Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Listrik di kapal memegang peranan penting dalam operasional kapal,
terutama untuk pengoperasian peralatan-peralatan pendukung. Seperti hal
listrik di darat, listrik di kapal pada prinsipnya sama dengan di darat. Hanya saja
diatas kapal ada beberapa keadaan khusus. Ini berkaitan dengan lingkungan
yang khusus pula sehingga memerlukan persyaratan tertentu. Termasuk sistem
kelistrikan apa yang akan dipakai nantinya.
Pada kapal-kapal baru, sistem distribusi DC saat ini jarang digunakan
karena untuk semua sistem, sistem AC lebih mudah dan murah dibandingkan
sistem DC. Dimana sistem AC lebih simple, ringan dan mudah dalam
perawatan.
Sebagai pembangkit tenaga listrik utama digunakanlah generator yang
fungsinya untuk menyuplai kebutuhan daya listrik di kapal
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun maksud dan tujuan praktikum mesin kapal adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan over houle elmot
2. Bagaimana cara reparasi over houl elmot
3. Mengetahui cara perawatan dan penggantian kabel dikapal
4. Bagaimana cara perawatan dan penggantian lapu dikapal
1.3 Waktu dan Tempat
Praktek Mesin Kapal kelompok 9 PSD III Teknik Perkapalan dilaksanakan
pada hari Minggu tanggal 4 April 2019 pukul 13.00 WIB – 17.00 WIB berlokasi di
Janata Marina Indah Shipyard unit II Semarang, pada kapal Sinabung.

1.4 Sasaran
Pembuatan Laporan ini di tujukan kepada Individu, Mahasiswa,
Konstruktor, Pihak Galangan dan Masyarakat luas di Indonesia untuk memberi
pengetahuan lebih mengenai Permesinan Kapal. Sehingga kita dapat mengetahui
sistem pengoperasian pada mesin kapal.

1
1.5 Tinjauan Lokasi
Janata Marina Indah Unit II adalah galangan kapal yang terletak di
pelabuhan Tanjung Mas, Semarang. Galangan ini memiliki berbagai alat baik alat
teknologi mekanik ataupun non teknologi mekanik yang digunakan sebagai
penunjang kerja di bidang perkapalan. Di galangan ini pemandu ahli menjelaskan
secara langsung mengenai bagian over houle elmot, penggantian dan perbaikan
kabel dan lampu, dan lain sebagainya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Over Houle Elmot


2.1.1 Pengertian dari over houle
Overhaul merupakan suatu kata dalam bahasa inggris yang
mempunyai arti pemeriksaan yang sangat teliti, jadi dapat kita kembangkan
lagi tentang pengertian atau definisi elmot over haul yaitu kegiatan
pembongkaran komponen komponen, kemudian diperiksa dengan sangat
teliti agar didapat data-data yang valid, sehingga langkah perbaikan
selanjutnya dapat tepat atau sesuai.
Overhaul tidak hanya sebatas pada mesin saja, tetapi over haul juga
ada pada seperti komponen lainnya elektro motor, OH Rem, OH Karburator,
OH, Transmisi, OH Distributor dan lain sebagainya.
2.1.2 Beberapa Alat dan bahan yang digunakan
1. Ohm meter

Fungsi Ohmmeter adalah untuk mengukur hambatan listrik yang


merupakan suatu daya yang mampu menahan aliran listrik pada
konduktor.
2. Megger test

3
Fungsi Magger adalah sebagai alat untuk mengukur isolator atau
ketahanan dari generator, motor dan juga trafo. pada umumnya alat ini
dipakai untuk mengecek instalisi rumah dan bahkan untuk mengecek
ketahanan SUTM atau saluran udara tegangan menengah
3. Drue elektrik
4. Lampu
5. Redvelnest elektrik
2.1.3 Cara perbaikan elektro motor
Pertama cek dulu tegangan dan arus menggunakan multi test atau ohm
meter, terus elmotnya juga dicek di terminal kabelnya menggunakan meger test.
Baru di overhaule . kalau perlu dicopoti semuanya baru diganti bearingnya dengan
yang baru , lilitan statornya dan rotornya dicuci menggunakan drue elektrik, setelah
itu dipanasi pakek lampu selama satu hari yang dayanya sebesar 500 watt. Kalau
sudah diserlak menggunakan redvelnest elektrik, dan dipanasi lagi menggunakan
lampu sebesar 500 watt selama satu hari. Terus dimeker lagi kalau hasilnya baik
dipasang kembali tutup tutupnya dan komponen lainnya, lalu elmot dihidupkan
dicek tegangan dan arusnya. Dan harus sesuai dengan tegangan dan arus harus sama
seperti sebelumnya.

