelitian ini adalah milik pusat sains dan teknologi atmosfer

LAPAN. Radar ini merupakan radar yang di pakai kapal laut untuk

5
6

mendeteksi kapal lain dan daratan yang ada disekitarnya. Dengan bantuan

radar ini, seorang navigator kapal akan mendapatkan rute yang aman dan

cepat bagi kapalnya, meskipun di malam hari, cuaca yang berkabut gelap,

atau di pelabuhan yang padat kapalnya. Spesifikasi radar ini ditunjukkan

dalam table (Furuno, 2013) berikut ini :

Tabel 2.1 Spesifikasi Radar Furuno 1932 Mark-2

Parameter Spesifikasi

Frekuensi X-Band (94 10±30 MHz)

Power Output 4 kW

Jarak Maksimum 60 km

Kecepatan rotasi antenna 24 rpm

Jenis antenna 3.5 ft centre-fed waveguide slotted


array
Lebar berkas sinyal Vertikal: 27º, Horisontal: 2.4º

Lebar pulsa sinyal 0.8µs/2100Hz, 0.3µs/600Hz


Jenis polarisasi Horisontal

Frekuensi Intermediate 60MHz. Bandwidth 25 MHz


(0.08/0.3µs), 3 MHz (0.8 µs)
Teknik Doppler Tidak ada

Sumber: Furuno, 2013

(http://jurnal.lapan.go.id/index.php/jurnal_sains/article/view/1871)

Dari Ari, G (2012:43-48) melakukan penelitian yang berjudul

“Pemanfaatan Noise Radar Kapal untuk Pemantauan Curah Hujan Wilayah

Lokal ” yang menunjukkan noise dari echo radar kapal dapat mendeteksi
7

hujan. Ini terlihat dari adanya echo rain clutter dalam jumlah yang sangat

banyak saat kondisi hujan pada tampilan plotter radar kapal. Radar cuaca

tidaklah mengukur hujan secara langsung, namun memanfaatkan jumlah

energi yang dipantulkan oleh partikel tetes hujan untuk suatu sampel

volume. Jumlah energi tergantung dari ukuran serta bentuk partikel yang

dikenai oleh pancaran radar. Metode pertama dalam menangkap potesi radar

kapal memantau hujan menggunakan metode image processing pada

gambar rekaman plotter radar. Hasil rekaman plotter radar setelah

dihilangkannya clutter kondisi ini dipertegas dengan data pengukuran data.

data ini dapat dilihat arah barat sampai utara terjadi intensitas hujan.

Tabel 2.2 Berikut spesifikasi table.

Tipe Radar Radar X-Band (9410±30 M)

Power Output 4 kW

Jangkauan 0 – 60 km

Kecepatan Rotasi 24 rpm

Jenis Antena 3.5 ft centre-fed waveguide slotted


array

Vertikal Beamwidth 27

Horisontal Beamwidth 2.4

Sumber :
FurunoOperator’sManual(,http://www.library.gunadarma.ac.id/journal/view/
11228/pemanfaatan-noise-radar-kapal-untuk-pemantauan-curah-hujan-
wilayah-lokal.html)
8

B. Landasan Teori

1. Pengertian Optimalisasi

a) Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1995;625)

adalah optimalisasi berasal dari kata optimal yang berarti

terbaik, dan yang tertinggi jadi optimalisasi adalah suatu proses

meninggikan atau meningkatkan.

b) Menurut Wikipedia adalah serangkaian proses yang dilakukan

secara sistematis yang bertujuan untuk meninggikan volume dan

kualitas trafik kunjungan melalui mesin mencari menuju situs

web tertentu dengan memanfaatkan mekanisme kerja atau

alogaritme mesin pencari tersebut.

Berdasarkan pengertian diatas penulis menyimpulkan pengertian

optimalisasi adalah suatu proses yang dilakukan dengan cara

terbaik dalam suatu pekerjaan untuk mendapatkan keuntungan

tanpa adanya harus mengurangi kualitas pekerjaan.

