Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TRANSMISI DAN GARDU INDUK

PERALATAN BANTU

Disusun Oleh :

1. Andie Gagas Alfrianto (19/441133/SV/16485)

2. Anindya Pramesti (19/447274/SV/16988)

3. Apita Glory Kalani (19/441134/SV/16486)

4. Joseph Marshallva Millano Siahaan (19/447279/SV/16973)

5. Robertus Wendika Adi Pradana (19/447066/SV/16785)

LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN KENDALI

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA ELEKTRO

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2021
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Penyaluran energi listrik dimulai dari pembangkit yang menciptakan energi listrik,
listrik dari pembangkit akan disalurkan melalui saluran transmisi hingga akhirnya
didistribusikan untuk dipakai oleh pelanggan. Pada saluran transmisi inilah terdapat gardu
induk yang merupakan salah satu kesatuan dari proses transmisi. Sebagai sub sistem dari
sistem penyaluran (transmisi), Gardu induk mempunyai peranan penting, dalam
pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem penyaluran (transmisi) secara
keseluruhan. Gardu induk memiliki berbagai fungsi diantaranya untuk menransformasikan
tenaga listrik tegangan tinggi yang satu ketegangan yang lainnya, selain itu juga sebagai
pengukuran pengawasan operasi serta pengaturan pengamanan dari sistem tenaga listrik, serta
sebagai pengaturan daya ke gardu-gardu lainnya melalui tegangan tinggi dan gardu distribusi
melalui feeder tegangan menengah.
Dalam mendukung kerja dari saluran transmisi ini tentunya gardu induk memiliki
komponen-komponen penting yang terdiri dari saluran masuk dan dilengkapi dengan
transformator daya, perlatan ukur, peralatan penghubung dan lainnya yang saling menunjang.
Tetapi ternyata komponen-komponen utama ini tidak cukup untuk pengoperasian saluran
transmisi. Dibutuhkan pula beberapa alat bantu sebagai pendukung pengoperasian suatu gardu
induk. Karena itu pada makalah ini akan banyak membahas terkait setiap peralatan bantu yang
akan menunjang kerja dari saluran transmisi terutama pada bagaian transformasi daya.

2. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari fungsi peralatan bantu pada gardu induk
2. Mengetahui proses serta cara kerja dari peralatan bantu pada gardu induk
3. Mengetahui sistem-sistem bantuan lainnya yang dibutuhkan pada gardu induk
B. PEMBAHASAN