4
2.2 Sistem Kelistrikan Kapal
Sistim Kelistrikan Kapal meliputi :
a) Sistem penerangan (lighting load system)
Beban lampu utama tiap ruang, gangway, beban lampu tambahan, beban
lampu darurat, dll
b) Sistem power (power load system)
• Engine room machinery (mechanical, pneumatic, hydraulic, pump, fan,
heater, etc)
• Hull/deck machinery (crane, windlass, acc.ladder, winch, etc)
• Galley, pantry, laundry, etc
c) Sistem navigasi, komunikasi dan keselamatan (navigation,
communication and safety load system)
 Lampu-lampu navigasi (morse light, anchor
 Light, mast head light, side light, etc)
 NavTex Peralatan navigasi (RADAR, gyro compass, echo sounder,
GPS,, etc)
 Peralatan komunikasi (INMARSAT-B,INMARSAT-C, public
addressor, intercom, etc)\
 AIS\
 General Alarm
d) Sistem kelistrikan darurat (emergency source system)
 Menggunakan baterai(aki) sebagai sumber daya dengan tegangan kerja
sesuai dengan rules yang terletak di ruang ESEP
 Peralatan yang disuplai adalah peralatan darurat, antara lain:
- Semua peralatan navigasi, komunikasi dan keselamatan yang bekerja pada
arus searah (DC)
- Semua lampu-lampu darurat termasuk lampu ruangan dan gangway
- Kapasitas baterai harus mampu mensuplai kebutuhan listrik selama
minimal separuh dari waktu perjalanan kapal pada rute kapal yang terjauh

5
2.3 Kabel Listrik Kapal
Kabel sebagai bahan penghantar aliran listrik yang digunakan untuk
instalasi di kapal terbuat dari bahan tembaga kecuali pada kasus kabel termokopel
untuk peralatan instrumen dimana bahan logam khusus dan campuran seperti
Cupro-nikel digunakan pada beberapa kabel.
Kabel dari bahan tembaga (kawat kabel) biasanya menggunakan bahan PVC
atau beberapa bahan lainnya sebagai bahan isolasi. Isolasi kabel sangatlah penting
karena isolasi kabel tersebut harus mampu melindungi konduktor dari kerusakan
yang disebabkan oleh kondisi buruk dari lingkungan kabel seperti air laut, beban
mekanis, perubahan suhu dan lain-lain. Selain itu isolasi kabel harus sesuai dengan
karakteristik listrik listrik dari konduktor dan juga arus listrik akan tergantung pada
kondisi dari konduktor. Secara singkat beberapa kerusakan pada konduktor akan
mengurangi area luasan dari penampang konduktor sehingga akan meyebabkan
tahanan listrik dari konduktor akan meningkat. Selanjutnya akan menyebabkan
suhu konduktor akan menjadi lebih tinggi dari yang direncanakan. Kerusakan pada
isolasi kabel akan berakibat pada tahanan isolasi yang keseluruhan mendekati nol
yang selanjutnya akan berakibat terjadinya short sirkuit. Jadi jelaslah, perlu
identifikasi kondisi yang ada di kapal dan di sekitar lokasi dimana kabel akan
ditempatkan sebelum mempertimbangkan standar mutu (tipe) kabel yang mampu
melindungi kabel dari situasi yang bersifat dapat merusak
2.3.1 Jenis kabel yang digunakan pada kapal

Jenis Kabel yang digunakan yaitu marine cable, marine cable adalah
kabel yang cocok digunakan dalam berbagai aplikasi kelautan . Kabel
marine yang bagus dan handal harus memiliki konsistensi performa yang

6
baik dalam kondisi basah ataupun kering hal ini dimaksudkan agar kabel
tersebut dapat bekerja dengan normal walaupun dalam kondisi basah
ataupun kering tersebut.

2.3.2 Intalasi Listrik


Kabel intalasi listrik digunakan sebagai saluran penghantar daya
listrik dari sumber tenaga listrik keperalatan pemakaian daya listrik. Kawat
kabel yang di gunakan di kapal haruslah sesuai dengan ketentuan dari Biro
Klasifikasi Indonesia(BKI). Pada distribusi intalasi listrik kapal,
penggunaan kabel sebagai penghantar di klasifikasikan atas
1. Kabel intalasi tenaga.
2. Kabel intalasi penerangan.
3. Kabel intalasi control dan sinyal.

