Anda di halaman 1dari 15

SISTEM PROTEKSI

TRANSFORMATOR

DISUSUN OLEH :
Nama : Muchlis Nurrachman
NPM : 181106031044
Mata Kuliah : Mesin-mesin Elektrik 1

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK & SAINS
UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
2020-2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Transformator merupakan suatu perangkat listrik yang berfungsi untuk
memindahkan daya dari sisi rangkaian primer ke sisi sekunder dengan frekuensi
yang sama. Dengan mengatur tegangan dan arus pada transformator, akan
diperoleh suatu tegangan dan arus sistem sesuai yang direncanakan.
Pada umumnya transformator dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
transformator ukur dan transformator daya. Transformator ukur masih dapat
dibedakan lagi menjadi dua, yaitu transformator arus dan transformator tegangan.
Transformator ukur terutama berfungsi untuk menurunkan arus atau
tegangan, yang mana besaran arus atau tegangan tersebut digunakan sebagai
besaran masukan, misalnya untuk masukan relai-relai pengaman atau untuk
pengukuran besaran yang mempunyai kapasitas tinggi (KV,KA).
Transformator daya merupakan transformator dengan kapasitas
pemindahan daya yang besar, misalnya transformator daya pada saluran distribusi
dengan rating 150KV/20KV, 20MVA. Pada sistem tenaga listrik, transformator
daya bisa diklasifikasikan menjadi dua, yaitu transformator daya untuk sistem
transmisi dan transformator daya untuk saluran distribusi.
Transformator adalah unsur utama dan merupakan mata rantai terpenting
dalam penyaluran dan distribusi tenaga listrik. Seiring dengan semakin
meningkatnya permintaan energi listik maka keperluan akan transformator dengan
sendirinya meningkat mengikuti bertambah besarnya daya listrik yang
dibangkitkan. Oleh karena transformator merupakan unsur utama dari sistem
penyaluran dan distribusi energi listrik dan merupakan peralatan yang paling
mahal harganya, maka sistem proteksi atau pengamanan terhadap sebuah
transformator baik terhadap gangguan-gangguan yang terjadi dari dalam
transformator itu sendiri maupun dari luar transformator tersebut sangat perlu
diperhatikan.
Listrik memiliki peran vital dan strategis, ketersediannya harus memenuhi
aspek andal, aman dan akrab dengan lingkungan. Keandalan sistem tenaga listrik
ditentukan oleh sistem dan konstruksi instalasi listrik yang memenihi ketentuan
dan persyaratan yang berlaku. Keamanan sistem tenaga listrik ditentukan oleh
sistem pengaman (protection system) yang baik, benar, andal atau tepat sesuai
dengan kebutuhan sistem yang ada. Proteksi sistem tenaga listrik merupakan
perlindungan atau pengaman pemabangkitan (pembangkit tenaga listrik), penyalur
(transmisi), pendistribusian (distribusi) dan instalasi pemanfaatan.

B. Tujuan
Makalah ini dibuat untuk memenuhi penugasan mata kuliah Mesin-mesin Elektrik
1. Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mempelajari
mengenai sistem proteksi pada transformator tenaga listrik serta mempelajari
tujuan pemasangan sistem proteksi pada transformator tenaga listrik.

Teknik Elektro, Fakultas Teknik & Sains,Universitas Ibn Khaldun Bogor 2020-2021
C. Batasan Masalah
Mengingat permasalahan dalam gangguan pada sitem tenaga listrik sangat luas,
maka penulisan dalam makalah ini saya akan membatasi topik permasalahan yang
akan kami bahas yaitu mengenai Sistem Proteksi Pada Transformator terhadap
gangguan dalam dan luar.

Teknik Elektro, Fakultas Teknik & Sains,Universitas Ibn Khaldun Bogor 2020-2021
BAB II
PEMBAHASAN

A. Proteksi
Pada sistem tenaga listrik, sistem proteksi adalah perlindungan atau isolasi pada
bagian yang memungkinkan akan terjadi gangguan atau bahaya. Tujuan utama
proteksi adalah untuk mencegah terjadinya gangguan atau memadamkan
gangguan yang telah terjadi dan melokalisirnya, dan membatasi pengaruh-
pengaruhnya, biasanya dengan mengisolir bagian-bagian yang terganggu tanpa
mengganggu bagian-bagian yang lain.
Sistem proteksi ini mendeteksi kondisi abnormal dalam suatu rangkaian
listrik dengan mengukur besaran-besaran listrik yang berbeda antara kondisi
normal dengan kondisi abnormal. Ada beberapa kriteria yang perlu diketahui pada
pemasangan suatu sistem proteksi dalam suatu rangkaian sistem tenaga listrik
yaitu :
1. Sensitifitas (kepekaan)
Sensitifitas adalah kepekaan rele proteksi terhadap segala macam gangguan
dengan tepat yakni gangguan yang terjadi di daerah perlindungannya.
Sensitifitas suatu sistem proteksi ditentukan oleh nilai terkecil dari besaran
penggerak saat peralatan proteksi mulai beroperasi. Nilai terkecil besaran
penggerak berhubungan dengan nilai minimum arus gangguan dalam daerah
yang dilindunginya.

2. Selektifitas dan diskriminatif


Selektif berarti suatu sistem proteksi harus dapat memilih bagian sistem yang
harus diisolir apabila rele proteksi mendeteksi gangguan. Bagian yang
dipisahkan dari sistem yang sehat sebisanya adalah bagian yang terganggu saja.
Diskriminatif berarti suatu sistem proteksi harus mampu membedakan antara
kondisi normal dan kondisi abnormal. Ataupun membedakan apakah kondisi
abnormal tersebut terjadi di dalam atau di luar daerah proteksinya.

3. Kecepatan
Sistem proteksi perlu memiliki tingkat kecepatan sebagaimana ditentukan
sehingga meningkatkan mutu pelayanan, keamanan manusia, peralatan dan
stabilitas operasi.

4. Keandalan
Suatu sistem proteksi dapat dikatakan andal jika selalu berfungsi sebagaimana
yang diharapkan. Sistem proteksi disebut tidak andal bila gagal bekerja pada
saat dibutuhkan dan bekerja pada saat proteksi itu tidak seharusnya bekerja.

5. Ekonomis
Suatu perencanaan teknik yang baik tidak terlepas tentunya dari pertimbangan
nilai ekonomisnya. Suatu rele proteksi yang digunakan hendaknya ekonomis
mungkin dengan tidak mengesampingkan fungsi dan keandalannya.

Teknik Elektro, Fakultas Teknik & Sains,Universitas Ibn Khaldun Bogor 2020-2021
B. Tipe Proteksi
Ada dua kategori proteksi yang dikenal yaitu proteksi utama (main protection)
dan proteksi pembantu (back up protection). Proteksi utama dalah pertahanan
utama dan akan membebaskan gangguan pada bagian yang akan diproteksi
secepat mungkin.
Mengingat keandalan 100 % tidak hanya dari perlindungan tetapi juga dari
trafo arus, trafo tegangan dan pemutus rangkaian yang tidak dapat dijamin, untuk
itu diperlukan perlindungan pembantu (auxiliary protection) pada alat proteksi
tersebut. Proteksi pembantu bekerja bila rele utama gagal dan tidak hanya
melindungi daerah berikutnya dengan perlambatan waktu yang lebih lama dari
pada relay utamanya.

C. Pertimbangan Pemilihan
Perencanaan sistem pengaman transformator harus mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut ini :
1. Jenis transformator yang diamankan
Jenis transformator sangat menentukan sistem pengaman yang harus
diterapkan. Jenis yang dimaksud disini adalah transformator daya untuk
transmisi atau saluran distribusi. Transformator saluran distribusi sekunder
tidak memerlukan sistem pengaman yang serumit atau selengkap seperti pada
transformator distribusi primer. Biasanya pada transformator distribusi
sekunder cukup diamankan dengan sekring cutout dan arrester atau surge
diverter saja. Namun untuk transformator distribusi primer dan saluran
transmisi harus dilengkapi dengan relai-relai pengaman.

2. Ukuran transformator
Rating atau kemampuan transformator merupakan dasar pertimbangan yang
penting dalam perencanaan sistem pengaman. Ukuran transformator biasanya
diberikan dalam besaran rating tegangan dan daya, misalnya 15KV/150KV
dengan daya 100 MVA. Pertimbangan dari segi teknis, misalnya panas dan
arus gangguan hubung singkat yang timbul pada transformator. Gangguan itu
bisa merupakan hubung singkat antara kumparan maupun kumparan dengan
tangki atau penghantar dengan bodi. Hubung singkat tersebut tergantung juga
pada rating transformator, baik tegangan, daya maupun reaktansi-reaktansinya.
Dilihat dari segi ekonomis, biaya relai-relai pengaman tidaklah murah. Oleh
karena itu, biaya pengaman harus sebanding dengan kapasitas transformator
yang diamankan.

3. Jenis pendinginan
Ada beberapa jenis pendinginan yang digunakan pada transformator tenaga,
antara lain pendingin dengan kipas untuk minyak bersirkulasi secara alamiah
atau secara paksa, pendinginan dengan air dan sejenisnya. Sistem pendinginan
berfungsi untuk menjaga agar suhu transformator, baik minyak transformator
maupun kumparan dapat dikendalikan pada suatu nilai tertentu. Panas yang
berlebihan pada transformator akan merusak isolasi kumparan dan bisa

Teknik Elektro, Fakultas Teknik & Sains,Universitas Ibn Khaldun Bogor 2020-2021
mengakibatkan hubung singkat. Sistem pendingin yang digunakan pada
transformator erat kaitannya dengan pemakaian relai-relai suhu.

4. Lokasi pemakaian
Sistem jaringan tenaga listrik dimana transformator dipasang merupakan faktor
yang juga dipertimbangkan. Hal ini terutama berkaitan dengan kemungkinan
gangguan yang terjadi pada transformator. Pada daerah-daerah tertentu dimana
sering turun hujan yang disertai dengan sambaran petir perlu dilengkapi dengan
piranti pengaman pengalih surja/penangkal petir (arrester). Disamping itu
pemakaian pengaman transformator di daerah pedesaan tidak selengkap
pemakaian transformator di perkotaan, karena di perkotaan jaringan listriknya
sudah demikian luas dan kompleks sehinggan memerlukan selektivitas yang
lebih tinggi.

5. Prioritas pelayanan
Untuk transformator yang melayani lokasi-lokasi strategis dan vital, misalnya
rumah sakit, gedung-gedung negara dan sebagainya, diperlukan sistem
pengaman yang sangat andal sehingga kemungkinan pemadamannya sangat
kecil.

D. Gangguan pada Transformator


1. Gangguan Dalam
Gangguan dalam (internal faults) adalah gangguan yang disebabkan karena
adanya gangguan yang terjadi di dalam transformator, gangguan itu antara lain:
a) Terjadi busur api yang kecil dan pemanasan lokal yang dapat disebabkan
oleh:
 Cara penyambungan konduktor yang tidak baik
 Kontak-kontak listrik yang tidak baik
 Kerusakan isolasi antara inti baut
b) Gangguan pada sistem pendingin Sebagaimana diketahui, banyak
transformator daya mempergunakan minyak transformator sebagai isolasi
yang sekaligus merupakan bahan pendingin. Suatu kenyataan adalah bahwa
terjadinya suatu gangguan atau kerusakan di dalam transformator, maka
dalam minyak itu akan terbentuk sejumlah gas.
c) Gangguan hubung singkat
Pada umumnya gangguan ini dapat dideteksi karena akan selalu timbul arus
maupun tegangan yang tidak normal/tidak seimbang. Jenis gangguan ini
antara lain, hubung singkat antar belitan, yaitu:
 Hubung singkat antara kumparan dengan tanah
 Hubung singkat dua fasa
 Kerusakan pada isolator transformator
2. Gangguan Luar
Jenis gangguan luar (external faults) ini dibedakan atas dua macam, yaitu :
a) Hubung singkat luar
Hubung singkat jenis ini terjadi di luar transformator daya, misalnya: hubung
singkat di bus, hubung singkat di feeder dan gangguan hubung singkat di

Teknik Elektro, Fakultas Teknik & Sains,Universitas Ibn Khaldun Bogor 2020-2021
sistem yang merupakan sumber bagi transformator daya tersebut. Gangguan
ini dapat dideteksi karena timbulnya arus yang sangat besar, mencapai
beberapa ratus kali arus nominalnya.
b) Beban lebih (overload)
Transformator daya dapat beroperasi secara terus menerus pada beban
nominalnya. Apabila beban yang dilayani lebih besar 100 %, transformator
daya akan mendapat pemanasan lebih. Kondisi ini memungkinkan tidak
segera menimbulkan kerusakan pada transformator daya, tetapi apabila
berlangsung secara terus-menerus akan mengakibatkan umur isolasi
bertambah pendek.
c) Keadaan beban lebih berbeda dengan keadaan arus lebih. Pada beban lebih,
besar arushanya kira-kira 10 % di atas nominal dan dapat diputuskan setelah
berlangsung beberapa puluh menit. Sedangkan pada arus lebih, besar arus
mencapai beberapa kali arus nominal dan harus secepat mungkin diputuskan.

E. Piranti Pengaman Transformator


Sebagaimana diuraikan diawal bahwa sistem pengaman transformator akan
berbeda dari transformator yang satu dengan lainnya. Saat ini penulis akan
membahas relai-relai pengaman transformator tersebut, dapat kita pelajari sebagai
berikut ini :
1. Relai Bucholz

Relai bucholz dipasang pada pipa dari maintank ke konservator ataupun dari
OLTC ke konservator tergantung design trafonya apakah dikedua pipa tersebut
dipasang relai bucholz. Relai bucholz berfungsi untuk mendeteksi dan
mengamankan gangguan di dalam transformator yang menimbulkan gas. Selama
transformator beroperasi normal, relai akan terisi penuh dengan minyak.
Pelampung akan berada pada posisi awal.
Bila terjadi gangguan yang kecil didalam tangki transformator, misalnya
hubung singkat dalam kumparan, maka akan menimbulkan gas. Gas yang
terbentuk akan berkumpul dalam relai pada saat perjalanan menuju tangki
konservator, sehingga level minyak dalam relai turun dan akan mengerjakan
kontak alarm (kontak pelampung atas). Bila level minyak transformator turun
secara perlahan-lahan akibat dari suatu kebocoran, maka pelampung atas akan
memberikan sinyal alarm dan bila penurunan minyak tersebut terus berlanjut,
maka pelampung bawah akan memberikan sinyal trip. Bila terjadi busur api yang

Teknik Elektro, Fakultas Teknik & Sains,Universitas Ibn Khaldun Bogor 2020-2021
besar, kerusakan minyak akan terjadi dengan cepat dan timbul surja tekanan pada
minyak yang bergerak melalui pipa menuju ke relai Bucholz.
Pada dasarnya relai bucholz termasuk dalam kategori relai termis. Relai ini
digunakan untuk mendeteksi dan mengamankan transformator terhadap gangguan
didalam transformator yang menimbulkan gas. Gas yang timbul ini diakibatkan
oleh :
a) Hubung singkat pada kumparan
b) Busur listrik antar laminasi
c) Busur listrik akibat kontak yang kurang baik

2. Relai Suhu

a. Relay HV/LV Winding Temperature bekerja apabila suhu kumparan trafo


melebihi setting dari pada relai HV/LV Winding, besarnya kenaikan suhu adalah
sebanding dengan faktor pembebanan dan suhu udara luar trafo. Urutan kerja relai
suhu kumparan/ winding ini dibagi 2 tahap:
 Mengerjakan alarm (winding temperature alarm)
 Mengerjakan perintah trip ke PMT (winding temperature trip)
b. Relai HV/LV Oil temperature bekerja apabila suhu minyak trafo melebihi setting
dari pada relai HV/LV oil. Besarnya kenaikan suhu adalah sebanding dengan
faktor pembebanan dan suhu udara luar trafo. Urutan kerja relai suhu minyak/ oil
ini dibagi 2 tahap:
 Mengerjakan alarm (oil temperatur alarm)
 Mengerjakan perintah trip ke PMT (oil temperature trip)

3. Relai Hubung Tanah


Relai gangguan tanah terbatas atau Restricted Earth Fault (REF) untuk
mengamankan transformator bila ada gangguan satu fasa ketanah didekat titik
netral transformator yang tidak dirasakan oleh rele diferensial.

Teknik Elektro, Fakultas Teknik & Sains,Universitas Ibn Khaldun Bogor 2020-2021
4. Relay Jansen
Tap changer adalah alat yang terpasang pada transformator yang berfungsi untuk
mengatur tegangan keluaran (sekunder) akibat beban maupun variasi tegangan
pada sistem masukannya (input).
Tap changer umumnya dipasang pada ruang terpisah dengan ruang untuk
tempat kumparan, dimaksudkan agar minyak tap changer tidak bercampur dengan
minyak tangki utama. Untuk mengamankan ruang diverter switch apabila terjadi
gangguan pada sistem tap changer, digunakan pengaman yang biasa disebut rele
jansen (buchholtnya tap changer). Rele jansen dipasang antara tangki tap changer
dengan konservator minyak tap changer.

Prinsip kerja rele jansen, yaitu :


a. Rele buchholz tap changer (jansen) untuk mengamankan ruangan beserta isinya
dari diverter switch.
b. Rele jansen akan bekerja apabila ada desakan tekanan yang terjadi akibat flash
over antar bagian bertegangan atau bagian bertegangan dengan body atau ada
desakan aliran minyak karena gangguan eksternal.
c. Prinsipnya ada aliran minyak yang deras, ada tekanan minyak sehingga ada
minyak mengalir ke konservator, goncangan minyak yang cukup besar, dan semua
itu menyebabkan katup akan berayun dan megerjakan kontak triping, akhirnya
melepas gangguan.

Teknik Elektro, Fakultas Teknik & Sains,Universitas Ibn Khaldun Bogor 2020-2021
5. Relai Arus Lebih
Relai arus lebih bekerja berdasarkan adanya kenaikan arus yang melebihi suatu
nilai pengaman yang telah ditentukan dan dalam jangka waktu yang telah
ditetapkan. Relai arus lebih akan pick up jika besar arus melebihi nilai setting.
Pada proteksi transformator daya, relai arus lebih digunakan sebagai
tambahan bagi relai differensial untuk memberikan tanggapan terhadap gangguan
luar. Relai ini digunakan untuk mengamankan peralatan terhadap gangguan
hubung singkat antar fasa, hubung singkat satu fasa ke tanah dan beberapa hal
dapat digunakan sebagai pengaman beban lebih.

6. Relai Diferensial

Relai diferensial berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan


hubung singkat yang terjadi di dalam daerah pengaman transformator. Relai ini
merupakan pengaman utama (main protection) yang sangat selektif dan cepat
sehingga tidak perlu dikoordinir dengan relai lain dan tidak memerlukan time
delay. Prinsip dari relai ini yaitu membandingkan arus yang masuk keperalatan
dengan arus yang keluar dari peralatan tersebut.
a. Relai deferensial dalam keadaan normal 
Diferensial sebagai pengaman trafo
 Dalam keadaan normal arah Ip dan Is seperti pada gambar
 Disisi sekunder masing-masing CT, arus keluar dari terminal DOT
 Ip sama besar Is tapi arah berlawanan maka diferensial relai tidak dialiri arus.

Teknik Elektro, Fakultas Teknik & Sains,Universitas Ibn Khaldun Bogor 2020-2021
b. Gambar relai deferensial dalam keadaan gangguan
 Dalam keadaan gangguan arah Ip seperti pada dan hanya Ip. 
 Disisi sekunder CTp, arus Ip keluar dari terminal DOT, dan mengerjakan  DIFF
RY (Differensial Relai).
 Perhatikan terminal sekunder CTp dan Cts terhubung ke DIFF. RY difasa yang
berlawanan atau beda sudut 1800.

7. Relai Tekanan Lebih

Relai tekanan lebih berfungsi hampir sama seperti relai buchollz yaitu
mengamankan transformator dari gangguan internal. Bedanya relai ini hanya
bekerja apabila terjadi kenaikan tekanan gas tiba-tiba yang disebabkan oleh
hubung singkat.
 Tipe Membran
Plat tipis yag didesain sedemikian rupa yang akan pecah bila menerima tekanan
melebihi disainnya. Membran ini hanya sekali pakai sehingga bila pecah harus
diganti baru.
 Pressure Relief Valve

Teknik Elektro, Fakultas Teknik & Sains,Universitas Ibn Khaldun Bogor 2020-2021
Suatu katup yang ditekan oleh sebuah pegas yang didesain sedemikian rupa
sehingga apabila terjadi tekanan didalam transformator melebihi tekanan pegas
maka akan membuka dan membuang tekanan keluar bersama-sama sebagian
minyak. Katup akan menutup kembali apabila tekanan didalam transformator
turun atau lebih kecil dari tekanan pegas.

8. Pengaman Tangki Tanah


Berfungsi untuk mengamankan trafo terhadap hubung singkat antara fasa dengan
tangki trafo dan titik netral trafo yang ditanahkan.

Relai 51G yang terpasang, mendeteksi arus gangguan dari tangki trafo
ketanah, kalu terjadi kebocoran isolasi dari belitan trafo ke tangki, arus yang
mengalir ketanah akan dideteksi relai arus lebih melalui CT. Relai akan
mentripkan PMT di kedua sisi (TT dan TM). Jadi arus gangguan kembali
kesistem melalui pembumian trafo.

9. Arrester

Arrester petir atau disingkat arrester adalah suatu alat pelindung bagi peralatan
system tenaga listrik terhadap surya petir. Alat pelindung terhadap gangguan
surya ini berfungsi melindungi peralatan system tenaga listrik dengan cara
membatasi surja tegangan lebih yang datang dan mengalirkannya ke tanah.
Berhubung dengan fungsinya itu ia harus dapat menahan tegangan system
50 Hz untuk waktu yang terbatas dan harus dapat melewatkan surja arus ke tanah
tanpa mengalami kerusakan. Ia berlaku sebagai jalan pintas sekitar isolasi.
Arrester membentuk jalan yang mudah untuk dilalui oleh kilat atau petir, sehingga
tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan.

Teknik Elektro, Fakultas Teknik & Sains,Universitas Ibn Khaldun Bogor 2020-2021
Selain melindungi perlatan dari tegangan lebih yang diakibatkan oleh
tegangan lebih external, arrester juga melindungi peralatan yang diakibatkan oleh
tegangan lebih internal seperti surja hubung, selain itu arrester juga merupakan
kunci dalam koordinasi isolasi suatu system tenagan listrik. Bila surja dating ke
gardu induk arrester bekerja melepaskan muatan listrik serta mengurangi tegangan
abnormal yang akan mengenai peralatan dalam gardu induk.

F. Tujuan pemasangan Relai proteksi Trafo Tenaga.


Maksud dan tujuan pemasangan relai proteksi pada transformator daya adalah
untuk mengamankan peralatan/system sehingga kerugian akibat gangguan dapat
dihindariatau dikurangi menjadi sekecil mungkin dengan cara :
1. Mencegah kerusakan transformator akibat adanya gangguan/ ketidak normalan
yang terjadi pada transformator atau gangguan pada bay transformator.
2. Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya yang dapat
membahayakan peralatan atau sistem.
3. Melepaskan (memisahkan) bagian sistem yang terganggu atau yang mengalami
keadaan abnormal lainnya secepat mungkin sehingga kerusakan instalasi yang
terganggu atau yang dilalui arus gangguan dapat dihindari atau dibatasi
seminimum mungkin dan bagian sistem lainnya tetap dapat beroperasi.
4. Memberikan pengamanan cadangan bagi instalasi lainnya.
5. Memberikan pelayanan keandalan dan mutu listrik yang terbaik kepada
konsumen.
6. Mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan ole listrik.

G. Bagan Satu Garis Pengaman Transformator


            

Teknik Elektro, Fakultas Teknik & Sains,Universitas Ibn Khaldun Bogor 2020-2021
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Sistem proteksi adalah perlindungan atau isolasi pada bagian yang memungkinkan
akan terjadi gangguan atau bahaya. Tujuan utama proteksi adalah untuk mencegah
terjadinya gangguan atau memadamkan gangguan yang telah terjadi dan
melokalisirnya, dan membatasi pengaruh-pengaruhnya, biasanya dengan
mengisolir bagian-bagian yang terganggu tanpa mengganggu bagian-bagian yang
lain.
Relay proteksi yang baik adalah relay yang telah memenuhi beberapa syarat
relay proteksi, adapun syarat itu diantaranya adalah, sesnsitif, selektif, handal,
cepat, lebih ekonomis, sederhana.
Adapaun jenis-jenis dari relay proteksi ini diantaranya:
1.     Relai Buchollz
2.     Relai Jansen
3.     Relai Tekanan Lebih (Sudden Pressure Relay)
4.     Relay HV/ LV Winding Temperature
5.     Relai Arus Lebih (Over Current Relay)
6.     Relai Tangki Tanah
7.     Restricted Earth Fault (REF)
8. Relai Diferensial (Differential Relay)
9. Arester
Prinsip kerja rele proteksi yang digunakan adalah jika rele tersebut
mendeteksi gangguan baik berupa gas, suhu, tekanan, dan arus gangguan hubung
singkat, terlebih dahulu diawali dengan bunyi alarm atau lampu indikator menyala
sebelum rele tersebut bekerja, kemudian memerintahkan PMT untuk trip.

B. Saran
Makalah ini merupakan salah satu dari sekian banyak bahan bacaan mengenai
relay proteksi ini, untuk itu penulis menyarankan kepada pembaca agar dapat
membaca atau menambah pengetahuan mengenai relay proteksi ini dengan
membaca referensi lain mengenai relay proteksi ini, baik di buku cetak maupun
secara online di internet.

Teknik Elektro, Fakultas Teknik & Sains,Universitas Ibn Khaldun Bogor 2020-2021
DAFTAR PUSTAKA

Supriyadi, Edy. (1999). “Sistem Pengaman Tenaga Listrik”. Yogyakarta: Adicita


Karya Nusa.

Relay Proteksi Pada Transformator, Oleh Alief Rahman. Diambil Pada tanggal 4
Mei 2014 dari http://rakhman.net/2013/09/relay-proteksi-pada-transformator.html

Arester, Oleh Rafiq Saimuri. Diambil Pada Tanggal 4 Mei 2014 dari
http://rangpisang.wordpress.com/2011/10/31/arrester/

Sistem Proteksi Pada Transformator, Oleh Rinaldi Aldi. Diambil Pada Tanggal 28
April 2014 dari http://tekniklistrikumum.blogspot.com/2013/11/sistem-proteksi-
pada-transformator.html

Teknik Elektro, Fakultas Teknik & Sains,Universitas Ibn Khaldun Bogor 2020-2021

Anda mungkin juga menyukai