Komponen Electric
A. Battery / Accumulator
Battery merupakan sumber energi listrik utama dalam unit. Proses kerja battery
adalah sebuah reaksi kimia antara dua buah plat timbal yang berbeda sifat kimia dan
terendam dalam larutan elektrolit. Berdasarkan kondisi operasional di unit maka fungsi
battery adalah sebagai berikut:
Pada saat engine off berfungsi untuk menyediakan arus listrik untuk lampu dan
accesoris lainnya;
Pada saat engine start battery berfungsi untuk mensuplay arus ke starting motor dan
sistem elctric control engine;
Pada saat engine running pada saat ini kebutuhan arus listrik sepenuhnya telah
disuplay dari charging system battery bias dikatakan hanya berfungsi untuk penstabil
tegangan atau filter sehingga komponen komponen yang sangat sensitive terhadap
kenaikan dan penurunan tegangan seperti controller akan aman;
1. Konstruksi.
Battery dapat dibedakan berdasarkan kontruksi dan tipenya yaitu :
Konstruksi compound.
Konstruksi Solid.
a. Konstruksi compound.
Battery ini sel-selnya berdiri sendiri-sendiri dan antara sel yang satu
dengan yang lain dihubungkan dengan lead bar ( connector ) di luar case, seperti
pada gambar berikut ini :
2. Tipe Battery.
Battery menurut tipenya ada 2 macam yaitu :
a. Battery tipe basah ( Wet Type )
Terdiri dari elemen - elemen yang telah diisi penuh dengan muatan listrik ( full
charged ) dan dalam penyimpanannya telah diisi dengan elektrolit. Battery ini tidak
bisa dipertahankan tetap dalam kondisi full charge. Sehingga harus diisi (charge)
secara periodik. Selama battery tidak digunakan dalam penyimpanan, akan terjadi
reaksi kimia secara lambat yang menyebabkan berkurangnya kapasitas battery,
reaksi ini disebut “ Self Discharge “.
3. Vent Plug.
Vent plug terpasang pada tutup di setiap sel. Fungsi tutup itu adalah untuk
mencegah masuknya debu dan kotoran ke dalam sel. Fungsi yang lebih penting lagi
adalah agar tersedia saluran (lubang) untuk melepas gas yang timbul saat charging ke
udara bebas. Untuk membebaskan gas dan memungkinkan terbentuknya lagi asam
sulfat yang terkandung dalam uap asam yang terbentuk pada saat pengisian battery (lihat
bentuk saluran vent plug ).Membiarkan tutup sel itu tetap terbuka menyebabkan kotornya
sekitar lubang oleh arena adanya uap asam.
5. Elektrolit ( H2SO4 ).
Standard berat jenis ( specific gravity ) elektrolit battery pada temperature
standard ( 200 Celsius ) adalah 1.280. Apabila temperature larutan elektrolit berubah,
maka standard berat jenis dapat dicari dengan rumus:
Perubahan berat jenis ini dapat dilihat pada gambar - gambar berikut ini :
Larutan elektrolit dapat membeku pada temoeratur tertentu. Oleh karena itu
kalau menyimpan battery boleh ditempat sedingin mungkin asalkan tidak sampai
larutan elektrolitnya membeku. Seperti terlihat pada tabel berikut ini :
6. Reaksi Kimia.
Battery pada saat discharging maupun recharging akan terjadi reaksi kimia.
Pada akhir discharging, plat positif dan plat negatif akan menjadi Pb SO4 dan
elektrolitnya akan menjadi H2O.
b. Reaksi Kimia Pada Saat Recharging.
Recharging adalah proses pengisian battery. Reaksi kimia terjadi ialah :
Akhir dari proses recharging ini, pl;at positif kembali menjadi PbO2 dan plat
negatifnya Pb, sedangkan elektrolit kembali terbentuk menjadi H2SO4.
7. Larutan Elektrolit.
Hasil campuran 36 % Asam sulfat dan 64 % air akan menghasilkan elektrolit
yang berat jenisnya 1.270 pada 80º F ( 27ºC ). Larutan elektrolit ini terdiri dari
pencampuran antara Asam Sulfat (H2SO4) yang berat jenisnya 1,835 dan air ( H2O ) yang
berat jenisnya 1 dengan komposisi tertentui seperti gambar berikut ini :
8. Terminal Voltage.
Terminal voltage adalah batas tegangan battery yang diijinkan pada saat
discharging dan recharging.
a. Saat Dicharging.
Ketika battery dipakai dengan arus besar, sebagai contoh digunakan untuk
memutar engine waktu start, maka tahanannya dalam battery akan naik. Hal ini
tidak hanya disebabkan berkurangnya asam sulfat (yang semestinya untuk
mempertahankan kecepatan reaksi kimia antara plat - plat dan elektrolit), tetapi
juga akibat polarisasi battery itu. Terminal volatge battery dalam satu sel yang
dipakai selama 20 jam (untuk battery N 200) dan arus yang digunakan 10A adalah
seperti pada kurva berikut ini :
Gambar 2. 9 Final terminal voltage untuk 1 sel battery saat discharge.
b. Saat Recharging.
Pada saat recharging (arus pengisian kurang lebih sepersepuluh dari arus
discharging rata - rata) maka akan menghasilkan naiknya perbedaaan potensial antara
terminal positif dan negatif.
Pada saat recharging tersebut, akan timbul gelembung - gelembung karena
peristiwa elektrolisa (penguraian) H2O. Gelembung - gelembung tersebut dapat
menyebabkan umur battery pendek. Oleh karena itu, ketika recharging apabila sudah
mencapai terminal voltage, maka recharging dihentikan. Lihat kurva berikut ini :
9. Self Discharge
Suatu battery yang telah diisi elektrolit, jika didiamkan (tidak dipakai) akan
kehilangan muatan listriknya. Hal ini disebabkan setelah battery diisi elektrolit, maka
battery mulai mengalami suatu reaksi kimia, meskipun battery tersebut dipakai atau tidak.
