Laporan Akhir dengan judul “Perencanaan Kontrol Pada Mesin Coal Feeder
Dan Pulverizer Kapasitas 110 Ton/Jam Di PLTU” ini membahas kontrol pada
proses penggilingan batubara di PLTU. Penggilingan batubara yang ada di
PLTU masih menggunakan sistem kontrol semi-otomatis. Maksud dari semi-
otomatis adalah kontrol mesin ini bekerja secara otomatis, sedangkan beberapa
mesin masih bekerja secara manual atau dilakukan oleh operator. Berdasarkan
hal tersebut, maka akan dibuat sebuah inovasi pada kontrol mesin penggilingan
tanpa mengubah alur proses penggilingannya. Tujuannya adalah untuk
menghindari kelalaian operator saat bekerja.
Perencanaan tentulah perlu data-data yang real di PLTU dan literatur yang
akurat dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Observasi di PLTU
perlu dilakukan untuk mengetahui secara langsung cara kerja sistem kontrol
dan spesifikasi mesin.
Hasil dari perencanaan mengenai inovasi sistem kontrol, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa kontrol mesin perencanaan dapat berjalan selama ada
batubara yang mengalir dan mengisi silo. Namun mesin seluruhnya akan mati
jika terjadi gangguan pada pulverizer (mill) dan blower serta juga jika tidak ada
batubara yang mengalir.
Final Report about “Control Planning On Coal Feeder And Pulverizer Machine
Capacity 110 Tons/Hour In PLTU” will discuss about control on process coal
milling in PLTU. Coal milling in PLTU use control system semi-automatic.
Meaning semi-automatic is the machine system control work automatically,
but some machine still work manually or still supervised by the operator. Base
on these fact, so will be innovated on control milling machine and without
changing the flow of the milling process. The goal is to avoid negligence while
working.
Planning requires real data in the PLTU and accurate and accountable
literature. Observation in PLTU is conducted to know directly how the control
system and machine specifications.
PENDAHULUAN
1. Proses yang dibahas adalah mulai dari ketika batubara masih dalam
bentuk bongkahan besar pada coal bunker yang dialirkan menuju
mesin coal feeder sampai batubara masuk ke mesin penggilingan
(pulverizer) hingga menghasilkan serbuk batubara yang telah
berukuran 200 mesh dan siap digunakan untuk proses pembakaran.
2. Satu boiler dilayani oleh 6 unit penggilingan. Karena prinsip kerjanya
sama, maka yang akan dibahas hanya 1 unit penggilingan saja.
3. Jenis sistem pengaturan jumlah batubara pada coal feeder yang akan
dibahas adalah jenis gravimetric feeder.
4. Pembahasan tentang sistem kontrol berupa prinsip kerja dari sensor –
sensor yang mengatur proses coal feeder dan pulverizer di PLTU.
5. Pembahasan tentang spesifikasi mesin dan instalasi yang akan dibahas
hanya meliputi motor penggerak konveyor dan motor untuk
penggilingan batubara pada coal feeder dan pulverizer di PLTU.
6. Tidak membahas mengenai sistem proteksi dan konstruksi coal feeder
dan pulverizer di PLTU secara detail.
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB IV PEMBAHASAN
Berisi penyajian data, analisa data yang diperoleh, dan
pembahasan.
BAB V PENUTUP
Berisi tentang rangkuman atau jawaban dari rumusan
masalah dan tujuan yang ingin dicapai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.8 Sensor
Sensor adalah sesuatu yang digunakan untuk mendeteksi adanya
perubahan lingkungan fisik atau kimia. Variabel keluaran dari sensor
yang diubah menjadi besaran listrik disebut Tranduser. Pada sistem
proses penggilingan batubara mulai dari coal bunker, coal feeder hingga
menuju ke pulverizer terdapat sensor yang mengatur kinerja dari mesin-
mesin tersebut untuk memproses dan menghasilkan batubara yang sesuai
dengan standart pembakaran.
2.8.1 Sensor Pada Coal Bunker (Silo)
o Sensor Level adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk mengubah
besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik dan sebaliknya. Cara
kerja sensor ini didasarkan pada prinsip dari pantulan suatu
gelombang suara sehingga dapat dipakai untuk menafsirkan eksistensi
(jarak) suatu benda dengan frekuensi tertentu. Disebut sebagai sensor
ultrasonik karena sensor ini menggunakan gelombang ultrasonik
(bunyi ultrasonik).
