Anda di halaman 1dari 12

ANALISA RELE PROTEKSI REVERSE POWER PADA GENERATOR

SUBIANTO

Dosen Tetap Yayasan pada Program Studi Teknik Elektro


Fakultas Teknik Universitas Palembang

ABSTRAK

Dewasa ini yang di warnai oleh kemajuan teknologi, setiap kegiatan memerlukan dukungan
peralatan baik mekanik maupun elektik, dalam rangka meningkatkan efisiensi biaya operasional,waktu
maupun tenaga manusia. Hal ini telah diterapkan oleh PT PLN (persero) dalam mendukung kegiatannya.
Untuk mendukung kebutuhan tenaga listrik dan memanfaatkan sarana pendukung yang ada diperlukan
pemasangan sumber listrik yang berupa generator secara paralel.
Dalam pengoperasian generator secara paralel harus memperhatian terhadap faktor faktor :
Penggerak mula, tegangan,arus, frekwensi, beban , sebab faktor faktor tersebut pengaruhnya akan
merubah prinsip kerja generator. Prinsip kerja generator pada dasarnya karna adanya energi mekanik
yang berupa gerakan konduktor dalam medan magnit akan menghasilkan energi listrik yang berupa arus
listrik.Prinsip keja generator ini harus dipertahan kan sehingga pelayanan akan kebutuhan tenaga listrik
dapat terlayani dengan normal.
Untuk mempertahankan prinsip kerja generator agar tidak terjadi alih pungsi menjadi motor
listrik,karna perubahan kecepatan putar rotor yang berdampak pada kerusakan peralatan - peralatan
pendukung,maka diperlukan pemasanga rele reverse power, yang berfungsi mendeteksi kerja generator.

Kata kunci : Alih fungsi generator. Rele revese power

1. PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang
Reverse power digunakan untuk mencegah terjadinya fenomena perubahan unjuk kerja sebuah
dari generator menjadi motor. Maka dalam kejadian ini, sebuah generator yang tadinya menghasilkan
daya listrik, berubah menjadi menggunakan daya listrik, dengan kata lain generator menjadi motor listrik.
Hal ini bisa terjadi karena pada dasarnya antara generator dan motor memiliki konstruksi yang
sama dan jika :Marsudi, Djiteng. 2005. Pembangkitan Energi Listrik. Jakarta : Erlangga.
1. Generator dihubungkan paralel atau bergabung dalam satu jaringan dengan generator lain.
2. Torsi yang dihasilkan oleh penggerak mula (dalam hal ini berupa turbin uap, turbin air, atau mesin
diesel) lebih kecil dari torsi yang dibutuhkan untuk menjaga agar kecepatan rotornya berada pada
kecepatan proporsionalnya (dengan referensi frekuensi sistem).
3. Terjadi kehilangan torsi dari penggerak mulanya(penggerak mulanya seperti turbin atau mesin
diesel "TRIP" mengalami kegagalan operasi) dan generator masih terhubung dengan jaringan.
Karena masih ada sisa kecepatan putaran pada rotornya, sedangkan disisi statornya ada tegangan
dari jaringan, sehingga tegangan di stator menginduksi ke lilitan rotor yang berputar.

1.2. Tujuan Penelitian


Tujuandaripenelitianiniadalah :
1. Untukmencegahadanyakerusakanpada generator yang dapatterjadinyaledakan.
2. Mencegahterjadinyaperubahanfungsikerja generator menjadi motor.
1.3. Manfaat Penelitian
Setelah melaksanakan penelitian pada generator makamanfaat yang
diharapkanadalah:dapatmembangkitkanenergilistriksecarakontinyu, handaldanaman, danbagi operator
pembangkititusendiridapatmelaksanakantugasnyadenganaman dan nyaman.