Sifat seperti ini tidak dapat dihindarkan pada semua battery. Kehilangan muatan
listrik yang tersimpan tanpa pemakaian melalui rangkaian luar disebut “Self
Discharge“.
Sebab - sebab self discharge sebagai berikut :
1. Plat negatif beraksi langsung dengan asam sulfat dari elektrolit membentuk timbal
sulfat ( PbSO4 ).
2. Hubungan singkat antara plat positif dan plat negatif melalui endapan dari material
aktif.
3. Jika suhu dan konsentrasi elektrolit tidak merata disekitar plat positif dan negatif
akan terjadi reaksi elektrokimia lokal.
Hal - hal seperti diatas ini yang menyebabkan muatan battery akan berkurang
meskipun tidak dipakai. Reaksi kimia yang terjadi dalam battery akan lebih cepat dengan
kenaikan suhu elektrolit. Hal ini juga berarti “ Self Discharge “ akan bertambah cepat jika
suhu lebih tinggi. Jadi penyimpanan battery pada suhu rendah lebih effektif dalam
memperkecil kecepatan “ Self Discharge “ seperti terlihat pada kurva berikut ini.
Faktor lain yang mempercepat “ Self Discharge “ adalah bila elektrolit atau air suling
yang diisikan ke dalam battery mengandung material - material pengetes, karena
akan menimbulkan reaksi lokal.
Selain arus pelepasan dan laju arus pelepasan, suhu elektrolit juga
mempengaruhi kapasitas battery. Standard suhu untuk menentukan kapasitas battery
adalah 25ºC. Misalnya suatu battery yang dinyatakan mempunyai kapsitas 200 AH untuk
laju arus 20 jam adalah bila battery tersebut dipakai ( Discharge ) dengan arus konstan
10 A, akan sampai pada final terminal voltage selama laju arus 20 jam pada suhu
elektrolit 25ºC. Pengaruh suhu elektrolit terhadap kapasitas battery dapat dilihat pada
kurva berikut ini :
Gambar 2. 13 Hubungan temperatur elektrolit dan kapasitas battery.
Sebagai contoh, pada suhu 49ºC ( 68ºF ) didapatkan pembacaan berat jenis
elektrolit 1,2597. Dimana pengukuran ini suhu elektrolitnya 29ºC diatas standard yang
ditetapkan yaitu 20ºC (68ºF) JIS. Sehingga pembacaan berat jenis yang sebenarnya
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
S20 = St + 0,0007 ( t - 20 )
= 1,2597 + 0,0007 ( 49 - 20 )
= 1,28
Jadi pembacaan yang benar setelah dikoreksi dengan temperatur adalah 1,28.
Pada contoh yang lain, suhu elektrolit pada saat pengukueran 0ºC (32ºF) berat jenis
elektrolit terbaca 1,294. Dimana temperatur elektrolit 20ºC (68º F) dibawah standard
(JIS). Sehingga pembacaan berat jenis yang benar adalah :
S20 = St + 0,0007 ( t - 20 )
= 1,294 + 0,0007 ( 0 - 20 )
= 1,294 + 0,0203
= 1,28
Jadi pembacaan yang benar adalah 1,28 setelah dikoreksi dengan temperatur
elektrolitnya. Oleh karena itu, kalau kita mengukur berat jenis elektrolit harus dikoreksi
dengan temperatur elektrolitnya. Pembacaan skala pada hydrometer harus dipastikan
bahwa hydrometer floatnya benar - benar bebas, dan kita luruskan mata kita dengan
permukaan zat cair untuk mendapatkan pembacaan yang tepat. Pembacaan yang
dengan menyudut akan didapatkan hasil yang kurang tepat lihat gambar berikut ini :
Jika level elektrolit terlalu rendah, tambahkan air suling ditiap - tiap sel dan
battery recharging beberapa lama untuk memastikan percampuran antara air dan
elektrolit. Kemudian check dengan hydrometer. Apabila dalam pengetesan berat jenis
elektrolit lebih kecil dari 1,28 berarti battery tersebut perlu recharging kembali.
31
13. Penyebab Kerusakan Battery
Semua battery mempunyai umur tertentu, tetapi terdapat beberapa hal yang
akan memperpendek umur battery diantaranya adalah :
a. Electrolyte level
Level electrolyte yang rendah akan merusak active material yang ada di
dalam pelat battery dan menyebabkan pembentukan asam sulfat sehingga akan
menurunkan reaksi kimia battery.Penyebab level yang rendah antara lain :
• Rumah battery yang pecah
• Perawatan yang jelek terutma tidak dilakukannya penambhan air pda saat
dibutuhkan.
• Terjadi overcharging pada battery sehingga penguapan meningkat yang pada
akhirnya electrolyte akan berkurang.
