Anda di halaman 1dari 20

TUGAS

PROTEKSI ARUS LEBIH

Nama : Muhammmad Rizqi Saefulloh /11-2012-042


Moch Aji Gema Pribaya / 11-2012-049
Akmal Brily Ashidiqi / 11-2012-068
Dean Ardian / 11-2012-086
Kelas : A
Dosen : Teguh Arfianto

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2018
I. PENDAHULUAN

Dalam operasi sistem tenaga listrik sering terjadi gangguan – gangguan yang dapat
mengakibatkan terganggunya penyaluran tenaga listrik ke konsumen. Gangguan adalah
penghalang dari suatu sistem yang sedang beroperasi atau suatu keadaan dari sistem penyaluran
tenaga listrik yang menyimpang dari kondisi normal. Suatu gangguan di dalam peralatan listrik
didefinisikan sebagai terjadinya suatu kerusakan di dalam jaringan listrik yang menyebabkan
aliran arus listrik keluar dari saluran yang seharusnya.

Berdasarkan ANSI/IEEE Std. 100-1992 gangguan didefinisikan sebagai suatu kondisi


fisis yang disebabkan kegagalan suatu perangkat, komponen, atau suatu elemen untuk bekerja
sesuai dengan fungsinya. Gangguan hampir selalu ditimbulkan oleh hubung singkat antar fase
atau hubung singkat fase ke tanah. Suatu gangguan hampir selalu berupa hubung langsung atau
melalui impedansi. Istilah gangguan identik dengan hubung singkat, sesuai standart
ANSI/IEEE Std. 100-1992.

Hubung singkat merupakan suatu hubungan abnormal (termasuk busur api) pada
impedansi yang relatif rendah terjadi secara kebetulan atau disengaja antara dua titik yang
mempunyai potensial yang berbeda. Istilah gangguan atau gangguan hubung singkat digunakan
untuk menjelaskan suatu hubungan singkat. Untuk mengatasi gangguan tersebut, perlu
dilakukan analisis hubung singkat sehingga sistem Proteksi yang tepat pada Sistem Tenaga
Listrik dapat ditentukan. Analisis hubung singkat adalah analisis yang mempelajari kontribusi
arus gangguan hubung singkat yang mungkin mengalir pada setiap cabang didalam sistem (di
jaringan distribusi, transmisi, trafo tenaga atau dari pembangkit) sewaktu gangguan hubung
singkat yang mungkin terjadi di dalam sistem tenaga listrik. Analisis Hubung Singkat memiliki
tujuan, yaitu sebagai berikut.

1. Untuk menentukan arus maksimum dan minimum hubung singkat.


2. Untuk menentukan arus gangguan tak simetris bagi gangguan satu dan dua line ke
tanah, gangguan line ke line, dan rangkaian terbuka
3. Penyelidikan operasi rele-rele proteksi
4. Untuk menentukan kapasitas pemutus dari circuit breaker
5. Untuk menentukan distribusi arus gangguan dan tingkat tegangan busbar selama
gangguan.
Hubung singkat terjadi akibat dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
dari gangguan adalah rusaknya peralatan listrik. Faktor eksternal adalah antara lain cuaca
buruk, seperti badai, hujan, dingin; bencana, seperti gempa bumi, angin ribut, kecelakaan
kendaraan; runtuhnya pohon; petir; aktivitas konstruksi, ulah manusia, dan lain-lain. Sebagian
besar gangguan terjadi karena cuaca buruk, yaitu hujan atau badai, dan pohon.

Gangguan hubung singkat menyebabkan terjadinya interupsi kontinuitas pelayanan daya


kepada para konsumen apabi1a gangguan itu sampai menyebabkan terputusnya suatu
rangkaian (sircuit) atau menyebabkan keluarnya satu unit pembangkit, penurunan tegangan
yang cukup besar menyebabkan rendahnya kualitas tenaga listrik dan merintangi kerja normal
pada peralatan konsumen, pengurangan stabilitas sistem dan menyebabkan jatuhnya generator,
dan merusak peralatan pada daerah terjadinya gangguan tersebut.

