Anda di halaman 1dari 34

KAPASITAS DAN PENANGANAN MUATAN

MEMPENGARUHI STABILITAS KAPAL

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III

IMAM NUGROHO AGUSTIAN


NIT. 04.16.046.1.41
AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA III


POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA
TAHUN 2020
ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : IMAM NUGROHO AGUSTIAN

NIT : 04.16.046.1.41/N

Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III

Menyatakan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul :

KAPASITAS DAN PENANGANAN MUATAN MEMPENGARUHI

STABILITAS KAPAL

Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali tema yang

saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.

Jika pernyataan di atas tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang

ditetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.

Surabaya,………………………2020

Materai 6000

IMAM NUGROHO AGUSTIAN


NIT. 04.16.046.1.41/N
iii

PERSETUJUAN SEMINAR
KARYA ILMIAH TERAPAN

Judul : KAPASITAS DAN PENANGANAN MUATAN


MEMPENGARUHI STABILITAS KAPAL
Nama Taruna : IMAM NUGROHO AGUSTIAN
NIT : 04.16.046.1.41/N
Jurusan : Nautika
Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III

Dengan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diseminarkan

Surabaya,................................ 2020

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

I’IE SUWONDO, S.Si.T, M.Pd, M.Mar DAVIQ WIRATNO,S.Si.T, M.T, M.Mar


Penata (III/c) Penata TK.I (III/d)
NIP. 19770214 200912 1 001 NIP. 1979010 7200212 1 002

Mengetahui:
Ketua Jurusan Nautika

DAVIQ WIRATNO,S.Si.T, M.T.


Penata TK.I (III/d)
NIP. 1979010 7200212 1 002
iv

PENGESAHAN KARYA ILMIAH TERAPAN

KAPASITAS DAN PENANGANAN MUATAN MEMPENGARUHI STABILITAS


KAPAL

Disusun dan Diajukan Oleh:

IMAM NUGROHO AGUSTIAN


NIT. 04.16.046.1.41
Ahli Nautika Tingkat III

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian KIT

Pada tanggal …………….. 2020

Menyetujui :

Penguji I Penguji II Penguji III

Capt. HERU SUSANTO, M.M I’IE SUWONDO, S.Si.T, M.Pd, M.Mar DAVIQ WIRATNO, S.Si.T, M.T, M.Mar
Pembina (IV/a) Penata (III/c) Penata TK. I (III/d)
NIP. 197110032005021001 NIP. 197702142009121001 NIP. 197901072002121002

Mengetahui
Ketua Jurusan Nautika

DAVIQ WIRATNO, S.Si.T, M.T, M.Mar


Penata Tk. I (III/d)
NIP. 197901072002121002
v

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala berkah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Ilmiah Terapan yang berjudul “KAPASITAS DAN PENANGANAN MUATAN

MEMPENGARUHI STABILITAS KAPAL” dengan tepat waktu tanpa adanya

hal-hal yang tidak di inginkan.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu serta memberikan arahan, bimbingan, petunjuk dalam segala hal yang

sangat berarti dan menunjang dalam penyelesaian proposal penelitian ini.

Perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya Bapak Capt. Heru Susanto, M.M.

2. Pembimbing I Bapak I’ie Suwondo,S.Si,T, M.Pd. M. Mar

3. Ketua Jurusan Nautika & Pembimbing II Bapak Daviq Wiratno, S.Si.T, M.T.

4. Bapak/Ibu dosen Politeknik Pelayaran Surabaya, khususnya lingkungan

program studi Nautika Politeknik Pelayaran Surabaya.

5. Kedua orang tua saya atas segala dukungannya dan doanya.

6. Serta rekan – rekan kelas Nautika B Diploma III yang telah membantu dalam

proses penulisan Karya Ilmiah Terapan ini.

Semoga kelak penelitian ini dapat berguna bagi semua pihak,

khususnya bagi pengembangan pengetahuan taruna – taruni Politeknik Pelayaran

Surabaya, serta bermanfaat bagi dunia pelayaran pada umumnya.

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Ilmiah Terapan ini masih

jauh dari sempurna dan masih terdapat kekurangan dari segi isi maupun teknik
vi

penulisan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

demi kesempurnaan penulisan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan mohon maaf atas segala

kekurangan.

