Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK V 1

M. NASIR
GUSTI
HARKES
MARDI ALFAN
MANAJEMEN PEMELIHARAAN

Dosen : Azridzal Aziz

ABSTRAK

Dengan mengetahui akan tujuan dan system manajemen pemeliharaan yang


diterapkan kita dapat mengatasi masalah, mengambil tindakan serta mengerti
dengan jelas tentang problema yang perlu diselesaikan. Pelaksanaan pekerjaan
pemeliharaan terutama pemeliharaan preventif perlu diorganisasikan secara baik
dan wajar dengan memperhatikan pula kondisi perusahaan.

1. PERKEMBANGAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN

Saat ini menajemen pemeliharaan di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat


dan telah diterapkan di sebagian besar industri. Hal ini terlihat dengan semakin
banyaknya perusahaan- perusahaahan mulai menerapkan manajemen pemeliharaan
terencana (preventive maintenance).

Pada prinsipnya preventif maintenance digunakan untuk mengurangi breakdown


dengan cara melakukan inspeksi secara intensif. Dengan menerapkan preventif
maintenance di perusahaan-perusahaan baik skala besar/kecil maka target dan
permintaan produksi yang telah direncanakan terpenuhi.

1.1 Pengertian Preventive Maintenance

Maintenance adalah suatu aktifitas untuk melakukan pemeliharaan dengan cara


membatasi dan menghilangkan terjadinya kerusakan pada fasilitas (mesin, peralatan,
bangunan, serta instalasi) agar tetap berada pada kondisi semula.

Tujuan utama dari pemeliharaan adalah menjaga agar seluruh fasilitas yang akan
digunakan untuk menghasilkan produk (baik barang/ jasa) dapat beroperasi/ berfungsi
sebagaimana mestinya (keep running the facilities).

Berdasarkan waktunya kegiatan pemeliharaan menjadi :


1. Pemeliharaan darurat (emergency maintenance)
2. Pemeliharaan rutin (routine maintenance)
3. Pemeliharaan preventif (preventif maintenance)

Preventive maintenance merupakan kegiatan inspeksi secara periodik untuk


mendeteksi adanya tanda-tanda gangguan yang akan mengakibatkan breakdown,
produksi terhenti, penurunan kondisi mesin/alat. Inspeksi ini dikombinasikan dengan
kegiatan pemeliharaan untuk menghilangkan, mengontrol, atau mengembalikan
kondisi mesin/alat.

Kegiatan preventif maintenance pada dasarnya terdiri dari tiga kelompok yaitu :
KELOMPOK V 2
M. NASIR
GUSTI
HARKES
MARDI ALFAN
1. Inspeksi periodik
2. Perbaikan terencana
3. Pemeliharaan rutin

Tujuan Preventive Maintenance secara defenitif adalah :


1. Menjamin tersedianya peralatan produksi/jasa dalam kondisi mampu
memberikan keuntungan.
2. Menjamin kesiapan peralatan cadangan untuk menanggulangi situasi darurat.
3. Menjamin keselamatan kerja manusia yang menggunakan peralatan.
4. Memperpanjang masa pakai/usia peralatan.

1.1.1. Jenis dan Ruang Lingkup Kegiatan Pemeliharaan

Berdasarkan sifat pemeliharaan fasilitas jenis kegiatan pemeliharaan dibagi dua yaitu:
1. Pemeliharaan tidak terencana (unplanned maintenance) adalah kegiatan
pemeliharaan yang tidak berdasarkan rencana yang telah disusun sebelumnya
atau pemeliharaan darurat (emergency/breakdown maintenance).
Pemeliharaan harus segera dilaksanaakan untuk mencegah akibat yang fatal.
2. Pemeliharaan yang terencana (Planned Maintenance) adalah kegiatan
pemeliharaan yang terorganisir dan dilaksanakan berdasarkan orientasi
kemasa depan dengan pengendalian yang mengacu pada rencana yang telah
disusun sebelumnya. Jenis pemeliharaan ini dapat dikelompokkan menjadi :
a. Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) : adalah kegiatan
pemeliharaan yang dilakukan pada selang waktu yang telah ditentukan
/direncanakan sebelumnya dan dimaksudkan untuk mencegah
menurunnya fungsi fasilitas produksi secara keseluruhan kegiatan ini
daapat merupakan kegiatan :
-inspeksi
Kegiatan periodik untuk memeriksa kondisi fasilitas (lihat,
rasa, dengar).
-Pemeliharaan berjalan (running maintenance)
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan tanpa menghentikan
kerja/operasi suatu fasilitas (penyetelan dan pelumasan)
- Penggunaan komponen minor
Kegiatan penggantian sebagian komponen kecil
- Pemeliharaan berhenti (shutdown maintenance)
Kegiatan pemeliharaan yang hanya dapaat dilaksanakan pada
saat suatu fasilitas tidak bekerja.
b. Pemeliharaan Korektif (corrective maintenance) :
Adalah kegiatan pemeliharaan yang berupa penggantian bagian dari
suatu fasilitas yang sudah tidak berfungsi yang termasuk dalam
kategori pemeliharaan korektif adalah :
- reparasi minor
merupakan aktifitas perbaikan kecil yang bukan ditemukan pada saat
inspeksi (contoh : gedung bocor pada waktu hujan)
- overhaul terencana (schedule downtime) :
KELOMPOK V 3
M. NASIR
GUSTI
HARKES
MARDI ALFAN
Kegiatan perbaikan beberapa bagian dari suatu fasilitas secara
serentak.

Perencanaan meliputi penentuan :


1. Bagian- bagian dan fasilitas yang akan dipergunakan
2. Alat perkakas yang akan dipergunakan
3. Estimasi waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan pemeliharaan
4. Cara pelaksanaan pemeliharaan

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perencanaan adalah :


1. Lokasi pekerjaan
2. Prioritas pekerjaan
3. Ketersediaan tenaga ahli
4. Ketersediaan tenaga kerja
5. Biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pemeliharaan

Untuk dapat melakukan kegiatan pemeliharaan terencana yang baik diperlukan


berbagai masukan informasi yang meliputi :
1. Data tentang seluruh fasilitas yang ada
2. Inventory suku cadang
3. Data tentang personil pemeliharaan
4. Data Historis fasilitas
5. Data perbaikan fasilitas yang telah dilakukan
6. Analisis biaya pemeliharaan
7. Skedul (manusia, fasilitas, dan investasi)
8. Kebijaksanaan dan peraturan (internal dan eksternal perusahaan) yang
berkaitan dengan kegiatan pemeliharaan.

