DI
OLEH
NIM : 2020204030008
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Proteksi Sistem Tenaga di program
studi d3 teknik listrik politeknik negeri lhokseumawe. Selanjutnya penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Nazaruddin, ST., M.T selaku dosen mata
kuliah Proteksi Sistem Tenaga dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan
serta arahan selama penulisan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Listrik sangat berguna baik dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga ataupun
kebutuhan dunia industri. Kebutuhan listrik dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring
dengan laju pertumbuhan penduduk. Maka dibangunlah pembangkit-pembangkit energi
listrik sehingga terpenuhi kebutuhan listrik dalam negeri. Tentu saja pembangkit listrik
mempunyai peran yang sangat besar pada semua sektor kehidupan masyarakat sehingga
keberadaannya menjadi sangat penting. Adanya gangguan pada suatu sistem pembangkit
dapat mengganggu operasi dari sistem pembangkit tersebut yang dapat membahayakan
bagian-bagian penting didalamnya karena dapat mengakibatkan kerusakan dan penurunan
umur pembangkit.
Dalam suatu generator pada pusat pembangkit tentu dilengakapi dengan alat proteksi
supaya bisa terhindar dari gangguan yang tidak diinginkan, supaya beban yang diterima pada
sisi konsumen bisa sampai dengan baik maka perlu pada generator dipasang alat alat
pengaman atau alat proteksi seperti FUSE, RELAY, MCCB dan banyak lagi alat pengaman
pada sistem generator. Mengingat akan fatalnya akibat dari apabila terjadi gangguan pada
generator ,tentu untuk pemasangan alat alat proteksi perlu diperhitungkan secara detil dan
sangat teliti.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Generator
Generator adalah suatu alat yang dapat mengubah tenaga mekanik menjadi energi
listrik. Tenaga mekanik bisa berasal dari panas, air, uap, dll. Energi listrik yang
dihasilkan oleh generator bisa berupa Listrik AC (listrik bolak-balik) maupun DC
(listrik searah). Hal tersebut tegantung dari konstruksi generator yang dipakai oleh
pembangkit tenaga listrik.
Terdapat dua jenis generator, yaitu generator arus bolak-balik (AC) dan generator
arus searah (DC). Generator arus bolak-balik sering disebut juga dengan alternator.
Alat ini terdiri atas magnet dengan kutub berbentuk cekung dan kumparan kawat yang
dililitkan pada suatu armatur dan dapat berputar dalam suatu medan magnet. Armatur
berupa kumparan persegi dengan lilitan mengitari sebuah inti besi lunak. Generator
arus searah sering disebut juga dengan dinamo. Alat ini terdiri atas magnet dan
kumparan kawat yang dililitkan pada suatu armatur dan dapat berputar dalam suatu
medan magnet. Perbedaannya dengan generator AC adalah pada bagian komponen
yang berhubungan dengan ujung kumparan yang berputar. Dinamo menggunakan
sebuah cincin belah atau disebut sebagai komutator, sedangkan generator AC
menggunakan dua buah slip ring.
B. Sistem Proteksi
proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan-
peralatan listrik suatu sistem tenaga listrik, misalnya generator, transformator,
jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri. Kondisi
abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih,
frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain.
PROTEKSI GENERATOR
7. Out of step.
Suatu generator yang dioperasikan dapat mengalami out of step yang
merupakan permasalahan pokok yang dapat menyebabkan kerusakan poros
kopling atau pasangan stator. Dari gangguan gangguan dan proteksi generator
diatas ada juga gangguan generator dari luar. Generator umumnya dihubungkan ke
rel (busbar). Beban dipasok oleh saluran yang dihubungkan ke rel. Gangguan
kebanyakan ada di saluran yang mengambil daya dari rel. Instalasi penghubung
generator dengan rel umumnya jarang mengalami gangguan. Karena rel dan
saluran yang keluar dari rel sudah mempunyai proteksi sendiri, maka proteksi
generator terhadap gangguan luar cukup dengan relay arus lebih dengan time
delay yang relatif lama dan dengan voltage restrain.
Arus Hubung Singkat Generator turun sebagai fungsi waktu.
Hal ini disebabkan oleh membesarnya arus stator yang melemahkan
medan magnit kutub (rotor) sehingga ggl dan tegangan jepit Generator
turun.
Untuk menjamin kerjanya Relay sehubungan dengan menurunnya arus
hubung singkat Generator, diperlukan Voltage Restrain Coil.
Mengingat karakteristik hubung singkat Generator yang demikian,
pada Generator besar dipakai juga Relay Impedansi.
Bila terjadi gangguan yang masih pada batas yang diizinkan biasanya sistem
hanya memberikan peringatan saja. Menentukan tindakan seperti yang disebutkan
di atas harus dilakukan secara cermat dan hati-hati, karena kesalahan dalam
menentukan dapat mempengaruhi tingkat pelayanan yang baik.
a. Memilih jenis rele yang sesuai dengan jenis gangguan yang mungkin
timbul.
b. Mengkoordinasi penyetelan rele yang satu dengan yang lainnya
c. Mempertimbangkan segi produksi, pemeliharaan generator dan
pemeliharaan peralatan pengamannya.
d. Mengadakan tenaga-tenaga operator dan teknisi pemeliharaan yang
memadai
Apabila keempat faktor di atas dapat dipenuhi maka diharapkan kelangsungan
pengoperasian dapat berjalan dengan lancar.
BAB IV
A. KESIMPULAN
B. SARAN
http://dunia-listrik.blogspot.com
http://elektrojiwaku.blogspot.com
http://id.wikipedia.org
Sarimun, Wahudi(2011).Buku Saku Pelayanan Teknik edisi kedua. Bekasi. Penerbit:
Garamond