Trafo dengan isolasinya ini dapat dimodelkan sebagai rangkaian kapasitor yang
pararel dengan resistor.
Kapasitor yang sempurna apabila dicatu tegangan bolak balik maka arusnya akan
tertinggal sebesar 90 derajat terhadap tegangannya, tetapi karena adanya disipasi daya
(dimodelkan sebagai resistor R) maka beda sudut antara arus dan tegangannya lebih
kecil dari 90 derajat. Berikut ini diagram vektornya.
Berikut ini dijelaskan langkah langkah pelaksanaan pengujian dengan salah satu
alat uji yaitu alat uji tangen delta megger 2000.
1. Pasang kabel grounding ke peralatan dan pastikan sistem grounding telah benar.
2. Sambung peralatan dan kabel konektor sesuai dengan fungsi masing masing
3. Periksa dan pastikan semua kabel telah terpasang dengan baik.
4. Nyalakan tombol POWER ke posisi ON.
5. Periksa lampu open ground apakah masih menyala terus, yang berarti koneksi
ground perlu di check ulang
6. Setelah lampu ground padam, tekan menu pengukuran sesuai dengan konfigurasi
pada specimen yang akan diuji (GST, UST atau GST No Guard).
7. Tekan kedua safety lock dan posisikan potensio HV ke posisi minimum.
8. Tekan tombol HV ON (Warna putih).
9. Putar potensio HV sesuai dengan tegangan yang diinginkan (searah jarum jam).
10. Setelah tegangan sesuai dengan yang diinginkan, tekan tombol MEASURE,
tunggu beberapa saat hasil pengukuran akan terlihat pada display.
11. Hasil yang ada dapat disimpan atau langsung dicetak pada printer yang telah
disediakan.
12. Untuk mendownload kekomputer, dapat mempergunakan Data Key yang ada.
13. Data pada komputer dapat langsung dikonversi ke kodisi suhu 20C.
Setelah dilakukan pengujian catat hasil yang diperoleh pada blanko yang tersedia.
Untuk mengukur specimen dapat dilakukan perubahan pada mode pengukuran,
berikut ini mode yang dapat dipilih dengan injeksi tegangan tinggi disisi primer
(tegangan tinggi).
Tabel 1. Mode pengujian untuk trafo dua kumparan
Pada bushing terdapat fasilitas untuk pengujian tangen delta yaitu center tap,
berikut ini gambar rangkaian pengujian tangen delta untuk bushing.
Untuk pengujian bushing ini ada beberapa mode yang bisa digunakan antara lain :
Mode GST, pengukuran ini dilakukan dengan melepas bushing dari hubungan
dengan peralatan lain atau bushing harus diputus sambungan dengan kumparan
trafo. Pengukuran ini dilakukan dengan meng energize konduktor bushing dan
meng tanahkan flangenya. Temperature sekitarnya sangat besar pengaruhnya
terhadap nilai kapasitansi (power factor), sehingga perlu pembanding dengan hasil
ukur pada temperature tertentu (20 C).
Mode GSTg, pengukuran dengan mode GST dapat juga dilakukan dengan cara
memberi tegangan tertentu pada CT ( Center Tap ) dan input LV disambungkan
pada konduktor maka akan diketahui nilai GST (C2) yaitu bagian yang paling
dekat dengan flange dan bagian bawah terminal.
Mode UST, pengujian ini digunakan pada bushing yang tersambung dengan
beberapa peralatan lain yang berada didalam atau diluar trafo dimana
perlengkapan tersebut tidak berpengaruh terhadap tap kapasitansi, tap power
factor dan atau flange bushing yang dapat dipisahkan dengan tangki yang
diketanahkan.
