A. SEJARAH BATERAI
Baterai ditemukan oleh ahli fisika dari Prancis bernama Gaston Plante pada tahun 1859.
Saat ini terdapat 3 jenis Baterai yakni Baterai basah, Baterai hybrid & Baterai kering.
Baterai basah banyak digunakan oleh mobil & motor. Salah satu ciri dari Baterai jenis
ini adalah adanya lubang2 tempat pengisian air Baterai. Keunggulan dari Baterai basah
yakni harganya terjangkau. Sedangkan kelemahannya adalah tingkat penguapannya
tinggi. Oleh karena itu kendaraan yang menggunakan jenis Baterai basah harus rutin
memeriksa ketinggian permukaan air Baterai. Gunakan air suling
untuk menambah cairan pada Baterai. Kondisi permukaan air yang berada di bawah
garis lower serta salah menuangkan cairan ketika menambah cairan Baterai (seperti
Baterai zuur, air ledeng) membuat Baterai cepat rusak. Kemudian adalah Baterai
hybrid. Baterai jenis ini mirip dengan Baterai basah hanya saja material sel-selnya lebih
bagus dibandingkan dengan Baterai basah karena menggunakan lapisan anti
penguapan.
Modul Baterai 1
tidak memerlukan perawatan. Selain itu Baterai MF bisa diletakkan berdiri ato tidur.
Dengan berbagai kelebihannya Baterai MF dibanderol paling mahal dibandingkan
dengan Baterai basah & Baterai hybrid.
B. Definisi Baterai
Baterai adalah suatu media yang dapat menyimpan energi (umumnya energy listrik)
dalam bentuk energi kimia. Baterai temasuk sel sekunder, karena selain menghasilkan
arus listrik, Baterai juga dapat diisi arus listrik kembali. Secara sederhana Baterai
merupakan sel yang terdiri dari elektrode Pb sebagai anode dan PbO2 sebagai katode
dengan elektrolit H2SO4.
Modul Baterai 2
5. Air Baterai: Dibuat dari campuran air (H2O) dan asam sulfat (SO4).
6. Separator: Berada di antara pelat positif dan negatif, separator bertugas untuk
memisahkan atau menyekat pelat positif dan negatif agar tidak saling
bersinggungan yang dapat menimbulkan short alias hubungan arus pendek.
7. Sel: Adalah ruangan dalam wadah bentuk kotak-kotak yang berisi cairan Baterai,
pelat positif dan negatif berikut seperatornya.
8. Terminal Baterai: Keduanya berada di atas wadah, karena merupakan ujung dari
rangkaian pelat-pelat yang nantinya dihubungkan ke beban arus macam lampu dan
lainnya. Bagian ini terdiri dari terminal.
Modul Baterai 3
G. Tipe Baterai
H. Vent plug
Modul Baterai 4
Vent plug terdapat pada tutup disetiap sel. Fungsinya adalah untuk mencegah masuknya
debu dan kotoran kedalam sel. Fungsi yang lebih penting lagi adalah agar tersedia
saluran (lubang). Untuk membebaskan gas dan kemungkinan terbentuknya lagi asam
sulfat yang terkandung di dalam uap asam yang terbentuk pada saat pengisian baterai.
J. Elektrolit (H2SO4)
Standard berat jenis (specific gravity) elektrolit baterai pada temperatur standart (20
derajat celcius) adalah 1.280. Apabila temperatur larutan elektrolit berubah, maka
standart berat jenis elektrolit baterai dapat dicari dengan rumus : S 20 = St + 0,0007 (t
– 20) Dimana : S20 = Berat jenis pada temperatur 20 derajat celcius St = Berat jenis
pada temperature pengukuran t = Temperatur elektrolit Berat jenis elektrolit akan turun
pada saat baterai dipakai (discharge). Pada kondisi standart (20 derajat celcius), bila
berat jenis elektrolit turun mencapai 1.200, maka baterai harus diisi kembali (charging).
Bila jumlah elektrolit di dalam baterai berkurang, maka harus ditambah dengan air
Baterai (air suling). Perubahan berat jenis elektrolit tergantung oleh :
Discharge rate.
Charge rate.
Temperature.
Jumlah dari asam sulfat yang terkandung dalam elektrolit.
Larutan elektrolit dapat membeku pada temperature tertentu. Oleh karena itu kalau
menyimpan baterai boleh ditempat sedingin mungkin asalkan tidak sampai larutan
elektronitnya membeku.
1. Reaksi Kimia
Baterai pada saat discharging maupun recharging akan terjadi reaksi kimia.
Reaksi Kimia Pada Saat Discharging.
Yang dimaksud discharging adalah penggunaan isi (kapasitas)
baterai.Reaksi kimia yang terjadi ialah :
Pb O2 + 2 H2 SO4 Pb SO4 + 2 H2 O + Pb SO4
Pada ahir discharging, plat positip dan plat negatip akan menjadi
Modul Baterai 5
2. Larutan Elektrolit
Hasil campuran 36 % Asam Sulfat dan 64 % air akan menghasilkan elektrolit yang
berat jenisnya 1.270 pada 80 derajat F (27 derajat C).Larutan elektrolit ini terdiri
dari pencampuran antara Asam Sulfat (H2SO4) yang berat jenisnya 1.835 dan air
(H2O) yang berat jenisnya 1 dengan komposisi tertentu.
3. Terminal Voltage
Terminal voltage adalah batas tegangan baterai yang diijinkan pada saat
discharging dan recharging.
Saat Discharging
Ketika baterai dipakai dengan arus besar, sebagia contoh digunakan untuk
memutar engine waktu start, maka tahanan dalam baterai akan naik. Hal ini
tidak hanya disebabkan berkurangnya asam sulfat (yang semestinya untuk
mempertahankan kecepatan reaksi kimia antara plat-plat dan elektrolit),
tetapi juga Bateraibat polarisasi baterai itu.
Saat Recharging
Pada saat recharging ( arus pengisian kurang lebih seper sepuluh dari arus
discharging rata-rata ) maka akan menghasilkan naiknya perbedaan
potensial antara positip dan negatip. Pada saat recharging tersebut, akan
timbul gelembung-gelembung karena peristiwa elektrolisa (penguraian)
H2O. Gelembung-gelembung tersebut dapat menyebabkan umur baterai
pendek. Oleh karena itu, ketika recharging apabila sudah mencapai terminal
voltage, maka recharging dihentikan.
4. Self Discharge
Suatu baterai yang telah diisi elektrolit, jika didiamkan (tidak dipakai) akan
kehilangan muatan listriknya. Hal ini disebabkan, setelah baterai diisi elektrolit,
maka baterai mulai mengalami suatu reaksi kimia, meskipun baterai tersebut
dipakai atau tidak. Sifat seperti ini tidak dapat dihindarkan pada semua baterai.
Kehilangan muatan listrik yang tersimpan tanpa pemakaian melalui rangakaian
luar disebut “Self Discharge” Sebab-sebab self discharge sebagai berikut :
Plat negatip beraksi langsung dengan asam sulfat dari elektrolit membentuk
timbal sulfat (Pb SO4)
Hubungan singkat antara plat positip dan plat negatip melalui endapan dari
material aktif
Jika suhu dan konsentrasi elektrolit tidak merata disekitar plat positip dan
negatip akan terjadi reaksi elektrokimia local.
Hal-hal seperti di atas ini yang menyebabkan muatan baterai akan berkurang
meskipun tidak dipakai. Reaksi kimia yang terjadi dalam baterai akan lebih cepat
dengan kenaikan suhu elektrolit. Hal ini juga berarti “Self Discharge” akan
bertambah cepat jika suhu lebih tinggi. Jadi penyimpanan baterai pada suhu rendah
lebih efektif dalam memperkecil kecepatan “Self Discharge”. Faktor lain yang
Modul Baterai 6
mempercepat “Self Discharge” adalah bila elektrolit atau air suling yang diisikan
ke dalam baterai mengandung material-material yang tidak diinginkan, karena akan
menimbulkan reaksi local.
K. Kapasitas Baterai
Kapasitas baterai adalah jumlah listrik yang dapat dihasilkan dengan melepaskan arus
tetap, sampai dicapai voltage ahir. Besarnya ditentukan dengan mengalikan besar arus
pelepasan dengan waktu pelepasan dan dinyatakan dalam AH (Ampere Hour). Jadi
untuk menyatakan kapasitas baterai, perlu ditentukan laju arus pelepasan. Karena
kapasitas baterai tergantung dari kuat arus pelepasan. Misalnya suatu baterai
mempunyai kapasitas 100 AH untuk laju arus 20 jam. Ini berarti baterai tersebut
sanggup melepaskan muatan sebesar 5 ampere selama 20 jam. Tapi tidak berarti mampu
melepaskan muatan sebesar 10 ampere selama 10 jam. Jadi jika ingin membandingkan
kapasitas baterai perlu disamakan dahulu laju arus pelepasan muatan listriknya.
L. Pengetesan Baterai
Kondisi dari sebuah baterai ditunjukan oleh berat jenis larutan elektronitnya. Salah satu
cara yang paling sederhana dan lebih dipercaya adalah dengan mengukur berat jenis
dari larutan elektrolit. Alat untuk mengukur berat jenis elektrolit disebut “Hydrometer”
dan dilengkapi dengan thermometer untuk mengetahui temperatur elektrolit.
Hydrometer dikalibrasi untuk mengukur berat jenis elektrolit pada temperature standar
(JIS) 20 derajat celcius (68 derajat F). Untuk menentukan pembacaan berat jenis yang
benar adalah sebagi berikut :
Bila suhu di atas 20 derajat C (68 derajat F), ditambah 0,0007 tiap kenaikan 1 derajat
C. - Bila suhu di bawah 20 derajat C (68 derajat F), dikurangi 0,0007 tiap penurunan 1
derajat C.Sebagai contoh, pada suhu 49 derajat C didapatkan pembacaan berat jenis
elektrolit 1,2597. Dimana pengukuran ini suhu elektrolitnya 29 derajat celcius di atas
standar yang ditetapkan yaitu 20 derajat JIS. Sehingga pembacaan berat jenis yang
sebenarnya dihitung dengan rumus sebagai berikut
S20 = St + 0,0007 (t – 20)
= 1.2597 + 0,0007 (49 – 20)
= 1,2597 + 0,0203 = 1,28
Jadi pembacaan yang benar setelah dikoreksi dengan temperature adalah 1,28
M. Perawatan Baterai.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat penyimpanan baterai :
1. Baterai yang tidak dipakai harus disimpan di tempat yang kering, sejuk dan tidak
kena sinar matahari langsung, karena bisa mempercepat reaksi kimia (self
discharge)
2. Baterai yang diterima lebih dahulu sebaiknya didahulukan pemakaiannya.
3. Untuk baterai tipe basah, perlu adanya pengisian secara periodi, yaitu minimal 1
bulan sekali, untuk menjaga baterai tetap full charge dan tidak cepat rusak.
Modul Baterai 7
N. Peringatan Keselamatan
Asam Sulfat sangat berbahaya, dapat menyebabkan kulit dan mata teriritasi dan
terbakar. Asam Sulfat juga dapat menyebabkan ledakan pada beberapa kasus. Saat
bekerja dengan Baterai dan Elektrolit, lindungi diri Anda dengan kaca mata pelindung,
dan pelindung wajah. Pakailah bahan garmen untuk melindungi wajah, tangan dan
tubuh Anda. Selain hal-hal di atas, perhatikan dengan tindakan-tindakan pencegahan di
bawah ini:
1. Selalu bekerja di udara terbuka atau tempat yang mempunyai ventilasi besar pada
saat Anda bekerja dengan Baterai.
2. Pastikan tempat sekitar Anda bebas dari sumber api ataupun percikan api, bahkan
rokok. Sumber Api dapat menyebabkan Baterai meledak.
3. Selalu pastikan tutup pengisian Elektrolit tertutup erat dan tepat.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Selalu putuskan hubungan kabel negatif terlebih dahulu pada saat pelepasan
Baterai, dan menghubungkannya paling akhir pada saat pemasangan Baterai.
6. Jangan pernah bersentuhan dengan Baterai pada saat pengisian aliran listrik
(charging), pengetesan, atau penyetruman mesin.
7. Matikan semua kelistrikan sebelum memutuskan koneksi arus listrik.
8. Sebelum menggunakan alat yang dapat menghantarkan listrik (konduktor),
pindahkan barang-barang yang mengandung metal yang ada pada tangan ataupun
lengan (jam tangan).
Modul Baterai 8