Level air battery yang terlalu banyak juga tidak bagus karena akan
mencairkan electrolyte (menurunkan berat jenis) dan suatu saat akan tumpah keluar
melalui vent hole sehingga menimbulkan korosi pada terminal.
b. Overcharging
Overcharging bisa terjadi saat di unit atau pada saat di charge dengan
charger. Overcharging akan menyebabkan penguapan yang tinggi dan kenaikan
panas pada batter. Penguapan yang berlebih akan melrutkan active material dari
battery serta kebutuhan penambahan air akan bertambah. Peningkatan suhu yang
berlebih akan menimbulkan oksidasi pada pelat dan membuat pelat battery
bergelombang.
c. Undercharging
Kerusakan sistem pengisian pada unit biasanya menjadikan battery
undercharging. Undercharging akan membuat asam sulfat dari pelat battery akan
mengeras dan sulit untuk dikembalikan ke posisi semula,selain itu juga akan membuat
electrolyte battery mudah membeku. Battery yang dalam kondisi undercharge tidak
dapat digunakan untuk men-start engine.
d. Corrosion
Tumpahnya electrolyte dn kondensasi dari proses penguapn akan
menyebabkan korosi pada terminal, connentor dan bahan – bahan logam dari
bracket battery. Korosi akn menyebabkan kenaikan tahanan sehingga akan
mengurangi tegangan yang dialirkan serta efektifitas charging system.
32
e. Cycling
Proses charging dan discharging yang terjadi secara berulang akan
menyebabkan active material dari pelat positif battery lepas.Kejadian bahan aktif
plat posisi baterai yang lepas dari platnya akan menurunkan kapasitas battery dan
pada akhirnya akan mengurangi umur battery.
f. Temperature
Kenaikan temperatur dari battery bisa disebabkan karena battery mengalami
overcharge atau karena engine mengalami overhead. Kenaikan suhu tersebut akan
mempercepat umur battery. Temperature yang terlalu rendah juga akan
menyebabkan electrolyte battery menjadi mudah membeku. Pada suhu 0 F sebuah
battery dengan kondisi full charge hanya mampu mengirimkan arus sebesar setengah
atau bahkan kurang dibandingkan dengan pada kondisi normal. Pada saat yang sama
( 0 F ) atau - 17,8 C, engine yang dalam kondisi dingin membutuhkan tenaga dua kali
lebih banyak jika dibandingkan dengan kondisi normal. Electrolyte dalam kondisi full
charge beru dapat membeku pada suhu – 60 F atau di bawahnya, sedangkan apabila
dalam kondisi tidak bermuatan sama sekali akan lebih mudah membeku yaitu pada
suhu 17,8 F
g. Vibration
Battery harus diikat sekencang mungkin supaya tidak bisa bergerak dari
dudukannya.Vibrasi dari battery akan menyebabkan lepasnya konektor, retak pada
casenya dan kerusakan pada komponen dalam battery
h. Kekencangan Terminal
Kekencangan terminal battery perlu diperhatikan secara periodik.Konektor
yang kendor akan mengakibatkan koneksi yang tidak baik.Apabila konektor tersebut
kendor pada saat dibutuhkan arus yang besar maka akan mengakibatkan bunga api
sehingga pada akhirnya akan merusak konektor dan terminal battery itu sendiri.
Pemilihan konektor yang terlalu besar dibandingkan dengan terminal battery sehingga
kekencangan sebuah konektor dapaksakan dengan menambah pelat dan sebagainya
akan mengakibatkan penyaluran arus menjadi jelek. Akibatnya adalah sama yaitu
munsul bunga api pada saat digunakan menstart engine
14. Charging
a. Tahapan Proses Charging
Battery dapat diisi kembali dengan menggunakan charger. Diperlukan beberapa
langkah yang dimulai dari persiapan dengan pemeriksaan akhir untuk mendapatkan
hasil charging yang maksimal. Beberapa langkah tersebut antara lain
33
• Persiapan
Bersihkan kotoran, debu, tanah dan korosi dari battery, serta bersihkan
terminal battery dengan soda dan air atau ammonium dan air.
Check level electrolit dan tambahkan dengan air suling bila dibutuhkan.
Jika battery akan di charge di unit maka kabel positif dan negative battery
harus dilepas dari terminalnya.
• Penetuan besarnya arus dan lamanya waktu charging
Penentuan besarnya arus dan lamanya waktu harus didasarkan pada
spesifikasi battery.
Terdapat 2 metode dalam penentuan besarnya arus charging yaitu charging
dengan arus tinggi (fast charging) dan charging arus rendah (slow charging).
1) Charging dengan arus rendah (slow charging)
Metode charging dengan arus rendah (slow charging) adalah cara yang
paling tepat untuk mengembalikan battery ke kondisi semula. Pengisian dengan
arus rendah akan memperpanjang umur battery karena reaksi yang terjadi dalam
battery berlangsung pelan, sehingga tidak menimbulkan beban yang berlebih
pada battery.
Contoh :
- Battery dengan kode N200 memiliki kapasitas 200 Ah
- Berat jenis electrolit 1.20 pada suhu 20° C
- Dengan melihat grafik maka kehilangan muatan battery pada berat jenis 1.20
adalah 30%
Artinya adalah:
200 Ah x 30 % = 60 Ah
= 30 Ampere
34
2) Charging dengan arus tinggi ( fast charging )
Metode charging dengan arus tinggi pada dasrnya mencharging battery
dengan arus sebesar-besarnya untuk mendapatkan waktu yang sesingkat-
singkatnya. Pengisian dengan arus tinggi harus dihindari karena metode ini akan
memperpendek umur battery.
Contoh :
- Battery dengan kode N200 memiliki kapasitas 200 Ah
- Berat jenis electrolit 1.20 pada suhu 20° C
- Dengan melihat grafik maka kehilangan muatan battery pada berat jenis 1.20
adalah 30%
Artinya adalah:
Tingkat kehilangan muatan battery adalah
200 Ah x 30 % = 60 Ah
Apabila besarnya arus yang digunakan untuk charging adalah 5 Ampere maka :
6A
0h
WPae
k(n
t
jua
)
gm
isXi
1.
2
a1.