1.1.2. Kinerja Peralatan

Kinerja (performace) peralatan akan menunjukkan seberapa jauh tingkat keberhasilan


program pemiliharaan yang telah dilaksanakan. Dari sinilah bisa dilihat tolak ukur
keberhasilan kegiatan pemeliharaan

Parameter pengukuran terdiri dari :


1. Utility (pemanfaatan)
2. Reliability (keandalan)
3. Availability (ketersediaan)

Utility memeperlihatkan kondisi pengoperasian alat. Reliability menunjukkan tingkat


kerewelan dan avaibility menunjukkan kesiapan mesin alat.
Utility adalah perbandingan antara waktu sesungguhnya yang dipakai beroperasi
dibandingkan dengan waktu yang dijadwalkan untuk operasi. Semakin tinggi utility
suatu alat, bisa dipertimbangkan kapan peremajaannya.
KELOMPOK V 4
M. NASIR
GUSTI
HARKES
MARDI ALFAN
Cara menghitung :

wkt opr sebenarnya


Utility = x 100%
wkt opr terjadwal

Utility bisa dihitung dalam periode harian, mingguan, bulanan, ataupun tahunan

Reliability adalah perbandingan antara lamanya beropersi pada suatu periode


dibandingkan dengan jumlah gangguan yangbterjadi pada saat periode tersebut.
Semakin besar reliability suatu alat berarti makin bisa diandalkan untuk beroperasi
tanpa gangguan. Sebaliknya semakin sering peralatan mengalami kerusakan akan
semakin rendah reliability yang dimilikinya. Demikian pula semakin jarang peralatan
diopersikan maka nilai reliabilitynya semakin rendah.
Cara menghitung :

jam operasi satu periode


Reliability =
jlh gangguan pd periode tsb

Availability (ketersediaan) adalah perbandingan antara waktu yang memungkinkan


untuk operasi (setelah dikurangi dengan waktu pemeliharaan ) dengan waktu yang
terjadwal untuk operasi. Parameter ini memeperlihatkan tingkat kesiapan alat untuk
operasi. Availability yang rendah merupakan cerminan dari pemeliharaan yang buruk.
Cara menghitung :

wkt yang mungkin oprs


Avaibility = x 100%
wkt terjadwal operasi

Avaibility tidak pernah bisa mencapai 100%, kecuali pada periode singkat.
Hal-hal yang mengakibatkan rendahnya avaibility suatu alat adalah :
1. Desain peralatan yang kurang sempurna
2. Pengadaan suku cadang dan material tidak lancar
3. Pelaksanaan pemeliharaan kurang memadai
4. Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan sulit
5. Operator kurang mahir menggunakan peralatan

1.2. Operasional Pemeliharaan

Seluruh kegiatanpreventif maintenance bisa digolongkan dalam empat tahap yaitu :


1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Evaluasi dan Analisis
4. Tindak lanjut
Rencana kegiatan pemeliharaan disusun dalam apa yang disebut sebagai program
pemeliharaan tahunan yang merinci kegiatan dalam periode mingguan.
KELOMPOK V 5
M. NASIR
GUSTI
HARKES
MARDI ALFAN
Pelaksanaan atau operasional pemeliharaan preventif mengutamakan hasil inspeksi
maupun reparasi yang dituangkan dalam laporan inspeksi, permintaan kerja
pemeliharaan dan adakalanya laporan piket harian.

Data-data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk menetapkan kebikajaksanaan


yang tepat di waktu yang akan datang. Evaluasi dan analisis merupakan pengolahan
data yang didapat sebagai hasil pelaksanaan rencana kegiatan yang telah disusun
sebelumnya.

Tindak lanjut merupakan upaya perbaikan rencana kegiatan setelah diperoleh hasil-
hasil evaluasi dan analisis.

1.2.1. Tugas Bagian Pemeliharaan

Tugas bagian pemeliharaan bisa kita rinci menjadi tugas utama dan tugas sampingan
yang termasuk dalam tugas utama adalah :
1. Memelihara seluruh peralatan-peralatan mekanik, elektrik dan sipil baik
dilingkungan pabrik atau perusahaan, maupun diluar lingkungan pabrik
seperti rumah peristirahatan.
2. Menyediakan dan mendistribusikan keperluan air, listrik, uap, udara
(comprsed air), udara sejuk (air conditioning).
3. Memelihara peralatan telepon, pemadam kebakaran, tanah, jalan, gedung-
gedung, fasilitas, system drainase dan mobiler perusahaan.
4. Memperbaiki dan menyuplai office furniture
5. Melakukan pembelian barang-barang teknik untuk keperluan maintenance
6. Bertanggung jawab atas biaya pemakaian sarana penunjang produksi seprti
air, listrik.
7. Mempersiapkan budget/ capitalism. Cash flow yang berhubungan dengan
pemeliharaan.
8. Bertanggung jawab atas inventory control, pengelolaan gudang spare
part/peralatan teknik
9. Melakukan penempatan dan perubahan peralatan maupun bangunan meliputi
semua pekerjaan instalasi tata letak termasuk pekerjaan-pekerjaan yang
ditangani oleh kontraktor luar dan membantu pelaksanaan proyek baru.
10. Bertanggung jawab atas izin pemakaian peralatan teknik seperti IMB, PBB,
IPB, penangkal petir, izin boiler.

Memelihara seluruh peralatan merupakan kegiatan fisik yang paling banyak sehingga
tidak jarang terjadi kesulitan dalam system perhitungan biaya criteria pelaksanaanya
berupa :
- waktu yang diperlukan singkat mingkin
- biaya ekonomis
- antisipasi pada setiap kerusakan
- mengutamakan pemeliharaan peencegahan (preventif)
KELOMPOK V 6
M. NASIR
GUSTI
HARKES
MARDI ALFAN
Tugas sampingan bagian pemeliharaan
1. Mengelola gedung
2. Mengelola pemprosesan dan pembuangan limbah ternasuk pengambilan
contoh limbah untuk diuji oleh bagian yang berwenang
3. Melindungi dan menjaga keselamatan pabrik

Mengelola gedung meliputi gudang-gudang yang berada di bawah wewenang bagian


pemeliharaan sedangkan pemprosesan dan pembuangan limbah biasanya disatukan
dengan kebersihan. Melindungi dan menjaga keselamatan pabrik meliputi
pencegahan terhadap gangguan keamanan maupun bahaya yang mungkin timbul dari
kondisi material dan kebakaran .

Untuk terlakasananya tugas-tugas bagian pemeliharan dengan baik perlu struktur


organisasi (lihat gambar 2.1) yang didasarkan pada konsep dasar berikut :
1. Pembagian wewenang harus tepat, hindari terjaadinya overlapping/tumpang
tindih
2. Lini vertical sependek mungkin
3. Jumlah pelapor dibatasi
4. Personil ditempatkan sesuai dengna kemampuannya

1.2.2. Tahap-Tahap Pemeliharaan

1.2.2.1. Tahap Perencanaan

Agar breakdown dapat ditekan sekecil mungkin diperlukan suatu system


perencanaan yang efektif sekaligus efesien. Pemeliharaan yang preventif memiliki
rencana yang tertulis dengan jelas pada program tahunan dan program mingguan.