1.4. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian dilakukan pada ruang lingkup generator pembangkit yang berada di PLTU Bukit Asam,
sedangkan penelitian itu sendiri adalah dengan cara :
1. Menganalisa pemasangan rele yang digunakan untuk proteksi reverse power pada
generator PLTU Bukit Asam.
2. Penyetingan rele reverse power pada generator

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Sistem Proteksi Sunil S . Rao – Switchgear and Protection – Khana Publishers Delhi.1982.
Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan listrik
suatu sistem tenaga listrik, misalnya generator, transformator, jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi
abnormal operasi sistem itu sendiri.Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain : hubung singkat,
tegangan lebih, beban lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain.
Manfaat dari systemproteksiadalah :
1. Menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan peralatan - peralatan akibat gangguan ( kondisi
abnormal operasi sistem ). Semakin cepat reaksi perangkat proteksi yang digunakan maka akan
semakin sedikit pengaruh gangguan kepada kemungkinan kerusakan alat.
2. Cepat melokalisir luas daerah yang mengalami gangguan, menjadi sekecil mungkin.
3. Dapat memberikan pelayanan listrik dengan keandalan yang tinggi kepada konsumen dan juga mutu
listrik yang baik.
4. Mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh listrik.
Pengetahuan mengenai arus - arus yang timbul dari berbagai type gangguan pada suatu lokasi
merupakan hal yang sangat esensial bagi pengoperasian sistem proteksi secara efektif. Jika terjadi
gangguan pada sistem, para operator yang mengetahui adanya gangguan tersebut, maka segera
mengoperasikan circuit - circuit Breaker yang tepat dan cepat mengeluarkan sistem yang terganggu atau
memisahkan pembangkit dari jaringan yang terganggu. Sangat sulit bagi seorang operator untuk
mengawasi gangguan -gangguan yang mungkin terjadi dan menentukan circuit breaker mana yang harus
dioperasikan untuk mengisolir gangguan tersebut secara manual.
Untuk menanggulangi arus gangguan yang cukup besar, maka perlu secepat mungkin dilakukan
proteksi. Dalam hal ini perlu suatu peralatan yang digunakan untuk mendeteksi keadaan - keadaan yang
tidak normal tersebut dan selanjutnya mengoperasikan circuit breaker yang tepat dan cepat untuk
memutuskan rangkaian atau sistem yang terganggu. Dan peralatan tersebut berupa rele. Proteksi dan
tripping otomatik circuit - circuit breaker yang yang terkait mempunyai dua fungsi pokok:
1. Mengisolir peralatan yang terganggu, agar bagian-bagian yang lainnya tetap beroperasi seperti
biasa.
2. Membatasi kerusakan peralatan akibat panas lebih ( over heating ), pengaruh gaya - gaya mekanik
Koordinasi antara relay dan circuit breaker dalam mengamati dan memutuskan gangguan disebut
sebagai sistem proteksi.Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam mempertahankan arus kerja
maksimum yang aman. Jika arus kerja bertambah melampaui batas aman yang ditentukan dan tidak ada
proteksi atau jika proteksi tidak memadai atau tidak efektif, maka keadaan tidak normal dan akan
mengakibatkan kerusakan isolasi. Pertambahan arus yang berkelebihan menyebabkan rugi - rugi daya
pada konduktor akan berkelebihan pula, sedangkan pengaruh pemanasan adalah sebanding dengan
kwadrat dari arus:
H = I2.R.t ( Joule )
Dimana :
H = panas yang dihasilkan ( Joule )
I = arus listrik ( ampere )
R = tahanan konduktor ( ohm )
t = waktu atau lamanya arus yang mengalir ( detik )

