Anda di halaman 1dari 45

KARYA ILMIAH TERAPAN

GAYA KEPEMIMPINAN DI ATAS KAPAL DITINJAU DARI


KARAKTER DAN PENDIDIKAN

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III

BAGUS KURNIA UTOMO


NIT. 02.14.040.1.41
AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA III


POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA
TAHUN 2018
GAYA KEPEMIMPINAN DI ATAS KAPAL DITINJAU DARI
KARAKTER DAN PENDIDIKAN

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III

BAGUS KURNIA UTOMO


NIT. 02.14.040.1.41
AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA III


POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA
TAHUN 2018

i
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : BAGUS KURNIA UTOMO

NIT : 02.14.040.1.41

Program Diklat : Diklat Pelaut Tingkat III Diploma III

Menyatakan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul :

GAYA KEPEMIMPINAN DI KAPAL DITINJAU DARI KARAKTER DAN


PENDIDIKAN
Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali tema yang
saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.
Jika pernyataan di atas tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang
ditetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.

SURABAYA, ...............................2018

BAGUS KURNIA UTOMO


NIT. 02.14.040.1.41

ii
PERSETUJUAN SEMINAR
KARYA ILMIAH TERAPAN

Judul : GAYA KEPEMIMPINAN DI ATAS KAPAL


DITINJAU DARI SIFAT KARAKTER DAN
PENDIDIKAN
Nama Taruna : BAGUS KURNIA UTOMO

NIT : 02.14.040.1.41

Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III

Dengan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diseminarkan.

SURABAYA, ......................................2018

Menyetujui:
Pembimbing I Pembimbing II

A.A Istri Sri Wahyuni, S. SiT., M.Sda Maulidiah Rahmawati S.Si., M. Sc.
Penata Tk. I (III/d) Penata (III/c)
NIP. 19781217 200502 2 001 NIP. 19770228 200604 2 001

Mengetahui:

Ketua Jurusan Nautika

Capt. DAMOYANTO PURBA, S.SiT., M. Pd


Penata (III/c)
NIP. 197309192 01012 1 001

iii
PENGESAHAN
KARYA ILMIAH TERAPAN

GAYA KEPEMIMPINAN DI ATAS KAPAL DITINJAU DARI


KARAKTER DAN PENDIDIKAN

Disusun dan Diajukan oleh :


BAGUS KURNIA UTOMO
NIT. 02.14.040.1.41
Ahli Nautika Tingkat III

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Karya Ilmiah Terapan


Politeknik Pelayaran Surabaya
Pada tanggal: ......................................2018

Menyetujui:

Penguji I Penguji II Penguji III

DAVIQ WIRATNO, M. T. ANAK AGUNG ISTRI SRI WAHYUNI, M.Sda


MAULIDIAH RAHMAWATI, M. Sc.
Penata (III/c) Penata, Tk. I (III/d) Penata (III/c)
NIP. 19790107 200212 1 002 NIP. 19781217 200502 2 001 NIP. 19770228 200604 2 001

Mengetahui:

Ketua Jurusan Nautika

Capt. DAMOYANTO PURBA, S.SiT .,M. Pd


Penata (III/c)
NIP. 197309192 01012 1 001

iv
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

berkah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah

Terapan yang berjudul “GAYA KEPEMIMPINAN DI ATAS KAPAL

DITINJAU DARI KARAKTER DAN PENDIDIKAN” dengan tepat waktu tanpa

adanya hal-hal yang tidak di inginkan.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu serta memberikan arahan, bimbingan, petunjuk dalam segala hal yang

sangat berarti dan menunjang dalam penyelesaian proposal penelitian ini.

Perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya Capt. Heru Susanto, M.M

2. Ketua Jurusan Nautika Capt. Damoyanto Purba, S.SiT., M. Pd

3. Pembimbing I Ibu Anak Agung Istri Sri Wahyuni, S. SiT., M.Sda

4. Pembimbing II Ibu Maulidiah Rahmawati S.Si., M. Sc

5. Bapak/Ibu dosen Politeknik Pelayaran Surabaya, khususnya lingkungan

program studi Nautika Politeknik Pelayaran Surabaya.

6. Kedua orang tua saya atas segala dukungannya dan doanya.

7. Serta rekan – rekan kelas Nautika A Diploma III dan angkatan V yang

telah membantu dalam proses penulisan Karya Ilmiah Terapan ini.

Semoga kelak penelitian ini dapat berguna bagi semua pihak, khususnya bagi

pengembangan pengetahuan taruna – taruni Politeknik Pelayaran Surabaya, serta

bermanfaat bagi dunia pelayaran pada umumnya.

v
Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Ilmiah Terapan ini masih jauh dari

sempurna dan masih terdapat kekurangan dari segi isi maupun teknik penulisan,

maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan penulisan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan mohon maaf atas segala

kekurangan.

Surabaya, ....................2018

Penulis

BAGUS KURNIA UTOMO


NIT. 02.14.040.1.41

vi
ABSTRAK

BAGUS KURNIA UTOMO, Gaya Kepemimpinan Di Kapal Ditinjau


Dari karakter Dan Pendidikan. Dibimbing oleh Ibu Anak Agung Istri Sri
Wahyuni, S. SiT., M.Sda dan Ibu Maulidiah Rahmawati S.Si., M. Sc.
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh
pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Dalam
segala kehidupan kelompok diperlukan seorang pemimpin untuk menjadi seorang
pemimpin harus melalui berbagai tahap sehingga dapat menjadi pemimpin yang
baik tidak dilahirkan tetapi dibuat, proses menjadikan seorang menjadi pemimpin
disebut ilmu kepemimpinan. Kepemimpinan tidak dapat dipisahkan dengan
disiplin, karena merupakan suatu keterkaitan yang sangat erat.
Penelitian ini dilaksanakn pada saat praktek laut (Prala) selama 1 tahun di
atas kapal KM. ARMADA SENADA. Metode yang dilaksanakan oleh penulis
menggunakan beberapa tahap seperti metode penelitian kualitatif yang didasarkan
pada beberapa pendekatan sebagai penelitian yang di gunakan yaitu observasi,
wawancara dan studi pustaka, salah satu dari teknik pengumpulan data tersebut
dengan cara mengamati, meninjau dan menganalisa obyek ataupun permasalahan
yang akan di teliti langsung. Pendekatan ini dimulai dengan mengadakan analisa
terhadap Nahkoda dan mualim jaga yang sedang melaksanakan tugas jaga selama
proses memimpin di atas kapal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
gaya kepemimpinan diatas kapal dan keuntungan maupun kerugian yang
didapatkan dari gaya kepemimpinan.
Dalam penyelesaian masalah, penulis mengemukakan pendapat dengan
menyatakan bahwa semua perwira di atas kapal harus menanamkan kedisiplinan
dari diri mereka dahulu. Dalam hal ini semua sekolah akademi pelayaran harus
memberikan pelajaran kepemimpinan kepada para taruna untuk menjadikan
taruna-taruni menjadi seorang perwira dan pemimpin yang baik dalam
kepemimpinan di atas kapal.
Seringnya terjadi kesalahpahaman saat ABK menerima perintah dari
perwira. Hal ini diakibatkan karena banyaknya para perwira yang tidak
menggunakan pendekatan ataupun memberi tugas dengan agak memaksa yang
menyebabkan kejenuhan bahkan sifat yang memberontak atas perintah tersebut.
Akhirnya penulis dapat mengambil kesimpulan unsur-unsur dalam
peranan kepemimpinan di atas kapal yang saling berkaitan erat dengan
keberhasilan dalam mencapai tujuan bersama.

