Nim : 1084161012
Dalam instansi rumah sakit sudah seharusnya di tunjang dengan peralatan medik yang
memadai untuk melayani semua pasien. Menurut undang – undang No 44 tahun 2009 tentang
rumah sakit Pasal 40 bahwa akreditasi dilakukan secara berkala minimal 3 tahun dalam upaya
peningkatan mutu rumah sakit yang dilakukan oleh lembaga independen dari dalam maupun
luar negeri sesuai aturan akreditasi yang berlaku. Untuk menujang pelayanan dan
peningkatan mutu tersebut rumah sakit harus memelihara sarana dan prasarana yang ada di
rumah sakit salah satunya yaitu peralatan medik di rumah sakit. Peralatan kesehatan di rumah
sakit semakin kompleks dan membutuhkan modal besar baik untuk investasi awal maupun
untuk biaya operasional. Untuk itu, diperlukan strategi dan kebijakan pemeliharaan agar
peralatan yang beroperasi di dalam sistem pelayanan kesehatan tidak mengalami kegagalan
dalam pengoperasiannya. Teknik Pemeliharaan lebih banyak dikonsentrasikan pada
pemeliharaan pencegahan (preventif) untuk menghindari kerusakan yang lebih serius.
Aktivitas pemeliharaan pada awalnya tidak dianggap sebagai aktivitas yang penting dan perlu
di-manage karena hal tersebut berjalan seiring dengan dijalankannya operasi dalam
perusahan. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, aktivitas manajemen
pemeliharaan semakin diprioritaskan karena mempunyai andil besar dalam keberhasilan
suatu perusahaan. Peran aktivitas pemeliharaan berubah seiring dengan tuntutan
perkembangan kompetisi global. Peran tersebut tidak lagi hanya sebatas tindakan darurat
untuk mengatasi kerusakan yang terjadi. Dengan diterapkannya sistem, infrastruktur, proses
dan prosedur yang benar dan konsisten, maka pemeliharaan dapat meminimalkan kerugian
yang terjadi, operasional perusahaan menjadi lebih stabil, hasil/output produksi dapat
dimaksimalkan dan produk dengan kualitas yang tinggi dapat dihasilkan secara konsisten.
Pemeliharaan didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan untuk menjaga agar fasilitas
tetap berada pada kondisi yang sama pada saat pemasangan awal sehingga dapat terus bekerja
sesuai dengan kapasitas produksinya. Manajemen pemeliharaan secara umum merupakan
kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, organisasi dan kepegawaian, implementasi
program dan metode kontrol kegiatan pemeliharaan. Kegiatan bertujuan mengoptimalkan
kinerja pemeliharaan dengan meningkatkan keandalan dan ketersediaan (availability) dari
suatu sistem atau peralatan melalui perencanaan, pengorganisasian, pengaturan tenaga kerja,
pengawasan dan evaluasi yang baik.
Definisi Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan dengan sadar untuk menjaga agar
suatu peralatan selalu dalam keadaan siap pakai atau tindakan melakukan perbaikan sampai
pada kondisi peralatan tersebut dapat bekerja kembali. Pemeliharaan (maintenance) adalah
kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan
perbaikan, penyesuaian mupun penggantian yang diperlukan supaya terdapat suatu keadaan
operasi produksi yang memuaskan sesuai apa yang direncanakan. Definisi lain mengenai
pemeliharaan (maintenance) adalah konsepsi dari semua aktivitas yang diperlukan untuk
menjaga atau mempertahankan kualitas fasilitas atau mesin agar dapat berfungsi dengan baik
seperti kondisi awalnya. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan oleh perusahaan
mempengaruhi tingkat ketersediaan (availability) fasilitas produksi, laju produksi, kualitas
produk akhir (end product), ongkos produksi dan keselamatan operasi. Faktor-faktor ini yang
selanjutnya akan mempengaruhi tingkat keuntungan (profitability) perusahaan. Proses
pemeliharaan yang dilakukan tidak saja membantu kelancaran produksi sehingga produk
yang dihasilkan dapat diserahkan tepat waktu kepada pelanggan, tetapi juga menjaga fasilitas
dan peralatan dalam kondisi efektif dan efisien dimana sasarannya adalah mewujudkan nol
kerusakan (zero breakdown) pada mesin-mesin yang beroperasi.
a) Memaksimalkan produksi pada biaya yang rendah dan kualitas yang tinggi dalam
standar keselamatan yang optimum.
b) Mengidentifikasi dan mengimplementasikan pengurangan biaya.
c) Memberikan laporan yang akurat tentang pemeliharaan peralatan.
d) Mengumpulkan informasi yang penting tentang biaya pemeliharaan.
e) Mengoptimalkan sumberdaya pemeliharaan.
f) Mengoptimalkan usia peralatan.
g) Meminimalkan penggunaan energi.
h) Meminimalkan persediaan.
Jenis-jenis Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada suatu perusahaan dapat dibedakan atas dua jenis,
yaitu Pemeliharaan Terencana (Planned Maintenance) dan Pemeliharaan Tidak Terencana
(Unplanned Maintenance). Berikut adalah skematika pemeliharaan :
Berikut penjelasan mengenai sistematika pemeliharaan :
Pemeliharaan (Maintenance) ialah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja (sadar)
terhadap suatu fasilitas dengan menganut suatu sistematika tertentu dengan tujuan agar
fasilitas tersebut dapat berfungsi, beroperasi dengan lancar, aman, efektif dan efisien.
Servis besar (Overhaul) ialah perbaikan total akibat ke ausan (lama pemakaian) dengan
pembetulanpembetulan maupun penggantian komponen. Perbaikan atau overhaul ini biasa
dilakukan oleh teknisi dan / atau teknisi ahli,sedangkan untuk mencapai hasil yang optimal
perlu kiranya menganut suatu sistematika perbaikan yang yang telah ditentukan.
Di dalam sistem pemeliharaan ini ada pula istilah-istilah yang sering digunakan seperti :
Running maintenance ialah pemeliharaan suatu mesin / peralatan / fasilitas dalam keadaan
bekerja atau dioperasikan / digunakan.
Shut down maintenance ialah pemeliharaan suatu mesin / peralatan / fasilitas yang mana
mesin / peralatan / fasilitas tersebut harus diberhentikan / tidak dipergunakan , karena tidak
mungkin dilakukan pemeliharaan bila mesin / peralatan / fasilitas dalam keadaan bekerja /
dipergunakan .
Lack of maintenance ialah kekurangan atau kelemahan dalam pemeliharaan atau disebut
juga pemeliharaan yang tidak baik.
Menurut Jay Heizer dan Barry Render, (2001) dalam bukunya “Operations
Management” preventive maintenance adalah : “A plan that involves routine inspections,
servicing, and keeping facilities in good repair to prevent failure”. Artinya preventive
maintenance adalah sebuah perencanaan yang memerlukan inspeksi rutin, pemeliharaan dan
menjaga agar fasilitas dalam keadaan baik sehingga tidak terjadi kerusakan di masa yang
akan datang. Ruang lingkup pekerjaan preventive termasuk : inspeksi, perbaikan kecil,
pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar
dari kerusakan.
Menurut Jay Heizer dan Barry Reder, 2001 pemeliharaan korektif (Corrective
Maintenance) adalah : “Remedial maintenance that occurs when equipment fails and must be
repaired on an emergency or priority basis”. Pemeliharaan ulang yang terjadi akibat peralatan
yang rusak dan harus segera diperbaiki karena keadaan darurat atau karena merupakan
sebuah prioritas utama.
Dengan demikian, dalam pemeliharaan terencana yang harus diperhatikan adalah jadwal
operasi pabrik, perencanaan pemeliharaan, sasaran perencanaan pemeliharaan, faktor- faktor
yang diperhatikan dalam perencanaan pekerjaan pemeliharaan, sistem organisasi untuk
perencanaan yang efektif, dan estimasi pekerjaan. ( Daryus A, 2007). Jadi, pemeliharaan
terencana merupakan pemakaian yang paling tepat mengurangi keadaan darurat dan waktu
nganggur mesin. Adapun keuntungan lainya yaitu:
Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting dalam
penyelenggaraan peayanan kesehatan, baik di rumah sakit maupun di sarana pelayanan
kesehatan lainnya. Oleh karenanya kondisi maupun fungsi peralatan kesehatan harus baik dan
dapat mendukung pelayanan kesehatan tersebut. Untuk mencapai kondisi ini perlu adanya
pengelolaan peralatan dengan baik dan terpadu sejak perencanaan, pengadaan,
pendayagunaan hingga pemeliharaan. Dengan demikian peralatan kesehatan dan fasilitas
pendukungnya akan berdaya guna secara optimal dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan.
5. Diperoleh informasi kebutuhan pelatihan bagi operator (klinisi dan perawat) dan
teknisi / pengelola alkes
6. Diperolehnya informasi harga, biaya penyiapan sarana dan prasarana dan pelatihan
SDM
10. Melibatkan tenaga medis, keperawatan, tenaga teknis peralatan kesehatan, tenaga
teknis sarana dan prasarana dan manajemen
Kebijakan Rumah Sakit Dalam Pemeliharaan Peralatan Medik (Sumber : Modul Pelatihan
Teknisi Elektromedis, Depkes)
- Pengadaan Alat
- Penerimaan Alat
- Pengelola Alat
b. Mengundang Teknisi IPSRS hadir pada rapat rutin dengan kepala unit pelayanan/instalasi
c. Meningkatkan kemampuan teknisi melalui :
- Pendidikan lanjutan
a. Perencanaan
- SDM, yaitu :
- Jumlah teknisi
- Kemampuan teknis
- Pengalaman kerja
- Fasilitas kerja
- Dokumen teknis
- Penyiapan bahan pemeliharaan yang diperlukan untuk setiap alat selama 1 tahun
- Penyiapan suku cadang / aksessoris yang diperlukan untuk perbaikan alat yang mengalami
kerusakan (pemeliharaan korektif terencana)
Usulan tersebut dituangkan ke dalam rencana anggaran dan diusulkan kepada Manajemen
Rumah Sakit, melalui Kepala Bagian Keuangan/Kepala Bagian Sekretariat.
- Alat kerja
- Tool set
- Alat ukur
- Dokumen teknis, terdiri dari :
- Operation manual
- Service manual
- Schematic/wiring diagram
- Formulir laopran
- Alat bantu
- Tangga
- Trolley
3. Pelaksanaan Pemeliharaan
Berdasarkan program yang telah disusun dan disetujui oleh Manajemen Rumah Sakit, IPSRS
menyiapkan teknisi yang akan melaksanakan program tersebut. Pada tahap awal,
kemungkinan IPSRS belum mampu melaksanakan pelayanan teknis untuk seluruh alat yang
dimiliki. Hal ini perlu mendapat perhatian dari Manajemen Rumah Sakit dan semua unit
terkait, untuk dievaluasi dan dicari solusi yang tepat. Pelaksanaan pelayanan teknis, terdiri
dari : Pemantauan fungsi, pemeliharaan berkala dan perbaikan alat harus mengikuti protap
yang telah tersusun.
4. Pelaporan
Setiap kegiatan pelayanan teknis harus dilengkapi dengan pelaporan yang dapat dimengerti,
baik oleh pemberi tugas, Manajemen Rumah Sakit, maupun unit pelayanan terkait. Jenis
laporan, antara lain : - Kartu pemeliharaan alat - Catatan pemeliharaan alat - Laporan kerja
pemeliharaan preventif - Laporan kerja pemeliharaan korektif - Laporan hasil pemantauan
fungsi - Laporan penggunaan Bahan Pemeliharaan / Suku Cadang Setiap laporan harus
disimpan di bagian arsip IPSRS
Salah satu tugas teknisi IPSRS adalah memberikan pembinaan teknis kepada
operator/pengguna alat, dalam hal :
a. Pemeliharaan harian Salah satu jenis pemeliharaan berkala adalah : “Pemeliharaan harian”.
Tugas ini diserahkan kepada operator/pengguna, berupa : melakukan pembersihan alat bagian
luar dan dilaksanakan setiap hari sebelum alat digunakan untuk pelayanan. Gunakan bahan
pembersih yang benar.
b. Aspek keselamatan Dalam mengoperasikan alat, operator harus memperhatikan aspek
keselamatan bagi pasien dan petugas, terhadap semua kemungkinan yangd apat terjadi. Aspek
keselamatan yang harus diperhatikan, meliputi :
- Bahaya listrik
- Bahaya radiasi
- Bahaya mekanik
- Bahaya terhadap bahan kimia Bila aspek keselamatan tersebut diperhatikan dengan baik,
maka pelayanan kesehatan akan dapat dilaksanakan seoptimal mungkin.
2) Mencatat kondisi operasional peralatan prasarana, medic dan non medic sesuai
dengan rencana yang telah ditentukan (checklist) sehingga membantu dalam rencana
pemeliharaan berikutnya.
1. Cleaning / pembersihan eksternal (kondisi, debu, kotoran, endapan) dan cleaning internal
( blower, filter, fan, coil, heat exchanger).
1. Berdasarkan laporan keluhan kerusakan dari user dan dari hasil pelaksanaan pemeliharaan
preventif yang merekomnendasikan untuk dilaksanakan pemeliharaan korektif.
Pemeliharaan yang dimaksud adalah pemeliharaan peralatan prasarana, medis dan non medis
yang dilakukan diluar jam kerja baik sore/malam hari dan pada hari libur dengan tidak
terencana, yang merupakan upaya pemeliharaan yang perlu segera dilakukan untuk
mencegah/menghindari akibat yang serius, pemeliharaan ini dilakukan oleh piket shift teknik.
2. Terdapat alur system komunikasi dalam hal informasi kerusakan yang terjadi diluar
jam dan hasil akhir pemeliharaan.
5. Pengujian / Kalibrasi
2. Dilaksanakan dalam waktu yang sama dengan pelaksanaan pemeliharaan preventif dari
peralatan yang bersangkutan.
3. Berdasarkan pada prosedur tetap kalibrasi masing-masinng peralatan medic / non medic.
Dokumentasi pemeliharaan kalibrasi meliputi :
5) Pelaksanaan pemeliharaan.
4. Rachman, Abdul. 2011. Workshop Perhitungan Unit Cost Alat Kesehatan Dengan
Metode Aic. Surabaya