2.2. Sifat – Sifat Sistem ProteksiSunil S . Rao – Switchgear and Protection – Khana Publishers Delhi.1982.
 Diskriminasi : peka pada arus gangguan minimum tetapi tidak untuk arus beban
maksimum
 Selektivitas : hanya bekerja pada bagian yang terganggu dan tidak pada bagian yang
sehat, artinya sistem proteksi hanya pada daerah pengamannya saja atau mendapat
prioritas utama untuk bekerja main protection
 Sensitivitas (kepekaan) : segera merasakan adanya gangguan
 Realibilitas (keandalan) : sistem proteksi harus bekerja cepat dan dapat diandalkan.
 Cepat : segera bekerja untuk menghindari waktu kritis (clearing time) yang terlampaui,
kerusakan peralatan karena dialiri arus besar dengan jangka waktu lama dan gangguan
tetap yang akan menyebabkan tegangan jatuh.
Sifat – sifat tersebut juga menjadi persyaratan sistem proteksi yang baik ditambah dengan
persyaratan lain seperti :
A. Proteksi Pendukung
Proteksi pendukung ( back up ) merupakan susunan yang sepenuhnya terpisah dan yang bekerja
untuk mengeluarkan bagian yang terganggu apabila proteksi utama tidak bekerja ( fail ). Sistem
pendukung ini sedapat mungkin independen seperti halnya proteksi utama, memiliki trafo - trafo dan rele -
rele tersendiri. Seringkali hanya triping circuit breaker dan trafo - trafo tegangan yang dimiliki bersama
oleh keduanya. Tiap - tiap sistem proteksi utama melindungi suatu area atau zona sistem daya tertentu.
Ada kemungkinan suatu daerah kecil diantara zona - zona yang berdekatan misalnya antara trafo - trafo
arus dan circuit breaker - circuit breaker tidak dilindungi. Dalam keadaan seperti ini sistem back up ( yang
dinamakan, remote back up ) akan memberikan perlindungan karena berlapis dengan zona - zona utama.
Pada sistem distribusi aplikasi back up digunakan tidak seluas dalam sistem tansmisi, cukup jika
hanya mencakup titik - titik strategis saja. Remote back up akan bereaksi lambat dan biasanya memutus
lebih banyak dari yang diperlukan untuk mengeluarkan bagian yang terganggu.
B. Pertimbangan ekonomis
Dari aspek ekonomis bisa mengatasi aspek teknis, oleh karena jumlah feeder, trafo dan sebagainya
yang begitu banyak, asal saja persyaratan keamanan yang pokok dipenuhi. Dalam suatu sistem transmisi
justru aspek teknis yang penting. Proteksi relatif mahal, namun demikian sistem atau peralatan yang
dilindungi dan jaminan terhadap kelangsungan peralatan sistem adalah vital.
Untuk tujuan tersebut, digunakan dua sistem proteksi yang terpisah, yaitu proteksi primer atau
proteksi utama dan proteksi pendukung

