A. Capaian Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, diharapkan peserta mampu :
1. Menyebutkan definisi perawatan dan perbaikan mesin arus bolak balik 3
fasa dan mesin arus searah,
2. Menjelaskan konsep-konsep dalam mengorganisasi perawatan dan
perbaikan mesin arus bolak balik 3 fasa dan mesin arus searah.
3. Menentukan langkah-langkah tindakan perbaikan mesin arus bolak
balik 3 fasa dan mesin arus searah.
4. Memelihara dan memperbaiki motor arus bolak balik 3 fasa jenis rotor
sangkar dan mesin arus searah
B. Uraian Materi
1. Pendahuluan
2. Definisi Pemeliharaan/Perawatan
Perawatan adalah usaha yangilakukan secara rutin agar peralatan
atau sistem dalam keadaan siap pakai. Dalam prakteknya kegiatan
2
a. Perawatan Pencegahan
Adanya Perawatan rutin yang meliputi: Pemeriksaan; pengujian,
pembersihan, perbaikan ringan, pengecatan, pelumasan dan
pengaturan.
PERAWATAN pencegahan menjamin kelancaran operasi dan
pencegah terjadinya kerusakan total (break down).
Dengan adanya rencana dan program perawatan pencegahan yang
baik memungkinkan mendeteksi secara dini gangguan-gangguan yang
mungkin timbul dan selanjutnya dapat mengambil tindakan
penyelamatan.
Kegiatan Perawatan Pencegahan antara lain:
1) Perawatan reguler:
Meliputi pembersihan, pelumasan dan pengaturan.hal ini
dilakukan untuk mengurangi gangguan mesin listrik pada waktu
mesin sedang bekerja atau dioperasikan. Kondisi frekuensi
pelaksanaannya tergantung pada kondisi peralatan dan situasi
lingkungan.
2) Perawatan Penggantian (Preventive replacement)
Yaitu penggantian bagian-bagian mesin-mesin listrik yang
dipakai dalam sistem setelah habis masa pakainya (lewat umur).
3) Proses identifikasi dan pencarian gangguan.
b. Perawatan Perbaikan
Memperbaiki atau mereparasi peralatan mesin–mesin listrik yang
mengalami gangguan atau kerusakan, hal ini dilakukan jika mesin
tidak bisa dioperasikan dan perlu ada tindakan lebih lanjut,
a. Keandalan (Reliability)
Setiap peralatan atau Mesin-mesin telah direncanakan pabrik
secara khusus agar dapat bekerja secara optimal dalam jangka
waktu tertentu. Dengan kata lain umur peralatan itu terbatas sesuai
perencanaannya
Apabila dalam jangka waktu tersebut angka kerusakannya tinggi
dikatakan bahwa kendalam mesin tesrsebut rendah. Sebaliknya bila
jarang atau bahkan tidak pernah rusak maka dikatakan keandalannya
tinggi.
Tingginya keandalan suatu mesin tergantung pada kondisi
peralatan dan cara perawatannya. Perawatan diperlukan untuk
menjaga biaya perawatan mencapai tingkat yang paling ekonomis,
baik peralatan yang sedang beroperasi, peralatan cadangan (stand
by) dan peralatan yang masih disimpan di gudang.
b. Ketersediaan (Availability)
Pada situasi tertentu menuntut suatu sistim dapat bekerja secara
terus menerus. Situasi yang demikian ini membutuhkan ketersediaan
peralatan yang tinggi.
c. Keterpeliharaan (Maintenability)
Keterpelihraan tidak sama dengan Pemelihraan, keterpeliharaan
berhubungan dengan perencanaan dan rancangan peralatan, sedang
PERAWATAN adalah kegiatan nyata dari perbaikan atau reparasi.
