Anda di halaman 1dari 4

UTS

OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK

Dibuat Oleh :

NAMA : M. ALIP
NO.BP : 2010003421025
DOSEN MAKUL : SHINDY ALIFFIANTI ULFIAH ,S.T,M.T

FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN


PRODI TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS EKA SAKTI PADANG
TA. 2023-2024
Soal UTS
1. Jelaskan bagaimana Operasi Sistem Tenaga Listrik, Penjelasan dan Gambar
2. Peralatan Gardu Induk, Fungsi dan Cara kerja
3. Jelaskan Fungsi dan cara kerja Arrester
Jawaban:

1. Jelaskan bagaimana Operasi Sistem Tenaga Listrik, Penjelasan dan Gambar?

Jawab:
Sistem tenaga listrik adalah sebuah sistem yang meliputi beberapa bagian yang saling terhubung dan saling
bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan energi listrik bagi pemakai energi listrik. Ruang lingkup sistem
tenaga listrik secara garis besarnya meliputi pembangkit listrik, saluran transmisi tenaga listrik, gardu
induk hingga ke jaringan distribusi yang menyalurkan listrik ke pelanggan. Sistem tenaga listrik ini
memiliki tiga bagian utama yaitu pembangkitan, transmisi dan distribusi. Pembangkitan listrik dilakukan
di pembangkit listrik yang terdiri dari beberapa jenis seperti PLTU, PLTA, PLTG dan lain-lain. Setelah itu,
listrik yang dihasilkan akan disalurkan melalui saluran transmisi tenaga listrik menuju gardu
induk. Kemudian dari gardu induk, listrik akan disalurkan ke jaringan distribusi dan akhirnya sampai ke
pelanggan.

2. Peralatan Gardu Induk, Fungsi dan Cara kerja


Jawab:
Peralatan Gardu Induk adalah perangkat yang digunakan dalam sistem tenaga listrik
untuk mengatur, melindungi, dan memantau aliran listrik pada gardu induk. Beberapa
peralatan yang umum digunakan di gardu induk meliputi:

1. Transformator Daya: Mengubah tegangan listrik dari gardu induk menjadi tegangan yang
lebih rendah untuk distribusi ke konsumen.
2. Sakelar Udara: Digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan aliran listrik dalam
jaringan.
3. Proteksi Arus Lebih (Overcurrent Protection): Mendeteksi dan melindungi sistem dari arus
lebih yang dapat merusak peralatan atau menyebabkan kegagalan sistem.
4. Proteksi Arus Hubung Singkat (Short Circuit Protection): Melindungi sistem dari arus
hubung singkat yang dapat menyebabkan kerusakan serius atau kebakaran.
5. Proteksi Tegangan Lebih (Overvoltage Protection): Melindungi peralatan dari tegangan
lebih yang dapat merusak atau merusak peralatan.
6. Proteksi Tegangan Rendah (Undervoltage Protection): Melindungi peralatan dari tegangan
rendah yang dapat menyebabkan kegagalan operasional.
7. Monitorisasi dan Pengendalian: Digunakan untuk memantau dan mengendalikan parameter
listrik seperti tegangan, arus, frekuensi, dan kestabilan sistem.

Cara kerja peralatan gardu induk bervariasi tergantung pada jenisnya. Namun, secara
umum, peralatan ini menggunakan sensor dan relay untuk mendeteksi kondisi abnormal
dalam aliran listrik. Ketika kondisi tersebut terdeteksi, peralatan ini akan merespons dengan
menghubungkan atau memutuskan aliran listrik, atau memberikan sinyal peringatan kepada
operator untuk mengambil tindakan yang diperlukan.
Peralatan gardu induk bekerja secara terintegrasi untuk menjaga keandalan dan
keamanan sistem tenaga listrik, serta meminimalkan gangguan dan kerusakan pada
peralatan listrik.

3. Jelaskan Fungsi dan cara kerja Arrester


Jawab:
Arrester (atau sering disebut juga surge arrester atau penangkal petir) adalah perangkat yang
digunakan untuk melindungi sistem tenaga listrik dari lonjakan tegangan atau petir yang dapat
merusak peralatan dan mengganggu aliran listrik. Fungsi utama arrester adalah menyalurkan
dan membuang lonjakan tegangan yang berlebih ke tanah, sehingga melindungi peralatan
elektronik yang terhubung dalam sistem tersebut.

Cara kerja arrester dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Desain arrester: Arrester umumnya terdiri dari rangkaian pelindung yang terhubung antara
konduktor fase dan konduktor tanah. Arrester biasanya terdiri dari perangkat pelindung seperti
varistor atau gap penyalur yang sensitif terhadap perubahan tegangan.
2. Deteksi lonjakan tegangan: Ketika terjadi lonjakan tegangan yang melebihi batas aman
dalam sistem, arrester mendeteksi perubahan tegangan tersebut. Lonjakan tegangan dapat
disebabkan oleh petir, gangguan pada sistem kelistrikan, atau faktor eksternal lainnya.

3. Reaksi arrester: Setelah deteksi lonjakan tegangan, arrester akan merespons dengan cepat.
Jika menggunakan varistor, perangkat ini memiliki karakteristik nonlinier yang berarti
resistansinya akan turun secara drastis ketika tegangan melebihi ambang batasnya. Dengan
demikian, arrester menawarkan jalur yang lebih mudah bagi arus lonjakan untuk mengalir
melalui varistor dan menuju tanah, bukan ke peralatan listrik yang terhubung.

4. Pelepasan energi ke tanah: Arus lonjakan yang terjadi akibat lonjakan tegangan akan
dialirkan oleh arrester menuju tanah. Biasanya arrester memiliki konduktor penyalur yang
membawa arus lonjakan tersebut ke sistem penangkal petir yang dihubungkan dengan sistem
grounding.

Dengan cara kerja tersebut, arrester mampu melindungi peralatan elektronik dan sistem tenaga
listrik dari kerusakan akibat lonjakan tegangan yang dapat merusak komponen sensitif seperti
transformator, komputer, peralatan elektronik rumah tangga, dan lainnya.

Penting untuk dicatat bahwa setelah mengalami lonjakan tegangan yang signifikan, arrester
perlu diperiksa atau diganti jika terdapat kerusakan fisik atau jika telah melebihi umur
pakainya. Hal ini penting untuk memastikan perlindungan yang optimal terhadap sistem tenaga
listrik.

Anda mungkin juga menyukai