A. Tujuan
C. Uraian Materi.
Baterai
Baterai adalah merupakan suatu benda sebagai sarana penyimpanan tenaga
listrik. Hal ini terjadi secara elektrokimia. Tenaga listrik dapat diubah menjadi
tenaga kimia dan sebaliknya tenaga kimia menjadi tenaga listrik.
1. Fungsi baterai :
a) Menyimpan arus listrik dari kumparan pembangkit / generator dalam roda
magnet saat mesin hidup setelah disearahkan.
b) Menghidupkan mesin (elektrik starter)
c) Melayani kebutuhan arus listrik untuk peralatan listrik pada sepeda motor
saat mesin mati dan putaran rendah.
d) Kebutuhan lainnya
2. Jenis – jenis baterai
Baterai sebagai sumber tegangan terbagi menjadi:
a) Baterai kering
Adalah baterai yang elektrolitnya berupa gel, terbuat dari Nikel Cadmium (Ni
Ca) dan Lithium (Li).
b) Baterai basah
Adalah baterai yang elektrolitnya berupa cairan Asam Sulfat (H2SO4), dimana
jenis baterai terdiri dari :
1. Baterai biasa
2. Baterai MF (Maintenance Free)
Pelat negatif
Pelat positif (PbO2)
(Pb)
Larutan asam
Sulfat (H2SO4)
Baterai terdiri dari beberapa sel. Setiap sel terdiri dari plat positif dan pelat
negatif Sel ini dibuat dari pelat logam timbel berpori, dengan maksud
mempermudah terjadi reaksi kimia pada permukaan berpori tersebut.
Bahan aktif dari pelat positif adalah timbel dioksida (PbO.2) berwarna coklat dan
untuk pelat negatif adalah timbel ( Pb ) berwarna abu – abu.
3.2 Konstruksi blok sel
Pelat – pelat ini digabung dalam blok blok sel. pelat positif dibatasi oleh
Isolator (separator) yang terbuat dari fiber berpori dan serat gelas(fibre glass).
Blok – blok sel ini dimasukkan dalam blok baterai yang diisi larutan Asam
sulfat (H2SO4) yang merupakan campuran 79% Air murni dan 21% asam sulfat.
Dan setiap blok sel menghasilkan tegangan sebesar 2 Volt.
Baterai berisikan air dan asam sulfat dan sudah dalam keadaan diberi arus
penuh. Pada temperatur 20C, berat jenis air baterai = 1,285 Kg/1. Dalam
keadaan ini, bahan aktif pelat positif adalah timbel dioksid (PbO2) berwarna
coklat, sedang pelat negatif timbel (Pb) berwarna abu-abu.
b) Baterai dalam keadaan dipakai/dibebani
(O2) yang berada pada pelat positif bereaksi dengan hidrogen (H) dan
membentuk air (H2O). Pada waktu yang bersamaan, timbel Pb pada pelat
positif bereaksi dengan sisa asam (SO4) menjadi timbel sulfat (PbSO4) juga
pelat negatif bereaksi dengan sisa asam (SO4) menjadi timbel sulfat (PbSO4).
Proses elektrokimia
Pembebanan dengan arus
PbO2 + 2H2SO4 + Pb ------------------------------------------ Pb SO4 + 2H2O + PbSO4
dan waktu tertentu
Bila reaksi berlangsung terus menerus maka arus listrik akan habis.
Asam sulfat terbagi menjadi dua bagian, satu bagian membentuk air (H2O) dan
bagian lain bereaksi dengan bahan pelat dan membentuk timbel sulfat (PbSO4).
Berat jenis elektrolit menurun 1,08 kg/l.
3.5 Pengisian arus listrik
Gambar 1. 9 Keadaan Elektrolit Dan Plat-Plat Baterai Saat Baterai Diisi Arus
Pada saat pengisian arus listrik, keadaan terbalik .Oksigen dalam asam baterai
bereaksi dengan timbal pada plat positif. Sisa asam terurai dari plat – plat dan
bereaksi dengan hidrogen di dalam asam baterai. Hal ini akan menambah
besarnya berat jenis air baterai.
Penambahan ini akan berlangsung selama pengisian, sampai berat jenis 1,285
kg/l. Dan dalam keadaan ini baterai telah terisi penuh.
Proses Elektrokimia:
3.6 Keadaan elektroda – elektroda dan berat jenis elektrolit pada proses
elektrokimia di dalam baterai.
Kapasitas baterai tergantung pada : massa aktif dalam plat – plat baterai,
jumlah elemen – elemen/plat baterai, luas penampang plat baterai yang
terendam dalam elektrolit baterai
Disingkat ----- Q = I x t
Tabung apung
Pengukur berat
jenis
Jika dari hasil pengontrolan berat jenis antara sel yang satu dan yang lain
terdapat perbedaan lebih dari 0,025 Kg/I, maka hal itu disebabkan ketidak-
samaan tinggi elektrolitnya lagi.
Jika berat jenisnya terlalu rendah maka telah terjadi hubungan singkat atau
baterai sudah tua atau terlalu kehabisan arus.
Semakin lama baterai dipakai, semakin banyak kandungan air di dalam
elektrolitnya, akibatnya semakin kecil berat jenis elektrolit tersebut.
Bila ketinggian elektrolit pada tandanya terlalu rendah, maka baterai harus
ditambah dengan air suling( H2O).
Kondisi isian baterai dibandingkan berat jenis larutan elektrolit baterai dapat
dilihat melalui grafik berikut :
Jika baterai dibiarkan terlalu lama tanpa diisi, maka akan terbentuk kristal –
kristal sulfat yang halus. Tapi karena elektrolit tidak dapat menguap, maka
kristal – kristal itu berubah menjadi kristal timbel sulfat yang kasar. Kejadian
yang demikian disebut pensulfatan.
a) Pengisian Baterai
Baterai hanya bisa diisi dengan arus searah. Pengisian baterai dapat dibedakan
antara pengisian normal dan pengisian cepat.
b) Pengisian normal
Contoh :Baterai dengan kapasitas 5 Ah dapat diisi secara normal dengan arus
pengisian 0,5 Ampere.
Waktu pengisian : 12 – 15 jam, bila baterai 100 % kosong.
Tahap 4 Penyerapan
Tahap 5 Analisa
Tahap 6 Rekondisi
Tahap 7 Apung
Memberikan arus kecil untuk mengakhiri pengisian agar performa dari baterai
membaik.
Tahap 8 Denyut
Memberikan arus kecil terputus – putus agar usia pakai baterai menjadi lebih
panjang.
Keterangan:
Alat tersebut seperti gambar diatas, dilengkapi fasilitas pengisian hanya pada
tahap 1, tahap 3, tahap 4, dan tahap 8
5.2 Pengosongan baterai sendiri
Jika baterai akan disimpan dalam jangka waktu tertentu/lama perlu kiranya
diperhatikan hal – hal sebagai berikut :
a) Simpanlah baterai di tempat yang kering
b) Usahakan udara cukup kering, suhu jangan terlalu panas
c) Hindarkan dari jangkauan anak – anak
d) Jika baterai dalam keadaan penuh, akan terjadi proses elektrokimia yang
menyebabkan baterai kosong. Pengosongan baterai menyebabkan kondisi isian
berkurang 0.5 – 1 % dari kapasitas spesifik perhari. Untuk menghindari
pensulfatan, maka setiap minggu 2 sekali, baterai yang tidak dipakai harus diisi
arus.