Anda di halaman 1dari 49

KARYA ILMIAH TERAPAN

PERAWATAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN GUNA


MEMINIMALISIR BAHAYA KEBAKARAN DI ATAS KAPAL
MV.MARE MAS

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma Tingkat III Pelayaran

VITRI NUR HIDAYATI


NIT. 03.15.058.2.41
AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN


POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA
TAHUN 2019
PERAWATAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN GUNA
MEMINIMALISIR BAHAYA KEBAKARAN DIATAS KAPAL
MV. MARE MAS

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III Pelayaran

VITRI NUR HIDAYATI

NIT. 03.15.058.2.41

AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN


POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA
TAHUN 2019

i
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Vitri Nur Hidayati

Nomor Induk Taruna : 03.15.058.2.41/N

Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III

Pernyataan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul :

PERAWATAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN GUNA


MEMINIMALISIR BAHAYA KEBAKARAN DI ATAS KAPAL
MV.MARE MAS

merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam karya ilmiah terapan (KIT)
tersebut, kecuali tema dan yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya
sendiri.
Jika pertanyataan di atas terbukti tidak benar, maka saya bersedia bersedia menerima
sanksi yang ditetepkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.

SURABAYA,........................

Vitri Nur Hidayati

ii
PERSETUJUAN SEMINAR

KARYA ILMIAH TERAPAN

Judul : PERAWATAN PERALATAN PEMADAM


KEBAKARAN GUNA MEMINIMALISIR BAHAYA
KEBAKARAN DI ATAS KAPAL MV.MARE MAS

Nama Taruna : Vitri Nur Hidayati

NIT : 03.15.058.2.41/N

Program Diklat :Ahli Nautika Tingkat III

Dengan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diseminarkan

SURABAYA,.............

Menyetujui :

Pembimbing l Pembimbing II

I’ie Suwondo, S.Si.T, M.Pd A.A.Ngr Ade. D.P.Y.,S.SiT,M.Pd


Penata (III /c) Penata (III /c)
NIP. 19770214 2009121 001 NIP. 19830226 2010121 003

Mengetahui :
Ketua Jurusan Nautika

Capt.Damayanto Purba,M,Pd
Penata (III /c)
NIP. 19730919 2010121 001

iii
HALAMAN PENGESAHAN

PERAWATAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN GUNA


MEMINIMALISIR BAHAYA KEBAKARAN DI ATAS
KAPAL MV.MARE MAS

Disusun Dan Diajukan Oleh :

VITRI NUR HIDAYATI


NIT. 03.15.058.2.41 / N
Ahli Nautika Tingkat III

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian KIT

Pada Tanggal.............................

Menyetujui :

Penguji I Penguji II Penguji III

Sutoyo, S.Si.T.,M.Pd I’ie Suwondo, S.Si.T, M.Pd A.A. Ngr Ade. D.P.Y.,S.SiT,M.Pd
Penata (III/C) Penata (III/C) Penata (III/C)
NIP. 197751119 2010121 001 NIP. 19770214 2009121 001 NIP. 19830226 2010121 003

Mengetahui
Ketua Jurusan Nautika

Capt.Damayanto Purba,M,Pd
Penata (III /C)
NIP. 19730919 2010121 001

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT, atas rahmat dan
hidayahnya saya dapat menyelesaikan proposal karya ilmiah terapan ini dengan
tepat waktu dan sehingga dalam penulisan proposal ini saya tidak mengalami
kendala hingga terselesaikannya proposal yang saya beri judul :

“PERAWATAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN GUNA


MEMINIMALISIR BAHAYA KEBAKARAN DI ATAS
KAPAL MV.MARE MAS”.
Pada kesempatan ini, dalam penulisan proposal ini saya mendapatkan
banyak sbantuan dari berbagai pihak, oleh karenanya dari hati yang terdalam saya
juga ingin mengungkapkan rasa terima kasih sayakepada:

1. Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya beserta jajarannya yang telah


menyediakan fasilitas dan pelayanan, sehingga saya dapat menyelesaikan
proposal ini.
2. Dosen pembimbing I maupun II, yang penuh ketekunan dan kesabaran
membimbing saya dalam penulisan proposal ini.
3. Kepada Capt.Damayanto Purba, M.Pd selaku kepala jurusan nautika.
4. Bapak / Ibu dosen Politeknik Pelayaran Surabaya, khususnya lingkungan
program studi NautikaPoliteknik Pelayaran Surabaya yang telah memberikan
bekal ilmu sehingga saya dapat menyelesaikan proposal ini.
5. Yth kedua orang tua saya yang telah membimbing sehingga terselesaikan
proposal ini.Rekan-rekan taruna yang telah memberikan dorongan dan
semangat sehingga penulis proposal ini dapat terselsaiakan.
Akhir kata, semoga proposal ini dapat memberikan manfaat dan bahan
pembelajaran kepada kita semua.

Surabaya, 2019

Penulis
v
ABSTRAK

HIDAYATI, VITRI NUR, 2019. Perawatan Peralatan Pemadam


Kebakaran Guna Meminimalisir Bahaya Kebakaran Di Atas Kapal MV.Mare
Mas. Dibimbing oleh Bapak I’ie Suwondo dan Bapak Anak Agung Ngurah Ade
D.P.Y.
Peralatan pemadam kebakaran yang kurang perawatan akan mengakibatkan
kurang maksimalnya penggunaan pada alat pemadam kebakaran itu, seperti tidak
berfungsinya alat pemadam kebakaran dikarenakan mengalami kadaluarsa atau
mengalami kerusakan.Karena permasalah yang terjadi diatas penulis ingin
meneliti tentang upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk bisa memelihara dan
merawat
Peralatan keselamatan dengan cara observasi tempat secara langsung
,mewawancarai awak kapal, mendokumentasikan maupun dengan cara kuesioner
pada setiap bulan lalu di lanjutkan pergantian item pada setiap tahun dengan
tujuan memaksimalkan penggunaan peralatan pemadam kebakaran pada saat
keadaan darurat.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka dalam proposal penelitian ini penulis
membahas dengan mengambil judul : “PERAWATAN PERALATAN
PEMADAM KEBAKARAN GUNA MEMINIMALISIR BAHAYA
KEBAKARAN DI ATAS KAPAL MV.MARE MAS”.
Selanjutnya dalam tinjauan pustaka dan kerangka berpikir, penulis akan
menjelaskan tentang pengertian,prinsip kerja, dan upaya pemeliharaan. Sedangkan
dalam kerangka berpikir Penulis mengemukakan sistematika penulisan yang
digunakan dalam penulisan Karya Ilmiah Terapan ini.
Kata kunci : Peralatan Keselamatan, Alat Pemadam Kebakaran, Metode
Perawatan

vi
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... ii

PERSETUJUAN SEMINAR ............................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

ABSTRAK ......................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ............................................................ 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................ 4
C. Batasan Masalah ........................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian ..................................................................... .....5
E. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5