5
n
5A
= 4 X 1.2-1.5
b. Penggunaan Charger
• Pastikan main switch dan timer switch dalam kondisi off dan Switch pengatur
arus dalam posisi minimum.
• Hubungkan terminal positif charger ke terminal positif battery
• Hubungkan terminal negatif charger ke terminal negatif battery.
• Hubungkan kabel power charger ke stop kontak.
• Atur switch voltage sesuai dengan spesifikasi battery
• Posisikan main switch ke ON
• Atur switch waktu charging sesuai dengan spesifikasi battery
35
• Atur switch arus charging sesuai dengan spesifikasi battery
• Setelah timer Off, check tegangan battery menggunakan voltmeter.
Tegangan battery:12.6 Volt atau lebih.
Jika tegangan tidak naik atau tidak ada gas yang muncul selama pengisian
maka battery rersebut rusak atau terjadi internal short.
• Ketika tegangan telah mencapai tegangan standart
Posisikan switch pengatur arus ke posisi minimum.
Matikan main switch charger.
Lepaskan kabel charger dari kedua terminal.
Cuci rumah battery dengan air untuk membersihkan dari asam.
36
Gambar 2. 14 Prosedur Jump Starting
d. Kebersihan battery
Battery yang bersih akan memudahkan dalam proses pemeriksaan visual dan
mengurangi terjadinya peningkatan nilai tahanan pada terminal battery karena
banyaknya kotoran yang menempel. Rumah battery dapat dibersihkan dengan cara
mencuci rumah battery tersebut dengan air dicampur dengan ammonia atau baking
soda.
Terminal battery dan connector-nya dapat dibersihkan dengan menggunakan
sikat kawat yang telah didesain khusus untuk membersihkan terminal dan connector
battery.
B. Circuit Breaker.
Fungsi circuit breaker adalah untuk mencegah kerusakan komponen - komponen
dan kabel - kabel pada sistem elekrik yang dikarenakan arus berlebihan (short circuit).
Circuit breaker dapat digunakan berulang kali.
38
Gambar 2. 15 Konstruksi Circuit breaker
C. Fuse
Fungsi fuse juga untuk mencegah kerusakan komponen - komponen dan kabel -
kabel pada sistem elektrik yang dikarenakan arus berlebihan (short circuit). Namun hanya
dapat digunakan sekali saja, jika rusak langsung diganti.
D. Switch
Switch berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan satu hubungan kabel
dangan kabel yang lain. Beberapa contoh switch adalah : toogle switch dan push button
switch.
39
Gambar 2. 17 Toogle switch
E. Resistor
Resistor merupakan salah satu komponen dasar yang paling sering dipakai dalam
rangkaian - rangkaian listrik. Dalam rangkaian, diperlukan resistor dengan harga yang
tepat agar rangkaian dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.
40
1. Resistor Tetap.
Resistor tetap adalah resistor yang sengaja dibuat dengan harga resistansi (ohm
= Ω) tertentu. Namun demikian, selain harga resistansinya, yang perlu diketahui adalah
power ratingnya. Resistor tersedia dengan harga resistansi yang cukup banyak, mulai
dari beberapa ohm sampai dengan beberapa mega ohm. Adapun power ratingnya
mulai dari 0.1 watt sampai dengan beberapa ratus watt.
Power rating adalah hal yang diperlukan agar resistor dapat bekerja tanpa panas
yang berlebihan karena bisa merusak resistor itu sendiri.
Tabel berikut ini dapat dipergunakan untuk menentukan harga resistansi sebuah
resistor 4 band
41
Gambar 2. 21 Tabel harga resistansi resistor.
Contoh :
42
2. Resistor 5 band
b. Wirewound resistor
43
Gambar 2. 23 Gambar konstruksi dan dan jenis-jenis wirewound resistor
Testing Resistor
Dalam pengetesan sebuah
resistor, resistor dikatakan baik apabila
saat diukur, terbaca nilai tahanan yang
tidak melebihi range toleransinya.
Contoh : sebuah resistor 2000 Ω ± 5%
(sesuai warna cincin pada badan
resistor) dikatakan baik apabila saat
diukur, terbaca nilai tahanan antara 1900
s/d 2100 Ω .
2. Resistor Variabel
.
44
Gambar 2. 25 Wirewound potentiometer.
2) Carbon Potentiometer.
Potentiometer ini mempunyai elemen resistor daklam suatu jalur yang
berbentuk lingkaran. Lengan variablenya berhubungan dengan elemen resistor
oleh suatu pemutar. Apabila sumbu pemutar diputar, maka lengan variablenya
akan menggerakkan wiper dan membuat hubungan pada beberapa terminal.
Contoh konstruksi dan bentuk carbon potentiometer ini adalah sebagai
berikut :
45
b. Trimmer potentiometer (TRIMPOT)
Resistor variable ini mempunyai terminal tetap dan terminal tidak tetap yang
dapat digeser sepanjang elemen resistor tersebut Potensio jenis ini biasanya dipasang
pada PCB dimana dibutuhkan suatu pengkalibrasian. Bahan yang digunakan adalah
karbon. Contoh berbagai macam bentuk trimer adalah sebagai berikut :
46
• Ukur salah satu ujung kaki (ujung
kanan atau kiri) dengan kaki
tengah dari potentiometer.
Kemudian putar shaft dari awal
hingga akhir putaran, maka disaat
yang bersamaan pembacaan
pada ohm meter harus dari 0 Ω
hingga 10K Ω atau dari 10KΩ
hingga 0 Ω.
Ketiga jenis resistor diatas harganya berubah - ubah ( tidak sesuai dengan
hukum ohm ), tetapi merupakan fungsi dari temperatur, tegangan dan cahaya yang
jatuh terserap.
