Anda di halaman 1dari 15

TUGAS PROTEKSI 3

TRANSFORMATOR PROTECTION SYSTEM

KELOMPOK 3
1. Aditya Bayu Kurniawan (01)
2. Ardhianita Kusumaningtiyas (03)
3. Erwin Rahmat Pratama (09)
4. Salman Al Farizi (22)
5. Yessica Amanda Putri (25)

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2017
1. Jelaskan prinsip kerja system proteksi pada transformator

Pada sistem tenaga listrik, sistem proteksi adalah perlindungan atau isolasi pada

bagian yang memungkinkan akan terjadi gangguan atau bahaya. Tujuan utama

proteksi adalah untuk mencegah terjadinya gangguan atau memadamkan gangguan

yang telah terjadi dan melokalisirnya, dan membatasi pengaruh-pengaruhnya,

biasanya dengan mengisolir bagian-bagian yang terganggu tanpa mengganggu

bagian-bagian yang lain.

Sistem proteksi ini mendeteksi kondisi abnormal dalam suatu rangkaian listrik

dengan mengukur besaran-besaran listrik yang berbeda antara kondisi normal

dengan kondisi abnormal. Ada beberapa kriteria yang perlu diketahui pada

pemasangan suatu sistem proteksi dalam suatu rangkaian sistem tenaga listrik yaitu:

a. Sensitifitas (kepekaan)

Sensitifitas adalah kepekaan rele proteksi terhadap segala macam gangguan

dengan tepat yakni gangguan yang terjadi di daerah perlindungannya. Sensitifitas

suatu sistem proteksi ditentukan oleh nilai terkecil dari besaran penggerak saat

peralatan proteksi mulai beroperasi. Nilai terkecil besaran penggerak

berhubungan dengan nilai minimum arus gangguan dalam daerah yang

dilindunginya.

b. Selektifitas dan diskriminatif

Selektif berarti suatu sistem proteksi harus dapat memilih bagian sistem yang

harus diisolir apabila rele proteksi mendeteksi gangguan. Bagian yang dipisahkan

dari sistem yang sehat sebisanya adalah bagian yang terganggu saja. Diskriminatif
berarti suatu sistem proteksi harus mampu membedakan antara kondisi normal

dan kondisi abnormal. Ataupun membedakan apakah kondisi abnormal tersebut

terjadi di dalam atau di luar daerah proteksinya.

c. Kecepatan

Sistem proteksi perlu memiliki tingkat kecepatan sebagaimana ditentukan

sehingga meningkatkan mutu pelayanan, keamanan manusia, peralatan dan

stabilitas operasi.

d. Keandalan

Suatu sistem proteksi dapat dikatakan andal jika selalu berfungsi sebagaimana

yang diharapkan. Sistem proteksi disebut tidak andal bila gagal bekerja pada saat

dibutuhkan dan bekerja pada saat proteksi itu tidak seharusnya bekerja.

e. Ekonomis

Suatu perencanaan teknik yang baik tidak terlepas tentunya dari pertimbangan

nilai ekonomisnya. Suatu rele proteksi yang digunakan hendaknya ekonomis

mungkin dengan tidak mengesampingkan fungsi dan keandalannya.


2. Jelaskan gangguan internal dan eksternal yang mungkin terjadi pada

transformator

A. Gangguan-Gangguan pada Transformator

1. Gangguan Dalam

Gangguan dalam (internal faults) adalah gangguan yang disebabkan

karena adanya gangguan yang terjadi di dalam transformator, gangguan itu

antara lain:

a. Terjadi busur api yang kecil dan pemanasan lokal yang dapat disebabkan

oleh:

 Cara penyambungan konduktor yang tidak baik

 Kontak-kontak listrik yang tidak baik

 Kerusakan isolasi antara inti baut

b. Gangguan pada sistem pendingin Sebagaimana diketahui, banyak

transformator daya mempergunakan minyak transformator sebagai isolasi

yang sekaligus merupakan bahan pendingin. Suatu kenyataan adalah bahwa

terjadinya suatu gangguan atau kerusakan di dalam transformator, maka

dalam minyak itu akan terbentuk sejumlah gas.