2.3. Komponen - Komponen Sistem ProteksiMarsudi, Djiteng. 2005. Pembangkitan Energi Listrik. Jakarta : Erlangga.
Secara umum, komponen - komponen sistem proteksi terdiri dari:
a. Circuit Breaker, ( CB ) Sakelar Pemutus, ( PMT )
b. Relay
c. Trafo arus ( Current Transformer, CT )
d. Potential Transformer, ( PT )
e. Kabel kontrol
f. Catu daya, Suplai ( batere )
Peralatan proteksi dipilih berdasarkan kapasitas arus hubung singkat ‘Breaking capacity’ atau ‘Repturing
Capacity’.
2.4. Proteksi Pada GeneratorA.R. Van C. Warrington – Protective relays – Chapman and hall- London New york 1962.
Mesin - mesin dengan rancangan terbaru pada umumnya jarang sekali mengalami gangguan, hal
ini disebabkan karena adanya penggunaan bahan - bahan bermutu tinggi, teknis pengerjaan dan
pengendalian mutu yang lebih baik, jika dibanding dengan mesin - mesin buatan terdahulu. Walaupun
demikian kemungkinan terjadinya gangguan tidak dapat dihindarkan. Gangguan dapat menyebabkan
kerusakan pada mesin yang sedang dioperasikan dan biasanya akan diikuti dengan pemutusan suplai.
Mengingat generator merupakan peralatan yang penting dan nilainya juga cukup mahal ( biaya
penggantian maupun perbaikan mesin lama ) maka diusahakan pengaruh gangguan dibatasi sampai sekecil
mungkin. Antara lain dengan mendeteksi keadaan gangguan secara tepat dan mengisolasikan mesin
terhadap sistem yang sehat secara cepat.
Gangguan pada generator antara lain dapat disebabkan oleh:
a. Hubung singkat (short – circuit) pada lilitan rotor.
b. Beban lebih (over load).
c. Panas lebih (over heating) pada lilitan dan bearing.
d. Tegangan lebih ( over voltage ) dan kecepatan lebih (over speed)
e. Kehilangan medan penguat (loss of field).
f. Daya balik (motoring).
g. Arus tidak seimbang (unbalance current) pada rotor.
h. Out of step (berubah status dari generator ke motor)
Sebagian besar gangguan di atas perlu diatasi dengan cara melepaskan hubungan generator
terhadap sistem melalui pemutus tenaga utama (main circuit breaker) dan bila memungkinkan melepas
pemutus tenaga medan penguat. Untuk jenis gangguan tertentu selain cara di atas, mesin penggerak
dihentikan beroperasi. Bila terjadi gangguan yang masih pada batas yang diizinkan biasanya sistem hanya
memberikan peringatan saja.
Mengambil tindakan seperti yang disebutkan di atas harus dilakukan secara cermat dan hati - hati,
karena kesalahan dalam menentukan, dapat mempengaruhi tingkat pelayanan yang baik. Keadaan tersebut
dapat dicapai dengan :
a) Memilih jenis rele yang sesuai dengan jenis gangguan yang mungkin timbul.
b) Mengkoordinasi penyetelan rele yang satu dengan yang lainnya.
c) Mempertimbangkan segi produksi, pemeliharaan generator dan pemeliharaan peralatan
pengamannya.
d) Mengadakan tenaga - tenaga operator dan teknisi pemeliharaan yang memadai.
Apabila keempat faktor di atas dapat dipenuhi maka diharapkan kelangsungan pengoperasian dapat
berjalan dengan lancar.

