Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Manajemen Pemeliharaan Peralatan Elektromedik

Nama : M. Agung Juhardi

Nim : 1084161012

Program Studi : DIV Teknik Elektromedik

Dosen : Ir. Torang Panyusunan Batubara


MARS,MMR

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK ELEKTROMEDIK


FAKULTAS KESEHATANUNIVERSITAS MH. THAMRIN
JAKARTA
2019
PENDAHULUAN

Dalam instansi rumah sakit sudah seharusnya di tunjang dengan peralatan medik yang
memadai untuk melayani semua pasien. Menurut undang – undang No 44 tahun 2009 tentang
rumah sakit Pasal 40 bahwa akreditasi dilakukan secara berkala minimal 3 tahun dalam upaya
peningkatan mutu rumah sakit yang dilakukan oleh lembaga independen dari dalam maupun
luar negeri sesuai aturan akreditasi yang berlaku. Untuk menujang pelayanan dan
peningkatan mutu tersebut rumah sakit harus memelihara sarana dan prasarana yang ada di
rumah sakit salah satunya yaitu peralatan medik di rumah sakit. Peralatan kesehatan di rumah
sakit semakin kompleks dan membutuhkan modal besar baik untuk investasi awal maupun
untuk biaya operasional. Untuk itu, diperlukan strategi dan kebijakan pemeliharaan agar
peralatan yang beroperasi di dalam sistem pelayanan kesehatan tidak mengalami kegagalan
dalam pengoperasiannya. Teknik Pemeliharaan lebih banyak dikonsentrasikan pada
pemeliharaan pencegahan (preventif) untuk menghindari kerusakan yang lebih serius.
Aktivitas pemeliharaan pada awalnya tidak dianggap sebagai aktivitas yang penting dan perlu
di-manage karena hal tersebut berjalan seiring dengan dijalankannya operasi dalam
perusahan. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, aktivitas manajemen
pemeliharaan semakin diprioritaskan karena mempunyai andil besar dalam keberhasilan
suatu perusahaan. Peran aktivitas pemeliharaan berubah seiring dengan tuntutan
perkembangan kompetisi global. Peran tersebut tidak lagi hanya sebatas tindakan darurat
untuk mengatasi kerusakan yang terjadi. Dengan diterapkannya sistem, infrastruktur, proses
dan prosedur yang benar dan konsisten, maka pemeliharaan dapat meminimalkan kerugian
yang terjadi, operasional perusahaan menjadi lebih stabil, hasil/output produksi dapat
dimaksimalkan dan produk dengan kualitas yang tinggi dapat dihasilkan secara konsisten.
Pemeliharaan didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan untuk menjaga agar fasilitas
tetap berada pada kondisi yang sama pada saat pemasangan awal sehingga dapat terus bekerja
sesuai dengan kapasitas produksinya. Manajemen pemeliharaan secara umum merupakan
kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, organisasi dan kepegawaian, implementasi
program dan metode kontrol kegiatan pemeliharaan. Kegiatan bertujuan mengoptimalkan
kinerja pemeliharaan dengan meningkatkan keandalan dan ketersediaan (availability) dari
suatu sistem atau peralatan melalui perencanaan, pengorganisasian, pengaturan tenaga kerja,
pengawasan dan evaluasi yang baik.
Definisi Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan dengan sadar untuk menjaga agar
suatu peralatan selalu dalam keadaan siap pakai atau tindakan melakukan perbaikan sampai
pada kondisi peralatan tersebut dapat bekerja kembali. Pemeliharaan (maintenance) adalah
kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan
perbaikan, penyesuaian mupun penggantian yang diperlukan supaya terdapat suatu keadaan
operasi produksi yang memuaskan sesuai apa yang direncanakan. Definisi lain mengenai
pemeliharaan (maintenance) adalah konsepsi dari semua aktivitas yang diperlukan untuk
menjaga atau mempertahankan kualitas fasilitas atau mesin agar dapat berfungsi dengan baik
seperti kondisi awalnya. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan oleh perusahaan
mempengaruhi tingkat ketersediaan (availability) fasilitas produksi, laju produksi, kualitas
produk akhir (end product), ongkos produksi dan keselamatan operasi. Faktor-faktor ini yang
selanjutnya akan mempengaruhi tingkat keuntungan (profitability) perusahaan. Proses
pemeliharaan yang dilakukan tidak saja membantu kelancaran produksi sehingga produk
yang dihasilkan dapat diserahkan tepat waktu kepada pelanggan, tetapi juga menjaga fasilitas
dan peralatan dalam kondisi efektif dan efisien dimana sasarannya adalah mewujudkan nol
kerusakan (zero breakdown) pada mesin-mesin yang beroperasi.

