LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
Untuk dapat mengoptimalisasi perawatan alat bongkar muat yang akan penulis
angkat di dalam skripsi ini, maka penulis mencari beberapa sumber referensi
dari buku – buku pedoman yang ada di perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu
Pelayaran untuk mencari sumber – sumber yang menjadi masalah dalam
kurangnya perawatan alat bongkar muat oleh ABK. Adapun beberapa Tinjauan
pustaka dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Optimalisasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998:986) Optimalisasi
diambil dari kata “Optimal” yang artinya adalah Terbaik, tertinggi,
paling menguntungkan.
b. Perawatan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012) Rawat adalah pelihara,
urus atau jaga. Perawatan adalah proses, cara atau perbuatan merawat,
pemeliharaan, penyelenggaraan atau pembelaan (orang sakit).
Menurut NSOS, Manajemen Perawatan Dan Perbaikan (2014 :13)
Menjelaskan bahwa perawatan adalah factor tunggal yang terpenting
untuk dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat modern, namun
terdapat juga beberapa bidang dimana perawatan memainkan
perawatan memainkan peranan yang sedemikian dominan seperti
dalam pelayaran.
9
beberapa motivasi. Dalam kasus suatu kapal, kita mempunyai lima
pertimbangan:
1) Kewajiban-kewajiban pemilik kapal yang berkaitan dengan
keselamatan dan kelayakan laut kapal.
2) Menjaga modal dengan cara memperpanjang umur ekonomis
suatu kapal dan menaikan nilai kapal bekasnya.
3) Menjaga penampilan kapal sebagai suatu sarana pengangkut
muatan dengan meningkatkan kemampuan dan efisiensi.
4) Memelihara efisiensi dengan memperhatikan pengeluaran-
pengeluaran operasi.
5) Pengaruh-pengaruh lingkungan lingkungan terhadap anak buah
kapal serta kemampuannya.
1
3) Perawatan periodik terhadap pemantauan kondisi.
Perawatan pencegahan biasanya terjadi dari pembukaan secara
periodik mesin dan perlengkapan untuk menentukan apakah
diperlukan penyetelan-penyetelan dan penggantian-penggantian.
Jangka waktu inspeksi demikian biasanya didasarkan atas jam
kerja mesin atau waktu kalender.
PERAWATAN
PENGUKURAN BERKESINAMBUNGAN
PENGUKURAN PERIODIK
1
PMS (planned maintenance system) terdiri dari beberapa element yang
saling berkaitan satu sama lain, sehingga permesinan dapat diawasi dan
kerusakan dapat diperkecil. Elemen-elemen yang dimaksud yaitu
rencana kerja, pengontrolan, data informasi dan pelaksanaan instruksi.
Sedangkan sistem perawatan berencana bertujuan untuk dilakukannya
penyusunan rencana-rencana pekerjaan kapal. Sistem ini akan menjadi
perawatan yang dilakukan akan berkesinambungan, sehingga apabila
terjadi pergantian mualim yang bertanggung jawab pada sebuah
permesinan dalam hal ini yaitu alat-alat penunjang bongkar muat.
PERENCANAAN
PELAPORAN PENCATATAN
Bagan 2.2
Skema perencanaan perawatan
1
Menurut NSOS dalam buku manajemen perawatan dan perbaikan
(2014:42) mengenai tujuan dari perawatan sebagai berikut :
1) Untuk memperoleh pengoperasian kapal yang teratur serta
meningkatkan keselamatan awak kapal dan peralatannya.
2) Untuk membantu perwira kapal dalam merencanakan dan menata
kegiatan dengan lebih baik, yang berarti meningkatkan kemampuan
kapal dan membantu mereka untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan oleh manajer operasi.
3) Untuk memperhatikan jenis-jenis pekerjaan yang paling mahal dan
menyangkut perawatan serta waktu operasi yang terpenting,
sehingga system dapat dilaksanakan secara teliti dan dikembangkan
dalam rangka pengurangan biaya.
1
1) Pengukuran besar dan waktu lama bekerja.
2) Perencanaan dan penjadwalan : menentukan dalam urusan yang
bagaimana oleh siapa pekerjaan akan dilaksanakan,
1
1) Untuk mencapai tingkat biaya perawatan (maintenance) seoptimal
mungkin, dengan melaksanakan kegiatan perawatan secara efektif
dan efisien.
2) Kemampuan berproduksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai
dengan rencana produksi.
