Anda di halaman 1dari 13

REKAYASA IDE

SISTEM PROTEKSI GENERATOR

NAMA : DANIEL ANUGRAH HUTAURUK


NIM : 5193131013
KELAS : PTE-B 2019
MATKUL : MESIN-MESIN LISTRIK AC
DOSEN PENGAMPU : Drs. JONGGA MANULLANG M.Pd.

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan rekayasa
ide mata kuliah “MESIN-MESIN LISTRIK AC”. Kemudian shalawat beserta salam kita
sampaikan kepada Tuhan yang mahakuasa yang telah memberikan pedoman hidup yakni
Alkitab dan untuk keselamatan umat di dunia.

Rekayasa ide ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Mesin-mesin Litrik Ac di
program studi S1 Pendidikan teknik elektro. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Jongga Manullang selaku dosen mata kuliah
Mesin-mesin Listrik Ac dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta
arahan selama penulisan rekayasa ide ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam


penulisan rekayasa ide ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca untuk rekayasa ide ini menjadi lebih baik.

Medan, Mei 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Listrik sangat berguna baik dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga ataupun
kebutuhan dunia industri. Kebutuhan listrik dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring
dengan laju pertumbuhan penduduk. Maka dibangunlah pembangkit-pembangkit energi
listrik sehingga terpenuhi kebutuhan listrik dalam negeri. Tentu saja pembangkit listrik
mempunyai peran yang sangat besar pada semua sektor kehidupan masyarakat sehingga
keberadaannya menjadi sangat penting.Adanya gangguan pada suatu sistem pembangkit
dapat mengganggu operasi dari sistem pembangkit tersebut yang dapat membahayakan
bagian-bagian penting didalamnya karena dapat mengakibatkan kerusakan dan penurunan
umur pembangkit.

Dalam suatu generator pada pusat pembangkit tentu dilengakapi dengan alat proteksi
supaya bisa terhindar dari gangguan yang tidak diinginkan, supaya beban yang diterima pada
sisi konsumen bisa sampai dengan baik maka perlu pada generator dipasang alat alat
pengaman atau alat proteksi seperti FUSE, RELAY, MCCB dan banyak lagi alat pengaman
pada sistem generator.Mengingat akan fatalnya akibat dari apabila terjadi gangguan pada
generator ,tentu untuk pemasangan alat alat proteksi perlu diperhitungkan secara detil dan
sangat teliti.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Generator

Generator adalah suatu alat yang dapat mengubah tenaga mekanik menjadi energi
listrik. Tenaga mekanik bisa berasal dari panas, air, uap, dll. Energi listrik yang dihasilkan
oleh generator bisa berupa Listrik AC (listrik bolak-balik) maupun DC (listrik searah). Hal
tersebut tegantung dari konstruksi generator yang dipakai oleh pembangkit tenaga listrik.

Generator menggunakan prinsippercobaannya faraday yaitu memutar magnet dalam


kumparan atau sebaliknya, ketika magnet digerakkan dalam kumparan maka terjadi
perubahan fluks gaya magnet (perubahan arah penyebaran medan magnet) di dalam
kumparan dan menembus tegak lurus terhadap kumparan sehingga menyebabkan beda
potensial antara ujung-ujung kumparan (yang menimbulkan gerak gaya listrik). syarat utama
harus ada perubahan fluks magnetik, jika tidak maka tidak akan timbul listrik. cara mengubah
fluks magnetik adalah menggerakkan magnet dalam kumparan atau sebaliknya dengan energi
dari sumber lain, seperti angin dan air yang memutar baling-baling turbin untuk
menggerakkan magnet tersebut. jika suatu konduktor digerakkan memotong medan
magnet akan timbul beda tegangan di ujung-ujung konduktor tersebut.

