Anda di halaman 1dari 8

ALAT PENYIMPANAN DAYA LISTRIK

DALAM SKALA RELATIF BESAR

Disusun Oleh:
Zoelfiqar (1900022016)
Anreza Bima Novianto (1900022031)
Aldi Alfiansah (1900022033)
M Anas Yulianto (1900022040)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2020
Energi Listrik
Energi listrik dapat disimpan dalam bentuk energi medan elektromagnetik atau
dengan cara medan induktif. Baterai biasa dianggap untuk menyimpan energi Listrik. Selain
untuk menyimpan energi listrik baterai juga dapat mengubah energi listrik menjadi energi
kimia dalam suatu reaksi endotermis yang dapat balik ketika baterai dipakai, Pereaksi
didalam baterai bergabung dalam suatu reaksi eksotermis yang memproduksi listrik secara
langsung.
Penyimpanan energi listrik dapat dilakukan dengan dua cara:
Penyimpanan dengan menggunakan medan elektro statik dan medan induktif.
Penyimpanan energi listrik dalam bentuk energi listrik ada dua cara:
1. Dilakukan didalam kapasitor
2. Dilakukan didalam Magnet

Penyimpanan Daya Listrik Dalam Skala Relatif Besar dilakukan menggunakan:


1. Baterai
2. Super Kapasitor
3. Super Indutor
4. Roda Gila (Flywheel)
5. Energi Potensial Air

Penyimpanan dengan menggunakan baterai


Baterai merupakan bagian yang sangat penting pada system kelistrikan, karena baterai
berfungsi untuk menyimpan arus sementara yang kemudian digunakan untuk memenuhi
kebutuhan arus listrik pada peralatan listrik diantaranya lampu-lampu dan komponen
kelistrikan lainnya
Peran-peran penting teknologi penyimpanan energi listrik
Dengan mengambil analog fungsi toren air , pada dasarnya penyimpanan energi listrik
berfungsi untuk membuat sistem suplai daya/energi lebih stabil dan menjadi cadangan
sumber energi saat terjadi kondisi darurat seperti gangguan pada bagian pembangkit atau
sistem distribusi listriknya. Berikut adalah peran penting lainnya :
1. Waktu pemakaian lebih fleksibel
2. Menunjang daerah pedalaman
3. Mobilitas lebih baik
 Waktu pemakaian lebih fleksibel

Pada saat kebutuhan beban puncak harga listrik menjadi lebih mahal dikarenakan
dibutuhkan sumber energi base load yang lebih besar. namun dengan menggunakan teknologi
penyimpanan energi ,listrik dapat di alirkan kapanpun sehingga tidak meningkatkan biaya
pembangkit selama kebutuhan beban puncak. Sehingga suplay energi listrik lebih kontinyu
dan fleksibel mengenai waktu pemakaian energi listrik.
 Menunjang daerah pedalaman

Dengan sistem penyimpanan energi pula, kebutuhan suplai didaerah yang sulit
terjamah sistem distribusi listrik menjadi lebih mudah dalam menggunakan berbagai energi
terbarukan dengan kualitas daya yang andal, nominal tegangan dan frekuensi lebih stabil dan
lebih mudah diatur.
 Mobilitas lebih baik

Selain itu teknologi penyimpanan energi berperan penting sebagai cadangan suplai
daya darurat dalam keadaan terganggu atau pemeliharaan sistem pembangkitan. Juga,
pada aplikasi produk mobile, mobil listrik digunakan diluar ruangan menjadi lebih maju
dengan adanya teknologi penyimpanan energi listrik.