2.5. Macam-Macam Pengaman Pada GeneratorA.R. Van C. Warrington – Protective relays – Chapman and hall- London New york 1962.
A. Rele Differential Generator
Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada isolasi lilitan sebelum terjadi kerusakan pada
laminasi, sehingga perbaikan masih dapat dilakukan dengan mengganti kumparan yang rusak, akan tetapi
jika laminasi pada inti besi yang rusak, perbaikan yang dilakukan sudah tidak efisien lagi. Ini diakibatkan
karna adanya tegangan lebih, menurunnya ketahanan dielektrik, atau kombinasi keduanya.
1. Rele Differential Persentase
Rele ini mempunyai arus kerja minimum yang sangat kecil, misalnya sebesar 0,1A. Arus ini
mengalir pada kumparan kerja dan rele akan bekerja apabila arus restrain sama dengan nol.
Mengenai daerah kerja rele ini dapat dilihat pada kurva karakteristik yang biasanya diberikan pada
saat pembelian rele. Waktu tunda pemutusan yang ada pada rele ini umumnya sangat singkat,
berkisar antara 3 sampai 5 cycle untuk kumparan yang dirancang untuk sistem 60 hertz.
2. Resistance Detector/Thermocouple
Untuk mendeteksi panas yang terjadi pada stator dapat disebabkan oleh arus lebih yang mengalir
cukup lama yang tidak dapat diditeksi oleh rele arus dengan penunda waktu biasa. Alat pencatat
biasanya dilengkapi dengan pemberi isyarat peringatan dini. Generator-generator besar biasanya
tidak diharapkan berhenti beroperasi karena peralatan temperatur ini. Untuk mendapatkan hasil
pengamatan yang dapat mewakili semua bagian generator maka jumlah resistance detector yang
dipasang harus memadai pula.
B. Pengaman Terhadap Daya Balik
Generator yang digerakkan oleh turbin uap apabila uapnya hilang, maka generator bekerja sebagai
motor induksi dimana mesin seharusnya mensuplai tenaga. Dalam keadaan seperti ini generator menerima
suplai tenaga listrik dari sistem. Untuk mencegah kerusakan akibat gangguan ini maka generator harus
dilengkapi dengan rele daya arah yang peka. Fungsi dari rele ini diatur sedemikian rupa misalnya dapat
memberikan isyarat peringatan dini atau memberikan isyarat pada rangkaian pemutus tenaga untuk
melepaskan generator terhadap sistem. Untuk generator yang digerakkan oleh mesin diesel juga dapat
menerapkan rele ini.
C. Pengaman Terhadap Kehilangan Medan Penguat
Untuk mencegah terjadinya kehilangan medan penguat pada generator. Ini terjadi bila generator
yang sedang dibebani medan penguatnya hilang maka kopling magnit antara rotor dan stator menjadi
lemah dan putaran rotor akan mendahului medan magnit stator, sistem kehilangan sinkronisasi. Bila
keadaan ini dibiarkan berlangsung dapat membahayakan operasi generator dan sistem.
Generator akan bekerja sebagai generator induksi, di mana akan timbul arus sirkulasi yang sangat
besar pada permukaan rotor, khususnya pada bagian ujung dan ini dapat menimbulkan panas yang
berbahaya pada daerah setempat dan pada ujung lengkungan irisan alur metal. Tegangan induksi atau arus
induksi akan timbul pada lilitan medan yang tergantung pada apakah lilitan itu terhubung singkat
sempurna atau terbuka. Arus sirkulasi ini akan menimbulkan panas dan dapat merusak rotor.
Pengaman kehilangan medan penguat dapat diterapkan apabila salah satu atau lebih keadaan
berikut ini terpenuhi.
a) Jika generator tidak dilengkapi dengan pengatur tegangan otomatis.
b) Salah satu generator yang dioperasikan paralel lebih besar dari lainnya.
c) Generator mempunyai hubungan listrik yang mudah sekali terlepas.
Salah satu usaha yang dilakukan untuk mencegah pengaruh kehilangan medan pada saat pemutus
tenaga generator tertutup yaitu dengan memasang sistem interlock. Dengan menggunakan interlock setiap
pemutusan medan penguat akan diikuti dengan pemutusan pemutus tenaga generator pada saat
pengoperasian.
D. Relay Reverse Power
Reverse power relay bekerja dengan mengukur komponen aktif arus beban, I x cos φ. Ketika
Generator beroperasi dan menghasilkan daya listrik maka komponen arus beban I x cos φ bernilai positif,
sedangkan dalam kondisi reverse power maka komponen beban aktif I x cos φ akan berubah menjadi
bernilai negatif. Dan jika nilai negatif ini melampaui set point dari relay, maka relay reverse power akan
bekerja dan beberapa saat kemudian memerintahkan Circuit breaker untuk membuka.

Gambar : Single line diagram secarasederhana.


Dampak reverse power adalahsebagaiberikut:
1. untuk diesel generator dapat terjadi ledakan pada ruang bakarnya karena adanya akumulasi bahan
bakar yang tak terbakar sedangkan rotor terus berputar,
2. pada gas turbin juga akan merusak gearbox nya dan
3. pada hydro plant ( turbin air ) akan terjadi kavitasi.
Inti dari semuanya, jika terjadi reverse power pada suatu unit pembangkit listrik adalah terjadi kerusakan
pada peralatan penggerak mulanya (prime mover) atau turbinnya. oleh karena itu pada generator dipasang
relay reverse power sebagai pengamannya, dan biasanya interlock dengan generator CB nya.

Gambar: Reverse Power Relay bekerjadenganmengukur


komponenaktifarusbeban (I x cos )
Ketika Generator beroperasi dan menghasilkan daya listrik maka komponen arus beban I x cos φ
bernilai positif, sedangkan dalam kondisi reverse power maka komponen beban aktif I x cos φ akan
berubah menjadi bernilai negatif. Dan jika nilai negatif ini melampaui set point dari relay, maka relay
reverse power akan bekerja dan beberapa saat kemudian memerintahkan Circuit breaker untuk membuka.