Kata Kunci: Kepemimpinan

vii
ABSTRACT

BAGUS KURNIA UTOMO, Style of Leadership Seen From Above Ships


carrying of Personality and Education. Guided by Ms. Anak Agung Istri Sri
Wahyuni, S. SiT., M.Sda and Ms. Ibu Maulidiah Rahmawati S.Si., M. Sc.
Leadership is a process of influence or give examples of leaders to
followers in an effort to achieve organizational goals. In all the group's life takes
a leader to be a lea der through the various stages so that it can be a good leader
is not born but made, the process of becoming a leader makes a so-called science
of leadership. Leadership can not be separated with discipline, because it is a
very close relationship.
This study was conducted at the time of sea project (Prala) for 1 year on board MV.
ARMADA SENADA
This study was conducted at the time of sea project (Prala) for 1 year on board
KM. ARMADA SENADA. The method implemented by the author uses several
stages such as qualitative research methods are based on several approaches as
research in the use of observation and literature study one of the techniques of
collecting data by observing, reviewing and analyzing an object or issues to be
researched immediately. This approach begins by conducting an analysis of the
master and pilot case which performs guard duty during the process of lead on
board.The purpose of this study was to determine how style of Leadership owned
by officers on board and the advantage or disadvantages of these style.
In solving the problem, the author expresses his opinion by stating that all
officers on board should instill discipline in themselves first. In this case all the
shipping academy must give leadership lessons to the cadets to make the cadets
become a good officer and leader in leadership aboard.
There is often a misunderstanding when crew receives orders from
officers. This is due to the large number of officers who do not use the approach
or give the task with somewhat force that causes saturation and even a rebellious
nature of the order.
Finally the authors can draw the conclusions of the elements in the role of
leadership on the ship that are closely related to the success in achieving common
goals.

Keyword: Leadership

viii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN SEMINAR ........................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

ABSTRAK ..........................................................................................................vii

ABSTRACT ..........................................................................................................viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................ix

DAFTAR TABEL ..............................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................. 4

C. Batasan Masalah ................................................................................... 4

D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5

E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5

1. Manfaat Teoritis ............................................................................... 5

ix
2. Manfaat Praktisi................................................................................ 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


A. Review Penelitian Sebelumnya ............................................................ 7

B. Landasan Teori.................................................... ................................. 9

1. Pengertian Kepemimpinan ............................................................... 9

2. Sifat-sifat Kepemimpinan ................................................................. 11

3. Syarat-syarat Kepemimpinan ........................................................... 13

4. Gaya Kepemimpinan ........................................................................ 13

5. Pengertian Karakter dan Pendidikan ................................................ 14

6. Jenis-jenis karakter ........................................................................... 16

C. Kerangka Berpikir ................................................................................ 21

1. Pokok Masalah ................................................................................. 22

2. Penyebab Timbul Masalah ............................................................... 22

BAB 3 METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ......................................................................................24

B. Waktu Dan Tempat Penelitian ...............................................................24

1. Waktu Penelitian ...............................................................................24

2. Tempat Penelitian ..............................................................................24

C. Jenis Data ...............................................................................................25

1. Data Primer ........................................................................................25

D. Sumber Data ..........................................................................................25

1. Observasi ...........................................................................................25

2. Wawancara (Interview)......................................................................26

3. Studi Pustaka .....................................................................................27


x
E. Teknik Analisis Data .............................................................................28

1. Reduksi Data .....................................................................................28

2. Model Data (Data Display)................................................................28

3. Penarikan/Verifikasi ..........................................................................28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Praktek .....................................................................29

B. Hasil Penelitian ......................................................................................30

1. Hasil Observasi ..................................................................................32

2. Hasil Wawancara ...............................................................................32

C. Pembahasan ...........................................................................................34

1. Gaya Dasar Kepemimpinan ...............................................................35

2. Tipe Kepemmpinan ...........................................................................36

3. Evaluasi Kinerja ................................................................................38

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ................................................................................................40

B. Saran ......................................................................................................41

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................43

xi
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

2.1 Review Penelitian Sebelumnya ..........................................................................8

xii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................................15

4.1 Ship Particulars ...............................................................................................25

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Kartini kartono (1994:33), Pemimpin adalah seorang pribadi

yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan

kclebihan disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang

lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi

pencapaian satu atau beberapa tujuan.

Ciri-ciri pemimpin menurut John Adair (2007): Keberanian, efesien,

kejujuran, percaya diri, moral dan ketaat azasaan.

Menurut Veithzal Rivai (2004), kepemimpinan adalah proses

mempengaruhi atau memberi contoh dari pemimpin kepada pengikutnya

dalam upaya tujuan organisasi.

Adapun pengertian karakter menurut Kamisa pengertian karakter adalah

sifat – sifat kejiwaan, akhlak, dan budi pekerti yang dapat membuat

seseorang terlihat berbeda dari orang lain. Berkarakter dapat diartikan

memiliki watak dan juga kepribadian.

Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara merupakan proses

pembudayaan yakni suatu usaha memberikan nilai-nilai luhur kepada

generasi baru dalam masyarakat yang tidak hanya bersifat pemeliharaan

tetapi juga dengan maksud memajukan serta memperkembangkan

kebudayaan menuju ke arah keluhuran hidup kemanusiaan.Menurut Ki

1
2

Hajar Dewantara, pendidikan dimulai sejak anak dilahirkan dan berakhir

setelah meninggal dunia.

Peran perwira kapal dalam memimpin dan memberikan contoh serta

mengelola kinerja anak buah khususnya di kapal sangatlah penting, agar

tercapai hasil yang diinginkan. Beragam wawasan dan pengalaman dalam

kepemimpinan serta banyak konsep yang disajikan guna menawarkan

perencanaan sumber daya manusia, hubungan antara atasan dengan

bawahan, serta komunikasi yang efektif agar didapat kesepakatan bersama.

Peran perwira kapal dalam memberikan tugas ataupun perintah kepada anak

Lebih efektif bila mana mengetahui apa yang di harapkan. Kualitas

kepemimpinan memang sangat penting bagi setiap perwira. Berhubung

peranan kepemimpinan dalam suatu organisasi ataupun dalam suatu kegiatan

sangat strategis, maka jika seorang pemimpin kurang kreatif dan tidak

dinamis, tidak akan pernah didapat hasil kerja yang memuaskan.

Di mana kita ketahui ruang lingkup kapal sangatlah sempit sehingga

komunitas manusianya sangat sedikit, maka diharapkan tiap keputusan yang

diambil dapat berguna untuk semua orang di kapal. Semua keputusan di

kapal tidak hanya di ambil secara sepihak, tetapi juga secara demokratik.

Dikutip dari Informasiana.com, Kepemimpinan demokratik yaitu di mana

seorang perwira selalu ingin membagi tanggung jawab dan kekuasaan, serta

selalu berkonsultasi terlebih dahulu dalam mengambil keputusan untuk

memecahkan suatu masalah yang terjadi di kapal. Di sini dapat dilihat

bahwa seorang anak buah juga mempunyai andil serta mereka akan lebih

merasa dihargai dalam menyelesaikan masalah yang terjadi di kapal.


3

Ada 3 teori untuk menjadi seorang pemimpin (Wijana 2005:3), yaitu :

1. Teori Pembawaan (Trait Theory) yaitu pembawaan kepribadian

yang memungkinkan seseorang secara alami mencapai peran

kepemimpinan.

2. Teori Kejadian Besar (The Great Event Theory) yaitu suatu krisis

atau kejadian yang sangat penting menyebabkan seseorang muncul

untuk menghadapinya, dan menampilkan kualitas - kualitas

kepemimpinan yang luar biasa.

3. Teori Kepemimpinan Transformasional (The Transformation

Theory) yaitu orang yang dapat memilih untuk menjadi seorang

pemimpin, dan dapat mempelajari keterampilan – keterampilan

kepemimpinan.

Pemimpin mempunyai peranan paling besar terhadap pembentukan

perilaku dan keyakinan anak buah kapal (ABK). Seorang pemimpin yang

berperilaku etis yang dapat memberikan visi dan misi yang kuat tentang

masa depan, akan mendapat respon yang positif dari seluruh anak buah /

bawahan.

Agar pengoperasian kapal dapat efektif, diperlukan manajemen yang

baik. Dalam hal ini Nahkoda adalah penanggung jawab operasional yang

tertinggi di kapal. Selain pengoperasian kapal yang efektif, peranan

kepemimpinan juga sangat penting digunakan agar tidak terjadi kerancuan

atau kesalahan dalam memberikan tugas, wewenang, tanggung jawab serta

perintah pada bawahan.


4

Pada tanggal 25 Mei 2017, Kapten dan Juru Masak kapal Tugboat

PUTRA MANDARA saling tikam. Dari pemeriksaan pihak kepolisian

perisitiwa ini terjadi karena diawali adu mulut antara keduanya yang

berujung dengan pertikaian. Dari peristiwa ini kita dapat melihat bagaimana

jenis pemimpin yang mudah terbawa emosi dan terprovokasi sehingga

terjadi hal yang tidak inginkan. Melihat kembali kerjadian ini, mungkin

masih banyak lagi peristiwa serupa yang terjadi apalagi di dunia pelayaran

indonesia.

Gaya kepemimpinan di kapal inilah yang mendorong penulis untuk

mengangkat masalah ini dan dituangkan dalam skripsi yang berjudul : “Gaya

kepemimpinan di atas kapal ditinjau dari karakter dan pendidikan”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, penulis menemukan masalah yang

ingin diungkapkan dalam penelitian ini, yaitu : Bagaimana Gaya

kepemimpinan dalam melaksanakan tugas berdasarkan dari karakter dan

pendidikan?

C. Batasan Masalah

Dalam penulisan karya ilimiah ini, penulis membatasi permasalahn

yang akan dibahas untuk memudahkan penulisan dalam penelitian.

Batasan yang diambil dari penelitian ini adalah: Perbedaan gaya pemimpin

berdasarkan karakter dan pendidikan dalam melaksanakan tugas di kapal.


5

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian yang

hendak di capai adalah bagaimana gaya kepemimpinan perwira di atas kapal

dan apa keuntungan dan kerugian yang didapatkan dari gaya kepemimpinan

tersebut.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penyusunan ini diharapkan agar dapat dimanfaatkan dan

menjadi pertimbangan serta acuan bagi pihak-pihak yang membutuhkan

sebagai bahan atau sumber informasi mengenai kepemimpinan perwira di

atas kapal.

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai perbandingan antara teori dengan praktek nyata di lapangan

pada saat praktek laut.

b. Untuk dapat menerapkan teori yang di peroleh dan membandingkan

serta menambah pengetahuan bagi penulis tentang peranan

kepemimpinan perwira di atas kapal sebagai calon perwira kelak.

2. Manfaat praktisi

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk semua perwira

di kapal agar menerapkan teori kepemimpinan di kapal dengan efektif

dan efisien.
6

b. Agar kelak taruna POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA

menjadi perwira yang memiliki kepemimpinan yang bijak, disegani,

dan dipatuhi oleh bawahannya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Review Penelitian Sebelumnya

Literature review merupakan sebuah sintesis dari berbagai macam hasil

penelitian terdahulu sehingga dalam sebuah literature review harus ada

banyak kajian dari riset sebelumnya (Mubah 2015). Roselle dan Spray

mendefinisikan literature review sebagai sebuah proses membaca dan

mengulas publikasi dari beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh

peneliti atau sarjana terdahulu. Sedangkan istilah menulis literature review

diartikan sebagai proses penulisan rangkuman dari beberapa hasil riset para

peneliti terdahulu (Roselle & Spray 2008, 18). Penggunaan dari literature

review pada dasarnya penting untuk dilakukan dalam mengawali sebuah

penelitian, mengingat sangat memungkinkan bidang yang akan kita kaji

memiliki kedekatan atau kesamaan dengan bidang lain yang tengah diteliti

sebelumnya.