Seluruh kegiatan pemeliharaan yang preventif dituangkan dalam bentuk rencana


tahunan yang dikenal sebagai program pemeliharaan tahunan meliputi :
- Tahun berlakunya program
- Tempat pelaksanaan program
- Jenis kegiatan yang akan dilaksanakan
- Frekwensi pelaksanaan kegiatan
- Kapan rencana dimulainya kegiatan

Penyusunan program tahunan meliputi strategi dalam menentukan saat-saat sibuk


libur, pemeriksaan dari luar dan sebagainya. Pembagian pekerjaan pada setiap
minggu harus merata untuk menghindari kekurangan ataupun kelebihan personil.

Data yang dipakai dalam menyusun program tahunan adalah : pengalaman


sebelumnya riwayat alat/mesin dan buku petunjuk pemeliharaan manual alat.

Penyusunan program mingguan merupakan penjabaran dan prograam tahunan untuk


memudahkan pelaksanaanya. Hal yang utama dalam program mingguan adalah
kesepakatan kerja antara bagian pemeliharaan dengan bagian operasi. Kesepakatan
KELOMPOK V 7
M. NASIR
GUSTI
HARKES
MARDI ALFAN
kerja ini berupa ketentuan kapan kapan mesin/alat yang masuk daftar program
mingguan dapat disediakan oleh bagian produksi operasi tanpa menggangu
kelancaran produksi dalam memenuhi targetnya.

1.2.2.2. Tahap Pelaksanaan

Semua rencana kegiatan yang tertuang dalam progaram mingguan di monitor


pelaksanaanya, sehingga akan diperoleh data-dat pelaksanaan yang merupakan
masukan untuk pengendalian. Teknisi sebagai ujung tombak pelaksanaan kegiatan
dan juga merupakan sebagai sumber data utama maka saat melaksanakan
pekerjaannya mereka dibekali dokumen berupa :
1. Spesifikasi kerja
2. Laaporan inspeksi
3. Permintaan kerja pemeliharaan

Spesifikasi kerja berisi petunjuk urutan kegiatan yang harus dilakukan oleh teknisi
pelaksana, jadi dia tidak boleh melakukan menyimpang dari apa yang tertulis pada
spesifikasi kerja kerana dokumen ini berfungsi sebagai standar pemeliharaan.
Laporan inspeksi merupakan dokumen untuk menyampaikan laaporan hasil
pelaksanaan kegiatan yang umumnya memeng berupa pekerjaan inspeksi. Laporan
bisa berupa kelainan yang ditemui dan bisa ditaanggulangi sendiri maupun gangguan
yang tidak bisa diatasi sendiri.

Permintaan kerja pemeliharaan merupakan dokumen untuk meminta pekerjaan


pemeliharaan jika teknisi pelaksanaan menemukan kerusakan namun tidak mungkin
untuk diatasi sendiri. Permintaan kerja ini dapat juga diajukan oleh supervisor
pemeliharaan, supervisor produksi, personil yang diberi wewenang khusus.

Dokumen data mingguan merupakan dokumen yang memeuat data pelaksanaan


kegiatan. Dalam dokumen ini bisa diketahui berapa jam kerja yang dihabiskan untuk
pekerjaan :
- Inspeksi
- Pemeliharaan Korektif
- Pemelihraan Darurat
- Pekerjaan Permodalan
- Pekerjaan Enjinering
- Pekerjaan Produksi
- Pekerjaan Nonpemerintah

1.2.2.3. Tahap Evaluasi dan Analisis


Pada tahap ini dilakukan evaluasi dan analisis data-data pelaksanaan yang diperoleh
untuk itu diperlukan bebrapa dokumen yaitu ;
1. Analisis tenaga kerja
2. Analisis pemeliharaan darurat
3. Analisis kelompok darat
4. Analisis alat kritis
KELOMPOK V 8
M. NASIR
GUSTI
HARKES
MARDI ALFAN
Analisis tenaga kerja digunakan untuk memperoleh masukan jumlah jam yang telah
dilaksanakan oleh masing- masing personil. Tujuannya adalah mengetahui apakah
distribusi pekerjaan yang kita berikan sudah cukup efisien atau belum.

Analisi pemeliharaan darurat dimaksudkan untuk mengeathui jumlah jam yang


dihabiskan untuk keperluan pemeliharaan darurat (breakdawn). Bila jumlahnya
senantiasa brtambah, hal ini menunjukan program pemeliharaan preventif yang kita
terapkan masih perlu perbaikan. Sebaiknya bila jam pemeliharaan darurat sangat
sedikit, perlu dipertimbangkan kemungkinan pemeliharaan yang kita berikan terlalu
manja.

Analisis kelompok alat digunakan untuk mengetahui apakah pemeliharaan yang kita
terapkan pada sekumpulan mesin/alat bisa terkonsentrasi pada seksi produksi atau
berdasarakan spesifikasi yang sama.

Analisis alat kritis untuk mengetahui mesin/alat manakah yang paling rewel. Dengan
peringkat kerewelan mesin/alat yang kita punya bisa dipertimbangkan nasib alat
tersebut nantinya.

1.3. Dokumen Kegiatan Preventive Maintenance

Dalam preventive maintenance, penggunaan dokumen dimulai dan tahap


perencanaan, pelaksaan hingga tahap evaluasi.

Pada tahap perencanaan dokumen diperlukan untuk menyusun rencana kegiatan, pada
tahap pelaksanan dokumen diperlukan untuk memungut data-data pelaksanaan
sehingga jika terjadi penyimpangan dapat segera diambil tindakan penanggulangan,
pada tahap evalusi dokumen diperlukan untuk melihat tingkat keberhasilan program
pemeliharaan.

1.3.1. Dokumen Perencanaan.

Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk menyusun suatu rencana kegiatan.


1. Daftar inventaris
2. Riwayat alat
3. Jadwal pemeliharaan
4. Spesifikasi kerja
5. Program pemeliharaan tahunan.

1.3.1.1. Daftar inventaris

Daftar inventaris adalah catatan berbagai barang, mesin/alat termasuk informasi


mengenai rincian konstruksional dan teknisnya. Daftar ini meliputi peralatan
produksi, bangunan halaman dan sebagainya. Ini diperlukan untuk memilih
mesin/alat yang mana saja disertakan dalam program preventive maintenance.
KELOMPOK V 9
M. NASIR
GUSTI
HARKES
MARDI ALFAN
Isi pokok daftar inventaris terdiri dari:
- Jenis barang /item
- Nomor kode inventaris yang pada umumnya meliputi :
- kode departemen
- kode seksi
- kode lokasi
- kode merk/pabrik
- kode tipe/model
- kode jumlah
Daftar inventaris sering kali terpaksa dibuat dalam dua model. Yang pertama untuk
keperluan pembukuan dan akuntansi sedangkan yang lainnya untuk keperluan
kegiatan pemeliharaan dan disimpan oleh manajer pemeliharaan.