Gangguan dapat terdiri dari gangguan temporer atau permanent. Kebanyakan gangguan
temporer di amankan dengan circuit breaker (CB) atau pengaman lainnya. Gangguan
permanent adalah gangguan yang menyebabkan kerusakan permanent pada sistem. Seperti
kegagalan isolator, kerusakan penghantar, kerusakan pada peralatan seperti transformator atau
kapasitor. Pada saluran bawah tanah hampir semua gangguan adalah gangguan permanen.
Kebanyakan gangguan peralatan akan menyebabkan hubung singkat. Gangguan permanen
hampir semuanya menyebabkan pemutusan/gangguan pada konsumen. Untuk melindungi
jaringan dari gangguan digunakan fuse, recloser atau CB.
II. PEMBAHASAN

2.1 ` Gangguan Pada Generator

Secara teknis, terdapat beberapa macam gangguan yang mungkin terjadi pada generator
pembangkit tenaga listrik. Gangguan pada generator pembangkit tenaga listrik tersebut dapat
diklasifikasikan seperti berikut ini :

A. GANGGUAN LISTRIK/ELECTRICAL FAULT


Jenis gangguan ini adalah gangguan yang timbul dan terjadi pada bagian-bagian listrik
dari generator. Gangguan-gangguan tersebut antara lain :

1. Hubung singkat 3 phasa


Terjadinya arus lebih pada stator yang dimaksud adalah arus lebih yang timbul akibat
terjadinya hubungan singkat 3 phasa/3 phase fault. Gangguan ini akan menimbulkan loncatan
bunga api dengan suhu yang tinggi yang akan melelehkan belitan dengan resiko terjadinya
kebakaran, jika isolasi tidak terbuat dari bahan yang anti api atau nonflammable.

2. Hubung singkat 2 phasa


Gangguan hubung singkat 2 phasa/unbalance fault lebih berbahaya dibanding gangguan
hubung singkat 3 phasa/balance fault, karena disamping akan terjadi kerusakan pada belitan
akan timbul pula vibrasi pada kumparan stator. Kerusakan lain yang timbul adalah pada
poros/shaft dan kopling turbin akibat adanya momen puntir yang besar.

3. Stator hubung singkat 1 phasa ke tanah / stator ground fault


Kerusakan akibat gangguan 2 phasa atau antara konduktor kadang-kadang masih dapat
diperbaiki dengan menyambung taping atau mengganti sebagian konduktor, tetapi kerusakan
laminasi besi (iron lamination) akibat gangguan 1 phasa ke tanah yang menimbulkan bunga
api dan merusak isolasi dan inti besi adalah kerusakan serius yang perbaikannya dilakukan
secara total. Gangguan jenis ini meskipun kecil harus segera diproteksi.
4. Rotor hubung tanah / field ground
Pada rotor generator yang belitannya tidak dihubungkan oleh tanah (ungrounded system).
Bila salah satu sisi terhubung ke tanah belum menjadikan masalah. Tetapi apabila sisi lainnya
terhubung ke tanah, sementara sisi sebelumnya tidak terselesaikan maka akan terjadi
kehilangan arus pada sebagian belitan yang terhubung singkat melalui tanah. Akibatnya terjadi
ketidakseimbangan fluksi yang menimbulkan vibrasi yang berlebihan serta kerusakan fatal
pada rotor.