Gardu induk merupakan suatu sistem instalasi listrik yang terdiri dari beberapa perlengkapan
peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik dari jaringan transmisi ke jaringan distribusi
primer. Sebagai penunjang kerja dari komponen-komponen utama pada saluran transmisi, suatu
gardu induk juga ternyata membutuhkan beberapa sistem serta alat bantuan untuk memaksimalkan
kerja dari saluran transmisi ini. Beberapa alat bantuan yang digunakan pada saluran transmisi
dikelompokan menjadi beberapa bagian. Diantaranya sebagai berikut :
1. Sistem pendinginan
2. Pengtanahan dan perisaian
3. Batere dan pengisinya
4. Sistem udara tekan
5. Rangkaian pemakaian sendiri
Setiap peralatan bantu yang telah dibagi tersebut tentunya berkesinambungan satu sama lain
untuk memaksimalkan peralatan utama yang ada pada saluran transmisi.
1. Sistem Pendingin
Gardu induk memiliki fungsi untuk mentransformasikan tenaga listrik tegangan tinggi ke
tegangan lainnya. Karena itu transformator tentu menjadi peralatan utama pada suatu gardu
induk. Pada awalnya transformasi daya dirancangan untuk dapat beroperasi pada lingkungan
bertemperatur 20°C. Tetapi terdapat beberapa daerah yang temperatur lingkungannya lebih
dari temparature kerja transfomator tersebut. Sedangkan Temperatur yang tinggi dapat
berakibat mempengaruhi penuaan isolasi dan masa guna transformator tersebut. Karena itulah
diciptakan sistem pendingin untuk untuk menyalurkan panas keluar trafo sehingga
memaksimalkan kerja serta menguarangi risiko kerusakan transformator. Media yang sering
digunakan pada sistem pendingin dapat berupa: udara/gas, minyak dan air.
Pada suatu gardu induk, dipakai transformator dengan kondenor yang sinkorn dengan
pendinginan gas zat cair dimana air-air ini dapat diambil dari sungai, air bawah tanah, bak
pendingin yang khusus dibangun untuk sirkulasi air pendingin tersebut. Tetapi untuk saluran
transmisi dikota-kota besar, pembangunan bak pendingin tentu memerlukan lokasi yang luas
serta biaya yang lebih. Sehingga pilihan lainnya adalah dibangun menara pendingin di atas
atap untuk sirkulasi air pendingin.
Pendinginan air didalam bak ataupun menara pendingin ini terjadi karena pemancaran panas
oleh radiasi, pendinginan oleh penguapan, serta perpindahan panas ke udara ataupun ke tanah.
Cara pendinginan dipengaruhi oleh keadaaan alamuah seperti cuaca, suhu, kelembaban, serta
kecepatan angin.
Terdapat 4 jenis menara pendingin, yaitu :
- Menara semburan
Sebenarnya pada menara ini tidak berisi apa-apa. Air panas dari atas terpancar lalu
didinginkan oleh perpindahan panas ke udara yang tertarik dengan sendirinya (penguapan)
cara ini sudah jarang digunakan karena digantikan dengan menara yang memiliki bahan
pengisi didalamnya.
- Menara aliran udara alamiah
Pada menara ini air yang jatuh dari atas didinginkan oleh efek cerobong yang terjadi kaena
menara tersebut terisi dan dindingnya diperpanjang beberapa meter.
- Menara pendingin aliran udara paksaan
Pada menara ini dipakai bahan pengisi, lalu air panas jatuh dari atas dan didinginkan oleh
udara yang hembus ke atas dengan mesin. Menara ini juga merupakan menara yang paling
efektif dibanding menara lainnya sehingga sering dipakai pada gardu-gardu bawah tanah
masa kini

2. Pengtanahan dan Perisaian


Pembumian bertujuan untuk mengamankan dan mencegah gangguan pada alat akibat
kenaikan potensial tanah yang terjadi ketika terdapat arus gangguan atau arus petir, sehingga
aman bagi manusia dan daerah sekitar gardu induk. Selain itu pembumian juga diharapkan
agar tegangan rangkaian pada sistem transmisi stabil dan rele pengaman dapat bekerja dengan
baik. Sebuah Gardu Induk harus memiliki sistem pengtanahan yang handal dan memenuhi
standar aman bagi manusia dan peralatan yang berada di sekitar gardu induk. Di mana sistem
yang ada harus benar – benar dapat mencegah bahaya yang mungkin terjadi ketika adanya
gangguan yang mengalir pada bagian peralatan dan ke piranti pengtanahan dapat di
ketanahkan dengan baik.

Beberapa cara pembumian yang ada dapat diklasifikasikan menurut fungsinya sebagai
berikut :

a. Cara pengtanahan terpisah : digunakan untuk mengtanahkan arus yang sangat besar
dari sambaran petir di arrester dan sebagainya.
b. Dengan menggunakan ril pengtanahan: digunakan untuk mengtanahkan peralatan
untuk dilakukan pemeliharaan dan mengtanahkan titik netral trafo.
c. Pembumian gabungan : apabila dalam pengtanahan terpisah tidak diperoleh tahanan
pembumian yang cukup rendah, maka dapat dihubungkan dengan ril pengtanahan.
Perisaian bertujuan untuk melindungi ril dan peralatan terhadap sambaran petir langsung
selain menggunakan pelindung elektrostastik dan elektromagnetis. Daerah atau lokasi dari
Gardu Induk sendiri juga menentukan kemungkinan terjadinya sambaran petir secara
langsung. Pengamanan pada Gardu Induk dilakukan dengan menggunakan batang penangkal
petir (lightning rod) atau kawat tanah udara ( Overhead Ground Wire), peralatan tersebut
digunakan hingga kira – kira 3 km dari lokasi gardu. Dari dua cara perisaian yang disebutkan
pada umumnya digunakan perisaian dengan kawat udara. Sedangkan untuk menggunakan
batang penangkal petir sendiri terdapat standarisasi mengenai batang penangkal petir yang
digunakan dan menurut standar Jepang standar untuk bangunan pada umumnya 60º dan pada
bangunan berbahaya harus 45º.