Tujuan Manajemen Pemeliharaan


Tujuan dari kegiatan manajemen pemeliharaan secara umum adalah :

a) Memaksimalkan produksi pada biaya yang rendah dan kualitas yang tinggi dalam
standar keselamatan yang optimum.
b) Mengidentifikasi dan mengimplementasikan pengurangan biaya.
c) Memberikan laporan yang akurat tentang pemeliharaan peralatan.
d) Mengumpulkan informasi yang penting tentang biaya pemeliharaan.
e) Mengoptimalkan sumberdaya pemeliharaan.
f) Mengoptimalkan usia peralatan.
g) Meminimalkan penggunaan energi.
h) Meminimalkan persediaan.

Jenis-jenis Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada suatu perusahaan dapat dibedakan atas dua jenis,
yaitu Pemeliharaan Terencana (Planned Maintenance) dan Pemeliharaan Tidak Terencana
(Unplanned Maintenance). Berikut adalah skematika pemeliharaan :
Berikut penjelasan mengenai sistematika pemeliharaan :

Pemeliharaan (Maintenance) ialah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja (sadar)
terhadap suatu fasilitas dengan menganut suatu sistematika tertentu dengan tujuan agar
fasilitas tersebut dapat berfungsi, beroperasi dengan lancar, aman, efektif dan efisien.

Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance) ialah pemeliharaan yang dilakukan


agar fasilitas / mesin / peralatan terhindar dari laju kerusakan yang cepat (tidak wajar)

Perbaikan (Corective Maintenance) ialah pemeliharaan yang dilakukan apabila terjadi


kerusakan untuk mengembalikan mesin / peralatan pada kondisi semula.

Pemeliharaan Darurat (Emergency Maintenance) ialah pemeliharaan yang dilakukan di


luar program pemeliharaan kerena terjadi sesuatu yang emergency (kecelakaan). Biasanya
pemeliharaan darurat itu adalah perbaikan-pebaikan kerena kecelakaan yang akan
mengakibatkan kerusakan-kerusakan dan biasa disebut perbaikan darurat.
Pra Pemeliharaan (Pre-maintenance) ialah persiapan pemeliharaan agar dalam
pelaksanaan pemeliharaan nantinya lebih lancar dan memenuhi sasaran. Kegiatan pra
pemeliharaan ini antara lain seperti : penyusunan program pemeliharaan, penyediaan
peralatan dan bahan pemeliharaan sesuai dengan fasilitas obyek pemeliharaan, penyiapan
lokasi seperti fondasi / lantai dan tata letak (lay-out) yang memadai, penyiapan sarana
penunjang seperti : listrik, air dan udara kempa, persiapan tenaga pelaksana pemeliharaan
(organisasi) dan administrasi pemeliharaan.

Pemeliharaan Harian (Routine Maintenance) ialah pemeliharaan yang dilakukan setiap


hari atau setiap mesin/peralatan/fasilitas dioperasikan atau digunakan. Kegiatan yang
dilakukan seperti pencegahan beban lebih, pencegahan korosi, pelumasan bagi yang
memerlukan, keselamatan dan keamanan fasilitas, kebersihan dan ketertiban. kegiatan
pemeliharaan harian ini biasanya dilakukan oleh operator.

Pemeliharaan Berkala (Periodic Maintenance) ialah pemeliharaan yang dilakukan secara


berkala sesuai dengan jadwal yang telah diprogramkan. Pembuatan jadwal itu berdasarkan
kepentingan perlakuan terhadap obyek pemeliharaan misalnya keperluan penggantian oli
seharusnya berapa jam kerja, penyetelan ulang bagian-bagian yang bergerak setiap berapa
bulan dan sebagainya. Di dalam pemeliharaan berkala ini kita kenal adanya pemeliharaan
wekly, monthly dan yearly, yang artinya sebagai berikut :

a. Weekly maintenance (Pemeliharaan mingguan) ialah pemeliharaan yang


dilaksanakan seminggu sekali atau dua minggu sekali atau tiga minggu sekali.
b. Monthly maintenance (Pemeliharaan bulanan) ialah pemeliharaan yang dilakuka
satu bulan sekali atau tiga bulan sekali (tiga bulanan) atau setiap enem bulan sekali
(semesteran).
c. Yearly maintenance (Pemeliharaan tahunan) ialah pemeliharaan yang dilakukan
setiap tahun sekali atau dua tahun sekali.

