NIT. 03.15.058.2.41
i
PERNYATAAN KEASLIAN
merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam karya ilmiah terapan (KIT)
tersebut, kecuali tema dan yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya
sendiri.
Jika pertanyataan di atas terbukti tidak benar, maka saya bersedia bersedia menerima
sanksi yang ditetepkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.
SURABAYA,........................
ii
PERSETUJUAN SEMINAR
NIT : 03.15.058.2.41/N
SURABAYA,.............
Menyetujui :
Pembimbing l Pembimbing II
Mengetahui :
Ketua Jurusan Nautika
Capt.Damayanto Purba,M,Pd
Penata (III /c)
NIP. 19730919 2010121 001
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Pada Tanggal.............................
Menyetujui :
Sutoyo, S.Si.T.,M.Pd I’ie Suwondo, S.Si.T, M.Pd A.A. Ngr Ade. D.P.Y.,S.SiT,M.Pd
Penata (III/C) Penata (III/C) Penata (III/C)
NIP. 197751119 2010121 001 NIP. 19770214 2009121 001 NIP. 19830226 2010121 003
Mengetahui
Ketua Jurusan Nautika
Capt.Damayanto Purba,M,Pd
Penata (III /C)
NIP. 19730919 2010121 001
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT, atas rahmat dan
hidayahnya saya dapat menyelesaikan proposal karya ilmiah terapan ini dengan
tepat waktu dan sehingga dalam penulisan proposal ini saya tidak mengalami
kendala hingga terselesaikannya proposal yang saya beri judul :
Surabaya, 2019
Penulis
v
ABSTRAK
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
vii
16. Tata Cara Perawatan Portable Fire Extinguisher................ 26
C. Kerangka Penelitian .................................................................... 29
BAB V PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................... 48
B. Saran .......................................................................................... 49
viii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
ix
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
x
BAB I
PENDAHULUAN
bangunan kapal yang buruk terutama yang berhubungan dengan listrik seperti
kabel listrik dan alat listrik serta kelalaian manusia menjadi faktor
pelayaran yang tidak dilengkapi dengan alat pemadam api yang menyeluruh
pada setiap kapal terkesan tidak peduli akan terjadinya bahaya kebakaran dan
Alat pemadam api adalah sebuah perangkat alat yang didesain dan
digunakan untuk memadamkan jenis api yang dapat membahayakn jiwa dan
Ada tiga unsur yang dapat menimbulkan nyala api yaitu : bahan bakar
(fuel), panas (heat) dan oksigen (co2) atau dari ketiga unsur itu bisa disebut
dengan segi tiga api. Dan nyala api adalah suatu reaksi berantai antara ketiga
1
2
unsur tersebut secara cepat dan seimbang, bila salah satu unsur ditiadakan
atau kadarnya berkurang, maka dengan sendirinya nyala api akan padam.
Ada dua jenis alat utama pemadam kebakaran diatas kapal yaitu alat
kecil, biasanya dalam situasi darurat. Pemadam api tidak dirancang untuk
dipakai pada kebakaran yang sudah tidak terkendali, contohnya ketika api
pemadam api terdiri dari sebuah tabung ber tekanan tinggi yang berisi bahan
pemadam api.
(Alat Pemadam Api Ringan ) adalah salah satu peralatan proteksi kebakaran
aktif yang banyak dipasang pada bangunan gedung. Alat pemadam api
portable ini didesign untuk memadamkan api yang dalam skala kecil atau
kebakaran portable ini biasanya terdiri dari tabung cylinder bertekanan yang
biasa digunakan oleh ndustri pelayaran dan sebagainya. Cara kerja sistem ini
kebakaran.
bpk Tjong muat kayu dari Sorong yang sedang bongkar muat di gudang No
Utara Kecamatan Pabean Cantian asal api dari perbaikan lambung kapal.