3. Baterai
Baterai merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengasilkan energi listrik dengan proses
reaksi kimia. Baterai dapat berupa susunan beberapa sel atau satu sel saja. Tiap sel baterai
terdiri dari elektroda positif (anoda), elektroda negatif (katoda), dan larutan elektrolit. Jenis
elektroda dan larutan elektrolit yang digunakan dalam baterai berbeda-beda tergantung
spesifikasi dari pabrikan yang memproduksi baterai tersebut. Baterai digunakan untuk
menghasilkan arus searah arau DC
Pada gardu-gardu induk maupun pusatpusat pembangkit tenaga listrik baterai ini berfungsi
sebagai
1. sumber tegangan motor-motor untuk penggerak PMT, PMS dan sebagainya
2. Sumber tenaga untuk alat-alat kontrol, tanda-tanda isyarat (signal dan alarm).
3. Tenaga untuk peralatan telekomunikasi PLC dan SCADA
4. Tenaga untuk penerangan darurat
5. Tenaga untuk relay proteksi

Kapasitas baterai dinyatakan sebagai kemampuan baterai untuk memberikan arus listrik,
dengan tegangan pada waktu tertentu yang dinyatakan dalam Ampere-Hour (Ah). Kapasitas
baterai ditentukan dengan memperhitungkan semua faktor yang menyangkut penurunannya
selama dipakai, perubahannya terhadap suhu dan jatuh tegangan, perkiraan beban terus-
menerus dan beban terputus-putus (continous and intermittent load) yang harus dilayani.
Berdasarkan kapasitasnya suatu baterai dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Kapasitas dengan harga rendah/menengah
Besarnya kapasitas baterai sampai 235Ah, dengan lama pengosongan selama 8 jam.
Baterai ini dapat digunakan sebagai sumber searah DC untuk :
● Alat kontrol , tanda-tanda isyarat
● Telekominikasi
● Proteksi
● Penerangan darurat
● Sumber tenaga DC motor PMT, PMS
2. Kapasitas dengan harga tinggi
Baterai ini mempunyai kapasitas 235 Ah sampai 450 Ah dengan lama pengosongan 5 jam.
Baterai ini dapat digunakan sebagai sumber DC untuk :
● Menjalankan motor listrik
● Penerangan darurat

Rangkaian dan Pengisian Baterai


Untuk memberikan arus listrik pengisian (charging current) pada baterai diperlukan suatu
sumber listrik arus-searah (DC). Sumber arus-searah ini didapatkan dari penyearah (rectifier)
atau pengisian baterai (baterai charger). Alat pengisi baterai ini harus dihubungkan ke baterai
dengan hubungan kutub-kutub yang sama. Macam kerja rangkaian baterai dengan penyearah
(rectifier), dapat dibagi dalam beberapa bagian :
A. Sistem sederhana
Baterai selalau dihubungkan dengan pengisi baterai (charger) dalam pengisian
pemeliharaan. Baterai hanya sewaktuwaktu dihubungkan ke beban, misalnya untuk start
motor lsitrik (engine starting).

B. Sistem cadangan
Pada operasi kerja normal beban langsung dihubungkan dengan penyearah (rectifer),
dan baterai dihubungkan dengan pengisi baterai (battery charger) dalam pengisian
pemeliharaan, maka bila sumber AC terganggu, secara otomatis beban akan terhubung
ke baterai. Sistem ini umumnya digunakan untuk lampu-lampu darurat.

C. Sistem terapung
Pada operasi kerja normal beban terhubung ke pengisi baterai (battery charger) dan
baterai, maka bila sumber arus-searah (DC) dari pengisi baterai terganggu, beban
langsung akan di-supply dari baterai.

D. Sistem ganda
Pada sistem ganda ini terdapat 2 (dua) buah pengisi baterai (battery charger) yang
dihubungkan dengan ke-2 (dua) unti baterai. Disini beban baterai dapat disupply dengan
menggunakan 2 (dua) unti baterai atau salah satu unit baterai. Pada operasi kerja normal
beban terhubung ke pengisi baterai (battery charger) dan baterai, maka bila sumber arus-
searah (DC) dari pengisi baterai terganggu, beban langsung akan di-supply dari baterai.