2. Pengertian Radar

Radar meru[akan salah satu Peralatan Alat Navigasi Elektronik,

Radar singkatan dari “Radio Detection and Ranging” adalah

pengertian navigasi elektronik terpenting dalam pelayaran. Pada

dasarnya radar berfungsi untuk mendeteksi dan mengukur jarak satu

obyek di sekeliling kapal. Disamping dapat memberikan petunjuk

adanya kapal, pelampung, kedudukan pantai dan obyek lain

disekeliling kapal, alat ini juga dapat memberikan baringan dan jarak

antara kapal dan objek-objek tersebut.


9

Dari pengertian tentang radar diatas radar sangat bermanfaat

untuk mengetahui kedudukan kapal lain sehingga dapat membantu

menghindari/mencegah tejadinya tabrakan di laut. Radar akan sangat

berguna pada saat cuaca buruk, keadaan berkabut dan berlayar

dimalam hari terutama apabila petunjuk petunjuk pelayaran seperti

lampu suar, pelampung, bukit atau bangunan secara visual tidak dapat

diamaati.

Kelebihan utama dari pada radar dibanding dengan peralatan

navigasi yang lain, dalam pengoperasiannya radar tidak memerlukan

stasiun – stasiun pemancar.

Pada dasarnya radar menggunakan prinsip pemancar gelombang

elektronik alat pemancar khusus akan memancarkan pulsa gelombang

radio pendek yang dipancarkan dalam alur sempit (narrow beam) oleh

antenna berarah (directional antenna)

Pergerakan gelombang radio ini diumpamakan bergerak secara

luas pada kecepatan yang tetap dan apabila pulsa gelombang yang

dikirimkan mengenai sasaran seperti kapal, pantai sebuah pulau atau

obyek lain, gelombang radio akan dipantulkan lagi dan

diterimakembali oleh unit penerima (receiver unit) di kapal pemancar

dengan segera.

Gema yang dipantulkan disebut gema radio (radio echo).

Dengan mengukur beda waktu pengiriman/pemancar dan penerima

gema dan dengan diketahuinya kecepatan perambatan gelombang


10

radio, jarak antara kapal dengan sasaran dapat diketahui. Infomasi

jarak ini akan ditunjukkan dalam skin radar oleh tabung sinar katoda.

Pulsa gelombang radio yang dipancarkan akan mengalami dua

kali jarak yaitu jarak dari kapal pengamat ke sasaran ketika

pemancaran dan jarak untuk kembali ke poenerima dari sasaran.

Untuk menentukan jarak dan kedudukan sasaran, hanya

setengah waktu perjalanan yang diperhitungkan. Gelombang radio

yang dipancarkan oleh pemancar radar bergerak dengan cepat

sehingga pengukurannya menggunakan mikrodetik (m/s).

Perambatan gelombang radio bergerak dengan kecepatan 300

m/s. Untuk menghitung jarak dari kapal kepada sasaran sangat mudah

misalnya ; selang waktu pengiriman dan penerimaan kembali

gelombang radio adalah 100s, jarak pergi dan pulang gelombang radio

adalah 100 x 300 = 30.000 m dan jarak antara kedua kapal adalah

setengahnya yaitu 15.000 m = 8,1 mil laut.

Jarak jangkau minimum radar adalah sama dengan jarak yang

dapat dilihat oleh mata manusia dan jarak maksimum tergantung

kepada jenis dan kemampuan radar. Meskipun demikian, target

dibalik sudut tidak akan tampak dari radar.


11

Pengertian Radar dari beberapa sumber :

a) Pengertian radar menurut David K. Barton

Radar merupakan sebuah peralatan yang digunakan untuk

memancarkan sinyal elektromagnetik dan menerima sinyal echo

dari objek/target pada lingkup cakupannya. Keberadaan target

dideteksi dari sinyal echo atau dari jawaban transponder.

Informasi tambahan tentang target didapatkan dari Radar

termasuk salah satu diantaranya:

1) Jarak, dengan selisih waktu antara sinyal saat

ditransmisikan dan diterima.

2) Arah (azimuth), dengan menggunakan pola antena

direktif.

3) Laju perubahan jarak, dengan perhitungan pergeseran

Doppler (Doppler Shift).

