Aki jenis ini merupakan aki paling umum di jumpai, sudah sejak lama banyak yang
menggunakan aki basah ini. Pada umumnya, wadah pada aki basah semi transparan. Sehingga
cairan yang ada di dalam wadah tersebut terlihat jelas.
Cairan elektronik aki basah disebut air aki (air zuur). Air aki tersebut berguna untuk
merendam sel aki. Perlu diketahui bahwa air aki mesti selalu berada di atas garis maksimum
supaya sel-sel aki terendam. Apabila air aki berada di batas minimal, maka sel-sel aki akan
teroksidasi serta berkarat sehingga bisa menyebabkan aki soak.
Air aki zuur di gunakan untuk aki baru saja, namun apabila ingin menambah volume cairan
maka cukup menggunakan air destilasi. Perbedaan antara air zuur dengan air destilasi bisa
diketahui dari warna tutup botol kemasan air aki tersebut. Air aki zuur pada umumnya di
kemas di dalam botol dengan tutup warna merah, sedangkan untuk air destilasi tutup botolnya
berwarna biru.
Dikenal dua jenis elemen yang merupakan sumber arus searah (DC) dari proses
kimiawi, yaitu elemen primer dan elemen sekunder. Reaksi kimia pada elemen primer yang
menyebabkan elektron mengalir dari elektroda negatif (katoda) ke elektroda positif (anoda)
tidak dapat dibalik arahnya. Maka jika muatannya habis, elemen primer tidak dapat dimuati
kembali dan memerlukan penggantian bahan pereaksinya (elemen kering). Contoh elemen
primer adalah batu baterai (dry cells).
Allesandro Volta, seorang ilmuwan fisika mengetahui, gaya gerak listrik (ggl) dapat
dibangkitkan dua logam yang berbeda dan dipisahkan larutan elektrolit. Volta mendapatkan
pasangan logam tembaga (Cu) dan seng (Zn) dapat membangkitkan ggl yang lebih besar
dibandingkan pasangan logam lainnya (kelak disebut elemen Volta).
Hal ini menjadi prinsip dasar bagi pembuatan dan penggunaan elemen sekunder.
Elemen sekunder harus diberi muatan terlebih dahulu sebelum digunakan, yaitu dengan cara
mengalirkan arus listrik melaluinya (secara umum dikenal dengan istilah 'disetrum'). Akan
tetapi, tidak seperti elemen primer, elemen sekunder dapat dimuati kembali berulang kali.
Elemen sekunder ini lebih dikenal dengan aki.
A. Pengertian Accu
ACCU (mulator) atau sering disebut aki, adalah salah satu komponen utama dalam
kendaraan bermotor, baik mobil atau motor, semua memerlukan aki untuk dapat
menghidupkan mesin mobil (mencatu arus pada dinamo stater kendaraan). Aki mampu
mengubah tenaga kimia menjadi tenaga listrik.
Aki merupakan jenis baterai yang praktis karena dapat diisi kembali. Sel aki atau accu
merupakan contoh sel volta yang bersifat reversible, dimana hasil reaksi dapat diubah kembali
menjadi zat semula. Pada sel aki jika sudah dapat diisi ulang, sedangkan pada sel baterai tidak
bisa. Jenis aki yang umum digunakan adalah accumulator timbal. Secara fisik aki ini terdiri
dari dua kumpulan pelat yang dimasukkan pada larutan asam sulfat encer (H2SO4). Larutan
elektrolit itu ditempatkan pada wadah atau bejana aki yang terbuat dari bahan ebonit atau
gelas. penyekat). Letak pelat positif dan negatif sangat berdekatan tetapi dibuat untuk tidak
saling menyentuh dengan adanya lapisan pemisah yang berfungsi sebagai isolator.
Anode : lempeng logam Timbal (Pb)
Katode : lempeng logam oksida timbal (PbO2)
Elektrolit : larutan asam sulfat encer (H2SO4)
Proses kimia yang terjadi pada aki dapat dibagi menjadi dua bagian penting, yaitu
selama digunakan dan dimuati kembali atau 'disetrum'.
C. Pengisian Aki
Aki dapat diisi kembali karena hasil-hasil reaksi pengosongan aki tetap melekat pada
kedua elektrode. Pengisian aki dilakukan dengan membalik arah aliran elektron pada kedua
elektrode. Pada pengosongan aki, anode (Pb) mengirim elektron pada katode, sebaliknya pada
pengisian aki elektrode Pb dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus sehingga PbSO4
yang terdapat pada elektrode Pb itu direduksi. Sementara itu PbSO4 yang terdapat pada
elektrode PbO2 mengalami oksidasi membentuk PbO2.
Sementara proses kimia selama pengisian aki (charging) terjadi setelah aki melemah
(tidak dapat memasok arus listrik pada saat kendaraan hendak dihidupkan). Kondisi aki dapat
dikembalikan pada keadaan semula dengan memberikan arus listrik yang arahnya berlawanan
dengan arus yang terjadi saat discharging. Pada proses ini, tiap molekul air terurai dan tiap
pasang ion hidrogen yang dekat dengan lempeng negatif bersatu dengan ion S0 4- pada
lempeng negatif membentuk molekul asam sulfat. Sedangkan ion oksigen yang bebas bersatu
dengan tiap atom Pb pada lempeng positif membentuk Pb02. Reaksi kimia yang terjadi adalah:
Ada dua reaksi pada aki, yaitu reaksi pengosongan dan reaksi pengisian. Reaksi pengosongan
terjadi pada saat aki digunakan. Reaksi pengisian terjadi pada saat aki diisi ulang. Persamaan
reaksi pengosongan aki adalah sebagai berikut
Anode : Pb(s) + HSO4-(aq) PbSO4(s) + H+(aq) + 2e-
Katode : PbO2(s) + HSO4-(aq) + 3 H+(aq) + 2e- PbSO4(s) + 2 H2O(l)
+
Redoks : Pb(s) + PbO2(s) + 2 HSO4-(aq) + PbSO4(s) + 2 H2O(l)
Berdasarkan reaksi itu tampak bahwa anoda dan katoda berubah menjadi zat yang sama yaitu
PbSO4 yang mengendap dan menempel pada kedua elektroda. Akibatnya suatu saat
permukaan kedua elektroda tertutup secara merata oleh zat yang sama. Pada saat itu aki tidak
dapat digunakan dan perlu diisi kembali. Selain itu pada katoda terbentuk air. Air itu akan
mengikat H2SO4 selama reaksi pengosongan berlangsung. Akibatnya kadar H2SO4 makin
berkurang. Berkurangnya kadar H2SO4 ditandai dengan berkurangnya kerapatan larutan.
Kerapatan larutan diukur dengan alat hydrometer. Aki yang baru diisi memiliki kerapatan 1.25
1.30 gmL-1. Jika kerapatan larutan kurang dari 1.25 gml-1 aki perlu diisi kembali. Pengisian
aki dilakukan dengan cara mengubah arah lairan electron pada kedua elektroda. Anoda yang
melepaskan electron (oksidasi) pada saat pengosongan berubah menjadi menangkap electron
(reduksi) pada saat pengisian. Sebaliknya katode yang menangkap electron (reduksi) pada saat
pengosongan berubah menjadi melepaskan electron (oksidasi) pada saat pengisian. Untuk itu
elektroda Pb dihubungkan dengan kutub negative sumber arus sehingga PbSO4 yang melekat
padanya tereduksi menjadi Pb. Seblaiknya elektroda PbO2 dihubungkan dengan kutub positif
sumber arus sehingga PbSO4 yang melekat padanya teroksidasi menjadi PbO2
Katode Pb :PbSO4(s) + H+(aq) + 2e- Pb(s) + HSO4-(aq)
Anode PbO2 : PbSO4(s) + 2 H2O(l) PbO2(s) + HSO4-(aq) + 3 H+(aq) + 2e-
+
Redoks : 2 PbSO4(s) + 2 H2O(l) Pb(s) + PbO2(s) + 2 HSO4-(aq) + 2 H+ (aq)
Pada saat baterai dalam keadaan discharge maka hampir semua asam melekat pada pelat-pelat
dalam sel sehingga cairan eletrolit konsentrasinya sangat rendah dan hampir melulu hanya
terdiri dari air (H2O), akibatnya berat jenis cairan menurun menjadi sekitar 1,1 kg/dm3 dan ini
mendekati berat jenis air yang 1 kg/dm3. Sedangkan baterai yang masih berkapasitas penuh
berat jenisnya sekitar 1,285 kg/dm3. Nah, dengan perbedaan berat jenis inilah kapasitas isi
baterai bisa diketahui apakah masih penuh atau sudah berkurang yaitu dengan menggunakan
alat hidrometer. Hidrometer ini merupakan salah satu alat yang wajib ada di bengkel aki
(bengkel yang menyediakan jasa setrum/cas aki ). Selain itu pada saat baterai dalam keadaan
discharge maka 85% cairan elektrolit terdiri dari air (H2O) dimana air ini bisa membeku, bak
baterai pecah dan pelat-pelat menjadi rusak.