Hot Collar, pengukuran ini sangat efektif untuk mengetahui lokasi keretakan pada
porcelain, pemburukan atau kontaminasi pada permukaan bushing seperti lapisan
tipis compound, cairan atau sisa compound yang menempel pada bushing. Berikut
ini rangkain pengujian dengan metode hot collar :
Rekomendasi dari Doble untuk pengujian Hot Collar ini adalah power dissipasi
kurang dari 0.1 watt dengan tegangan uji 10 kV, dan untuk pengujian beberapa
bushing yang setipe maka arus pengujian sama. Apabila diperoleh disipasi daya
naik maka mungkin terjadi kontaminasi pada bushing. Sedangkan bila arus
Berdasarkan literatur Doble untuk trafo baru dapat dinyatakan dalam kondisi baik
bila nilai hasil uji tangen delta kurang dari 0.5 % sedangkan trafo yang sudah
beroperasi berdasarkan standar ANSI C 57.12.90, interpretasi hasil uji tangen deltanya
sebagai berikut :
V.
Kasus khusus: Tangen Delta Negatif
Tangen delta negatif seringkali dianggap sebagai suatu hasil uji yang aneh.
Pengukuran negatif ini dapat terjadi dalam pengujian trafo atau bushing ketika
menggunakan mode UST atau GST-Guard. Fenomena ini dapat dijelaskan dengan
model matematika dan rangkaian listrik.
Dalam sebuah rangkaian paralel seperti pada gambar 7, setiap elemen (Z1 dan Z2)
mendapatkan tegangan yang sama dalam amplitudo dan fasanya. Sehingga arus hanya
bergantung pada impedansi elemen.
Pada rangkaian seri seperti ditunjukkan pada gambar 7, tegangan yang melintasi
setiap elemen dapat berbeda dalam amplitudo dan fasanya apabila kedua elemen
tersebut berbeda sifat dasarnya (resistor, kapasitor atau induktor). Tegangan melintasi
Z2 adalah V2 dan dalam fungsi dari 2 elemen Z1 dan Z2 .
Setiap impedansi elemen Z dapat terdiri dari komponen resistif R atau reaktif X
(induktansi Xl dan kapasitansi Xc) dan dapat diwakilkan dengan sebuah vektor dalam
diagram vektor, lihat gambar 8. Resistansi merupakan sebuah bilangan real dan sefasa
dengan tegangan. Kedua tipe komponen reaktif adalah suatu bilangan kompleks
dengan pergeseran fasa 90 derajat terhadap tegangan tetapi berlawanan diantaranya :
Apabila elemen lain ZG paralel dengan Z2 seperti terlihat dalam gambar 9 maka
tegangan V2 dan arus I2 dalam fungsi tiga elemen menjadi lebih kompleks seperti
yang diperlihatkan dalam persamaan 9.b dan 9.c. Bagaimanapun juga perbedaan
matematis satu-satunya dari model sebelumnya ialah term Z1Z2//Zg.
Pada sistem isolasi elemen Z1 dan Z2 umumnya kapasitif Xc, dan elemen Zg
(jalur paralel) umumnya resistif Rg. Gambar rangkaian dan persamaannya menjadi :
melintasi Xc2 benar-benar V2. Apabila V2 digunakan sebagai acuan maka arus
akan bernilai positif (r). Sehingga secara fisis tiada watt ( Watt Loss ) negatif
Hasil uji ini secara jelas menunjukkan bagaimana jalur paralel yang terbaca meter
mempengaruhi data uji isolasi : pada lokasi dan resistansi jalur paralel. Berdasarkan
lokasi, jalur paralel memiliki sebuah pengaruh yang minimum pada setiap ujung
(node 1 dan 11) dan suatu pengaruh maksimum pada pertengahan (node 6). Diantara 2
titik tersebut, faktor daya berubah sesuai dengan (Xc1Xc2/RG) seperti ditunjukkan
dalam gambar. Berkenaan dengan resistansi jalur paralel,menentukan tingkat
pengaruh : resistansi yang lebih rendah memiliki pengaruh yang lebih tinggi.
2. Pengukuran kapasitor.
Menggantungkan sebuah kapasitor di udara untuk pengujian seperti ditunjukkan
dalam gambar 13 dapat menghasilkan penurunan faktor daya.
Posisi gantung titik tengah membagi kapasitansi dalam 2 nilai setara yang
memaksimalkan term Xc1Xc2/RG. Lebih jauh ini merupakan suatu posisi yang ideal
untuk mendapatkan rugi daya negatif ketika penggantung menjadi lebih konduktif dan
terjadi efek kopling.