Tetapi banyak juga pemeliharaan mesin / peralatan / fasilitas yang pelaksanaan


pemeliharaannya berdasarkan jam kerja misalnya penyetelan-penyetelan bagian-bagian yang
bersambung atau bagianbagian yang bergerak dilaksanakan setiap 1000 jam kerja,
penggantian oli setiap 2000 jam kerja, servis besar (overhaul) setiap 4000 jam kerja dan
sebagainya. Pemeliharaan berkala ini biasanya dilaksanakan oleh teknisi pemeliharaan.

Perbaikan ringan (Light repairing) ialah perbaikan-perbaikan dari kerusakan ringan


termasuk yang ditemukan pada waktu pengecekan (pemeliharaan berkala) yang perbaikannya
cukup dengan penggantian komponen (replacement) dan tidak memerlukan waktu dan biaya
tinggi.

Perbaikan medium (Medium repairing) ialah perbaikan-perbaikan dari kerusakan akibat


aus atau akibat kecelakaan yang perbaikannya memerlukan pembetulan komponen dengan
biaya yang lebih tinggi dan waktu kerja yang lebih lama.

Servis besar (Overhaul) ialah perbaikan total akibat ke ausan (lama pemakaian) dengan
pembetulanpembetulan maupun penggantian komponen. Perbaikan atau overhaul ini biasa
dilakukan oleh teknisi dan / atau teknisi ahli,sedangkan untuk mencapai hasil yang optimal
perlu kiranya menganut suatu sistematika perbaikan yang yang telah ditentukan.

Perbaikan darurat (Emergency repairing) ialah perbaikan dari kerusakan akibat


kecelakaan yang perbaikannya bersifat sementara untuk menunggu perbaikan yang sempurna
atau langsung diperbaiki secara sempurna.

Di dalam sistem pemeliharaan ini ada pula istilah-istilah yang sering digunakan seperti :

Running maintenance ialah pemeliharaan suatu mesin / peralatan / fasilitas dalam keadaan
bekerja atau dioperasikan / digunakan.

Shut down maintenance ialah pemeliharaan suatu mesin / peralatan / fasilitas yang mana
mesin / peralatan / fasilitas tersebut harus diberhentikan / tidak dipergunakan , karena tidak
mungkin dilakukan pemeliharaan bila mesin / peralatan / fasilitas dalam keadaan bekerja /
dipergunakan .

Lack of maintenance ialah kekurangan atau kelemahan dalam pemeliharaan atau disebut
juga pemeliharaan yang tidak baik.

Predictive maintenance atau pemeliharaan prakiraan ialah kegiatan pemeliharaan yang


memperkirakan umur atau masa pakai efektif dan efisien suatu komponen sehingga orang
dapat memperkirakan kapan komponen tersebut harus mendapat perlakuan pemeliharaan.
Pemeliharaan terencana (planned maintenance)

Pemeliharaan terencana adalah pemeliharaan yang dilakukan secara terorginisir untuk


mengantisipasi kerusakan peralatan di waktu yang akan datang, pengendalian dan pencatatan
sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Menurut Corder, Antony, K. Hadi,
(1992) Pemeliharaan terencana dibagi menjadi dua aktivitas utama yaitu:

1. Pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance)

Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) adalah inspeksi periodik untuk


mendeteksi kondisi yang mungkin menyebabkan produksi terhenti atau berkurangnya fungsi
mesin dikombinasikan dengan pemeliharaan untuk menghilangkan, mengendalikan, kondisi
tersebut dan mengembalikan mesin ke kondisi semula atau dengan kata lain deteksi dan
penanganan diri kondisi abnormal mesin sebelum kondisi tersebut menyebabkan cacat atau
kerugian.

Menurut Jay Heizer dan Barry Render, (2001) dalam bukunya “Operations
Management” preventive maintenance adalah : “A plan that involves routine inspections,
servicing, and keeping facilities in good repair to prevent failure”. Artinya preventive
maintenance adalah sebuah perencanaan yang memerlukan inspeksi rutin, pemeliharaan dan
menjaga agar fasilitas dalam keadaan baik sehingga tidak terjadi kerusakan di masa yang
akan datang. Ruang lingkup pekerjaan preventive termasuk : inspeksi, perbaikan kecil,
pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar
dari kerusakan.