4. Sistem Udara Tekan


Sistem udara tekan adalah sistem udara bertekanan, dimana tekanan udara tersebut akan
menghasilkan gaya yang dapat digunakan untuk menggerakkan mekanisma suatu peralatan,
seperti katup (valve), torak (piston), motor udara (air motor) dan penggerak (actuator) lainnya.
Gerak yang dihasilkan dapat diatur atau dikendalikan (controlled), dapat berupa:

● gerak membuka atau menutup penuh (diskrit atau digit) dengan jarak gerak tetap tertentu,
baik berupa gerak individu, atau gerak yang saling berkaitan (interlock) ataupun gerak
yang berurutan (sequence)
● gerak yang pembukaannya (jarak gerak) variasi beraturan (analog atau kontinyu).

Sistem udara tekan ini disebut sistem Pneumatics (pneumatic berasal dari bahasa Latin yang berarti
udara). Pengaturan atau pengendalian yang menggunakan sistem udara tekan disebut Pneumatic
Control (pengaturan numatik), adapun peralatannya disebut Pneumatic devices (peralatan
numatik).

Besar gaya gerak F (force) yang dapat dihasilkan oleh udara tekan dapat dihitung dengan rumusan
berikut:

F=PxA
dimana:
- P adalah tekanan udara tekan
- A adalah luas permukaan bergerak yang tertekan

Jika katup pengarah aliran (directional valve) 1.1 digerakkan ke kanan oleh Z ke posisi seperti
pada Gambar 1 diatas, maka udara bertekanan dari pencatu udara (air supply or compressor) akan
mengalir melalui saluran P ke B pada katup pengarah aliran 1.1 menuju saluran (port) 1 pada
silinder 1.0.
Udara terus mengalir memasuki silinder, dan dengan tekanan yang dimilikinya akan
menekan/mendesak torak (piston) menuju ke arah keluar/membuka (extended). Adapun udara
yang ada disisi belakang torak akan tergusur keluar silinder melalui saluran (port) 2 menuju saluran
A ke R pada katup pengarah aliran 1.1 untuk kembali ke udara luar.
Torak mendapat gaya F sebesar luas permukaan torak dikalikan dengan tekanan udara yang
memasuki silinder. Torak kemudian digunakan untuk mendorong/menggerakkan beban yang
dikenakan padanya. Beban tersebut dapat berupa memindah dan atau memegang benda kerja
(working piece), membuka atau menutup katup, pintu, sirip (damper), dll.
Torak akan berhenti bergerak bila torak tersebut ataupun beban telah mencapai langkah gerak
maksimumnya, atau bila gaya lawan dari beban lebih besar dari gaya yang bekerja pada torak
(misalnya karena tekanan kurang).

5. Rangkaian pemakaian sendiri


Pada gardu induk 70 kV dan 150 kV, sumber AC dipasok oleh trafo pemakaian sendiri (PS),
sedangkan pada gardu induk 500 kV dilengkapi oleh trafo pemakaian sendiri dan generator set yang
digunakan dalam keadaan darurat atau ketika trafo pemakaian sendiri mengalami gangguan.
Trafo pemakaian sendiri adalah trafo step down yang berfungsi menurunkan tegangan tinggi
(biasanya 20 kV) menjadi tegangan rendah (220/380 Volt). Trafo pemakaian sendiri di gardu induk
memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik peralatan pada gardu induk, seperti :
● Pengisi baterai (charger)
● Motor kipas pendingin
● Motor sirkulasi minyak trafo
● Motor OLTC
● Motor mekanik PMS
● Penerangan gedung
● Penerangan panel kontrol
● Pemanas (heater)
● Sumber tenaga telekomunikasi
● Sumber tenaga untuk diferensial/proteksi
Trafo PS bekerja secara terus menerus walaupun generator unit tidak beroperasi. Trafo PS ini
dihubungkan ke sisi tegangan rendah trafo utama untuk menurunkan tegangan.