BAB II KAJIAN TEORI

A. Review Penelitian ......................................................................... 7


B. Landasan Teori ............................................................................ 8
1. Pengertian Perawatan ............................................................. 8
2. Pengertian Meminimalisir ...................................................... 8
3. Pengertian Portable Fire Extinguisher ................................... 9
4. Jenis-Jenis Portable Fire Extinguisher................................... 9
5. Penjelasan tentang IMO Model Course 2.03 ........................ 15
6. Penjelasan Bahaya Kebakaran sesuai IMO .......................... 15
7. Cara Penggunaan Portable Fire Extinguisher ..................... 18
8. Klasifikasi dan Jenis Bahan Pemadam Kebakaran ............... 20
9. Tanda atau Simbol Alat Pemadam Kebakaran ..................... 21
10. Aturan Penempatan Simbol 22
11. Makna Pemberian Simbol .................................................... 23
12. Prosedur Memadamkan api .................................................. 23
13. Hal yang Perlu Diketahui dalam Penggunaan APAR .......... 24
14. Pengecekan Portable Fire Extinguisher (APAR) ................ 25
15. Problem Yang Umum Terjadi .............................................. 25

vii
16. Tata Cara Perawatan Portable Fire Extinguisher................ 26
C. Kerangka Penelitian .................................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ........................................................................... 30


B. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 30
C. Jenis dan Sumber Data................................................................ 31
D. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 32
E. Pemilihan Informan .................................................................... 34
F. teknik analisa Data ...................................................................... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum objek penelitian ........................................... 37


B. Hasil penelitihan ........................................................................ 39
C. Pembahasan ............................................................................... 46

BAB V PENUTUP

A. Simpulan .................................................................................... 48
B. Saran .......................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................


...............................................................................................................................

viii
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

2.1 Review Penelitian Sebelumnya………………………………………..7

4.1 Standar dan realisasi perawatan

portable fire extinguisher untuk semua jenis di atas kapal…………….41

4.2 Tabel Wawancara………………………………………………………42

ix
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

2.1 Water Fire Extinguishe……………………………………………………... 9

2.2 Gases Fire Extinguisher (CO2 –Carbon dioxide)………………………… 10

2.3 Halon Extinguisher………………………………………………………….. 11

2.4 Power Extinguisher…………………………………………………………. 12

2.5 Foam Extinguisher…………………………………………………………… 14

2.6 Cara Penggunaan Portable Fire Extinguisher…………………………… 18

2.7 Cara Penggunaan Portable Fire Extinguisher……………………………. 19

2.8 Simbol Alat Pemadam Api Portable Fire Extinguisher……………… 22

2.9 Bagian – Bagian pada APAR………………………………………. 24

2.10 Prosedur Memadamkan Api dengan APAR………………………… 24

2.11 Kerangka Penelitian…………………………………………………. 29

4.1 drill kebakaran MV.Mare Mas……………………………………….. 40

4.2 Rusaknya valve………………………………………………………. 46

4.3. Bracket yang terlalu besar……………………………………………. 46

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kecelakan kapal akibat kebakaran semakin banyak terjadi akhir-akhir ini.

Data KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi ) pada tahun 2016

terjadi 25 kasus kecelakaan kapal akibat kebakaran. Kecelakaan akibat

kebakaran menunjukkan bahwa masih minimnya kesadaran untuk

meningkatkan standar keselamatan di kapal. Faktor alam dan kualitas bahan

bangunan kapal yang buruk terutama yang berhubungan dengan listrik seperti

kabel listrik dan alat listrik serta kelalaian manusia menjadi faktor

penyumbang terbesar terjadinya musibah kebakaran. Sektor industri

pelayaran yang tidak dilengkapi dengan alat pemadam api yang menyeluruh

pada setiap kapal terkesan tidak peduli akan terjadinya bahaya kebakaran dan

kerugian yang ditimbulkan.

Alat pemadam api adalah sebuah perangkat alat yang didesain dan

digunakan untuk memadamkan jenis api yang dapat membahayakn jiwa dan

aset berharga pada saat terjadi kebakaran. Perkembangan alat pemadam

kebakaran selalu mengikuti perkembangan jaman dan teknologi, baik dalam

bentuk modern maupun tradisional.

Ada tiga unsur yang dapat menimbulkan nyala api yaitu : bahan bakar

(fuel), panas (heat) dan oksigen (co2) atau dari ketiga unsur itu bisa disebut

dengan segi tiga api. Dan nyala api adalah suatu reaksi berantai antara ketiga

1
2

unsur tersebut secara cepat dan seimbang, bila salah satu unsur ditiadakan

atau kadarnya berkurang, maka dengan sendirinya nyala api akan padam.

Ada dua jenis alat utama pemadam kebakaran diatas kapal yaitu alat

pemadam kebakaran portable (portable fire extinguisher) dan alat pemadam

kebakaran tersistem (fixed fire installations). Alat pemadam api merupakan

alat yang dipakai guna memadamkan api atau mengendalikan kebakaran

kecil, biasanya dalam situasi darurat. Pemadam api tidak dirancang untuk

dipakai pada kebakaran yang sudah tidak terkendali, contohnya ketika api

sudah membesar hingga asap sampai ke langit-langit. Pada dasarnya alat

pemadam api terdiri dari sebuah tabung ber tekanan tinggi yang berisi bahan

pemadam api.

Alat Pemadam kebakaran Portable atau biasa disebut dengan APAR

(Alat Pemadam Api Ringan ) adalah salah satu peralatan proteksi kebakaran

aktif yang banyak dipasang pada bangunan gedung. Alat pemadam api

portable ini didesign untuk memadamkan api yang dalam skala kecil atau

pada tahap tidak membahayakan bagi keselamatan operator. Alat pemadam

kebakaran portable ini biasanya terdiri dari tabung cylinder bertekanan yang

didalamnya terdapat bahan yang digunakan sebagai media pemadaman

(extinguishing agent). Media pemadaman ini dapat dipancarkan keluar dari

tabung cylinder apabila katup atau tuasnya ditekan.

Sedangkan alat pemadam kebakaran tersistem (fixed fire installations)

biasa digunakan oleh ndustri pelayaran dan sebagainya. Cara kerja sistem ini

melalui sensor panas, kabel-kabel atau sistem deteksi secara manual


3

tergantung sistem yang dipilih untuk memberikan perintah saat terjadi

kebakaran.

Ada beberapa contoh kecelakaan kapal akibat kebakaran pada hari

Jum'at ( 29/4/2016) siang hari ini kejadian terbakarnya Kapal Kalimas

Utama yang di miliki oleh PT CITRA BARU ADI NUSANTARA pemilik

bpk Tjong muat kayu dari Sorong yang sedang bongkar muat di gudang No

144 Jl kalimas Baru pelabuhan bongkar muat dermaga 3 Kelurahan Perak

Utara Kecamatan Pabean Cantian asal api dari perbaikan lambung kapal.