5. Kehilangan medan penguat / Loss of excitation


Hilangnya medan penguat akan membuat putaran mesin naik, dan berfungsi sebagai
generator induksi. Kondisi ini akan berakibat pada rotor dan pasak/slot wedges, akibat arus
induksi yang bersirkulasi pada rotor. Kehilangan medan penguat dapat dimungkinkan oleh :
a) Jatuhnya / trip saklar penguat (41AC)
b) Hubung singkat pada belitan penguat
c) Kerusakan kontak-kontak sikat arang pada sisi penguat
d) Kerusakan pada sistem AVR

6. Tegangan lebih / Over voltage


Tegangan yang berlebihan melampaui batas maksimum yang diijinkan dapat berakibat
tembusnya (breakdown) design insulasi yang akhirnya akan menimbulkan hubungan singkat
antara belitan. Tegangan lebih dapat dimungkinkan oleh mesin putaran lebih/overspeed atau
kerusakan pada pengatur tegangan otomatis/AVR.
B. SISTEM PROTEKSI UNTUK MENGATASI GANGGUAN PADA GENERATOR.
Untuk mengatasi gangguan yang terjadi pada generator dapat dilakukan proteksi untuk
mencegah terjadi kerusakan pada komponen generator. Proteksi yang dilakukan antara lain :
 Differential Relay
Differential Relay untuk melindungi generator dari gangguan akibat hubung singkat
(short circuit) antar fasa-fase atau fase ke tanah. Cara kerja relay differensial adalah dengan
cara membandingkan arus pada sisi primer dan sisi sekunder, Dalam kondisi normal jumlah
arus yang mengalir melalui peralatan listrik yang diproteksi bersirkulasi melalui loop pada
kedua sisi di daerah kerja. Jika terjadi gangguan didalam daerah kerja relay differensial, maka
arus dari kedua sisi akan saling menjumlah dan relay akan memberi perintah kepada PMT/CB
untuk memutuskan arus.

 Rele Arus Lebih (Over current Relay)


Rele ini berfungsi mendeteksi arus lebih yang mengalir dalam kumparan stator generator.
Arus yang berlebihan dapat terjadi pada kumparan stator generator atau di dalam kumparan
rotor. Arus yang berlebihan pada kumparan stator dapat terjadi karena pembebanan berlebihan
terhadap generator. Adapun single line diagram rele arus lebih adalah sebagai berikut :

Keterangan,
CB = Circuit Breaker
TC = Trip Coil CB
I = Arus yang mengalir pada saluran yang diamankan
CT = Transformator Arus
Ir = Arus yang mengalir pada rele
C = Rele arus lebih
Ip = Arus pick-up dari rele
2.2 TRANSMISI

1. Pengertian Proteksi Transmisi Tenaga Listrik


Pengertian proteksi transmisi tenaga listrik adalah adalah proteksi yang dipasang pada
peralatan-peralatan listrik pada suatu transmisi tenaga listrik sehingga proses penyaluran
tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik(Power Plant) hingga Saluran distribusi
listrik (substation distribution) dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik
dengan aman. Proteksi transmisi tenaga listrik diterapkan pada transmisi tenaga listrik agar jika
terjadi gangguan peralatan yang berhubungan dengan transmisi tenaga listrik tidak mengalami
kerusakan. Ini juga termasuk saat terjadi perawatan dalam kondisi menyala. Jika proteksi
bekerja dengan baik, maka pekerja dapat melakukan pemeliharaan transmisi tenaga listrik
dalam kondisi bertegangan. Jika saat melakukan pemeliharaan tersebut terjadi gangguan, maka
pengaman-pengaman yang terpasang haurus bekerja demi mengamankan sistem dan manusia
yang sedang melaukukan perawatan.

Tujuan dari sistem proteksi adalah :


 untuk mengidentifikasi gangguan, memisahkan bagian instalasi yang terganggu dari
bagian lain yang masih normal dan sekaligus mengamankan instalasi dari kerusakan
atau kerugian yang lebih besar, serta memberikan informasi / tanda bahwa telah terjadi
gangguan, yang pada umumnya diikuti dengan membukanya PMT.
 Pemutus Tenaga ( PMT ) untuk memisahkan / menghubungkan satu bagian instalasi
dengan bagian instalasi lain, baik instalasi dalam keadaan normal maupun dalam
keadaan terganggu. Batas dari bagian-bagian instalasi tersebut dapat terdiri dari satu
PMT atau lebihSedangkan untuk syarat yang harus dimiliki oleh sebuah sistem proteksi
adalah Sensitif : yaitu mampu merasakan gangguan sekecil apapun