3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Rele Reverse PowerDelle – Alsthom. 1982. Reverse power. Prancis : Alsthom Atlantique
Prinsip Pengukuran
Melalui perkalian arus aktual dan tegangan nilai p (t) = u (t) · i (t), mikroprosesor menghitung phase
power. 1 dan 2 nilai sesaat diukur dan dicatat per siklus, nilai daya selama satu siklus ditentukan.
1 2
P  P t  dt
T 0
Akibatnya, arus tiga fase total kalkulasi dari dari: P total = P1 + P2 + P3 :
Konversi Bahasan dari fase generator listrik Yang berbasis PGS di Sisi CT sekunder :
Contoh perhitungan 1: tegangan kV 10 Medium (lihat gbr. 3.1)
 generator listrik jelas: SG = 1.875 kVA
 Faktor daya pengenal: cos (φ) = 0,8
 rated tegangan TMWR 4 Un = 110 V
(fase-ke-fasa tegangan)
Ketika relay diharapkan untuk perjalanan pada terbalik Generator kekuatan 6%, perhitungan nilai
pengaturan yang sebagai berikut : S . cos  
G
3 .n .n
PR  u I
. PRG %
U .I
n n

Menurut contoh di atas, TMWR4 harus set ke 5% sehingga perjalanan dengan daya terbalik Generator dari
6% ( dinilai generator listrik aktif ).
Koneksi dari TMWR4 untuk tegangan fase-ke-netral :
Konversi dari phase power generator yang berbasis PGS di sisi sekunder transformator :
SG . cos  
PGS 
3. n .n
u I
Dengan PGS pembangkit listrik terbalik diperbolehkan, yang pengaturan nilai PR kemudian dihitung
sebagai berikut :
S . cos  
G
3 . nu . nI
PR  . PRG %
Un . I n

1875 kVA . 0,8


3 . 20 .100
P  %  . 6 %  5 %
R 110 V . 5 A
Contoh perhitungan 2 : tegangan rendah 400 V, sambungan untuk fase tegangan (lihat gbr. 3.3)
• generator listrik jelas : SG = 625 kVA
• Faktor daya pengenal : cos (φ) = 0,8
• dinilai saat TMWR4 : In = 5 A
• rated tegangan TMWR4 : Un = 230 V
(fase-ke-netral tegangan)
• transformasi rasio CT : nI = 1000 A / 5 A
• no VT dibutuhkan
Ketika relay diharapkan untuk alioran arus terbalik pada daya Generator PRG dari 5%, perhitungan nilai
pengaturan Pr > adalah sebagai berikut:
625 kVA . 0,8
3 .1 . 200
PR  %  . 5 %  3,6 %  4 %
230 V . 5 A

Menurut contoh di atas, TMWR4 harus diatur ke 4% dari aliran dengan daya terbalik generator dari 5%
(nilai pembangkit listrik aktif).

Perhitungan nilai pengaturan pada daya terbalik


Haruskah rele, misalnya, perjalanan di generator membalikkan kekuatan 10%, hal ini tidak berarti
bahwa pengaturan nilai TMWR4 adalah 10%. Berdasarkan transformator rasio transformasi, titik
switching harus dihitung.
Rele TMWR4 mengukur kekuatan dalam satu fase sekunder transformator samping. Kekuatan
diasumsikan menjadi simetris phase power generator yang harus berhubungan dengan transformer
sekunder samping.
Data penting :
SG [kVA] : rated generator listrik jelas
Cos () : dinilai pembangkit faktor daya
In : dinilai saat TMWR4
Un : tegangan pengenal TMWR4
nI : transformasi rasio CT
nU : transformasi rasio VT

Koneksi dari TMWR4 untuk fase-fase ke-tegangan :


Konversi dari phase power generator yang berbasis PGS di sisi CT sekunder :
SG . cos  
PGS 
3 nu . nI

4. HASIL DAN ANALISA


4.1. Proteksi Reverse Power Pada GeneratorDelle – Alsthom. 1982. Reverse power. Prancis : Alsthom Atlantique
 Fungsi Rele Reverse Power
Rele TMWR4 adalah sebuah rele arus lebih yang handal dengan sebuah rangkaian pengukuran
yang diset untuk frekuensi yang fundamental. Ini dirancang untuk pengukuran dari arus urutan nol dalam
persen dari level yang tinggi ke komponen arus harmonik. Rele TMWR4 mempunyai tombol kontak
output, dimana dapat memonitor arus yang mele4bihi setingan.

 Aplikasi Rele Reverse Power


Adapun manfaat utama rele ini adalah untuk mendeteksi gangguan pentanahan resistif dan
aplikasinya adalah sebagai berikut :
1. Proteksi jaringan dengan point netral terpisah
2. Proteksi ground stator dari generator
3. Proteksi trafo
Untuk semua aplikasi, rele TMWR4 bisa menjadi supplay melalui CT(Current Transfomator)
konvensional dan penjumlahan konfigurasi atau melalui tranducer PMR tipe BTF (tranducer tertutup)
atau tipe BTO (tranducer terbuka) yang meliputi kawat netral atau kawat 3 phasa.

 Spesifikasi Rele Reverse Power


Tabel :Karakteristik
INPUT
STANDARD
RANGES DMT Tranducer
CT
1 s/d 8 mA
F indek
2 s/d 16 mA
Arus batas Ambang 16 s/d 125 mA P indek
31.5 s/d 250 mA Atau
Xᵒ/1 R indek
0.063 s/d 0,5 mA
0.125 s/d 1A
Xᵒ/5
0,25 s/d 2A
Pemakaian < 100 mVA
Akurasi setting ambang
± 5 % dari niali setting
batas
Dengan parameter Imax 20 A ( 16 A maximum )
Penerimaan Overcurrent
Rele ini adalah sensitif ke 3 rd
Desensitizing Komponen harmonik
Attenuation ≥ 50
Frekuensi 50 / 60 Hz
Kontak 2 swicth double kutub per output
OUTPUT
Daya kontak OPENING CLOSING
switching untuk 220V-50Hz-Cosϕ:06 5A 8A
manuver 10⁴ 135VVC-L/R = 30 ms 0,6 A 3,5 A
≤ 50 ms untuk sebuah input arus dari 0 sampai 1,2 Is
Waktu Respon
(penutup kontak)
Annuciator
Tipe elektromagnetik dengan memori dan reset manual
(opsional)

Waktu Tunda

 0.06-0.08-0.1-0.17-0.22-0.28-0.36-0.47-0.6 s.
 0.13-0.17-0.22-0.28-0.36-0.47-0.6-0.8-1-1.3 s.
Setting satu range yang dipilih
 0.28-0.36-0.47-0.6-0.8-1-1.3-1.7-2.2-2.8 s.
dengan
 0.6-0.8-1-1.3-1.7-2.2-2.8-3.6-4.7-6 s.
Sebuah dudukan jumper
 1.3-1.7-2.2-2.8-3.6-4.7-6-8-10-13 s
 2.8-3.6-4.7-6-8-10-13-17-22-28 s
Akurasi keseluruhan
± 6 % untuk interval ˃ 0.3 s
mengambil semua tanggung
± 18 ms untuk interval ≤ 0.3 s
jawab faktor relevan

Auxiliary DC Supply
24 v atau 30-32 atau 48 v atau 60 v atau
Satu tegangan yang dipilih Una
110 v atau 125 v atau 220 v atau 250 v
0.8 Una ≤ Ua ≤ 1.1 Una untuk 125 v : 0.9
Range operasi
Una sampai 1.2 Una