4) Deskripsi / Klasifikasi target, dengan menganalisis sinyal

echo dan variasinya dengan waktu.

Istilah Radar merupakan akronim dari Radio Detection

and Ranging. Beberapa radar juga dapat beroperasi pada mode

pasif, dimana transmitter dimatikan dan informasi tentang target

didapatkan dengan menerima radiasi yang keluar dari target itu

sendiri atau terpantul oleh target dari sumber-sumber eksternal.

Radar juga dikenal sebagai bidang ilmu pengetahuan dan


12

teknologi termasuk metode dan peralatan untuk melakukan

operasi dasar terhadap target.

b) Pengertian radar menurut Merrill K. Skolnik

Radar merupakan sistem elektromagnetik untuk deteksi

dan mencari posisi objek. Radar beroperasi dengan

memancarkan salah satu jenis waveform (bentuk gelombang),

misalnya gelombang sinus yang dimodulasi pulsa dan

mendeteksi keaslian sinyal echo. Radar digunakan untuk

meningkatkan kemampuan salah satu indera pada pengamatan

lingkungan, khususnya indera penglihatan. Radar didesain untuk

melihat kondisi lingkungan dan target agar lebih tahan terhadap

kegelapan, kabur, kabut, hujan, dan salju. Radar juga

mempunyai kelebihan untuk dapat menghitung jarak ke objek.

3. Alat Navigasi Radar Diatas Kapal

Navigasi adalah penentuan posisi dan arah perjalanan baik di

medan sebenarnya atau di peta, dan oleh sebab itulah pengetahuan

tentang kompas dan peta, radar, arpa, GMDSS, live saving

equipment, dan buku buku publikasi serta teknik penggunaannya

haruslah dimiliki dan dipahami. Sebelum kompas ditemukan, navigasi

dilakukan dengan melihat posisi benda-benda langit seperti matahari

dan bintang-bintang dilangit, yang tentunya bermasalah kalau langit

sedang mendung. Kapal-kapal sekarang sudah canggig canggih baik

dari system elektronik yg terus bermunculan sehingga

mempermudahkan kita dalam menentukan posisi kapal. tapi alat alat


13

tradisional yang di ajarkan Bpk. Palumian jangan di lupakan karena

suatu saat pasti kita harus mempergunakannya. Banyak buku-buku

yang terbit oleh Captain senior kita yang mengajarkan cara melayari

kapal dengan baik. salah satunya adalah perangakat navigasi, semua

pelaut harus mengenal dan dapat menggunakannya semaksimal

mungkil agar tercapai keselamatan dalam rute pelayarannya,

Radar Merupakan salah satu Peralatan Navigasi Elektronik,

Radar singkatan dari “Radio Detection and Ranging” adalah peralatan

navigasi elektronik terpenting dalam pelayaran. Pada dasarnya radar

berfungsi untuk mendeteksi dan mengukur jarak suatu obyek di

sekeliling kapal. Disamping dapat memberikan petunjuk adanya

kapal, pelampung, kedudukan pantai dan obyek lain disekeliling

kapal, alat ini juga dapat memberikan baringan dan jarak antara kapal

dan objek-objek tersebut.

Dari pengertian tentang Radar diatas radar sangat bermanfaat

untuk mengetahui kedudukan kapal lain sehingga dapat membantu

menghindari/mencegah terjadinya tabrakan dilaut. Radar akan sangat

berguna pada saat cuaca buruk, keadaan berkabut dan berlayar

dimalam hari terutama apabila petunjuk pelayaran seperti lampu suar,

pelampung, bukit atau bangunan secara visual tidak dapat diamati.

Kelebihan utama dari pada radar dibanding dengan peralatan

navigasi yang lain, dalam pengoperasiannya radar tidak memerlukan

stasion-stasion pemancar. Pada dasarnya radar menggunakan prinsip

pancaran gelombang elektronik. Alat pemancar khusus akan


14

memancarkan pulsa gelombang radio pendek yang dipancarkan dalam

alur sempit (narrow beam) oleh antena berarah (directional antenna).

