Anda di halaman 1dari 16

1

MAKALAH FISIKA UMUM II


PEMBUATAN BATERAI JERUK SEBAGAI SUMBER
ENERGI LISTRIK ALAMI


DISUSUN OLEH :


NAMA : NADYAH AGUSTINA SIREGAR
NIM : (4133210031)
PROGRAM STUDI : KIMIA NON-KEPENDIDIKAN 2013
JURUSAN : KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
2

KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim..
Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena karunia-Nya,
Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pembuatan Baterai Jeruk
Sebagai Sumber Energi Listrik Alami. Makalah ini bertujuan khususnya untuk
memenuhi tugas Fisika Umum II. Selain itu juga memberikan informasi dan
deksripsi tentang metode dan cara pembuatan baterai buah jeruk.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini. Terutama penulis sampaikan terima kasih
kepada :
1. Bapak Alkhafi M. Siregar, M.Si selaku Dosen Mata Kuliah Fisika Umum
II
2. Kedua Orangtua dan Saudara-saudari penulis yang selalu memberikan
dukungan serta doanya,
3. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
memberikan bantuan materil maupun spiritual.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan perlu
disempurnakan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati, penulis menerima kritik
dan dsaran yang bersifat kontruktif untuk penyusunan makalah berikutnya. Besar
harapan, Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca untuk memberikan
tambahan pengetahuan dan wawasan tentang baterai dari buah jeruk.
Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, 20 Mei 2014


Penulis

3

DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................... 1
Kata Pengantar ............................................................................................... 2
Daftar Isi ........................................................................................................ 3
BAB I ............................................................................................................. 4
Pendahuluan .................................................................................................. 4
A. Latar Belakang .................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 5
C. Tujuan ................................................................................................ 5
BAB II ........................................................................................................... 6
Pembahasan ................................................................................................... 6
1. Arus Listrik .......................................................................................... 6
2. Penghantar Listrik ............................................................................... 7
2.1 Jenis Bahan Konduktor ................................................................. 7
2.2 Klasifikasi Konduktor ................................................................... 8
2.3 Karasteristik Konduktor ................................................................ 9
3. Baterai .................................................................................................. 9
4. Langkah Kerja ..................................................................................... 12
5. Analisis Percobaan .............................................................................. 13
BAB III .......................................................................................................... 15
Penutup .......................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ......................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 16
4

BAB I
PENDAHULUAN
Beberapa tahun terakhir ini energi merupakan persoalan yang krusial
didunia. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan
populasi penduduk dan menipisnya sumber cadangan minyak dunia serta
permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap
negara untuk segera memproduksi dan menggunakan energi terbaharukan. Selain
itu, peningkatan harga minyak dunia hingga mencapai 100 U$ per barel juga
menjadi alasan yang serius yang menimpa banyak negara di dunia terutama
Indonesia.
Lonjakan harga minyak dunia akan memberikan dampak yang besar bagi
pengambangan sumber daya tenaga listrik di Indonesia. Karena harga BBM yang
terus melonjak serta masih kurangnya sumber pembangkit tenaga listrik lain
sehingga tarif listrik akan meningkat juga. Seiring meningkatnya tarif listrik di
tambah lagi masih ada warga indonesia di daerah pedalaman yang belum
tersentuh listrik, maka perlu dilakukan pengembangan sumber energi listrik
alternatif yang mudah dan murah yaitu salah satunya dengan memanfaatkan jeruk
sebagai sumber energi listrik, atau bisa juga dengan buah-buah yang lainnya
seperti belimbing wuluh,kentang, kulit pisang dll.
Pada elektrolit, elektron mengalir dibawa oleh ion-ion, sedangkan yang
dapat menghasilkan ion antara lain asam, basa dan garam. Asam terdiri atas asam
kuat banyak menghasilkan banyak ion sedangkan asam lemah menghasilkan
sedikit ion dimana semakin asam suatu larutan maka makin kecil nilai pH-nya
demikian pula semakin lemah tingkat keasaman suatu larutan maka pH-nya makin
besar. Dengan demikian apabila suatu larutan konduktor elektolit memiliki tingkat
keasaman yang tinggi (pH kecil) maka semakin banyak ion yang dihasilkan
sehingga arus listrik yang dihasilkan juga semakin besar dan akibatnya
konduktivitas larutan elektrolit tersebut juga semakin besar.
Elektrolit merupakan materi yang dalam keadaan cair maupun larutan
dalam pelarut polar dapat menghantarkan arus listrik dengan jalan perpindahan
ion-ionnya. Banyaknya arus listrik yang dihantarkan tergantung pada jenis zatnya,
ada zat yang menghantarkan arus listrik dengan baik, ada yang kurang baik dan
5