1. Andal : yaitu akan bekerja bila diperlukan (dependability) dan tidak akan bekerja
bila tidak diperlukan (security).
2. Selektif : yaitu mampu memisahkan jaringan yang terganggu saja.
3. Cepat : yaitu mampu bekerja secepat-cepatnya.
Proteksi ini berbeda dengan pengaman. Jika pengaman suatu sistem berarti system tersebut
tidak merasakan gangguan sekalipun. Sedangkan proteksi atau pengaman sistem, sistem
merasakan gangguan tersebut namun dalam waktu yang sangant singkat dapat diamankan.
Sehingga sistem tidak mengalami kerusakan akibat gangguan yang terlalu lama. Gangguan
pada transmisi tenaga listrik dapat berupa :
 GANGGUAN SISTEM
Gangguan sistem adalah gangguan yang terjadi di sistem tenaga listrik seperti pada
transformator, reaktor, kapasitor, busbar, SUTT, SKTT, SUTET dan lain sebagainya.
Gangguan sistem dapat dikelompokkan sebagai gangguan permanen dan gangguan temporer.
 GANGGUAN NON SISTEM
Gangguan non sistem adalah gangguan bukan pada sistem, jenis nya antara lain
kerusakan komponen relai, kabel kontrol terhubung singkat dan interferensi / induksi pada
kabel kontrol.
Dan untuk jenis tipe gangguan pada sistem proteksi terdiri dari :
 Gangguan Fasa
Terhubungnya dua fasa atau lebih, secara langsung atau tidak.Meliputi gangguan hubung
singkat dua fasa dan tiga fasa.Hubung singkat ditandai dengan:
o Turunnya tegangan sistem jaringan.
o Kenaikan arus dalam waktu yang sangat pendek
 Gangguan Tanah
Terhubungnya satu fasa atau lebih dengan tanah, secara langsung atau tidak langsung.
(tiang, badan trafo, selubung timah kabel).

2. Relay Proteksi

Gambar Skema diagram relay proteksi


 ELEMEN PEMBANDING
Elemen ini berfungsi menerimabesaran setelah terlebih dahulu besaran itu diterima oleh
elemen pengindera untukmembandingkan besaran listrikpada saat keadaan normal
denganbesaran arus kerja relai.
 ELEMEN PENGINDERA
Elemen ini berfungsi untukmerasakan besaran-besaran listrik,seperti arus, tegangan,
frekuensi,dan sebagainya tergantung relai yang dipergunakan. Pada bagian ini besaran yang
masuk akan dirasakan keadaannya,apakah keadaan yang diproteksi itu mendapatkan gangguan
atau dalam keadaan normal, untuk selanjutnya besaran tersebut dikirimkan keelemen
pembanding.
 ELEMEN PENGUKUR
Elemen ini berfungsi untuk mengadakan perubahan secara cepet pada besaran ukurnya
dan akan segera memberikan isyarat untuk membuka PMT atau memberikan sinyal.

Relay adalah Sebuah alat yang bertugas menerima/mendeteksi besaran tertentu untuk
kemudian mengeluarkan perintah sebagai tanggapan (respons) atas besaran yang dideteksinya.
Berdasarkan cara mendeteksi besaran:
a) Relay Primer; besaran yang dideteksi misalnya arus, dideteksi secara langsung.
b) Relay Sekunder; besaran yang dideteksi, melalui alat-alat bantu misalnya trafo
arus/trafo tegangan
Konstruksi Relay terdiri dari dua bagian utama yaitu kumparan magnit dan kumparan
induksi
3. Jenis-jenis Relay

a) Relay Arus Lebih


Merupakan rele Pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan terpasang
pada Jaringan Tegangan tinggi, Tegangan menengah juga pada pengaman Transformator
tenaga. Rele ini berfungsi untuk mengamankan peralatan listrik akibat adanya gangguan
phasa-phasa.
Jenis Relay Arus Lebih:
 Relay invers; waktu kerjanya tergantung kepada besarnya arus hubung singkat, makin
besar makin cepat. Pada koordinasi antara relay-relay invers berlaku koordinasi arus
dan waktu sekaligus.

 Relay Cepat; digunakan dalam kombinasi dengan relay definit/invers apabila


diperlukan waktu kerja yang lebih cepat misalnya jika terjadi gangguan dengan arus
hubung singkat besar.

 Relay Definit; bekerjanya tidak tergantung kepada besarnya arus hubung singkat yang
melaluinya. Waktu kerjanya disetel tertentu dan biasanya dikoordinasikan dengan
waktu kerja pengaman didepan dan dibelakangnya.

Gambar Bentuk fisik dari relay arus lebih


b) Relay Diffrensial
Relay Differensial pada prinsipnya adalah sama saja dengan relay arus lebih hanya saja
lebih peka karena harus bekerja terhadap arus yang kecil. Perbedaan dengan relay arus
lebih terletak pada rangkaian listrik yang bertugas mendeteksi arus.
Gambar Skema dan bentuk fisik relay diffrensial
c) Relai gangguan tanah terbatas
Rele Gangguan Tanah Terbatas ini berfungsi untuk mengamankan transformator
terhadap tanah didalam daerah pengaman transformator khususnya untuk gangguan
didekat titik netral yang tidak dapat dirasakan oleh RELE differential, yang disambung ke
instalasi trafo arus ( CT ) dikedua sisi.

Gambar Single diagram Rele Gangguan Tanah Terbatas

d) Relai Bucholtz
Rele Bucholtz berfungsi untuk mendeteksi adanya gas yang ditimbulkan oleh loncatan
( bunga ) api dan pemanasan setempat dalam minyak transformator. Penggunaan rele
deteksi gas (Bucholtz) pada Transformator terendam minyak yaitu untuk mengamankan
transformator yang didasarkan pada gangguan Transformator seperti : arcing, partial
discharge, over heating yang umumnya menghasilkan gas.
Gambar Bentuk fisik dari relai Bucholtz
e) Relai jansen
Relai Jansen berfungsi untuk mengamankan pengubah tap (tapchanger) dari
transformator.
 Tap changer adalah alat yang terpasang pada trafo,berfungsi untukmengatur tegangan
keluaran (sekunder) akibat beban maupun variasitegangan pada sistem masukannya
(input).
 Tap changer umumnya dipasang pada ruang terpisah dengan ruang untuk tempat
kumparan,dimaksudkan agar minyak tap changer tidak bercampur dengan minyak
tangki utama.
 Untuk mengamankan ruang diverter switch apabila terjadi gangguan pada sistem tap
changer ,digunakan pengaman yang biasa disebut :RELE JANSEN (bucholznya Tap
changer).Jenis dan tipe rele jansen bermacam-macam bergantung pada merk
Trafo: misalnya RS 1000,LF 15,LF 30.
 Rele jansen dipasang antara tangki tap changer dengan konservator minyaktap changer.

Gambar Bentuk fisik dari relai Jensen


f) Relai zero sequenze current
Konstruksi dan prinsif kerjanya adalah seperti relay arus lebih, hanya rangkaian arusnya
yang bertugas mendeteksi arus zero sequenze yang berbeda. Juga karena arus zero sequenze
ini ordenya lebih kecil maka relay arus zero sequenze ini juga harus lebih peka dari relai arus
lebih.
Dalam keadaan normal maka arus dalam setiap fasa IR, IS, dan ITsama besarnya (Simetris)
masing-masing berbeda fasa 1200 , sehingga arus melewati kumparan Zo =0. tetapi apabila
ada gangguan hubung tanah maka keadaan arus setiap fasa tidak simetris lagi dan
mengalirkan komponen arus urutan nol lewat kumparan Zo sehingga relai arus zero
Sequenze bekerja.

Gambar Rangkaian arus relai zero sequencec cureent dan diagram vektornya

g) Relai tekan lebih


Rele Tekanan Lebih ini berfungsi mengamankan tekanan lebih pada transformator,
dipasang pada transformator tenaga dan bekerja dengan menggunakan membrane.Tekanan
lebih terjadi karena adanya flash over atau hubung singkat yang timbul pada belitan
transformator tenaga yang terendam minyak, lalu berakibat decomposisi dan evaporasi
minyak, sehingga menimbulkan tekanan lebih pada tangki transformator.

Gambar Bentuk fisik dari relai tekan lebih


h) Relai Impedansi
Relay impedansi disebut juga relay jarak atau impedance relay atau Distance
relay. Disebut relay impedansi karena mendeteksi impedansi tapi disebut relay jarak
karena bersifat mengukur jarak. Rele ini mempunyai beberapa karaktristik seperti mho,
quadralateral, reaktans, dll. Sebagai unit proteksi relai ini dilengkapi dengan pola
teleproteksi seperti putt, pott dan blocking. Jika tidak terdapat teleproteksi maka rele ini
berupa step distance saja

i) Directional Comparison Relay.


Relai penghantar yang prinsip kerjanya membandingkan arah gangguan, jika kedua
relai pada penghantar merasakan gangguan di depannyamaka relai akan bekerja. Cara
kerjanya ada yang menggunakan directional impedans, directional current dan
superimposed

Gambar single line diagram directional comparison relai


j) Relai hubung tanah (GFR)
Rele hubung tanah merupakan rele Pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus
dan terpasang pada jaringan Tegangan tinggi,Tegangan menengah juga pada pengaman
Transformator tenaga.

Gambar Diagram Pengaman arus lebih dengan 3 OCR + GFR

k) Circuit Breaker (CB)


Circuit Breaker (CB) adalah salah satu peralatan pemutus daya yang berguna untuk
memutuskan dan menghubungkan rangkaian listrik dalam kondisi terhubung ke beban
secara langsung dan aman, baik pada kondisi normal maupun saat terdapat gangguan.
Berdasarkan media pemutus listrik / pemadam bunga api, terdapat empat jenis CB sbb:
1. Air Circuit Breaker (ACB), menggunakan media berupa udara.
2. Vacuum Circuit Breaker (VCB), menggunakan media berupa vakum.
3. Gas Circuit Breaker (GCB), menggunakan media berupa gas SF6.
4. Oil Circuit Breaker (OCB), menggunakan media berupa minyak.
Berikut ini adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu peralatan untuk menjadi
pemutus daya :
 Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara kontinu.
 Mampu memutuskan atau menutup jaringan dalam keadaan berbeban ataupun
dalam keadaan hubung singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus
daya itu sendiri.
 Mampu memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi.
l) Relay Suhu
Relay ini digunakan untuk mengamankan transformator dari kerusakan akibat adanya
suhu yang berlebihan. Ada 2 macam relay suhu pada transformator, yaitu :
a. Relay Suhu Minyak
Relay ini dilengkapi dengan sensor yang dipasang pada minyak isolasi transformator.
Pada saat transformator bekerja memindahkan daya dari sisi primer ke sisi sekunder,
maka akan timbul panas pada minyak isolasi, akibat rugi daya maupun adanya
gangguan pada transformator.
b. Relay Suhu Kumparan
Relay ini hampir sama dengan relay suhu minyak. Perbedaannya terletak pada
sensornya. Sensor relay suhu kumparan berupa elemen pemanas yang dialiri arus dari
transformator arus yang dipasang pada kumparan-kumparan transformator.

Gambar Rangakaian relai suhu


2.3 INSTALASI

A. Proteksi Arus Lebih

1. Beban Lebih dan Hubung Pendek (short Circuit)


Arus lebih adalah satu dari dua bahaya keamana utama yang harus dikendalikan dalam
system pengkabelan. Bahaya dari aurs lebih adalah resiko timbulnya api. Di Inggris,
lebih dari 50000 kebakaran dalam setiap tahunnya disebabkan oleh masalah kelistrikan.

Short Circuit (Hubung Singkat)


Hubung singkat adalah terhubungnya fasa dan netral, atau anatar fasa dengan
pentanahan. Koneksi antar keduanya kemungkinan memiliki resistansi rendah, dan arus
yang emngalir akan menjadi ratusan/ribuan kali lebih tinggi dalam system.

2. Tipe arus lebih (over current)

Overload (Beban Lebih)


Over load terjadi ketika arus yang mengalir dalam suatu system melebihi dari biasanya
( 50 % ~ 100 % lebih tinggi). Over load tidak terjadi secara tiba, tiba tetapi bertahap.
Jika masalah ini gagal untuk diselesaikan, cabel penghantar akan menjadi panas dan
meleleh, sehingga memungkinkan kabel penghantar menjadi terbuka. Kondisi panas
pada penghantar ini mungkin cukup menimbulkan api.

3. Penyebab Short circuit (arus hubung singkat) pada instalasi rumah


Penggunaan pada instalasi rumah, over load biasanya terjadi akibat pemakaian
peralatan listrikyang terlalu banyak pada waktu yang bersamaan, atau menghubungkan
suatu peralatan listrik dengan beban kerja tinggi pada stop kontak yang tidak
mencukupi kapasitasnya. pada instalasi rumah, pengamann beban lebih dan hubung
singkat, keduanya menggunakan salah satu dari fuse (sekering) atau MCB (miniature
cirduit breaker).untuk itu di perlukan beberapa peralatan untuk pengamanan arus lebih
pada instalasi rumah.
4. Peralatan pengamanan arus lebih pada Instalasi Rumah
Fuse (sekering)
Sekering adalah peralatan utama yang akan membatasi aliran arus dalam suatu
rangkaian listrik. Sekering terdiri dari sebuah kawat memanjang dan tipis yang kan
menjadi panas dan putus ketika arus melebili level tertentu.

Ada dua macan sekering yang sering digunakan dalam rumah tangga :

1. Cartridge fuse
memiliki kawat yang tertutup dalam silinder tertutup, yang terhubung pada masing-
masing sisinya.
2. Semi-enclosed (re-wirable)
jenis sekering yang memungkinkan untuk dikawati kembali.
Kerugian dari penggunaan sekering. JIka sekering putus, dan kita tidak mendaptkan
rating sekering yang sesuai, apa yang akan kita lakukan ?, tentu kita taidak
menginginkan menggunakan fuse dengan rating yang tidak sesuai.

B. MCB
Peralatan proteksi listrik yang sangat popular saat ini adalah MCB (miniature circuit
breaker). MCB dapat bekerja sebaik over current circuit breaker, dan juga memiliki tuas
untuk memutuskan arus seceara manual.

1. Karaketristik Sekering dan MCB

Karakteristik sekering dan MCB dinilai dalam amps. Secara normal disebut sebagai

rated current atau nominal current. Banyak orang berpikir bahwa jika arus melebihi

arus nominal, peralatan ini akan bekerja (trip) dengan segera. Misalnya dengan rating

15 amps, maka jika arus system 15.00001 amps maka peralatan tersebut akan bekerja ?

Hal ini tidaklah sepenuhnya benar. MCB didesain untuk mengamankan kabel dalam

rangkaian listrik, dan arus 15.00001 amps tidaklah membahayakan. Untuk apa

peralatan tersebut harus bekerja ?


2. Pemilihan MCB dan Sekering

 Nominal current rule


Nominal current dari sekering/MCB harus kurang dari current rating kabel yang
dilindunginya, akan tetapi melebihi dari arus yang biasa/terus menerus mengalir
normal.
 Tripping Rule
Arus yang lebih dari 1.45kali arus nominal harus dapat menyebabkan peralatan proteksi
beekrja tidak kruang adri 1 jam.
 Disconnection time rule
Pada kondisi hubung singkat, maka sekering/MCB harus dapat bekerja dengan
seketika.

Anda mungkin juga menyukai