Menurut Dhillon B.S, (2006) dalam bukunya “maintainability, maintenance, and


reliability for engineers” ada 7 elemen dari pemeliharaan pencegahan (preventive
maintenance) yaitu:

a) Inspeksi : memeriksa secara berkala (periodic) bagian-bagian tertentu untuk


dapat dipakai dengan membandingkan fisiknya, mesin, listrik, dan
karakteristik lain untuk standar yang pasti,
b) Kalibrasi : mendeteksi dan menyesuaikan setiap perbedaan dalam akurasi
untuk material atau parameter perbandingan untuk standar yang pasti,
c) Pengujian : pengujian secara berkala (periodic) untuk dapat menentukan
pemakaian dan mendeteksi kerusakan mesin dan listrik,
d) Penyesuaian: membuat penyesuaian secara periodik untuk unsur variabel
tertentu untuk mencapai kinerja yang optimal,
e) Servicing : pelumasan secara periodik, pengisian, pembersihan, dan
seterusnya, bahan atau barang untuk mencegah terjadinya dari kegagalan baru
jadi,
f) Instalasi : mengganti secara berkala batas pemakaian barang atau siklus waktu
pemakaian atau memakai untuk mempertahankan tingkat toleransi yang
ditentukan,
g) Alignment : membuat perubahan salah satu barang yang ditentukan elemen
variabel untuk mencapai kinerja yang optimal.
2. Pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance)

Pemeliharaan secara korektif (corrective maintenance) adalah pemeliharaan yang


dilakukan secara berulang atau pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu
bagian (termasuk penyetelan dan reparasi) yang telah terhenti untuk memenuhi suatu kondisi
yang bisa diterima. (Corder, Antony, K. Hadi, 1992). Pemeliharaan ini meliputi reparasi
minor, terutama untuk rencana jangka pendek, yang mungkin timbul diantara pemeriksaan,
juga overhaul terencana.

Menurut Jay Heizer dan Barry Reder, 2001 pemeliharaan korektif (Corrective
Maintenance) adalah : “Remedial maintenance that occurs when equipment fails and must be
repaired on an emergency or priority basis”. Pemeliharaan ulang yang terjadi akibat peralatan
yang rusak dan harus segera diperbaiki karena keadaan darurat atau karena merupakan
sebuah prioritas utama.

Menurut Dhillon B.S, (2006) Biasanya, pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance)


adalah pemeliharaan yang tidak direncanakan, tindakan yang memerlukan perhatian lebih
yang harus ditambahkan, terintegrasi, atau menggantikan pekerjaan telah dijadwalkan
sebelumnya.

Dengan demikian, dalam pemeliharaan terencana yang harus diperhatikan adalah jadwal
operasi pabrik, perencanaan pemeliharaan, sasaran perencanaan pemeliharaan, faktor- faktor
yang diperhatikan dalam perencanaan pekerjaan pemeliharaan, sistem organisasi untuk
perencanaan yang efektif, dan estimasi pekerjaan. ( Daryus A, 2007). Jadi, pemeliharaan
terencana merupakan pemakaian yang paling tepat mengurangi keadaan darurat dan waktu
nganggur mesin. Adapun keuntungan lainya yaitu:

• Pengurangan pemeliharaan darurat,

• Pengurangan waktu nganggur,

• Menaikkan ketersediaan (availability) untuk produksi,

• Meningkatkan penggunaan tenaga kerja untuk pemeliharaan dan produksi,

• Memperpanjang waktu antara overhaul

• Pengurangan penggantian suku cadang, membantu pengendalian sediaan,

• Meningkatkan efisiensi mesin,

• Memberikan pengendalian anggaran dan biaya yang bisa diandalkan,

• Memberikan informasi untuk pertimbangan penggantian mesin.

Perencanaan dan Pemeliharaan Peralatan Kesehatan


1. Perencanaan Peralatan Kesehatan

Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting dalam
penyelenggaraan peayanan kesehatan, baik di rumah sakit maupun di sarana pelayanan
kesehatan lainnya. Oleh karenanya kondisi maupun fungsi peralatan kesehatan harus baik dan
dapat mendukung pelayanan kesehatan tersebut. Untuk mencapai kondisi ini perlu adanya
pengelolaan peralatan dengan baik dan terpadu sejak perencanaan, pengadaan,
pendayagunaan hingga pemeliharaan. Dengan demikian peralatan kesehatan dan fasilitas
pendukungnya akan berdaya guna secara optimal dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan.