Pergerakan gelombang radio ini diumpamakan bergerak secara lurus

pada kecepatan yang tetap dan apabila pulsa gelombang yang

dikirimkan mengenai sasaran seperti kapal, pantai sebuah pulau atau

obyek lain, gelombang radio akan dipantulkan lagi dan

diterima kembali oleh unit penerima (receiver unit) di kapal pemancar

dengan segera.

4. Jenis Radar

Jenis radar dibagi menjadi tiga yaitu jenis radar tergantung dari

fungsinya, jenis radar tergantung dari bentuk gelombangnya, dan jenis

radar berdasarkan prinsip kerjanya.

a) Jenis radar tergantung dari fungsinya

1) Surveillance Radar, digunakan untuk melihat target di

jarak yang sangat jauh.

2) Weather Radar, digunakan untuk melihat kondisi cuaca di

suatu daerah.

3) Missile Control Radar, digunakan untuk memandu atau

mengontrol Missile/Rudal.

4) Ground Penetrating Radar, digunakan untuk melihat

kandungan material di dalam perut bumi.

5) Speed Gauge Radar, digunakan untuk menghitung

kecepatan suatukendaraan.
15

6) Synthetic Aperture Radar, digunakan untuk membuat citra

sintetis tentang suatu objek tertentu.

b) Jenis radar tergantung dari gelombangnya

1) Pulsed Radar (Radar Pulsa), sinyal dasarnya berbentuk

pulsa, namun dimodulasi gelombang sinusoidal. Sinyal

pulsa berarti gelombang yang dipancarkan mempunyai

delay tertentu antar pulsanya. Delay ini digunakan untuk

memberikan selang waktu saat pemancaran dan

penerimaan gelombang elektromagnetik. Oleh karena

itu, Radar jenis ini hanya membutuhkan satu buah antenna

yang ditambahkan duplexer untuk memisahkan saat antena

memancarkan dan menerima sinyal.

2) Continuous Wave Radar, sinyal dasarnya berbentuk

sinusoidal, namun dimodulasi dengan gelombang

sinusoidal, baik dengan modulasi FM maupun AM. Radar

ini memancarkan gelombang secara terus menerus,

sehingga membutuhkan antena yang terpisah, sebagai

antena pemancar dan penerima.

c) Jenis radar berdasarkan prinsip kerjanya, radar dibedakan

menjadi dua, berdasarkan prinsip kerja penerimaan sinyalnya,

yaitu:

1) Radar Aktif, yaitu radar dengan prinsip kerja

memancarkan sinyal ke udara. Setelah mengenai target


16

sinyal diterima kembali ke radar untuk kemudian

dilakukan deteksi.

2) Radar Pasif, yaitu radar dengan prinsip kerja menerima

panas dari target yang berada di daerah jangkauannya,

tanpa memancarkan sinyal dahulu seperti radar aktif.

5. Bagian - Bagian Radar

Pada dasarnya, Radar terdiri atas beberapa bagian besar, yaitu:

a) Transmitter digunakan untuk membangkitkan dan modulasi

gelombang elektromagnetik untuk selanjutnya dipancarkan

melalui antena pemancar.

b) Receiver digunakan untuk demodulasi dan mengolah gelombang

elektromagnetik yang telah diterima oleh antena penerima untuk

selanjutnya dilakukan deteksi.

c) Antenna digunakan untuk memancarkan dan menerima

gelombang elektromagnetik.

d) Display digunakan untuk menampilkan hasil deteksi.

6. Fungsi Radar

a) Untuk menentukan posisi kapal dari waktu ke waktu. Dalam

menentukan posisi kapal dengan radar dapat dilakukan dengan

beberapa cara yaitu menggunakan baringan dengan baringan,

menggunakan baringan dengan jarak dan menggunakan jarak

dengan jarak.
17

b) Memandu kapal keluar – masuk pelabuhan atau perairan sempit.

Pada posisi Head Up, radar sangat efektif dan efisien untuk

membantu para nakhoda atau pandu dalam melayarkan kapalnya

keluar-masuk pelabuhan, sungai atau alur pelayaran sempit.

c) Membantu menemukan ada atau tidaknya bahaya tubrukan.