3. Pengukuran bushing.
Berikut ini hasil pengujian pada sebuah bushing yang diperoleh tangen delta
neagitf.
Konstruksi kumparan pembalut membagi sistem isolasi CHL dalam 3 bagian, lihat
gambar 15 :
1. CHa adalah isolasi dari konduktor kumparan tegangan tinggi ke permukaan isolasi
padat;
2. Ca adalah celah udara dari permukaan isolasi solid tegangan tinggi ke tegangan
rendah. Elemen ini memiliki rugi daya yang sangat rendah dan kapasitansi
terkecil, sehingga mendominasi rangkaian;
3. CLa adalah isolasi dari konduktor kumparan tegangan rendah ke permukaan
isolasi padat.
Ketika permukaan-permukaan isolasi padat terkontaminasi, contoh kondensasi
bercampur dengan kotoran, konduktivitas permukaan akan meningkat. Hal ini akan
menambah elemen keempat yang mana umumnya elemen-elemen resistif (RHg atau
RLg) dan memparalel rangkaian CHL ke ground.
Trafo ini memiliki 3 belitan (HV, LV dan Tersier) dan 2 lengan. Belitan LV dan
tersier secara fisis berada dalam lengan yang berbeda. Belitan HV terbagi dalam 2
disekeliling setiap lengan dalam jalan ketika uji CLT dilakukan, belitan HV menjadi
belitan pertengahan diantara belitan LV dan tersier seperti ditunjukkan dalam gambar
16. Konfigurasi ini menghasilkan rugi daya yang rendah atau faktor daya negatif
dalam uji UST.
Tindak lanjut apabila diperoleh hasil pengujian tangen delta negatif adalah :
1. Lakukan pengecekan ulang rangkaian uji (contoh kasus: pengujian di GITET
Mandirancan.)
2. Apabila rangkaian uji dan alat uji telah dicek, dan tidak ada masalah maka
kemungkinan penyebab timbulnya tan delta negatif antara lain :
a. Adanya kontaminasi diisolasi bersihkan isolasi, filter minyak isolasi.
b. Terjadi deteriorisasi isolasi, sehingga muncul jalur kebocoran pada isolasi.
Bila dibiarkan akan menimbulkan partial discharge dan dapat
menyebabkan kerusakan permanen pada peralatan.
Transformator daya mempunyai satu kumparan (auto trafo), dua kumparan, tiga
kumparan atau lebih. Pengukuran dimulai dengan menghubung singkat terminal
bushing secara baik dan terbebas dari benda apa saja yang menempel pada bushing.
Untuk lebih jelasnya diperhatikan keneksi alat tan del dengan obyek yang akan
diukur.
6. Transformator dua kumparan.
Tegangan Uji pada sisi HV maka notasinya adalah dimulai dengan huruf H sebagai
sisi tegangan tinggi dan huruf L sebagai sisi tegangan sekunder (low voltage) dan
huruf T untuk sisi tertier.
Cara mengukur CH+CHL ( GST-Ground )
1.
Dimana terukur pada alat tandel adalah penjumlahan arus bocor dari kumparan
LV dan arus yang melewati koneksi ground.
2.
3.
Jika sudah selesai pada sisi HV dilanjutkan pada sisi LV dmana notasi dimulai dengan
huruf L.
4.
Dimana terukur pada alat tandel adalah penjumlahan arus bocor dari kumparan
HV dan arus yang melewati koneksi ground.
5.
6.
Arus yang diukur hanya arus dari LV yang melalui grounding sedangkan
arus yang melalui HV dan TV di guard.
Sebagai auto trafo atau trafo hemat hanya mempunyai satu kumparan
dengan sadapan di kumparan menjadi seperti trafo dengan dua atau tiga
tegangan yang berbeda.
Pengukuran tangen delta pada auto trafo setelah bushing bebas dari
konduktor maka dihubung singkat HV+LV+N0 juga tertier TV.
Pada saat tegangan uji disambungkan ke sisi HV maka mode
pengukurannya adalah sbb:
A. Cara pengujian CH (GSTg)
Yang diukur adalah arus dari HV+LV ke ground dan sisi TV di
sambung ke Guard.