Korban Nihil dilokasi 7 pmk surabaya dibantu PMI, kalimas.Berita tersebut

diambil dari beritalima.com

Ada satu contoh lagi tentang kecelakan kapal yang saat itu ramai

dibicarakan dimedia masa di tv maupun media sosial internet yang

dipublikasikan di Liputan6.com yakni Sumber api penyebab terbakarnya

Kapal Zahro Expres tidak terjadi ledakan atau pun adanya suara dentuman

dari kapal yang mengangkut ratusan wisatawan menuju Pulau Tidung,

Kepulauan Seribu di Pelabuhan Muara Angke, Pluit, Jakarta Utara, Selasa

(2/12/2017). terjadi korsleting pada bagian mesin kapal tersebut. Hanya saja,

karena mesin berbahan bakar diesel,Sumber api yang dimulai dari pecahnya

mesin. Ini silent, tapi percikan ada. Kemudian, cepatnya api membesar juga

diduga karena sejumlah barang bawaan penumpang kapal. Terlebih, KM

Zahro Ekspres sendiri lebih berbahan fiber karena menggunakan AC .Dari

sumber api, mungkin ada sumber bahan lain yang itu bisa menyebabkan

cepatnya api merembet. Jadi diduga itu bisa menyebabkan membakar cepat
4

bahan kayu atau fiber kapal. Atau menghabisi barang-barang penumpang lain

di kapal tersebut.

Dari beberapa kejadian diatas, mendorong penulis untuk mengangkat

masalah ini untuk diteliti kemudian menuangkan dalam proposal yang

berjudul :

“ Perawatan Peralatan Pemadam Kebakaran Guna Meminimalisir Bahaya

Kebakaran Diatas Kapal MV.Mare Mas”

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka dapat diambil pokok

permasalahan yang selanjutnya menjadi rumusan masalah agar memudahkan

dalam solusi pemecahannya. Adapun pokok permasalahnnya adalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana cara penggunaan peralatan pemadam kebakaran yang sesuai

dengan prosedur pada saat terjadi bahaya kebakaran diatas kapal?

2. Bagaimana cara perawatan alat pemadam kebakaran di atas kapal ?

C. Batasan Masalah

Dalam proposal penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup masalah

supaya tidak meluas kemana – mana yang hanya membahas mengenai

penggunaan dan perawatan alat pemadam kebakaran jenis portable fire

extinguisher guna meminimalisir bahaya kebakaran diatas kapal, dimana

untuk melatih kesigapan seluruh anak buah kapal saat terjadi bahaya

kebakaran diatas kapal, saat terjadi bahaya kebakaran diatas kapal sehingga
5

setiap anak buah kapal dapat menerapkan penggunaan dan peralatan alat

pemadam api jenis portable fire extinguisher yang dijelaskan di dalam IMO

Model Course 2.03 ( Prosedur Pengendalian Kebakaran Sementara Di Kapal)

D. Tujuan Penelitian

Pembuatan proposal ini pada dasarnya untuk mengembangkan pikiran dan

pengalaman menyangkut berbagai masalah berbagai masalah yang terjadi

diatas kapal, khususnya pada upaya perwatan jenis portable fire extinguisher

diatas kapal.Adapun tujuan yang dicapai dalam penulisan proposal diantarnya

adalah :

1. Untuk mengetahui anak buah kapal dalam cara penggunaan portable fire

extinguisher dalam mengatasi bahaya kebakaran sesuai dengan prosedur

diatas kapal.

2. Untuk memperluas pemahaman awak kapal dalam perawatan peralatan

pemadam kebakaran portable fire extinguisher sesuai dengan prosedur

diatas kapal.

E. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, manfaat yang ingin dicapai penulis dalam

penelitian ini antara lain :

1. Manfaat Secara Teoritis

Dengan melaksanakan pelatihan-pelatihan perawatan sesuai dengan

prosedur diatas kapal, diharapkan bagi penulis,pembaca,pelaut,maupun

kalangan umum dapat menambahkan pengetahuan tentang cara


6

penggunaan dan perawatan portable fire extinguisher secara benar,

sehingga dapat diterapkan dimanapun apabila terjadi bahaya kebakaran.

2. Manfaat Secara Praktis

Dengan membaca penelitian ini diharapkan bagi penulis, pembaca,

pelaut, maupun kalangan umum dapat memahami dan menerapkan cara

penggunaan dan perawatan portable fire extinguisher pada saat terjadi

kebakaran diatas kapal. Sehingga dapat dipadamkan dengan cepat dan

kerusaakan materi maupun lingkungan akibat kebakaran dapat diperkecil

Membagi pengetahuan dan wawasan khususnya bagi para crew kapal

dan para taruna di Politeknik Pelayaran Surabaya sebagai calon Perwira,

agar dapat diajadikan sebagai bahan acuan bagi peneliti berikutnya untuk

dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih baik dan diharapkan dapat

menambah pengetahuan bagi calon perwira kapal tentang perawatan

portable fire extinguisher diatas kapal.


BAB II

KAJIAN TEORI

A. Review Penelitian

Literature review merupakan sebuah sintesis dari berbagai macam hasil

penelitian terdahulu sehingga dalam sebuah Literature review harus ada

banyak kajian dari riset sebelumnya. Penggunaan dari Literature review pada

dasarnya penting untuk dilakukan dalam mengawali sebuah

penelitian,mengingat sangat memungkinkan bidang yang akan kita kaji

memiliki kedekatan atau kesamaan dengan bidang lain yang tengah diteliti

sebelumnya.

Berdasarkan Literature review yang sudah dibaca dan dikaji oleh penulis

bahwa penelitian yang dibuat oleh penulis memiliki kesamaan dalam segi

pengertian pencegahan kebakaran dan penanggulangannya, namun berbeda

dalam segi keseluruhan dari judul, masalah, isi dan penyajiannya.

Tabel 2.1Review Penelitian Sebelumnya

NO PENULIS JUDUL MASALAH HASIL


1 Adzwar MELAKUKAN Bagaimana cara Mengetahui cara
mudztahid PENCEGAHAN melakukan untuk mencegah
& pencegahan dan dan
PEMADAMAN pemadam memadamkan api
KEBAKARAN kebakaran saat diatas kapal
DI KAPAL terjadi bahaya
kebakaran diatas
kapal

7
8

B. Landasan Teori

1. Pengertian Perawatan

Beberapa pengertian perawatan (maintence) menurut para ahli :

a. Menurut Corder (1998), perawatan merupakan suatu kombinasi dari

tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam,atau untuk

memperbaikinya sampai,suatu kondisi yang bisa diterima.

b. Menurut Dhillon (1997), perawatan adalah semua tindakan yang

penting dengan tujuan untuk menghasilkan produk yang baik atau

untuk mengembalikan dalam keadaan yang memuaskan

Inti dari tindakan perawatan adalah untuk menentukan tingkat

keandalan komponen kritis.Perhitungan tingkat keandalan ini dilakukan

untuk kondisi sebelum dan sesudah adanya tidakan perawatan pencegahan

dalam beberapa waktu,dengan demikian bias didapatkan suatu gambaran

yang jelas bagaimana suatu system perawatan pencegahan dapat

meningkatkan keandalan.

Secara umum ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan,dapat

dibagi menjadi dua cara :

a. Perawatan yang direncanakan (planned maintance)

b. Perawatan yang tidak direncanakan (unplnned maintance)

2. Pengertian Meminimalisir

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti meminimalisir adalah

kata dasar dari minimal, jadi arti dari meminimalisir adalah menjadikan

suatu nilai dari kejadian menjadi seminimal mungkin atau sekecil-kecilnya.