Meningkatkan keterpelihraan dapat menaikkan harga peralatan atau
mesin –mesin, tetapi dapat menurunkan biaya operasi perawatan
Suatu peralatan yang dirawat dengan baik memungkinkan untuk
dapat diperbaiki kembali bila terjadi kerusakan.
secara rutin dan teratur, maka kerusakan akan jarang terjadi atau
bahkan tidak pernah terjadi, sehingga tidak ada biaya perbaikan. Tetapi
dalam kasus ini biaya perawatan akan besar.
Besarnya biaya pemeliharan tersebut di atas ditentukan oleh:
1. Frekuensi kerusakan Waktu perbaikan
2. Upah
3. Bahan/spare part Transportasi.
5. Laporan Kerusakan
Data kerusakan/gangguan dan tindakan perbaikan yang telah dilakukan
harus dicatat/ditulis pada lembaran-lembaran khusus yang kuat dan
digantungkan pada peralatan tersebut. Hal ini kelihatannya sepele tetapi
kalau dilaksanakan dengan teratur akan sangat besar faedahnya.
Terutama untuk tindakan perawatan selanjutnya. Informasi yang
diberikan akan sangat membantu dalam merencanakan kegiatan
Perawatan selanjutnya dan juga pengembangan produksi.
Untuk itu laporan kerusakan/gangguan harus dikerjakan dengan baik
dan teratur serta jelas informasinya.
Informasi yang harus dicatat antara lain:
1. Jenis kerusakan/gangguan Sifat Lokasi
2. Kondisi lingkungan
3. Tindakan yang telah diambil Personil yang menangani
4. Peralatan yang digunakan Suku cadang yang dipakai Waktu
perbaikan
a. Prosedur
Untuk meningkatkan efisiensi kerja diperlukan penganalisaan
waktu atau elemen waktu yang ditunjukkan dan dengan melakukan
persiapan dan pelaksanaan perawatan dan perbaikan melalui
prosedur opersioanal terstandar atau disebut Standart operational
proedure ( SOP )
Berdasarkan prinsip
gaya Lorentz, pada rotor
timbul gaya (F) dan
Torsi
Selama motor berputar
Loop ini selalu terjadi setiap
saat Jika Tm>Tl, makaRotor
berputar hingga nr =
1 Penempatan Kumparan
fasa Stator
2 Melepas Pulley
5 Melepas Kumparan–
Kumparan Stator
2.P.3 kumparan. Apabila jumlah fasa = m fasa, maka masing fasa akan
G
mempunyai kumparan sebanyak / 2.P.m
Cara memasang sisi kumparan yaitu apabila salah satu berada
didepan kutub U, maka sisi yang lain harus berada didepan kutub S. Hal
tersebut dikarenakan masing–masing fasa mempunyai kumparan
G
bagian sebanyak / 2.P.m , maka pada tiap kutub masing–masing fasa
G
akan menempati alur sebanyak / 2.P.m alur. Apabila banyaknya alur
pada tiap kutub untuk masing–masing fasa diberikan tanda g, maka
G
jumlah alur perkutub perfasa yaitu: g / 2.P.m alur.
Untuk motor dengan ukuran 500 watt keatas akan lebih ekonomis
apabila dilaksanakan (dibuat) 3 fasa. Sebab apabila dilaksanakan
dengan 2 atau 1 fasa, maka motor tersebut harus menggunakan
kondensator (capasitor) dengan kapasitas relatif besar. Jadi hal tersebut
akan sangat merugikan, akibat dari sifat–sifat kondensator. Untuk
memperjelaskan keterangan tersebut diatas, berikut ini ada beberapa
contoh motor–motor 3 fasa yang akan dilakukan penggulungan kembali.