Selanjutnya pada buku ini hjanya dibahas mengenai thermistor yang banyak
digunakan dalam sistem kelistrikan alat - alat besar.
a. Termistor
Thermistor adalah salah satu jenis resistor yang mempunyai koeffisien
temperatur yang sangat tinggi, dimana dengan adanya perubahan temperatur,
resistansinya juga akan berubah.
47
atau Fe2 O3. Harga nominal biasanya ditetapkan pada temperaur 25ºC.
Perubahan resistansinya yang diakibatkan dalam bentuk non liniernya
ditunjukkan dalam bentuk diagram resistansi dengan temperatur.
2) Thermistor PTC
Thermistor PTC merupakan resistor dengan temperatur positif yang sangat
tinggi. Thermistor jenis ini pada umumnya dibuat dari Ba Ti O3. Skala resistansinya
berubah mulai dari beberepa ratus ohm pada temperatur 75º dan beberapa kilo
ohm pada temperatur 150ºC.
Berikut ini adalah contoh diagram resistansi dengan temperatur untuk
thermistor PTC.
48
b. Voltage Dependent Resistor (VDR)
Voltage Dependent Resistor merupakan resistor yang perubahan
resistansinya tergantung pada tegangan.
49
Gambar 2. 32 Pengetesan LDR
F. CAPASITOR
Kapasitor atau Kondensator adalah suatu komponen elektronika yang mempunyai
sifat - sifat :
• Dapat menyimpan muatan listrik.
• Dapat menahan arus searah ( DC ).
• Dapat melewatkan arus bolak - balik ( AC ).
Dalam pemakaian, kapasitor dapat diisi muatan dan dikosongkan kembali yang
sangat tergantung pada sirkuit yang memakainya.
1. Kontruksi
Kapasitor berdasarkan polaritsnya dibagi menjadi 2, yaitu: Non Polar (mika,
mylar, keramik, kertas, polyster) dan Polar (Electrolit kondensator ; Tantalum).
Pada gambar berikut ini diperlihatkan bahwa kapasitor terbuat dari 2 (dua) buah
plat. Plat konduktor tersebuit dibuat sejajar dan dipisahkan oleh bahan dielektrika.
50
Gambar 2. 34 Konstruksi dasar kapasitor.
51
Adapun yang dimaksud dengan permitivitas ( Er ) adalah suatu konstanta
pembanding antara permitivitas suatu bahan dielektrika dengan permitivitas ruang
hampa udara.
b. Discharge :
Elektron - elektron yang terkumpul pada salah satu plat akan bergerak untuk
mengisi elektron yang hilang pada plat yang lainnya.
Dengan demikian, pada bahan dielektrika yang sama, bila luas penampang plat
makin besar, berarti makin besar kemampuan kapasitor menyimpan muatan listrik.
Sebaliknya bila jarak antara kedua plat semakin jauh maka kapasitas kapasitor akan
semakin kecil.
Rumus kapasitansi dari suatu kapasitor dapat dituliskan sebagai berikut :
C = Eo . Er . A/d
Keterangan :
C = Kapasitansi dalam Farad ( F ).
-12
Eo = Permitivitas ruang hampa udara ( 8.854 x 10 F/m ).
Er = Permitivitas relatif bahan dielektrika.
A = Luas penampang plat ( m2 ).
d = Jarak antara kedua plat ( m ).
53
Pada saat switch S dihubungkan ke posisi 1, maka arus akan mengalir dari battery,
switch S, hambatan R dan capasitor C. Perbedaannya potensial pada kapasitor
akan mulai naik bersamaan dengan menurunnya arus, sedemikian rupa sehingga
saat perbedaan potensial pada kapasitor maksimum, arus akan berhenti. Hal
ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :
54
akan menurun hingga tegangan pada kapasitor nol dan arus pun berhenti mengalir
seperti dijelaskan pada gambar berikut ini :
5. Testing Capasitor
Pada pengetesan capasitor baik non polar maupun polar. Gunakan Range untuk
mengukur kapasitas dari capasitor yang kita ukur.
55
Contoh:
1. Sebuah capasitor non polar (mika)
bertuliskan dibadannya 104 (10 x 104
nF), dikatakan baik apabila saat
dilakukan pengukuran, terbaca pada
display avo meter 100 nF.
G. Semi Conductor
Keuntungan penggunaan semi conductor
• Kecil dan ringan.
• Tegangan operasi rendah.
• Mempunyai effisiensi yang tinggi dengan konsumsi tenaga yang rendah.
• Tahan lama.
• Tahan terhadap goncangan.
• Kebisingan suara rendah.
56
1. Material Semi Konduktor
Bahan semi konduktor yang banyak dipergunakan dalam pembuatan komponen
semi konduktor adalah silikon (Si) dan Germanium (Ge). Pada umumnya Si
dipergunakan untuk komponen dengan kapasitas besar, sedangkan Ge untuk
kapasitas kecil karena Ge mempunyai sifat lebih buruk dari Si.
Semi konduktor memiliki jumlah elektron terluar 4 (ingat teori elektron). Dalam
material atom Si atau Ge terikat dalam bentuk ikatan covalent. Dimana elaktron terluar
saling mengisi sehingga jumlah elektron terluar tersebut adalah 8.
a. Material N
Bila kristal Si atau Ge ditambah ( di-doping ) dengan material P ( phosphorus )
yang mempunyai 5 elektron di-outer ring, maka akan terjadi salah satu elektron P
yang tidak saling mengikat dengan kristal Si atau Ge.Salah satu elektron dari
material P tersebut dapat bergerak bebas ke seluruh kristal sehingga menjadi elektron
bebas ( free electron ). Selanjutnya material tersebut dinamakan Material - N (
material donor ), Selain material P ( phosphorus ), untuk membuat material N dapat
juga digunakan materal Arsenic ( As ) atau Antimony ( Sb ).