c. Arus sirkulasi pada transformator yang bekerja parallel

d. Gangguan hubung singkat

Pada umumnya gangguan ini dapat dideteksi karena akan selalu timbul

arus maupun tegangan yang tidak normal/tidak seimbang. Jenis gangguan ini

antara lain, hubung singkat antar belitan, yaitu,

 Hubung singkat antara kumparan dengan tanah

 Hubung singkat dua fasa, dan


 Kerusakan pada isolator transformator

2. Gangguan Luar

Jenis gangguan luar (external faults) ini dapat dibedakan atas dua macam, yaitu;

 Hubung singkat luar

Hubung singkat jenis ini terjadi di luar transformator daya, misalnya:

hubung singkat di bus, hubung singkat di feeder dan gangguan hubung

singkat di sistem yang merupakan sumber bagi transformator daya tersebut.

Gangguan ini dapat dideteksi karena timbulnya arus yang sangat besar,

mencapai beberapa ratus kali arus nominalnya.

 Beban luar (overload)

Transformator daya dapat beroperasi secara terus menerus pada beban

nominalnya. Apabila beban yang dilayani lebih besar 100 %, transformator

daya akan mendapat pemanasan lebih. Kondisi ini memungkinkan tidak

segera menimbulkan kerusakan pada transformator daya, tetapi apabila

berlangsung secara terus-menerus akan mengakibatkan umur isolasi

bertambah pendek.

 Keadaan beban lebih berbeda dengan keadaan arus lebih. Pada beban lebih,

besar arushanya kira-kira 10 % di atas nominal dan dapat diputuskan setelah

berlangsung beberapa puluh menit. Sedangkan pada arus lebih, besar arus

mencapai beberapa kali arus nominal dan harus secepat mungkin

diputuskan.
3. Jelaskan tipikal pengaman untuk masing-masing jenis gangguan pada nomor 2

(Dua).

a. Karakteristik Diferensial

Karakteristik Diferensial memiliki tantangan dalam operasi utamanya untuk

perlindungan diferensial transformator yaitu menjaga keamanan selama

kejenuhan CT untuk kesalahan eksternal sambil mempertahankan sensitivitas

untuk mendeteksi kesalahan internal dengan besaran rendah. Saturasi CT

mengurangi arus keluaran sekunder dari CT, dan menyebabkan arus diferensial

palsu muncul ke relay. Relay diferensial GE Multilin memenuhi tantangan ini

dengan cara berikut:

- Arus yang bertahan didasarkan pada arus lilitan maksimum yang

diukur, berlawanan dengan jumlah arus tradisional. Hal ini

memastikan pengendalian ideal untuk kondisi kesalahan yang

sebenarnya, menyeimbangkan sensitivitas dan keamanan.

- Elemen diferensial menggunakan karakteristik dual slope – dual

breakpoint. Unsur diferensial dapat diatur untuk menjelaskan

kejenuhan DC dan AC CT, memastikan keamanan, sambil

mempertahankan sensitivitas. Tersedia di T60, T35.

b. Arus masuk terhambat selama Transformator diberi energy

Energi transformator menyerupai kondisi kesalahan internal. Jika tidak ada

mekanisme penghambat, elemen diferensial akan terganggu. Arus masuk

berupa magnetisasi memiliki kandungan harmonik 2 yang signifikan. Tingkat

harmonisa 2 saat ini dapat digunakan untuk membedakan antara arus masuk
dan kondisi kesalahan. Relai transformator UR T60 dan T35 GE Multilin

menggunakan dua mode harmonik ke-2 yang berbeda untuk menghambat

elemen diferensial arus masuk. Penghalang harmonik 2 tradisional - Pengaman

harmonic tradisional ke 2 merespons rasio besaran harmonik ke-2 dan arus

frekuensi fundamental.

Penghalang harmonic 2 yang adaptif - Penghalang harmonik ke-2 yang

adaptif merespons kedua besaran dan sudut fasa dari harmonik ke-2 dan arus

frekuensi fundamental. Elemen diferensial benar membedakan antara

kesalahan dan energi transformator, bila arus harmonik ke-2 kurang dari

pengaturan harmonik ke-2 yang dimasukkan. Sementara tingkat harmonisa ke-

2 selama masuknya sering tidak turun di bawah 20%, banyak transformer yang

rentan menghasilkan arus harmonisa ke-2 yang lebih rendah selama pemberian

energi. Menetapkan hambatan harmonik ke-2 di bawah 20% dapat

mengakibatkan hambatan yang salah dari elemen diferensial selama beberapa

kejadian kesalahan internal. Penghapusan harmonik kedua yang adaptif

memungkinkan pengaturan dalam kisaran 20% tradisional, sambil menjaga

keamanan elemen diferensial terhadap arus masuk. Tersedia di T60, T35.

Metode alternatif untuk penghambatan arus masuk juga tersedia, di mana

status arus, tegangan, atau pemutus digunakan untuk menunjukkan

transformator de-energi. Ambang batas dapat diturunkan selama pemberian

energi transformator seperti yang ditunjukkan baik oleh kontak pemutus,

penginderaan arus atau tegangan, dan akan bertahan untuk penundaan waktu

yang dapat diatur. Hal ini memungkinkan pengaturan kurang dari 20% untuk

menghambat arus masuk selama energi transformator. Tersedia di 745.


c. Perlindungan terhadap sensitifitas ke ground untuk membatasi Kerusakan

Transformer.

Perlindungan diferensial dan arus berlebih tidak memberikan perlindungan

yang memadai untuk gulungan yang terhubung dengan kabel dengan grounded

neutrals. Kesalahan yang dekat dengan netral menghasilkan arus sesar yang

lebih rendah seperti yang ditunjukkan oleh kurva distribusi arus. Fungsi ground

error yang dibatasi dapat digunakan untuk memberikan perlindungan

diferensial untuk kesalahan ground tersebut, sampai pada kesalahan pada 5%

belitan transformator.Perlindungan ground fault yang terbatas dapat menjadi

fungsi diferensial impedansi rendah atau fungsi diferensial impedansi tinggi.

Fungsi impedansi rendah memiliki keunggulan untuk bisa secara tepat

mengatur sensitivitas untuk memenuhi kebutuhan aplikasi. Perlindungan

sensitif ini membatasi kerusakan pada transformator sehingga memungkinkan

perbaikan lebih cepat. Elemen ground error yang dibatasi menggunakan

pengekangan adaptif berdasarkan komponen simetris untuk memberikan

keamanan selama kesalahan fasa eksternal dengan kesalahan CT yang

signifikan. Hal ini memungkinkan fungsi memaksimalkan sensitivitas tanpa

penundaan waktu. Tersedia di 745, T60.

d. Perlindungan terhadap flux yang berlebihan

Transformer overfluxing bisa jadi hasil dari :

• Tegangan lebih

• Frekuensi sistem rendah


Sebuah transformator dirancang untuk beroperasi pada atau di bawah kerapatan

fluks magnet maksimum di inti transformator. Di atas batas desain ini, arus

eddy di bagian inti dan komponen konduktif terdekat menyebabkan

overheating yang dalam waktu sangat singkat dapat menyebabkan kerusakan

parah. Fluks magnetik pada intinya sebanding dengan voltase yang

diaplikasikan pada belitan yang dibagi oleh impedansi belitan. Fluks di inti

meningkat dengan meningkatnya tegangan atau penurunan frekuensi. Selama

startup atau shutdown transformer generator-connected, atau mengikuti

penolakan beban, transformator mungkin mengalami rasio volt yang

berlebihan terhadap hertz, sehingga menjadi terlalu banyak. Ketika inti

transformator dilipat terlalu banyak, intinya beroperasi di daerah magnetik non

linier, dan menciptakan komponen harmonis dalam arus yang menggairahkan.

Sejumlah besar arus pada harmonisa ke-5 adalah karakteristik dari eksitasi

yang berlebihan. Tersedia di 745, T60, dan T35.

e. Perlindungan terhadap suhu yang tidak stabil.

Suhu hot spot transformator adalah kuantitas lain yang harus digunakan untuk

proteksi transformer. Perlindungan berdasarkan suhu spot yang tidak stabil

dapat berpotensi mencegah sirkuit pendek dan kegagalan transformator

bencana, karena suhu hot spot yang berlebihan berliku-liku menyebabkan

degradasi dan kegagalan akhirnya dari isolasi yang berkelok-kelok. Suhu

sekitar, pemuatan transformator, dan desain transformator menentukan suhu

yang berkelok-kelok. Fungsi perlindungan berbasis suhu alarm atau trip saat

kondisi suhu tertentu terpenuhi.


Relai GE Multilin menggunakan model termal sesuai standar IEEE

C57.91 untuk menghitung suhu hot spot yang berkelok-kelok dan hilangnya

umur insulasi tidak stabil. Temperatur atas minyak dapat diukur secara

langsung, atau dihitung dari suhu lingkungan, karakteristik arus beban, dan

transformator. Selain itu, perhitungan dapat menggunakan model suhu ruang

bulanan, sehingga menghilangkan kebutuhan akan koneksi eksternal ke

transformator dan relay. Tersedia 745, T60.

4. Jelaskan skema sistem pengaman dari trafo tegangan menengah (MV

Windings)

Sisi primer dan sekuder trafo tegangan menengah terhubung dengan relay 52 dan

wm, dimana wm tersebut saling terhubung pada sisi Lockout Auxiliary (86). Lockout

Auxiliary (86) sendiri terdiri dari Relai Diferensial (87T) yang berfungsi untuk

mengamankan transformator terhadap gangguan hubung singkat yang terjadi di

dalam daerah pengaman, Relai Arus Lebih dan Hubung Singkat (50/51) yang

berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubung singkat

antar fasa didalam maupun diluar daerah pengaman transformator, juga diharapkan
relai ini mempunyai sifat komplementer dengan relai beban lebih, relai ini berfungsi

pula sebagai pengaman cadangan pada bagian instalasi lainnya, Relai Ground Fault

(50G) yang berfungsi untuk mengamankan transformator jika terjadi gangguan

hubung tanah didalam dan diluar daerah pengaman transformator serta relai arah

hubung tanah memerlukan operating signal dan polarising signal, Metering

Tegangan dan Daya (V dan S), Relai Diretional Overcurrent (67) yang berfungsi

untuk Relai Pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan tegangan yang

dapat membedakan arah arus gangguan dan bekerjanya berdasarkan adanya sumber

arus dari ZCT (Zero Current Transformer) dan sumber tegangan dari PT (Potential

Transformers), dan Lockout Auxiliary (86). Sisi sekunder dari trafo tegangan

menengah diberi pentanahan yang juga terhubung dengan salah satu sisi Lockout

Auxiliary (86). Lockout Auxiliary (86) juga mendapatkan inputan langsung dari

sumber. Sisi sekunder dari trafo tegangan menengah diberi pentanahan yang juga

terhubung dengan salah satu sisi Lockout Auxiliary (86).


5. Jelaskan skema sistem pengaman dari trafo tegangan tinggi (HV Windings)

Sisi primer dan sekuder trafo tegangan tinggi terhubung dengan relay 52 dan wm,

dimana wm tersebut saling terhubung pada sisi Lockout Auxiliary (86). Lockout

Auxiliary (86) sendiri terdiri dari Relai Diferensial (87T) yang berfungsi untuk

mengamankan transformator terhadap gangguan hubung singkat yang terjadi di

dalam daerah pengaman, Relai Arus Lebih dan Hubung Singkat (50/51) yang

berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubung singkat

antar fasa didalam maupun diluar daerah pengaman transformator, juga diharapkan

relai ini mempunyai sifat komplementer dengan relai beban lebih, relai ini berfungsi

pula sebagai pengaman cadangan pada bagian instalasi lainnya, Relai Ground Fault

(50G) yang berfungsi untuk mengamankan transformator jika terjadi gangguan

hubung tanah didalam dan diluar daerah pengaman transformator serta relai arah

hubung tanah memerlukan operating signal dan polarising signal, Relai Restricted

Ground Fault (87RGF) yang berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap

tanah didalam daerah pengaman transformator, khususnya untuk gangguan didekat

titik netral yang tidak dapat dirasakan oleh relai differensial, Volts per Hertz (24),

Metering Tegangan dan Daya (V dan S), Relai Diretional Overcurrent (67) yang
berfungsi untuk Relai Pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan

tegangan yang dapat membedakan arah arus gangguan dan bekerjanya berdasarkan

adanya sumber arus dari ZCT (Zero Current Transformer) dan sumber tegangan dari

PT (Potential Transformers), Lockout Auxiliary (86), dan Relai Overvoltage (59).

Sisi sekunder dari trafo tegangan menengah diberi pentanahan yang juga terhubung

dengan salah satu sisi Lockout Auxiliary (86).

6. Jelaskan skema sistem pengaman dari Generator Step Up Transformers

Sisi primer dan sekuder trafo terhubung dengan relay 52 dan wm, dimana wm

tersebut saling terhubung pada sisi Lockout Auxiliary (86). Lockout Auxiliary (86)

relay biasanya dihubungkan ke kontak sensor gangguan di circuit breakers. Jika terjadi

kesalahan lockout relay akan mengisolasi circuit sampai kesalahan atau gangguan

teratasi. Didalam system juga terdapat relay Differential (87T) yang berfungsi untuk

mengamankan trafo terhadap gangguan hubung singkat yang terjadi didalam daerah

pengaman. Sedangkan untuk pengaman diluar maupun didalam daerah pengaman

trafo digunakan relay Over Current and Short Circuit (51) merupakan relay yang
berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubung singkat antar

fasa didalam maupun diluar daerah pengaman transformator, juga diharapkan relai ini

mempunyai sifat komplementer dengan relai beban lebih, relai ini berfungsi pula

sebagai pengaman cadangan pada bagian instalasi lainnya. Jika terjadi gangguan

pentanahan yang dihubungkan ke trafo akan di deteksi oleh relay 1 dan signal akan

dikirim pada relay Ground Fault (51G), relay ini berfungsi untuk mengamankan trafo

jika terjadi gangguan hubung tanah didalam dan diluar daerah pengaman trafo,

khususnya untuk gangguan didekat titik netral yang tidak dapat dirasakan oleh relai

differensial. Terdapt juga metering Volts per Hertz (24) dan V, S Voltage and Power

yang digunakan sebagai alat pembaca tegangan dan daya yang ada pada trafo saat

kondisi normal maupun terjadi gangguan. Jika terdapat tegangan lebih diluar batas

trafo maka akan dideteksi oleh relay Overvoltage (59).

7. Jelaskan skema system pengaman dari Thermal Overload Protection

Sisi primer dan sekuder trafo terhubung dengan relay 52 dan wm, dimana wm

tersebut saling terhubung pada sisi Lockout Auxiliary (86). Lockout Auxiliary (86)

relay biasanya dihubungkan ke kontak sensor gangguan di circuit breakers. Jika


terjadi kesalahan lockout relay akan mengisolasi circuit sampai kesalahan atau

gangguan teratasi. Didalam system juga terdapat relay Differential (87T) yang

berfungsi untuk mengamankan trafo terhadap gangguan hubung singkat yang terjadi

didalam daerah pengaman. Sedangkan untuk pengaman diluar maupun didalam

daerah pengaman trafo digunakan relay Over Current and Short Circuit (50/51) yang

berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubung singkat

antar fasa didalam maupun diluar daerah pengaman transformator, juga diharapkan

relai ini mempunyai sifat komplementer dengan relai beban lebih, relai ini berfungsi

pula sebagai pengaman cadangan pada bagian instalasi lainnya. Jika terjadi gangguan

hubung tanah didalam dan diluar daerah pengaman transformator maka diperlukan

Relay Ground Fault (50G). Pada system ini dilengkapi sensor terhadap temperatur

Thermal Oil Temperatur dan RTD (TT/TO) yang difungsikan untuk mendeteksi

adaynya termperatur atau suhu yang ada pada trafo, jika pada trafo terjadi suhu yang

berlebih maka akan diamankan oleh relay Thermal Overload Protection (49) relay ini

kan mengamankan trafo terhadap suhu berlebih yang dapat menyebabkan trafo

terbakar. Relay Restricted Ground Fault (87RGF) berfungsi untuk mengamankan

transformator terhadap tanah didalam daerah pengaman transformator, khususnya

untuk gangguan didekat titik netral yang tidak dapat dirasakan oleh relai differensial.

Voltage and Power Metering (V dan S) digunakan sebagai metering system trafo,

signal input didapat dari CT dan PT yang terdapat didalam system protection.

Anda mungkin juga menyukai