9

3. Pengertian Portable Fire Extinguisher

Pada buku BST (Basic Safety Training ) yang diterbitkan oleh

Politeknik Pelayaran Surabaya 2003. Portable Fire Extinguisher

merupakan alat pemadam api dapat dengan mudah dibawa dan dapat

dioperasikan oleh satu orang saja. Salah satu contohnya adalah Fire Stop –

Alat Pemadam Api Mini Portable. Alat Pemadam Api Fire Stop dapat

digunakan untuk memadamkan api kecil. Umumnya Alat Pemadam Api

Portable memiliki berat 1-2kg dan hanya dapat digunakan sekali pakai atau

tidak dapat di isi ulang kembali.

4. Jenis-Jenis Portable Fire Extinguisher

Berikut ini adalah jenis utama alat pemadam api ringan (APAR) yang

masih digunakan saat ini dan metode prinsip kerjanya alat pemadam api

ringan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Water Fire Extinguisher

Gambar 2.1 Water Fire Extinguisher

Sumber: Wikipedia: 2017

Air adalah salah satu agen api yang paling umum digunakan

pemadam. Alat pemadam ini menggunakan air sebagai baham pemadam.

Jenis pemadam ini cocok untuk memadamkan api yang membakar kertas
10

dan kayu. Dan tidak boleh digunakan pada area-area yang terdapat

peralatan yang menggunakan listrik atau cairan kimia organik yang tidak

larut didalam air.

CIRI-CIRI UTAMA : FULL BERWARNA MERAH DAN

TERDAPAT TULISAN WATER PADA TABUNG.

b. Gases Fire Extinguisher (CO2 - Carbon dioxide)

Gambar 2.2 Gases Fire Extinguisher (CO2 - Carbon dioxide)

Sumber: Wikipedia: 2017

Jenis pemadam ini menggunakan CO2 (karbon dioksida) sebagai bahan

pemadam. Alat pemadam ini akan mengeluarkan awan karbon dioksida dan

partikel COP padat pada saat digunakan. Jenis pemadam ini digunakan

untuk area dimana terdapat peralatan elektronik sehingga peralatan tersebut

tidak rusak, seperti instrument laboratorium, server, komputer, dsb. Sangat

efisien serta efektif digunakan dalam ruangan seperti kantor, lab, dan

ruangan lainnya.

Kontruksi tabung dirancang khusus untuk menahan tekanan tinggi dan

dilengkapi dengan selang yang panjang dengan nozzle yang berbentuk


11

corong. carbon dioxide ( CO2) dapat menyerap panas dan sekaligus

mendinginkan dan ini tidak berbahaya terhadap tumbuhan dan hewan.

Jenis pemadam ini tidak boleh digunakan pada area confine space atau

basemen karena awan karbon dioksida dapat membahayakan bagi personel

kebakaran itu sendiri. Jenis pemadan CO2 ini juga tidak boleh digunakan

untuk kebakaran bahan logam atau metal. Sangat cocok ntuk

memadamkan api yang terjadi akibat korsleting listrik, karena bersih dan

aman untuk alat listrik khususnya.

CIRI-CIRI UTAMA : TABUNG BERWARNA MERAH DAN


TERDAPAT TULISAN CO2/CARBON BERWARNA HITAM PADA
TABUNG DAN MEMILIKI PENYEMPROT KHUSUS PADA
BAGIAN DEPAN SELANG

c. Halon extinguishers
Gambar 2.3 Halon extinguishers

Sumber: Wikipedia: 2017

Alat pemadam ini menggunakan gas Halon sebagai bahan pemadam.

Alat pemadam jenis ini digunakan di pabrik, laboratorium atau area

workshop dimana terdapat kemungkinan minyak dan bahan mudah


12

terbakar. Tapi jenis pemadan ini tidak biasa digunakan untuk area-area

dimana terdapat peralatan elektronik.

Jenis pemadam ini dikembangkan untuk memadam kebakaran pada

pesawat udara. Alat pemadam ini mengeluarkan uap dan gas yang

menyelimuti api dan menyingkirkan oksigen sehingga dapat memadamkan

api. Atom Bromin merupakan terminator dari proses oksidasi yang terjadi

pada saat kebakaran.

Salah satu kelemahan dari jenis pemadam ini adalah jika terdapat

logam yang terbakar maka BCF dapat terdegradasi dan membentuk

hydrogen halide yang bersifat beracun dan korosif. Jika digunakan pada

area confine space maka diperlukan ventilasi yang cukup.

CIRI -CIRI UTAMA : PADA SEBAGIAN MERK TABUNG FULL


BERWARNA HIJAU DAN TERDAPAT TULISAN HALON, DAN
PADA MERK LAIN TABUNG BERWARNA MERAH DAN
TERDAPAT TULISAN HALON BERWARNA HIJAU PADA
TABUNG

d. Powder extinguishers
Gambar 2.4 Powder extinguishers

Sumber: Wikipedia: 2017

Jenis pemadam ini mengandung serbuk kering yang bersifat inert

seperti serbuk silica yang dicampur dengan serbuk sodium bikarbonat.

Serbuk dipompa keluar tabung dengan bantuan gas karbon dioksida yang
13

berasal dari catridge. Serbuk yang dikeluarkan akan menyelimuti bahan

yang terbakar sehingga memisahkan oksigen yang merupakan salah satu

kompenen kebakaran. Adanya karbon dioksida juga akan menyingkirkan

oksigen sehingga dapat memadamkan api. Powder merupakan kombinasi

dari fosfat Mono-amonium dan ammonium sulphate yang berfungsi

mengganggu reaksi kimia yang terjadi pada zona kebakaran. Powder juga

memiliki titik lebur yang rendah dan pada partikel yang sangat kering

suntuk membentuk penghalang yang hingga oksigen tidak dapat masuk .

Merupakan media pemadam api serbaguna, aman dan luas

pemakaiannya, dapat menahan radiasi panas dengan serbuk partikelnya.

Powder ini mengandung bahan kimia kering yang tidak beracun (non

toxic) serta tidak menghantarkan listrik (non konduktif) . bahan ini tidak

berbahaya terhadap tumbuhan,hewan terutama manusia.

Sangat tidak disarankan untuk digunakan pada area yang terdapat

peralatan produksi atau instrument produksi yang sangat bernilai,karena

serbuk-serbuk pemadam dapat merusak komponen-komponen peralatan

tersebut.

CIRI-CIRI UTAMA : PADA SEBAGIAN MERK TABUNG FULL


BERWARNA BIRU, DAN PADA MERK LAIN TABUNG
BERWARNA MERAH DAN TERDAPAT TULISAN POWDER
BERWARNA BIRU PADA TABUNG
14

e. Foam extinguishers

Gambar 2.5 Foam extinguishers

Sumber: Wikipedia: 2017

Jenis pemadam ini menggunakan bahan kimia yang dapat membentuk

busa yang stabil dan didorong dengan karbon dioksida pada saat keluar dari

tabung. Foam adalah berbasis air dan sering mengandung surfaktan

berbasis hidoikarbon seperti sulfat sodium alkyl, fluro surfactant seperti :

flurotelmers, asam perfluorooktanoat (PFOA), asam

perfluorooktanasulfonat (PFOS). Foam yang keluar akan menyelimuti

bahan yang terbakar sehingga dapat memadamkan api karena oksigen tidak

bisa masuk untuk proses kebakaran.