bahkan ada yang tidak menghantarkan arus listrik sama sekali. Sehingga larutan
elektrolit dapat dibagi atas elektrolit kuat, elektrolit lemah dan non elektrolit.
Larutan asam merupakan penghantar arus listrik yang cukup baik.
Semakin tinggi pH suatu larutan asam, maka larutan tersebut semakin dapat
menghantarkan listrik, atau menjadi penghantar arus listrik dengan baik. Jeruk
merupakan buah yang memiliki pH yang cukup asam (<7). Dalam hal ini tentunya
jeruk dapat mengalirkan arus listrik dengan baik, terutama jeruk lemon yang
memiliki tingkat keasaman atau pH yang cukup tinggi.
Dalam makalah ini saya akan memaparkan secara khusus tentang proses
dan mekanisme penghantar listrik dengan sumber jeruk lemon dan manfaatkan
sumber baterai buah lemon sebagai penghasil energy listrik.

B. RUMUSAN MASALAH
Dalam penulisan ini, penulis akan memaparkan masalah mengenai :
a. Bagaimana proses penghantar listrik dengan menggunakan jeruk lemon ?
b. Apa yang dimaksud dengan konduktivitas?
c. Bagaimana proses dan mekanisme penghantar listrik ?
d. Reaksi apa saja yang terjadi saat proses ini dilakukan ?
C. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar diketahui bagaimana proses dan
mekanisme penghantar listrik dengan sumber jeruk lemon dan manfaatkan
sumber baterai buah lemon sebagai penghasil energy listrik.
6

BAB II
PEMBAHASAN
1. ARUS LISTRIK
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari
pergerakan elektron-elektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap
satuan waktu. Arus listrik dapat diukur dalam satuan Coulomb/detik atau
Ampere. Contoh arus listrik dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari yang
sangat lemah dalam satuan mikroAmpere (A) seperti di dalam jaringan tubuh
hingga arus yang sangat kuat 1-200 kiloAmpere (kA) seperti yang terjadi
pada petir. Dalam kebanyakan sirkuit arus searah dapat
diasumsikan resistansi terhadap arus listrik adalah konstan sehingga besar arus
yang mengalir dalam sirkuit bergantung pada voltase dan resistansi sesuai
dengan hukum Ohm.
Arus listrik merupakan satu dari tujuh satuan pokok dalam satuan
internasional. Satuan internasional untuk arus listrik adalah Ampere (A). Secara
formal satuan Ampere didefinisikan sebagai arus konstan yang, bila
dipertahankan, akan menghasilkan gaya sebesar 2x10
7
Newton/meter di antara
dua penghantar lurus sejajar, dengan luas penampang yang dapat diabaikan,
berjarak 1 meter satu sama lain dalam ruang hampa udara.

Arah arus


Definisi arus listrik yang mengalir dari kutub positif (+) ke kutub negative
(-) baterai (kebalikan arah untuk gerakan elektronnya). Pada diagram
digambarkan panah arus searah dengan arah pergerakan partikel bermuatan positif
7

(muatan positif) atau disebut dengan istilah arus konvensional. Pembawa muatan
positif tersebut akan bergerak dari kutub positif baterai menuju ke kutub
negatif. Pada kenyataannya, pembawa muatan dalam sebuah penghantar listrik
adalah partikel-partikel elektron bermuatan negatif yang didorong oleh medan
listrik mengalir berlawan arah dengan arus konvensional. Sayangnya, dengan
alasan sejarah, digunakan konvensi berikut ini:
Panah arus digambarkan searah dengan arah pergerakan seharusnya
dari pembawa muatan positif, walaupun pada kenyataannya pembawa
muatan adalah muatan negatif dan bergerak pada arah berlawanan.

Konvensi demikian dapat digunakan pada sebagian besar keadaan karena
dapat diasumsikan bahwa pergerakan pembawa muatan positif memiliki efek
yang sama dengan pergerakan pembawa muatan negatif.

2. PENGHANTAR LISTRIK
Penghantar dalam teknik elektronika adalah zat yang dapat
menghantarkan arus listrik, baik berupa zat padat, cair atau gas. Karena sifatnya
yang konduktif maka disebut konduktor. Konduktor yang baik adalah yang
memiliki tahanan jenis yang kecil. Pada umumnya logam bersifat konduktif.

2.1 Jenis Bahan Konduktor
Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan-
persyaratan sebagai berikut:
1. Konduktifitasnya cukup baik.
2. Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi.
3. Koefisien muai panjangnya kecil.
4. Modulus kenyalnya (modulus elastisitas) cukup besar.
Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai konduktor, antara lain:
1. Logam biasa, seperti: tembaga, aluminium, besi, dan sebagainya.
2. Logam campuran (alloy), yaitu sebuah logam dari tembaga atau
aluminium yang diberi campuran dalam jumlah tertentu dari logam
jenis lain, yang gunanya untuk menaikkan kekuatan mekanisnya.
8

3. Logam paduan (composite), yaitu dua jenis logam atau lebih yang
dipadukan dengan cara kompresi, peleburan (smelting) atau
pengelasan (welding).

2.2 Klasifikasi Konduktor
a. Klasifikasi konduktor menurut bahannya:
kawat logam biasa, contoh:
1. BBC (Bare Copper Conductor).
2. AAC (All Aluminum Alloy Conductor)
kawat logam campuran (Alloy), contoh:
1. AAAC (All Aluminum Alloy Conductor)
2. kawat logam paduan (composite), seperti: kawat baja berlapis
tembaga (Copper Clad Steel) dan kawat baja berlapis
aluminium (Aluminum Clad Steel).
kawat lilit campuran, yaitu kawat yang lilitannya terdiri dari dua
jenis logam atau lebih, contoh: ASCR (Aluminum Cable Steel
Reinforced).

b. Klasifikasi konduktor menurut konstruksinya:
kawat padat (solid wire) berpenampang bulat.
kawat berlilit (standart wire) terdiri 7 sampai dengan 61 kawat
padat yang dililit menjadi satu, biasanya berlapis dan konsentris.
kawat berongga (hollow conductor) adalah kawat berongga yang
dibuat untuk mendapatkan garis tengah luar yang besar.
c. Klasifikasi konduktor menurut bentuk fisiknya:
konduktor telanjang.
konduktor berisolasi, yang merupakan konduktor telanjang dan
pada bagian luarnya diisolasi sesuai dengan peruntukan tegangan
kerja, contoh:
Kabel twisted, kabel NYY, kabel NYCY, dan kabel NYFGBY.



9

2.3 Karakteristik Konduktor
Ada 2 (dua) jenis karakteristik konduktor, yaitu:
1. karakteristik mekanik, yang menunjukkan keadaan fisik dari konduktor
yang menyatakan kekuatan tarik dari pada konduktor (dari SPLN
berselubung AAAC-S pada suhu sekitar41-8:1981, untuk konduktor 70
mm C, maka kemampuan maksimal dari konduktor untuk menghantar
arus30 adalah 275 A).
2. karakteristik listrik, yang menunjukkan kemampuan dari konduktor
terhadap arus listrik yang melewatinya (dari SPLN 41-10 : 1991, untuk
konduktor 70 mm2 berselubung AAAC-S pada suhu sekitar 30o C, maka
kemampuan maksimum dari konduktor untuk menghantar arus adalah 275
A).
Emas, perak, tembaga, alumunium, zink, besi berturut-turut memiliki
tahanan jenis semakin besar. Jadi sebagai penghantar emas adalah sangat baik,
tetapi karena sangat mahal harganya, maka secara ekonomis tembaga dan
alumunium paling banyak digunakan.
Sebenarnya arus listrik bisa mengalir bila terdapat ion-ion yang dapat
menghantarkan elektron dari kutub negatif (penuh dengan elektron) menuju kutub
positif (kekurangan elektron, walau kurang tepat istilah ini). Ini terjadi karena
perbedaan kerapatan elektron antara kedua kutub tersebut. Karena wajar di alam
semesta bila ada perbedaan maka akan terjadi suatu penyetaraan antara yang
tinggi dan rendah, dalam hal ini kerapatan elektron. Elektron ini dapat mengalir
bila ada perantara yang mampu 'membawa' elektron untuk pindah dari satu
'tangan' ke 'tangan' lain, dimana tangan ini umumnya adalah ion positif atau
kation. Dan perpindahannya jika disederhanakan, hampir seperti membawa ember
air dari satu tangan ke tangan lain untuk memadamkan kebakaran.

3. BATERAI
Baterai adalah alat listrik-kimiawi yang menyimpan energi dan
mengeluarkannya dalam bentuk listrik. Baterai terdiri dari tiga komponen penting,
yaitu :
1. Batang karbon sebagai anoda (kutub positif baterai)
2. Seng (Zn) sebagai katoda (kutub negatif baterai)
10

3. Pasta sebagai elektrolit (penghantar)

Bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan :
* Belerang * Nikel
* Air raksa * Hidrida logam nikel
* Asam sulfat * Litium
* Seng * Hidrida
* Amonium klorida * Kobalt
* Antimon * Mangan
* Kadmium * Nitrogliserin
* Perak * Rubidium

Baterai pertama diciptakan pada tahun 1799 oleh Alessandro
Volta . Baterai saat ini menyediakan daya untuk berbagai perangkat yang
menakjubkan, mulai dari senter ke robot, komputer, satelit dan mobil. Penemu
dan peneliti terus meningkatkan baterai, merancang baterai yang lebih lama dan
yang lebih ramah terhadap lingkungan kita.
Memahami bagaimana baterai benar-benar bekerja membutuhkan
pengetahuan kimia. Faktor yang paling penting dalam desain baterai adalah
hubungan listrik antara dua logam yang digunakan dalam baterai. Beberapa logam
memberikan elektron menjauh sementara logam lain menerima elektron
tambahan.
Bila dihubungkan dengan buah yang dapat menghantarkan listrik,
jawabannya sudah sedikit jelas. Jika dimisalkan antara lemon dan umbi kentang
dibandingkan dalam suatu uji nyala lampu, maka yang menentukan adalah banyak
atau sedikitnya ion ion yang ada untuk dapat menghantarkan elektron tersebut
selamat dari satu kutub ke kutub lain. Memang benar lemon lebih asam, namun
asam tidak selalu berlaku sebagai penghantar listrik yang baik karena ini pun
harus bergantung pada konsentrasi asam yang ada yang bisa menghantarkan
elektron tersebut. Sedangkan pada umbi kentang ada kemungkinan ia dapat
memberikan nyala lampu yang lebih terang karena di dalam umbi kentang
terkandung lebih banyak ion-ion (yang kemungkinan besar dari jenis-jenis garam)
sebagai penghantar. Ini bila diusut, bisa berasal dari pupuk yang diberikan pada
11

tumbuhan umbi kentang ini. Umumnya pupuk mengandung jenis-jenis garam
seperti garam fosfat, garam nitrat dan garam lainnya. Adanya proses penyerapan
pada tumbuhan, maka garam garam ini pun akan dapat terabsorpsi ke dalam umbi
kentang tersebut dan mengakibatkan hantaran umbi kentang dapat lebih besar dari
lemon.
Untuk alternatif bertenaga rendah ke AA atau baterai AAA, lemon, jeruk,
jeruk nipis atau tomat bahkan akan bekerja dalam keadaan darurat. Sebuah baterai
buah - sementara hampir tidak portabel atau rapi - akan menghasilkan listrik yang
cukup untuk menyalakan sebuah bola lampu kecil atau sebuah jam digital kecil.

Baterai Kunci Bahan Buah
Dalam rangka untuk baterai jeruk-buah untuk bekerja, potongan-potongan
kecil dari baja dan tembaga, beberapa potongan kawat tembaga, dan sebuah bola
lampu atau jam digital kecil yang diperlukan di samping buah-buahan seperti
lemon, limau, jeruk keprok, buah kiwi atau grapefruit .
Baterai Definisi
Sebuah baterai mengubah energi kimia disimpan menjadi energi
listrik. Dalam baterai buah, jus buah adalah jalur konduktif antara dua jenis logam
- tembaga dan baja - yang merupakan konduktor untuk arus listrik.
Sebelum buah jeruk dapat digunakan sebagai baterai, jus di dalamnya
harus dirangsang atau diaktifkan dengan rolling dan meremas. Potongan-potongan
logam yang dimasukkan ke dalam buah berfungsi sebagai dua buah baterai kutub,
salah satunya adalah positif, yang lain, negatif.
Reaksi Kimia
Sebuah baterai menghasilkan buah arus listrik karena kenyataan bahwa
suatu reaksi kimia terjadi antara elektrolit (jus buah) dan elektroda (potongan-
potongan logam), yang menggantikan partikel bermuatan, atau elektron.
Melengkapi Circuit
Ketika bola, jam digital atau LED terhubung dengan kabel tembaga ke dua
"kutub" logam pada baterai buah, itu selesai rangkaian arus listrik - yang mengalir
dalam satu arah - dan kekuatan perangkat.

12

4. Langkah Kerja
1. Siapkan buah Anda dengan menekan pada semua sisi dengan tangan
Anda. Pastikan untuk tidak menekan terlalu erat dan memecahkan kulit.
Idenya adalah untuk melunakkan buah cukup di tusuk sehingga jus yang
mengalir di dalamnya.
2. Masukkan kuku ke dalam buah, sekitar 2 inci terpisah dari satu sama lain.
Ujung (tipis tajam) dari kuku harus di tengah buah, tetapi tidak menyentuh
satu sama lain. Berhati-hatilah untuk tidak menembus kuku melalui ujung
buah.

3. Lepaskan kabel isolasi di sekitar bola (LED) sehingga Anda dapat
mengekspos kawat di bawahnya. Anda harus menghapus isolasi cukup
sehingga Anda dapat membungkus kawat terbuka di sekitar kuku.
4. Ambil salah satu kabel terbuka dan membungkusnya di sekitar kuku
(seng) galvanis. Jika kawat terus meluncur turun, gunakan pita listrik atau
penjepit buaya untuk tetap terpasang.
5. Bungkus ujung kawat di sekitar kuku tembaga.

6. Ketika kawat kedua adalah melekat pada kuku tembaga, bola akan
menyala.

13

5. Analisis Percobaan
Kuku adalah logam aktif yang bereaksi dengan asam dalam buah. Bahan
aktif dalam buah ion bermuatan positif. Sebuah transfer electron terjadi antara
kuku seng dan asam dari buah. Kuku bertindak sebagai tiang untuk baterai, satu
positif dan satu negative. Electron bergerak dari kutub positif ke kutub negative
melalui kawat bola lampu (konduktor), menghasilkan listrik yang cukup untuk
menyalakan bola.
Dalam rangka untuk menghasilkan listrik, harus ada sumber daya dan
rangkaian lengkap. Bila menggunakan buah jeruk untuk menciptakan listrik,
aturan ini masih berlaku. Dalam sebuah percobaan sederhana menggunakan buah
jeruk, komponen dari sirkuit meliputi: buah lemon atau lainnya, kawat, dua
elemen logam yang berbeda dan sebuah bola lampu kecil. Lemon dalam
rangkaian ini berfungsi sebagai sumber baterai dan listrik.
Dua logam sering digunakan dalam demonstrasi ini adalah seng dan
tembaga. Jus lemon asam yang melarutkan sejumlah kecil dari dua logam dan
elektron mereka bereaksi satu sama lain. Ion bermuatan negatif perjalanan melalui
kabel, menciptakan arus listrik. (Listrik adalah gerakan elektron.) Demonstrasi ini
adalah sirkuit tertutup, yang memungkinkan elektron untuk mengalir dari sumber
listrik dan kembali lagi, tanpa istirahat.
Pada pandangan pertama, tampaknya sirkuit ini tidak memiliki komponen
penting dari baterai atau sumber daya. Lemon, dengan seng dan tembaga, menjadi
baterai. Sebuah baterai terdiri dari dua logam dan elektrolit. Elektrolit adalah
cairan konduktif, di sini, jus lemon melakukan fungsi ini. Reaksi kimia terjadi
antara logam di dalam buah jeruk. Hal ini menciptakan tegangan, yang
mendorong elektron melalui sirkuit. Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa
buah jeruk menciptakan listrik. Apa yang terjadi adalah elektrolit (jus jeruk)
dikombinasikan dengan seng dan tembaga bentuk baterai, yang pada gilirannya
melengkapi rangkaian listrik.
Baterai bekerja dengan memindahkan dan menyimpan biaya - banyak
seperti listrik. Agar buah menjadi baterai, perlu untuk dapat menghantarkan
listrik. Asam membuat ion, atau partikel bermuatan, ketika dimasukkan dalam
larutan seperti air. Ini partikel bermuatan dari asam adalah tipe yang sama seperti
partikel bermuatan dalam arus listrik, sehingga buah yang akan membuat baterai
14