Dengan melihat pada layar Cathoda Ray Tube (CRT) adanya

pantulan atau echo dari awan yang tebal.

d) Membantu memperkirakan hujan melewati lintasan kapal.

Dengan melihat pada layar radar (Cathoda Ray Tube) adanya

pantulan atau echo dari awan yang tebal.

7. Prinsip Kerja Radar

Prinsip Cara Kerja Radar Sebagai alat Navigasi

Elektronik yaitu Pada saat pengiriman sinyal antena akan berputar 10

hingga 30 kali/menit dengan memancarkan denyutan/pulsa 500 hingga

3000 kali/detik. Ketika pemancaran, pulsa ini akan dipantulkan

kembali apabila mengenai sasaran dalam bentuk gema radio (radio

echo). Pulsa yang dipantulkan ini akan diterima kembali oleh antena

dan dikirim ke unit penerima (receiver) melalui switch

pemilih pancar/terima. Pulsa ini akan di kuatkan dan akan dideteksi

dalam bentuk sinyal radio yang seterusnya dibesarkan lagi

kekuatannya pada indikator.

8. Cara Menentukan Posisi


18

Setiap kali gelombang elektrik dipancarkan, bintik-bintik putih

akan terbentang dari pusat skrin/skop radar dengan kecepatan konstan

dan akan membuat garis sapuan. Garis sapuan ini akan bergerak

disekeliling pusat skop dan berputar searah jarum jam dimana

putarannya selaras dengan putaran antena.

Apabila sinyal video (video signal) digunakan dalam indikator,

bintik putih diatas garis sapuan ini akan diubah kedalam

bentuk gambar/bayang-bayang. Posisi gambar ini akan sejalan dengan

arah gelombang elektrik yang dipancarkan serta jarak posisi gambar

ini dengan pusat skop radar adalah berdasarkan jarak kapal dengan

sasaran di suatu tempat. Dengan demikian posisi penerima sinyal

kapal senantiasa berada di pusat skop pada tabung sinar katoda dan

dikelilingi oleh objek/sasaran.

9. Definisi Cuaca untuk Pelayaran

Informasi cuaca untuk Pelayaran adalah cuaca yang

diperuntukan khusus untuk dunia pelayaran, baik untuk saat akan

berlayar, berlabuh maupun selama pelayaran. Umumnya informasi

unsur cuaca yang dibutuhkan untuk pelayaran adalah keadaan hujan,

keadaan angin, jarak pandang, dan tinggi gelombang. Yang paling

ditakuti bagi pelayaran adalah tinggi gelombang baik untuk jenis

kapal nelayan maupun jenis kapal yang besar

Informasi cuaca yang diperlukan untuk pelayaran antara lain :

intensitas hujan, arah dan kecepatan angin, tinggi gelombang baik


19

tinggi gelombang rata-rata maupun tinggi gelombang tertinggi,

informasi badai tropis dan jarak pandang. Pengukuran unsur-unsur

cuaca di laut biasanya menggunakan weather buoy. Pada saat

diperkirakan kondisi cuaca akan memburuk, stasiun meteorogi

maritim yang berwenang akan mengeluarkan peringatan dini

(warning) yang nantinya dikirimkan ke kapal-kapal yang sedang

berlayar. Warning berisikan informasi prakiraan cuaca buruk yang

akan terjadi dalam 24 jam ke depan.

10. Arah dan Kecepatan Angin :

Unsur ini dimanfaatkan untuk keselamatan selama dalam

pelayaran. Angin dimanfaatkan oleh kapal nelayan, kapal layar dan

jenis kapal tongkang untuk menambah atau mengurangi kecepatan.

Selain itu arah dan kecepatan angin dapat juga dimanfaatkan untuk

mempertahankan posisi saat berlayar. Angin kencang berkaitan

dengan tinggi gelombang, jika anginnya kencang maka gelombangnya

juga akan tinggi.