57
b. Material P.
Bila kristal Si atau Ge ditambah (di-doping) dengan material Al
(Alumunium) yang mempunyai 3 elektron di-outer ring, maka untuk membentuk
ikatan kristal / covalent bonding akan kekurangan elektron yang disebut dengan
hole. Dengan sifat yang demikian maka kristal Si atau Ge yang didoping dengan Al
disebut dengan Material P (material akseptor),selain material Al ( aluminium ), untuk
membuat material P dapat juga digunakan materal B (boron)
Bila material P dihubungkan dengan sebuah sumber, maka arus yang terjadi
adalah gerakan “ postive Charged Holes “ seperti terlihat berikut ini :
58
Gambar 2. 44 Gerak hole di sirkuit dgn menggunakan material jenis P.
Gerakkan hole yang secara terus - menerus dari terminal positif ke negatif inilah
yang merupakan dasar pengoperasian komponen semi konduktor (misalnya diode dan
transistor).
59
2) Prinsip Kerja Diode.
Diode dikatakan mendapat forward Bias apabila anode (A) lebih positif dari
Cathode (K) dan dikatakan mendapat reverse Bias apabila Cathode (K) lebih positif
dari anode (A). Arus listrik hanya bisa mengalir apabila diode mendapat Forward
Bias atau arus hanya mengalir dari anode ke cathode saja.
3) Karakteristik Diode.
Untuk menelaah karakteristik sebuah diode, maka pada gambar berikut ini
diberikan suatu contoh karakteristik sebuah diode.
60
4) Bentuk - bentuk Diode.
Berikut ini contoh bentuk - bentuk diode pada umumnya.
5) Testing Diode
Pengetesan dioda dapat dilakukan dengan menggunakan multimeter analog dan
digital.
OHM METER
61
b) Hubungkan test pin merah
dengan kaki anoda dan test pin
hitam dengan kaki katoda
sesuai gambar (B). Maka jar um
pada ohm meter menunjukk an
nilai tahanan yang sangat tinggi
(tidak terhubung).
Jika hasil pengukuran sesu ai dengan langkah diatas maka dioda dinyatakan
baik.
Jika hasil pengukuran sesuai dengan langkah diatas maka dioda dinyatakan
baik.
62
b. Zener Diode.
Zener diode adalah sebuah diode yang dirancang khusus untuk menghantarkan
arus reverse tanpa merusaknya. Simbol dan contoh karakter Zener diode dapat dilihat
pada gambar berikut ini :
Contoh : sebuah dioda zener 6.1 V tidak mengalirkan arus bila reverse bias voltage
lebih rendah dari 6.1 volt. Tetapi bila reverse bias voltage menjadi 6.1 volt atau
lebih, maka zener diode mengalirkan arus reverse.
POWER SUPPLY
(7.5 V)
100 Ω
6.1V
VOLTMETER
63
c. Transistor
1) Transistor PNP.
Dalam pembuatan transistor PNP adalah dua buah lapisan P yang
disisipkan ditengahnya suatu lapisan tipis N.
64
Prinsip kerja transistor PNP dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pada prinsipnya akan ada arus mengalir dari emitter ( E ) ke collector ( C ) bila
sudah ada arus dari emitter ( E ) ke base ( B ).
Dan bila : lb = arus base.
Lc = arus collector.
Le = arus emitter.
maka : le = lb + lc.
2) Transistor NPN.
Di dalam pembuatan transisitor NPN, diantara dua buah lapisan N
disisipkan satu lapisan tipis P. Dengan demikian konstruksi dasar transistor NPN
dan simbolnya dapat digambarkan sebagai berikut :
65
Prinsip kerja transistor NPN dapat dijelaskan sebagai berikut :
3) Karakteristik NPN.
Dalam keadaan kerja normal, transistor harus diberi polaritas sebagai berikut :
• Pertemuan emitter base diberi polaritas dalam arah maju.
• Pertemuan base collector diberi polaritas dalam arah mundur.
66
4) Bentuk - bentuk transistor
Berikut ini adalah contoh bentuk - bentuk transistor pada umumnya.
Testing Transistor
Pengetesan sebuah transistor dapat dilakukan dengan
beberapa cara, salah satu contoh adalah sebagai berikut :
67
b) Perhatikan warna test pin yang berhubungan
dengan kaki 2 apakah hitam atau merah . Jika hitam
(seperti gambar A dan B) maka Transistor bertype
NPN, sebaliknya jika merah, maka transistor
bertype PNP.
68
Uraian Materi Kegiatan Pembelajaran 2
Rangkaian Electric
A. Rangkaian Seri
2. Hambatan (Resistansi)
Hambatan dirangkaikan seri akan berlaku rumus :
Keterangan:
Rt = R1 + R2 + R3 + ….. Rn
Rt = Hambatan total seri
Rt .. Rn = Hambatan masing–masing resistor
3. A r u s
Arus listrik yang mengalir dalam rangkaian seri dirumuskan dengan :
Kerangan :
It = I1 = I2 = I3 = ….. In It = Arus total
I1 .. In =Arus masing–masing yang mengalir
pada rangkaian
69
B. Rangkaian Paralel
1. Tegangan (voltage)
Tegangan sumber dirangkai parallel berlaku rumus :
Dimana :
Vt = Tegangan total paralel
V1 .. Vn = Tegangan masing-masing resistor
2. Hambatan (resistansi)
Hambatan dirangkaikan secara paralel akan berlaku rumus :
Dimana :
Rt = Hambatan total paralel
R1 .. Rn =Hambatan masing-masing
resistor
3. Arus
Arus listrik yang mengalir dalam rangkaian paralel dirumuskan dengan :
Dimana :
It = I1 + I2 + I3 …. In
It = Arus total paralel
I1 .. In = Arus yang masing-masing
rangkaian
70
C. Rangkaian Seri-Paralel
1. Tegangan (voltage)
Tegangan sumber dirangkai seri-paralel berlaku rumus :
Keterangan :
VRp = V2 + V3
Vt = Tegangan total seri-paralel
Vt = V1 + VRp
VRp = Tegangan pengganti paralel
2. Hambatan (resistansi)
Hambatan dirangkaikan secara seri-parallel akan berlaku rumus :
Keterangan :
Rt = Hambatan total seri-paralel
R1 .. Rn = Hambatan masing-masing resistor
3. A r u s
Arus listrik yang mengalir dalam rangkaian seri-paralel dirumuskan dengan :
Keterangan :
It = Arus total paralel.
I1 .. In = Arus yang masing-masing rangkaian.
71
D. Contoh Soal Rangkaian
1. Dari rangkaian seri berikut :
Diketahui :
Sebuah sumber 12 volt dihubungkan seri dengan dua buah lampu masing–masing 24
W/12V dan 12 W/12V.
Hitung :
a. Arus total (It) ?
b. Voltage drop (Vd1 dan Vd2)?
c. Power (P1 dan P2) ?
Jawab :
Lampu 1
Arus yang diminta : IL1 = WL1/VL1 = 24/12 = 2 [A]
Hambatan lampu 1 : RL1 = VL1/IL1 = 12/2 = 6 [Ω]
Lampu 2 :
Arus yang diminta : IL2 = WL2/VL2 = 12/12 = 1 [A]
Hambatan lampu 2 : RL2 = VL2/IL2 = 12/1 = 12 [Ω]
Rt = RL1 + RL2 = 6 + 12 = 18 [Ω]
72
Besarnya voltage drop pada hambatan yang dihubungkan seri adalah tergantung
besarnya arus yang mengalir dan besarnya hambatannya.
c. Power P1 dan P2 adalah :
P1 = ( It )2 x RL1 P2 = ( It )2 x RL1
= ( 0.66 )2 x 6 = ( 0.66 )2 x 12
Diketahui :
Sebuah sumber 12 volt dihubungkan paralel dengan dua buah lampu masing–masing
24 W/12 V dan 12 W/12 V.
Hitung :
a. Arus total (It) ?
b. Arus (IL1 dan IL2) ?
c. Power (P1 dan P2) ?
Jawab :
Lampu 1 :
Arus yang diminta : IL1 = WL1 /VL1 = 24/12 = 2 [A]
Habatan lampu 1 : RL1 = VL1 /IL1 = 12/2 = 6 [Ω]
Lampu 2 :
Arus yang diminta : IL2 = WL2 /VL2 = 12/12 = 1 [A]
73
Hambatan lampu 2 : RL2 = VL2 /IL2 = 12/1 = 12 [Ω]
1/Rt = 1/6 +1/12 = 2/12 + 1/12 = 3/12
Rt = 12/3 = 4 [Ω]
a. It = Vt/ Rt = 12/4 = 3 [A]
b. IL1 = It x R2 / (R1+R2)
IL2 = It x R1 / (R1+R2)
IL1 = 3 x 12/18 = 2 [A]
IL2 = 3 x 6/18 = 1 [A]
c. Tenaga pada :
Lampu 1 : Lampu 2 :
P1 = ( IL2 )2 x R1 P2 = ( IL2 )2 x R2
= 22 x 6 = 12 x 12
P1 = 24 [W] P2 = 12 [W]
Diketahui :
Sebuah sumber 12 volt dihubungkan dengan 3 buah lampu, dan dirangkai seperti
gambar di atas.
74
Hitung :
a. Arus total (It) ?
b. Arus (IL1, IL2, dan IL3) ?
c. Voltage drop (Vd1, Vd2 dan Vd3) ?
d. Power ( P1, P2, dan P3)?
Jawab :
Lampu 1 :
Arus yang diminta : IL1 = WL1 /VL1 = 12/12 = 1 [A]
Hambatan lampu 1 : RL1 = VL1 /IL1 = 12/1 = 12 [Ω]
Lampu 2 :
Arus yang diminta : IL2 = WL2/VL2 = 24/12 = 2 [A]
Hambatan lampu 2 : RL2 = VL2/IL2 = 12/2 = 6 [Ω]
Lampu 3 :
Arus yang diminta : IL3 = WL3/VL3 = 24/12 = 2 [A]
Hambatan lampu 3 : RL3 = VL3/IL3 = 12/2 = 6 [Ω]
1/R2,3 = 1/6 + 1/6 = 2/6
R2,3 = 6/2 = 3 [Ω]
Rt = R1 + R2,3 = 12 + 3 = 15 [Ω]
a. It = Vt/Rt = 12/15 = 0,8 [A]
b. IL1 = It x R2 / (R1+R2)
IL2 = It x R1 / (R1+R2)
I2 = 0.8 x 6/12 = 0,4 [A]
I3 = 0.8 x 6/12 = 0,4 [A]
c. Voltage drop pada R1 :
Vd1 = It x R1 = 0,8 x 12 = 9,6 [V]
Vd2,3 = It x R2,3 = 0,8 x 3 = 2,4 [V]
d. Tenaga yang diserap :
Lampu 1 : Lampu 2 : Lampu 3 :
P1 = (IL1)2 x R1 P2 = (IL2)2 x R2 P3 = (IL3)2 x R3
= 0,82 x 12 = 0,42 x 6 = 0,42 x 6
P1 = 7,68 [W] P2 = 0,96 [W] P3 = 0,96 [W]
Besarnya voltage drop pada hambatan yang dihubungkan paralel adalah sama
meskipun hambatan yang diparalelkan berbeda-beda.
75
Rangkuman Materi 2
1. Battery merupakan sumber energi listrik utama dalam unit. Proses kerja battery adalah
sebuah reaksi kimia antara dua buah plat timbal yang berbeda sifat kimia dan terendam
dalam larutan elektrolit;
2. Vent plug terpasang pada tutup di setiap sel. Fungsi tutup itu adalah untuk mencegah
masuknya debu dan kotoran ke dalam sel. Fungsi yang lebih penting lagi adalah agar
tersedia saluran (lubang) untuk melepas gas yang timbul saat charging ke udara bebas.
2. Standard berat jenis ( specific gravity ) elektrolit battery pada temperature standard ( 20 0
Celsius ) adalah 1.280;
3. Apabila temperature larutan elektrolit berubah, maka standard berat jenis dapatdicari
dengan rumus: S20 = St + 0.0007 ( t-20 )
4. Hasil campuran 36 % Asam sulfat dan 64 % air akan menghasilkan elektrolit yang berat
jenisnya 1.270 pada 80º F ( 27ºC ).
5. Fungsi circuit breaker adalah untuk mencegah kerusakan komponen - komponen dan
kabel - kabel pada sistem elekrik yang dikarenakan arus berlebihan (short circuit).
Circuit breaker dapat digunakan berulang kali.
6. Fungsi fuse juga untuk mencegah kerusakan komponen - komponen dan kabel - kabel
pada sistem elektrik yang dikarenakan arus berlebihan (short circuit). Namun hanya dapat
digunakan sekali saja, jika rusak langsung diganti.
7. Switch berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan satu hubungan kabel dangan
kabel yang lain;
8. Resistor merupakan salah satu komponen dasar yang paling sering dipakai dalam
rangkaian - rangkaian listrik. Dalam rangkaian, diperlukan resistor dengan harga yang
tepat agar rangkaian dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.
9. Resistor dapat digolongkan menjadi 3 ( tiga ) jenis :
1. Resistor tetap.
a.carbon resistor
b.wirewound resistor
2. Resistor variabel
a.wirewound potentiometer
b.carbon potentiometer
c.trimmer potentiometer (TRIMPOT)
3. Resistor non linier
10. Kapasitor atau Kondensator adalah suatu komponen elektronika yang mempunyai sifat
- sifat :
76
1. Dapat menyimpan muatan listrik.
2. Dapat menahan arus searah ( DC ).
3. Dapat melewatkan arus bolak - balik ( AC ).
11. Yang dimaksud dengan kapasitor adalah kemampuan suatu kapasitor di dalam
menyimpan muatan listrik;
12. Diode adalah suatu komponen elektronika yang mempunyai dua kutub yaitu Anode (A)
dan Cathode (K);
13. Zener diode adalah sebuah diode yang dirancang khusus untuk menghantarkan arus
reverse tanpa merusaknya.
14. Transistor adalah suatu komponen elektronika yang juga merupakan pertemuan
(junction) material P dan N. Dalam pembuatannya, diantara material P atau N disisipkan
suatu lapisan tipis P atau N. Dengan demikian terdapat dua kemungkinan jenis transitor
yaitu PNP atau NPN.
15. Ada tiga jenis rangkaian dasar listrik.
1.Rangkaian seri
2.Rangkaian paralel
3.Rangkaian seri paralel
Tugas 2
1.
Tentukan : Itotal?
V1,V2,V3?
2.
77
Tentukan :I1,I2,I3?
3.
Tentukan : I1,I2,I3?
V1,V2,V3?
Itotal?
Soal Latihan 2
1. Berapa nilai standart berat jenis electrolit battery pada suhu 200 C?
2. Suatu battery yang sanggup melepaskan muatan sebesar 10 ampere selama 10 jam
disebut?
3. Jelaskan perbedaan antara battery konstruksi compound dengan battery konstruksi
solid!
4. Jelaskan fungsi vent plug pada battery!
5. Jelaskan pengertian dari self discharge!
6. Jumlah llistrik yang dapat dihasilkan dengan melepaskan arus tetap, sampai dicapai
voltage akhir disebut....
7. Alat untuk mengukur berat jenis elektrolit battery disebut....
8. Selain harga resistansi, yang perlu diperhatikan pada saat akan menggunakan
resistor adalah?
9. Jenis resistor yang tahanannya dapat diubah-ubah adalah....
10. Jenis resistor yang perubahan resistansinya bergantung pada perubahan suhu
adalah....
11. Komponen elektronika yang mempunyai sifat dapat menyimpan muatan listrik
adalah....
12. Pengertian bahan dielektronika adalah...
13. Sebuah resistor 5 band bernilai 15K Ω ± 1% , warna apa saja yang ada badan
78
resistor tersebut?
14. Jelaskan perbedaan antara Thermistor NTC dengan Thermistor PTC!
15. Light Dependent Resistor merupakan jenis resistor yang perubahan resistansinya
ditentukan oleh….
16. Material semi konduktor yang banyak digunakan adalah….
17. Komponen elektronika yang mempunyai dua kutub yaitu Anode dan Katode
adalah….
18. Forward bias pada diode terjadi apabila….
19. Dioda yang dirancang khusus untuk menghantarkan arus reverse tanpa merusak
diode itu sendiri adalah….
20. Komponen elektronika yang merupakan pertemuan junction antara material P dan N
adalah….
79