KELOMPOK 3
1. Aditya Bayu Kurniawan (01)
2. Ardhianita Kusumaningtiyas (03)
3. Erwin Rahmat Pratama (09)
4. Salman Al Farizi (22)
5. Yessica Amanda Putri (25)
Pada sistem tenaga listrik, sistem proteksi adalah perlindungan atau isolasi pada
bagian yang memungkinkan akan terjadi gangguan atau bahaya. Tujuan utama
Sistem proteksi ini mendeteksi kondisi abnormal dalam suatu rangkaian listrik
dengan kondisi abnormal. Ada beberapa kriteria yang perlu diketahui pada
pemasangan suatu sistem proteksi dalam suatu rangkaian sistem tenaga listrik yaitu:
a. Sensitifitas (kepekaan)
suatu sistem proteksi ditentukan oleh nilai terkecil dari besaran penggerak saat
dilindunginya.
Selektif berarti suatu sistem proteksi harus dapat memilih bagian sistem yang
harus diisolir apabila rele proteksi mendeteksi gangguan. Bagian yang dipisahkan
dari sistem yang sehat sebisanya adalah bagian yang terganggu saja. Diskriminatif
berarti suatu sistem proteksi harus mampu membedakan antara kondisi normal
c. Kecepatan
stabilitas operasi.
d. Keandalan
Suatu sistem proteksi dapat dikatakan andal jika selalu berfungsi sebagaimana
yang diharapkan. Sistem proteksi disebut tidak andal bila gagal bekerja pada saat
dibutuhkan dan bekerja pada saat proteksi itu tidak seharusnya bekerja.
e. Ekonomis
Suatu perencanaan teknik yang baik tidak terlepas tentunya dari pertimbangan
transformator
1. Gangguan Dalam
antara lain:
a. Terjadi busur api yang kecil dan pemanasan lokal yang dapat disebabkan
oleh:
Pada umumnya gangguan ini dapat dideteksi karena akan selalu timbul
arus maupun tegangan yang tidak normal/tidak seimbang. Jenis gangguan ini
2. Gangguan Luar
Jenis gangguan luar (external faults) ini dapat dibedakan atas dua macam, yaitu;
Gangguan ini dapat dideteksi karena timbulnya arus yang sangat besar,
bertambah pendek.
Keadaan beban lebih berbeda dengan keadaan arus lebih. Pada beban lebih,
berlangsung beberapa puluh menit. Sedangkan pada arus lebih, besar arus
diputuskan.
3. Jelaskan tipikal pengaman untuk masing-masing jenis gangguan pada nomor 2
(Dua).
a. Karakteristik Diferensial
mengurangi arus keluaran sekunder dari CT, dan menyebabkan arus diferensial
harmonisa 2 saat ini dapat digunakan untuk membedakan antara arus masuk
dan kondisi kesalahan. Relai transformator UR T60 dan T35 GE Multilin
frekuensi fundamental.
adaptif merespons kedua besaran dan sudut fasa dari harmonik ke-2 dan arus
kesalahan dan energi transformator, bila arus harmonik ke-2 kurang dari
2 selama masuknya sering tidak turun di bawah 20%, banyak transformer yang
rentan menghasilkan arus harmonisa ke-2 yang lebih rendah selama pemberian
penginderaan arus atau tegangan, dan akan bertahan untuk penundaan waktu
yang dapat diatur. Hal ini memungkinkan pengaturan kurang dari 20% untuk
Transformer.
yang memadai untuk gulungan yang terhubung dengan kabel dengan grounded
neutrals. Kesalahan yang dekat dengan netral menghasilkan arus sesar yang
lebih rendah seperti yang ditunjukkan oleh kurva distribusi arus. Fungsi ground
• Tegangan lebih
fluks magnet maksimum di inti transformator. Di atas batas desain ini, arus
diaplikasikan pada belitan yang dibagi oleh impedansi belitan. Fluks di inti
Sejumlah besar arus pada harmonisa ke-5 adalah karakteristik dari eksitasi
Suhu hot spot transformator adalah kuantitas lain yang harus digunakan untuk
yang berkelok-kelok. Fungsi perlindungan berbasis suhu alarm atau trip saat
C57.91 untuk menghitung suhu hot spot yang berkelok-kelok dan hilangnya
umur insulasi tidak stabil. Temperatur atas minyak dapat diukur secara
langsung, atau dihitung dari suhu lingkungan, karakteristik arus beban, dan
Windings)
Sisi primer dan sekuder trafo tegangan menengah terhubung dengan relay 52 dan
wm, dimana wm tersebut saling terhubung pada sisi Lockout Auxiliary (86). Lockout
Auxiliary (86) sendiri terdiri dari Relai Diferensial (87T) yang berfungsi untuk
dalam daerah pengaman, Relai Arus Lebih dan Hubung Singkat (50/51) yang
antar fasa didalam maupun diluar daerah pengaman transformator, juga diharapkan
relai ini mempunyai sifat komplementer dengan relai beban lebih, relai ini berfungsi
pula sebagai pengaman cadangan pada bagian instalasi lainnya, Relai Ground Fault
hubung tanah didalam dan diluar daerah pengaman transformator serta relai arah
Tegangan dan Daya (V dan S), Relai Diretional Overcurrent (67) yang berfungsi
untuk Relai Pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan tegangan yang
dapat membedakan arah arus gangguan dan bekerjanya berdasarkan adanya sumber
arus dari ZCT (Zero Current Transformer) dan sumber tegangan dari PT (Potential
Transformers), dan Lockout Auxiliary (86). Sisi sekunder dari trafo tegangan
menengah diberi pentanahan yang juga terhubung dengan salah satu sisi Lockout
Auxiliary (86). Lockout Auxiliary (86) juga mendapatkan inputan langsung dari
sumber. Sisi sekunder dari trafo tegangan menengah diberi pentanahan yang juga
Sisi primer dan sekuder trafo tegangan tinggi terhubung dengan relay 52 dan wm,
dimana wm tersebut saling terhubung pada sisi Lockout Auxiliary (86). Lockout
Auxiliary (86) sendiri terdiri dari Relai Diferensial (87T) yang berfungsi untuk
dalam daerah pengaman, Relai Arus Lebih dan Hubung Singkat (50/51) yang
antar fasa didalam maupun diluar daerah pengaman transformator, juga diharapkan
relai ini mempunyai sifat komplementer dengan relai beban lebih, relai ini berfungsi
pula sebagai pengaman cadangan pada bagian instalasi lainnya, Relai Ground Fault
hubung tanah didalam dan diluar daerah pengaman transformator serta relai arah
hubung tanah memerlukan operating signal dan polarising signal, Relai Restricted
titik netral yang tidak dapat dirasakan oleh relai differensial, Volts per Hertz (24),
Metering Tegangan dan Daya (V dan S), Relai Diretional Overcurrent (67) yang
berfungsi untuk Relai Pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan
tegangan yang dapat membedakan arah arus gangguan dan bekerjanya berdasarkan
adanya sumber arus dari ZCT (Zero Current Transformer) dan sumber tegangan dari
Sisi sekunder dari trafo tegangan menengah diberi pentanahan yang juga terhubung
Sisi primer dan sekuder trafo terhubung dengan relay 52 dan wm, dimana wm
tersebut saling terhubung pada sisi Lockout Auxiliary (86). Lockout Auxiliary (86)
relay biasanya dihubungkan ke kontak sensor gangguan di circuit breakers. Jika terjadi
kesalahan lockout relay akan mengisolasi circuit sampai kesalahan atau gangguan
teratasi. Didalam system juga terdapat relay Differential (87T) yang berfungsi untuk
mengamankan trafo terhadap gangguan hubung singkat yang terjadi didalam daerah
trafo digunakan relay Over Current and Short Circuit (51) merupakan relay yang
berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubung singkat antar
fasa didalam maupun diluar daerah pengaman transformator, juga diharapkan relai ini
mempunyai sifat komplementer dengan relai beban lebih, relai ini berfungsi pula
sebagai pengaman cadangan pada bagian instalasi lainnya. Jika terjadi gangguan
pentanahan yang dihubungkan ke trafo akan di deteksi oleh relay 1 dan signal akan
dikirim pada relay Ground Fault (51G), relay ini berfungsi untuk mengamankan trafo
jika terjadi gangguan hubung tanah didalam dan diluar daerah pengaman trafo,
khususnya untuk gangguan didekat titik netral yang tidak dapat dirasakan oleh relai
differensial. Terdapt juga metering Volts per Hertz (24) dan V, S Voltage and Power
yang digunakan sebagai alat pembaca tegangan dan daya yang ada pada trafo saat
kondisi normal maupun terjadi gangguan. Jika terdapat tegangan lebih diluar batas
Sisi primer dan sekuder trafo terhubung dengan relay 52 dan wm, dimana wm
tersebut saling terhubung pada sisi Lockout Auxiliary (86). Lockout Auxiliary (86)
gangguan teratasi. Didalam system juga terdapat relay Differential (87T) yang
berfungsi untuk mengamankan trafo terhadap gangguan hubung singkat yang terjadi
daerah pengaman trafo digunakan relay Over Current and Short Circuit (50/51) yang
antar fasa didalam maupun diluar daerah pengaman transformator, juga diharapkan
relai ini mempunyai sifat komplementer dengan relai beban lebih, relai ini berfungsi
pula sebagai pengaman cadangan pada bagian instalasi lainnya. Jika terjadi gangguan
hubung tanah didalam dan diluar daerah pengaman transformator maka diperlukan
Relay Ground Fault (50G). Pada system ini dilengkapi sensor terhadap temperatur
Thermal Oil Temperatur dan RTD (TT/TO) yang difungsikan untuk mendeteksi
adaynya termperatur atau suhu yang ada pada trafo, jika pada trafo terjadi suhu yang
berlebih maka akan diamankan oleh relay Thermal Overload Protection (49) relay ini
kan mengamankan trafo terhadap suhu berlebih yang dapat menyebabkan trafo
untuk gangguan didekat titik netral yang tidak dapat dirasakan oleh relai differensial.
Voltage and Power Metering (V dan S) digunakan sebagai metering system trafo,
signal input didapat dari CT dan PT yang terdapat didalam system protection.