11. Jarak Pandang

Dalam pelayaran, jarak pandang diperlukan untuk

mempertahankan arah kapal. Jarak pandang (visibility) berarti jarak

terjauh terhadap suatu objek yang masih dapat dilihat dengan mata

telanjang (tanpa alat bantu apapun). Jarak pandang yang sempit bisa

berbahaya bagi kapal karena mengakibatkan nahkoda tidak bisa


20

melihat keadaan di sekitarnya. Karena itulah banyak kecelakaan

tabrakan kapal yang terjadi karena jarak pandang yang rendah.

Kejadian-kejadian yang dapat mengurangi jarak pandang adalah:

a) Hujan deras

Pada dasarnya hujan didefinisikan sebagai partikel-

partikel air yang jatuh ke permukaan bumi berbentuk kepingan

dengan diameter 0.5 mm atau kurang. Hujan deras dengan

butiran partikel yang rapat dapat mengurangi jarak pandang.

Apalagi jika hujan deras tersebut terjadi sepanjang hari.

b) Smoke

Smoke atau asap adalah partikel kering yang mengambang

di atmosfer dan bisa bergerak mendekati permukaan bumi, baik

di darat maupun di laut. Biasanya smoke merupakan hasil dari

proses pembakaran. Smoke yang berasal dari hasil pembakaran

di daratan bergerak bersama dengan gerakan angin ke laut.

Smoke yang bercampur dengan udara di atas lautan akan

memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengendap ke

permukaan air sehingga mengakibatkan berkurangnya jarak

pandang.

c) Fog

Pada dasarnya fog (kabut) adalah awan yang berada dekat

permukaan bumi yang mengandung jutaan butir air yang sangat

kecil. Fog tidak hanya terjadi di daratan tapi bisa juga terjadi di
21

atas lautan. Di dunia pelayaran fog dapat megurangi jarak

pandang hingga kurang dari 1 km.

d) Tinggi Gelombang

Merupakan jarak vertikal antara puncak dan lembah

gelombang. Kriteria tinggi gelombang yang mempengaruhi

pelayaran adalah sebagai berikut :

1.25 – 2.0 m : berbahaya bagi perahu nelayan.

2.0 – 3.0 m : berbahaya bagi perahu nelayan dan

tongkang

3.0 – 4.0 m : berbahaya bagi perahu nelayan, tongkang

dan ferry

> 4.0 m : berbahaya bagi semua kapal

12. Cuaca Buruk di dunia pelayaran

Cuaca buruk sangat ditakuti di dunia pelayaran karena akibatnya

yang bisa menimbulkan berbagai kecelakaan di tengah laut seperti

kapal karam atau terdampar yang akhirnya akan menimbulkan banyak

korban jiwa. Cuaca buruk di dunia pelayaran antara lain angin

kencang, gelombang tinggi, dan storm surge.

Dampak cuaca buruk dapat disebabkan karena:

a) Angin kencang

Angin kencang dengan kecepatan mencapai 90 knot (167

km) bisa terjadi karena adanya badai tropis di tengah lautan.


22

Tentu ini akan sangat berbahaya bagi kapal – kapal yang

berlayar di sekitarnya. Kecepatan angin yang besar akan

mengakibatkan daerah dengan radius ratusan bahkan sampai

ribuan kilometer dari pusatnya akan memiliki gelombang yang

tinggi bahkan bisa mencapai lebih dari 3 m dan berbahaya bagi

semua jenis kapal.

b) Storm Surge

Adalah air laut yang naik sampai kedaratan akibat dari

putaran angin di sekitar badai tropis. Ketika badai tropis

bergerak menuju ke daratan, badai tersebut akan mendorong air

laut di bawahnya ke arah pantai. Kekuatan dorongan ini

bergabung dengan kekuatan gelombang normal dapat

menghasilkan kenaikan airlaut hingga mencapai ketinggian 5

meter. Gelombang pasang yang datang tiba-tiba ini dapat

menyebabkan banjir di daratan yang dilaluinya, menghancurkan

populasi penduduk, dan karenanya juga sangat berbahaya bagi

kapal-kapal yang sedang berlabuh maupun yang sedang berlayar

di dekat pantai.
23

B. Kerangka Penelitian

Upaya memanfaatkan radar agar mengerti


bagaimana penggunaan secara optimal

Mengoptimalisasi perwira dek Kurangnya pemahaman


agar mampu dan mengerti akan perwira dek saat
kegunaan radar menggunakan radar

Mempelajari kegunaan radar Kurangnya pengetahuan akan


baik teori maupun praktek kegunaan radar ketika
menghadapi cuaca buruk

Mengetahui pentingnya Kurang optimalnya


penggunaan radar ketika penggunaan radar di laut saat
menghadapi cuaca buruk menghadapi cuaca buruk
untuk keselamatan navigasi