1.3.1.2. Riwayat Alat

Suatu catatan riwayat pabrikatau mesin adalah analog dengan catatan riwayat medis
yang disimpan oleh praktisi medis. Dokter mencatat rincian kunjungan yang dibuat
oleh pasien, simtom yang ditemukan, pengobatan yang diberikan. Catatan berikutnya
disimpan untuk mengetahui perkembangan pasien. Dokter harus selalu merujuk kartu
catatan medisnya untuk mendapatkan pengobatanyang paling efektif bagi pasiennya.
System pengarsipkan harus sedemikian sehingga dengan cepat bisa didapatkan.

Pembacaan dan penganalisaan catatan riwayat mesin secara teratur merupakan bagian
yang sangat pokok dari pengoperasian pemeliharaan terencana, dan merupakan satu-
satunya cara yang baik dan logis untuk mendapatkan informasi yang memungkinkan
manajemen untuk mengambil tindakan yang sesuai berdasarkan pada data aktual
untuk menaikkan standar pemeliharaan dan memperbaiki keefektifan biaya.

1.3.1.3. Jadwal Pemeliharaan

Jadwal pemeliharaan berisi daftar pemeliharaan yang harus dilakukan untuk suatu
mesin/alat. Datanya diambil dari service manual, history record dan pengalaman yang
ada. Setiap kegiatan dilengkapi dengan bidang kerja dan frekwensi pelaksanaan.

Inti dari jadwal pemeliharaan adalah:


- Spesifikasi mesin/alat
- Jenis kegiatan pemeliharaan
- Spesifikasi teknisi pelaksana
- Frekwensi pelaksanaan

1.3.1.4. Spesifikasi Kerja

Spesifikasi kerja merupakan urutan kegiatan yang harus dilaksanakan untuk


memelihara satu jenis mesin/alat. Datnya diambil dari jadwal pemeliharaan dan
dibuat satu untuk setiap spesifikasi kegiatan. Data yang ada pada spesifikasi kerja ini
merupakan masukan utama untuk menyusun rencana pemeliharaan. Selain sebagai
KELOMPOK V 10
M. NASIR
GUSTI
HARKES
MARDI ALFAN
masukan utama perencanaan, spesifikasi kerja juga merupakan merupakan standar
pemeliharaan yang harus diikuti secara seksama pelaksanaannya oleh teknisi
pemeliharaan. Dengan demikian spesifikasi kerja ini juga berfungsi sebagai dokumen
pemungut data.
Isi dokumen secara garis besar terdiri dari :
- Spesifikasi mesin/alat
- Jenis pekerjaan yang dilaksanakan (M=mekanik, E=elektris, S=sipil,
I=instrumen, P=pelumas, dst)
- Spesifikasi/frekwensi tertentu (mingguan, bulanan, tahunan).
- Tenaga pelaksanaan yang diperlukan.
- Estimasi waktu yang dibutuhkan

1.3.1.5. Program Pemeliharaan

Setelah menyelesaikan tahap diatas, maka kita perlu membuat persiapan program
pemeliharaan tahunan untuk menentukan kapan pekerjaan pemeliharaan produktif
terencana dilakukan. Program pemeliharaan tahunan merupakan acuan utama
kegiatan pemeliharan. Kegiatan preventive maintenance tidak mungkin bisa
dilaksanakan sebelum dokumen ini selesai dibuat, namun dokumen ini tidak menutup
kemungkinan terhadap perubahan-perubahan kecil yang terjadi selama pelaksanaan.

Isi pokok dokumen ini adalah:


- Tahun berlakunya dokumen
- Urutan minggu yang direncanakan
- Tanggal awal berlakunya minggu terkait
- Kelompok pekerja pelaksana
- Jenis mesin/alat yang dipelihara
- Frekwensi pelaksanaan kegiatan

Data-data pada program jangka panjang/tahunan merupakan acuan utama bagi


program jangka pendek/mingguan.

1.3.2. Dokumen Pemungut Data

Dokumen pemungut data digunakan pada periode pelaksanaan untuk memungut data-
data pelaksanaan dari rencana yang tertuang dalam Program Pemeliharaan Tahunan.
Dapat dikelompokkan menjadi:
1. Spesifikasi kerja
2. Laporan inspeksii
3. Permintaan kerja pemeliharaan

1.3.2.1. Laporan Inspeksi/Pemeriksaan

Laporan inspeksi merupakan dokumen yang dibawa oteknisi pada saat melaksanakan
kegiatan inspeksi. Langkah kerja yang dilakukannya akan menuruti apa yang tertulis
dalam Spesifikasi Kerja. Untuk item yang tidak bermasalah,dia tidak perlu menulis
KELOMPOK V 11
M. NASIR
GUSTI
HARKES
MARDI ALFAN
komentar apapun. Akan tetapi untuk item pekerjaan yang bermasalah, dia harus
menuliskannya pada laporan inspeksi.

Ada dua alternatif yang harus diambil :


1. Menanggulangi masalah seketika itu juga bisa dilakukan dengan
pertimbangan waktu kemampuan teknisi. Bila penanggulangan memakan
waktu lama ataupun dia tidak menguasai kemampuan teknisnya, alternatif ini
tidak dibenarkan untuk ditempuh. Rasio waktu yang terlalu lama membuka
kemungkinan program inspeksi selanjutnya terbengkalai.
2. Dalam kondisi waktu atau kemampuan yang terbatas, dia bisa meminta teknisi
lain melalui dokumen permintaan kerja pemeliharaan yang juga dibawa serta
setiap kali melaksanakan inspeksi. Bagian perencanaan akan mencatat
permintaan kerja ini pada jadwal kegiatannya.

Pada prinsipnya isi laporan inspeksi terdiri dari :


- Spesifikasi mesin/alat yang diinspeksi
- Laporan mengenai kondisi kelainan yang ditemui meliputi :
- Jenis kelainan
- Penyebab terjadinya kelainan
- Tindakan antisipasi yang diambil meliputi :
- Identitas teknik
- Jam kerja yang dipakai
- Waktu pelaksanaan
- Pengesahan oleh supervisor

Dokumen Permintaan Kerja Pemeliharaan digunakan apabila memerlukan


pelaksanaan pekerjaan oleh bagian pemeliharaan. Yang berwenang memberi
pengesahan adalah :
- Supervisor pemelihara
- Supervisor produksi/operasi
- Personil khusus yang diberi wewenang

Sesuai dengan fungsinya sebagai alat untuk meminta jasa kerja, dokumen ini intinya
terdiri dari :
- Spesifikasi mesin/alat
- Data waktu pelasksanaan
- Uraian pekerjaan yang diminta
- Kelompok jenis pekerjaan
- Identitas peminta kerja
- Identitas pelaksana kerja
- Perhitungan jam kerja yang dipakai
- Pengesahan
KELOMPOK V 12
M. NASIR
GUSTI
HARKES
MARDI ALFAN
1.3.3. Dokumen Evaluasi dan Analisis

Dokumen ini digunakan untuk keperluan evaluasi maupun analisis data-data


pelaksanaan rencana pemeliharaan. Yang termasuk dokumen ini yaitu :
1. Laporan piket harian
2. Analisis mingguan
3. Data mingguan tenaga kerja
4. Data mingguan pemelihara darurat
5. Analisis kelompok alat
6. Analisis peralatan kritis

Laporan piket harian berisi urutan kejadian penting yang dialami suatu alat/mesin
yang begitu rewel sehingga memerlukan penjagaan setiap waktu. Dalam system
preventive maintenance, cara ini sangat tidak dianjurkan karena mesin/alat yang akan
disertakan dalam kegiatan preventive maintenance ini harus direkondisi dulu.