2.7 watt pada 24 v – 3.5 watt pada 48v


Pemakaian ( dengan semua rele
3.5 watt pada 60 v–5.5 watt pada 125v
bekerja )
6,5 watt pada 250 v
2000 v rms pada 50 Hz selama satu menit
Daya Tahan antara semua terminal interkoneksi dan
ground
 Operasi : - 5ᵒC + 40ᵒC
Temperatur
 Cadangan : -25ᵒ C + 70ᵒC
Resistansi untuk transien tegangan
5000 V menurut standar IEC 255-4
sangat tinggi

Ketidakpekaan untuk interference HF 2500 V menurut standart IEC 255-4

Xᵒ : arus primer

4.2. HasilPengujianReleArah (Reverse Power Relay)


A. Data Spesifikasi.
Pabrik : ALSTOM
Tipe : TMWR 4
No. Seri : 42894726
Penghantar : GENERATOR UNIT 1
Panel / Rak : 1 KAP 001 AR
Pengenal / V / I / F : 5A / 100√3 / 110√3 / 50 Hz
Vx : 110 VDC
Batas Setelan :  I cos  : 25 – 124 mA
 t1 : 2.8 – 28 sec
PemeriksaanCatuDaya : 117,6 VDC

B. PengujianKarakteristikSudut.
I cos  = 40,50 Ma
Rumus dasar : P  V . I cos 
cos   cos 90  0
cos   cos 180  0
270    90 cos  daya aktif positif
untuk :   90 dan 180 daya nyata 0
untuk :  - 90     270 daya aktif negatif

Hasil pengujian : I cos  = 40,50 mA


Batasan arus yang diizinkan adalah mA

Contoh Soal :
 Diketahui : Vfase = 100 volt
Ifase = 5 A
 Ditanya :  = ..........?
 Penyelesaian : I cos   40,50 mA
5 x cos   40,50 mA  0,0405 A
0,04  5 cos 
0,04
cos    0,008
5
  cos-1 (0,008)
  89,54 

Tabel: KarakteristikSudut
Tegangan (V) Arus (A) Sudut Daerah Kerja (  )
100 5 87 ( Lag ) - 0 - 95 ( 265 Lag )

C. PengujianKarakteristikArusMula
Tabel: KarakteristikArusMula
Fasa Tegangan (V) Sudut (  ) ArusKerja (mA)
R 100 0 114
S 100 0 114
T 100 0 113,9

D. PengujianWaktuKerja
Tabel: PengujianWaktuKerja
Sudut (  ) Arus (mA) Tegangan WaktuKerja (sec)
(V)
0 150 100 13,2

E. KarakteristikGambar
Sudut (90˚)

Sudut (180˚) TRIP Sudut (0˚)

Sudut (270˚)

Gambar : Operasi karakteristik proteksi reverse power


F. Data Spesifikasi Generator
Pabrik : ALSTHOM
Daya : 65 MW
Tegangan : 11 KV
Arus : 4500 Amper
Frequensi : 50 Hez
Cos ϕ : 0,8

5. PENUTUP
Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Untuk mencegah adanya perubahan alih fungsi generator menjadi motormaka sangatlah
penting dipasang proteksi rele reverse power padagenerator.
2. Fungsi rele reverse power sangat lah penting, untuk melindungi peralatan generator dari
kerusakan
3. Penyetingan rele reverse power sangatlah penting untuk mendapatkanunjukKerja yang
maksimal.
4. Dari hasil pengujian didapatkan :
Tegangan 100 V , Arus 5 A , Sudut daerah kerja = 87 (Lag)-0-95 (265Lag).

DAFTAR PUSTAKA

Marsudi, Djiteng. 2005. Pembangkitan Energi Listrik. Jakarta : Erlangga.

Delle – Alsthom. 1982. Reverse power. Prancis : Alsthom Atlantique

Sunil S . Rao – Switchgear and Protection – Khana Publishers Delhi.1982.

A.R. Van C. Warrington – Protective relays – Chapman and hall- London New york 1962.

File:///D:/DataKP/Catu Daya-Generator.htm

File:///D:/Data%20KP/Proteksi%20Generator%20%20DUNIA%20LISTRIK.htm

Anda mungkin juga menyukai