2.14 Timer
Di dalam banyak aplikasi kontrol, pengontrolan waktu, adalah
sesuatu yang sangat dibutuhkan. Sebagai contoh, sebuah motor atau
adalah mungkin harus dikontrol untuk beroperasi selama interval waktu
tertentu, atau mungkin diaktifkan setelah berlalunya suatu periode waktu
tertentu. Itulah sebabnya, PLC dilengkapi dengan timer untuk
mendukung kebutuhan ini. Timer mengukur (atau menghitung) waktu
dalam satuan detik atau sepersekian detik dengan menggunakan piranti
clock internal CPU. Bab ini mendiskusikan bagaimana timer dapat
diprogram melaksanakan aktivitas-aktivitas pengontrolan.
2.17 Pengaman
Pengaman merupakan komponen yang saling berhubungan dan
bekerjasama untuk suatu tujuan dalam mengatasi peermasalahan yang
terjadi disebabkan oleh gangguan-gangguan yang terjadi dalam sistem.
2.17.3 Fuse
Fuse atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan sekring adalah
komponen yang berfungsi sebagai pengaman dalam rangkaian
elektronika maupun perangkat listrik. Fuse (sekering) pada dasarnya
terdiri dari sebuah kawat halus pendek yang akan meleleh dan terputus
jika dialiri oleh arus listrik yang berlebihan ataupun terjadinya hubungan
arus pendek (short circuit) dalam sebuah peralatan listrik / elektronika.
Dengan putusnya fuse (sekering) tersebut, arus listrik yang berlebihan
tersebut tidak dapat masuk ke dalam rangkaian elektronika sehingga
tidak merusak komponen-komponen yang terdapat dalam rangkaian
elektronika yang bersangkutan. Karena fungsinya yang dapat melindungi
peralatan listrik dan peralatan elektronika dari kerusakan akibat arus
listrik yang berlebihan, fuse atau sekering juga sering disebut sebagai
pengaman listrik.
Fuse (sekering) terdiri dari 2 terminal dan biasanya dipasang secara
seri dengan rangkaian elektronika/listrik yang akan dilindunginya
sehingga apabila Fuse (Sekering) tersebut terputus maka akan terjadi
“Open Circuit” yang memutuskan hubungan aliran listrik agar arus listrik
tidak dapat mengalir masuk ke dalam rangkaian yang dilindunginya.
Berikut ini adalah Simbol Fuse (Sekering) dan posisi pemasangan Fuse
secara umum:
2.19.1 Panel
Perlengkapan hubung bagi yang pada tempat pelayanannya
berbentuk suatu panel atau kombinasi panel-panel, terbuat dari bahan
konduktif atau tidak konduktif yang dipasang pada suatu rangka yang
dilengkapi dengan perlengkapan listrik seperti sakelar, kabel dan rel.
Perlengkapan hubung bagi yang dibatasi dan dibagi-bagi dengan baik
menjadi petak-petak yang tersusun mendatar dan tegak dianggap sebagai
satu panel hubung bagi.
2.19.2 Penghantar
Semua penghantar yang digunakan harus dibuat dari bahan yang
memenuhi syarat, sesuai dengan tujuan penggunaannya, serta telah
diperiksa dan diuji menurut standar penghantar yang dikeluarkan atau
diakui oleh instansi yang berwenang. Ukuran penghantar dinyatakan
dalam ukuran luas penampang penghantar intinya dan satuannya
dinyatakan dalam mm2 .
METODELOGI PENELITIAN
3.1.2 Observasi
Observasi adalah sebuah metode yang dilakukan untuk memperoleh
data yang berkaitan dengan data-data yang akan dibahas dalam laporan
akhir dengan cara survei langsung menuju lokasi atau lapangan. Pada
observasi ini diambil data mengenai spesifikasi peralatan, mesin, dan
prinsip kerja mesin yang akan dibahas dalam penyusunan laporan akhir
agar mampu menunjang dan mendukung dalam pembuatan laporan akhir
agar sesuai dengan kondisi sesungguhnya yang ada di lapangan.
3.1.3 Wawancara
Wawancara adalah metode yang dilakukan dengan pihak yang
berkaitan langsung dan mengerti mengenai sistem mesin yang akan
dibahas, hal ini dilakukan bertujuan untuk memperoleh informasi yang
valid mengenai suatu objek dengan narasumber yang terpercaya. Dalam
hal ini, narasumber yang dimintai keterangan adalah bagian teknisi yang
menangani bagian-bagian mesin yang akan dibahas.
3.1.4 Praktikum
Praktikum adalah sebuah metode yang dilakukan dengan cara
mencoba langsung peralatan yang akan digunakan sebagai bahan
pembuatan laporan. Hal ini dilakukan dengan cara turut serta ikut
melakukan pekerjaan agar mampu mengetahui proses kerja secara lebih
rinci.
3.7.2 Kontaktor
Kontaktor merupakan komponen listrik yang berfungsi untuk
menyambungkan atau memutuskan arus listrik AC. Kontaktor atau
sering juga disebut dengan istilah relay contactor dapat kita temui pada
panel kontrol listrik. Pada panel listrik contactor sering digunakan
sebagai selektor atau saklar transfer dan interlock pada sistem ATS.
Kontaktor yang digunakan adalah kontaktor merk Tri Daya Makmur
(TDM). Kontaktor merk ini dirasa cukup ekonomis untuk digunakan
dalam proses perencanaan dengan memperhatikan keamanan dan jumlah
kontaktor yang akan digunakan.
3.7.5 Penghantar
Semua penghantar yang digunakan harus dibuat dari bahan yang
memenuhi syarat, sesuai dengan tujuan penggunaannya, serta telah
diperiksa dan diuji menurut standar penghantar yang dikeluarkan atau
diakui oleh instansi yang berwenang. Ukuran penghantar dinyatakan
dalam ukuran luas penampang penghantar intinya dan satuannya
dinyatakan dalam mm2 . Penghantar yang digunakan adalah merk Fokus
tipe NYAF 1 x 0,75 mm2 .
PEMBAHASAN
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Bagian ini merupakan jawaban dari rumusan masalah yang telah
dibahas pada bab pendahuluan guna memenuhi tujuan penelitian yang
ingin dicapai. Dalam kesimpulan ini akan dirangkum menjadi beberapa
poin yang bertujuan untuk menjelaskan secara singkat tentang cara
perencanaan inovasi sebuah penggilingan batubara agar lebih
mempermudah pembaca untuk memahaminya. Berikut adalah
kesimpulan dari perencanaan inovasi sebuah sistem penggilingan
batubara:
Dalam sebuah perencanaan tentulah harus memperoleh data-data yang
real di lapangan maupun teori yang sudah ada dalam literatur terlebih
dahulu. Serta mampu memahami prinsip kerja sistem kontrol, instalasi
dan spesifikasi mesin yang akan dibahas.
Cara pengoperasian mesin penggilingan batubara tidak lepas dari
pemahaman mengenai alur kerja mesin tersebut. Pembaca akan
mampu mengoperasikannya jika pembaca membuat gambar
perencanaan sesuai dengan data yang real di lapangan dan pembaca
juga mampu mengatasi trouble yang terjadi melalui sebuah analisa
pada gambar perencanaan tersebut.
Dari analisa pada bab pembahasan juga dapat disimpulkan bahwa
kontrol mesin perencanaan dapat berjalan selama ada batubara yang
mengalir dan mengisi silo. Namun mesin seluruhnya akan mati jika
terjadi gangguan pada pulverizer (mill) dan blower serta juga jika
tidak ada batubara yang mengalir.
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
1.3 Batasan Masalah .............................................................................................. 3
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 3
1.5 Sistematika Penulisan ...................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ......................................................... 7
2.1.1Siklus Pembangkitan Listrik di PLTU ..................................................... 7
2.2 Coal Feeder ................................................................................................... 11
2.3 Pengertian Gravimetric .................................................................................. 12
2.4 Gravimetric Feeder ........................................................................................ 12
2.4.1 Prinsip Kerja Gravimetric Feeder ........................................................ 13
2.5 Pulverizer / MILL ........................................................................................... 14
2.5.1 Prinsip Kerja Pulverizer ............................................................................... 15
2.6 Alur Start Up Coal Feeder dan Pulverizer .................................................... 16
2.7 Alur Prinsip Kerja Sistem Penggilingan di PLTU ......................................... 16
2.8 Sensor ............................................................................................................. 17
2.8.1 Sensor Pada Coal Bunker (Silo) ........................................................... 18
2.8.2 Sensor Pada Coal Feeder ...................................................................... 18
2.8.3 Sensor Pada Pulverizer ......................................................................... 19
2.9 Analog Digital Converter .............................................................................. 19
2.9.1 Prinsip Kerja ADC ................................................................................ 20
2.9.2 Proses di dalam ADC ............................................................................ 21
2.10 Power Supply ................................................................................................ 22
2.10.1 Prinsip Kerja Power Supply ................................................................ 23
2.10.2 Jenis-jenis Power Supply .................................................................... 24
2.11Programmable Logic Control (PLC) ............................................................. 24
2.12 Pengolahan Input dan Output ........................................................................ 25
2.12.1 Alamat-alamat Input dan Output ........................................................ 26
2.13 Relay-relay Internal ....................................................................................... 26
2.13.1 Relay Internal ...................................................................................... 26
2.13.2 Relay Internal Di Dalam Program ...................................................... 28
2.14 Timer ............................................................................................................. 28
2.14.1 Jenis-jenis timer .................................................................................. 29
2.14.2 Pemrograman Timer............................................................................ 30
2.15 Pengujian dan Penyempurnaan Program (Debugging) ................................. 31
2.15.1 Commissioning dan Pengujian ............................................................ 31
2.16Kontaktor ....................................................................................................... 32
2.16.1 Prinsip Kerja Kontaktor ...................................................................... 32
2.16.2 Jenis-jenis Kontaktor .......................................................................... 33
2.16.3 Variable Speed Drive (VSD) .............................................................. 34
2.17Pengaman ....................................................................................................... 34
2.17.1 Thermal Overload Relay ..................................................................... 34
2.17.2 Mini Circuit Breaker ........................................................................... 35
2.17.3 Fuse ..................................................................................................... 36
2.18 Motor Induksi ................................................................................................ 37
2.19Komponen-komponen Accesoris ................................................................... 38
2.19.1 Panel .................................................................................................... 38
2.19.2 Penghantar........................................................................................... 38
2.19.3 Push Button ......................................................................................... 39
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1 Metode Pengambilan Data ............................................................................. 41
3.1.1 Studi Literatur ....................................................................................... 41
3.1.2 Observasi ............................................................................................... 41
3.1.3 Wawancara ............................................................................................ 42
3.1.4 Praktikum .............................................................................................. 42
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................................ 42
3.3 Flow Chart Pembuatan Laporan .................................................................... 43
3.3.1 Penjelasan Flow Chart Penyusunan Laporan ....................................... 44
3.4 Flow Chart Perencanaan Sistem Kontrol....................................................... 47
3.4.1 Penjelasan Flow Chart Perencanaan Sistem Kontrol ........................... 49
3.5 Flow Chart Perencanaan Instalasi Mesin....................................................... 52
3.5.1 Penjelasan Flow Chart Perencanaan Instalasi Mesin ........................... 54
3.6 Perhitungan Komponen ................................................................................. 57
3.7 Komponen Perencanaan Kontrol Coal Feeder dan Pulverizer ...................... 60
3.7.1 Programmable Logic Control (PLC) .................................................... 60
3.7.2 Kontaktor .............................................................................................. 61
3.7.3Variable Speed Drive (VSD) ................................................................. 62
3.7.4 Panel ...................................................................................................... 63
3.7.5 Penghantar............................................................................................. 63
3.7.6 Push Button ........................................................................................... 63
3.7.7 Mini Circuit Breaker ............................................................................. 64
3.7.8 Motor induksi rotor sangkar tupai (squirrel cage induction motor) ..... 65
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Perencanaan Alur Kerja Start Up Coal Feeder dan Pulverizer ..... 66
4.2 Deskripsi Perencanaan Alur Kerja Sistem Penggilingan ............................... 66
4.3 Flow Chart Perencanaan Alur Kerja Sistem Kontrol .................................... 68
4.3.1 Penjelasan Flow Chart Perencanaan Alur Kerja Sistem Kontrol ......... 69
4.4 Percobaan Saat Kondisi Normal .................................................................... 71
4.4.1 Penjelasan Grafik Kondisi Normal ....................................................... 71
4.5 Percobaan Saat Kondisi Bermasalah Motor 1 (VIBRATOR) ......................... 72
4.5.1 .............. Penjelasan Grafik Percobaan Saat Kondisi Bermasalah Motor 1
(VIBRATOR) ............................................................................................. 73
4.6 Percobaan Saat Kondisi Bermasalah Motor 2 (VALVE 1) ............................. 73
4.6.1 Penjelasan Grafik Percobaan Saat Kondisi Bermasalah Motor 2
(VALVE 1) ................................................................................................. 74
4.7 Percobaan Saat Kondisi Bermasalah Motor 3 (COAL FEEDER).................. 74
4.7.1 Penjelasan Grafik Percobaan Saat Kondisi Bermasalah Motor 3
(COAL FEEDER) ...................................................................................... 75
4.8 Percobaan Saat Kondisi Bermasalah Motor 4 (VALVE 2) ............................. 75
4.8.1 .............. Penjelasan Grafik Percobaan Saat Kondisi Bermasalah Motor 4
(VALVE 2) ................................................................................................. 76
4.9 Percobaan Saat Kondisi Bermasalah Motor 5 (PULVERIZER)..................... 76
4.9.1 .............. Penjelasan Grafik Percobaan Saat Kondisi Bermasalah Motor 5
(PULVERIZER) ......................................................................................... 77
4.10 Percobaan Saat Kondisi Bermasalah Motor 6 (HOT BLOWER) Dan
Motor 7 (COLD BLOWER)....................................................................... 77
4.10.1 Penjelasan Grafik Percobaan Saat Kondisi Bermasalah Motor 5
(PULVERIZER) ......................................................................................... 78
BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN .............................................................................................. 79