Klarifikasi sistem penyimpanan energi


Berdasarkan energi yang disimpan teknologi penyimpanan energi diklarifikasikan menjadi
lima yaitu :
• Mekanikal
• Elektromekanikal
• Chemical
• Elektrikal
• Thermal energy
Karakteristik beberapa teknologi penyimpanan energi listrik
Elektrois hanya akan membahas lebih detail megenai 5 jenis teknologi penyimpanan energi
yaitu :
• Lead-acid
• Battery
• Nickel-based battery
• Lithium-based battery
• Compressed air energy storage
• Pumped hydro storage
Baterai asam-timbal (LAB)
Beterai asam-timbal (lead-acil battery) pada umumnya merupakan baterai yang paling
umum digunakan dalam sistem penyimpanan energi listrik seperti untuk daya suplai
cadangan, penyimpanan pembangkit tenaga surya, tenaga angin, dan baterai starter pada
kendaraan.prinsip kerja baterai asam-timbal berdasarkan reaksi kimia antara timbal dioksida
(katoda) timbal sebagai anoda dan asam sulfat sebagai larutan elektrolit.
Keunggulan:
 Effiensi LAB relatif sangat tinggi antara 85%-90%
 Harga LAB relatif jauh lebih rendah dibanding batrai jenis lain
 Instalasi sederhana dan mudah serta low maintenance
 Self-discharge rate sangat rendah sekitar 2% dari rating kapasitasnya per bulan (pada
temperatur 20 c)
Kekurangan:
 Lifetime dan lifecycle-nya relatif pendek tipikal 5-15 tahun atau 1.200-1.800 cycle
pada standar deep of discharge 80%
 Penggunaan pada deep of discharge tinggi dapat merusak elektroda baterai dan
mengurangi lifetime baterai
 Temperatur kerja yang tinggi 45c atau lebih mengurangi lifetime dan efisiensi baterai
 Limbah asam dari LAB yang tidak terpakai berbahaya bagi lingkungan sehingga perlu
penanganan khusus.
Nickel-based battery (NBB)
Nickel-based menggunakan nickel sebagai elektroda positif dan menggunakan larutan
nickel sebagai elektrolit . NBB dapat disebut juga sebagai alkalin tipikal memiliki tegangan
1,2 volt (untuk nizn tipikal 1,65 volt) dengan densitas yang lebih tinggi dibandingkan LAB
yaitu 50 wh/kg untuk nicd 80 wh/kg untuk niMH dan 60 wh/kg untuk NiZN.
Keunggulan:
Yaitu 1.500-3.000 cycle pada penggunaan deep of discharge yang tinggi
Kekurangan:
Effiensi lebih rendah dari LAB yaitu 60%-83% untuk NiCD 65%-70% untuk NiMH dan
sekitar 80% untuk NiZn
Lithium-Based Battery (LBB)
Lithium-Based Battery (LBB) memiliki 2 tipe, yaitu Lithium-Ion cells (Li-Ion)
dan Lithiun-Polymer cells (Li-Pol). Tagangan sel LBB secara tipikal lebih tinggi dari LAB
dan NBB, yaitu mencapai 3,7 volt. Teknologi LBB hingga kini belum ada yang digunakan
untuk penyimpanan dalam sistem uninterrupted power supply (UPS). LBB lebih umum
digunakan untuk teknologi mobile, seperti handphone, laptop dan lain-lain. Perkembangan
kemajuan LBB hingga kini mulai banyak digunakan pada kendaraan listrik.
Keunggulan:
• Effisiensi lebih tinggi yaitu mrncapai 95%-98%
• Self-discharge rendah meskipun masih lebih tinggi dari LAB yaitu 5% dari
kapasitasnya per-bulan
• Sangat low maintance
• Lifcycle dapat lebih 1.500 cycle
Kekurangan:
• Lifetime LBB dapat berkurang pada temperatur tinggi dan deep of discharge yang tinggi

• Suhu sel baterai harus dimonitor untuk mencegah suhu terlalu tinggi dan arus
charging dan discharge perlu dibatasi
• Harganya sangat mahal dibandingkan LAB

Super Kapasitor
Superkapasitor adalah kapasitor yang memiliki nilai kapasitansi jauh melebihi
kapasitor lain (namun dengan batas tegangan yang lebih rendah), dan dapat dianggap sebagai

pertengahan antara kapasitor elektrolit (biasa) dan baterai isi ulang. Super kapasitor terdiri dari
dua elektroda logam yang telah mengalami banyak lapisan karbon nanopori aktif, dan di antara
mereka ada membran elektrolit. Arang aktif adalah bubuk yang terdiri dari fragmen yang sangat kecil
dan bundar yang bersama-sama membentuk struktur seperti spons dengan bundel nano-meter, yang
menghasilkan permukaan elektroda efektif besar beberapa ratus m2 / g.