2.3.3 Cara penggantian kabel dikapal


1. Pertama-tama cek sumber utama di MCB/Saklar
2. Antara ujung dan ujung akhir dimulti tester dengan ohm meter, atau
dapat dicek langsung dari ujung utama sampai ujung akhir jika ada
kabel yang rusak/terkelupas
3. Setelah tau yang rusak, kemudian diukur seberapa yang harus diganti
4. Kemudian yang rusak kita potong bagian kanan dan kiri
5. Setelah itu kita sambung dengan kabel baru
Jika saat sedang berlayar dan kabel mengalami kerusakan kita tarik
kabel atau cek kabel saat berlayar atau ganti dengan kabel sementara, bisa
juga dengan ditemperkan panel yang lebih dekat dengan syarat kabel 3 pas.
Kabel utama jarang rusak soalnya besar dan biasanya kalau rusak elmot atau
panelnya saja

2.3.4 Penyebab kabel rusak atau konslet


1. Karena dirusak oleh hewan atau serangga
2. Kabel kena luka karena terkena las atau gerinda saat pengerjaan
dikapal

7
3. Penggunaan kabel yang tidak tepat, beban daya yang dialirkan pada
kabel tidak sesuai kapasitas
4. Ujung kabel terkena air
2.3.5 Jalur kabel
Jalur kabel adalah kabel-kabel terlentang yang disatukan dalam suatu
alur penyangga kabel (kabel hanger) dan diatur sedemikian rupa sehingga
memudahkan dalam pengerjaan perbaikan dan pemeliharaan. Jalur kabel
terdiri dari:
1. Penyangga kabel, yang terbuat dari material baja galvanis yang
berbentuk seperti huruf U dengan berbagai tipe dan ukuran nominal
penyangga-penyangga kabel serta kontruksinya.
2. Pengikat kabel, yang berfungsi menyatukan kabel-kabel yang
diletakkan pada jalur kabel. Pengikat kabel ini terdiri dari pita
pengikat dan kancing pengikat. Bahan pengikat kabel ini terbuat dari
bahan baja galvanis yang lebarnya 14 mm. Penentuan jarak antara
pengikat harus sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh Biro
Klasifikasi Indonesia (BKI).
3. Tembusan kabel, ini digunakan untuk intalasi kabel yang
menghendaki adanya tembusan kabel yang digunakan pada kabel,
pipa pelindung kabel, yang bertujuan untuk melindungi intalasi kabel
dari kemungkinan terjadinya kerusakan fisik kabel. Jenis pelindung
kabel yangdigunakan; antara lain:
a. Pipa pelindung non metalik (bukan logam), digunakan di
ruanga akomodasi dan intalasi penerangan yang mempunyai
tegangan kerja sampai 250 volt.
b. Pipa pelindung non metalik (plice tube PA-2), di gunakan di
bawah lantai grating atau sejenisnya dalam kamar mesin.
c. Pipa pelindung untuk tembusan kabel, digunakan bila intalasi
kabel menghendaki adanya tembusan sehingga dinamakan
pipa coming. Tipe dan dimensi pipa pelindung ini diberi
simbol PV. Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), mensyaratkan
pengisian kabel dalam pipa pelindung maksimum 40% luas

8
penampang pipa pelindung. Luas penampang kabel adalah
jumlah dari masing-masing luas penampang kabel yang
dihitung dari garis tengah luar kabel.

2.3.6 Cara perawatan kabel


- Pengecekan arus menggunakan multi tester
- Dilihat arusnya perpararel atau per mcb dan dicek voltasenya
- Panel panel dibersihkan dari kotoran agar tidak terjadi konsleting

2.3.7 Alat-alat yang digunakan untuk pengecekan


1. Multi tester

2. Ohm meter

9
3. Tespen

2.3.8 Sistem safety pada msb

Safety Device main switch board sangat penting untuk


mengisolasi/memutuskan semua jenis kesalahan dalam sistem listrik
kapal.Kita tidak dapat membayangkan apa yg akan terjadi bila safety
device tidak ada/tidak berfungsi,kemudian terjadi short circuit/Hubung
singkat dalam suatu sistem dapat menyebabkan pemadaman seluruh kapal
Oleh karena itu , Safety device yang digunakan di kapal dan di
installl pada main switch Board (MSB) dan panel distribusi listrik . Hal ini
memastikan Safety-nya dan efisiensi dan keselamatan pribadi dari
sengatan listrik bahkan ketika ada suatu sistem listrik yang bermasalah
Safety Device yang dipasang pada Main Switch Board diantaranya
adalah:
a. Circuit Breakers

10
Circuit Breakers adalah auto shut down perangkat yang akan bekerja
jika ada kesalahan pada sistem listrik.Terutama selama overloading atau
hubung singkat , Circuit Breaker akan memutuskan pasokan listrik dari
MSB ke beban (load).Dikapal akan sangat banyak kita jumpai Device ini
b. Sekering/Fuse

Digunakan untuk perlindungan Hubung singkat (Short Circuit) Jika


arus yang melalui rangkaian melebihi nilai yang di tentukan, sekering/fuse
akan putus/mencair dan memutuskan hubungan MSB dari
load/beban.Biasanya sekering digunakan dengan 1,5 kali arus beban
penuh.
c. Over current relay (OCR)