Surabaya, ……..………….. 2020

Penulis

IMAM NUGROHO AGUSTIAN


vii

ABSTRAK

IMAM NUGROHO AGUSTIAN, kapasitas dan penanganan muatan


mempengaruhi stabilitas kapal. Di bimbing oleh I’ie Suwondo, S.Si.T, M.Pd.
M.Mar dan Daviq Wiratno S.Si.T, MT, M.Mar.
Kita tahu masih banyaknya kasus kecelakaan kapal yang disebabkan
stabilitas kapal yang kurang baik, pengertian stabilitas kapal itu sendiri merupakan
suatu ilmu yang mempelajari tentang kemampuan sebuah kapal untuk kembali
kedudukan semula setelah disengetkan oleh gaya - gaya dari luar. Dimana dengan
mengetahui dan memahami stabilitas kita akan berlayar dengan aman dan
nyaman. Di dalam ilmu stabilitas banyak sekali ilmu yang harus diketahui untuk
menjaga kapal dalam posisi yang optimal. Penanganan muatan juga sangat
berpotensi terhadap stabilitas kapal, penanganan dan pemuatan yang salah dapat
berakibat berbahaya dalam proses pelayaran karena mengganggunya pada
stabilitas kapal, penanganan yang tepat akan berpengaruh positif pada proses
pelayaran.
Banyak sekali kurangnya pemahaman dalam memperhitungkan titik- titik
penting dalam hal memuat dan penanganan yang tidak begitu tepat yang
berpengaruh pada stabilitas kapal, dengan perubahannya titik-titik penting dalam
pemuatan yang dapat menimbulkan kecelakaan ketika berlayar.
Penelitian ini dilaksanakan pada saat praktek laut (Prala) di atas kapal oleh
penulis untuk memperoleh data primer melalui riset lapangan, maka penulis akan
menggunakan teknik wawancara, kajian pustaka dan komparatif dengan
melakukan pengamatan langsung pada obyek yang diteliti dan wawancara dengan
seluruh kru kapal.
Dari kegiatan yang dilakukan selama melaksanakan praktek dan untuk
menjawab pokok permasalahan yang ada hasilnya adalah dengan megetahui data
– data kapal dan menanyakan beberapa pertanyaan kepada crew kapal dapat
diketahui karakteristik kapal sehingga dapat diketahui semua hal yang
menyangkut rumusan masalah diatas yang menyangkut kapasitas muatan kapal
dan dapat mengetahui penanganan apa saja yang dilakukan jika terjadi hal yang
tidak di ingnkan sehingga dapat memperlancar proses operasonal kapal.

Kata Kunci : Kapasitas, Muatan, Stabilitas dan Penanganan


viii

ABSTRACT

IMAM NUGROHO AGUSTIAN, capacity and handling of cargo affect


ship stability. In guidance by I’ie Suwondo, S.Si.T, M.Pd and. Daviq Wiratno
S.Si.T, MT, M.Mar.
We know there are still many cases of ship accidents caused by poor ship
stability, the understanding of the stability of the ship itself is a science that learn
about the ability of a ship to return to its original position after being overturned
by the forces - style from the outside. Where by knowing and understanding the
stability we will sail safely and comfortably. In the science of stability a great deal
of science must be known to keep the ship in its optimal position. Cargo handling
is also very potential to ship stability, handling and loading incorrectly can be
dangerous in the shipping process because it disturbs to the stability of the ship,
proper handling will have a positive effect on the shipping process.
There is a great lack of understanding in accounting for important points
in the case of improper loading and handling affecting the stability of the ship,
with changes in key points in loading that can lead to accidents while sailing.
This research was conducted at the time of marine practice (Prala) aboard
by the writer to get primary data through field research, hence writer will use
interview technique, literature study and comparative by doing direct observation
on object under study and interview with entire crew ship.
From the activities carried out during carrying out the practice and to
answer the main problems that have the result is to know the data of the ship and
ask some questions to the crew of the ship to know the characteristics of the ship
so that it can be known all matters relating to the above problem formulation
concerning the cargo load capacity and can know handling what to do if
something undesirable happens so as to facilitate the ship's operational
processes.

Keywords: Capacity, loading, Stability, Cargo Handling


ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................................ii
PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL KARYA ILMIAH TERAPAN ........... iii
PENGESAHAN PROPOSAL KARYA ILMIAH TERAPAN ..... Error! Bookmark
not defined.
KATA PENGANTAR ............................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................. vii
ABSTRAC ............................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1


A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 4
C. Batasan Masalah ................................................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian................................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 7
A. Landasan Teori ..................................................................................................... 7
B. Kerangka Berpikir .............................................................................................. 17
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 18
A. Jenis Penelitian ................................................................................................... 18
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................ 18
C. Jenis dan Sumber Data....................................................................................... 19
D. Pemilihan Informan............................................................................................ 19
E. Teknik Analisis Data.......................................................................................... 21
x

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Obyek Penelitian...........................................................23
B. Hasil Penelitian ..........................................................................................29
1. Penyajian Data ...............................................................................29
2. Analisis Data ................................................................................32
C. Pembahasan ..............................................................................................47

BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN ..............................................................................................49
B. SARAN ..........................................................................................................49

Lampiran Gambar Kegiatan Melaksanakan Prala .................................................51

Lampiran Daftar Pertanyaan..........................................................................................52

Daftar Pustaka ........................................................................................................ 57


xi

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1.1 KAPAL MT GONAYA VIII

GAMBAR 1.2 STOWAGE PLAN 1

GAMBAR 1.3 STOWAGE PLAN 2

GAMBAR 1.4 SHIP FIGURE AFTER LOADING 1

GAMBAR 1.5 SHIP FIGURE AFTER LOADING 2

GAMBAR 1.6 KAPASITAS TANGI-TANGKI KAPAL

GAMBAR 1.7 KAPASITAS CARGO TANK DAN SHIP PARTICULAR

GAMBAR 1.8 KAPASITAS TANGKI BAHAN BAKAR DAN AIR TAWAR

GAMBAR 1.9 VESSEL EXPERIENCE FACTOR

GAMBAR 2.0 CHECKLIST CARGO TANK

GAMBAR 2.1 CHECKLIST CARGO TANK

GAMBAR 2.2 KEGIATAN CHECK LEVEL TANGKI MANUAL

GAMBAR 2.3 KEGIATAN TANK CLEANING


1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kita mengetahui bahwa perdagangan di Indonesia sangat besar apa lagi

dengan menggunakan jasa angkutan laut, kita tahu potensi sumber daya di

Indonesia sangat besar. Jadi wajar saja Indonesia banyak melakukan impor

dan ekspor ke berbagai daerah atau pulau menggunakan transportasi laut.

Tetapi perlu diketahui juga penanganan yang tepat pada muatan dan

mengetahui berapa beban yang seharusnya dapat dimuat ke kapal agar tidak

menimbulkan bahaya atau kecelakaan ketika berlayar yang disebakan faktor

alam atau kelalaian awak kapal.

Pada surat kabar Jakarta Metro (22 Januari 2014), Kesatuan Pelaut

Indonesia (KPI) mengingatkan pemerintah, khususnya Kementerian

Perhubungan, agar fokus pada keselamatan pelayaran terutama yang

menyangkut masalah stabilitas kapal dengan muatan yang bergerak.

"Kapal ro-ro memiliki muatan yang bergerak dan ada yang tidak,

karena selain penumpang ada juga kendaraan di dalamnya. Dalam situasi

cuaca yang tidak menentu seperti saat ini, faktor muatan itu mesti menjadi

pertimbangan dalam pemeriksaan awal oleh port state control PSC di

pelabuhan asal. Selama ini pengawasan soal stabilitas muatan itu sering

diabaikan," ujar Presiden KPI Hanafi Rustandi.

Hanafi menegaskan, persoalan pemeriksaan muatan kapal ro-ro di

pelabuhan asal oleh PSC itu kerap menjadi masalah klasik, termasuk juga
2

pemeriksaan tentang keselamatan pelayaran dan sertifikasi perwira yang

bertanggung jawab terhadap muatan kapal.

Jadi penyebab yang berhubungan dengan stabilitas kapal sangat banyak,

ini harus benar-benar ditegakkan oleh PSC. Hanafi mengatakan hal itu

sebagai bentuk keprihatinan atas terjadinya peristiwa kecelakaan kapal di

perairan Tanjung Priok selama sepekan terakhir. Sudah ada dua kejadian di

Priok dalam sepekan terakhir dan itu bukan hanya sekedar faktor cuaca, dan

penempatan muatan tetapi soal penegakan pengawasan oleh instansi

berwenang.

Pada 14 Januari 2014, terjadi kecalakan kapal jenis roll on-roll off,

keberangkatannya di dermaga 107 Pelabuhan Tanjung Priok dan akhirnya

(ro-ro) KM Bangka Jaya Line (BJL-1) yang terbalik menjelang nyaris

tenggelam pada posisi kemiringan 90 derajat.

Dari puluhan kejadian yang dibahas dalam sidang-sidang Mahkamah

Pelayaran, sekitar 40 % kasus tenggelamnya kapal disebabkan keadaan

stabilitas yang kurang baik dan cara konstruksi yang salah tanpa

memperhitungkan stabilitasnya.

Seperti halnya kasus yang menimpa Kapal general cargo KM KTC 1

yang memuat batu kapur, tenggelam di perairan Karang Jamuang

(4/10/2017). Satu-satunya hal positif dari tenggelamnya kapal ini seluruh kru

kapal berhasil di evakuasi dengan selamat sebelum kapal tenggelam. Ada

banyak hal yang perlu diusut dari kasus ini, termasuk soal kelayakan kapal

untuk melaut dan soal muatan.


3

Dari hasil investigasi tim kelompok kerja (pokja) wartawan pelabuhan,

menemukan indikasi yang tak beres, kapal yang bermuatan batu kapur itu

diduga membawa beban melampaui daya. Sejumlah jurnalis yang tergabung

di pokja pelabuhan bertanya-tanya terkait perkembangan, penyidikan dan

pengembangan kasus kapal KTC 1 milik keagenan Anugrah Pasifik Jaya,

yang berkantor di jalan Kalianget Surabaya. Sebab, terkesan hilang bagaikan

ditelan kejamnya ombak laut Karang Jamuang. Betapa tidak, kapal yang

dinakhodai Johran dengan 16 anak buah kapal (ABK) yang bertolak dari

pelabuhan Tanjung Perak, pukul 02.00 Wib, Rabu (4/10/2017) dini hari dan

akan berlayar menuju Muara Sungai Siak, Pekanbaru Riau itu kandas di luar

alur atau tepatnya di utara Karang Jamuang.

Data kronologis yang diterima sebelum KM KTC 1 kandas menyebut,

keagenan kapal sudah mengajukan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) pada,

Selasa (3/10/2017), pukul 23.34 Wib. Faktor kedua sesuai manifest muatan

kapal saat pengajuan yaitu 3050 ton. Sedang GT Kapal KTC 1 sesuai data

kapal dengan IMO 8844529, ais vessel type cargo dengan gros tonnage (GT)

2119 dengan dead weitgh 1369 ton, praktis ada kelebihan muatan atau over

load. Peristiwa tenggelamnya kapal itu sepatutnya menjadi perhatian khusus

bagi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

Dilihat faktor-faktor tersebut ada dugaan bahwa petugas kantor otoritas

pelabuhan yang bertanggung jawab menerima pemohon muatan kapal tidak

melakukan kroscek GT kapal. Demikian halnya dengan pihak

Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak, ditengarai juga tidak mengawasi


4

muatan secara benar. Artinya, petugas tidak menindak dan tidak pernah

memberi sanksi jika ada kapal kelebihan muatan.

Oleh karena itu penulis ingin melakukan penelitian ilmiah terapan

kapasitas dan penanganan yang berpengaruh pada stabilitas kapal. Hasil dari

karya tulis ilmiah ini diharapkan menjadi rekomendasi para pelaut untuk

mengetahui lebih jauh lagi tentang bagaimana pentingnya kapasitas kapal

untuk memuat dan penanganan muatan untuk menjaga stabiltas kapal agar

tetap terjaga ketika berlayar dan tidak terpengaruh oleh faktor lingkungan

atau yang lainnya. Penelitian ini meliputi identifikasi terhadap kapasitas

muatan dan penanganannya. Harapan dari penulis adalah dengan adanya ini

mampu memberikan pengetahuan penggunaan yang secara tepat. Maka

berdasar uraian dari latar belakang tersebut penulis tertarik mengkaji lebih

dalam dan mengemukakan dalam bentuk proposal penelitian dengan judul:

“KAPASITAS DAN PENANGANAN MUATAN MEMPENGARUHI

STABILITAS KAPAL”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat disusun identifikasi

masalah yang timbul sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh stabilitas kapal terhadap kapasitas muatan yang

berlebihan.

2. Bagaimana upaya penanganan muatan agar stabilitas kapal tetap

terjaga.
5

C. Batasan Masalah

Sehubungan dengan masalah yang berkaitan terhadap kapasitas dan

penanganan muatan yang berpengaruh pada stabilitas, maka dalam penelitian

ini penulis membatasi permasalahan hanya pada saat penanganan dan

pemuatan di atas kapal.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan

untuk:

1. Untuk mengetahui pengaruh apa saja yang ditimbulkan jika

kapasitas muatan melebihi daya angkut pada kapal.

2. Untuk mengetahui tindakan apa saja yang dilakukan untuk menjaga

stabilitas kapal agar tetap terjaga dengan melihat muatan yang dapat

dimuat dikapal.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk

dijadikan sebagai sumber informasi dalam menjawab permasalahan-

permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran terutama dalam

meningkatkan proses pembelajaran Taruna Pelayaran pada subtema

penanganan muatan dan menambah wawasan bagi para pelaut dalam

ilmu penanganan muatan. Sehingga dapat mengetahui bagaimana

tindakan yang harus dilakukan jika kapasitas dan penanganan pada

muatan salah agar tidak menimbulkan bahaya kecelakaan.


6

2. Praktis

a. Bagi Taruna

Manfaat penelitian ini bagi taruna yaitu dapat

meningkatkan semangat dan motivasi dalam mengikuti

pembelajaran tentang penanganan muatan, karena pembelajaran

tentang penanganan muatan sangat penting ketika taruna

melaksanakan praktek layar nanti di suatu perusahaan pelayaran.

Selain itu kesulitan-kesulitan yang dialami oleh taruna ketika

praktek berlayar dapat diatasi karena di lembaga sudah

mengajarkan teori tersebut.

b. Bagi peneliti

Manfaat penelitian ini bagi peneliti yaitu dapat memberikan

pengetahuan dalam pembelajaran penanganan muatan agar

nantinya tidak menimbulkan bahaya seperti stabilitas kapal yang

tidak normal karena penanganan muatan yang tidak tepat seperti

lashing atau penataan muatan dikapal. Selain itu penelitian ini juga

dapat menjadi bahan informasi dan pengalaman dalam menangani

muatan.

c. Bagi Pelaut

Manfaat bagi para pelaut yaitu dapat menambah

pengetahuan tentang penanganan muatan ketika mereka bekerja di

atas kapal, dan mengetahui apa saja tindakan yang harus dilakukan

ketika terjadi kesalahan pada muatan untuk menjaga stabilitas tetap

terjaga dan kapal pada posisi normal.


7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Stabilitas Kapal

Stabilitas Kapal adalah kesetimbangan kapal pada saat diapungkan,

tidak miring kekiri atau kekanan, demikian pula pada saat berlayar, pada

saat kapal diolengkan oleh ombak atau angin, kapal dapat tegak kembali.

Menurut Rubianto, (1996) sekretaris senat dosen sekolah tinggi

perikanan, Jakarta dalam skripsinya tentang stabilitas dan bangunan kapal

berpendapat bahwa stabilitas kapal merupakan sifat atau kecenderungan

dari sebuah kapal untuk kembali kepada kedudukan semula setelah

mendapat senget (kemiringan) yang disebabkan oleh gaya-gaya dari luar.

stabilitas berkaitan dengan bentuk kapal, muatan, draft, dan ukuran dari

nilai GM. Ketika memuat muatan posisi titik berat kapal tidak boleh

melebihi dan terlalu jauh dari posisi M (metasentrum), dan posisi titik

apung (Bouyancy) tidak boleh terlalu tinggi atau rendah karena akan

mempengaruhi stabilitas. Dampak dari pengertian di atas :

a. Menyebabkan kemiringan kapal.

b. Kapal dapat terbalik jika titik berat kapal terlalu rendah dan titik

daya apung yang tinggi.

c. Kapal akan terpental ketika terkena gaya dari luar, jika titik berat

kapal terlalu tinggi akibat kelebihan muatan, yang disebabkan titik

berat melebihi titik metacenter dan titik apung yang semakin tinggi.
8

Menurut Tyan,S. & Shansky. (1960) Statics and dynamics of the

ship: theory of buoyancy, stability and lauching Peace Publishers,

Moscow. Stabilitas merupakan kemampuan (ability) suatu kapal yang

menyimpang dari posisi setimbang oleh adanya aksi gaya luar untuk

kembali ke posisi semula apabila aksi gaya itu hilang. Gaya-gaya yang

bekerja pada kapal, baik dalam arah melintang maupun membujur, yang

dapat mempengaruhi stabilitas suatu kapal adalah gaya berat (gravity

force), dan gaya apung (bouyancy force). Yang keseluruhannya harus

berada pada satu garis vertikal.