Kelebihan:
• Siklus hidup yang sangat panjang – bahkan setelah ratusan ribu siklus pengisian dan
pemakaian
• Impedansi rendah
• Pengisian dan pengosongan cepat – tidak seperti baterai yang dapat diisi ulang
• Pengisian mudah – tidak perlu deteksi hingga akhir pengisian karena tidak ada bahaya
kelebihan muatan
• Super kapasitor dapat menggantikan sejumlah besar kapasitor konvensional
• Kisaran suhu yang meningkat – memungkinkan penggunaan baterai pada suhu yang
sangat rendah
Kekurangan:
• Kepadatan energi rendah
• Tegangan rendah – perlu dihubungkan secara seri untuk mendapatkan nilai tegangan
yang lebih tinggi
• Pelepasan linear – seluruh spektrum energi tidak dapat digunakan dan, tergantung
pada aplikasinya, tidak semua energi tersedia
Super Induktor
Induktor atau dikenal juga dengan Coil adalah Komponen Elektronika Pasif yang
terdiri dari susunan lilitan Kawat yang membentuk sebuah Kumparan. Pada dasarnya,
Induktor dapat menimbulkan Medan Magnet jika dialiri oleh Arus Listrik. Medan Magnet
yang ditimbulkan tersebut dapat menyimpan energi dalam waktu yang relatif singkat. Dasar
dari sebuah Induktor adalah berdasarkan Hukum Induksi Faraday.
Kemampuan Induktor atau Coil dalam menyimpan Energi Magnet disebut dengan
Induktansi yang satuan unitnya adalah Henry (H). Satuan Henry pada umumnya terlalu besar
untuk Komponen Induktor yang terdapat di Rangkaian Elektronika. Oleh Karena itu, Satuan-
satuan yang merupakan turunan dari Henry digunakan untuk menyatakan kemampuan
induktansi sebuah Induktor atau Coil. Satuan-satuan turunan dari Henry tersebut diantaranya
adalah milihenry (mH) dan microhenry (µH). Simbol yang digunakan untuk melambangkan
Induktor dalam Rangkaian Elektronika adalah huruf “L”.
Nilai Induktansi sebuah Induktor (Coil) tergantung pada 4 faktor, diantaranya adalah :
 Jumlah Lilitan, semakin banyak lilitannya semakin tinggi Induktasinya
 Diameter Induktor, Semakin besar diameternya semakin tinggi pula induktansinya
 Permeabilitas Inti, yaitu bahan Inti yang digunakan seperti Udara, Besi ataupun Ferit.
 Ukuran Panjang Induktor, semakin pendek inductor (Koil) tersebut semakin tinggi
induktansinya.
Jenis-jenis Induktor (Coil)
Berdasarkan bentuk dan bahan inti-nya, Induktor dapat dibagi menjadi beberapa jenis,
diantaranya adalah :
 Air Core Inductor – Menggunakan Udara sebagai Intinya
 Iron Core Inductor – Menggunakan bahan Besi sebagai Intinya
 Ferrite Core Inductor – Menggunakan bahan Ferit sebagai Intinya
 Torroidal Core Inductor – Menggunakan Inti yang berbentuk O Ring (bentuk Donat)
 Laminated Core Induction – Menggunakan Inti yang terdiri dari beberapa lapis
lempengan logam yang ditempelkan secara paralel. Masing-masing lempengan logam
diberikan Isolator.
 Variable Inductor – Induktor yang nilai induktansinya dapat diatur sesuai dengan
keinginan. Inti dari Variable Inductor pada umumnya terbuat dari bahan Ferit yang
dapat diputar-putar.
Fungsi Induktor (Coil) dan Aplikasinya
Fungsi-fungsi Induktor atau Coil diantaranya adalah dapat menyimpan arus listrik dalam
medan magnet, menapis (Filter) Frekuensi tertentu, menahan arus bolak-balik (AC),
meneruskan arus searah (DC) dan pembangkit getaran serta melipatgandakan tegangan.
Berdasarkan Fungsi diatas, Induktor atau Coil ini pada umumnya diaplikasikan :
 Sebagai Filter dalam Rangkaian yang berkaitan dengan Frekuensi
 Transformator (Transformer)
 Motor Listrik
 Solenoid
 Relay
 Speaker
 Microphone

Roda Gila (Flywheel)


Roda gila merupakan bentuk media penyimpanan energi dengan prinsip gerak rotasi
dimana energi yang tersimpan berupa energi kinetik. Jika dibandingkan dengan media lain
seperti baterai (Accu), roda gila mempunyai kepadatan hingga ratusan kali lebih banyak serta
mempunyai sifat yang dapat menyimpan maupun melepas energi dengan cepat. (Aidil
syawani 2016:12). Roda gila memiliki momen inersia yang signifikan, dengan demikian
dapat menahan perubahan kecepatan rotasi. Besarnya energi yang tersimpan pada roda gila
sebanding dengan kuadrat kecepatan rotasi.

Energi Potensial Air


Energi potensial energi air pada dasarnya adalah pemanfaatan energi potensial
gravitasi.  Energi mekanik aliran air yang merupakan transformasi dari energi potensial
gravitasi dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin atau kincir. Umumnya turbin
digunakan untuk membangkitkan energi listrik sedangkan kincir untuk pemanfaatan
energi mekanik secara langsung.
Energi air adalah energi yang telah dimanfaatkan secara luas di Indonesia yang dalam
skala besar telah digunakan sebagai pembangkit listrik. Beberapa perusahaan di bidang
pertanian bahkan juga memiliki pembangkit listrik sendiri yang bersumber dari energi air.
Di masa mendatang untuk pembangunan pedesaan termasuk industri kecil yang jauh dari
jaringan listrik nasional, energi yang dibangkitkan melalui sistem mikrohidro

diperkirakan akan tumbuh secara pesat. Potensi air sebagai sumber energi terutama
digunakan sebagai penyedia energi listrik melalui pembangkit listrik tenaga air maupun
mikrohidro. Potensi tenaga air di seluruh Indonesia diperkirakan sebesar 75684 MW.
Potensi ini dapat dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik dengan kapasitas 100
MW ke atas dengan jumlah sekitar 800.z

Anda mungkin juga menyukai