terbaik adalah salah satu yang paling asam. Hal lain yang umum tentang asam -
mereka cenderung rasa asam. Semakin kuat asam buah, semakin asam itu akan
terasa. Karena lemon adalah yang paling asam dari tiga, hal itu akan membuat
baterai terbaik.
Jeruk buah-buahan seperti jeruk dan lemon adalah konduktor yang sangat
baik. Mereka tidak menghasilkan banyak energi pada mereka sendiri, tetapi jika
Anda menggunakan beberapa dari mereka dalam serangkaian dalam sirkuit, Anda
dapat menghasilkan listrik yang cukup untuk menyalakan sebuah bola lampu.Hal
ini menciptakan baterai multi-sel, yang membuat buah jeruk listrik lebih kuat dan
praktis.
Buah jeruk bukan satu-satunya sumber elektrolit. Buah-buahan berair
lainnya, seperti apel, dapat digunakan. Kentang konduktor yang baik, juga. Cuka
juga merupakan konduktor yang layak. Banyak benda-benda kecil dapat
diaktifkan menggunakan sirkuit listrik dengan buah jeruk, seperti lampu
senter. LED dapat diaktifkan dengan buah-buahan jeruk, mereka menggunakan
listrik kurang dari bola lampu. Kalkulator adalah alat yang berguna yang dapat
diaktifkan oleh metode ini, juga.

15

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Baterai terdiri dari dua logam yang berbeda tersuspensi dalam larutan
asam, tembaga dan seng bekerja dengan baik sebagai logam dan
kandungan asam sitrat dari lemon yang akan memberikan larutan asam
2. Baterai seperti ini tidak akan dapat menjalankan motor atau energi lampu
yang paling ringan. Hal ini dimungkinkan untuk menghasilkan cahaya
redup dari LED
3. Penggunaan baterai ini selain membuatnya yang mudah, sumbernya di
Indonesia juga cukup banyak
4. Penggunaan larutan asam yang diperoleh dari jeruk mampu menghasilkan
energy listrik
5. Keasaman buah jeruk terhadap konduktivitas listrik yaitu semakin asam
(semakin kecil nilai PH) maka konduktivitas listrik larutan tersebut makin
besar dan sebaliknya semakin besar nilai PH maka semakin keeil
konduktivitas listrik larutan tersebut.

B. SARAN
Dari pemaparan makalah ini, penulis mengharapkan agar ada penelitian
lanjutan yang akan meneliti kembali kekurangan dan kelebihan penggunaan
baterai buah jeruk ini. Serta mengoptimalkan energy yang diperoleh dari jeruk
secara maksimal dan pemanfaatan jeruk ini sebagai sumber energy listrik.

16

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan. 1988. Kimia Larutan. Jakarta: Depdikbud
Purnomo, Heri, 2010, Pengaruh Keasaman Buah Jeruk terhadap Konduktivitas
Listrik, Vol.6 No.2 Juli 2010 : 276 281, Semarang
Sihombing, Eidi,dkk,2011, Fisika Dasar 2, Medan, Universitas Negeri Medan
Situmorang, Manihar, 2007, Kimia Lingkungan. Medan : Universitas Negeri
Medan
Sukarjo. 1997. Kimia Fisika. Jakarta: Rineka Cipta.
http://hilaroad.com/camp/projects/lemon/lemon_battery.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Arus_listrik
http://tech.groups.yahoo.com/group/kimia_indonesia/message/8044
http://www.ehow.com/facts_5814243_fruit-conductivity-type-
battery.html#ixzz1fklKQxXd
http://www.ehow.com/how-does_5167602_do-citrus-fruits-produce-
electricity.html#ixzz1fkle2zqa
http://www.sciencefairadventure.com/ProjectDetail.aspx?ProjectID=154

Anda mungkin juga menyukai