Foam ini bersifat konduktif (tpenghantar listrik) . Jenis pemadam ini

dapat digunakan pada area dimana jenis pemadam air tidak bisa digunakan.

Seperti pada area yang terdapat minyak yang tidak bisa bercampur dengan

air.

CIRI-CIRI UTAMA : TABUNG BERWARNA MERAH DAN

TERDAPAT TULISAN FOAM BERWARNA KREM PADA

TABUNG
15

5. Penjelasan tentang IMO Model Course 2.03

IMO Model Course 2.03 adalah petunjuk pelaksanaan Pelatihan

Pemadam Kebakaram oleh IMO (international Maritime Organisation),

pelatihan tersebut berguna untuk meningkatkan kemampuan awak kapal

dalam menggunakan peralatan pemadam kebakaran. Oleh karena itu IMO

Model Course 2.03 menjelaskan tentang peraturan Pelatihan Pemadam

Kebakaran, Area Bahaya Kebakaran, dan memahami jenis-jenis bahaya

kebakaran.

Tujuan Pelatihan Pemadam Kebakaran :

a. Meningkatkan pemahaman awak kapal dalam menggunakan peralatan

pemadam kebakaran.

b. Memaksimalkan kemampuan awak kapal saat memadamkan api diatas

kapal bila mana dalam keadaaan bahaya kebakaran.

6. Penjelasan Bahaya Kebakaran sesuai IMO Model Course 2.03

Berikut ini adalah area kebakaran yang sering terjadi di kapal dan

penyebabnya beserta metode untuk menanggulangi masalah tersebut

a. Kebakaran di ruang mesin

Penyebab kebakaran :

1) Cairan yang mudah terbakar dalam keadaan bocor, seperti bahan

bakar kapal.

2) Permukaan pipa knalpot yang panas,misalnya bagian-bagian mesin

overheating di dekat garis batas tanki minyak


16

3) Api pada alternator diesel dikarenakan semprotan bahan bakar minyak

dari pipa retak yang terinjeksi bahan bakar.

4) Api di lambung kapal dikarenakan bahan bakar minyak yang

dinyalakan oleh percikan api dari pekerjaan pengelasan disekitarnya.

5) Autosulutan, misalnya menetasnya minyak dipermukaan benda yang

panas.

Mode penahan :

1) Pintu kedap air

2) Alat-alat peredam kebakaran

3) Pintu penahan kebakaran

Mode pendeteksi :

1) Detektor asap

2) Alat penentu tinggi rendahnya temperatur

3) Patroli kapal yang dilakukan oleh awak kapal

Mode pemadaman :

1) Sistem tetap (air) misalnya : busa dan karbondioksida

2) Portable,misalnya : air. Foam atau busa, karbondioksida dan bubuk

3) Sistem mobile, misalnya: busa, karbondioksida dan bubuk

b. Kebakaran di ruang akomodasi

Penyebab kebakaran :

1) Bahan-bahan yang mudah terbakar

2) Membuang batang rokok ke sembarang tempat.


17

3) Peletakan tekstil yang berdekatan dengan benda panas seperti radiator

dari lampu.

4) Sistem listrik yang rusak maupun kelebihan tekanan listrik.

Metode penahanan :

1) Pintu penahan kebakaran.

2) Bahan tahan api yang diletakkan disetiap kontruksi kapal

3) Sistem sprinkel yaitu instalasi pemadam kebakaran yang terpasang

secara permanen di dalam kapal yang berfungsi untuk memadamkan

kebakran secara otomatis dengan menyemburkan air dilokasi

kebakaran

Metode pendeteksi :

1) Detektor asap.

2) Patroli kapal yang dilakukan oleh awak kapal.

Peralatan pemadam :

1) Sistem tempat, misalnya hydrant.

2) Portable,misalnya air, bubuk dan CO2.

c. Kebakaran diruang radio

Penyebab kebakaran :

1) Kelebihan tegangan arus listrik.

2) Isolasi yang sudsh cacat atau rusak.

3) Kurangnya ventilasi udara untuk mengurangi asap rokok dalam

ruangan.
18

Metode penahan : pintu penahan kebakaran.

Metode pendeteksi : pengamatan.

Peralatan pemadam : portable, misalnya bubuk dan CO2.

d. Kebakaran diruang dapur kapal

Penyebab kebakaran :

1) Overheating cairan yang mudah terbakar.

2) Overheating alat – alat penggorengan yang ada di dapur.

3) sambungan listrik yang rusak.

4) cerobong asap berminyak.

Metode penelitian : ventilasi udara di dapur.

Metode pendeteksi : melakukan patroli kapal oleh awak kapal.

Peralatan pemadam : 1) sistem tetap : misal hydrant.

2) portable, misalnya bubuk dan CO2.

7. Cara penggunaan Portable Fire Extinguisher

Gambar 2.6 cara penggunaan Portable Fire Extinguisher

Sumber: Wikipedia: 2017


19

Gambar 2.7 cara penggunaan Portable Fire Extinguisher

Sumber: Wikipedia: 2017

a. Pull atau Tarik Pin hingga segel putus atau terlepas.

Pin berada diatas Tabung A.P.A.R (Alat Pemadam Api) Pin juga

berfungsi sebagai pengaman handle atau pegangan dari penekanan Alat

Pemadam Api yang tidak disengaja.

b. Aim atau Arahkan nozzle atau ujung hose

Alat Pemadam Api yang kita pegang ke arah pusat api.

c. Squeeze atau Tekan handle atau Pegangan

Untuk mengeluarkan atau menyemprotkan isi tabung. Pada beberapa

merk handle penyemprot terletak Dibagian ujung hose.

d. Sweep atau Sapukan nozzle

Yang kita pegang ke arah Kiri dan Kanan api, agar media yang

disemprotkan merata mengenai api yang sedang terbakar.

Perlu di ingat setiap jenis alat pemadam api ringan memiliki

kemampuan jangkauan yang berbeda, disamping itu perhatikan arah angin

sebelum kita mulai menyemprotkan isi tabung pemadam api ringan. Jangan

sampai posisi kita berdiri berlawanan dengan arah angin, karena angin akan
20

meniup kembali media yg kita semprotkan kearah kita berdiri. Sebaiknya kita

berdiri diposisi membelakangi arah angin selain untuk menghindari tiupan

hawa panas juga menghindarkan kita dari media yg kita semprotkan kembali

kearah kita.

8. Klasifikasi dan Jenis Bahan Pemadam Kebakaran

a. Klasifikasi kebakaran

Alat pemadam api portable dibedakan berdasarkan extinguishing

agent atau media pemadamannya. Dalam hal ini terdapat dua acuan

standar yang digunakan. Standard BS EN 3 membedakan portable

extinguisher berdasarkan extinguishing agen-nya kedalam 6 klasifikasi

1) Klas A : kebakaran dari benda padat yang mudah terbakar, seperti

kayu, kertas, dll

2) Klas B : kebakaran dari cairan yang mudah terbakar, seperti

bensin, solar, dll.