3) Mesin dan peralatan produksi (fasilitas produksi) yang ada di
dalam perusahaan tersebut akan dapat dipergunakan dalam jangka
waktu yang lebih lama.
Alat Bantu bongkar muat diartikan sebagai alat bantu yang dapat dipakai
untuk kelancaran kegiatan membongkar barang dari kapal ke darat atau
sebaliknya.
1
Pengoperasian sesuai prosedur jangan mengoperasikan crane secara
kasar, tetapi operasikan secara hati-hati. Maka secara tidak langsung
telah merawat crane dari kerusakan yang mungkin terjadi. Hindari
pengoperasian dengan muatan penuh atau keseringan dalam
menghidupkan atau mematikan mesin. Operator harus waspada pada
suara, getaran atau panas yang tidak normal.
1) Crane
Crane ialah alat yang berfungsi untuk mengangkat cargo dari palka
kapal, kemudian di pindahkan ke dermaga.
Bagian dari crane adalah mast atau tiang utama, jib dan counter jib,
counterweight, trolley dan tie ropes. Mast merupakan tiang vertikal
yang berdiri di atas base atau dasar. Jib merupakan tiang horizontal
yang panjangnya ditentukan berdasarkan jangkauan yang diinginkan.
3) Hook Crane
Hook terletak pada ujung kabel crane, dan berfungsi untuk dikaitkan
pada beban atau muatan. Kekuatan hook crane pada setiap crane
berbeda-beda tergantung pada batas muat dan kemiringan saat
mengangkat beban. pengaman pada hook crane yang berguna untuk
mengunci beban yang dikaitkan pada hook agar tidak terlepas dari
hook itu sendiri.
1
4) Sling
Sling merupakan alat bantu dalam pekerjaan lifting, terbuat dari
material seperti rantai, kawat, baja atau bahan sistetis, yang diikatkan
dan dieratkan pada benda atau beban yang akan diangkat dan
dikaitkan pada hook crane pada saat proses lifting.
5) Spreader
Spreader adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk
mengangkat kontainer dan kargo unitized.
Spreader digunakan untuk muatan yang memiliki mekanisme
penguncian di setiap sudut yang melekat empat penjuru muatan.
Sebuah spreader dapat digunakan pada crane container, pembawa
mengangkat dan dengan mesin lainnya untuk mengangkat peti
kemas.
1
B. KERANGKA PEMIKIRAN
Agar penulisan skripsi ini menjadi jelas dan dapat bermanfaat maka diberikan
kerangka pemikiran untuk memudahkan pemahaman mengenai perawatan
crane dan spreader manual di MV. TANTO TANGGUH, yang mengacu
pada tinjauan pustaka yaitu pada buku peti kemas masalah dan aplikasinya,
memuat untuk perwira niaga kapal, management kapal, situs internet dan
berdasarkan data-data yang ada.
Alat bongkar muat diatas kapal dapat mengalami kerusakan apabila tidak
dirawat dengan baik dan tidak dilakukannya perawatan yang sesuai prosedur
dan jadwal, perawatan pada crane dan sprader manual di atas kapal dapat
dilakukan dengan cara mengetahui tata cara cara penggunaan alat bongkar
muat ini, maintenance dengan rutin, mengganti oli hidraulic dan masih
banyak lagi lainnya. Pengoperaian alat bongkar muat yang tidak sesuai
prosedur hanya akan mengakibatkan timbulnya bahaya kerusakan pada alat
bongkar muatnya dan membahayakan seluruh pekerja yang berada
disekitarnya dan seluruh muatan yang sedang diangkat atau muatan yang
berada di bawahnya.
Pemaksaan pada alat bongkar muat untuk mengangkat beban yang berlebihan
akan membuat mesin dari crane menjadi rusak, dan menimbulkan resiko
kerusakan pada spreader manualnya juga.
Jadi disimpulkan, alat bongkar muat ini (crane dan speader manual) harus
dirawat dengan baik di bawah komando mualim satu atau mualim yang
bertanggung jawab atas alat bongkar muat di kapal. Dalam penggunaanya
juga harus mengikuti prosedur yang telah diatur di kapal untuk membuat alat
bongkar muat ini dapat digunakan terus dalam jangka waktu yang lama.
1
OPTIMALISASI PERAWATAN ALAT
BONGKAR MUAT GUNA
KELANCARAN PROSES BONGKAR
MUAT PADA
Mengoptimalkan perawatan alat bongkar muat guna kelancaran proses bongkar muat menur