Tujuan perencanaan alat kesehatan :

1. Diperolehnya kebutuhan jenis, spesifikasi teknis dan jumlah peralatan kesehatan

2. Diperolehnya spesifikasi teknis, fungsi, aksesori

3. Diperolehnya informasi biaya pemeliharaan selama usia teknis

4. Diperolehnya informasi kebutuhan sarana dan prasarana yang dipersyarakan

5. Diperoleh informasi kebutuhan pelatihan bagi operator (klinisi dan perawat) dan
teknisi / pengelola alkes

6. Diperolehnya informasi harga, biaya penyiapan sarana dan prasarana dan pelatihan
SDM

7. Pemenuhan standart peralatan sesuai klasifikasi rumah sakit, penambahan jumlah


dan jenis peralatan kesehatan, penggantian peralatan yang rusak dan pengembangan
pelayanan sesuai dengan perkembangan teknologi kesehatan
8. Proses menentukan jenis, spesifikasi dan jumlah peralatan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pelayanan dan perkembangan teknologi kesehatan, kualitas dan harga serta
sumber daya manusia yang mengoperasikan dan memelihara sarana dan prasarana

9. Dibutuhkan data informasi terbaru mengenai jenis peralatan kesehatan yang


beredar meliputi : pengakuan FDA, CE, TUV, fungsi, spesifikasi, aksesori,
pemeliharaan, ketersediaan suku cadang, harga, dan jaminan purna jual, legalitas izin
edar peralatan kesehatan

10. Melibatkan tenaga medis, keperawatan, tenaga teknis peralatan kesehatan, tenaga
teknis sarana dan prasarana dan manajemen

11. Perencanaan kebutuhan peralatan sangat bermanfaat dalam pelaksanaan


pengadaan peralatan kesehatan secara efektif, efisien dan prosesnya dapat
dipertanggung jawabkan sesuai dengan peraturan perundang undangan.

Pemeliharaan Peralatan Kesehatan

Kebijakan Rumah Sakit Dalam Pemeliharaan Peralatan Medik (Sumber : Modul Pelatihan
Teknisi Elektromedis, Depkes)

1. Dukungan Manajemen Rumah Sakit kepada Teknisi Alat Medis / IPSRS

a. Melibatkan teknisi pada :

- Rencana pengembangan Rumah Sakit

- Pengadaan Alat

- Penerimaan Alat

- Pengelola Alat

b. Mengundang Teknisi IPSRS hadir pada rapat rutin dengan kepala unit pelayanan/instalasi
c. Meningkatkan kemampuan teknisi melalui :

- Pendidikan lanjutan

- Pelatihan Manajemen dan Teknis

d. Mengevaluasi prestasi kerja IPSRS melalui laporan (pembinaan)

e. Penyediaan anggaran untuk :

- Pemeliharaan dan perbaikan alat

- Pengadaan fasilitas kerja IPSRS


Tanpa adanya dukungan dari manajemen Rumah Sakit seperti tersebut diatas, maka dapat
dipastikan kegiatan teknisi IPSRS dalam pemeliharaan alat tidak akan optimal sebagaimana
diharapkan.

2. Pemeliharaan Alat Menyusun program pemeliharaan

a. Perencanaan

IPSRS harus mengurus perencanaan pemeliharaan. Untuk dapat menyusun perencanaan,


IPSRS harus memiliki daftar inventarisasi peralatan. Dengan memperhatikan kemampuan
teknis, meliputi :

- SDM, yaitu :

- Jumlah teknisi

- Kemampuan teknis

- Pelatihan yang pernah diikuti

- Pengalaman kerja

- Fasilitas kerja

- Dokumen teknis

Maka IPSRS harus menyusun perencanaan untuk 1 tahun kedepan, meliputi :

- Jadwal pemantauan fungsi

- Jadwal pemeliharaan berkala

- Penyiapan bahan pemeliharaan yang diperlukan untuk setiap alat selama 1 tahun

- Penyiapan suku cadang / aksessoris yang diperlukan untuk perbaikan alat yang mengalami
kerusakan (pemeliharaan korektif terencana)