3) Klas C : kebakaran dari gas yang mudah terbakar, misalnya : LPG,

dll.

4) Klas D : kebakaran yang melibatkan material logam.

5) Klas E : kebakaran dari benda-benda electrical.

6) Klas F : kebakaran dari minyak masak dan lemak.

b. Klasifikasi Alat Pemadam Api Portable Berdasarkan Berat Volume

Berdasarkan beratnya, Alat Pemadam Api Portable dibedakan menjadi

dua jenis. Pertama yaitu alat pemadam api portable yang mudah dibawa

dan dioperasikan dengan tangan. Alat pemadam api portable jenis ini biasa
21

disebut dengan APAR atau Alat Pemadam Api Ringan (handheld

extinguisher). Alat pemadam api portable diklasifikasikan kedalam jenis ini

apabila mempunyai berat antara 0,5 sampai dengan 14 Kilogram (1 s/d30

pound). Kedua adalah Cart mounted Portable Extinguisher atau disebut

juga dengan Alat Pemadam Api Berat atau APAB karena memiliki berat

lebih dari 23 Kilogram. Alat pemadam portable jenis ini biasanya tersedia

dalam model menggunakan roda

b. Jenis Bahan Alat Pemadam Api dan Kelas Kebakarannya

Kebakaran kelas A, jenis bahan pemadam yang dipakai adalah air

sebagai alat pemadam pokok, CO2 dan bahan pemadam kimia lainnya

dipakai secara terbatas.

Kebakaran kelas B, jenis bahan pemadam yang dipakai adalah busa

(foam) seagai alat pemadam pokok, dan jenis pemadam kimia sebagai

pelengkap

Kebakaran kelas C, jenis bahan pemadam yang dipakai adalah CO2

sebagai bahan pemadam pokok, dan jenis pemadam kimia sebagai

pelengkap, sedangkan jenis pemadam busa(foam) tidak boleh digunakan

karena konduktif terhadap listrik.

Kebakaran kelas D, jenis bahan pemadam khusus/ metal powder.

9. Tanda atau simbol alat pemadam api Portable Fire Extinguisher

Tanda atau simbol alat pemadam api Portable Fire Extinguisher tersebut
dibedakan atas 4 macam yaitu :
22

Gambar 2.8 simbol alat pemadam api Portable Fire Extinguisher

Sumber: Wikipedia: 2017

a. Untuk api klas A , adalah ordinary combustible dengan tanda gambar

segitiga sama sisi dengan dasar warna hijau dan ditengahnya dengan

huruf A dan tulisan “ ORDINARY COMBUSTIBLE”;

b. Untuk api klas B , adalah flammable liquids dengan tanda gambar bujur

sangkar dengan dasar warna merah dan ditengahnya dengan huruf B dan

tulisan “ FLAMMABLE LIQUIDS”;

c. Untuk api klas C , adalah electrical equipment dengan tanda gambar

lingkaran dan warna dasar biru serta di tengahnya ditulis dengan huruf “ C

“ dan diberi tulisan ELECTRICAL EQUIPMENT;

d. Untuk api kelas D adalah combustible metals dengan tanda bintang lima

warna dasar kuning dan ditengahnya ditulis dengan huruf “D” dan diberi

tulisan COMBUSTIBLES METALS;

10. Aturan Penempatan simbol atau tanda alat pemadam api adalah :

a. Bila dipasang pada alat pemadam api portable, maka penempatannya

harus pada bagian depan tabung , di atas atau di bawah nama alat

pemadam tersebut dan dapat dibaca dengan mudah dari jarak + 1 meter;
23

b. Bila dipasang di tembok dekat alat pemadam api portable maka tanda

tersebut harus dapat dibaca dengan mudah dari jarak kira kira 8 meter

11. Makna Pemberian simbol Pada Alat Pemadam Api

a. Diberi satu simbol karena alat pemadam tersebut hanya untuk satu kelas

api seperti water pressurized type extinguisher hanya untuk api kelas A,

maka diberi simbol api kelas A (ordinary combustible) dan juga dry

powder hanya untuk api kelas D, maka diberi simbol api kelas D

(combustible metals);

b. Diberi dua simbol karena alat pemadam tersebut untuk dua kelas api

seperti Carbon Dioxyde untuk api kelas B dan api kelas C, maka diberi

simbol api kelas B (flammable liquids) dan simbol api kelas C (electrical

equipment);

c. Diberi tiga simbol karena alat pemadam tersebut untuk tiga kelas api

seperti Multipurpose Dry Chemical Extinguisher untukapi kelas A, api

kelas B dan api kelas C, maka diberi simbol api kelas A (ordinary

combustible), simbol api kelas B (flammable liquids) dan simbol api kelas

C (electrical equipment)

12. Prosedur Memadamkan Api Dengan Portable Fire Extinguisher

a. Tarik/Lepas Pin pengunci tuas APAR / Tabung Pemadam.

b. Arahkan selang ke titik pusat api.

c. Tekan tuas untuk mengeluarkan isi APAR / Tabung Pemadam.

d. Sapukan secara merata sampai api padam.


24

Gambar 2.9 bagian- bagian pada APAR

Sumber: Wikipedia: 2017

Gambar 2.10 Prosedur memadamkan api dengan APAR

Sumber: Wikipedia: 2017

13. Hal yang perlu diketahui dalam penggunaan APAR :

a. Perhatikan arah angin (usahakan badan/muka menghadap searah dengan

arah angin) supaya media pemadam benar-benar efektif menuju ke pusat

api dan jilatan api tidak mengenai tubuh petugas pemadam.

b. Perhatikan sumber kebakaran dan gunakan jenis APAR yang sesuai

dengan klasifikasi sumber kebakaran.


25

14. Pengecekan Portable Fire Extinguisher (APAR)

Setiap APAR wajib diperiksa setidaknya setiap 6 (enam ) bulan.

Pemeriksaan berdasarkan NFPA 10:

a. Alat pemadam api berada di tempat yang ditentukan

b. Alat pemadam api tidak terhalang atau tersembunyi

c. Alat pemadam api disetel/ diatur sesuai dengan NFPA standard no. 10

(portable fire extinguisher)

d. Pressure Gauge/indikator tekanan menunjukkan tekanan yang cukup

e. Menimbang bobot APAR (terutama unit APAR CO2 untuk identifikasi

ada tidaknya kebocoran)

f. Pin dan seal terdapat di tempatnya, tidak terdapat kerusakan

g. Alat pemadam api tidak menunjukkan adanya gejala kerusakan/gangguan

h. Nozzle bebas dari sumbatan

i. Terdapat petunjuk penggunaan dan label pada alat pemadam api

j. Roda dapat berputar untuk unit alat pemadam api beroda

15. Problem yang umum terjadi pada alat pemadam api ringan:

a. Kerusakan/keausan pada bagian parts dari alat pemadam api

b. Turunnya tekanan pada indikator meter tekanan/pressure gauge

c. Berkurangnya bobot

d. Kebocoran pada cylinder atau valve

e. Kerusakan pada meter tekanan indikator akibat overpressure

f. Korosi pada cylinder


26

16. Tata Cara Perawatan Portable Fire Extinguisher sesuai standart

a. Tips dan Tata cara perawatan APAR perbulannya:

1) Pertama lakukan pembersihan pada bodytabung dari debu maupun karat,

caranya gosoklah tabung tersebut dengan lap basah sehingga bersih dari

debu, setelah itu jika ada karat bisa gunakan pembersih karat, lalu akhiri

dengan menggosok ulang dengan menggunakan lap kering.

2) Untuk tabung type cartridge jangan lupa periksa bagian leher tabung alat

pemadam api dengan membuka threaded tabung tersebut dan cek apakah

segel masih dalam keadaan utuh atau tidak. Lalu pasang kembali ke

posisi semula.

3) Usahakan agar tabung alat pemadam api ringan terhindar dari kontak

langsung matahari dan hujan. Sebaikanya berikan pelindung atau

penutup pada tabung guna menjaga kualitas tabung agar tetap tahan

lama.

4) Lakukan pengecekan terhadap gas pendorong di dalam tabung, pastikan

masih dalam keadaan bertekanan dengan cara cek posisi jarum yang

terdapat di pressure gauge berada di posisi 15 s/d 20 bar.

5) Khusus alat pemadam api portable jika posisi tabung digantung

menggunakan Bracket, atau pengait pastikan Bracket dalam keadaan

kuat dan melekat sempurna dengan dinding.

6) Untuk menghindari zat pemadam di dalam tabung, terutama alat

pemadam api Dry Chemical Powder, Anda bisa membolak-balikan


27

tabung, Anda bisa lakukan hinggi 3 sampai dengan 5 kali dengan

perlahan dan hati-hati.

7) Jika alat pemadam api yang Anda miliki adalah tabung model Wheeled

Trolley atau tabung pemadam beroda Lakukanlah pelumasan rutin pada

roda tabung.

8) Pastikan jari-jari, velg, dan posisi roda dalam keadaan baik. Agar

menghindari kemacetan roda, patah velg dan jari-jari, saat tabung akan

digunakan atau dipindahkan dari posisi sebelumnya.

b. Tips dan Tata cara perawatan APAR pertahunya:

1) Perawatan teratur tiap-tiap tahunnya yang disarankan serta

direferensikan oleh Ketentuan Dari Suku Dinas Pemadam Kebakaran

( DAMKAR ) yaitu lakukan isi ulang atau refilling medium

extinguisher. Kami sediakan layanan isi ulang semua merk serta type

tabung pemadam api ringan (APAR). Serta kami juga sediakan

layanan SERVICE ataupun PERBAIKAN untuk tiap-tiap isi lagi di

gerai-gerai kami.

2) Perawatan teratur tiap-tiap tahunnya mesti lakukan OVERHAUL

serta TUNE-UP masing-masing spare part dari beberapa instrument

tabung. Lantas step akhir yaitu hydrostatic, tes uji kelayakan pada

tabung. Kami siap melayani sejumlah apa pun keperluan Anda untuk

isi ulang tabung APAR kurun waktu yang efisien serta dapat

dihandalkan. Juga bersedia di panggil, untuk lakukan isi ulang tabung

alat pemadam api enteng ditempat yang Anda kehendaki.


28

Alat pemadam api ringan dapat membantu mematikan api

kebakaran ringan hingga sedang. Spare part yang tergabung menjadi

sebuah APAR mampu digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama

sekitar 3-7 tahun dengan cara penyimpanan yang sesuai dengan standar.

APAR pun dapat dilakukan isi ulang atau sering disebut dengan refil saat

habis terpakai atau telah melewati masa kadaluarsa media selama 1-2

tahun.
29

C. Kerangka Penelitian

Gambar 2.11 Kerangka Penelitian

Pemahaman awak kapal terhadap penggunaan dan perawatan portable fire


extinguisher

Kurangnya kesadaran awak Kurangnya pemahaman


kapal untuk melakukan tentang penggunaan dan
pelatihan penggunaan portable perawatan portable fire
fire extinguisher extinguisher

Kurangnya kemampuan dan pemahaman awak kapal dalam penggunaan


dan perawatan portable fire extinguisher diatas kapal

1. SOLAS BAB II- aturan 2


2. IMO model Course 2.03

Lingkungan sekitar kapal tidak mendukung adanya pelatihan


penggunaan dan perawatan portable fire extinguisher

Mengadakan pelatihan penggunaan dan perawatan alat pemadam api


portable fire extinguisher sebagai syarat sebelum berlayar dan
memberikan sertifikat kepada mereka yang akan menjadi awak kapal

Meningkatkan pemahaman awak kapal dalam penggunaan dan


perawatan portable fire extinguisher
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian merupakan suatu proses dari suatu rangkaian langkah-

langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis, guna mendapatkan

pemecahan masalah atau jawaban terhadap pernyataan-pernyataan tertentu.

Proposal ini menggunakan jenis penelitian Kualitatif.Penelitian kualitatif

adalah penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya

deskriptif, seperti transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar, foto

rekaman video dan lain-lain. Sehingga metode penelitian berisi pengetahuan

yang mengkaji ketentuan mengenai metode-metode yang digunakan dalam

penelitian. Pada umumnya penelitian merupakan refleksi keinginan untuk

memperoleh dan mengembangkan pengetahuan yang merupakan kebutuhan

dasar manusia sehingga menjadi motivasi untuk melakukan penelitian. Jenis

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

metode deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk memecahkan

masalah-masalah aktual yang dihadapi serta mengumpulkan data atau

informasi untuk disusun, dijelaskan dan selanjutnya dianalisis.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian, pada saat penulis melaksanakan

Praktek Laut (PRALA) di atas MV. Mare Mas selama 12 bulan.

30
31

2. Tempat Penelitian

Penulis akan melaksanakan penelitian diatas kapal MV.Mare Mas

milik perusahaan PT.Pelayaran Tempuran Emas Tbk dimana penulis

melakukan praktek layar.

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penyusunan proposal

ini adalah data yang merupakan informasi yang diperoleh penulis melalui

pengamatan langsung dan wawancara. Dari sumber-sumber ini diperoleh data

sebagai berikut .

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber

pertama melalui prosedur dan dicatat. Dalam hal ini penulis memperoleh data

primer dengan cara langsung dari hasil wawancara dengan pihak terkait, yang

mengetahui tentang permasalahan yang akan penulis angkat. Penulis

memperoleh dari hasil wawancara atau berdiskusi dengan mualim dan

perwira lain yang lebih tahu tentang permasalahan ini di kapal. (Jonathan

Sarwono,2006:129).

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tidak

langsung yang biasanya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi, yang

diusahakan sendiri pengumpulannya oleh penulis, selain dari sumbernya yang

diteliti. Data ini diperoleh dari buku-buku dan internet yang berkaitan dengan

obyek penelitian proposal atau yang berhubungan dengan permasalahan yang


32

akan dibahas, yang diperlukan sebagai pedoman teoritis dan ketentuan formal

dari keadaan nyata dalam observasi. Serta dari informasi lain yang telah

disampaikan pada saat kuliah (Jonathan Sarwono, 2006:129).

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang penulis

lakukan sebelumnya, maka dalam penyusun proposal ini dibutuhkan suatu

pengamatan. Sehingga mampu mendapatkan data yang benar, agar tujuan

penulisan dapat tercapai dan sesuai dengan judul yang penulis ambil. Disini

penulis menggunakan beberapa metode dalam penulisan proposal ini. Adapun

metode pengumpulan data yang penulis pergunakan yaitu :

D. Metode Pengumpulan Data

1. Metode Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan

atau perilaku objek sasaran. Metode ini dilakukan melalui pengamatan

langsung pada obyek, dalam hal ini yaitu. Tujuan penulis mengadakan

observasi adalah agar mengerti akan pengetahuan dari pada ABK kapal

dalam perawatan peralatan pemadam kebakaran

2. Metode Wawancara

Interview atau wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui

proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan

datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh pihak

yang diwawancarai. Metode wawancara ini sangat efektif untuk mendapatkan

penjelasan yang lebih rinci mengenai pertanyaan – pertanyaan atau banyak

hal yang tidak dipahami dalam hal permasalahan yang berhubungan dengan
33

topik yang akan dibahas. Adapun tujuan pokok dari wawancara adalah agar

memperoleh keterangan-keterangan secara langsung mengenai obyek yang

dituju, dan mendapatkan data-data serta jawaban-jawaban yang penulis

belum mengerti dan belum tahu yang menjadi pokok permasalahan proposal

ini. Karena dengan wawancara akan memperoleh data-data yang aktual.

3. Metode Studi Pustaka

Studi pustaka bertujuan mengumpulkan data dan informasi

dengan bantuan macam-macam material referensi yang berupa buku

majalah, naskah, catatan-catatan, kisah sejarah dan dokumen.

Manfaat yang diperoleh dari metode studi pustaka adalah :

1) Untuk menggali teori-teori dasar dan konsep yang telah dikemukakan

penulis terdahulu.

2) Untuk mengikuti perkembangan penulisan dalam bidang yang akan

diteliti.

3) Untuk memperoleh orientasi yang luas mengenai topik yang akan dipilih.

4) Agar dapat mengetahui buah duplikasi penulisan dan dipelajari bagaimana

mengungkapkan buah pikiran secara sistimatis, krisis dan ekonomis.


34

4. Metode Dokumentasi

Metode ini dilakukun dengan cara training pada saat penulis

melakukan PRALA sehingga penulis dapat mengetahui pentingnya

keselamatan, kesehatan dan kerja bagi awak di kapal.

E. Pemilihan Informan

Dalam penelitian ini subjek penulis atau informan merupakan awak

kapal sehari-hari yang bersinggungan dengan masalah perawatan peralatan

pemadam kebakaran. (Dilakukan pada saat nanti selama penulis melakukan

praktek laut/PRALA).

F. Teknik Analisis Data

Penyajian untuk penulisan proposal ini adalah menggunakan

metode Deskriptif. Yaitu penulisan yang berisi paparan dan uraian

mengenai suatu obyek permasalahan yang timbul pada saat tertentu. Metode

ini digunakan untuk memaparkan secara rinci dengan tujuan memberikan

informasi mengenai masalah yang timbul dan berhubungan dengan materi

pembahasan proposal ini.

Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2010), menyatakan bahwa

aktivitas dalam pengolahan dan analisis data meliputi data reduction, data

display, conclusion drawing/verification. Langkah-langkah tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Data collecting

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan

digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar

kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen


35

pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti

untuk mengumpulkan data. Instumen sebagi alat bantu dalam

menggunakan metode pengumpulan data merupakan sarana yang dapat

diwujudkan dalam benda, misalnya angket, perangkat tes, pedoman

wawancara, pedoman observasi, skala dan sebaginya.

Instrumen penelitian merupakan sesuatu yang amat penting dan

strategi kedudukannya didalam keseluruhan kegiatan penelitian. Dengan

instrumen akan diperoleh data yang merupakan bahan penting untuk

menjawab permasalahan, mencari sesuatu yang akan digunakan untuk

mencapi tujuan. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh

informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.

2. Data Reduction

Melakukan reduksi data dapat diartikan sebagai upaya merangkum

dan memilih hal-hal pokok serta mefokuskan diri pada data yang relevan

dengan permasalahan yang dikaji. Pada kenyataannya, data temuan di

lapangan bisa sangat beragam dan heterogen, sehingga perlu dilakukan

pemilahan dan penyusunan secara sistematis agar diperoleh data yang

dibutuhkan.

3. Data Display

Setelah data di reduksi, tahap berikutnya adalah melakukan display

atau penyajian data sehingga temuan dapat digambarkan secara utuh,

menyeluruh, sehingga bagian-bagian pokoknya terlihat jelas untuk

memudahkan pemaknaan. Sugiyono (2010) menyatakan bahwa penyajian


36

data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan melalui uraian singkat,

bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya.

4. Conclusion and Verification

Tahapan berikutnya dari analisis data adalah penarikan kesimpulan

(konklusi) dan verifikasi. Berdasarkan reduksi dan display data temuan

penelitian, peneliti dapat menarik kesimpulan. Penarikan kesimpulan

dalam penelitian kualitatif, pada dasarnya masih bersifat sementara,

karena data hasil temuan harus diverifikasi dan dicek keabsahannya

melalui berbagai teknik. Verifikasi yang dilakukan bertujuan untuk

mempertajam pemaknaan temuan, sehingga diperoleh kesimpulan yang

benar-benar menggambarkan realita.


DAFTAR PUSTAKA

Amare.(2012). Alat Pemadam Api. Ritz Multimedia,


(online),(http://agenpemadam.amare.co.id/terkait/artikel/425-2/.Diakses
pada tanggal 19 april 2017).

Andreas Putrawan(2010). Pengertian perawatan menurut para ahli, (online),


(http://andreasputrawan.blogspoot.com/.2010/02/sistem-
perawatan_16.html?m=1, diakses pada tanggal 23 januari 2019)

Basic Safety Training. (2003). Alat pemadam kebakaran yang dapat dijinjing.
Surabaya : Politeknik Pelayaran Surabaya

Embankment,Albert (2000). Advanced training in fire fighting. London :


International Maritime Organization.

Embankment,Albert (2004). Safety of life at sea. London : International Maritime


Organization.

Kamus Besar Bahasa Indonesia(2003).Arti kata meminimalisir.Jakarta : Kamus


Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Balai Pustaka

PT. Kalimas Utama.(2016). Berita kebakaran kapal, (online),


(https://www.beritalima.com/2016/04/29/kapal-motor-kalimas-utama-
terbakar/. Diakses pada tanggal 21 april 2017)

Rohmah,Siti,Yulia,Lia. (2012). Cara kerja Alat Pemadam Kebakaran Kebakaran,


(online) , (http://liayuliasitirohmah.blogspot.co.id/2012/12/cara-kerja-alat-
pemadam-kebakaran-fire.html. diakses pada tanggal 1 mei 2017)

Zahro Express .(2017) Berita kebakaran kapal, (online),


(http://www.Liputan6.com/indonesia/berita/157172-kronologi-
terbakarnya-kapal-zahro-express. Diakses pada tanggal 21 april 2017)

http://www.pengertianilmu.com/2016/05/pengertian-standar.html

Anda mungkin juga menyukai