O
P G KAR
360 R
2p G
G KAL KAR.P
Q
2p .m
10
O
G 120
K KP
2p KAL
2.G
Untuk doubel layer K
2. P
Contoh
P G 24 6 --------> Langkah 1 -7
2P 4
O O
6 24
o
KAL = KAR.p = 15 x 2 = 30 Listrik
120 O L 120
KP 4 --------> kisar fasa 1 – 5
KAL 30
11
Daftar Lilitan
U X
1-7 13 - 19
2-8 14 - 20
5 - 11 17 - 23
6 - 12 18 - 24
V Y
9 - 15 21 - 3
W 10 - 16 22 - 4 Z
Daftar Lilitan
U 1-7 13 - 19 2 - 20 14 - 8 X
2-8 14 - 20 1 - 19 13 - 7
V 5 - 11 17 - 23 6 - 24 18 - 12 Y
6 - 12 18 - 24 5 - 23 17 - 11
W 9 - 15 21 - 3 22 - 16 10 - 4 Z
10 - 16 22 - 4 21 - 15 9-3
12
U 1-7 14 - 8 13 - 19 2 - 20 X
2-8 13 - 7 14 - 20 1 - 19
V 5 - 11 18 - 12 17 - 23 6 - 24 Y
6 - 12 17 - 11 18 - 24 5 - 23
W 9 - 15 22 - 16 21 - 3 10 - 4 Z
10 - 16 21 - 15 22 - 4 9-3
Gambar Bentangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
UZVXWY
P G 36 6 --------> Langkah 1 -7
2P 6
KAR OR360OR10OR
360
G 36
o
KAL = KAR.p = 10 x 3 = 30 Listrik
O
KP 120 L 120 4 --------> kisar fasa 1 - 5
KAL30
Daftar Lilitan
U 1-7 13 - 19 25 - 31
X
2-8 14 - 20 26 - 32
V 5 - 11 17 - 23 29 - 35
6 - 12 18 - 24 30 - 36 Y
9 - 15 21 - 27 33 - 3
W 10 - 16 22 - 28 34 - 4 Z
Gambar Bentangan
Contoh:
Penyelesaian
60.f 60 x 60
P= /n= / 3000 = 1 Jumlah pasang kutub = 1
G 24 24
g= / 2.m.p = /2x3x1= /6=4 Jumlah alur/kutub/fasa = 4
G 24
Yg = / 2.p = / 2 x 1 = 12 Langkah Belitan = 12
2 2
Yf = / 3X Yg = / 3 x 12 = B (1-9-17) Pergeseran tempat = 8 (1-9-17)
Gambar 1.5 adalah skema belitan yang diperoleh dari hasil perhitungan
diatas. Gambar 1.5a adalah skema belitan untuk kumparan bentuk
concentric, sedangkan gambar 15b adalah skema belitan untuk
kumparan bentuk jerat (spiral). Sedangkan gambar 1.5a dan gambar
1.5b adalah diagram bentangan dari skema belitan gambar 1.5a dan
gambar 1.5b.
Untuk memperjelas skema belitan dari gambar 1.5a dan gambar 1.5b,
berikut ini gambar 1.6 dan gambar 1.7 merupakan bentangannya.
U V W X Y Z
Gambar 1.6. Bentangan Belitan Kumparan Concentric 1 Jalan
(Setyo Budi Santoso, 2005:38)
UZV W X
DATA MOTOR
1. Pemberian Grease
(stempet) pada bantalan
peluruh (laher)/pelumasan:
2. Penggantian bantalan
peluruh (laher) / over hole
3. Pengukuran temperature
o
(0 C)
4. Pengukuran arus
beban penuh
5. Pengukuran putaran rotor
6. Cleaning Service
(pembersihan)
7. Centering poros
9. Pengecekan rangkaian
Data Motor
1. Jenis / Type : 7. Jumlah Fasa :
2. No. Seri Pabrik 8. Putaran/menit
3. Daya Nominal : 9. Frekuensi :
4. Teganagan 10. Faktor Daya
5. Arus Nominal : 11. dst :
6. Hubungan /
Conection :
Jenis Kemungkinan
TROBLE Cara Perbaikannya
Motor penyebabnya
Motor Motor tidak 1. Sekering putus / 1. Ganti sekering baru ;
induksi 3 mau distart MCB belum ON / MCM di-ON kan /
fasa rusak. diganti yang baru.
2. Cek kabel line
2. Kabel penghubung dengan AVO meter,
putus. jika putus ganti yang
baru
3. Sakelar TPST 3. Cek dengan AVO
rusak jika rusak ganti
dengan yang baru
Suatu mesin listrik pada intiya dapat dianggap terdiri dari bagian-
bagian yang diam yang dinamakan stator (rangka atau ganbar) dan suatu
bagian yang berputar dinamakan rotor, pada mesin arus searah lazim
disebut jangkar. Dalam konversi energi, baik dari energi listrik ke energi
mekanik (motor) atau dari energi mekanik ke energi listrik (Generator)
selalu melalui suatu medium medan magnit. Dalam hal ini ada 3
parameter yang selalu berinteraksi yaitu:
1. Fluksi magnit
2. Konduktor berarus
3. Gerak (force)
4. Konduktor berarus
5. Gerak (force)
Mesin listrik arus searah terdiri dari lima bagian utama yaitu:
1. Poros yang terbuat dari baja
2. Inti rotor terbuat dari plat dinamo
3. Kumparan Rotor
4. Kumparan medan
5. Komutator dilengkapi dengamn lamel-lamel sebagai terminal
kumparan jangkar motor
a. Stator/Rangka gandar
Sepatu kutub dibuat dari besi lapis yang cukup tipis (plat dinamo)
yang dijadikan satu, dimasukkan kedalam kumparan magnitnya yang
telah di bungkus isolasi yang memadai. Sepatu kutub ini dipasangkan
pada rangka (yoke) yang sekaligus jadi badan mesin dengan dua buah
baut. Bagian dalam badan mesin (yoke) dibubut agar sepatu kutubnya
mempunyai celah udara serapat mungkin (minimum) dan lingkaran
dalam betul-betul bulat. Dalam rangka ini ditempatkan sejumlah
pasang sepatu kutub.
b. Kumparan Medan
a. Bantalan (Bearing)
1. Bantalan peluru
2. Bantalan roller
3. Bantalan bos
Masalah kelistrikan
antara sikat dan komutator. Tekanan pegas sikat harus selalu sama
pada semua sikat , tujuannya untuk membuat pendistribusian rata
arus listrik pada sikat-sikat. Sikat-sikat yang tidak menempel
dengan tepat pada permukaan komutator mudah menimbulkan
bunga api. Pengampelasan yang teliti pada kedua arah putaran
diperlukan untuk membuat kedudukan sikat betul-betul baik
Tidak samanya jarak antara sepasang sikat disekeliling
komutator kadang-kadang mengakibatkan buruknya komutasi.
Jarak sikat yang dimaksud adalah sepanjang keliling komutator dari
satu ujung sikat pada satu penopang sampai ujung sikat pada
penopang berikutnya. Pemegang sikat yang terlalu bebas bergerak
dapat menyebabkan: Jarak sikat tidak sama, Kedudukan sikat tidak
tepat/buruk, dan Lemahnya kontak antara sikat dan komutator
medan tidak mengalir, maka garis gaya magnit (Φ) tidak terbangkit Φ
3) Kumparan Gelung
Yg G/P
dengan G=Jumlah Alur
P = Jumlah kutup
Cs 2K/G
dengan Cs=Jumlah sisi
kumparan tiap alur
K = Jumlah lamel
Y1= Cs . Yg ± 1
Sehingga:
2 .K
Y1 G Yg ±1
Y2 = 2 Yc – Y1 Yc = 1
Y2 = 2 – Y1
2) Kumparan Gelombang
38
Y1 = Cs . Yg±1
Y1 = 2Yc – Y2
2) Menggulung Ulang
a. Ukuran kawat dan jumlah lilitan yang akan dipasang harus sesuai.