Optimalisasi penggunaan radar


ketika cuaca buruk guna untuk
keselamatan navigasi
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan peneliti adalah penelitian

dengan menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif berupaya

mengungkapkan gejala secara menyeluruh (wholistic) yang sesuai dengan

situasi lapangan apa adanya (contextual) melalui pengumpulan data dari

latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrument (human

instrument) kunci. Penelitian semacam ini semakin bersifat deskripsi dan

menggunakan logika berpikir. Proses dan makna dari sudut pandang subjek

yang diteliti lebih ditonjolkan dalam penelitian ini. Penelitian kualitatif

menuntut keteraturan, ketertiban dan kecermatan dalam berpikir, tentang

hubungan data yang satu dengan data yang lain dan konteksnya dalam

masalah yang akan diungkapkan.

Penelitian kualitatif (Qualitative research) bertolak dari filsafat

konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak,

interaktif dan suatu pertkaran pengalaman yang diinterpretasikan oleh

individu-individu. Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah

sebagai sumber data. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam suatu situasi

sosial merupakan kajian utama penelitian kualitatif.

24
25

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dikenal istilah populasi dan sampel.Istilah

yang digunakan adalah setting atau tempat penelitian. Lokasi penelitiannya

adalah di salah satu kapal niaga dimana pada saat penulis melaksanakan

praktek kerja laut (PRALA) selama 1 tahun, yaitu di kapal KM. CAKRA

KEMBAR SATU.

C. Jenis dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek darimana data

diperoleh (Arikunto, 2006 : 123). Untuk memperoleh data sehubungan

dengan masalah yang akan penulis teliti. Perlunya sumber data yang akan

memeberikan informasi diantaranya yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang hanya dapat diperoleh dari sumber

asli atau pertama melalui narasumber yang tepat dan yang penulis

jadikan responden dalam penelitian. Peneliti mendapatkan data primer

ini melalui wawancara langsung ke responden bagaimana peran alat

navigasi radar dalam keselamatan pelayaran.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga

peneliti tinggal mencari dan mengumpulkan informasi-informasi yang

sudah tersedia. Data ini di peroleh dengan lebih mudah dan cepat

karena sudah tersedia. Data yang peneliti peroleh berupa data-data

yang nyata sesuai dilokasi, karena di kapal sudah tersedia data-data


26

yang ada, seperti contohnya data tentang alat navigasi Radar yang

berfungsi untuk mengetahui keadaan berbahaya di sekitar laut, data

tersebut saya gunakan untuk mendukung tentang analisis saya dan

bagaimana kapal mampu melakukan olah gerak pada saat alat

navigasi radar mengalami kerusakan sehingga mengancam

keselamatan pelayaran.

D. Pemilihan Informan

Pemilihan informan berdasarkan cerita crew kapal yang melakukan

pengamatan terhadap cuaca, atau dalam hal ini berhubungan langsung

dengan Nakhoda, Mualim, dan Juru Mudi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,

menggunakan dua teknik pengumpulan data yakni:

1. Observasi

Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif

adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan

sebagai instrment. Dan format yang disusun sebagai item-item tentang

kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Dan dalam

penelitian ini observasi akan dilakukan dengan cara peneliti langsung

terjun ke lapangan untuk mengetahui bagaimana latar belakang awak

kapal dalam menggunakan radar ketika cuaca buruk.