Terdapat dua jenis generator, yaitu generator arus bolak-balik (AC) dan generator arus
searah (DC). Generator arus bolak-balik sering disebut juga dengan alternator. Alat ini terdiri
atas magnet dengan kutub berbentuk cekung dan kumparan kawat yang dililitkan pada suatu
armatur dan dapat berputar dalam suatu medan magnet. Armatur berupa kumparan persegi
dengan lilitan mengitari sebuah inti besi lunak. Generator arus searah sering disebut juga
dengan dinamo. Alat ini terdiri atas magnet dan kumparan kawat yang dililitkan pada suatu
armatur dan dapat berputar dalam suatu medan magnet. Perbedaannya dengan generator AC
adalah pada bagian komponen yang berhubungan dengan ujung kumparan yang berputar.
Dinamo menggunakan sebuah cincin belah atau disebut sebagai komutator, sedangkan
generator AC menggunakan dua buah slip ring.

B. Sistem Proteksi

proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan-
peralatan listrik suatu sistem tenaga listrik, misalnya generator, transformator, jaringan dan
lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri. Kondisi abnormal itu dapat
berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih, frekuensi sistem rendah,
asinkron dan lain-lain.
Tujuan dari sistem proteksi adalah sebagai berikut :

Mengurangi kerusakan peralatan yang terganggu ,maupun peralatan yang dilewati


oleh arus gangguan.
 Mengisolir bagian sistem yang terganggu sekecil mungkin dan secepat mungkin.
 Mencegah meluasnya gangguan.

Adapun fungsi dari sistem proteksi adalah sebagai berikut :

 Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal pada bagian sistem yang
diamankan
 Melepas bagian sistem yang terganggu , sehingga bagian sistem yang lainnya
masih dapat terus beroperasi .

Dalam aplikasinya, sistem proteksi terdiri dari beberapa peralatan pendukung. Berikut
ini adalah skema secara umum dari sistem proteksi beserta peralatan pendukung yang
digunakan.

 Relai pengaman sebagai elemen perasa / pengukur untuk mendeteksi gangguan.


 Pemutus tenaga (pmt ) sebagai pemutus arus dalam sirkuit tenaga untuk melepas
bagian sistem yang terganggu.
 Trafo arus dan atau trafo tegangan mengubah besarnya arus dan atau tegangan
dari sirkuit primer ke sirkuit sekunder [ relai ].
 Batere / aki sebagai sumber tenaga untuk mentripkan pmt dan catu daya untuk
relai statik dan relai bantu.
 Wiring untuk menghubungkan komponen komponen proteksi sehingga menjadi
satu sistem.
BAB III
PROTEKSI GENERATOR
Berikut adalah gangguan pada generator dan cara memproteksinya:

1. Hubung Singkat (short-circuit) pada lilitan stator.

Gangguan pada lilitan stator dapat diklasifikasikan sebagai gangguan hubung singkat
fasa ke fasa, hubung singkat fasa dengan tanah, hubung singkat antara lilitan dengan lilitan
pada fasa yang sama dan rangkaian terbuka. Kegagalan isolasi lilitan dapat disebabkan oleh
tegangan lebih, menurunnya ketahanan dielektrik, atau kombinasi keduanya. Tegangan lebih
dapat disebabkan oleh switching transient, petir, atau gabungan kecepatan lebih dengan
beban hilang yang mendadak. Menurunnya ketahanan dielektrik dapat disebabkan oleh
penuaan, panas pada isolasi, pengumpulan kotoran, korona, kelembaban, pemeliharaan yang
salah, adanya benda asing yang masuk kedalam isolasi misalnya seperti kipas (fan) yang
patah dan menghantam lilitan atau air sistem pendingin stator bocor. Jika kerusakan isolasi
lilitan dapat dicegah sebelum laminasi rusak, maka perbaikan masih dapat dilakukan dengan
mengganti kumparan yang rusak, akan tetapi jika laminasi pada inti besi yang rusak,
perbaikan yang dilakukan sudah tidak efisien lagi. Oleh sebab itu sedapat mungkin gangguan
harus dihilangkan sebelum timbul kebakaran yang biasanya dapat merusak laminasi inti.
Untuk mendapatkan pengaman yang baik maka dianjurkan agar menggunakan rele diferensial
generator.

a) Hubung singkat fasa ke fasa.


Untuk mengamankan masing-masing lilitan fasa generator dapat
menggunakan rele arus lebih yang dihubung diferensial. Rele diferensial arus ini
dapat menggunakan rele arus lebih yang sederhana atau yang dilengkapi dengan
pelambatan waktu, atau dapat juga menggunakan rele diferensial persentase dengan
restrain yang linier atau yang dapat berubah. Untuk mendapatkan rele diferensial
dengan kepekaan yang maksimum, maka trafo arus yang digunakan pada masing-
masing ujung harus benar-benar sama. Meskipun hal ini sudah dilakukan,
pengamanan diferensial yang menggunakan rele arus lebih masih mempunyai
keterbatasan terhadap kesalahan kerja yang disebabkan arus gangguan luar yang
sangat besar.

b) Hubung Singkat Fasa dengan Fasa.


Generator-generator tegangan tinggi biasanya dihubung bintang dengan titik
netralnya dapat ditanahkan secara langsung atau melalui impedansi atau sama sekali
tidak ditanahkan. Penggunaan impedansi pada suatu sistem pentanahan
dimaksudkan untuk membatasi arus hubung singkat ketanah agar tidak lebih besar
dari arus hubung singkat tiga fasa. Umumnya lilitan generator diharapkan tidak
tahan terhadap arus lebih yang lebih besar dari arus hubung singkat tiga fasa.
Tingkat daya guna rele diferensial terhadap arus gangguan tanah tergantung
terhadap besar arus gangguan tanah yang timbul. Bila sistem yang ditanahkan
dengan impedansi rendah, biasanya arus gangguan tanah yang terjadi besar dan
diharapkan rele dapat bekerja dengan baik kecuali jika terjadi gangguan pada
sebagian kecil lilitan yang dekat dengan titik netral. Demikian sebaliknya jika
generator ditanahkan dengan impedansi tinggi maka arus gangguan tanah yang
terjadi cukup kecil dan biasanya rele diharapkan tidak bekerja. Untuk
mengamankan gangguan ini maka digunakan rele lain. Penggunaan rele diferensial
pada sistem yang ditanahkan dengan tahanan tinggi menyebabkan kepekaan rele
terhadap gangguan tanah sangat rendah.

c) Hubung Singkat Antar Lilitan Pada Fasa Yang Sama.

Walaupun rele diferensial dapat menditeksi gangguan hubung singkat antar


fasa hampir pada semua lilitan generator tetapi rele ini tidak dapat menditeksi
gangguan hubung singkat antar lilitan pada fasa yang sama. Bermacam-macam
skema pengaman telah dibuat namun umumnya tidak praktis dan terbatas pada
konstruksi generator itu sendiri. Untuk generator yang mempunyai lilitan tunggal
(single layer) hubung singkat antar lilitan pada fasa yang sama tidak akan terjadi
tanpa mengikut sertakan gangguan hubung tanah. Umumnya pengaman gangguan
ini jarang sekali digunakan dalam praktek.

d) Rangkaian Terbuka Pada Lilitan.


Kejadian rangkaian terbuka pada generator modern adalah hal yang sulit
terjadi karena bentuk fisik penghantar dan pelindung khusus yang ada pada
konstruksinya cukup kuat dan biasanya tidak diterapkan rele pengaman yang
khusus untuk menditeksi rangkaian terbuka.