Kapasitas trafo PS ditentukan dengan memperhatikan faktor diversitas atau perbandingan antara
jumlah kebutuhan maksimum setiap bagian pada sistem dan kebutuhan maksimum seluruh sistem.
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam susunan rangkaian pemakaian sendiri yaitu :
a. Bila tenaga untuk pemakaian sendiri diambil dari sisi tersier dari trafo utama gardu induk
yang hanya memiliki satu trafo utama, diusahakan agar dapat diterima tenaga dari jaring-
jaring distribusi dari sistem lain.
b. Trafo PS harus terdiri dari 3 unit satu-fasa, sehingga ketika terdapat gangguan pada trafo,
kedua trafo lain dapat bekerja terus dengan hubungan delta terbuka
c. Apabila digunakan unit 3-fasa pada trafo PS, harus dipakai lebih dari dua buah trafo dan
kapasitasnya harus cukup besar untuk dapat menyediakan tenaga secara normal
d. Apabila starting transformer untuk kondensator sinkron dihubungkan pada sisi sekunder
trafo utama, perlu diatur agar starting transformer dapat dipakai sebagai cadangan untuk
trafo PS

e. Apabila tenaga untuk trafo PS diambil dari sisi tersier trafo utama, maka sisi primer trafo
PS biasa dilengkapi dengan pemisah, dan pemutus beban pada sisi tersier dari trafo utama
dapat dipakai untuk trafo PS.
f. Apabila tenaga untuk trafo PS diambil dari sisi sekunder trafo utama, maka perlu dipakai
pemutus beban atau power fuse.
Pada diagram satu garis instalasi trafo PS di bawah, dapat dilihat bahwa trafo PS berguna untuk
menurunkan tegangan 20 kV ke 380 V. Untuk meningkatkan keandalan ketika salah satu trafo
terganggu, maka dapat ditambahkan satu trafo PS lagi.
Trafo pemakaian sendiri dipasang bergantung pada desain gardu induk. Apabila di dalam
ruangan, maka sirkulasi udara harus baik. Apabila dipasang di luar ruangan, maka harus aman dan
terlindung dari benda dan binatang yang membahayakan.
C. KESIMPULAN
1. Sistem pendingin berfungsi untuk menyalurkan panas keluar trafo sehingga
memaksimalkan kerja serta menguarangi risiko kerusakan transformator. Media yang
sering digunakan pada sistem pendingin dapat berupa: udara/gas, minyak dan air.
2. Pembumian bertujuan untuk mengamankan dan mencegah gangguan pada alat akibat
kenaikan potensial tanah yang terjadi ketika terdapat arus gangguan atau arus petir,
sehingga aman bagi manusia dan daerah sekitar gardu induk.
3. Baterai merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengasilkan energi listrik dengan
proses reaksi kimia. Baterai dapat berupa susunan beberapa sel atau satu sel saja. Tiap sel
baterai terdiri dari elektroda positif (anoda), elektroda negatif (katoda), dan larutan
elektrolit. Untuk memberikan arus listrik pengisian (charging current) pada baterai
diperlukan suatu sumber listrik arus-searah (DC). Sumber arus-searah ini didapatkan dari
penyearah (rectifier) atau pengisian baterai (baterai charger).
4. Sistem udara tekan adalah sistem udara bertekanan, dimana tekanan udara tersebut akan
menghasilkan gaya yang dapat digunakan untuk menggerakkan mekanisma suatu
peralatan, seperti katup (valve), torak (piston), motor udara (air motor) dan penggerak
(actuator) lainnya.
5. Pada gardu induk 70 kV dan 150 kV, sumber AC dipasok oleh trafo pemakaian sendiri
(PS), sedangkan pada gardu induk 500 kV dilengkapi oleh trafo pemakaian sendiri dan
generator set yang digunakan dalam keadaan darurat atau ketika trafo pemakaian sendiri
mengalami gangguan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Arismunandar, A. and Kuwahara, S., 1972. Teknik Tenaga Listrik, Jilid III gardu induk.
Jakarta: PT Pradnya Paramita.
2. MP, M., 2015. EVALUASI JARAK PENEMPATAN ARRESTER TERHADAP
TRANSFORMATOR DAYA 30 MVA 70/20 KV PADA PT. PLN (Persero) GARDU
INDUK BUKIT SIGUNTANG (Doctoral dissertation, Politeknik Negeri Sriwijaya).

Anda mungkin juga menyukai