Analisis mingguan, berisi data-data yang diambil dari laporan inspeksi, laporan piket
harian, dan permintaaan kerja pemeliharaan dari data yang ada seterunya bisa dibuat
bermacam-macam grafik yang diperlukan. Juga bisa diketahui apakah distribusi
pekerjaan yang kita apakah diketahui apakah distribusi pekerjaan yang kita buat
sudah memadai.

Data mingguan tenaga kerja, berisi data waktu yang diperlukan oleh teknisi untuk
menyelesaikan pekerjaannya dalam periode satu minggu. Dari sini bisa dihitung
jumlah jam menurut absensi, kita bisa mengetahui berapa jam yang hilang. Tujuannya
bukan untuk evaluasi teknis malainkan untuk mengetahui apakah pembagian
pekerjaan yang kita lakukan sudah memadai.

Data mingguan pemeliharaan darurat, data ini berisi informasi mengenai


pemeliharaan darurat berarti makin sukses pelaksanaan pemeliharaan preventif.
Memang pemeliharaan preventif tidak bisa menghilangkan sama sekali adanya
pemeliharan darurat, idealnya masih tersisa selitar 7 % saja. Jika inipun untuk industri
di Indonesia masih sulit tercapai.

Analsis kelompok alat, dokumen ini berguna untuk mengetahui seberapa jauh
pemeliharaan untuk sekelompok alat sudah kita lakukan. Kelompok alat bisa saja
berupa peralatan yang dipakai oleh suatu kita lakukan. Kelompok alat bisa saja
berupa peralatan yang dipakai oleh suatu seksi produksi ataupun kelompok alat yang
sama. Bila ternyata tingkat pemeliharaan kurang memadai, dari sini bisa diputuskan
untuk meningkatkannya.

Analisis alat kritis, dokumen ini berisi urutan kondisi alat mulai dari yang paling
rewel hingga yang kurang rewel. Jumlahnya tergantung kepada jumlah mesin
yang ada.
KELOMPOK V 13
M. NASIR
GUSTI
HARKES
MARDI ALFAN
Pada prinsipnya pembuatan dokumen tidaklah terlalu baku. Dimungkinkan adanya
perbedaan-perbedaan yang disesuaikan dengan kondisi setempat. Oleh karena itu
model dokumen pada masing-masing perusahaan tidak sama. (bagan prosedur
pemeliharaan terencana, gambar 1.2)

2. MENYUSUN PROGRAM PEMELIHARAAN

Membuat perencanaan merupakan persyaratan yang mutlak harus dilakukan untuk


menerapkan preventive maintenance. Rencana ini akan menjadi acuan dari seluruh
kegiatan. Perencanaan yang tepat akan lebih menjamin tercapainya tujuan
pemeliharaan, sebaliknya rencana yang kurang matang membuka peluang terjadinya
penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaannya. Memang benar untuk kegiatan
jangka panjang hampir tidak mungkin untuk menyusun perencanaan yang bisa 100%
bisa dilaksanakan secara akurat, namun demikian makin tepat perencanaan dibuat
akan membuat pelaksanaan menjadi lebih praktis dengan penyimpangan yang kecil.

Dalam menyusun suatu rencana pemeliharaan harus dipertimbangkan kondisi sebagai


berikut :
1. Apakah kegiatan ini perlu direncanakan ?
2. Berapa banyakyang harus direncanakan?
3. Apa satuannya ?
4. Berapa lama rentang waktunya?

2.1. Rencana Pemeliharaan Tahunan

Rencana pemeliharaan tahunan dibuat untuk menjamin keandalan mesin/alat dalam


jangka waktu yang panjang.

1. Tentukan Pekerjaan Apa Yang Diperlukan.


Setelah mengetahui mesin/alat mana akan dipelihara, selanjutnya kumpulkan data
yang berkaitan dengan mesin/alat. Dari sini akan ditentukan spesifikasi dan frekuensi
setiap kegiatan.
Spesifikasi berarti termasuk bidang pekerjaan tersebut, sedangkan frekuensi berarti
berapa lama interval pelaksanaannya.semua data dikumpulkan dalam lembar jadwal
pemeliharaaan.

Kendala yang sering ditemui dalam mengumpulkan informasi pemeliharaan adalah


tidak tersedianya dokumen yang diperlukan atau tersedia namun tidak lengkap.
Mesin/alat yang memperoleh pemeliharaan preventif hendaknya dipilih yang
kondisinya masing memenuhi syarat, jadi pada awal penerapan pemeliharaan
preventif jangan mengikutsertakan seluruh mesin/alat.

Jadwal pemeliharaan memuat antara lain :


- Kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan ?
- Siapa yang akan melaksanakan ?
- Kapan pelaksanaannya ?
KELOMPOK V 14
M. NASIR
GUSTI
HARKES
MARDI ALFAN
- Bagaimana cara melaksanakannya ?
- Dimana akan dilaksanakan ?
- Mengapa dilaksanakan ?

2. Pilih Pekerjaan Yang Akan Dilaksanakan.


Data kegiatan yang ada dalam jadwal pemeliharaan harus disusun menjadi bentuk
standar yang disebut Spesifikasi Kerja. Standar ini sekaligus merupakan acuan
pelaksanaan bagi teknisi. Penyusunan harus mempertimbangkan kemudahan urutan
pelaksanaan dan keselamatan.

3. Estimasi Tenaga Pelaksana Dan Rentang Waktu Pengerjaan


Standar urutan pekerjaan masih harus dilengkapi lagi dengan bebrapa orang tenaga
pelaksana yang diperlukan dan berapa lama waktu yang dibutuhkan. Banyak tenaga
kerja arus disesuaikan dengan kondisi personil pelaksana. Rentang waktu harus
mempertimbangkan kemungkinan penyimpangan di lapangan.

4. Estimasi Kapan Pelaksanaannya


Setelah penyusunan spesifikasi kerja selesai, selanjutnya diplot kedalam program
pemeliharaan tahunan. Harus dipertimbangkan hari-hari libur dan kemungkinan
pemeriksaan mesin/alat oleh instansi lain.