Ada satu contoh lagi tentang kecelakan kapal yang saat itu ramai
Kapal Zahro Expres tidak terjadi ledakan atau pun adanya suara dentuman
(2/12/2017). terjadi korsleting pada bagian mesin kapal tersebut. Hanya saja,
karena mesin berbahan bakar diesel,Sumber api yang dimulai dari pecahnya
mesin. Ini silent, tapi percikan ada. Kemudian, cepatnya api membesar juga
sumber api, mungkin ada sumber bahan lain yang itu bisa menyebabkan
cepatnya api merembet. Jadi diduga itu bisa menyebabkan membakar cepat
4
bahan kayu atau fiber kapal. Atau menghabisi barang-barang penumpang lain
di kapal tersebut.
berjudul :
B. Rumusan Masalah
berikut :
C. Batasan Masalah
untuk melatih kesigapan seluruh anak buah kapal saat terjadi bahaya
kebakaran diatas kapal, saat terjadi bahaya kebakaran diatas kapal sehingga
5
setiap anak buah kapal dapat menerapkan penggunaan dan peralatan alat
pemadam api jenis portable fire extinguisher yang dijelaskan di dalam IMO
D. Tujuan Penelitian
diatas kapal, khususnya pada upaya perwatan jenis portable fire extinguisher
adalah :
1. Untuk mengetahui anak buah kapal dalam cara penggunaan portable fire
diatas kapal.
diatas kapal.
E. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, manfaat yang ingin dicapai penulis dalam
agar dapat diajadikan sebagai bahan acuan bagi peneliti berikutnya untuk
dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih baik dan diharapkan dapat
KAJIAN TEORI
A. Review Penelitian
banyak kajian dari riset sebelumnya. Penggunaan dari Literature review pada
memiliki kedekatan atau kesamaan dengan bidang lain yang tengah diteliti
sebelumnya.
Berdasarkan Literature review yang sudah dibaca dan dikaji oleh penulis
bahwa penelitian yang dibuat oleh penulis memiliki kesamaan dalam segi
7
8
B. Landasan Teori
1. Pengertian Perawatan
meningkatkan keandalan.
2. Pengertian Meminimalisir
kata dasar dari minimal, jadi arti dari meminimalisir adalah menjadikan
merupakan alat pemadam api dapat dengan mudah dibawa dan dapat
dioperasikan oleh satu orang saja. Salah satu contohnya adalah Fire Stop –
Alat Pemadam Api Mini Portable. Alat Pemadam Api Fire Stop dapat
Portable memiliki berat 1-2kg dan hanya dapat digunakan sekali pakai atau
Berikut ini adalah jenis utama alat pemadam api ringan (APAR) yang
masih digunakan saat ini dan metode prinsip kerjanya alat pemadam api
Air adalah salah satu agen api yang paling umum digunakan
Jenis pemadam ini cocok untuk memadamkan api yang membakar kertas
10
dan kayu. Dan tidak boleh digunakan pada area-area yang terdapat
peralatan yang menggunakan listrik atau cairan kimia organik yang tidak
pemadam. Alat pemadam ini akan mengeluarkan awan karbon dioksida dan
partikel COP padat pada saat digunakan. Jenis pemadam ini digunakan
efisien serta efektif digunakan dalam ruangan seperti kantor, lab, dan
ruangan lainnya.
Jenis pemadam ini tidak boleh digunakan pada area confine space atau
kebakaran itu sendiri. Jenis pemadan CO2 ini juga tidak boleh digunakan
memadamkan api yang terjadi akibat korsleting listrik, karena bersih dan
c. Halon extinguishers
Gambar 2.3 Halon extinguishers
terbakar. Tapi jenis pemadan ini tidak biasa digunakan untuk area-area
pesawat udara. Alat pemadam ini mengeluarkan uap dan gas yang
api. Atom Bromin merupakan terminator dari proses oksidasi yang terjadi
Salah satu kelemahan dari jenis pemadam ini adalah jika terdapat
hydrogen halide yang bersifat beracun dan korosif. Jika digunakan pada
d. Powder extinguishers
Gambar 2.4 Powder extinguishers
Serbuk dipompa keluar tabung dengan bantuan gas karbon dioksida yang
13
mengganggu reaksi kimia yang terjadi pada zona kebakaran. Powder juga
memiliki titik lebur yang rendah dan pada partikel yang sangat kering
Powder ini mengandung bahan kimia kering yang tidak beracun (non
toxic) serta tidak menghantarkan listrik (non konduktif) . bahan ini tidak
tersebut.
e. Foam extinguishers
busa yang stabil dan didorong dengan karbon dioksida pada saat keluar dari
bahan yang terbakar sehingga dapat memadamkan api karena oksigen tidak
dapat digunakan pada area dimana jenis pemadam air tidak bisa digunakan.