Berdasarkan literature review yang sudah dibaca dan dikaji oleh penulis

bahwa penelitian yang dibuat oleh penulis memiliki kesamaan dalam segi

pengertian kepemimpinan, namun berbeda dalam segi keseluruhan dari judul,

masalah, isi dan penyajiannya.

7
8

Tabel 2.1 Review Penelitian Sebelumnya


NAMA HASIL

NO JUDUL PENULIS TAHUN PENELITIAN

1 Peranan Ferdian, 2003 -Kepemimpinan yang

Kepemimpinan Universitas diterapkan di PT. Indah Jaya

Terhadap Bina mempunyai pengaruh yang

Peningkatan Nusantara cukup besar terhadap

Disiplin Kerja penyelesaian masalah-

Karyawan PT. masalah yang berkaitan

Indah Jaya dengan disiplin kerja

karyawan.

-Kepemimpinan yang

diterapkan dapat

meningkatkan disiplin kerja

karyawan.

-Pemimpin tersebut cukup

memperhatikan kesejahteraan

para karyawan dan

memberikan iklim kerja yang

baik.

-Tipe kepemimpinan yg

diterapkan di perusahaan

perusaan ini adalah bersifat

demokratis.
9

-Pemimpin perusahaan

kurang memperhatikan

aturan-aturan perusahaan,

sehingga para karyawan juga

kurang memahami aturan

yang dikeluarkan oleh

perusahaan.

-Kepemimpinan harus

disesuaikan dengan bidang

kegiatan agar mempunyai

dampak terhadap disiplin

kerja karyawan.

Sumber: Universitas Bina Nusantara Jakarta

B. Landasan Teori

1. Pengertian Kepemimpinan, Kepribadian dan Pendidikan.

a. Pengertian Kepemimpinan.

Menurut Trisnawati (2005), kepemimpinan diartikan sebagai proses

mempengaruhi dan mengarahkan para pegawai dalam melakukan pekerjaan

yang telah ditugaskan kepada mereka. Kepemimpinan adalah kemampuan

dalam mengatur, memberi pengaruh serta memperoleh komitmen dari

sebuah tim terhadap sasaran kerjanya. Selain itu pemimpin yang baik harus

dapat menyelaraskan kebutuhan kelompok di mana untuk mengembangkan

nilai-nilai dan sesuatu yang menarik perhatian organisasi.


10

Organisasi-organisasi dan perusahaan yang bersifat profit dan non

profit membutuhkan pemimpin yang dapat menggerakan organisasi-

organisasi dan perusahaan tersebut untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan, bagaimana seseorang bisa menjadi pemimpin atau secara tiba-

tiba dia ditunjuk untuk menjadi seorang pemimpin.

Kepemimpinan terbentuk berdasarkan dari latar belakang pendidikan

dan karakter. Seorang perwira kapal adalah seorang pemimpin yang telah

lulus dari berbagai pengalaman dalam akademi-nya dengan mendapatkan

pelatihan disiplin ilmu dan disiplin kepribadian, seorang perwira harus

menjadi seorang pemimpin di atas kapal. Tetapi ada juga seorang perwira

yang bukan lulusan akademi atau perwira non akademi yang mempunyai

kemampuan memimpin yang sama dengan perwira lulusan akademi.

Terkadang kita melihat pengaruh kekuasaan di atas kapal, di mana nahkoda,

yang baru mempunyai kemampuan yang cukup untuk jadi nahkoda,

memberikan suatu laporan yang buruk mengenai mualim I-nya yang cerdas,

karena takut perwira ini mungkin pada akhirnya melampaui nahkoda

tersebut. Para perwira hendaknya menyadari bahwa banyak kekuasaan dari

mereka berasal dari jabatan yang mereka pegang dan belum tentu dari

kualitas pribadi mereka. Ada banyak definisi dari kepemimpinan. Bila kita

berfikir tentang seorang pemimpin, kita akan berfikir tentang seorang yang

membangkitkan gairah sekelompok orang untuk memimpin mereka melalui

rintangan-rintangan untuk mencapai tujuan bersama. Namun demikian,

seorang perwira kapal tidak bermaksud membangkitkan gairah anak

buahnya bagi kemajuan kapal dan perusahaan pelayarannya.


11

Semua yang ia lakukan adalah untuk mengusahakan anak buah

bekerja bersama secara efisien, dan membuat mereka bisa hidup bersama

dengan gembira, tidak peduli bagaimana mungkin berbedanya pandangan

mereka, tingkah laku mereka dan moral mereka.

b. Sifat-sifat kepemimpinan

Menurut Handoko (1995:297), kepemimpinan yaitu: pengetahuan,

keberanian, inisiatif, ketegasan, kebijaksanaan, adil, dapat dipercaya,

keuletan, antusiasme, tidak mementingkan diri sendiri, intregritas, dan

sikap.

Hal-hal tersebut di atas mencerminkan sifat seseorang untuk dapat

menjadi pemimpin jika dibandingkan dengan kepemimpinan perwira di atas

kapal terdapat ketidak selarasan dalam kepemimpinan seorang perwira.

Menurut Mayjen. TNI Santo Budiono, pemimpin yang baik tergantung

pada:

1. Sifat-sifat kepemimpinan yang dimiliki oleh si pemimpin.

2. Pengetahuan si pemimpin tentang prinsip-prinsip kepemimpinan.

3. Teknik yang baik dalam menyelenggarakan prinsip-prinsip

kepemimpinan.

Kepemimpinan adalah suatu ilmu dan sekaligus seni, oleh karenanya

bentuk dan ragam tulisan kepemimpinan sangat bervariasi, tergantung dari

sudut pandang dan pendekatan yang digunakan serta sangat dipengaruhi

oleh terus berlangsungnya perubahan dan kemajuan ilmu pengetahuan serta

teknologi yang membawa dampak kepada perikehidupan umat manusia.


12

Dilihat dari kacamata kepemimpinan, manusia tidak dapat dididik

tetapi hanya dapat dipengaruhi. Untuk dapat mempengaruhi dan

menggerakkan manusia diperlukan kelebihan-kelebihan atau keunggulan si

pemimpin. Namun demikian tertibkan hidup anda lebih dulu, sehingga

perilaku anda menjadi sehat dan efektif, dengan demikian anda akan

mendapatkan perhatian dan menjadi orang yang sangat berpengaruh.

Perilaku anda mempengaruhi orang lain melalui efek dari arus gelombang.

Orang yang kuat mempunyai pengaruh yang kuat.

Catatan :

Sifat-sifat kepemimpinan dapat ditumbuhkan sedangkan teknik dan

prinsip-prinsip dapat dipelajari dengan belajar dan latihan, namun demikian

kemampuan kepemimpinan tidak sangat tergantung kepada teknik dan

prinsip maupun penampilan melainkan kepada ketenangan dan kemampuan

untuk memberikan perhatian di dorong oleh kemauan untuk menjadi

pemimpin. Seseorang mulai berlatih menjadi pemimpin melalui pelatihan

serta pendidikan yang di ikuti. Menurut FIELD MARSHAL VISCOUNT

MONTGOMERY :”KEPEMIMPINAN DAPAT DI KEMBANGKAN

DENGAN PELATIHAN, DENGAN KATA LAIN MEMANG BENAR

KALAU SEORANG PEMIMPIN ITU DI BUAT, BUKAN DI

LAHIRKAN.”

Idealnya seorang pemimpin mempunyai visi dan misi di dalam

kepemimpinannya tidak ada patokan yang dapat dipakai secara jaminan

untuk membentuk atau melahirkan seorang pemimpin yang berhasil.

Kepemimpinan tidak dapat diraba, sukar untuk diukur dan sering tidak
13

mudah untuk diutarakan. Namun dengan mengerti sikap dan perilaku serta

mengetahui motif yang menggerakan manusia seseorang dapat

mengembangkan atau membentuk kerangka pribadi guna pada waktunya

menjadi seorang pemimpin yang efektif dan berhasil.

c. Syarat-syarat kepemimpinan Kartono (2008:36):

a. Bisa mempengaruhi dan menggerakkan bawahan

b. Berwibawa

c. Kemampuan dan kecakapan

d. Gaya kepemimpinan

Menurut Hopwood (1976), ada beberapa tipe kepemimpinan yang dapat

dijadikan indikator yang dapat mengukur gaya manajemen, yaitu:

a. Gaya partisipatif, yaitu gaya kepemimpinan yang menempatkan

pimpinan selalu berada di tengah-tengah para bawahan sehingga ia

terlibat dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi.

b. Gaya pengasuh, yaitu gaya kepemimpinan yang bersifat kebapakan.

Pemimpin dengan gaya seperti ini bertindak sebagai seorang bapak

yang selalu melindungi bawahannya dalam batas-batas yang wajar.

c. Gaya otoriter, yaitu gaya kepemimpinan yang menempatkan kekuasaan

ditangan satu orang.

d. Gaya birokrasi, yaitu gaya kepemimpinan yang menempatkan peraturan

organisasi sebagai orientasi dalam pelaksanaan tugas.

e. Gaya yang berorientasi pada tugas, yaitu gaya kepemimpinan yang

memandang bahwa pelaksanaan tugas adalah yang paling utama dalam

suatu organisasi. Pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan


14

seperti ini akan berupaya untuk bekerja sesuai target dan tepat waktu,

meskipun dalam kondisi yang sulit.

2. Pengertian Karakter dan Pendidikan.

Menurut Kamisa (1997), Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan,

akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain,

tabiat, watak. Berkarakter artinya mempunyai watak, mempunyai

kepribadian.

Dalam Dornald’s Pocket Medical Dictionary, dinyatakan bahwa

karakter adalah sifat nyata dan berbeda yang ditunjukan oleh individu,

sejumlah atribut yang dapat diamati pada individu. Dalam Kamus

Poerwadarminta, karakter diartikan sebagai tabiat, watak, sifat-sifat

kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari pada

yang lain. Dengan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa membangun

karakter (character building) adalah proses mengukir atau memahat jiwa

sedemikian rupa, sehingga berbentuk unik, menarik, dan berbeda atau

dapat dibedakan dengan orang lain. Menurut bahasa, karakter adalah tabiat

atau kebiasaan.

Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan

menurut ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan

kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu. Karena itu, jika

pengetahuan mengenai karakter seseorang itu dapat diketahui, maka dapat

diketahui pula bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk kondisi-

kondisi tertentu. Istilah karakter juga dianggap sama dengan kepribadian

atau ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seorang.
15

Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap individu yang berkecimpung

dalam dunia pendidikan pasti akan terlibat interaksi dengan orang lain.

Seperti para guru, karyawan, orang tua, teman, masyarakat, dan lain-lain.

Peristiwa interaksi ini sangatlah rentan dengan konflik. Jika konflik ini

muncul, bagaimanakah cara memecahkan permasalahan ini? Jika seorang

individu dapat menguasai dirinya dengan baik, silabus.org maka ia akan

dapat menyelesaikan konflik itu dengan baik juga. Dapat diambil

kesimpulan bahwa pendidikan anak memang sangat penting.

Pembentukan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa

yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran,

bergotong royong dan berjiwa patriotik.

Tujuan pembentukan karakter menurut Kesuma, Triatna dan

Permana (2011:11) adalah: memfasilitasi penguatan dan pengembangan

nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik ketika

proses sekolah maupun setelah lulus sekolah, silabus mengoreksi perilaku

peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang

dikembangkan sekolah, dan membangun koreksi yang harmoni dengan

keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan

karakter secara bersama.

Pembentukan karakter yang baik, pasti akan menghasilkan perilaku

individu yang baik pula. Pribadi yang selaras dan seimbang, serta dapat

mempertanggungjawabkan segala tindakan yang dilakukan. Kemudian,


16

tindakan itu diharapkan mampu membawa individu ke arah yang lebih

baik dan kemajuan dalam pembentukan karakter anak di masa kini.

Dalam dunia pelayaran sendiri karakter seorang perwira akan

dibentuk ketika dia menjalani pendidikan di akademisinya. Bagaiamana

dia mengemban suatu tugas dan tanggung jawab, bagaimana cara mereka

membina adik tingkat atau bagaimana cara mereka menyelesaikan

permasalahan yang ada adalah beberapa cara untuk melihat apakah

berhasil pembentukan karakter pada orang tersebut.

Dalam kasusnya karakter tidaklah permanen dan dapat dirubah.

Sebagaiamana contohnya adalah ketika seseorang yang dipaksa mejadi

disiplin ketika memasuki akademi pelayaran, awal mula mereka tidak bisa

tapi karena tuntunan tersebut mereka harus memaksa diri mereka keluar

dari zona kenyamanan tersebut sehingga mereka terbiasa disiplin dan

setelah hal tersebut terbangun kemudian menjadi kebiasaan akhirnya orang

tersebut menjadi luar biasa karena apa yang biasa mereka lakukan.

3. Jenis-jenis karakter.

Dalam dunia psikologi, terdapat Carl Gustav Jung Tokoh

psikoanalisis lainnya selain Freud adalah Carl Gustav Jung, dia adalah

pencetus ide ketaksadaran kolektif (collective unconscious). Sistem

psikologinya hampir sama dengan Freud, tapi memiliki beberapa jalan

yang berbeda. Dia menyebut sistemnya ‘Psikologi analitik’ (Analitical

Psycology) teori yang membahas tentang karakter seseorang. Salah satu

teori yang paling terkenal saat ini adalah teori 16 kepribadian yang
17

dikemukakan oleh Carl Jung (1910). Namun, sebelum teori kepribadian

ini berkembang, jauh sebelum itu ada teori empat karakter manusia yang

sudah ditemukan dari zaman dahulu kala. Namun sebelum itu sudah ada

teori 4 karakter manusia yang di kemukakan hipocrates 400 tahun sebelum

masehi.

Setiap manusia memiliki karakter yang berbeda-beda. Hal ini

pernah diungkapkan oleh Hipocrates. seorang tabib dan ahli filsafat yang

sangat pandai dari Yunani, mengemukakan suatu teori kepribadian yang

mengatakan bahwa pada dasarnya ada empat tipe temperamen.

Sebenarnya, ada beberapa teori mengenai macam-macam kepribadian.

Teori yang paling popular dan terus dikembangkan adalah teori

Hippocrates-Galenus. Yang merupakan pengembangan dari teori

Empedokretus. Berdasarkan pemikirannya, ia mengatakan bahwa keempat

tipe temperamen dasar itu adalah akibat dari empat macam cairan tubuh

yang sangat penting di dalam tubuh manusia:

a. Sifat kering terdapat dalam Chole (empedu kuning)

b. Sifat basah terdapat dalam Melanchole (empedu hitam)

c. Sifat dingin terdapat dalam Phlegma (lendir)

d. Sifat panas terdapat dalam Sanguis (darah)

Kemudian teori Hippocrates di sempurnakan kembali oleh Galenus

yang mengatakan bahwa keempat cairan tersebut ada dalam tubuh dalam

proporsi tertentu, dimana jika salah satu cairan lebih dominan dari cairan
18

yang lain, maka cairan tersebut dapat membentuk kepribadian seseorang. 4

tipe kepribadian dasar tersebut adalah :

a. Melankolis yaitu tipe karakter yang khas seperti mudah kecewa, daya

juang kecil, muram, pesimistis, penakut, dan kaku Menganggap segala

sesuatu amat penting. Di segala tempat mereka menemukan alasan

untuk merasa khawatir dan yang pertama-tama mereka perhatikan dari

sesuatu keadaan ialah kesulitan-kesulitannya. Ini dilakukannya tidak

atas dasar pertimbangan keakhlakan, melainkan karena pergaulan

dengan orang lain membuat ia khawatir, berprasangka, dan sibuk

berpikir. Justru karena sebab inilah rasa bahagia menjauhinya.

Melankolis umumnya tertutup, suka memendam masalah, kalaupun

dibagi, pastilah dibagi dengan orang yang paling diapercaya entah

keluarga ataupun teman. Mereka juga kadang suka meremehkan diri

mereka sendiri.

b. Plegmatis yaitu tipe karakter khas seperti tidak suka terburu-buru,

tenang, tidak mudah dipengaruhi, setia, dingin, santai dan sabar. Tidak

adanya gairah, bukan kelemahan, mengatakan secara tidak langsung

kecondongan untuk tidak mudah dan tidak cepat kena pengaruh.

Orang seperti ini lambat jadi hangat tapi jika sudah hangat dapat

bertahan hangat lebih lama. Ia bertindak atas dasar keyakinan bukan

atas dasar dorongan naluri. Temperamennya yang cerah dapat

menggantikan ketidakhadiran kecerdikan dan kebijakan di dalam

dirinya. Ia bertindak layak dalam bergaul dengan orang lain dan

biasanya dapat maju karena kegigihannya dalam mencapai sasaran-


19

sasaran yang dikehendakinya sementara ia bergaya seakan-akan

memberi jalan pada orang lain.

c. Sanguin yaitu tipe karakter yang khas seperti hidup mudah berganti

haluan, ramah, mudah bergaul, lincah, periang, mudah senyum, dan

tidak mudah putus asa. Selalu periang dan penuh pengharapan,

menganggap segala sesuatu yang dihadapi amat penting, tapi segera

dapat melupakannya sama sekali sesaat kemudian. Ia ingin menepati

janji-janjinya tapi gagal melaksanakan keinginannya itu sebab ia tidak

cukup berminat untuk menolong orang lain. Ia adalah seorang

penghutang yang jelek yang terus menerus minta waktu untuk

membayar. Ia amat luwes, pandai bergaul, periang. Negatifnya, orang

tipe sanguis umumnya berfikiran pendek, sulit berkonsentrasi dan

tidak teratur. mereka dapat stres jika terjebak dalam situasi yang mana

hidupnya terasa tidak menyenangkan karna orang sanguis takut untuk

tidak populer.

d. Koleris yaitu tipe karakter yang khas seperti hidup penuh semangat,

keras, hatinya mudah terbakar, daya juang besar, optimistis, garang,

mudah marah, pengatur, penguasa, pendendam, dan serius.