Program pemeliharaan hendaknya telah memperhitungakan keuntungan-keuntungan


yang diperoleh dalam mengkombinasikan antara pengalaman, data riwayat dan
petunjuk pemeliharaan, dan harus mempertimbangkan:

a. Mengurangi downtime
Downtime merupakan ukuran utama suksesnya penerapan pemeliharaan preventif.
Semakin besar downtime yang terjadi berarti penerapan pemeliharaan preventif
masih buruk, kerugian akibat downtime akan besar bila terjadi pada mesin/alat yang
memiliki utilisasi tinggi.
b. Mengurangi breakdown
Dalam menyusun program harus diwaspadai adanya pekerjaan pemeliharaan
preventif yang tertunda. Makin banyak penundaan bearti ancaman terjadinya
breakdown makin besar.
c. Shift kerja yang berlaku
Tidak semua shift terdapat personil yang lengkap, terutama pada shift malam hari.
Dengan demikian diprioritaskan untuk melaksanakan pekerjaan pada shift pertama.

2.1.1. Teknik Penyusunan Program

Tahap-tahap dalam menyusun program pemeliharaan tahunan :

1. Mengumpulkan Informasi Pemeliharaan.

Informasi pemeliharaan yang diperlukan hendaknya sudah berupa prosedur. Prosedur


yang baik meliputi :
KELOMPOK V 15
M. NASIR
GUSTI
HARKES
MARDI ALFAN
a. Daftar mesin/alat yang akan dipelihara
b. Cara memelihara tiap mesin/alat
c. Waktu pelaksanaan
d. Cara pelaksanaan

2. Menyusun Jadwal Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan yang akan direncanakan ditulis dalam lembar jadwal


pemeliharaan yang berisi antara lain :
- Apa saja yang akan dilaksanakan?
- Siapa yang harus melaksanakan ?
- Bagaimana cara melaksanakan?
- Dimana akan dilaksankan?
- Mengapa dilaksanakan?

3. Membuat Spesifikasi Kerja

Spesifikasi kerja merupakan dokumen yang akan menadi acuan bagi teknisi pada saat
melaksanakan tugasnya. Karena fungsinya lembar spesifikasi kerja dianjurkan untuk
dilapisi plastik untuk menjaga agar tidak terkena kotoran. Dalam pelaksanaannya
teknisi akan melakukan apa-apa yang tertulis dalam spesifikasi kerja secara penuh,
kemudian menuliskan hasilnya pada dokumen Laporan Inspeksi. Spesifikasi kerja
juga merupakan alat komunikasi antara enjiner dengan tenaga pelaksana di lapangan.

Spesifikasi kerja memiliki aspek :


1. Merupakan instruksi bagi pelaksana
2. Memuat urutan kerja yang paling efisien
3. Merupakan standar pemeliharaan
4. Keselamatan bagi personil

2.1.2. Kegiatan Inspeksi

Kegiatan inspeksi merupakan kegiatan kunci pada pemeliharaan preventif. Mesin/alat


yang pemakaiannya terputus-putus lebih banyak memerlukan inspeksi bila
dibandingkan dengan mesin/alat yang dipakai secara terus-menerus. Pertimbangan
lain yang menentukan kegiatan inspeksi meliputi ;
1. Tingkat erosi dan korosi bahan yang diolah
2. Pengantian phase bahan yang diolah
3. Beban yang melebihi kapasitas
4. Dan sebagainya

Teknisi merupakan orang yang paling memahami bagaiman cara mengambil nilai
yang tepat berdasarkan buku petunjuk pemeliharaan dan pengalaman yang dimiliki.

Agar kegiatan inspeksi ini menjadi efektif perlu diikuti saran berikut:
KELOMPOK V 16
M. NASIR
GUSTI
HARKES
MARDI ALFAN
a. analisa metode dan prosedur yang diterapkan pada pekerjaan-pekerjaan yang
bersifat khusus
b. rencana prosedur inspeksi yang berjarak tempuh pendek tetapi melingkupi
semua yang diperlukan
c. pada saat mesin/alat dikeluarkan dari lokasi untuk pemeliharaan, lakukan
inspeksi untuk evaluasi bila mesin/alat tersebut kelak akan dilakuakn
pemeliharaan lagi.
d. Pertimbangan cara inspeksi terbaik terutama yang bersifat tidak merusak
e. Kembangkan prosedur inspeksi kearah yang lebih cepat namun sederhana.

Jenis kegiatan inspeksi pada preventive maintenance terdiri dari :


1. Inspeksi Operasional
Merupakan kegiatan inspeksi yang bisa dilakukan tanpa menghentikan mesin/alat.
Memiliki interval waktu yang pendek dan paling mudah dilaksanakan
2. Inspeksi Shutdown
Inspeksi jenis ini mengganggu kegiatan produksi sebab untuk melakukannya
mesin/alat harus dalam keadaan berhenti. Intervalnya berkisar antara 3 sampai 6
bulan
3. Inspeksi Overhaul
Hanya bisa dilaksanakan pada saat mesin/alat dibongkar. Intervalnya 1-2 tahun.

Frekuensi inspeksi dinyatakan dalam waktu antara berulangnya kegiatan inspeksi


yang sama. Frekuensi ini akan berpengaruh besar pada banyaknya pekerjaan yang
harus dilakukan untuk kepentingan inspeksi. Frekuensi yang terlalu pendek akan
merepotkan namun lebih menjamin keandalan mesin/alat. Sedangkan frekuensi yang
panjang akan meringankan tugas teknisi namun mengandung resiko kerusakan
mesin/alat.
Untuk bisa menentukan frekuensi yang tepat perlu dipertimbangkan hal berikut:
1. Apa mesin/alat itu meliki fungsi yang kritis ?
2. Apakah sudah memiliki pengalaman ?
3. Bagaimana kondisi operasinya ?
4. Berapa usia mesin/alat itu ?
5. Persyaratan keselamatan kerja dan polusi

2.2. Menyusun Program Mingguan

Untuk menyusun program mingguan ini harus terjadi hubungan yang harmonis
dengan bagian produksi, sehingga kedua belah pihak sejalan dalam mencapai target
produksi.

Pada lembar spesifikasi kerja tercantum berapa lama waktu yang diperlukan untuk
pelaksanaan. Estimasi waktu ini didasarkan pada kondisi mesin/alat yang siap untuk
dilakukan pemeliharaan. Persayaratan mesin/alat yang siap dipelihara antara lain :
- tidak dalam kondisi dibebani
- bersih
KELOMPOK V 17
M. NASIR
GUSTI
HARKES
MARDI ALFAN
Bila keadaan mesin/alat tidak siap untuk dipelihara, maka estimasi waktu akan
percuma sehingga pelaksanaan program menjadi tidak akurat lagi. Bagian produksi
bertanggung jawab atas terciptanya kondisi siap pelihara karena mereka yang akan
memakai mesin paling akhir dan sering.