11
OCR digunakan terutama pada panel lokal(dekat dengan
equipment/beban) dan MSB untuk perlindungan dari lonjakan arus
tinggi.Biasanya OCR disetting setara dengan arus beban penuh beban/load.
2.4 Perbaikan Lampu - lampu
Sistem penerangan lampu di Kapal mempunyai dua sistem, yaitu
sebagai berikut :
a. Main Lighting System
Main Lighting System adalah sistem penerangan lampu utama yang
mendapat power supply 220 Volt AC atau yang menggunakan power supply 24
Volt DC pada kondisi operasi sumber tenaga listrik normal (Generator /Shore
Connection ”ON”).
b. Emergency Light System
Emergency Light System adalah sistem penerangan lampu darurat yang
mendapat power supply dari battery 24 Volt DC dan dipakai saat Generator
/Shore Connection ”OFF”.
c. Navigation Light System
Navigation Light System adalah system penerangan lampu navigasi yang
mendapat dua macam power supply 24 Volt DC yaitu dari Rectifier pada kondisi
operasi normal dan power supply dari battery pada saat Generator /Shore
Connection “OFF”.

2.4.1 Distribusi Daya Penerangan

Energi untuk beban penerangan dan beban daya sistem kelistrikan suatu

kapal biasanya disuplai oleh 2 atau lebih generator. Selain itu juga dapat disuplai

dari emergency generator atau dari battery (aki). Daya listrik keluaran dari

generator ini biasanya semuanya akan di pusatkan menuju ke satu Main Switch

Board (MSB).

Biasanya, emergency switchboard dan sistem emergency distribution

dayanya terhubung dengan bustie dari switch board di kapal. Jika sistem pelayanan

daya di kapal mengalami kegagalan/kerusakan, sistem emergency distribution akan

12
secara otomatis berpindah dari pelayanan normal ke pelayanan Emergency

Generator. Ada banyak desain yang berbeda untuk distribusi daya pada instalasi

beban listrik di kapal tergantung tipe kapalnya. Kebutuhan peralatan tidak dapat

dilakukan pengujian Megger tanpa membuka lampu atau alat pemutus

hubungan/stop kontak (Circuit breaker). Distribusi AC sistem 3 phase dengan

isolasi netral adalah yang biasa digunakan.

Untuk sistem tegangan menengah 220 V biasanya lebih disukai/digunakan

dibandingkan 380 V karena tegangan 220 V dapat menghasilkan penghematan

secara ekonomis yaitu ukuran kawat tembaga yang lebih kecil. Tetapi distribusi

pada 380 V digunakan pada saat kebutuhan beban kapal yang besar, di mana

memerlukan jaringan ke tegangan netral 240 V dan standar tertentu terhadap

peralatan yang digunakan. Sehingga sistem akan menggunakan kabel 4 kawat

dengan netral earthed tetapi tanpa Hull Return. Sedangkan untuk sistem 380 V

yang banyak

digunakan di Eropa daratan. Pada 3,3 kV sistem kabel 3 kawat dengan netral

earthed melalui sebuah resistor.

2.4.2 Distribusi Penerangan

Distribusi penerangan dari tiap distribusi switch board disuplai oleh bank

transformator 3 fase. Di mana tiap bank terdiri dari 3 buah 450 V, 220 V trafo 1

fase hubungan-delta. Pada beberapa instalasi yang menggunakan lampu flourescent

start cepat(tanpa starter), bank trafo kedua dengan hubungan WYE sehingga

pengganti hubungan delta dengan menghubungkan bagian netral ke badan kapal

(ground) untuk memastikan keandaan sistem start cepat dari lampu. Semua panel

distribusi penerangan disuplai dengan saluran(feeder) 3 fase dari bus penerangan

13
dari switch board distribusi yang dapat dipakai. Panel ini di disain untuk sistem

suplai 3 fase dan distribusi 1 fase. Beban 1 fase di hubungkan ke bursuplai 3 fase

untuk menjamin kira-kira balance daya per fase.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Listrik di kapal memegang peranan penting dalam operasional
kapal, terutama untuk pengoperasian peralatan-peralatan pendukung.
Seperti hal listrik di darat, listrik di kapal pada prinsipnya sama dengan di
darat. Hanya saja diatas kapal ada beberapa keadaan khusus. Ini berkaitan
dengan lingkungan yang khusus pula sehingga memerlukan persyaratan
tertentu. Termasuk sistem kelistrikan apa yang akan dipakai nantinya.
3.2 Saran
Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan
sampaikan kepada kami. Apabila terdapat kesalahan mohon dapat
memanfaakan dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang
tak luput dari salah khilaf, alfa dan lupa.

15

Anda mungkin juga menyukai