Usulan tersebut dituangkan ke dalam rencana anggaran dan diusulkan kepada Manajemen
Rumah Sakit, melalui Kepala Bagian Keuangan/Kepala Bagian Sekretariat.

b. Penyiapan fasilitas kerja

Fasilitas kerja yang diperlukan untuk menunjang pelayanan teknis, meliputi ;

- Alat kerja

- Tool set

- Alat kerja mekanik

- Alat ukur
- Dokumen teknis, terdiri dari :

- Protap pemantauan fungsi dan lembar kerja

- Protap pemeliharaan dan lembar kerja

- Protap perbaikan dan lembar kerja

- Operation manual

- Service manual

- Schematic/wiring diagram

- Formulir laopran

- Alat bantu

- Tangga

- Trolley

3. Pelaksanaan Pemeliharaan

Berdasarkan program yang telah disusun dan disetujui oleh Manajemen Rumah Sakit, IPSRS
menyiapkan teknisi yang akan melaksanakan program tersebut. Pada tahap awal,
kemungkinan IPSRS belum mampu melaksanakan pelayanan teknis untuk seluruh alat yang
dimiliki. Hal ini perlu mendapat perhatian dari Manajemen Rumah Sakit dan semua unit
terkait, untuk dievaluasi dan dicari solusi yang tepat. Pelaksanaan pelayanan teknis, terdiri
dari : Pemantauan fungsi, pemeliharaan berkala dan perbaikan alat harus mengikuti protap
yang telah tersusun.

4. Pelaporan

Setiap kegiatan pelayanan teknis harus dilengkapi dengan pelaporan yang dapat dimengerti,
baik oleh pemberi tugas, Manajemen Rumah Sakit, maupun unit pelayanan terkait. Jenis
laporan, antara lain : - Kartu pemeliharaan alat - Catatan pemeliharaan alat - Laporan kerja
pemeliharaan preventif - Laporan kerja pemeliharaan korektif - Laporan hasil pemantauan
fungsi - Laporan penggunaan Bahan Pemeliharaan / Suku Cadang Setiap laporan harus
disimpan di bagian arsip IPSRS

5. Pembinaan teknis kepada operator

Salah satu tugas teknisi IPSRS adalah memberikan pembinaan teknis kepada
operator/pengguna alat, dalam hal :

a. Pemeliharaan harian Salah satu jenis pemeliharaan berkala adalah : “Pemeliharaan harian”.
Tugas ini diserahkan kepada operator/pengguna, berupa : melakukan pembersihan alat bagian
luar dan dilaksanakan setiap hari sebelum alat digunakan untuk pelayanan. Gunakan bahan
pembersih yang benar.
b. Aspek keselamatan Dalam mengoperasikan alat, operator harus memperhatikan aspek
keselamatan bagi pasien dan petugas, terhadap semua kemungkinan yangd apat terjadi. Aspek
keselamatan yang harus diperhatikan, meliputi :

- Bahaya listrik

- Bahaya radiasi

- Bahaya mekanik

- Bahaya terhadap bahan kimia Bila aspek keselamatan tersebut diperhatikan dengan baik,
maka pelayanan kesehatan akan dapat dilaksanakan seoptimal mungkin.

Tahapan Kegiatan Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan dapat di kelompokan menjadi beberapa tahapan kegiatan yaitu :

1. Kegiatan inpeksi dan pengetesan (Inspection and testing)


Inspeksi dan pengetesan ini dilakukan tujuannya adalah mengetahui :
 Ketersediaan alat, ketelengkapan alat, kebersihan alat dan mengetahui kondisi
alat, ini dipantau oleh operator (user) yang diberikan tugas khusus untuk
memantau menginspeksi dan dilakukan setiap hari, dengan menggunakan
check list dan terdokumentasi. Memeriksa kondisi alat sebelum digunakan
oleh operator, melakukan pemantauan
 fungsi alat dan testing alat dilakukan oleh teknisi elektromedik yang mampu
dan tersertifikasi sesuai jadwal yang ditentukan. Untuk alat kesehatan yang
sistem kerja sama operasional (KSO) pemeriksaan
 pemantauan fungsi dan testing dilakukan oleh teknisi yang ditunjuk oleh
perusahaan yang melakukan kerja sama dengan Rumah Sakit, sesuai jadwal
yang ditentukan.
2. Kegiatan pemeliharaan preventif (Preventive mainenance).
Pemeliharaan preventif merupakan upaya terencana yang diorganisir dan
dilaksanakan dengan pemikiran kemasa depan yang dilakukan dalam selang waktu
yang telah ditentukan sebelumnya. Pemeliharaan preventif ini dilakukan oleh teknisi
elektromedik sesuai tugas dan tanggung jawabnya di setiap lokasi dan jadwal yang
sudah ditentukan, dengan sistem kerja sebagai berikut :
 Melakukan performance test keselamatan (safety test) alat dengan
menggunakan alat safety analyzer, minimal dilakukan 1 kali setahun, atau
tergantung jenis dan utilisasi alat.
 Melakukan program pemeliharaan preventif (program preventive
maintenance) minimal 2 kali setahun atau tergantung jenis dan utilisasi alat
dengan membersihkan alat, memberikan pelumasan alat, mengganti asesoris
alat sesuai usia teknis (life time) dari assesoris, dan menggunakan lembar kerja
(check list) yang terdokumentasikan.

Tujuan pemeliharaan preventif meliputi :


1) Menjaga dan mengendalikan kinerja peralatan prasaeana, medic dan non medic
sehingga mengurangi kemungkinan bagian-bagian lain tidak memenuhi kondisi yang
bisa diterima.

2) Mencatat kondisi operasional peralatan prasarana, medic dan non medic sesuai
dengan rencana yang telah ditentukan (checklist) sehingga membantu dalam rencana
pemeliharaan berikutnya.

3) Meminimalisasi / mengurangi memungkinkan terjadinya pemeliharaan korektif,


sehingga dapat menekan anggaran pemeliharaan.

Ruang lingkup pemeliharan preventif meliputi :

1) Pemantauan fungsi / checklist, merupakan upaya pemeliharan dengan melakukan


cek fisik (visual inspection), melakukan pencatatan (writing) dan memahami apa yang
dicatat (understanding), sehingga apabila terjadi perubahan kinerja maka segera
dilakukan pengaturan / perbaikan.

2) Pemeliharaan berkala merupakan upaya pemeliharaan yang dilakukan dalam


periode waktu tertentu (harian, mingguan, bulanan, tahunan) sesuai dengan
rekomendasi pabrik atau berdasarkan pada prediksi waktu tertentu sesuai dengan
kondisi lapangan yang meliputi :

1. Cleaning / pembersihan eksternal (kondisi, debu, kotoran, endapan) dan cleaning internal
( blower, filter, fan, coil, heat exchanger).

2. Lubricating / pelumasan (motor, gear, bearing).

3. Adjusting / penyetelan (elektronik, elektrik dan mekanink).

4. Replacing / penggantian suku cadang.

5. Tightening / pengencangan (soket, mur/baut, solderan).

Pemeliharaan preventif dilaksanakan dengan :

1. Berdasarkan pada jadwal pemeliharaan preventif, yang mengacu pada :

a) Jadwal waktu pemeliharaan masing-masing peralatn prasaran, medic dan non


medic (harian, mingguan, bulanan, dan tahunan).

b) Kesesuaian waktu terhadap aktivitas pemeliharaan secara keseluruhan.


c) Kesesuaian waktu terhadap penggunaan peralatan oleh user.

2. Menggunakan checklist pemeliharaan untuk masing-masing aktivitas pemeliharaan sebagai


catatan riwayat kondisi kinerja dari peralatan yang bersangkutan dan sebagai laporan kerja
pemeliharaan preventif.

3. Berdasarkan pada prosedur tetap pemeliharaan preventif masing-masing peralatan


prasarana, medic dan non medic.

Dokumentasi pemeliharaan preventif meliputi :

1. Checklist/ laporan kerja pemeliharan preventif.

2. Kartu catatan pemeliharaan (maintenance record)

3. Kegiatan pemeliharaan Korektif

Pemeliharan korektif merupakan upaya untuk memperbaiki sesuatu bagian (termasuk


penyetelan dan reparasi) yang telah terhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang dapat
diterima. Pemeliharaan korektif dilaksanakan dengan :

1. Berdasarkan laporan keluhan kerusakan dari user dan dari hasil pelaksanaan pemeliharaan
preventif yang merekomnendasikan untuk dilaksanakan pemeliharaan korektif.

2. Teknisi pelaksanaan sesegera mungkin ke lokasi dan berusaha untuk memperbaikinya.


Dokumentasi pemeliharaan korektif meliputi :

1. Laporan kerja pemeliharaan korektif.

2. Laporan kerja analisa kerusakan (bila perlu).

3. Kartu catatan pemeliharaan (maintenance record).

4. Kegiatan pemeliharaan darurat (pemeliharaan di luar jam kerja)

Pemeliharaan yang dimaksud adalah pemeliharaan peralatan prasarana, medis dan non medis
yang dilakukan diluar jam kerja baik sore/malam hari dan pada hari libur dengan tidak
terencana, yang merupakan upaya pemeliharaan yang perlu segera dilakukan untuk
mencegah/menghindari akibat yang serius, pemeliharaan ini dilakukan oleh piket shift teknik.

Pemeliharaan diluar jam kerja dilaksanakan dengan :

1. Melakukan koordinasi dengan coordinator gedung yang terkait.

2. Terdapat alur system komunikasi dalam hal informasi kerusakan yang terjadi diluar
jam dan hasil akhir pemeliharaan.

3. Dilaksanakanya suatu evaluasi secara rutin dan kemungkinaan diadakannya diskusi


atau pelatiahan bagi teknisi piket shift teknik. Pemeliharaan darurat (emergency
maintenance) dilakukan oleh teknisi elektromedik sesuai tugas dan tanggung
jawabnya, dengan sistem kerja sbb :

 Melakukan trouble shooting atau mencari lokasi dan jenis kerusakan


 Memperbaiki atau mengganti sparepart yang rusak
 Melakukan kalibrasi ulang setelah dilakukan over haul.

5. Pengujian / Kalibrasi

Pengujian / kalibrasi merupakan upaya untuk mengukur (measurement) parameter kinerja


suatu peralatan dan menjaga kondisi kinerja sebagaiman di desain oleh pabrik, dengan
melakukan penyetelan (adjustment) bilamana diperlukan yaitu apabila terjadi selisih
penunjukan antara peralatan dengan stadart ukuran sehingga kesalahan dapat ditekan sampai
batas toleransi.

Kalibrasi dilaksanakan dengan :

1. Peralatan pengujian kalibrasi yang ada.

2. Dilaksanakan dalam waktu yang sama dengan pelaksanaan pemeliharaan preventif dari
peralatan yang bersangkutan.

3. Berdasarkan pada prosedur tetap kalibrasi masing-masinng peralatan medic / non medic.
Dokumentasi pemeliharaan kalibrasi meliputi :

1. Laporan kerja hasil kalibrasi.

2. Kartu catatan pemeliharaan (maintenance record).

Langkah-Langkah Kegiatan Pemeliharaan :

1) Pembuatan jadwal-jadwal pemeliharaan

2) Pembuatan lembar kerja BAP (Berita Acara Pemeliharaan)

3) Pendelegasian tugas kepada teknisi sesuai dengan tanggung jawab/bidang


kesehatan.

4) Permintaan suku cadang ke Sub Instalasi Perencanaan IPSRS.

5) Pelaksanaan pemeliharaan.

6) Pengisian hasil pemeliharaan, pada kartu pemeliharaan.

7) Tandatangan/legalisasi lembar kerja user.

8) Penyerahan lembar kerja ke Sub Instansi Administrasi IPSRS.

9) Pencatatan ke kartu pemeliharaan.


10)Pengarsipan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Bina Peralatan Medis, Subdit. 2013. Kebijakan Pemeliharaan Peralatan Rumah


Sakit. Yogyakarta

2. Manulang, M. 2008. Dasar-dasar Manajemen. Yogyakarta : Gajah Mada University


press

3. Muldiyanto, Bambang. 2002. Analisis Manajemen Pemeliharaan Alat-Alat Medis


di RSUD Pasar Rebo Jakarta. Jakarta : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia

4. Rachman, Abdul. 2011. Workshop Perhitungan Unit Cost Alat Kesehatan Dengan
Metode Aic. Surabaya

5. RI, Departemen Kesehatan. 2007. Modul Pelatihan Teknisi Elektromedik Jilid 1.


Jakarta

6. Sardjito. 2013. Buku Materi Pelatihan Pemeliharaan, Troubleshooting Dan


Perbaikan Peralatan Kesehatan Rawat Intensif Bagi Tenaga Elektromedis Angkatan
IV. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai