Anda di halaman 1dari 32

HYBRID SYSTEM DENGAN ENERGI

TERBARUKAN

SISTEM HYBRID SYSTEM


energi surya

Prof.Dr.Ir.H.Didik Notosudjono Msc.


Teknik Elektro
Universitas Pakuan
PRINSIP KERJA ENERGI SURYA
Pembangkit Tenaga Surya

Untuk mengubah energi matahari menjadi energi listrik dapat dilakukan dengan sel surya atau solar
cell. Apabila permukaan sel surya dikenai cahaya maka dihasilkan pasangan elektron dan hole. Elektron
akan meninggalkan sel surya dan akan mengalir pada rangkaian luar sehingga timbul arus listrik. Arus
listrik yang dihasilkan oleh sel surya dapat dimanfaatkan langsung atau disimpan dulu dalam baterai
untuk digunakan kemudian.

Adapun jenis-jenis sel surya yaitu :


Crystalline silicon (CS) atau mono-kristalin

Amorphous Silikon amosphous (AS)

Polikristal (Polycrystalline)
PRINSIP KERJA PLTS
1

4
Crystalline silicon (CS) atau mono-kristalin
Merupakan sel surya yang paling efisien, menghasilkan daya listrik persatuan luas yang paling tinggi.
Memiliki efisiensi sampai dengan 15%. Kelemahan dari panel jenis ini adalah tidak akan berfungsi
baik ditempat yang cahaya mataharinya kurang (teduh), efisiensinya akan turun drastis dalam cuaca
berawan. ·
Amorphous Silikon amosphous (AS)
digunakan sebagai bahan baku panel sel surya untuk
kalkulator pada waktu tertentu. Meskipun kinerjanya
rendah daripada sel surya c-Si (crystaline) tradisional, hal
ini tidak terlalu penting dalam kalkulator, yang
menggunakan tenaga yang sangat minim. Saat ini,
perkembangan pada teknik a-Si membuat mereka
menjadi lebih efektif untuk area yang luas yang digunakan
solar cells panel. Efisiensi tinggi dapat dicapai dengan
penyusunan beberapa layar sel a-Si yang tipis di bagian
atas satu sama lain, setiap rangkaian diatur untuk bekerja
dengan pada frekuensi cahaya tertentu. Pendekatan ini
tidak berlaku untuk sel c-Si, dimana sangat tebal sebagai
hasil dari teknik pembangunan dan buram, menghalangi
cahaya pada lapisan di tiap susunan. Keuntungan dasar
dari a-Si dalam skala produksi yang besar bukan pada
efisiensi, tetapi pada biaya. Sel a-Si menggunakan sekitar
1% silikon daripada sell c-Si, dan biaya untuk silikon adalah
faktor terbesar dalam biaya sel.
Polikristal (Polycrystalline)
Merupakan sel surya yang memiliki susunan kristal acak. Type Polikristal memerlukan luas
permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan jenis monokristal untuk menghasilkan daya listrik
yang sama, akan tetapi dapat menghasilkan listrik pada saat mendung.
Definisi Batterai
Baterai (Battery) adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang disimpannya menjadi energi
Listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat Elektronik. Hampir semua perangkat elektronik yang
portabel seperti Handphone, Laptop, Senter, ataupun Remote Control menggunakan Baterai sebagai
sumber listriknya. Dengan adanya Baterai, kita tidak perlu menyambungkan kabel listrik untuk dapat
mengaktifkan perangkat elektronik kita sehingga dapat dengan mudah dibawa kemana-mana. Dalam
kehidupan kita sehari-hari, kita dapat menemui dua jenis Baterai yaitu Baterai yang hanya dapat dipakai
sekali saja (Single Use) dan Baterai yang dapat di isi ulang (Rechargeable).

Jenis-jenis Batterai

Baterai Primer (Baterai Sekali Pakai/Single Use)

Baterai Sekunder (Baterai Isi Ulang/Rechargeable)


Baterai Primer (Baterai Sekali Pakai/Single Use)
Baterai Primer atau Baterai sekali pakai ini merupakan baterai yang paling sering ditemukan di
pasaran, hampir semua toko dan supermarket menjualnya. Hal ini dikarenakan penggunaannya yang
luas dengan harga yang lebih terjangkau. Baterai jenis ini pada umumnya memberikan tegangan 1,5
Volt dan terdiri dari berbagai jenis ukuran seperti AAA (sangat kecil), AA (kecil) dan C (medium) dan
D (besar). Disamping itu, terdapat juga Baterai Primer (sekali pakai) yang berbentuk kotak dengan
tegangan 6 Volt ataupun 9 Volt.
Jenis-jenis Baterai yang tergolong dalam Kategori Baterai Primer (sekali Pakai / Single use)
diantaranya adalah :

Baterai Zinc-Carbon (Seng-Karbon)

Baterai Alkaline (Alkali)

Baterai Lithium

Baterai Silver Oxide


Baterai Sekunder (Baterai Isi Ulang/Rechargeable)
Baterai Sekunder adalah jenis baterai yang dapat di isi ulang atau Rechargeable Battery. Pada
prinsipnya, cara Baterai Sekunder menghasilkan arus listrik adalah sama dengan Baterai Primer. Hanya
saja, Reaksi Kimia pada Baterai Sekunder ini dapat berbalik (Reversible). Pada saat Baterai digunakan
dengan menghubungkan beban pada terminal Baterai (discharge), Elektron akan mengalir dari Negatif
ke Positif. Sedangkan pada saat Sumber Energi Luar (Charger) dihubungkan ke Baterai Sekunder,
elektron akan mengalir dari Positif ke Negatif sehingga terjadi pengisian muatan pada baterai. Jenis-
jenis Baterai yang dapat di isi ulang (rechargeable Battery) yang sering kita temukan antara lain seperti
Baterai Ni-cd (Nickel-Cadmium), Ni-MH (Nickel-Metal Hydride) dan Li-Ion (Lithium-Ion).
Jenis-jenis Baterai yang tergolong dalam Kategori Baterai Sekunder (Baterai Isi Ulang) diantaranya
adalah :
Baterai Ni-Cd (Nickel-Cadmium) BateraiVLA(ventedleadacid)

Baterai Ni-MH (Nickel-Metal Hydride) Baterai VRLA (valve regulated lead acid)

Baterai Li-Ion (Lithium-Ion)


BateraiVLA(ventedleadacid)
Kadang disebut dengan baterai OPZS, kadang dibilang juga dengan baterai aki. baterai ini
menggunakan elektroda Pb dan PbO2, elektrolitnya menggunakan H2SO4. Baterai ini mirip seperti aki
pada kendaraan bermotor, bedanya terdapat pada tebal lempengan elektroda yang digunakan. baterai
yang digunakan pada PV system umumnya memiliki elektroda lebih tebal agar dapat  mengalami
didischarge lebih banyak (intinya, dapat menyimpan dan melepaskan muatan listrik dengan kapasitas
lebih besar)
layaknya aki pada umumnya, baterai ini memerlukan perawatan berkala, misalnya penambahan air aki,
hal ini diakibatkan oleh berkurangnya kadar air di baterai karena penguapan
Kelebihan: harga lebih murah, umur yang lebih lama (dengan perawatan yang tepat)
Kekurangan: memerlukan perawatan berkala, tidak cocok di temperatur rendah, timbul gas saat
overcharge
Baterai VRLA (valve regulated lead acid)
disebut juga sebagai OPZV. Bedanya dengan baterai VLA (aki), baterai ini tidak memiliki ventilasi gas. Kemasannya
tertutup rapi sehingga tidak ada senyawa/bahan yang dapat keluar / masuk baterai, oleh karena itu baterai ini tidak
memerlukan perawatan lebih, tapi sekali baterainya kebuka dan isinya bocor, it’s the end.
ada 2 jenis baterai VRLA:
– Gel
pada jenis ini, elektrolit di dalam baterai berada pada bentuk gel dengan penambahan bahan tertentu
– AGM
pada jenis AGM (absorbed Glass Mat) elektrolit terserap di sebuah material namanya glass mat (bingung bahasa indonya
apaan..)
kelebihan: lebih fleksibel untuk penempatan baterai dan pengiriman, tidak memerlukan maintenance, memiliki ketahanan
lebih pada discharge yang lebih tinggi, internal resistance lebih kecil, self discharge lebih rendah
kekurangan: rentan terhadap overcharge, harga lebih mahal, tidak cocok di temperatur tinggi, umur lebih pendek
Baterai Li-Ion (Lithium-Ion)
Baterai jenis Li-Ion (Lithium-Ion) merupakan jenis Baterai yang paling banyak digunakan pada
peralatan Elektronika portabel seperti Digital Kamera, Handphone, Video Kamera ataupun Laptop.
Baterai Li-Ion memiliki daya tahan siklus yang tinggi dan juga lebih ringan sekitar 30% serta
menyediakan kapasitas yang lebih tinggi sekitar 30% jika dibandingkan dengan Baterai Ni-MH. Rasio
Self-discharge adalah sekitar 20% per bulan. Baterai Li-Ion lebih ramah lingkungan karena tidak
mengandung zat berbahaya Cadmium. Sama seperti Baterai Ni-MH (Nickel- Metal Hydride), Meskipun
tidak memiliki zat berbahaya Cadmium, Baterai Li-Ion tetap mengandung sedikit zat berbahaya yang
dapat merusak kesehatan manusia dan Lingkungan hidup, sehingga perlu dilakukan daur ulang (recycle)
dan tidak boleh dibuang di sembarang tempat
Baterai Ni-MH (Nickel-Metal Hydride)
Baterai Ni-MH (Nickel-Metal Hydride) memiliki keunggulan yang hampir sama dengan Ni-Cd, tetapi
baterai Ni-MH mempunyai kapasitas 30% lebih tinggi dibandingkan dengan Baterai Ni-Cd serta tidak
memiliki zat berbahaya Cadmium yang dapat merusak lingkungan dan kesehatan manusia. Baterai
Ni-MH dapat diisi ulang hingga ratusan kali sehingga dapat menghemat biaya dalam pembelian
baterai. Baterai Ni-MH memiliki Self-discharge sekitar 40% setiap bulan jika tidak digunakan. Saat
ini Baterai Ni-MH banyak digunakan dalam Kamera dan Radio Komunikasi. Meskipun tidak
memiliki zat berbahaya Cadmium, Baterai Ni-MH tetap mengandung sedikit zat berbahaya yang
dapat merusak kesehatan manusia dan Lingkungan hidup, sehingga perlu dilakukan daur ulang
(recycle) dan tidak boleh dibuang di sembarang tempat.
Baterai Ni-Cd (Nickel-Cadmium)
Baterai Ni-Cd (NIcket-Cadmium) adalah jenis baterai sekunder (isi ulang) yang menggunakan Nickel
Oxide Hydroxide dan Metallic Cadmium sebagai bahan Elektrolitnya. Baterai Ni-Cd memiliki
kemampuan beroperasi dalam jangkauan suhu yang luas dan siklus daya tahan yang lama. Di satu sisi,
Baterai Ni-Cd akan melakukan discharge sendiri (self discharge) sekitar 30% per bulan saat tidak
digunakan. Baterai Ni-Cd juga mengandung 15% Tosik/racun yaitu bahan Carcinogenic Cadmium yang
dapat membahayakan kesehatan manusia dan Lingkungan Hidup. Saat ini, Penggunaan dan penjualan
Baterai Ni-Cd (Nickel-Cadmiun) dalam perangkat Portabel Konsumen telah dilarang oleh EU
(European Union) berdasarkan peraturan “Directive 2006/66/EC” atau dikenal dengan “Battery
Directive”.
Baterai Silver Oxide
Baterai Silver Oxide merupakan jenis baterai yang tergolong mahal dalam harganya. Hal ini
dikarenakan tingginya harga Perak (Silver). Baterai Silver Oxide dapat dibuat untuk menghasilkan
Energi yang tinggi tetapi dengan bentuk yang relatif kecil dan ringan. Baterai jenis Silver Oxide ini
sering dibuat dalam dalam bentuk Baterai Koin (Coin Battery) / Baterai Kancing (Button Cell). Baterai
jenis Silver Oxide ini sering dipergunakan pada Jam Tangan, Kalkulator maupun aplikasi militer.
Baterai Lithium
Baterai Primer Lithium menawarkan kinerja yang lebih baik dibanding jenis-jenis Baterai Primer (sekali
pakai) lainnya. Baterai Lithium dapat disimpan lebih dari 10 tahun dan dapat bekerja pada suhu yang
sangat rendah. Karena keunggulannya tersebut, Baterai jenis Lithium ini sering digunakan untuk
aplikasi Memory Backup pada Mikrokomputer maupun Jam Tangan. Baterai Lithium biasanya dibuat
seperti bentuk Uang Logam atau disebut juga dengan Baterai Koin (Coin Battery). Ada juga yang
memanggilnya Button Cell atau Baterai Kancing.
Baterai Alkaline (Alkali)
Baterai Alkaline ini memiliki daya tahan yang lebih lama dengan harga yang lebih mahal dibanding
dengan Baterai Zinc-Carbon. Elektrolit yang digunakannya adalah Potassium hydroxide yang
merupakan Zat Alkali (Alkaline) sehingga namanya juga disebut dengan Baterai Alkaline. Saat ini,
banyak Baterai yang menggunakan Alkalline sebagai Elektrolit, tetapi mereka menggunakan bahan
aktif lainnya sebagai
Baterai Zinc-Carbon (Seng-Karbon)
Baterai Zinc-Carbon juga disering disebut dengan Baterai “Heavy Duty” yang sering kita jumpai di
Toko-toko ataupun Supermarket. Baterai jenis ini terdiri dari bahan Zinc yang berfungsi sebagai
Terminal Negatif dan juga sebagai pembungkus Baterainya. Sedangkan Terminal Positifnya adalah
terbuat dari Karbon yang berbentuk Batang (rod). Baterai jenis Zinc-Carbon merupakan jenis baterai
yang relatif murah dibandingkan dengan jenis lainnya.
http://www.fsec.ucf.edu/en/consumer/solar_electricity/basics/cells_modules_arrays.htm
Sel fotovoltaik dihubungkan secara
elektrik secara seri dan / atau sirkuit
paralel untuk menghasilkan voltase,
arus dan tingkat daya yang lebih tinggi.

http://www.fsec.ucf.edu/en/consumer/solar_electricity/basics/cells_modules_arrays.htm
Modul fotovoltaik terdiri dari rangkaian
sel PV yang disegel dalam laminasi
pelindung lingkungan, dan merupakan
blok bangunan fundamental dari system
PV.

http://www.fsec.ucf.edu/en/consumer/solar_electricity/basics/cells_modules_arrays.htm
Panel fotovoltaik mencakup satu atau
lebih modul PV yang dipasang sebagai
unit pemasangan kabel yang terpasang
di lapangan.

http://www.fsec.ucf.edu/en/consumer/solar_electricity/basics/cells_modules_arrays.htm
Panel fotovoltaik mencakup satu atau
lebih modul PV yang dipasang sebagai
unit pemasangan kabel yang terpasang
di lapangan.

http://www.fsec.ucf.edu/en/consumer/solar_electricity/basics/cells_modules_arrays.htm
Solar Charge Controller

Solar Charge Controller adalah komponen di dalam sistem PLTS berfungsi sebagai pengatur
arus listrik (Current Regulator) baik terhadap arus yang masuk dari panel PV maupun arus beban
keluar / digunakan. Bekerja untuk menjaga baterai dari pengisian yang berlebihan (OverCharge),
Ini mengatur tegangan dan arus dari panel surya ke baterai.
Sebagian besar Solar PV 12 Volt menghasilkan tegangan keluar (V-Out) sekitar 16 sampai 20 volt
DC, jadi jika tidak ada peraturan, baterai akan rusak dari pengisian tegangan yang berlebihan…
yang umumnya baterai 12Volt membutuhkan tegangan pengisian (Charge) sekitar 13-14,8 volt
(Tegantung Tipe Battery) untuk dapat terisi penuh.
Fungsi Solar Charge Control :

1. Saat tegangan pengisian di baterai telah mencapai keadaan penuh, maka controller akan menghentikan
arus listrik yang masuk ke dalam baterai untuk mencegah over charge, dengan demikian ketahanan baterai
akan jauh lebih tahan lama. Di dalam kondisi ini, listrik yang tersupply dari panel surya akan langsung
terdistribusi ke beban / peralatan listrik dalam jumlah tertentu sesuai dengan konsumsi daya peralatan
listrik.
2. Saat voltase di baterai dalam keadaan hampir kosong, maka controller berfungsi menghentikan
pengambilan arus listrik dari baterai oleh beban / peralatan listrik. Dalam kondisi voltase tertentu
( umumnya sekitar 10% sisa voltase di baterai ) , maka pemutusan arus beban dilakukan oleh controller.
Hal ini menjaga baterai dan mencegah kerusakan pada sel – sel baterai. Pada kebanyakan model controller,
indikator lampu akan menyala dengan warna tertentu ( umumnya berwarna merah atau kuning ) yang
menunjukkan bahwa baterai dalam proses charging. Dalam kondisi ini, bila sisa arus di baterai kosong
(dibawah 10%), maka pengambilan arus listrik dari baterai akan diputus oleh controller, maka peralatan
listrik / beban tidak dapat beroperasi.
Sistem ON GRID
On Grid bekerja langsung dari panel surya tanpa menggunakan battery, sistem ini dapat langsung
tersalurkan kepada beban. Energi listrik yang dihasilkan dari panel surya adalah Direct Current (DC),
kemudian diubah menjadi arus Alternating Curent (AC) melalui Inverter. Arus DC yang diubah menjadi
arus AC tersebut langsung dapat digunakan kepada beban yang membutuhkan energi listrik, seperti
penggunaan untuk lampu, televisi (TV), kipas angin dan perabot elektronik yang membutuhkan energi
listrik.
Sistem On Grid bekerja bersama dengan arus listrik dari PLN, yakni arus PLN menjadi penghubung atau
penyalur arus listrik dari panel surya kepada beban. Sehingga seluruh penggunaan listrik pada waktu
siang hari, dihasilkan dari energi listrik panel surya, dan untuk malam hari menggunakan listrik dari
PLN. 

http://icasolar.com/blog/mengenai-sistem-hybrid
Prinsip Kerja Sistem ON GRID

1.Panel surya merubah cahaya matahari menjadi listrik DC.


2.Grid-tied inverter merubah listrik DC ke listrik AC, yang sinkron dengan jaringan listrik (PLN).
3.Listrik AC dikirim ke panel listrik utama dimana sudah terhubung langsung oleh grid-tied inverter.
4.Net Metering menghitung konsumsi bersih pemakaian listrik. Jika ada surplus energi yang dihasilkan oleh sistem
PV, itu akan dikirim kembali ke jaringan PLN.

http://icasolar.com/blog/mengenai-sistem-hybrid
Sistem Off Grid
Off Grid merupakan sistem PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) yang diperuntukan untuk daerah-
daerah terpencil/pedesaan yang tidak terjangkau jaringan PLN. Matahari (surya) adalah energi yang
secara langsung dapat dijumpai pada sistem tata surya bumi, matahari mampu menghasilkan energi yang
dapat diserap panel surya/solar cell. Off Grid sistem disebut juga stand alone PV (Photovoltaic) system
yaitu sistem pembangkit listrik yang hanya mengandalkan energi matahari sebagai satu-satunya sumber
energi utama dengan menggunakan rangkaian panel surya untuk menghasilkan energi listrik sesuai
dengan kebutuhan.
Beberapa Off Grid system diantaranya adalah :
1.SHS (Solar Home System), yang merupakan suatu pembangkit listrik tenaga surya berskala kecil yang
terdiri dari komponen panel surya, charger controller, battery dan inverter. Beban yang dipasang pada
pembangkit berskala kecil ini dapat berupa lampu, radio, televisi yang dapat dioperasikan setiap harinya.
2.PJU (Penerangan Jalan Umum) panel surya diartikan sebagai lampu penerangan yang dipasang bagi
kepentingan umum/bersama/bersifat publik bagi masyarakat. PJU panel surya menggunakan battery
sebagai penampung listrik pada saat panel surya tersinari cahaya matahari.

http://icasolar.com/blog/mengenai-sistem-hybrid
Prinsip Kerja Sistem OFF GRID

1.Panel surya merubah cahaya matahari menjadi listrik DC.


2.Grid-tied inverter merubah listrik DC ke listrik AC, yang sinkron dengan jaringan listrik (PLN).
3.Listrik AC dikirim ke panel listrik utama dimana sudah terhubung langsung oleh grid-tied inverter.
4.Net Metering menghitung konsumsi bersih pemakaian listrik. Jika ada surplus energi yang dihasilkan oleh sistem PV,
itu akan dikirim kembali ke jaringan PLN.
http://icasolar.com/blog/mengenai-sistem-hybrid
Prinsip Kerja Sistem Hybrid Wind turbin dan PV

LOAD
PV PANEL

Solar wind
control

WIND
TERIMA KASIH

Wassalamu’alaikum wr. wb.

SEMOGA SUKSES

Anda mungkin juga menyukai