Bila titik pusat dari gaya-gaya tersebut tidak berada dalam satu garis

vertikal, baik itu secara melintang maupun membujur maka kapal akan

mengalami kemiringan (helling) yang disebabkan ombak dan angin untuk

posisi kemiringan List disebabkan pergeseran muatan, pemuatan yang

tidak seimbang. Semua itu terjadi karena gaya berat dan gaya apung

yang bekerja pada kapal tidak berada dalam satu garis vertikal, sehingga

akan membentuk sudut atau kopel. Kopel tersebut akan menghasilkan

momen-momen yang bekerja pada kapal.

Menurut Derrett D.R, (1999) ship stability book for master and

mates, menyatakan bahwa “The ability of a ship to deviate from a

balanced position due to work performance, and after it is completed.

Understanding ship stability is critical for all maritime students or

professionals who are studying for a deck or engineering certificate of

competency, or seeking promotion to a higher rank within any branch of

the merchant marine or navy.


9

Menurut Hardjanto, A. (2012) dosen Universitas Hang Tuah dalam

penelitiannya kelebihan dan pergeseran muatan, menyatakan bahwa

“Stabilitas adalah kemampuan sebuah kapal untuk kembali tegak semula

setelah miring yang disebabkan pengaruh gaya-gaya dari luar seperti angin

atau ombak. Di dalam kurikulum mencakup: fungsi, kompetensi , topik

dan sub topik diajarkan sesuai dengan lesson plan/satuan acara

pembelajaran, dalam penulisan ini adalah stabilitas kapal, dengan tujuan

agar bagi calon perwira kapal mengerti dan memahami sebagai bekal

untuk melaksanakan tugas sebagai perwira deck di kapal, adapun secara

garis besar pengetahuan stabilitas adalah sebagai berikut :

a. Stabilitas awal (initial stability) adalah stabilitas dengan sudut

senget (kemiringan) kecil antara 0º sampai 15º.

b. Titik Berat kapal (G)/Center of Gravity adalah titik tangkap dari

semua resultante gaya-gaya yang bekerja di atas kapal yang

mengarah ke bawah.

c. Titik Apung kapal (B)/Center of Buoyancy adalah titik tangkap dari

semua resultante gaya-gaya yang bekerja di atas kapal yang

mengarah ke atas.

d. Titik Metacentris (M)/Metacentre adalah titik yang tidak boleh

diungguli oleh titik G agar kapal dalam kondisi stabilitas positif,

atau titik potong dari gaya yang dihasilkan oleh titik B dengan

bidang center line.

e. Bidang Center Line adalah bidang tegak yang membagi lebar kapal

menjadi dua bagian sama besar.


10

f. GM (Metacentre High) adalah jarak tegak antara titik G dengan

titik M diukur pada bidang center line, GM terlalu kecil olengan

kapal lambat, GM terlalu besar olengan kapal cepat dan tersentak-

sentak, GM yang ideal untuk kapal penumpang = 2 % x lebar

kapal, kapal general cargo DWT kecil = 4 % x lebar kapal, dan

kapal general cargo DWT besar = 8 % x lebar kapal.

g. KM ( Initial Metacentre above Keel ) adalah jarak tegak antara

lunas/keel dengan titik M diukur pada bidang center line.

Hardjanto, A. (2012) juga bependapat bahwa ketika sedang melakukan

pemuatan kapal harus dalam stabilitas positif, maksudnya titik berat kapal

harus dibawah titik M (metacenter). Jika dalam pemuatannya muatan lebih

besar dari pada kapasitas kapalnya maka akan berakibat berbahaya. Karena

jika titik berat melampaui titik metacenter dan titik pusat gaya apung

tinggi, maka stabilitas tidak akan stabil dan akibatnya jika terkena gaya

dari luar kapal tidak akan kembali keposisi semula melainkan kapal akan

terpental ke kiri/kanan. Sesuai pengertiannya bahwa stabilitas adalah

kemampuan kapal kembali keposisi semula.

Sebaliknya jika titik berat terlalu jauh dari titik metacenter dan titik

pusat gaya apung sangat rendah maka gaya stabilitas kapal akan besar, jika

terkena gaya dari luar seperti ombak dan pergeseran muatan kapal akan

mengalami kemiringan dan sulit kembali keposisi semula.


11

2. Jenis – jenis stabilitas awal sebagai berikut :

a. Stabilitas Positif adalah stabilitas kapal, dimana titik G berada di

bawah titik M penyebabnya adalah: penempatan muatan di bagian

bawah lebih besar dari penempatan muatan di bagian atas.

b. Stabilitas Netral adalah: stabilitas kapal dimana titik G berimpit

dengan titik M penyebabnya adalah : penempatan muatan di bagian

bawah = penempatan muatan di bagian atas.

c. Stabilitas Negatif adalah: stabilitas kapal dimana titik G berada di

atas titik M penyebabnya adalah : penempatan muatan di bagian

bawah lebih kecil penempatan muatan di bagian atas (top heavy).

3. Penanganan Muatan menurut Martopo, A. & Soegiyanto. (2000:07) dalam

bukunya “Penanganan Muatan“ menjelaskan penanganan muatan

merupakan suatu istilah dalam kecakapan pelaut, yaitu pengetahuan

tentang memuat dan membongkar muatan kapal, sedemikian rupa agar

terwujud lima prinsip pemuatanyang baik. Lima prinsip pemuatan yang

baik diantaranya :

a. Melindungi ABK & buruh

Agar mereka selamat dalam melaksanakan kegiatan dengan

menggunakan alat keselamatan kerja secara benar.

b. Melindungi kapal

Agar kapal tetap selamat selama muat bongkar maupun dalam

pelayaran, misalnya menjaga stabilitas kapal.


12

c. Melindungi muatan

Pada waktu muat, bongkar & selama dalam pelayaran, muatan harus

ditangani secara baik utk mencegah kerusakan muatan.

d. Muat & bongkar secara cepat & sistematis.

Adanya rencana pemuatan & bongkar (stowage plan) menggunakan

ruang muat semaksimal mungkin.

e. Penggunaan ruang muat semaksimal mungkin.

Dalam melakukan pemuatan harus diusahakan agar semua ruang terisi

penuh oleh muatan/kapal dapat muat sampai maksimal.

4. Penanganan muatan untuk menjaga stabilitas kapal antara lain :

a. Pengikatan terhadap muatan harus diperhatikan.

b. Pengecekan yang teliti ketika sedang melakukan bongkar muat

muatan.

c. Memperhatikan free surface ketika memuat muatan cair.

d. Penempatan muatan harus diperhatikan.

e. Memperhatikan kapasitas kapal.

5. Pencegahan kerusakan muatan :

a. Penggunaan penerapan (dunnage)

b. Pengikatan dan pengamanan (lashing and securing)

c. Pemberian ventilasi

d. Pemisahan muatan

e. Perencanaan yang prima


13

6. Cara membersihkan ruang muat :

a. Mengeluarkan sisa-sisa dan bekas-bekas muatan terdahulu termasuk

sisa dan bekas penerapan.

b. Menyapu bersih kotoran dan debu-debu ruangan termasuk dinding-

dinding.

c. Membersihkan got-got dari segala kotoran-kotoran yang dapat

saringan dan pipa isapnya.

d. Mengumpulkan sisa-sisa muatan terdahulu dan kotoran-kotoran di

atas dek untuk dibuang ke darat pada tempat yang telah disiapkan

untuk itu.

e. Ruangan yang telah disapu kemudian dicuci air tawar untuk

menghilangkan debu-debu yang masih melekat.

f. Jika ruangan berbau maka air cucian diberi campuran bahan kimia

sedikit untuk menghilangkan bau tidak enak tersebut.

g. Air cucian yang tertampung dalam got-got dikuras/dikeringkan, tidak

melalui pipa isap jika air got tersebut dikhawatirkan dapat

menimbulkan pencemaran.

h. Menjalankan ventilasi ruang muat agar ruang muat cepat kering.

7. Pemeriksaan ruang muat :

a. Ruang muat (cargo hold).

b. Apakah bersih, kering, berbau, basah.

c. Penerapan tetap (permanent dunnage).

d. Apakah terpasang pada tempatnya, lengkap, baik/utuh.

e. Sistem pembuangan (drainage system)termasuk saringan(rose box).


14

f. Apakah bersih,kering,daya isap berfungsi baik atau tidak.

g. Penerangan ruang muat.

h. Apakah instalasi listrik, bola lampu dan perlengkapannya baik dan

utuh.

i. Tangga/jalan masuk ke ruang muat.

j. Apakah terapan-terapan dan pegangannya baik dan utuh.

k. Alat pendeteksi asap (smoke detector).

l. Apakah berfungsi/tidak dengan mengetest, dan check di anjungan.

m. Sistem pemadam kebakaran 𝐶𝑂2.

n. Apakah instalasi 𝐶𝑂2 baik dan aman.

o. Lubang lalu orang (man holes).

p. Apakah baut lengkap dan baik, kencang serta kondisi kedap

packingnya.

q. Sistem peranginan (ventilation system).

r. Apakah berfungsi, tidak tersumbat, kawat pengaman baik/rusak.

s. Penutup palka (hatch cover).

t. Apakah kedap air ada kebocoran, perlu pengetesan.

8. Sama halnya dengan muatan cair pengaruh Free Surface, menurut

Novita ,Y. (2011) mahasiswi dari ITB yang membuat skripsi tentang

pegaruh free surface terhadap stabilitas kapal pengangkut ikan hidup.

Bahwa free surface adalah permukaan cairan yang dikenakan tegangan

geser paralel atau permukaan tangki yang kosong.

a. Bila tangki tidak terisi penuh, dan kapal miring maka cairan dalam

tangki akan berkumpul di sisi yang rendah, berdampak titik berat


15

cairan bergeser yang dapat menimbulkan kemiringan kapal yang

sangat besar jika terkena gaya dari luar.

b. Pergeseran titik berat cairan akan berdampak perpindahan titik berat

kapal (G) dari Center line ( G ke G’).

c. Perpindahan titik G, akan terjadi kenaikan semu titik G, sehingga nilai

GM berkurang, bila GM awal kecil, maka kemungkinan stabilitas

kapal netral, jika GM awal besar maka kemungkinan stabilitas akan

menyenget tidak memiliki kemampuan untuk menegak kembali,

bahkan sudut sengetnya akan bertambah besar yang menyebabkan

kapal akan bertambah miring lagi bahkan bisa menjadi terbalik.

9. Hal – hal yang mempengaruhi keseimbangan kapal :

a. Faktor Internal :

Tata letak barang/cargo, bentuk ukuran kapal, kebocoran karena

kandas atau tubrukan.

b. Faktor Eksternal :

Berupa angin, ombak, arus dan badai.

10. Sifat stabilitas dapat dibedakan menjadi dua jenis :

a. Stabilitas Statis

Diperuntukkan bagi kapal dalam keadaan diam dan terdiri dari

stabilitas melintang dan stabilitas membujur. Stabilitas melintang

adalah kemampuan kapal untuk tegak sewaktu mengalami senget

dalam arah melintang yang disebabkan oleh adanya pengaruh luar

yang bekerja padanya, pada stabilitas ini dikenal sudut senget kecil

(00-150) dan sudut senget besar (>150).


16

Stabilitas membujur adalah kemampuan kapal untuk kembali ke

kedudukan semula setelah mengalami senget dalam arah yang

membujur oleh adanya pengaruh luar yang bekerja padanya.

b. Stabilitas Dinamis

Diperuntukkan bagi kapal-kapal yang sedang oleng atau mengangguk

ataupun saat menyenget besar. Pada umumnya kapal hanya

menyenget kecil saja, jadi senget yang besar bukanlah hal yang biasa

dialami. Senget-senget besar ini disebabkan oleh beberapa keadaan

umpamanya badai atau oleng besar ataupun gaya dari dalam antara

lain GM yang negatif.


17

B. Kerangka Berpikir

Masih adanya kasus tentang kurangnya


perhatian dan penanganan pada muatan
yang mengakibatkan kecelakaan ketika
berlayar yang menyangkut stabilitas

Kurangnya mengetahui data-data yang Penanganan muatan yang kurang tepat


menyakut tentang kapasitas muatan berpengaruh pada stabilitas kapal,
ataupun pengetahuan karakteristik sehingga mempunyai dampak buruk
pada kapal untuk kapal.

Perlunya pengetahuan data kapal dan


kesadaran yang baik dalam mengetahui
karakteristik kapal sehingga dapat
mengetahui tindakan yang dilakukan untuk
menjaga stabilitas kapal dan melakukan
penanganan yang tepat pada muatan.
18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian merupakan suatu proses dari suatu rangkaian langkah-

langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis, guna mendapatkan

pemecahan masalah atau jawaban terhadap pernyataan-pernyataan tertentu.

Proposal ini menggunakan jenis penelitian Kualitatif. Menurut Suryabrata,

(2006) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan dan

mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti mempelajari dokumen-

dokumen, transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar, foto rekaman

video dan lain-lain. Sehingga metode penelitian berisi pengetahuan yang

mengkaji ketentuan mengenai metode-metode yang digunakan dalam

penelitian. Pada umumnya penelitian merupakan refleksi keinginan untuk

memperoleh dan mengembangkan pengetahuan yang merupakan kebutuhan

dasar manusia sehingga menjadi motivasi untuk melakukan penelitian.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penulis akan melakukan penelitian diatas kapal MT GONAYA VIII,

pada saat penulis melaksanakan praktek laut selama 12 bulan yang akan

dilaksanakan pada semester IV dan V.

2. Tempat Penelitian

Penulis akan melaksanakan penelitian diatas kapal, dimana penulis

melakukan praktek berlayar.


19

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penyusunan proposal

ini adalah data yang merupakan informasi yang diperoleh penulis melalui

pengamatan langsung dan wawancara. Dari sumber-sumber ini diperoleh data

sebagai berikut :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber melalui

artikel dan buku tentang stabilitas dan penanganan muatan. Juga

memperoleh dari hasil wawancara dengan pihak terkait, yang mengetahui

tentang permasalahan yang akan penulis angkat. Penulis memperoleh dari

hasil wawancara atau berdiskusi dengan seluruh awak kapal yang lebih

tahu tentang permasalahan-permasalahan diatas kapal.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tidak langsung

yang biasanya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi, yang

diusahakan sendiri pengumpulannya oleh penulis, selain dari sumbernya

yang diteliti. Data ini diperoleh dari buku-buku dan internet yang berkaitan

dengan obyek penelitian proposal atau yang berhubungan dengan

permasalahan yang akan dibahas, yang diperlukan sebagai pedoman

teoritis dan ketentuan formal dari keadaan nyata dalam observasi. Serta

dari informasi lain yang telah disampaikan pada saat kuliah.

D. Pemilihan Informan

Dalam penelitian ini subjek penulis atau informan merupakan awak

kapal sehari-hari yang bersinggungan dengan masalah prosedur bongkar


20

muat. (Dilakukan pada saat nanti selama penulis melakukan praktek laut/

PRALA). Untuk mendapatkan kelengkapan informasi yang sesuai dengan

fokus penelitian maka yang dijadikan teknik pengumpulan data adalah

sebagai berikut :

1. Metode Kajian Kepustakaan

Kajian kepustakaan merupakan suatu kegiatan untuk menelusuri dan

menelaah teori-teori yang terdapat di perpustakaan. Menurut Nazir, M.

(1998) dalam bukunya yang berjudul ‘Metode Penelitian’ mengemukakan

kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi

penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan

laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.

Studi pustaka bertujuan mengumpulkan data dan informasi dengan

bantuan macam-macam material referensi yang berupa buku majalah,

naskah, catatan-catatan, kisah sejarah dan dokumen. Tujuan dilakukan

metode ini diharapkan mampu menambah infomasi tentang topik yang

dibahas agar memperkuat nilai penelitian.

2. Metode Komparatif

Metode ini adalah metode yang digunakan dalam penelitian yang

diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua variable ada perbedaan

dalam suatu aspek yang diteliti. Menurut Sugiyono, (2006) komparatif

adalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau

lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang

berbeda. Menurut Silalahi, U. (2005) metode komparatif adalah

membandingkan dua gejala atau lebih. Penelitian ini dilakukan secara


21

alami dengan mengumpulakan data dengan suatu instrumen, hasilnya

dianalisis secara statistic.

3. Metode Wawancara

Wawancara atau Interview adalah teknik pengumpulan data melalui

proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan

datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh pihak

yang diwawancarai. Sedangkan menurut Setyadin, G. (2013:160),

Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah

tertentu dan merupakan proses tanya jawab lisan di mana dua orang atau

lebih berhadapan secara fisik. Metode wawancara ini sangat efektif untuk

mendapatkan penjelasan yang lebih rinci mengenai pertanyaan –

pertanyaan atau banyak hal yang tidak dipahami dalam hal permasalahan

yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas baik dalam hal

pertanyaan langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini peneliti akan

mewancarai semua pihak diatas kapal baik perwira atau abk kapal. Agar

mengetahui data-data yang terdapat di kapal ketika melaksanakan praktek

berlayar.

E. Teknik Analisis Data

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan lebih banyak

bersifat uraian dari hasil wawancara dan studi dokumentasi. Data yang telah

diperoleh akan dianalisis secara kualitatif serta diuraikan dalam bentuk

deskriptif. Menurut Patton, (Moleong, 2001:103) penerbit buku metodologi

penelitian kualitatif, analisis data adalah “proses mengatur urutan data

mengorganisasikannya ke dalam suatu pola kategori dan uraian dasar”.


22

Definisi tersebut memberikan gambaran tentang betapa pentingnya

kedudukan analisis data dilihat dari segi tujuan penelitian. Prinsip pokok

penelitian kualitatif adalah menemukan teori dari data.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh Burhan

Bungin, (2003:70), yaitu sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data (Data Collection)

Pengumpulan data merupakan bagian integral dari kegiatan analisis

data. Kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan wawancara dan studi dokumentasi.

2. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul

dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan sejak

pengumpulan data dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode,

menelusur tema, membuat gugus-gugus, menulis memo dan sebagainya

dengan maksud menyisihkan data/informasi yang tidak relevan.

3. Display Data

Display data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun

yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk

teks naratif. Penyajiannya juga dapat berbentuk matrik, diagram, tabel dan

bagan.
23

Daftar Pustaka

Surat Kabar Metro, (22 Januari 2014), Stabilitas kapal diabaikan kapal rawan
kecelakaan. Jakarta – Metro.
Derrett D.R. (1999). Ship stability book for master and mates. USA: First
published by Stanford Maritime, Ltd.
Hardjanto, A. (2012). Kelebihan dan Pergeseran Muatan. SURABAYA
Universitas Hang Tuah.
Novita, Y.( 2011). Desain Palka Kapal Pengangkut Ikan Ditinjau dari Aspek
Teknis, Mitigasi Risiko dan Ketahanan Hidup Ikan. Bogor: Sekolah
Pascasarjana IPB.
Suryabrata (2006). Pengetahuan Penelitan Kualitatif dan Metodologi Penelitian,
Universitas Gajah Mada.
Mabrori, A. (22 Januari 2014), Surat Kabar24. Stabilitas Muatan Diabaikan,
Kapal Rawan Kecelakaan. Jakarta Raya – Metro.
Martopo, A & Soegiyanto, (2004). Penanganan Muatan. SEMARANG :
Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang
Moleong, J.L. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya,
Jakarta.
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
https://www.tokobukurahma.com/metode-penelitian-moh-nazir.com
Rubianto. (1996). Stabilitas dan bangunan kapal. Jakarta : Sekolah Tinggi Ilmu
Perikanan.
Silalahi, Ulber.2005. Metode Penelitian Sosial. Bandung : Unpar Press.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif - Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.
Surat Kabar Sigab88 (20 Oktober 2017), Surabaya. Kasus kapal KTC 1.
SURABAYA
Setyadin, (2013). Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara.
Bungin, Burhan. (2003). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
Tyan, S. & Shansky. (1960). Statics and dynamics of the ship: theory of buoyancy
Peach Publiser Moscow.

Anda mungkin juga menyukai