Arus Excitasi:
adalah arus rms yang disuplai ke transformator dengan sumber listrik pada
frekuensi tertentu yang diperlukan untuk membangun tegangan tertentu di
terminal tertentu dari transformator sementara tidak ada arus beban
mengalir ke setiap gulungan dari transformator
Definisi yang lebih umum adalah arus yang mengalir ketika transformator
diberi energi dengan sumber tegangan ac di bawah kondisi tanpa beban.
Ukuran saat bertegangan dapat disebut sebagai kerugian tanpa beban dan
uji eksitasi saat ini, tes saat menarik atau tes sirkuit terbuka, masingmasing didefinisikan di bawah.
Arus excitasi menciptakan fluks magnet di inti, dan fluks pada gilirannya
menginduksi tegangan di kumparan berupa energi yang melawan tegangan
yang diinduksikan. Akibatnya, arus excitasi kecil, biasanya hanya
beberapa persen dari nilai arus dari lilitan beban. Arus excitasi dari
transformator terdiri dari tiga komponen :
1. Bagian magnet (Im) diperlukan untuk membangun medan
magnet dalam inti transformator. Hal ini sering disebut sebagai
arus magnetizing.
2. Sebuah bagian resistif (Ir) diminta untuk menyediakan semua
kerugian dalam transformator tanpa beban.
3. Bagian kapasitif (Ic) diperlukan untuk membangun medan
listrik dalam isolasi transformator.
Komponen-komponen ini didefinisikan di bawah ini dan dibahas lebih
lanjut dalam pembahasan parameter rangkaian ekuivalen.
Uji kondisi tanpa beban (no load) dan uji arus eksitasi:
Tes ini biasanya digunakan di pabrik untuk tujuan kontrol kualitas. Uji
eksitasi Transformator dengan tegangan nominal tiga fasa pada frekuensi
pengenal. Instrumen biasanya ditempatkan di sisi tegangan rendah (LV)
dengan kumparan lain terbuka tanpa beban. Nilai arus kerugian dan watt
diukur. Diukur adalah arus eksitasi yang dinyatakan sebagai persen nilai
arus pada basis KVA ditentukan. Pengukuran ini dilakukan pada posisi
nominal detc dan posisi netral dari LTC, jika ada.
Uji arus Excitasi:
Ini adalah tes phase-tunggal yang diperkenalkan di Amerika Utara sebagai
alat diagnostik pada tahun 1967 dan proses ini sudah menjadi bagian dari
tes isolasi standar di lapangan. Tahap uji coba Single-excitasi sangat
berguna dalam menemukan masalah seperti cacat dalam struktur inti
magnetik, kegagalan isolasi sehingga terjadi turn-to-turn short, atau
masalah pada perangkat tap sadapan. Kondisi ini mengakibatkan
perubahan relucktansi efektif dari sirkuit magnetik, yang dapat berdampak
pada saat ini diperlukan untuk membangkitkan fluks pada inti besi.
Uji Excitasi dengan cara pengukuran sederhana sehingga arus dan watt
losses setiap phase, dari terminal sisi tegangan tinggi transformator,
dengan dari terminal gulungan lain dibiarkan mengambang (dengan
pengecualian ground netral). Pengukuran lapangan dilakukan pada nilai
frekuensi dan biasanya dibuat pada tegangan hingga 10 kV. Transformator
Tiga fase diuji dengan menggunakan tegangan tes bertahap dan bergantian
pada phase satu per satu.
Pada saat ukur arus excitasi alatnya selalu trip (over current) untuk setiap
fasa maka berdasarkan pengalaman dari DOBLE menjelaskan:
V. SURGE ARRESTER
Tujuan :
Pengukuran rugia-daya adalah satu metoda mengevaluasi integritas dari satu LA
(lighning Arrester) dan pencegahan potensial bahaya kegagalan. Test ini
mengungkapkan kondisi akibat operasional dan lingkungan pada LA yg dapat
mempengaruhi syarat-syarat fungsi LA tsb, seperti: kehadiran embun, deposit garam,
karat, porselin retak, terbukanya resistor paralel, unsur-unsur pengionisasi awal yg
mengakibatkan cacat, dan rusaknya gap.
