Anda di halaman 1dari 11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA
Untuk dapat mengoptimalisasi perawatan alat bongkar muat yang akan penulis
angkat di dalam skripsi ini, maka penulis mencari beberapa sumber referensi
dari buku – buku pedoman yang ada di perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu
Pelayaran untuk mencari sumber – sumber yang menjadi masalah dalam
kurangnya perawatan alat bongkar muat oleh ABK. Adapun beberapa Tinjauan
pustaka dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Optimalisasi Perawatan Alat Bongkar Muat

a. Optimalisasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998:986) Optimalisasi
diambil dari kata “Optimal” yang artinya adalah Terbaik, tertinggi,
paling menguntungkan.

b. Perawatan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012) Rawat adalah pelihara,
urus atau jaga. Perawatan adalah proses, cara atau perbuatan merawat,
pemeliharaan, penyelenggaraan atau pembelaan (orang sakit).
Menurut NSOS, Manajemen Perawatan Dan Perbaikan (2014 :13)
Menjelaskan bahwa perawatan adalah factor tunggal yang terpenting
untuk dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat modern, namun
terdapat juga beberapa bidang dimana perawatan memainkan
perawatan memainkan peranan yang sedemikian dominan seperti
dalam pelayaran.

Melalui perawatan, kita ingin mengendalikan atau memperlambat


tingkat kemerosotan kapal yang biasanya dilaksanakan dengan

9
beberapa motivasi. Dalam kasus suatu kapal, kita mempunyai lima
pertimbangan:
1) Kewajiban-kewajiban pemilik kapal yang berkaitan dengan
keselamatan dan kelayakan laut kapal.
2) Menjaga modal dengan cara memperpanjang umur ekonomis
suatu kapal dan menaikan nilai kapal bekasnya.
3) Menjaga penampilan kapal sebagai suatu sarana pengangkut
muatan dengan meningkatkan kemampuan dan efisiensi.
4) Memelihara efisiensi dengan memperhatikan pengeluaran-
pengeluaran operasi.
5) Pengaruh-pengaruh lingkungan lingkungan terhadap anak buah
kapal serta kemampuannya.

Adanya suatu strategi perawatan yang optimal namun bukanlah suatu


tugas yang mudah untuk melakukannya. Pekerjaan perawatan
dibutuhkan akibat kerusakan yang terjadi karena usia kapal yang
bertambah tua dan ausnya konstruksi atau perlengkapan yang
mengakibatkan berkurangnya kemampuan kapal. Melalui perawatan,
kita ingin mengendalikan atau memperlambat tingkat kemorosotan
kapal yang biasanya dilaksanakan dengan beberapa motivasi. Dalam
kasus suatu kapal, kita mempunyai beberapa pertimbangan dasar :
1) Kewajiban-kewajiban pemilik kapal yang berkaitan dengan
keselamatan dan kelaiklautan kapal.
2) Memelihara efisiensi dengan memperhatikan pengeluaran-
pengeluaran operasi.
3) Pengaruh-pengaruh lingkungan terhadap anak buah kapal serta
kemampuannya.
4) Menjaga penampilan kapal sebagai suatu sarana pengangkut
muatan dengan meningkatkan kemampuan dan efisiensi.

Lalu untuk mendapatkan strategi perawatan yang optimal bukanlah


suatu tugas yang mudah untuk menentukannya. Agar perawatan dapat
berjalan dengan optimal maka diperlukan adanya strategi-strategi
perawatan, yang diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Perawatan Insidentil terhadap perawatan berencana.


Perawatan Insidentil (perbaikan yang tidak di duga ketika ada
kerusakan) artinya kita membiarkan mesin bekerja sampai rusak,
pada dasar operasi ini sangat mahal. Oleh karena itu beberapa
bentuk perencanaan diterapkan dengan menggunakan sistem
perawatan berencana maka diharapkan memperkecil kerusakan
dan beban kerja dari pekerjaan perawatan diperlukan.

2) Perawatan pencegahan terhadap perbaikan.


Dengan adanya perawatan pencegahan kita mencoba untuk
mencegah terjadinya kerusakan, atau menemukan kerusakan
dalam tahap ini. Hal ini berarti kita harus menggunakan metode
tertentu untuk menyelusuri perkembangan yang terjadi.

1
3) Perawatan periodik terhadap pemantauan kondisi.
Perawatan pencegahan biasanya terjadi dari pembukaan secara
periodik mesin dan perlengkapan untuk menentukan apakah
diperlukan penyetelan-penyetelan dan penggantian-penggantian.
Jangka waktu inspeksi demikian biasanya didasarkan atas jam
kerja mesin atau waktu kalender.

PERAWATAN

PERAWATAN BERENCANA PERAWATAN INSIDENTIL

PERAWATAN PENCEGAHAN PERAWATAN PERBAIKAN

PERAWATAN PERIODIK PEMANTAUAN KONDISI

PENGUKURAN BERKESINAMBUNGAN
PENGUKURAN PERIODIK

Bagan 2.1 Strategi Perawatan


Sumber : NSOS, Manajemen Perawatan dan
Perbaikan Urutan Perawatan :
1) Perawatan berencana . perawatan insidentil
2) Perawatan pencegahan perawatan perbaikan
3) Perawatn periodik pemantauan kondisi
4) Pengukuran berkesinambungan pengukuran periodik

1
PMS (planned maintenance system) terdiri dari beberapa element yang
saling berkaitan satu sama lain, sehingga permesinan dapat diawasi dan
kerusakan dapat diperkecil. Elemen-elemen yang dimaksud yaitu
rencana kerja, pengontrolan, data informasi dan pelaksanaan instruksi.
Sedangkan sistem perawatan berencana bertujuan untuk dilakukannya
penyusunan rencana-rencana pekerjaan kapal. Sistem ini akan menjadi
perawatan yang dilakukan akan berkesinambungan, sehingga apabila
terjadi pergantian mualim yang bertanggung jawab pada sebuah
permesinan dalam hal ini yaitu alat-alat penunjang bongkar muat.

PERENCANAAN

ANALISA PELAKSANAAN PEKERJAAN

PELAPORAN PENCATATAN

Bagan 2.2
Skema perencanaan perawatan

Dari siklus di atas dapat di simpulkan bahwa pencatatan adalah cara


yang baik untuk dilakukan analisa dan evaluasi terhadap suatu
perencanaan yang dilakukan. Pencatatan sendiri bertujuan untuk
meningkatkan perencanaan perawatan di masa yang akan datang
dengan membandingkan apa yang sudah dilakukan di masa kini
dikarenakan awak kapal yang selalu bergantian.

Mengevaluasi dan memeriksa hasil perawatan :


1) Selama pekerjaan berlangsung kualitas hasil pekerjaan selalu
diperiksa agar tidak terjadi pengulangan pekerjaan.
2) Bila terjadi penyimpangan/masalah harus didiskusikan dengan
mualim atau seorang ahli yang berwenang sesuai prosedur yang
berlaku.
3) Semua kejadian perawatan dan perbaikan di catat dengan teliti dalam
buku perawatan mesin bersangkutan dan di perkirakan jadwal
perawatan selanjutnya.
4) Hasil pekerjaan diperiksa dengan seksama di akhir pekerjaan untuk
meyakinkan sesuai dengan yang diharapkan.

1
Menurut NSOS dalam buku manajemen perawatan dan perbaikan
(2014:42) mengenai tujuan dari perawatan sebagai berikut :
1) Untuk memperoleh pengoperasian kapal yang teratur serta
meningkatkan keselamatan awak kapal dan peralatannya.
2) Untuk membantu perwira kapal dalam merencanakan dan menata
kegiatan dengan lebih baik, yang berarti meningkatkan kemampuan
kapal dan membantu mereka untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan oleh manajer operasi.
3) Untuk memperhatikan jenis-jenis pekerjaan yang paling mahal dan
menyangkut perawatan serta waktu operasi yang terpenting,
sehingga system dapat dilaksanakan secara teliti dan dikembangkan
dalam rangka pengurangan biaya.

Pengertian perawatan oleh Winn D’enginer dalam buku Sofyan


(1987:88) Kegiatan perawatan (maintenance) adalah kegiatan untuk
memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan
mengadakan perbaikan atau penyesuaian penggantian yang diperlukan
agar terdapat suatu keadaan operasi produksi yang efektif.

Beberapa faktor yang dapat mengakibatkan kerusakan pada mesin yang


dioperasikan untuk menjalankan proses produksi perusahaan antara
lain: umur pemakaian mesin, cara pengoperasian dan lain-lain. Oleh
karena itu perlu perhatian khusus untuk memaksimalkan hasil atau
produktifitas dengan cara melakukan perawatan dan perbaikan pada
mesin.

Pengertian perawatan menurut Goesnawan Danuasmoro, Manajemen


perawatan (2003:23) menjelaskan bahwa konsep perawatan berdasarkan
kondisi digunakan karena jelas bahwa waktu yang tepat untuk
melaksanakan perawatan yang semestinya perlu ditentukan dengan cara
pemantauan kondisi dan kinerjanya. Pertama, pemantauan tersebut
dapat menunjukan dengan tepat problem kecil sebelum menjadi
bencana. Kedua, akan mengurangi pekerjaan perawatan yang tidak
perlu dan keharusan untuk pembongkaran secara periodik.

Simanjuntak, Marihot, M.M (2003:5) dalam Teknik Perbaikan dan


Perawatan Kapal, menyatakan bahwa lingkup dari perawatan dapat
dibagi menjadi 2 (dua) jenis kegiatan, yaitu :

1) Perawatan normal atau perawatan sistematis


Perawatan sistematis adalah semua pekerjaan perawatan yang
dapat diperkirakan sebelumnya.

2) Perawatan tidak normal atau perawatan luar biasa.


Perawatan luar biasa terjadi akibat adanya perawatan pencegahan

Kelancaran peralatan bongkar muat dipengaruhi oleh cara perawatan


kapal yang dijalankan. Adapun tahap-tahap yang efisien dalam
perawatan adalah :

1
1) Pengukuran besar dan waktu lama bekerja.
2) Perencanaan dan penjadwalan : menentukan dalam urusan yang
bagaimana oleh siapa pekerjaan akan dilaksanakan,

Menurut prof. Dr. Sondang p. Siagian (filsafat administrasi, 1970 : 114)


bahwa perencanaan sebagai langkah dalam perawatan adalah
keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang dari pada
hal-hal yang akan dikerjakan di masa akan datang dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan tersebut dapat
dilaksanakan dengan baik melalui beberapa cara, diantaranya:
1) Mengetahui sifat-sifat atau ciri-ciri rencana yang baik
2) Memandang proses perencanaan sebagai suatu masalah yang harus
dipecahkan dengan mempergunakan teknik-teknik ilmiah.
3) Perawatan pencegahan, penjadwalan awal, pekejaan yang selalu di
ulang-ulang
4) Perawatan korektif, melakukan perencanaan komponen peralatan
berdasarkan pengalaman dari kerusakan berulang, lamanya waktu
operasi yang menurun akan bergantung atas tersedianya suku
cadang dan jasa penunjang.

Tujuan perawatan menurut communication media studies Sistem


perawatan mempunyai fungsi yang sangat penting di suatu perusahaan
guna kelancaran proses produksi. Perawatan yang bersifat pencegahan
pada saat ini masih kurang mendapat perhatian. Kecuali pada
perusahaan yang sudah merasakan dan mengetahui pentingnya sistem
perawatan, guna menunjang kelancaran proses produksi dan menjaga
mutu produk. Pada umumnya perusahaan hanya melakukan tindakan
yang bersifat perbaikan (corrective maintenance) kurang mendapatkan
perhatian. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya
perhatian dari kalangan perusahaan akan arti pentingnya sistem
perawatan sebagai berikut :
1) Belum dirasakanya pengaruh kerusakan peralatan terhadap
kelancaran proses produksi, karena kemacetan produksi juga akibat
dari kemacetan pada bagian fungsi produk lain.
2) Belum dipahaminya tujuan dari aktivitas perawatan dan manfaat
dari penerapan sistem perawatan.
3) Belum dimengerti sebab akibat terhadap kerusakan mesin pada
proses produksi.

Perawatan merupakan kegiatan untuk memelihara dan menjaga fasilitas


(peralatan) pabrik dan mengadakan perbaikan atau pergantian yang
diperlukan, agar terdapat suatu keadaan operasi produksi yang
memuaskan sesuai dengan rencana. Sehingga mencegah terjadinya
kerusakan selama proses produksi berlangsung atau sebelum
tercapainya rencana dalam janka waktu tertentu.

Adapun tujuan utama dari kegiatan sistem perawatan ini diantaranya


adalah sebagai berikut:

1
1) Untuk mencapai tingkat biaya perawatan (maintenance) seoptimal
mungkin, dengan melaksanakan kegiatan perawatan secara efektif
dan efisien.
2) Kemampuan berproduksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai
dengan rencana produksi.
3) Mesin dan peralatan produksi (fasilitas produksi) yang ada di
dalam perusahaan tersebut akan dapat dipergunakan dalam jangka
waktu yang lebih lama.

c. Alat bongkar muat

Alat Bantu bongkar muat diartikan sebagai alat bantu yang dapat dipakai
untuk kelancaran kegiatan membongkar barang dari kapal ke darat atau
sebaliknya.

menurut seamanship techniques single edition DJ House (1994:120)


menerangkan bahwa :
Kebanyakan crane pada kapal diatur agar dapat mengayun sejauh 360
derajat, tetapi batasan diatur untuk pengoperasian jib (konstruksi alat baja
untuk pendukung ikatan lapisan yang berada diatas agar dapat
mengangkat dan menggerek muatan), batasan juga diatur untuk
pengoperasian jib, dan juga wire untuk menaikan muatan, sehingga untuk
pencegahan ketidak teraturan dari jib boom.
Peringatan umum dalam operasi crane (manual hand book crane)
1) Jangan mengangkat muatan melebihi dari kekuatan crane.
2) barang melebihi dari kapasitas yang ditetapkan dalam buku manual
crane.

Pengoperasian dan keselamatan dalam rangka kegiatan bongkar muat,


jika barang terjatuh atau bergoyang, kecelakaan serius mungkin terjadi.
Melihat berat dan ukuran dari muatan atau hal-hal yang terlibat dalam
pengoperasian. Untuk menjaga crane dari kerusakan, harus diadakan
meeting atau pengawasan antara pekerja dengan operator. Menggerakan
crane dengan tidak hati-hati bisa mencelakai para pekerja dan juga
merusak kapal itu sendiri.

1
Pengoperasian sesuai prosedur jangan mengoperasikan crane secara
kasar, tetapi operasikan secara hati-hati. Maka secara tidak langsung
telah merawat crane dari kerusakan yang mungkin terjadi. Hindari
pengoperasian dengan muatan penuh atau keseringan dalam
menghidupkan atau mematikan mesin. Operator harus waspada pada
suara, getaran atau panas yang tidak normal.

1) Crane
Crane ialah alat yang berfungsi untuk mengangkat cargo dari palka
kapal, kemudian di pindahkan ke dermaga.
Bagian dari crane adalah mast atau tiang utama, jib dan counter jib,
counterweight, trolley dan tie ropes. Mast merupakan tiang vertikal
yang berdiri di atas base atau dasar. Jib merupakan tiang horizontal
yang panjangnya ditentukan berdasarkan jangkauan yang diinginkan.

2) Boom limit switch


pengaman pada crane untuk mencegah berlebihnya derajat angkat
sehingga beam dari crane tersebut menabrak ke badan utama dari
crane dan dapat berakibat hilang nya ke stabilan saat proses lifting
dan beban dapat jatuh atau menabrak pada beam crane itu sendiri
(terdiri dari penunjuk derajat / pointer dan angle plate)

3) Hook Crane
Hook terletak pada ujung kabel crane, dan berfungsi untuk dikaitkan
pada beban atau muatan. Kekuatan hook crane pada setiap crane
berbeda-beda tergantung pada batas muat dan kemiringan saat
mengangkat beban. pengaman pada hook crane yang berguna untuk
mengunci beban yang dikaitkan pada hook agar tidak terlepas dari
hook itu sendiri.

1
4) Sling
Sling merupakan alat bantu dalam pekerjaan lifting, terbuat dari
material seperti rantai, kawat, baja atau bahan sistetis, yang diikatkan
dan dieratkan pada benda atau beban yang akan diangkat dan
dikaitkan pada hook crane pada saat proses lifting.

5) Spreader
Spreader adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk
mengangkat kontainer dan kargo unitized.
Spreader digunakan untuk muatan yang memiliki mekanisme
penguncian di setiap sudut yang melekat empat penjuru muatan.
Sebuah spreader dapat digunakan pada crane container, pembawa
mengangkat dan dengan mesin lainnya untuk mengangkat peti
kemas.

2. Proses Bongkar Muat Peti Kemas


Menurut D.A. Lasse, S.H.,DRS.,MM. dalam buku Manajemen Muatan
(2012:98) menyebutkan bahwa urutan-uratan kegiatan operasi bongkar muat
adalah :
a. Ship operation meliputi memuat dan membongkar peti kemas antara
kapal dengan dermaga.
b. Quay transfer operation yaitu gerakan pemindahan peti kemas antara
dermaga lapangan.
c. Storage operation merupakan kegiatan dimana peti kemas di tempatkan
sementara di lapangan sambil menunggu penyelesaian dokumen,
administrasi dan formalitas.
d. Receipt / delivery operation adalah kegiatan operasi penerimaan dan
penyerahan peti kemas.

1
B. KERANGKA PEMIKIRAN

Agar penulisan skripsi ini menjadi jelas dan dapat bermanfaat maka diberikan
kerangka pemikiran untuk memudahkan pemahaman mengenai perawatan
crane dan spreader manual di MV. TANTO TANGGUH, yang mengacu
pada tinjauan pustaka yaitu pada buku peti kemas masalah dan aplikasinya,
memuat untuk perwira niaga kapal, management kapal, situs internet dan
berdasarkan data-data yang ada.

Alat bongkar muat diatas kapal dapat mengalami kerusakan apabila tidak
dirawat dengan baik dan tidak dilakukannya perawatan yang sesuai prosedur
dan jadwal, perawatan pada crane dan sprader manual di atas kapal dapat
dilakukan dengan cara mengetahui tata cara cara penggunaan alat bongkar
muat ini, maintenance dengan rutin, mengganti oli hidraulic dan masih
banyak lagi lainnya. Pengoperaian alat bongkar muat yang tidak sesuai
prosedur hanya akan mengakibatkan timbulnya bahaya kerusakan pada alat
bongkar muatnya dan membahayakan seluruh pekerja yang berada
disekitarnya dan seluruh muatan yang sedang diangkat atau muatan yang
berada di bawahnya.

Pemaksaan pada alat bongkar muat untuk mengangkat beban yang berlebihan
akan membuat mesin dari crane menjadi rusak, dan menimbulkan resiko
kerusakan pada spreader manualnya juga.

Jadi disimpulkan, alat bongkar muat ini (crane dan speader manual) harus
dirawat dengan baik di bawah komando mualim satu atau mualim yang
bertanggung jawab atas alat bongkar muat di kapal. Dalam penggunaanya
juga harus mengikuti prosedur yang telah diatur di kapal untuk membuat alat
bongkar muat ini dapat digunakan terus dalam jangka waktu yang lama.

1
OPTIMALISASI PERAWATAN ALAT
BONGKAR MUAT GUNA
KELANCARAN PROSES BONGKAR
MUAT PADA

MV. TANTO TANGGUH

Optimalisasi perawatan alat bongkar muat perlu di tingkatkan karena alat


bongkar muat yang ada di kapal sering mengalami kendala dan menimbulkan
masalah

Masalah yang terjadi

Alatbongkarmuattidakdapat Terjadinya kerusakan pada alat bongkar muat


berfungsi dengan optimal

Penyebab terjadinya masalah

Kurangnya perawatan pada alat bongkar muat Kondisi alat bongkar


yang dilakukan muat yang
oleh ABK di atassudah
kapaldipakai dala

Alternatif pemecahan masalah

Melaksanakan perawatan sesuai dengan jadwal dengan baik


Mengadakan meeting secara rutin oleh perusahaan dan

Mengoptimalkan perawatan alat bongkar muat guna kelancaran proses bongkar muat menur

Anda mungkin juga menyukai