Seperti pada area yang terdapat minyak yang tidak bisa bercampur dengan
air.
TABUNG
15
kebakaran.
pemadam kebakaran.
Berikut ini adalah area kebakaran yang sering terjadi di kapal dan
Penyebab kebakaran :
bakar kapal.
panas.
Mode penahan :
Mode pendeteksi :
1) Detektor asap
Mode pemadaman :
Penyebab kebakaran :
dari lampu.
Metode penahanan :
kebakaran
Metode pendeteksi :
1) Detektor asap.
Peralatan pemadam :
Penyebab kebakaran :
ruangan.
18
Penyebab kebakaran :
Pin berada diatas Tabung A.P.A.R (Alat Pemadam Api) Pin juga
Yang kita pegang ke arah Kiri dan Kanan api, agar media yang
sebelum kita mulai menyemprotkan isi tabung pemadam api ringan. Jangan
sampai posisi kita berdiri berlawanan dengan arah angin, karena angin akan
20
meniup kembali media yg kita semprotkan kearah kita berdiri. Sebaiknya kita
hawa panas juga menghindarkan kita dari media yg kita semprotkan kembali
kearah kita.
a. Klasifikasi kebakaran
agent atau media pemadamannya. Dalam hal ini terdapat dua acuan
dll.
dua jenis. Pertama yaitu alat pemadam api portable yang mudah dibawa
dan dioperasikan dengan tangan. Alat pemadam api portable jenis ini biasa
21
juga dengan Alat Pemadam Api Berat atau APAB karena memiliki berat
lebih dari 23 Kilogram. Alat pemadam portable jenis ini biasanya tersedia
sebagai alat pemadam pokok, CO2 dan bahan pemadam kimia lainnya
(foam) seagai alat pemadam pokok, dan jenis pemadam kimia sebagai
pelengkap
Tanda atau simbol alat pemadam api Portable Fire Extinguisher tersebut
dibedakan atas 4 macam yaitu :
22
segitiga sama sisi dengan dasar warna hijau dan ditengahnya dengan
b. Untuk api klas B , adalah flammable liquids dengan tanda gambar bujur
sangkar dengan dasar warna merah dan ditengahnya dengan huruf B dan
lingkaran dan warna dasar biru serta di tengahnya ditulis dengan huruf “ C
d. Untuk api kelas D adalah combustible metals dengan tanda bintang lima
warna dasar kuning dan ditengahnya ditulis dengan huruf “D” dan diberi
10. Aturan Penempatan simbol atau tanda alat pemadam api adalah :
harus pada bagian depan tabung , di atas atau di bawah nama alat
pemadam tersebut dan dapat dibaca dengan mudah dari jarak + 1 meter;
23
b. Bila dipasang di tembok dekat alat pemadam api portable maka tanda
tersebut harus dapat dibaca dengan mudah dari jarak kira kira 8 meter
a. Diberi satu simbol karena alat pemadam tersebut hanya untuk satu kelas
api seperti water pressurized type extinguisher hanya untuk api kelas A,
maka diberi simbol api kelas A (ordinary combustible) dan juga dry
powder hanya untuk api kelas D, maka diberi simbol api kelas D
(combustible metals);
b. Diberi dua simbol karena alat pemadam tersebut untuk dua kelas api
seperti Carbon Dioxyde untuk api kelas B dan api kelas C, maka diberi
simbol api kelas B (flammable liquids) dan simbol api kelas C (electrical
equipment);
c. Diberi tiga simbol karena alat pemadam tersebut untuk tiga kelas api
kelas B dan api kelas C, maka diberi simbol api kelas A (ordinary
combustible), simbol api kelas B (flammable liquids) dan simbol api kelas
C (electrical equipment)
c. Alat pemadam api disetel/ diatur sesuai dengan NFPA standard no. 10
15. Problem yang umum terjadi pada alat pemadam api ringan:
c. Berkurangnya bobot
caranya gosoklah tabung tersebut dengan lap basah sehingga bersih dari
debu, setelah itu jika ada karat bisa gunakan pembersih karat, lalu akhiri
2) Untuk tabung type cartridge jangan lupa periksa bagian leher tabung alat
pemadam api dengan membuka threaded tabung tersebut dan cek apakah
segel masih dalam keadaan utuh atau tidak. Lalu pasang kembali ke
posisi semula.
3) Usahakan agar tabung alat pemadam api ringan terhindar dari kontak
penutup pada tabung guna menjaga kualitas tabung agar tetap tahan
lama.
masih dalam keadaan bertekanan dengan cara cek posisi jarum yang
7) Jika alat pemadam api yang Anda miliki adalah tabung model Wheeled
roda tabung.
8) Pastikan jari-jari, velg, dan posisi roda dalam keadaan baik. Agar
menghindari kemacetan roda, patah velg dan jari-jari, saat tabung akan
extinguisher. Kami sediakan layanan isi ulang semua merk serta type
gerai-gerai kami.
tabung. Lantas step akhir yaitu hydrostatic, tes uji kelayakan pada
tabung. Kami siap melayani sejumlah apa pun keperluan Anda untuk
isi ulang tabung APAR kurun waktu yang efisien serta dapat
sebuah APAR mampu digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama
sekitar 3-7 tahun dengan cara penyimpanan yang sesuai dengan standar.
APAR pun dapat dilakukan isi ulang atau sering disebut dengan refil saat
habis terpakai atau telah melewati masa kadaluarsa media selama 1-2
tahun.
29
C. Kerangka Penelitian
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Waktu Penelitian
30
31
2. Tempat Penelitian
ini adalah data yang merupakan informasi yang diperoleh penulis melalui
sebagai berikut .
1. Data Primer
pertama melalui prosedur dan dicatat. Dalam hal ini penulis memperoleh data
primer dengan cara langsung dari hasil wawancara dengan pihak terkait, yang
perwira lain yang lebih tahu tentang permasalahan ini di kapal. (Jonathan
Sarwono,2006:129).
2. Data sekunder
langsung yang biasanya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi, yang
diteliti. Data ini diperoleh dari buku-buku dan internet yang berkaitan dengan
akan dibahas, yang diperlukan sebagai pedoman teoritis dan ketentuan formal
dari keadaan nyata dalam observasi. Serta dari informasi lain yang telah
penulisan dapat tercapai dan sesuai dengan judul yang penulis ambil. Disini
1. Metode Observasi
langsung pada obyek, dalam hal ini yaitu. Tujuan penulis mengadakan
observasi adalah agar mengerti akan pengetahuan dari pada ABK kapal
2. Metode Wawancara
proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan
datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh pihak
hal yang tidak dipahami dalam hal permasalahan yang berhubungan dengan
33
topik yang akan dibahas. Adapun tujuan pokok dari wawancara adalah agar
belum mengerti dan belum tahu yang menjadi pokok permasalahan proposal
penulis terdahulu.
diteliti.
3) Untuk memperoleh orientasi yang luas mengenai topik yang akan dipilih.
4. Metode Dokumentasi
E. Pemilihan Informan
praktek laut/PRALA).
mengenai suatu obyek permasalahan yang timbul pada saat tertentu. Metode
aktivitas dalam pengolahan dan analisis data meliputi data reduction, data
1. Data collecting
2. Data Reduction
dan memilih hal-hal pokok serta mefokuskan diri pada data yang relevan
dibutuhkan.
3. Data Display
Basic Safety Training. (2003). Alat pemadam kebakaran yang dapat dijinjing.
Surabaya : Politeknik Pelayaran Surabaya
http://www.pengertianilmu.com/2016/05/pengertian-standar.html