Prosedur pengujian
Selalu amati keselamatan ketika melakukan test. Pengujian Faktor daya adalah sangat
dipengaruhi kondisi cuaca. walau demikian Test LA harus dapat dilakukan pada
kondisi kapanpun tetapi memungkinkan. bersihkan isolator sehingga tidak ada sesuatu
yang mempengaruhi hasil atau proses pengukuran. pengukuran terhadap LA harus
selalu dilakukan tegangan yang sama dengan tegangan operasi atau pada tegangan
Prosedur Pengujian.
Untuk semua pengujian faktor daya, lebih banyak informasi merekam pada saat
dilakukannya pengujian akan memastikan perbandingan terbaik [dari] hasil di test
rutin yang berikutnya. Data pengujian harus dibandingkan dengan pabrik atau data
papan nama jika tersedia. Jika tidak ada data adalah tersedia, membandingkan hasil
percobaan ke/pada test utama/lebih dulu di atas/terhadap penangkap dan hasil sama
test serupa di atas/terhadap penangkap serupa. Informasi tambahan berikut harus
direkam di atas/terhadap formulir/bentuk pengujian.
Catatan aktual tegangan pengujian, arus, watts, faktor daya dan kapasitansi.
Mengoreksi arus dan watts kepada satu tegangan pengujian yang standar
2.5kV atau 10kV.
Suhu lingkungan catatan dan kelembaban relatif serta satu indikasi umum
kondisi cuaca pada saat dilakukannya test.
Berdasarkan referensi LA bahwa kerugian dapat diukur dengan mode UST mungkin
saja lebih rendah jika LA diuji mode GST hal karena bocor arus tidak mempengaruhi
hasil pengukuran mode UST.
Lebih tinggi dari kerugian normal bisa terjadi karena kotoran atau embun di dalam
dan permukaan luar porselin, porselin retak/pecah, deposito garam dan pencemaran
secara umum. Lebih rendah dari kerugian normal bisa menjadi indikasi berubahnya
nilai resistor atau unsur-unsur mengionisasi sehingga terjadi cacat pada komponen LA
tsb. Kerugian arrester sangat dipengaruhi factor
Tegangan Uji.
Rangkaian Uji.
LA terdiri satu unit dan dua unit.
Terminal
dibuka
Mode Uji
untuk instalasi multi-unit, unit individual harus discharge dulu setiap unit secara terpisah
sebelum koneksi pengujian adalah membuat.
5. Lepaskan koneksi ke terminal dari kapasitor sebagaimana diperlukan.
6. Meneruskan koneksi pengujian dan ukur sebagai mana diuraikan di bawah.
7. Unit dengan terminal POTential dapat diakses adalah secara umum ditandai oleh
satu terminal terbuka diisi basebox.
Test Number 1
Dalam beberapa peristiwa mungkin saja lebih menyenangkan untuk memutuskan terminal
(setelah ditanahkan) dari instalasi unit-tunggal. Di/dalam contoh (instance) itu, test mungkin
saja dibuat sebagai berikut:
Combine CT-PT.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
IV. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan :
Pengujian tangen delta dapat digunakan untuk mengetahui proses pemburukan
isolasi.
Untuk mengetahui terjadinya kerusakan mekanik pada bushing (retakan) dapat
dilakukan pengujian hot collar.
Tangen delta negatif karena adanya jalur bocor dari isolasi keground.
Kebocoran ini dapat disebabkan kesalahan prosedur, kontaminasi pada isolasi atau
pemburukan isolasi.
IV. Pustaka
Tim penyusun buku O&M Trafo, Panduan pemeliharaan trafo tenaga, 2003.
Herpekik Hargono, Pengujian tangen delta bushing.
Herpekik Hargono, Pengujian tangen delta trafo.
Long Pong, Review negative power factor test result and case study analysis.
Doble engineering company. 2005
Tim penyusun IK, Instruksi kerja pengujian tangen delta dengan megger 2000.
2007