Anda di halaman 1dari 7

Nama : Elang Pangeran Kevin

Kelas : 2A D-IV TMPP


NIM : 1841230002

I. Pengertian dan Jenis Baterai


Baterai atau accumulator adalah sel listrik yang didalamya berlangsung proses elektrokimia
yang bersifat dapat berkebalikan dan mampu menyimpan daya. Pada proses penggunaan
baterai/accu terjadi proses pengubahan energi kimia menjadi energi listrik. Ketika
pengecasan terjadi proses regenerasi elektroda-elektroda yang terpakai melalui arus listrik
dalam arah (polaritas) yang berlawanan di dalam sel.
Berdasarkan kemampuan rechargeable, baterai dibagi menjadi dua:
1. Baterai Premier
Baterai ini merupakan baterai yang digunakan sekali pakai. Baterai ini mengunakan
voltase tegangan 1,5 Volt dan terdiri dari ukuran. Disamping itu, baterai premier
ada yang memiliki tegangan 6 volt dan 9 volt.

Berdasarkan Bahannya, baterai Premier terdiri dari


a. Baterai Zinc-Carbone
Dikenal sebagai bateri “Heavy Duty” terdiri dari Seng sebagai terminal negatif
dan pembungkus baterainya. Sementara terminal positifnya terbuat dari karbon
yang berbentuk batang yang terletak pada tengah baterai.

b. Baterai Alkaline
Baterai ini memiliki daya tahan yang lebih lama. Elektrolit yang digunakan
adalah potassium hydroxide yang merupakan zat alkali. Untuk elektrodanya
mengunakan bahan aktif lain.

c. Baterai Lithium
Baterai ini memiliki kinerja yang lebih baik dari baterai lain. Baterai lithium
dapat bekerja pada suhu rendah. Baterai ini digunakan pada memory backuo
pada mikrokomputer dan jam tangan.
d. Baterau Silver Oxide
Baterai ini dapat menghasilkan energi tinggi dengan bentuk yang relative kecil
dan ringan. Baterai ini sering kali memiliki kemampuan yang hampir sama
dengan baterai lithium.

2. Baterai Sekunder
Baterai memiliki kemampuan untuk diisi ulang (rechargeable). Pada prinsipnya
baterai sekunder menghasilkan arus listrik yang sama dengan baterai premier.
Hanya saja baterai sekunder memiliki reaksi kimia yang dapat dibalik.

Berdasarkan bahannya, baterai sekunder terdari diri berberapa bahan

a. Baterai Nickel-Cadmium
Baterai ini mengunakan Nickel Oxide Hydroxide sebagai terminal positif dan
Cadmium sebagai terminal negatif. Baterai Ni-Cd melakukan self discharge
sekitae 30% ketika tak digunakan. Baterai ini memiki 15% tosik sehingga
dilarang di Uni Eropa pengunaanya.

b. Baterai Nickel-Metal Hydride


Baterai ini merupakan versi lanjutan dari baterai Ni-Cd. Dengan kapasitas 30%
lebih besar dari Baterai Ni-Cd dan tidak membahayakan lingkungan. Baterai ini
melakukan self discharge sebesar 40% ketika tidak digunakan.
c. Baterai Lithium-Ion
Baterai jenis ini sering digunakan pada laptop dan handphone. Bateri Li-Ion
memiliki daya tahan siklus tinggi dan kapasitas 30% lebih besar dari jenis lain.
Rasio Self Charge adalah 20% per bulan.

Berdasarkan elemen selnya, baterai terbagi menjadi dua


1. Baterai Sel Kering
Baterai ini mengunakan bahan kimia kering dalam bentuk padat ataupun serbuk
sebagai elemen terminalnya. Baterai ini berbentuk seperti pada baterai pada
umumnya. Baterai kering memiliki voltase dan arus yang kecil.

2. Baterai Sel Basah


Baterai ini mengunakan cairan elektrolit sebagai elemen terminalnya. Baterai yang
mengunakan sel basah memiliki voltase dan arus yang kuat dan digunakan untuk
kebutuhan yang berat. Contoh dari baterai sel basah adalah Accumulator / Accu.
II. Baterai dan Aki pada rangkaian Seri dan Paralel.
1. Rangkaian Seri Baterai
Pada rangkaian seri, tegangan tertambahkan. Semakin bertambah baterai, maka nilai
tegangannya semakin bertambah. Untuk arusnya tetap. Pada contoh gambar berikut,
4 baterai dirangkai seri. Baterai tersebut bertegangan 1,5 Volt dan arus 1000
miliampere per jam (mAh). Pada rangkaian ini, nilai tegangannya menjadi 6 Volt
dan arusnya tetap 1000 mAh.

2. Rangkaian Paralel Baterai

Pada rangkaian parallel, nilai arusnya yang bertambah. Sementara nilai tegangannya
tetap. Semakin banyak baterai, maka nilai arusnya bertambah. Pada gambar berikut,
4 baterai dengan voltase 1,5 volt dan 1000 mAh pada tiap baterainya. Pada
rangkaian ini nilai arusnya 4000 mAh dan tegangannya tetap 1,5 volt.
III. Cara perawatan Baterai dan Aki
Untuk perawatan baterai memiliki penanganan tertentu. Tujuannya agar baterai tetap awet
dan massa usia baterai dapat digunakan dalam waktu yang lama.
1. Hindari penggunaan baterai pada suhu tinggi
2. Hindari kehabisan daya
3. Hindari pengisian baterai diluar ketentuan
4. Simpan pada tempat yang sejuk dan baik
Menyimpan baterai di kemasan aslinya akan melindungi baterai dari pengaruh
IV. Cara charge baterai
aktu pengisian baterai aki/ sealed lead acid adalah 12 sampai 16 jam. Dengan arus
pengisian yang lebih tinggi dan metode pengisian multi-stage, waktu pengisian dapat
berkurang sampai dengan 10 jam atau kurang.
Pengisian baterai multi-stage, terdiri dari 3 stage/ tahap: constant-current charge, topping
charge dan float charge. Selama constant-current charge, baterai diisi sampai 70 persen
dalam waktu 5 jam; sisanya 30 persen adalah pengisian pelan-pelan dalam topping charge.
Topping charge butuh sekitar 5 jam yang lain dan ini sangat penting untuk menjaga baterai
tetap baik. Jika pola pengisian baterai tidak lengkap sesuai dengan kedua stage diatas, maka
baterai akan kehilangan kemampuan untuk menerima full charge dan kinerja baterai akan
berkurang. Tahap ketiga adalah float charge, kompensasi self-discharge setelah baterai
terisi penuh.
Kapasitas baterai sebesar 100 Ampere hour, artinya arus baterai akan habis dalam satu jam,
bila beban menggunakan 100 Ampere.
Level discharge baterai aki yang direkomendasikan adalah sampai dengan tegangan 1.75
Volt per sel. Baterai aki akan rusak apabila tegangan per sel lebih kecil dari 1.75 Volt (atau
10.5 Volt untuk baterai 12 Volt).
Masa baterai dihitung dalam jumlah cycle. Satu cycle adalah satu kali penggunaan dan
pengisian. Depth of discharge (jumlah pemakaian ampere baterai), mempengaruhi jumlah
cycle baterai aki. Pada suhu 25 derajat Celcius:

150 - 200 cycle dengan 100 persen depth of discharge (full discharge).
400 - 500 cycle dengan 50 persen depth of discharge (partial discharge).
1000 atau lebih dengan 30 persen depth of discharge (shallow discharge).
V. Cara penyimpanan baterai
Untuk penyimpanan baterai memiliki penanganan tertentu. Tujuannya agar baterai tetap
awet dan massa usia baterai dapat digunakan dalam waktu yang lama.
5. Simpan baterai pada kemasan asli
Menyimpan baterai di kemasan aslinya akan melindungi baterai dari pengaruh
kelembaban dari lingkungan luar. Selain itu, agar memudahkan untuk menyortir
baterai.

6. Pisahkan baterai berdasarkan merek dan usia


Bila tidak ada kemasan asli baterai, kita dapat memisahkan baterai berdasarkan
merek dan usia produksinya. Hal ini untuk menghindari kontaminasi dari baterai
yang berbeda bahan. Selain itu, pemisahan baterai ini agar mengetahui mana baterai
yang dapat digunakan maupun tidak dapat digunakan.

7. Periksa kadar muatan baterai yang rechargeable


Banyak baterai yang dapat diisi ulang akan rusak permanen bila tidak disimpan
pada keadaan tanpa muatan. Pada tiap baterai yang berbeda bahan memiliki syarat
dan saran jumlah komposisi yang disimpan.

8. Isi ulang baterai rechargeable secara teratur


Baterai harus disimpan pada kondisi yang baik. Panduan pengisian ulang
bergantung pada desain baterai yang digunakan dan bahan baterai.

9. Simpan baterai pada suhu rendah atau kurang.


Baterai akan berkurang muatannya bila disimpan dalam suhu panas karena reaksi
pada muatan bahannya masih aktif bereaksi. Untuk itu, baterai disimpan dalam suhu
rendah untuk menghindari reaksi yang tidak diinginkan. Selain itu, hal ini
menghindari kerusakan pada komponen baterai.

10. Perhatikan kelembabannya.


Baterai berasal dari bahan bersifat ferrous, sehingga rawan terkena korosi bila
terkena kelembaban. Selain itu baterai memang harus dihindarkan dari kondisi
basah untuk menghindari reaksi konduiksi listrik.

11. Cegah konduksi listrik.


Karena listrik merupakan benda menyimpan daya, maka hindari konduksi listrik
dengan tidak mengunakan wadah logam, menyimpan dengan benda logam lain dan
atur letak baterai agar terminal positif tidak bertemu denan terminal negatif.

12. Pulihkan baterai yang kehilangan muatannya.


Baterai akan kehilangan muatannya secara perlahan ketika digunakan. Maka
sebelum simpan, harus dikembalikan kondisinya agar normal dan dapat digunakan
kembali ketika dibutuhkan.

13. Lepaskab baterai dari perangkat elektronik.


Agar tidak tidak terjadi banyak muatan yang hilang karena masih terhubung dengan
rangkaian elektronik, mala lepaskan baterai dari rangkaian elektronik.

Anda mungkin juga menyukai