Pada Total Productive Maintenance, pemeliharaan tidak cuma menjadi tanggung


jawab bagian pemeliharaan, namun operator juga diberi kewajiban dalam hal itu
terutama untuk kebersihan, pelumas dan inspeksi operasionil.

Perlu menetapkan waktu kesepakatan, dimana bagian pemeliharaan melakukan


pemeliharaan mesin, sedangkan bagian produksi sulit mengikuti pemeliharaan karena
mematikan mesin produksi dan menjalankannya kembali memerlukan prosedur
tertentu. Untu lebih bijaksana kalau permintaan waktu misalnya :
- Setelah jam J
- Antara hari H dan K
- Setelah istirahat siang
- Malam hari
- Dan sebagainya.

Jadi jelas bagi kita bahwa kordinasi dengan bagian produksi merupakan syarat mutlak
terciptanya kerjasama yang baik untuk menuju kearah peningkatan produktivitas. Hal
penting yang harus diingat adalah komitmen dengan bagian produksi. Jadi bagian
pemeliharaan tidak boleh semuanya membuat program kegiatan yang berkepentingan
dengan mesin bukan hanya dia, tapi juga bagian produksi.

Kondisi yang kurang matang dengan bagian produksi bisa mengakibatkan


tertundanya pelaksanaan dari rencana yang telah disusun oelh kedua pihak,
puncaknya adalah terbukanya peluang untuk terjadinya konflik yang berkepanjangan.

2.3. Pelaksana Pemeliharaan

Keberhasilan suatu rencana untuk mencapai sasaran juga tergantung pada


kemampuan teknisi pelaksana. Teknisi merupakan barisan terdepan pada bagian
pemeliharaan karena dialah yang langsung menghadapi peralatan. Kesuksesan dalam
memelihara mesin/alat sangat tergantung pada kualitas teknisi. Betapapun baiknya
suatu sistem pemeliharaan dibuat, akan sia-sia bila tanpa disertai dukungan
kemampuan dari para teknisi tadi.

Dengan tingkat kebutuhan teknisi yang cukup tinggi dan kondisi yang ada, sering kali
diperlukan peningkatan kemampuan justru setelah yang bersangkutan diterima
bekerja. Hal ini tidak bisa dihindarkan demi mencapai produktifitas yang tinggi.
Seorang pendatang baru di lingkungan kerja kita sangat membutuhkan pelatihan
untuk mampu menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada dan peningkatan
kemapuannnya. Biasanya hal ini menjadi tanggungjawab supervisor dilingkungan
kerja.
KELOMPOK V 18
M. NASIR
GUSTI
HARKES
MARDI ALFAN
Manfaat pelatihan teknisi adalah :
1. meningkatan reputasi pimpinanya
2. meningkatkan jaminan kualitas hasil kerja
3. memperbesar kemungkinan atasanna untuk memperoleh promosi
4. menambah kesiapan pimpinan untuk menerima promosi

Pemilihan metode komunikasi yang tepat dalam melatih teknisi menentukan tingkat
keberhasilannya. Metode kemunikasi bisa dipilih antara yang ada sebagai berikut:
INGATAN
METODE KOMUNIKASI
3 jam 3 hari
Hanya mendengarkan 70% 10%
Hanya melihat saja 72% 20%
Melihat dan mendengar 85% 65%

Berdasarkan data tersebut diatas, disarankan untuk menggunakan metode komunikasi


mendengar dan melihat seberapa mungkin.

Apa yang dilakukan setelah itu ? kegiatan persiapan pelatihan yang meliputi :
1. Menyusun rencana
2. Menguraikan pekerjaan
3. Menyiapkan material dan peralatan
4. Menyiapkan tempat pelaksanaan

2.4. Pengelolaan Dan Pengontrolan Suku Cadang

Suku cadang atau material merupakan bagian pokok yang perlu diperhitungkan dalam
pengaruhnya terhadap biaya total perawatan. Biaya material dan suku cadang untuk
perawatan biasanya berkisar antara 40 50 persen dari total investasi, termasuk
kerugian karena kerugian-kerugian karena kerusakan. Rata-rata dikeluarkan sebesar
15 25 persen dari total biaya perawatan untuk suku cadang dan material. Karena itu
pemakaian material atau suku cadang direalisasikan sehemat mungkin dan perlu
pengontrolan dalam pengelolaannya.

Biaya perawatan banyak ditimbulkan karena adanya kebutuhan material, sedangkan


biaya material terjadi karena :
- Harga bahan dan suku cadang
- Biaya pengangkutan dan penyimpanan suku cadang

Untuk mengontrol biaya meterial yang dibutuhkan, perlu adanya sistem inventarisasi
yang memadai. Dalam pekerjaan ini perlu adanya perincian inventaris untuk
mempermudah pengontrolan jumlah barang, kondisinya, dan harga setiap bagian
yang diinventarisasikan.
KELOMPOK V 19
M. NASIR
GUSTI
HARKES
MARDI ALFAN
Untuk pengelolaan suku cadang yang terkontrol dengan baik perlu adanya :

a. Sistem Pencatatan (record system)


Penyimpanan suku cadang, material, dan perlengkapan lainnya harus tercatat secara
sistematis. Perlu adanya sistem penomoran dalam pembukuan yang menjelaskan
deskripsi, lokasi, biaya, sumber, dan lain-lain yang menjadi pokok dalam sistem
pengolahan data.
b. Sistem Penyimpanan
Dapat diartikan sebagai sistematika dalam penempatan, penyimpanan, dan pencatatan
barang-barang, komponen, suku cadang atau material yang disesuaikan dengan
kebutuhan, sehingga akan mempermudah pelayanan pengoperasiannya secara praktis
dan ekonomis. Pada hakekatnya penyimpanan material material ditempatkan dalam
gudang, baik dengan sistem terpusat ataupun sistem bagian.

Jenis-jenis suku cadang yang umum disimpan dalam gudang adalah :


1. Spare part
2. Normal stock
3. Equipment ad tool

Spare part adalah jenis material yang paling penting. Spare part digolongkan jadi
critical jika absennya pasti itu akan menyebabkan semua atau sebagian pabrik harus
terhenti atau diperlambat operasinya.

Spare part dibedakan menjadi :


- High cost item, seperti rotor kompresol sentrifugal
- Part yang hany bisa digunakan pada satu alat saja
- Part yang jika tidak ada akan menimbulkan masalah polusi dan bahaya
terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.
- Part dengan waktu pemesanan lama

Normal stock terdiri dari item yang sering digunakan sehari-hari dan merupakan
material yang paling banyak digunakan oleh bagian pemeliharaan.

Equipment dan tool adalah item yang disimpan bersama dengan material
pemeliharaan yang disimpan bersama dengan material pemeliharaan yang lain dan
digunakan pada pekerjaanpekerjaan yang spesifik.

2.5. Biaya Pemeliharaan

Penentuan biaya pemeliharaan adalah sangat erat hubungannya dengan bagian


keuangan serta pimpinan perusahaan. Biasanya besarnya biaya pemeliharaan ini
adalah sebesar 10% dari nilai peralatan. Jika suatu mesin terjadi breakdown maka
kerugian akan dialami :
- Biaya kerugian produksi
- Biaya tenaga kerja
KELOMPOK V 20
M. NASIR
GUSTI
HARKES
MARDI ALFAN
- Biaya pembelian spare part yang perlu diadakan segera
- Biaya pinalty akibat keterlambatan pengiriman produk
- Biaya pemesanan yang dibatalkan
Dari beberapa faktor diatas dapat dikatakan bahwa biaya aktual downtime adalah
biaya yang harus ditanggung perusahaan selama mesin yang digunakan diperbaiki
sampai dapat berjalan kembali dengan normal.

Rencana biaya untuk program preventif maintenance ini dibuatkan dalam bentuk
rencana operasi, sehingga rencana dalam satu tahun akan dibagi lagi menjadi rencana
tiga bulanan dan rencana setiap bulan.

Merencanakan biaya untuk program preventif maintenance akan tergantung kepada


beberapa faktor dibawah ini. :
- Material atau spare art yang dugunakan
- Tenaga kerja yang diperlukan
- Waktu/periode program preentive maintenance

Rencana biaya yang dibuat ini seringkali juga dapat dibandingkan dengan terhadap
biaya lainnya yang terjadi di perusahaan atau terhadap parameter lain yang dapat
dihitung dengan jelas.

Rasio yang sering digunakan untuk melakukan analisa tentang berapa besarnya biaya
maintenance adalah :
- Maintenance cost persentasenya terhdap biaya manufaktur
- Biaya tenaga kerja pemeliharaan dalam persentase bila dibandingkan dengan
biaya tenaga kerja langsung
- Biaya scap atau reject pengulangan pekerja/rework dalam persen terhadap
biaya manufaktur
- Lembur dalam persentase terhadap biaya tenaga kerja pemeliharaan.

3. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dengan preventive maintenance, kegiatan inspeksi secara periodik dari rencana yang
disusun sebelumnya, akan terdeteksi adanya tanda-tanda ganguan yang dapat
mengakibatkan breakdown, dimana mulainya menurun kondisi mesin atau alat.
Kapan saat terbaik memperbaiki, service, dan mengganti alat/mesin, agar seluruh
fasilitas dapat beroperasi sebagaimana mestinya dalam batas-batas biaya yang
terkontrol dengan baik.

Keuntungan yang diperoleh dengan diterapkannya preventive maintenance antara


lain:
1. Berkurangnya pemeliharaan darurat (emergency maintenance). Ini disebabkan
suatu part atau suku cadang mesin diganti pada waktunya, sesuai dengan
spesifikasi dan rencana pemeliharaan yang telah disusun
KELOMPOK V 21
M. NASIR
GUSTI
HARKES
MARDI ALFAN
2. Berkurangnya downtime/ waktu nganggur dan menaikkan availability/
ketersediaan untuk produksi. Terjadinya downtime telah diantisipasi terlebih
dahulu, mula dari waktu pengambilan suku cadang dan pemasangannya,
sehingga waktu yang digunakan untuk pemeliharaan tidak menyebabkan
bertambahnya downtime.
3. Mengefektifkan penggunaan tenaga kerja pelaksana pemeliharaan dan
produksi. Tenaga yang standby untuk pemeliharaan darurat tidak begitu
dibutuhkan dan dapat digunakan lebih efektif untuk melaksanakan tugas-tugas
preventive maintenance.
4. Memperpanjang waktu antara overhaul. Peningkatan standar pemeliharaan
dengan memperhatikan secara teratur pemberian pelumasan, penyetelan, dan
penggantian komponen yang rusak sebelum menyebabkan rusaknya bagian
lain yang lebih mahal, memperpanjang umur mesin, sehingga pelaksanaan
overhaul besar yang biasanya dilakukan diakhir tahun menjadi berkurang dan
akan menghemat biaya pemeliharaan.
5. Pengurangan penggantian suku cadang, dan membantu pengendalian stock.
Pemerikasaan berkala menjamin penggantian komponen yang rusak sebelum
kerusakan yang lebih parah, dengan pemeriksaan berkala juga memberikan
peringatan awal kemungkinan kerusakan kompone mesin yang akan datang,
sehingga membantu mengendalikan stock jika komponen yang dibutuhkan
tidak ada.
6. Meningkatkan efisiensi mesin dan memberikan informasi untuk pertimbanga
pergantian mesin. Dengan pemeliharaan terencana dan menggunakan mesin
sesuai spesifikasi yang telah diberikan pabriknya, serta memeriksa efisiensi
mesin dan dijaga sesuai standar yang telah ditentukan, akan membuat mesin
selalu bekerja dengan baik. Jika efisiensi mesin menurun, walaupun telah
melalui pemeliharaan yang baik dan telah berada diatas biaya reparasi
ekonomis, maka perlu dipertimbangkan kemungkinan penggantian mesin
yang justru akan menghemat biaya pemeliharaan dan memberikan
pengendalian anggaran dan biaya yang bisa diandalkan.

2.2. Saran
Untuk lebih terlaksananya preventive maintenance, maka perlu diperjelas Job
Deskription bagi setiap staf/karyawan yang selama ini terlihat bahwa masih ada yang
tidak mengetahui posisinya masing-masing, sehingga menimbulkan kerancuan dalam
informasi pemeliharaan terhadp job kerjanya.

Penerapan Preventive Maintenance dimulai secara bertahap, dimulai secara bertahap,


dimulai dari mesin/alat yang sering mengalami masalah (sering digunakan) sampai ke
mesin/alat produksi serta alat bantu yang kecil.

Perlunya mengadakan pertemuan bulanan maupun mingguan dalam lingkungan


maintenance departement sendiri untuk lebih menjauhi jurang pemisah anar staf dan
karyawan terhadap kendala yang ada pada pekerjaan. Pada saat pertemuan ini dibahas
evaluasi dan analisa terhadap pekerjaan yang dilakukan, sesuai menurut yang
diinginkan.
KELOMPOK V 22
M. NASIR
GUSTI
HARKES
MARDI ALFAN
DAFTAR PUSTAKA

Corder, Antony, Teknik Manajemen Pemeliharan. Erlangga, Jakarta. 1988.

Karatsu, Prof. Hajime. Tantangan Dan Manfaatnya, PHP Internasional Pte.Ltd,


Singapore, 1990

Suzaki, Kiyoshi. Tantangan Industri Manufaktur, Productivity Quality Management


Consultants, Jakarta,1993

Supandi. Manajemen Perawatan Industri. Ganesa Exact. Bandung, 1990

Team FTUI. Paket Perencanaan Preventive Maintenance, Unit Penelitian Dan


Pengabdian Pad Masyarakat FTUI, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai