Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PREVENTIVE MAINTENANCE

MANAJEMEN PERAWATAN

Disusun Oleh:

NAMA NIM
ABDI CHOLIK 201010800089
ALDY NURRULY 201010800331
CUCI ARYANA 201010800033
FEBRI IRAWAN 201010800206
RANGGA PRAKOSO 201010800032
RENALDI IRWANSYAH 201010800355

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perawatan di suatu industri merupakan salah satu faktor yang penting


dalam mendukung suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di
pasaran. Produk yang dibuat industri harus mempunyai hal-hal berikut:

• Kualitas baik

• Harga pantas

• Di produksi dan diserahkan ke konsumen dalam waktu yang cepat.

Oleh karena itu proses produksi harus didukung oleh peralatan yang siap
bekerja setiap saat dan handal. Untuk mencapai hal itu maka peralatan-peralatan
penunjang proses produksi ini harus selalu dilakukan perawatan yang teratur dan
terencana.

Secara skematik, program perawatan di dalam suatu industri bisa dilihat pada
gambar 1.

Perawatan : Suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk


menjaga suatu barang, memperbaikinya sampai pada suatu kondisi yang dapat
diterima.
Manajemen : Suatu proses dalam rangka mencapai tujuan dengan bekerja bersama melalui
orang-orang dan sumber daya organisasi lainnya .

Manajemen Perawatan : Pengelolaan pekerjaan perawatan dengan melalui suatu


proses perencanaan, pengorganisasian serta pengendalian operasi perawatan untuk
memberikan performasi mengenai fasilitas industri.

1.2 Tujuan :
 Untuk memperpanjang umur penggunaan asset.
 menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan
dapat diperoleh laba yang maksimum
 Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan
dalam keadaan darurat setiap waktu.
 Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan tersebut.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PERAWATAN

2.1 Jenis - Jenis Perawatan

Dalam istilah perawatan disebutkan bahwa disana tercakup dua pekerjaan


yaitu istilah “perawatan” dan “perbaikan”. Perawatan dimaksudkan sebagai
aktifitas untuk mencegah kerusakan, sedangkan istilah perbaikan
dimaksudkan sebagai tindakan untuk memperbaiki kerusakan.

Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat


dibagi menjadi dua cara:

1. Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance).


2. Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance).Secara
skematik pembagian perawatan bisa dilihat pada gambar berikut:
2.2 Bentuk-bentuk Perawatan

1. Perawatan Preventif (Preventive Maintenance)


Adalah pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya kerusakan, atau cara perawatan yang direncanakan untuk
pencegahan (preventif).Ruang lingkup pekerjaan preventif termasuk:
inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau
mesin-mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan.

2. Perawatan Korektif
Adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang
dapat diterima.Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan
sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan
agar peralatan menjadi lebih baik.

3. Perawatan Berjalan
Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam
keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan
yang harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi.

4. Perawatan Prediktif
Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan
atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan.
Biasanya perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau
alat-alat monitor yang canggih.

5. Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance)


Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan,
dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat
dan tenaga kerjanya.

6. Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)


Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi
kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.

2.3 Tujuan Perawatan

1. Menjaga dan menaikkan daya guna dari mesin


2. Memperpanjang usia kegunaan mesin
3. Memperkecil waktu pengangguran dari mesin dan perlengkapan
pemeliharaan karena adanya kerusakan
4. Menjamin ketersediaan optimasi peralatan dalam produksi
5. Menghemat waktu, biaya dan material karena peralatan terhindar dad
kerusakan besar
6. Menjamin keselamatan orang yang mengoperasikan peralatan
tersebut
7. Merencanakan operasi-operasi dari pemeliharaan

2.4 Keuntungan dilakukan Perawatan :

1. Berkurangnya perbaikan keadaan darurat


2. Tenaga untuk melakukan perawatan lebih effisien
3. Kesiapan dan kehandalan peralatan dapat lebih terjaga
4. Anggaran perawatan dapat dikendalikan.
3.1 Definisi Pengendalian suku cadang

B. PENGENDALIAN SUKU CADANG

Pengendalian suku cadang pada preventive maintenance adalah proses mengelola


dan mengawasi persediaan suku cadang yang diperlukan untuk menjaga peralatan
dalam kondisi yang optimal dan mencegah kegagalan peralatan. Tujuan pengendalian
suku cadang adalah untuk memastikan bahwa suku cadang yang diperlukan tersedia
tepat waktu dan dalam jumlah yang memadai, sehingga peralatan dapat diperbaiki atau
diganti sesuai jadwal maintenance yang telah ditetapkan. Dalam pengendalian suku
cadang, perlu dipertimbangkan faktor seperti biaya, ketersediaan suku cadang, dan
waktu pengiriman. Dengan melakukan pengendalian suku cadang dengan baik,
perusahaan dapat menghindari kehilangan waktu produksi yang berharga dan
mengurangi biaya karena tidak perlu memesan suku cadang dengan pengiriman yang
cepat atau menggunakan suku cadang yang lebih mahal.
Secara keseluruhan, pengendalian suku cadang adalah bagian penting dari
preventive maintenance dan merupakan salah satu cara untuk memastikan
ketersediaan dan keandalan peralatan dalam jangka panjang.
Pengendalian suku cadang sangat penting dalam Preventive Maintenance karena
suku cadang yang teratur dan memadai dapat memastikan bahwa mesin dan peralatan
terus berjalan dengan baik dan mengurangi risiko kegagalan peralatan.
Berikut adalah beberapa langkah dalam pengendalian suku cadang pada
Preventive Maintenance:

1. Identifikasi suku cadang yang diperlukan: Identifikasi suku cadang yang


diperlukan untuk menjalankan Preventive Maintenance pada setiap mesin atau
peralatan. Pastikan untuk mengidentifikasi suku cadang yang paling sering
digunakan dan yang paling sering mengalami kerusakan.
2. Perencanaan pengadaan suku cadang: Setelah suku cadang yang diperlukan
diidentifikasi, buat rencana pengadaan suku cadang dengan mempertimbangkan
waktu pengiriman dan biaya. Pastikan untuk mempertimbangkan ketersediaan
suku cadang dan memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan suku
cadang ke lokasi yang dibutuhkan.

3. Pemeriksaan kualitas suku cadang: Pastikan suku cadang yang diterima


memenuhi standar kualitas yang diinginkan. Lakukan pemeriksaan kualitas
dengan memeriksa spesifikasi dan kualitas suku cadang sebelum dipasang pada
mesin atau peralatan.

4. Penyimpanan suku cadang: Simpan suku cadang di tempat yang tepat, teratur
dan mudah diakses. Pastikan suku cadang disimpan pada tempat yang tidak
terkena kelembaban dan debu agar tidak rusak atau mengalami korosi.

5. Penggunaan suku cadang: Gunakan suku cadang dengan hati-hati dan pastikan
mereka digunakan dengan benar. Lakukan penggantian suku cadang secara berkala
sesuai dengan jadwal Preventive Maintenance.

6. Pelaporan suku cadang: Catat penggunaan suku cadang dan lakukan pelaporan
secara teratur. Hal ini akan membantu mengidentifikasi suku cadang yang perlu
diperbaharui atau diganti dan mencegah kekurangan stok suku cadang.

Dengan melakukan pengendalian suku cadang yang baik dalam Preventive


Maintenance, akan membantu memastikan mesin dan peralatan terus berjalan dengan baik
dan mengurangi risiko kegagalan peralatan.

2.5 stok permanen

1. Definisi Stok Permanen

Pemilihan stok secara permanen dalam Preventive Maintenance (Pemeliharaan


Preventif) adalah strategi untuk menyimpan suku cadang atau bahan yang diperlukan untuk
melakukan pemeliharaan preventif pada mesin atau peralatan secara terus-menerus atau
permanen. Pemeliharaan preventif adalah suatu tindakan perawatan yang direncanakan
sebelumnya untuk mencegah terjadinya kerusakan atau kerusakan pada mesin atau
peralatan, dan mencegah kerusakan atau kerusakan tersebut dari waktu ke waktu.
Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih stok yang tepat untuk
PM, di antaranya adalah:
Jenis stok yang dibutuhkan : Pastikan stok yang dipilih sesuai dengan jenis peralatan atau
mesin yang akan dimaintenance. Misalnya, jika peralatan yang dimaintenance
membutuhkan suku cadang tertentu, pastikan stok tersebut tersedia.
Frekuensi pemeliharaan : Frekuensi pemeliharaan yang lebih sering akan membutuhkan lebih
banyak stok daripada frekuensi yang lebih jarang.
Tersedianya waktu pengiriman: Pastikan waktu pengiriman stok yang dipesan
memungkinkan untuk tiba tepat waktu sebelum jadwal PM.
Keandalan stok : Pastikan bahwa stok yang dipilih memiliki kualitas yang baik dan andal
sehingga dapat diandalkan selama pemeliharaan.
Biaya stok: Pilihlah stok yang tidak terlalu mahal, namun tetap memenuhi persyaratan yang
diperlukan untuk menjalankan PM dengan baik.
Pengelolaan stok : Pastikan stok dikelola dengan baik agar tidak ada kekurangan
atau kelebihan stok, yang dapat mempengaruhi biaya dan efektivitas PM.

Dalam memilih stok untuk PM, sebaiknya dilakukan analisis kuantitatif dan kualitatif untuk
menentukan jumlah stok yang dibutuhkan dan jenis stok yang tepat untuk peralatan yang
akan dimaintenance. Analisis ini dapat membantu dalam memperkirakan biaya dan
memastikan bahwa persediaan stok yang dibutuhkan tersedia pada waktu yang tepat.

2. Definisi Order Point

Order point adalah jumlah minimum suatu suku cadang atau barang yang harus
dipertahankan di dalam stok agar kebutuhan produksi atau perbaikan dapat dipenuhi.
Sementara itu, kuantitas order (Q) adalah jumlah optimal yang harus dipesan pada setiap
kali melakukan pembelian atau pemenuhan stok. Dalam preventive maintenance,
menentukan OP dan Q merupakan hal yang penting agar kegiatan pemeliharaan dapat
dilakukan secara efektif dan efisien. OP dan Q yang tepat akan memastikan bahwa suku
cadang atau barang yang diperlukan selalu tersedia saat dibutuhkan, namun tidak terlalu
banyak sehingga mengganggu pengelolaan stok dan biaya.
Untuk menentukan OP dan Q pada preventive maintenance, perlu dilakukan analisis
permintaan dan penggunaan suku cadang atau barang yang dibutuhkan. Hal ini meliputi
memeriksa data historis permintaan dan penggunaan, perkiraan waktu pengiriman, dan
waktu pemesanan.
Dalam melakukan perhitungan OP dan Q, beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan
antara lain
tingkat kepentingan suku cadang atau barang, waktu pengiriman,biaya pesanan,
biayapenyimpanan, risiko kekurangan stok
pada dasarnya, semakin penting suku cadang atau barang, semakin tinggi tingkat
keamanan yang harus dipertahankan dengan menetapkan OP yang lebih tinggi.
Sementara itu, faktor biaya dan risiko harus diimbangi dengan menetapkan Q yang
lebih besar sehingga jumlah pesanan bisa diminimalisir dan waktu pengiriman bisa
lebih lama. Dalam menjalankan preventive maintenance, penting untuk melakukan
evaluasi secara berkala terhadap OP dan Q yang telah ditetapkan. Jika terdapat
perubahan dalam permintaan atau penggunaan, atau jika biaya pesanan atau
penyimpanan berubah, maka OP dan Q harus disesuaikan untuk memastikan bahwa
pengelolaan stok tetap optimal dan efisien.

C. PREDICTIVE MAINTENANCE

Predictive maintenance adalah tindakan pemeliharaan dan perawatan yang


menggunakan device dan analisis data untuk mendeteksi anomali dan kemungkinan
cacat pada aset mesin perusahaan sehingga bisa diprediksi dan diperbaiki sebelum
kerusakan terjadi. Dengan menggunakan informasi prediksi ini, perusahaan dapat
merencanakan perawatan proaktif pada waktu yang tepat, sehingga mengurangi
downtime yang tidak terduga dan biaya perbaikan yang tinggi. Predictive
maintenance memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi operasional
dan kinerja peralatan, serta meningkatkan kepuasan pelanggan dengan
meminimalkan gangguan dalam layanan.

Berikut beberapa keuntungan dilakukannya Predictive Maintenance:

1. Identifikasi masalah aktual sejak dini sehingga cepat diatasi


2. Downtime yang lebih singkat
3. Tingkat efisiensi aset meningkat
4. Maintenance dilakukan sesuai kebutuhan

Jika berbicara keuntungan, pasti ada beberapa kontra dilakukannya tindakan


predictive maintenance, yaitu:

1. Lebih kompleks daripada preventive maintenance


2. Tidak terjadwal seperti preventive maintenance
3. Memerlukan teknologi terbaru
4. Kemungkinan membutuhkan karyawan baru atau dengan training karyawan

D. PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PERAWATAN

Ketepatan pengambilan keputusan perawatan mesin dapat diartikan sebagai


kemampuan untuk memilih tindakan perawatan yang paling tepat dan efektif untuk
menjaga dan memperbaiki mesin secara optimal. Hal ini meliputi kemampuan
untuk menganalisis dan mengevaluasi situasi mesin yang sedang dihadapi,
mengidentifikasi masalah dan penyebabnya, serta memilih solusi yang paling
sesuai untuk memperbaiki masalah tersebut dengan efektif dan efisien.

Ketepatan pengambilan keputusan dalam perawatan mesin sangat penting untuk


memastikan bahwa mesin tetap berfungsi dengan baik dan efisien. Beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi ketepatan pengambilan keputusan dalam perawatan
mesin antara lain:

1. Monitoring yang tepat : Penting untuk memantau kinerja mesin secara teratur,
menggunakan sensor, meter, dan alat pengukur lainnya untuk mengumpulkan
data tentang kinerja mesin. Dengan informasi yang akurat ini, perawat mesin
dapat mengidentifikasi masalah potensial dan mengambil tindakan sebelum
masalah tersebut berkembang menjadi masalah yang lebih besar.

2. Pengetahuan teknis yang memadai : Perawat mesin harus memiliki pengetahuan


teknis yang memadai tentang mesin yang mereka tangani. Hal ini
memungkinkan mereka untuk memahami cara kerja mesin dan memperbaiki
masalah yang muncul dengan cepat dan tepat

3. Penilaian risiko : Perawat mesin harus mampu menilai risiko yang terkait dengan
mesin yang mereka tangani. Mereka harus dapat mengenali kemungkinan
masalah dan mengevaluasi risiko terkait dengan setiap tindakan perawatan atau
perbaikan yang mereka lakukan.

4. Menggunakan alat dan teknologi terbaru : Perawat mesin harus menggunakan


alat dan teknologi terbaru untuk memastikan bahwa mereka dapat memantau
mesin dengan lebih efektif dan efisien. Dalam beberapa kasus, teknologi terbaru
dapat membantu dalam pengambilan keputusan perawatan mesin yang lebih
akurat.

5. Komunikasi yang efektif : Penting bagi perawat mesin untuk berkomunikasi


dengan tim teknis lainnya dan manajemen perusahaan. Ini memastikan bahwa
semua orang terinformasi tentang masalah mesin dan tindakan yang sedang
diambil untuk mengatasinya.

Dalam rangka mencapai ketepatan pengambilan keputusan yang tinggi dalam perawatan
mesin, perawat mesin harus memperhatikan semua faktor-faktor ini dan berupaya untuk
memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi ahli
dalam bidang ini.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Perawatan : Suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk


menjaga suatu barang, memperbaikinya sampai pada suatu kondisi yang dapat
diterima.
2. Manajemen : Suatu proses dalam rangka mencapai tujuan dengan bekerja bersama
melalui orang-orang dan sumber daya organisasi lainnya .
3. Manajemen Perawatan : Pengelolaan pekerjaan perawatan dengan melalui
suatu proses perencanaan, pengorganisasian serta pengendalian operasi
perawatan untuk memberikan performasi mengenai fasilitas industri.
4. Perawatan sangat diperlukan untuk memperpanjang umur mesin serta
menjamin kesiapan alatjika akan dipergunakan .
5. Kehandalan alat lebih terjaga.
6. Pemakaian dana perawatan yang minimum bila dibanding dengan
biaya Overhaul.
7. Dengan melakukan perawatan rutin mesin dapat beroperasi dengan
baik .
DAFTAR PUSTAKA

Supandi. (1990). Manajemen perawatan industri. Bandung: Ganeca. Exact.


Yogyakarta, 14 November 2012.

https://gettingupman.wordpress.com/2013/10/02/bab-i-fungsi-fungsi-manajemen-
menurut-para-ahli/

Hamsi, Alfian, 2004, îManajemen Pemeliharaan Pabrikî, Teknik Mesin, Universitas


Sumatera Utara

Garg, HP. Industrial Maintenance. S. Chand & Company Ltd, 1997.

http://rocketmanajemen.com/pengertian-manajemen/

http://griyabagi.blogspot.co.id/2014/08/perawatan-maintenance-boiler.html

Anda mungkin juga menyukai