Berkepala panas, mudah sekali dibangkitkan gairahnya, tapi mudah

pula jadi tenang jika lawan yang dihadapinya mengaku kalah. Ia orang

yang sibuk tapi tidak menyukai berada tepat di tengah-tengah

kesibukan usaha sebab ia tidak tabah. Ia menyukai jika dipuji di depan

umum. Ia menyukai penampilan, kemegahan dan formalitas, ia penuh

dengan kebanggaan dan cinta diri sendiri. Sisi negatifnya, mereka


20

orang yang tidak sabaran, segalanya harus cepat karna memang sifat

keproduktivitasnya yang tinggi. mereka juga gampang sekali marah,

dan suka berprilaku kasar. Mereka juga suka kontoversi dan

pertengkaran, bertolak belakang dengan dengan plegmatis yang cinta

damai. sifat mereka juga kurang bersimpati dengan sesama, suka

memanipulasi orang lain, memperalat orang lain dan juga susah untuk

meminta maaf walaupun jika dia sendiri salah.


21

4. Kerangka Berpikir

Peranan Kepemimpinan Di Kapal

Pokok Masalah Penyebab timbulnya masalah


Efekttifitas gaya kepemimpinan Tugas dan tanggung jawab yang
perwira terhadap anak buah kapal diemban perwira.

Pentingnya penerapan kedisplinan Perwira harus dapat mengerti dan


dalam menjalankan tugas dan menjalankan arti seorang pemimpin
kewajiban

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Dalam proses penganalisaan tentang masalah yang dibahas dan agar

susunan pemahaman proposal ini lebih sistematis serta mudah di mengerti

maka di buatlah kerangka pemikiran yang terdiri dari :


22

1. Pokok masalah

Kepemimpinan perwira di atas kapal sering tidak sesuai dengan

prosedur yang ada, sehingga sering terjadi kesalahan pendapat antara

perintah yang di berikan baik dari perwira ataupun nahkoda. Dan

dampaknya terhadap bawahan menjadi bingung mana perintah yang harus

di kerjakan terlebih dahulu, sehingga apa yang di inginkan sering tidak

tercapai.

2. Penyebab timbul masalah

Hal-hal yang menyebabkan terjadinya permasalahan–permasalahan

dalam kepemimpinan di kapal karena sedikitnya perwira kapal yang

mengerti secara gamblang tentang tugasnya.

Kepemimpinan akan selalu dan terus selalu menjadi faktor yang sangat

penting dalam hubungan antara manusia ataupun pekerjaan yang di ambil.

Pada saat sekarang meningkatnya kompetisi dengan intensitas tinggi

dalam dunia usaha.

Pengamat dan praktisi mana yang tidak kenal dengan nama Peter Drucker?

Pemikirannya mengenai desentralisasi, obyektifitas, dan perencanaan

strategis, Drucker mengajukan empat prinsip dasar tentang memilih

karyawan, yaitu :

1. Jika saya mengangkat seseorang untuk suatu jabatan dan ia tidak dapat

melaksanakan tugasnya, maka saya membuat kesalahan.

2. Para manajer bertanggung jawab bahwa karyawan di perusahaannya

melaksanakan segala tugas kewajibannya. Di sini berlaku ungkapan


23

“Seorang prajurit berhak memiliki seorang komandan yang

kompeten”.

3. Keputusan mengangkat seorang karyawan adalah keputusan yang

sangat penting, karena karyawan itu menentukan kapasitas dan daya

kerja perusahaan. Jadi, keputusan yang diambil haruslah benar-benar

tepat.

4. Jangan memberi tugas yang baru kepada karyawan yang baru diangkat.

Untuk melaksanakan hal-hal mendasar tersebut, langkah-langkah

berikut perlu diambil :

1. Berpikirlah demi penugasan pekerjaan

2. Perhatikan jumlah karyawan yang potensial dan memenuhi syarat.

3. Perhatikan benar-benar para calon karyawan.

4. Anda harus yakin benar bahwa calon yang diterima bekerja

memenuhi tugas dan pekerjaannya.

5. Bicarakan tiap calon dengan orang yang pernah bekerja dengan

para calon tersebut.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian dalam penulisan ini menggunakan penelitian

kualitatif, pengertian penelitian kualitatif adalah metode yang lebih

menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah

daripada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode

penelitian ini lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam (in-depth

analysis), yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi

kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari

masalah lainnya. Tujuan dari metodologi ini bukan suatu generalisasi tetapi

pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah. Penelitian kualitatif

berfungsi memberikan kategori substantif dan hipotesis penelitian kualitatif.

B. Waktu Dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada saat taruna melaksanakan praktek layar

selama 12 bulan diatas kapal KM ARMADA SENADA.

2. Tempat Penelitian

Penulis akan melaksanakan penelitian diatas kapal pada saat taruna

melaksanakan praktek layar diatas kapal KM ARMADA SENADA.

24
25

C. Jenis Data

Data berdasarkan dan, data penelitian bisa di kelompokkan ke dalam 2

jenis yakni data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data ini diperoleh penulis secara langsung pada obyek penelitian

dengan cara melakukan pengamatan, pencatatan, serta wawancara

dengan perwira kapal. Penulis memperoleh data primer dengan

mengadakan penelitian di atas kapal.

D. Sumber Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam

suatu penelitian yang akan digunakan sebagai bahan analisis dan pengujian

kesimpulan. Oleh karena itu, pemilihan tehnik dan alat pengumpulan data

yang tepat dapat membantu pencapaian hasil atau pemecahan masalah yang

tepat dan benar.

Adapun tehnik pengumpulan data yang dilakukan adalah :

1. Observasi

Data-data dan informasi yang dikumpulkan melalui metode ini

yaitu melakukan pengamatan langsung dan pencatatan terhadap obyek

penelitian di lapangan tempat terjadinya permasalahan. Obyek yang di

observasi adalah tentang permasalahan yang terjadi di kapal, di mana

tempat tehnik ini dilakukan saat penulis sedang melakukan praktek laut.
26

Masalah yang ada dibicarakan dan untuk selanjutnya dicari cara

penyelesaiannya. Masalah-masalah tersebut dapat berupa suatu kejadian,

kondisi yang tidak normal seperti biasanya yang kemudian disusun

secara sistematis.

Dalam peranan kepemimpinan di atas kapal, permasalahan yang

terjadi tidak semuanya dijabarkan dalam buku-buku pelajaran maupun

referensi lainnya, bahkan kadang kala jawaban atas permasalahan yang

terjadi ditemukan berdasarkan pengalaman kerja dari para perwira kapal

yang terjadi di dunia kerja. Untuk itu dilakukan penelitian secara

observasi kepada awak kapal.

2. Wawancara (Interview)

Menurut Margono (1997:167), interview adalah tehnik

pengumpulan informasi dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan

dan dijawab secara lisan juga, dan dilakukan secara langsung dengan

tatap muka antara pencari informasi dengan sumber informasi. Dalam

interview ini penulis yang menjadi pencari informasi dan sumber

informasinya adalah para perwira kapal. Adapun pertanyaan-pertanyaan

tersebut antara lain :

a. apakah para perwira telah mengerti arti tentang memanage?

b. bagaimana para perwira menerapkan manajemen kepemimpinan

untuk memotivasi anak buahnya?

c. sejauh mana penerapan kepemimpinan manajemen para perwira

apakah sudah menjalankannya?


27

d. sumber daya manusia seperti apa yang dapat diperkerjakan di kapal?

e. bagaimana perbedaan RAS mempengaruhi perilaku dan kepribadian

dari diri anak buah?

f. kenapa kepemimpinan yang otoritas atau hirarki tidak dapat

membuat anak buah kapal termotivasi?

g. masalah dan hambatan apa sajakah yang sering terjadi dalam

menghadapi kemajuan tehnologi saat ini?

h. bagaimana cara memperkerjakan cadet yang masih pertama

melakukan kerja di atas kapal?

3. Studi Pustaka

Menurut Kartono (1996:33), studi pustaka bertujuan untuk

mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan macam-macam

material yang terdapat di ruang perpustakaan misalnya, berupa buku-

buku, majalah, naskah,-naskah, catatan, internet, dan lain-lain. Dengan

mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan obyek permasalahan

yang dihadapi, maka dapat ditemukan berbagai hal-hal yang

berpengaruh terhadap sumber daya manusia dalam mengelola

manajemen transportasi laut untuk mengikuti kemajuan teknologi pada

saat sekarang ini.

Maka penulis mengadakan penambahan data-data terhadap

penyusunan karya ilmiah ini dengan cara membaca dan mempelajari

buku-buku yang berhubungan dengan materi penelitian. Dengan cara


28

tersebut diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan logika

penulis dalam penyusunan karya ilmiah.

E. Teknik Analisis Data

Miles dan Huberman (Emzir, 2010) menyatakan bahwa terdapat

3 (tiga) macam kegiatan analisis data kualitatif, yaitu:

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk

itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,

dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya

bila diperlukan.

Reduksi data bisa dibantu dengan alat elektronik seperti : komputer

dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu. Dengan reduksi ,

maka peneliti merangkum, mengambil data yang penting, membuat

kategorisasi, berdasarkan huruf besar, huruf kecil dan angka. Data yang

tidak penting dibuang.

2. Model Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah berikutnya adalah

mendisplaykan data.Display data dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan

dalam bentuk : uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart

dan sebagainya. Miles dan Huberman (1984) menyatakan : “the most


29

frequent form of display data for qualitative research data in the pas has

been narative tex” artinya : yang paling sering digunakan untuk

menyajikan data dalam penelitian kualitatif dengan teks yang bersifat

naratif. Selain dalam bentuk naratif, display data dapat juga berupa grafik,

matriks, network (jejaring kerja).

Fenomena sosial bersifat kompleks, dan dinamis sehingga apa yang

ditemukan saat memasuki lapangan dan setelah berlangsung agak lama di

lapangan akan mengalami perkembangan data. Peneliti harus selalu

menguji apa yang telah ditemukan pada saat memasuki lapangan yang

masih bersifat hipotetik itu berkembang atau tidak. Bila setelah lama

memasuki lapangan ternyata hipotesis yang dirumuskan selalu didukung

data pada saat dikumpulkan di lapangan, maka hipotesis tersebut terbukti

dan akan berkembang menjadi teori yang grounded. Teori grounded adalah

teori yang ditemukan secara induktif, berdasarkan data-data yang

ditemukan di lapangan, dan selanjutnya diuji melalui pengumpulan data

yang terus menerus. Bila pola-pola yang ditemukan telah didukung oleh

data selama penelitian, maka pola tersebut menjadi pola yang baku yang

tidak lagi berubah. Pola tersebut selanjutnya didisplaykan pada laporan

akhir penelitian.

3. Penarikan/Verifikasi Data

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan

berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada

tahap pengumpulan data berikutnya. Namun bila kesimpulan memang


30

telah didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti

kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel (dapat dipercaya).

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab

rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak,

karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih

bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di

lapangan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah

merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan

dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih

belum jelas, sehingga setelah diteliti menjadi jelas.


47

DAFTAR PUSTAKA

Adair, John, 1994, Menjadi Pemimpin Efektif. Jakarta: PT Pustaka Binaman


Pressindo: Jakarta.

Aminudin, P. (Ed.). (1990). Pengembangan Penelitian Kualitatif. Malang: HISKI


Komisariat Malang dan YA3.

Drucker, Peter F. 1987, The Frontriers of Management. London : William


Hellmen Ltd.

Ina. (02 Juni 2017). 4 Karakter Manusia (Plegmatis, Melankolis, Sanguinis,


Koleris), (https://dosenpsikologi.com/4-karakter-manusia)
Diakses pada tanggal 29 Agustus 2018.

Istopo, 1999, Kamus Istilah Pelayaran dan Ensiklopedia Maritim, Yayasan C. A.


A. I. P, Jakarta.

Istopo, 1999, Kapal dan Pemuatannya, Jakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran
Jakarta.

Janitra, Nadhil. (2018). Mengenal 4 kepribadian manusia menurut buku


“Personality Plus”, (https://steemit.com/life/@nadhiljanitra/mengenal-
4-kepribadian-manusia-menurut-buku-personality-plus-oleh-florence-
littauer).
Diakses pada tanggal 29 Agustus 2018.

Nazir. M. 1988. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Ghalia Indonesia.

Santo, Budiono, (1993) Dasar-Dasar Kepemimpinan, Semarang : Badan penerbit


Universitas Diponegoro.

Sri Martini, Meilani, (2011) Ilmu Pendidikan, Jakarta : Universitas Negeri


Jakarta.

William, (1993:364) Pendekatan Dalam Evaluasi Kinerja Yang Ditempuh,


Palembang : Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai