Anda di halaman 1dari 16

1.

Lightning Arrester
Lightning Arrester Adalah Alat Proteksi Peralatan Sistem Tenaga Listrik Terhadap
Arus Listrik, Yang Berfungsi Sebagai Alat Yang Dapat Memby-Pass Ke Ground, Pada
Keadaan Normal, Lightning Arrester Akan Bersifat Sebagai Isolator Dan Bila Timbul
Surja Petir Akan Berfungsi Sebagi Penghantar/Konduktor.
Setelah Surja Itu Hilang Lightning Arrester Harus Dengan Cepat Kembali Bersifat
Isolator, Sehingga Circuit Braker (Cb) Tidak Sempat Membuka. Lightning Arrester Ini
Tidak Sama Dengan Sela Batang Maupun Protection Tube, Karena Arrester Bisa
Memutuskan Arus Susulan Sehingga Tidak Menggangu Sistem Secara Keseluruhan.
Pemakaianya Pada Sistem Tenaga Listrik Bolak Balik.
2. Bagian - Bagian Arrester

Gambar 1. Komponen Lighting Arrester

Beberapa Bagian Penting Dari Sebuah Arester Yaitu:


a) Elektroda
Elektroda-Elektroda Adalah Terminal Dari Arester Yang Dihubungkan Dengan Bagian
Yang Bertegangan Di Bagian Atas, Dan Elektroda Bawah Dihubungkan Dengan Tanah.
b) Sela Percikan
Apabila Terjadi Tegangan Lebih Yang Diakibatkan Oleh Sambaran Petir Atau Surja
Hubung Pada Arester Yang Terpasang, Maka Pada Sela Percikan (Spark Gap) Akan Terjadi

Loncatan Busur Api Dan Ditiup Keluar Oleh Tekanan Gas Yang Di Timbulkan Oleh Tabung
Fiber Yang Terbakar.
c) Tahanan Katup
Tahanan Yang Digunakan Dalam Arester Ini Adalah Suatu Jenis Material Yang Sifat
Tahananya Dapt Berubah Apabila Mendapatkan Perubahan Tegangan

3. Klasifikasi Arrester
Berdasarkan Pemasangannya Klasifikasi Arresyer Dapat Dibedakan Menjadi :
a.

Arrester 150 Kv
Dipasang Baik Parallel Dengan Insulator Pada Tower (Umumnya Diserikan
Dengan Spark Gap) Atau Dipasang Pada Konduktor Sebagai Pengganti Damper
Dilengkapi Dengan Disconnector Switch. Untuk Tipe Gap, Stress Akibat Tegangan
Power Frekuensi Tidak Mempengaruhi Kondisi Arrester, Namun Sulit Untuk Memonitor
Kondisi Arrester Karena Tidak Dilengkapi Dengan Counter, Yang Dapat Dilaksanakan
Adalah Monitoring Kondisi Tanduk Api Untuk Menentukan Apakah Telah Terjadi Proses
Discharge.
Sementara Untuk Arrester Tanpa Gap, Dipasang Pada Konduktor Terhubung Ke
Ground, Dilengkapi Dengan Disconnector Switch (Yang Akan Bekerja Bila Telah Terjadi
Arus Di Atas Nilai Nominalnya), Arrester Line Jenis Ini Juga Dilengkapi Dengan
Counter Sehingga Memudahkan Proses Monitoring.

Gambar 2 Lightning Arrester Di Gardu Induk Sanur


b. Arrester Distribusi 20 Kv
Merupakan Arrester Kebanyakan Yang Terpasang Di Gardu Induk, Menurut
Material Penyusun Housing, Material Gardu Induk Dibedakan Menjadi:
1. Insulator Porselen
2. Insulator Polimer

Gambar 3. Lightning Arrester Jenis Di Fakultas Teknik Universitas Udayana

c. Lightning Arrester Ppda Instalasi 220 V Dan 380 V

Instalasi Listrik Sebaiknya Menggunakan Panel Pembagian Yang Dimaksudkan Untuk


Pembagian Tiap-Tiap Ruangan Yang Akan Diinstalasi Listrik, Misalnya Instalasi Listrik
Pada Tempat Tinggal, Setiap Ruangan Pada Tempat Tinggal Sebaiknya Mempunyai Line
Sendiri, Misalkan Ruang Tamu, Dapur, Taman Dan Lain Sebagainya. Tujuanya Adalah Jika
Salah Satu Ruangan Terjadi Konsleting Listrik Maka Ruangan Yang Lain Masih Bisa
Difungsikan.

Gambar 11. Panel Listrik


4. Jenis Arrester
Lingkup Arrester Luas, Mulai Dari Penggunaan Elektronika Hingga Pada Sistem
Transmisi Tegangan Tinggi Maupun Tegangan Menengah , Lightning Arrester Pada
Sistem Transmisi Dan Distribusi Secara Umum Dapat Dikelompokan Sebagai Berikut :
4.1 Arrester Jenis Ekspulsi Atau Tabung Pelindung
Arrester Jenis Ini Pada Prinsipnya Terdiri Dari
A. Dinding Tabung Yang Terbuat Dari Bahan Yang Mudah Menghasilkan Gas Jika
Dialiri Listrik.
B. Sela Batang ( External Series Gap ) Yang Biasanya Diletakan Pada Isolator Porselin,
Untuk Mencegah Arus Mengalir Dan Membakar Fiber Pada Tegangan Jala Jala
Setelaj Gangguan Diatasi.
C. Sela Pemutus Bunga Api Yang Diletakan Di Dalam Tabung, Salah Satu Elektroda
Dihubungkan Ke Tanah.
Pada Waktu Tegangan Surja Melewati Sela Batang Dan Sela Bunga Api, Maka
Impedansi Tabung Akan Menjadi Rendah Sehingga Arus Surja Akan Mengair Ke Tanah.

Arus Yang Mengalir Akan Membakar Fiber Dan Menghasilkan Gas Yang Bergerak Cepat
Ke Arah Lubang Pembuangan Di Bagian Bawah Arrester. Tekanan Gas Ini Akan
Mematikan Bunga Api Pada Saat Arus Melalui Titik Nol Pertamanya. Waktu Pemadaman
Busur Api Ini Hanya

Atau 1 Cycle Sehingga Rrv ( Rate Of Recovering Voltage

) Lebih Lambat Dari Rate Of Rise Kekuatan Dielektrit Dari Isolasi. Beda Waktu Ini
Cukup Pendek Untuk Dibaca Oleh Rele Pendukung. Sehingga Circuit Breaker Tetap
Bekerja ( Tertutup ) Dan Pelayanan Daya Tidak Terganggu. Setelah Api Padam, Sistem
Kembali Ke Keadaan Normal.
Arrester Ini Digunakan Untuk Melindungi Trafo Distribusi Bertegangan 3-15 Kv,
Tetapi Belum Memadai Untuk Melindungi Trafo Daya. Selain Itu Digunakan Juga Pada
Saluran Transmisi Untuk Mengurangi Besar Tegangan Surja Petir Yang Masuk Ke Gardu
Induk.

Gambar 5. Arrester Ekspulsi


Kerugian Dari Lightning Arrester Jenis Ekspulsi Adalah :
1. Arus Yang Sangat Besar Akan Menyebabkan Fiber Habis Terbakar Dan Arus Yang Terlalu
Kecil Tidak Cukup Untuk Menghasilkan Gas Pada Tabung Untuk Mematikan Bunga Api.
2. Setiap Lightning Arrester Bekerja Permukaan Tabung Akan Rusak Karena Terbakar
4.2 Arrester Jenis Katup
Pada Dasarnya Lightning Arrester Ini Terdiri Dari Dua Buah Unsur, Yaitu : Sela Api (
Spark Gap ) Dan Tahanan Tak Linier Atau Tahanan Kran ( Valve Resistor ) Yang Keduanya
Ihubungkan Secara Seri. Batas Atas Dan Batas Bawah Dari Tegangan Percikan Ditentukan
Oleh Tegangan Sistem Maksimum Dan Oleh Tingkat Isolasi Peralatan Yang Dilindungi.
Sebenarnya Rrester Ini Terdiri Dari Tiga Unsur, Yaitu Sela Api, Tahanan Non Linier Dan

Sistem Pengaturan Atau Pembagi Tegangan. ( Gradling System ).


Arrester Jenis Ini Dinamakan Valve Arrester, Sebab Impedansinya Dapat
Mengatur Sendiri Untuk Aliran Arus Dan Tegangan Terbatas. Perbadaan Utama Kedua
Type Expiltion Dan Valve Yaitu Untuk Valve Besarnya Arus Dibatasi Oleh Arrester Itu
Sendiri Dan Tidak Tergantung Pada Kapasitas Sistem. Sedangkan Tipe Expultion
Ditentukan Oleh Karakteristik Sistem, Dari Sini Terlihat Bahwa Arrester Type Valve
Mempunyai Tingkat Pengaman Yang Lebih Tinggi.
Arrester Jenis Ini Ummunya Dipakai Untuk Melindungi Alat-Alat Yang Mahal
Pada Rangkaian, Biasanya Dipakai Untuk Melindungi Trafo Daya. Arrester Katup Ini
Dibagi Menjadi Empat Jenis, Yaitu Sebagai Berikut. :
4.2.1

Arrester Katup Jenis Gardu

Pemakaiannya Secara Umum Pada Gardu Induk Besar Untuk Melindungi AlatAlat Yang Mahal Pada Rangkaian Mulai Dari 2,4-287 Kv.

Gambar 6. Arrester Katup Jenis Gardu


4.2.2

Arrester Katup Jenis Saluran


Arrester Jenis Saluran Lebih Murah Dari Arrester Gardu. Arrester Jenis
Saluran Ini Dipakai Pada Sistem Tegangan 15-69 Kv.

4.2.3

Arrester Katup Jenis Distribusi


Seperti Namanya Arrester Ini Digunakan Untuk Melindungi Transformator
Pada Saluran Distribusi. Arrester Jenis Ini Dipakai Pada Peralatan Dengan
Tegangan 120-750 Volt.

4.2.4

Arrester Katup Jenis Gardu Untuk Mesin Mesin


Arrester Jenis Gardu Ini Khusus Untuk Melindungi Mesin-Mesin Berputar.
Pemakaiannya Untuk Tegangan 2,4-15 Kv.

Prinsip Kerjanya Arrester Ini Terdiri Dari Dua Unsur Sela Api ( Spark Gap ) Dan
Tahanan Tak Linier Atau Tahanan Kran ( Valve Resistor ). Keduanya Dihubungkan Secara
Seri, Batas Atas Dan Bawah Dari Tegangan Percik Ditentukan Oleh Tegangan Sistem
Maksimum Dan Oleh Tingkat Isolasi Peralatan Yang Dilindungi. Seringkali Persoalan Ini
Dapat Dipecahkan Hanya Dengan Mengetrapkan Cara Cara Khusus Pengaturan Tegangan
( Voltage Control ) Oleh Karena Itu Sebenarnya Arrester Ini Terdiri Dari Tiga Unsur : Sela
Api, Tahanan Kran Atau Tahanan Katup Dan Sistem Pengaturan Atau Pembagian
Tegangan ( Granding Sistem ). Setelah Diutarakan Bila Persoalan Nya Hanya Tidak
Melindungi Isolasi Terhadap Bahaya Kerusakan Karena Gangguan Dengan Tidak
Memperdulikan Akibat Terhadap Pelayanan, Maka Cukup Dipakai Sela Batang Yang
Memungkinkan Terjadinya Percikan Pada Waktu Tegangan Dalam Keadaan Bahaya.
Dalam Hal Ini Tegangan Sistem Bolak Balik Akan Tetap Mempertahankan Busur
Api Sampai Pemutus Bebannya Dibuka Dengan Menyambung Sela Api Ini Dengan
Sebuah Tahanan, Maka Apinya Dapat Dipadamkan. Tetapibila Tahananya Mempunyai
Sebuah Harga Tetap, Maka Jatuh Tegangannya Menjadi Besar. Pengecilan Tahanan
Berlangsung Cepat Sekali Yaitu Selama Tegangan Lebih Mencapai Harga Puncaknya.
Tegangan Lebih Dalam Hal Ini Mengakibatkan Penurunan Drastis Dari Pada Tahanan
Sehingga Jatuh Tegangannya Dibatsi Meskipun Arusnya Besar.
4.3 Arrester Jenis Seng Oksida
Arrester Seng Oksida Yang Disebut Juga Metal Oxide Arrester (Moa) Merupakan
Arrester Yang Tidak Memiliki Sela Seri, Terdiri Dari Satu Atau Lebih Unit Yang Kedap
Udara, Yang Masing Masing Berisikan Blok-Blok Tahanan Katup Sebagai Elemen Aktif
Dari Arrester.
Pada Dasarnya Prinsip Kerja Arrester Ini Sama Dengan Arrester Katup. Karena
Arrester Ini Tidak Memiliki Tahanan Sela Seri, Maka Arrester Ini Sangat Bergantung
Pada Tahanan Yang Ada Dalam Arrester Itu Sendiri. Apabila Terkena Petir, Tahanan
Arrester Akan Langsung Turun Sehingga Menjadi Konduktor Dan Mengalir Petir Ke
Bumi. Namun Setelah Petir Lewat, Tahanan Kembali Naik Sehingga Bersifat Isolator.

Gambar 6 Arrester Seng Oksida Di Gardu Induk Sanur


5.

Prinsip Kerja Arrester

Pada Umumnya Prinsip Kerja Arrester Cukup Sederhana Yaitu Membentuk Jalan
Yang Mudah Dilalui Oleh Petir, Sehingga Tidak Timbul Tegangan Yang Lebih Tinggi Pada
Peralatan Listrik Lainnya. Pada Kondisi Kerja Yang Normal, Arrester Berlaku Sebagai
Isolasi Tetapi Bila Timbul Surja Akibat Adanya Petir Maka Arrester Akan Berlaku Sebagai
Konduktor Yang Berfungsi Melewatkan Aliran Arus Yang Tinggi Ke Tanah. Setelah
Tegangan Surja Itu Hilang Maka Arrester Harus Dengan Cepat Kembali Berlaku Sebagai
Isolator, Sehingga Pemutus Tenaga (Pmt) Tidak Sempat Membuka. Pada Kondisi Yang
Normal (Tidak Terkena Petir), Arus Bocor Arrester Tidak Boleh Melebihi 2 Ma. Apabila
Melebihi Angka Tersebut, Berarti Kemungkinan Besar Lightning Arrester Mengalami
Kerusakan.
Alat Pelindung Yang Paling Sempurna Adalah Arrester, Pada Pokoknya Arrester
Terdiri Dari Dua Unsur : Sela Api ( Spark Gap ) Dan Tahanan Tak Linier Atau Tahanan
Kran. Keduanya Dihubungkan Secara Seri Batas Atas Dan Batas Bawah Dari Tegangan
Percikan Ditentukan Oleh Tegangan Sistim Maksimum Dan Tingkat Isolasi Peralatan
Yang Dilindungi. Bila Persoalannya Hanya Melindungi Isolasi Terhadap Bahaya
Kerusakan Karena Gangguan Tidak Memperdulikan Akibatnya.
Dalam Hal Ini Tegangan Sistim Bolak Balik Akan Tetap Mempertahankan Busur
Api Sampai Pemutus Bebannya Dibuka. Dengan Menyambung Sela Api Ini Dengan
Sebuah Tahanan Mungkin Apinya Dapat Dipadamkan. Tetapi Bila Tahanannya
Mempunyai Sebuah Harga Tetap Maka Jatuh Tegangannya Menjadi Besar Sekali
Sehingga Maksud Untuk Meniadakan Tegangan Lebih Tidak Terlaksana.

Oleh Sebab Itu Dipakailah Tahanan Kran Yang Mempunyai Sifat Khusus Bahwa
Tahanannya Kecil Sekali Bila Tegangannya Dan Arusnya Besar. Proses Pengecilan
Tahanan Berlangsung Cepat Sekali Yaitu Selama Yaitu Selama Tegangan Lebih Mencapai
Harga Puncak Puncaknya, Tegangan Lebih Dalam Hal Ini Mengakibatkan Penurunan
Drastis Daripada Tahanan Sehingga Jatuh Tegangannya Dibatasi Meskipun Arusnya
Besar.

Gambar 7. Spark Gap


Bila Tegangan-Lebih Habis Dan Tegangan Normal Tinggal, Tahanannya Naik Lagi
Sehingga Arus Susulannya Ini Akhirnya Dimatikan Oleh Sela Api Pada Waktu Tegangan
Sistimnya Mencapai Titik Nol Yang Pertama Sehingga Alat Ini Bertindak Sbagai Sebuah
Keran Yang Menutup Arus. Dari Sini Didapatkan Nama Tahanan Kran. Karakteristik Arus
Tegangan Dari Tahanan Kran Pada Gambar 3

Gambar 8. Arus Tahanan Dari Tegangan Kran


Keterangan Gambar 3.6

= Arus Surja
= Arus Susulan
V

= Tegangan Dasar
= Tegangan Gagal Sela
= Tegangan Sisa

= Arus Menaik

= Arus Menurun

1,2

= Tahanan Linier

= Tahanan Tidak Linier

Pada Arrester Modern Pemadaman Arus Susulan Yang Cukup Besar ( 200-300 A)
Dilakukan Dengan Bantuan Medan Magnet. Dalam Hal Ini, Maka Baik Ampiltudo
Maupun Lamanya Arus Susulan Dapat Dikurangi Dan Pemadamannya Dapat Dilakukan
Sebelum Tegangan Sistem Mencapai Harga Nol.

6.

Karakteristik Lightning Arrester


Oleh Karena Arrester Dipakai Untuk Melindungi Peralatan Sistem Tenaga Listrik
Maka Perlu Diketahui Karakteristiknya Sehingga Arrester Dapat Digunakan Dengan Baik
Didalam Pemakaiannya. Arrester Mempumyai Tiga Karakteristik Dasar Yang Penting
Dalam Pemakainnya Yaitu :
1. Tegangan Rated 50 C/S Yang Tidak Boleh Dilampaui
2. Arrester Mempunyai Karakteristik Yang Dibatasi Oleh Tegangan (Voltage
Limiting) Bila Dilalui Oleh Berbagai Macam Arus Petir.
3. Batas Termis
Sebagaimana Diketahui Bahwa Arrester Adalah Suatu Peralatan Tegangan Yang
Mempunyai Tegangan Ratingnya. Maka Jelaslah Bahwa Arrester Tidak Boleh Dikenakan
Tegangan Yang Melebihi Tegangan Yang Melebihi Rating Ini, Baik Didalam Keadaan
Normal Maupun Dalam Keadaan Abnormal. Oleh Karena Itu Dalam Menjalankan
Fungsinya Ia Menanggung Tegangan Sistem Normal Dan Tegangan Lebih Transiens 50
C/S. Karakteristik Pembatasan Tegangan Impuls Dari Arrester Adalah Harga Yang Dapat
Di Tahan Oleh Terminal Ketika Melakukkan Arus Arus Tertentu Dan Harga Ini Berubah
Dengan Singkat Baik Sebelum Arus Mengalir Maupun Mulai Bekerja.
Untuk Batas Termis Ialah Kemampuan Untuk Mengalirkan Arus Surja Dalam Waktu
Yang Lama Atau Terjadi Berulang Ulang Tanpa Menaikkan Suhunya.Meskipun
Kemampuan Arrester Untuk Menyalurkan Arus Sudah Mencapai 65000 100.000
Ampere, Tetapi Kemampuannya Untuk Melakukan Surja Hubung Terutama Bila Saluran
Menjadi Panjang Dan Berisi Tenaga Besar Masih Rendah.
Maka Agar Tekanan Stress Pada Isolasi Dapat Dibuat Serendah Mungkin, Suatu
Sistem Perlindungan Tegangan Lebih Perlu Memenuhi Persyaratan Sebagai Berikut :
1. Dapat Melepas Tegangan Lebih Ketanah Tanpa Menyebabkan Hubung Singkat Ke
Tanah (Saturated Ground Fault)
2. Dapat Memutuskan Arus Susulan.
3. Mempunyai Tingkat Perlindungan (Protection Level) Yang Rendah, Artinya
Tegangan Percikan Sela Dan Tegangan Pelepasannya Rendah.
6.1.
Karakteristik Lightning Arrester Ideal
a. Pada Tegangan Sistem Yang Normal, Arrester Tidak Boleh Bekerja. Tegangan
Tembus Arrester Pada Frekuensi Jala-Jala Harus Lebih Tinggi Dari Tegangan Lebih
Maksimum Yang Mungkin Terjadi Pada Sistem.
b. Setiap Gelombang Transien Dengan Tegangan Puncak Yang Lebih Besar Dari
Tegangan Tembus Arrester Harus Mampu Mengerjakan Arrester Untuk Mengalirkan
Arus Ke Tanah.
c. Arrester Harus Mampu Mengalirkan Arus Surja Ke Tanah Tanpa Merusak Arrester
Itu Sendiri Dan Tanpa Menyebabkan Tegangan Pada Terminal Arrester Lebih Tinggi
Dari Tegangan Sistemnya Sendiri.

d. Arus Tidak Boleh Mengalir Ke Tanah Setelah Gangguan Teratasi. Arus Ini Harus
Dipotong Begitu Gangguan Teratasi Dan Tegangan Kembali Normal.
7. Pemasangan Arrester
7.1 Pemasangan Arrester Pada 150 Kv
Arrester Ditempatkan Sedekat Mungkin Dengan Peralatan Yang Dilindungi. Tetapi
Untuk Memperoleh Kawasan Perlindungan Yang Lebih Baik, Maka Ada Kalanya Arrester
Ditempatkan Dengan Jarak Tertentu Dengan Perlatan Yang Dilindungi. Jarak Arrester
Dengan Peralatan Yang Dilindungi Berpengaruh Terhadap Besarnya Tegangan Yang Tiba
Di Peralatan. Jika Jarak Arrester Terlalu Jauh, Maka Tegangan Yang Tiba Pada Peralatan
Dapat Melebihi Tegangan Yang Dapat Dipikulnya. Peralatan Masih Dapat Dilindungi
Dengan Baik Apabila Jarak Arrester Dengan Peralatan Masih Dalam Batas Yang Diijinkan.
7.1.1 Jarak Maksimum Arrester Dan Transformator Yang Dihubungkan Dengan
Saluran Udara
Perlindungan Yang Baik Diperoleh Jika Arrester Ditempatkan Sedekat Mungkin
Dengan Transformator. Tetapi, Dalam Kenyataannya, Arrester Harus Ditempatkan Dengan
Jarak Tertentu, Agar Perlindungan Dapat Berlangsung Dengan Baik.

Gambar 6 Jarak Tansformator Dan Arrester Sebesar S

Jika Arrester Dihubungkan Dengan Menggunakan Saluran Udara Terhadap Alat Yang
Diindungi, Maka Untuk Menetukan Jarak Yangbaik Antara Arrester Dengan Trafo,
Dinyatakandengan Persamaan (Ts. Hutahuruk, 1989:113).
Ep = Ea + 2 A S/V
Dengan:
Ep = Tingkat Isolasi Dasar Trafo (Kv)
Ea = Tegangan Pelepasan Arrester (Kv)
A = Kecuraman Gelombang (Kv/s)
S = Jarak Antara Arrester Dengan Transformator (M)
V = Kecepatan Merambat Gelombang (M/s)

7.1.2 Perhitungan Jarak Maksimum Arrester Dengan Peralatan Yang Dilindungi

Gambar 7 Single Line Pemasangan Arrester Pada Gi 150 Kv


Srondol

Dari Gambar Tersebut Serta Hasil Kerja Praktek Diketahui Bahwa:


La 1, Arrester Terpasang Pada Ujung Saluran Guna Melindungi Peralatan, Khususnya Pada
Bus Bar / Line
La 2, Arrester Terpasang Sebelum Trafo Tenaga (Apabila Dilihat Dari Ujung Saluran), Sebagai
Pengaman Khusus Trafo
Secara Umum Arrester Melindungi Peralatan-Peralatan Pada Gardu Induk Srondol
Terhadap Sambaran-Sambaran Petir. Arrester Ini Memiliki Jarak Maksimum Untuk
Melindungi Peralatan. Letak Dari Arrester Tersebut Tidak Boleh Lebih Dari Perhitungan
Jarak Yang Ada, Dengan Kata Lain Arrester Memiliki Cakupan Daerah Yang Terbatas.
Jadi Dengan Menggunakan Persamaan 1 Jarak Cakupan Arrester Yang Terdapat
Pada Gardu Induk Srondol Dapat Dihitung.
Dengan Nila-Nilai:
Ep = Ea + 2 A S/V
Ep = 650 Kv = Spln7 : 1978 Bagian 4
Ea = 460 Kv = Spln7 : 1978 Bagian 4
A = 1000 Kv/ S = Rekomendasi Iec
V = 300 M/ S = Kecepatan Cahaya

Maka:

Didapatkan Jarak Menurut Perhitunganantara Arrester Dengan Peralatan Adalah


28,5 Meter, Sedangkan Dalam Kenyataan Di Lapangan Jarak Antara Arrester Dengan
Peralatan Sejauh 25 Meter Untuk Arrester Yang Terpasang Pada Ujung Saluran, Dan 2
Meter Yang Terpasang Sebelum Trafo (Apabila Dilihat Dari Ujung Saluran), Sehingga
Pemasanganya Masih Di Bawah Harga Maksimum.
Untuk Jarak Perlindungan Ini Dapat Dikatakan Aman Bagi Peralatan. Untuk
Mendapatkan Perlindungan Yang Optimal, Maka Jarak Antara Arrester Dan Peralatan (S)
Harus Sekecil Mungkin Agar Ep Yang Didapatkan Tidak Melebihi Kekuatan Isolasi Alat
(Bil).
7.2 Pemasamngan Arrester 20 Kv
Lokasi Arrester Pada Saluran Kabel Tegangan Menengah (Sktm) Atau Saluran Kabel
Udara Tegangan Menengah (Skutm) Dimana Arrester Ditempatkan Sedekat Mungkin
Dengan Terminasi Kabel, Dimana Kawat Penghubung Arrester Dihubungkan Dengan
Pembumian Kabel Dan Dibumikan Langsung Dari Terminal Pembumian Arrester. Kawat
Penghubung Fase Dihubungkan Terlebih Dahulu Ke Terminal Arrester Sebelum
Dihubungkan Ke Terminasi Kabel.

7.3 Pemasangna Arrester 220 V

Tata Cara Instalasi Panel Listrik Sangat Mudah Namun Dibutuhkan Ketelitian Dan
Konsentrasi Langkah Pemasangan Panel Listrik Ialah Mempersiapkan Box Panelnya Di
Tempat Yang Telah Dipersiapkan. Pasang Busbar Arde Dan Netral Pada Tempat Yang
Telah Disediakan Di Box Panel Tesebut. Pasang Mcb Menurut Ukuran Penggunaan Dan
Jumlah Yang Diperlukan.
Selanjutnya Pasang Semua Kabel Grounding/Arde Pada Busbar Arde. Pasang Kabel
Netral Pada Busbar Nertral Yang Disediakan. Pasang Kabel Line /Positif Pada Mcb Disini
Hanya Perlu Diperhatikan Hitung Semua Perkiraan Pemakaian Listrik Ditiap Ruangan
Untuk Menentukan Besar Kecilnya Ampere Mcb. Setelah Itu Pasang Rel Kabel Atau
Penjamperan Mcb Dibagian Bawah Mcb. Jangan Lupa Memasang Main Switch Dengan
Tujuan Jika Ingin Memadamkan Semua Ruangan. Perlu Diingat Bahwa Panel Listrik
Rentan Sekali Dengan Kerusakan Jika Tidak Sering Diperiksa Secara Berkala.

Daftar Pustaka

1. Dyah, Susatyo, Pemakaian Dan Pemeliharaan Arresterpada Gardu Induk 150 Kv Srondol Pt.
Pln (Persero) P3b Jbregion Jawa Tengah Dan Diy Upt Semarang, Universitas Diponegoro
2. Hidayatulloh. Kemampuan Arester Untuk Pengaman Tranformator Pada Gardu Induk
Srondol 150 Kv, Univeritas Negeri Semarang
3. PT PLN. Pedoman Pemeliharaan Arrester Untuk Jaringan Distribusi 20 Kv Spln D5.006:
2013 PT PLN (Persero) No. 0769.K/Dir/2013
4. Rawan, Hiba. Analisa Implementasi Sistem Pengamanan Perangkat Catu Daya
Telekomunikasi Menggunakan Arrester Di Pt. Telkom Indonesia, Tbk Divisi Regional Ii
Area Network Tangerang , 1,2akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Jakarta
5. Universitas Mercubuana . Lightning Arrester . Jakarta

Anda mungkin juga menyukai