2. Beban lebih (overload).


Kenaikan suhu disebabkan oleh karena pembebanan lebih pada generator yang terlalu
lama, ventilasi yang kurang sempurna atau karena banyak kotoran yang menempel pada
isolasi lilitan stator sehingga menghambat pelepasan lilitan stator.Aliran minyak pelumas
yang kurang baik juga bisa menyebabkan suhu yang tinggi. Untuk mengamankan generator
terhadap masalah suhu yang tinggi,biasanya dipakai sebuah relai arus lebih tunda waktu atau
dipakai relay suhu yang pada tahap pertama membunyikan alarm dan pada tahap berikutnya
mentrip PMT generator.

3. Panas Lebih (overheating)


Panas lebih pada rotor dapat terjadi karena adanya arus lebih pada rotor yang
disebabkan oleh gangguan pada sistem ventilasi, single phasing atau operasi arus yang tidak
seimbang pada stator. Selain dari itu panas pada rotor dapat disebabkan oleh arus medan
lebih sebagai akibat dari gangguan pada rheostat dan gangguan pada pengaturan tegangan.
Sehubungan dengan hal tersebut ada pendapat yang mengatakan bahwa rangkaian medan
penguat agar dilengkapi dengan pengaman arus lebih. Meskipun kenaikan temperatur yang
cukup kecil dapat diditeksi pada keluaran udara dari media pendingin tetapi ini tidak
menjamin sumber panas berasal dari gangguan pada rotor mungkin saja dari bagian yang lain.
Terlepasnya salah satu fasa atau arus stator yang tidak seimbang dapat menimbulkan panas
setempat yaitu pada permukaan kutub rotor selain itu juga akan timbul vibrasi yang dapat
merusak pondasi mesin atau mesin itu sendiri. Pengaman keadaan tidak seimbang biasanya
tidak dipasang di rotor tetapi pada feeder generator.
Untuk mencegah arus sirkulasi yang melalui bearing yang dapat menyebabkan
kerusakan pada bearing yang diakibatkan oleh arus tersebut maka dipasang suatu bahan
isolasi antara lempengan pelat dan bantalan main outboard mesin. Apabila isolasi ini rusak
atau terjadi hubung singkat antara keduanya maka bearing akan mengalami cacat yang
disebabkan oleh muatan listrik statis. Keadaan ini dapat diditeksi dengan menggunakan rele
arus lebih yang salah satu terminalnya dihubung pada dudukan bearing dan yang sebuah lagi
dihubungkan ke poros generator dengan menggunakan kontak sikat berisolasi. Lapisan
minyak pada bearing dapat mencegah kumparan kerja rele hubung singkat.

4. Tegangan Lebih (overvoltage) dan Kecepatan Lebih.


Tegangan lebih yang dibangkitkan generator terutama disebabkan oleh putaran lebih
akibat pelepasan beban yang mendadak. Governor pada generator mengatur kecepatan
putaran agar putarannya tetap normal. Namun, rentang waktu yang diperlukan cukup lama
sehingga pada saat itu terjadi tegangan lebih yang sangat membahayakan piranti-piranti
kelistrikan lainnya. Tegangan lebih ini akan merusakkan isolasi kumparan generator akibat
panas yang berlebihan. (Over Voltage Relay) Pengaman tegangan lebih dianjurkan untuk
diterapkan pada generator yang digerakkan oleh tenaga air di mana permasalahan utamanya
adalah terjadinya kecepatan lebih (over speed) sebagai akibat terlepasnya beban besar secara
mendadak. Tegangan lebih dapat juga disebabkan oleh kerusakan pada pengatur tegangan
otomatis (AVR). Rele tegangan lebih dapat dipasang dengan menyisipkan tahanan pada
penguat atau pada rangkaian medan generator untuk mengoperasikan alarm atau
menghentikan operasi mesin yang sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
Penggerak mula generator dapat mengalami kecepatan lebih (overspeed) dalam
keadaan kerja yang tidak normal, untuk itu maka generator harus dilengkapi dengan
pengaman kecepatan lebih. Alat ini dapat digabungkan dengan sistem governor penggerak
mula atau dapat juga menggunakan sentrifugal device. Jika peralatan pengaman kecepatan
lebih mekanis tidak dipasang maka rele frekwensi harus digunakan. Pada generator turbin
kapasitas besar mempunyai pengaman kecepatan lebih yang dapat mentripkan throtle valve
jika kecepatan normal terlampaui sekitar 10%. Sedangkan penggerak mula tenaga air
kecepatan lebihnya dapat mencapai sekitar 220% dari kecepatan normalnya.

5. Kehilangan Medan Penguat (loss of field)


Bilamana generator yang sedang dibebani medan penguatnya hilang maka kopling
magnit antara rotor dan stator menjadi lemah dan putaran rotor akan mendahului medan
magnit stator, sistem kehilangan sinkronisasi. Bila keadaan ini dibiarkan berlangsung dapat
membahayakan operasi generator dan sistem. Generator akan bekerja sebagai generator
induksi, di mana akan timbul arus sirkulasi yang sangat besar pada permukaan rotor,
khususnya pada bagian ujung dan ini dapat menimbulkan panas yang berbahaya pada daerah
setempat dan pada ujung lengkungan irisan alur metal. Tegangan induksi atau arus induksi
akan timbul pada lilitan medan yang tergantung pada apakah lilitan itu terhubung singkat
sempurna atau terbuka. Arus sirkulasi ini akan menimbulkan panas dan dapat merusak rotor.
Untuk kehilangan medan penguat yang sempurna pada generator besar yang tidak
dilengkapi dengan pengatur tegangan otomatis dapat menyebabkan penurunan tegangan
sampai batas yang serius yang dicapai tidak lebih dari 10 sampai 15 detik. Dan apabila
generator tersebut mewakili sebagian besar pembangkitan daya tegangan rendah yang serius
dapat dicapai dalam waktu kurang dari satu detik.
Pengaman kehilangan medan telah dikembangkan untuk dapat melindungi generator
terhadap kehilangan medan sebagian atau seluruhnya. Untuk menghindari kesalahan
pemutusan akibat adanya surja sesaat maka perlu menerapkan penunda waktu yang mungkin
ada pada rele itu sendiri atau dengan memasang rele penunda waktu bantu. Jika pengaman
kehilangan medan dimaksudkan sebagai pengaman utama sistem dan generator, rele tegangan
kurang dapat diterapkan pada skema untuk mengendalikan pemutusan, tetapi tidak mudah
menentukan nilai penyetelan rele yang mampu menjaga sistem dan generator terhadap
kerusakan.
Pengaman kehilangan medan penguat dapat diterapkan apabila salah satu atau lebih
keadaan berikut ini terpenuhi.
 Jika generator tidak dilengkapi dengan pengatur tegangan otomatis.
 Salah satu generator yang dioperasikan paralel lebih besar dari lainnya.
 Generator mempunyai hubungan listrik yang mudah sekali terlepas.
Salah satu usaha yang dilakukan untuk mencegah pengaruh kehilangan medan pada
saat pemutus tenaga generator tertutup yaitu dengan memasang sistem interlock. Dengan
menggunakan interlock setiap pemutusan medan penguat akan diikuti dengan pemutusan
pemutus tenaga generator pada saat pengoperasian.
6. Daya balik (motoring).
Generator yang digerakkan oleh turbin uap apabila uapnya hilang, maka generator
bekerja sebagai motor induksi dimana mesin seharusnya mensuplai tenaga. Dalam keadaan
seperti ini generator menerima suplai tenaga listrik dari sistem. Untuk mencegah kerusakan
akibat gangguan ini maka generator harus dilengkapi dengan rele daya arah yang peka.
Fungsi dari rele ini diatur sedemikian rupa misalnya dapat memberikan isyarat peringatan
dini atau memberikan isyarat pada rangkaian pemutus tenaga untuk melepaskan generator
terhadap sistem. Untuk generator yang digerakkan oleh mesin diesel juga dapat menerapkan
rele ini.
7. Out of step.
Suatu generator yang dioperasikan dapat mengalami out of step yang merupakan
permasalahan pokok yang dapat menyebabkan kerusakan poros kopling atau pasangan stator.
Dari gangguan gangguan dan proteksi generator diatas ada juga gangguan generator dari luar.
Generator umumnya dihubungkan ke rel (busbar). Beban dipasok oleh saluran yang
dihubungkan ke rel. Gangguan kebanyakan ada di saluran yang mengambil daya dari rel.
Instalasi penghubung generator dengan rel umumnya jarang mengalami gangguan. Karena rel
dan saluran yang keluar dari rel sudah mempunyai proteksi sendiri, maka proteksi generator
terhadap gangguan luar cukup dengan relay arus lebih dengan time delay yang relatif lama
dan dengan voltage restrain.
 Arus Hubung Singkat Generator turun sebagai fungsi waktu.
 Hal ini disebabkan oleh membesarnya arus stator yang melemahkan medan
magnit kutub (rotor) sehingga ggl dan tegangan jepit Generator turun.
 Untuk menjamin kerjanya Relay sehubungan dengan menurunnya arus hubung
singkat Generator, diperlukan Voltage Restrain Coil.
 Mengingat karakteristik hubung singkat Generator yang demikian, pada
Generator besar dipakai juga Relay Impedansi.
Bila terjadi gangguan yang masih pada batas yang diizinkan biasanya sistem hanya
memberikan peringatan saja. Menentukan tindakan seperti yang disebutkan di atas harus
dilakukan secara cermat dan hati-hati, karena kesalahan dalam menentukan dapat
mempengaruhi tingkat pelayanan yang baik.
 Memilih jenis rele yang sesuai dengan jenis gangguan yang mungkin timbul.
 Mengkoordinasi penyetelan rele yang satu dengan yang lainnya
 Mempertimbangkan segi produksi, pemeliharaan generator dan pemeliharaan
peralatan pengamannya.
 Mengadakan tenaga-tenaga operator dan teknisi pemeliharaan yang memadai
Apabila keempat faktor di atas dapat dipenuhi maka diharapkan kelangsungan pengoperasian
dapat berjalan dengan lancar.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

 Proteksi generator juga harus mempertimbangkan pula proteksi bagi mesin


penggeraknya, karena generator digerakkan oleh mesin penggerak mula.
 Sebagai sumber energi listrik dalam suatu sistem tenaga, generator memiliki peran
yang penting, sehingga tripnya PMT/CB generator sangat tidak dikehendaki
karena sangat mengganggu sistem, terutama generator yang berdaya besar.
 PMT/CB generator tidak boleh mudah trip tetapi juga harus aman bagi generator,
walaupun didalam sistem banyak terjadi gangguan untuk menjaga keandalan dari
kerja generator, maka dilengkapilah generator dengan peralatan-peralatan
proteksi.

B. SARAN

 Untuk menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan peralatan-peralatan


akibat gangguan (kondisi abnormal operasi sistem) maka penting memproteksi
peralatan peralatan tersebut dengan memilih jenis rele yang sesuai dengan jenis
gangguan yang mungkin timbul.
 Kestabilan sistem dipengaruhi oleh gangguan kecil seperti perubahan beban yang
dinamis atau gangguan besar seperti hubung singkat. Berkaitan dengan itu perlu
adanya lanjutan untuk meninjau kembali sistem proteksi yang baik yang dapat
menagamankan sistem dari gangguan gangguan pada jaringan.
DAFTAR PUSTAKA

http://dunia-listrik.blogspot.com
http://elektrojiwaku.blogspot.com
Sarimun, Wahudi(2011).Buku Saku Pelayanan Teknik edisi kedua. Bekasi. Penerbit:
Garamond

Anda mungkin juga menyukai