27

2. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang,

melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang

lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan

tujuan tertentu. Wawancara yang dilakukan adalah dengan

mengajukan pertanyaan kepada informan. Pemilihan informan peneliti

di tekankan pada mualim. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data

di lokasi penelitian dengan aktual dan fakta yang sesuai.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yang berbentuk tulisan seperti catatan-catatan

kecil yang berupa informasi dari hasil wawancara sedangkan dokumen

yang berbentuk gambar seperti foto. Dokumen yang berbentuk karya

misalnya gambar tentang kejadian yang berhubungan dengan alat

navigasi radar. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan

metode observasi dan wawancara dalam penelitian ini.

F. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, proses selanjutnya adalah menyederhanakan

data yang diperoleh kedalam bentuk yang mudah dibaca, dipahami dan di

interpretasikan, yang pada hakekatnya merupakan upaya untuk mencari

jawaban atas permasalahan yang ada.

Sesuai dengan metode penelitian deskriptif, maka data akan diuraikan

sedetail mungkin dengan uraian – uraian kualitatif. Artinya dari data yang
28

diperoleh dilakukan pemaparan serta interpretasi secara mendalam.

Selanjutnya data yang ada dianalisis serinci mungkin dengan cara

mengabstraksikan secara teliti setiap informasi yang diperoleh selama

dilapangan, sehingga dapat diperoleh kesimpulan.

Dalam penulisan ini penulis menggunakan 3 macam metode analisa data :

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data

kasar yang muncul dari catatan- catatan tertulis dilapangan. Reduksi

data merupakan suatu bentuk analisis menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengkoordianasikan

data dengan cara sedemikan rupa sehingga akhirnya dapat ditarik

kesimpulan dan diverifikasikan.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang telah

tersusun secara terpadu dan mudah untuk dapat dipahami yang

memberikan kemungkinan adanya penarikan suatu kesimpulan dan

kemungkinan adanya pengambilan suatu tindakan.

3. Menarik Simpulan atau Verifikasi

Menarik simpulan merupakan kemampuan seorang peneliti

dalam menyimpulkan berbagai temuan data yang diperoleh selama

penelitian berlangsung.

Metode analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah analisis kualitatif, dimana data – data yang diperoleh selama


29

penelitian berlangsung disusun secara sistematis dan teratur, kemudian

penulis akan membuat analisis agar diperoleh kejelasan tentang

masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Alasan penulis membuat

analisis kualitatif adalah supaya dalam penelitian ini diperoleh

pengertian dan pemahaman tentang masalah agar dapat menjelaskan

suatu kebenaran.

Dari data – data yang diperoleh dari penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya. Penulis menganalisis data tersebut sehingga

dapat diperoleh mengenai pembahasan masalah – masalah yang

didapat, kemudian dari pembahasan masalah tersebut dapat diambil

kesimpulannya dan penulis dapat memberikan saran – saran yang

diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta.


Balai Pustaka.

http://apsorong.kkp.go.id/lecture/item/120-perlengkapan-peralatan-navigasi-kapal

http://apsorong.kkp.go.id/lecture/item/120-perlengkapan-peralatan-navigasi-kapal

http://www.maritimeworld.web.id/2014/07/apa-yang-dimaksud-dengan-radar-dan-
fungsi-radar-kapal.html

https://www.scribd.com/doc/100100320/SKRIPSI-OPTIMALISASI-
OPERASIONAL-SARANA-BANTU-NAVIGASI-PELAYARAN

https://www.tempo.co/topik/masalah/2554/gelombang-laut-tinggi

International Maritime Organization, International Safety Management Code 2004

Maritime World. (Juni 2014). Prinsip Cara Kerja Radar Sebagai Navigasi Elektronik.

Martopo, A (09 Maret 2012). Radar dan Tombol-Tombolnya.

Molleong, (2012).Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:PT.Remaja Rosdakarya

Molleong. (2002). Metode Penelitian.

POLTEKPEL-SBY,(2014).Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Terapan, Surabaya:


Tim POLTEKPEL-SBY

Sarwono. (2006). Jenis dan Sumber Data

Supriyono, H. & Martopo, A (Januari 2015). Cara Menggunakan Radar dan Fungsi
Tombol Radar.

Sutiyar. (1994). Kamus Istilah Pelayaran, Jakarta

Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Radar

45

Anda mungkin juga menyukai