DAFTAR ISI
8.2.1 Pengindera Noktah panas (Thermovisi merek Flir P640) ......................... 167
8.2.2 Dissolved gas analysis (DGA)................................................................... 167
8.2.3 Oil Quality Test ......................................................................................... 168
1.3 Shutdown Testing / Measurement ..................................................................... 168
8.3.1 Tahanan Isolasi .......................................................................................... 168
8.3.2 Tangen Delta.............................................................................................. 168
8.3.3 Tahanan DC ............................................................................................... 168
8.3.4 Relai Bucholz ............................................................................................ 168
8.3.5 Relai Jansen ............................................................................................... 168
8.3.6 Relai Sudden Pressure ............................................................................... 169
8.3.7 Thermometer suhu trafo ............................................................................ 169
8.3.8 Motor Kipas trafo ...................................................................................... 169
8.3.9 Tahanan NGR ............................................................................................ 169
1. TEORI LISTRIK
Tegangan listrik atau potensial listrik pada suatu titik adalah besar usaha
yang di perlukan untuk memindahkan muatan dari suatu titik di jauh
takterhingga ke titik tersebut persatuan muatan yang di pindahkan tersebut.
W
V = volt
Q
V adalah besar tegangan listrik atau potensial listrik, yang dalam praktek
sehari hari hanya di sebut tegangan, dengan satuan Joule/Coulomb atau
Volt.
W adalah besar usaha yang diperlukan untuk memindahkan muatan listrik
dengan satuan Joule.
Q adalah besar muatan yang di pindahkan, dengan satuan Coulomb.
Tegangan listrik pada suatu titik dikatakan satu Volt, jika usaha yang di
perlukan untuk memindahkan muatan satu coulomb dari jauh takterhingga
ke titik tersebut diperlukan usaha sebesar satu joule.
Yang dimaksud titik jauh takterhingga adalah titik ditempat yang tidak ada
pengaruh medan listriknya.
Beda tegangan atau beda potensial antara dua titik adalah beda besar
tegangan antara titik yang satu dengan yang lain.
Beda tegangan antara titik A dan titik B di katakan satu Volt, jika usaha
yang diperlukan untuk memindahkan muatan satu coulomb dari titik A ke
titik B diperlukan tenaga satu Joule.
∆V = VA − VB
atau 110 Volt DC (yang di peroleh dari suplay DC berupa susunan batere
dengan dilengkapi DC Charger).
Untuk tegangan AC di PLN adalah : 220/380 Volt, 20 kV, 70 kV, 150 kV dan
500 kV.
Tegangan searah adalah tegangan listrik yang besar dan arahnya tetap.
Tegangan searah ini dibangkitkan oleh generator arus searah atau oleh
batere.
Tegangan bolak balik adalah tegangan listrik yang besar dan arahnya
selalu berubah, membentuk gelombang sinusoida.
Vm
Veff =
2
1.4 Beban
Jika pada sumber tegangan listrik dihubungkan dengan beban listrik, maka
akan mengalir arus listrik dalam rangkaian listrik tersebut. Besar arus listrik
tersebut tergantung pada besar tegangan dan besar beban yang terhubung
pada rangkaian.
Jika sumber tegangannya adalah tegangan searah, maka arus yang
mengalir pada rangkaian tersebut adalah arus searah dan beban yang
mempengaruhi rangkaian arus searah tersebut adalah beban resistif yaitu
daya watt.
Arus listrik adalah perpindahan muatan listrik. Kuat arus listrik adalah
banyaknya muatan listrik yang berpindah setiap detik, dengan satuan
Coulomb per detik atau Amper.
Kuat arus listrik dikatakan satu amper jika jumlah muatan yang
dipindahkannya sebesar satu coulomb tiap detik.
Q
i =
t
Arus efektif adalah besar arus bolak balik yang setara dengan besar arus
searah yang menghasilkan energi yang sama jika dialirkan pada suatu
tahanan R dengan waktu tertentu. Dalam kondisi normal, alat alat ukur
listrik arus bolak balik di instalasi tenaga listrik di desain untuk mengukur
harga effektifnya.
Im
Ieff =
2
Ieff = arus effektif
Im = arus maksimum
i = arus sesaat
Rangkaian listrik terdiri dari tiga kompoen pokok yaitu : sumber tegangan,
beban dan rangkaian penghubung.
Untuk mengetahui besaran besaran listrik dalam rangkaian, dapat dihitung
menggunakan hukum ohm maupun hukum kirchoff.
Contoh.
Jika tahanan sebesar 200 Ohm dihubungkan pada batere dengan
tegangan 24 Volt, berapa arus yang mengalir dalam rangkaian
tersebut?
Jawab:
24
I = = 0,12 Amper
200
Menurut hukum I kirchoff, arus yang masuk dan arus yang keluar
pada suatu titik adalah sama.
∑I = 0 atau I1 + I 2 + I 3 + . . . + In = 0
Contoh:
Jika arus yang keluar dari feeder 1, sampai feeder 5 masing masing
adalah : 75 Amper, 125 Amper, 150 Amper, 100 Amper dan 50
Amper, yang dipasok dari transformator tenaga 30 MVA, 150 kV/20
kV, berapa berar arus yang di pasok dari sisi incoming trafo, jika
faktor daya beban masing masing feeder adalah sama.
Jawab.
Beban Resistif
Z = R + j0
|Z|=R
∠ϕ = 0
Z = |Z|∠0
Arus yang mengalir dalam rangkaian beban resistif akan sefasa dengan
tegangannya seperti pada persamaan dibawah ini.
V V∠0
I= = = I ∠0
Z R∠0
jX
I V
Z = R + j ω L = 0 + j XL = 0 + j 2π f L
| Z | = √ ( R2 + XL2 ) = XL
XL
∠ϕ = INV tan = 90 0 = j
R
Z = | Z | ∠ϕ = XL ∠900 = j XL
V V∠0
I= = = I ∠ −ϕ = − j I
Z Z ∠ϕ
j XL
-jIL
Beban Kapasitip
1 1
Z = R − j ω C = R − j XC = R − j =0− j
2πfC 2πfC
| Z | = √ ( R2 + XC2 ) = XC
XC
∠ϕ = INV tan = - 900 = -j
R
Z = | Z | ∠- ϕ = XC ∠- 900 = - j XC
V V∠0
I= = = I ∠ϕ = j I
Z Z ∠ −ϕ
j Ic
- j XC
Rangkaian R-L-C
V V∠0
I= = = I ∠ −ϕ
Z Z ∠ϕ
ϕ
V
-ϕ
I
-j
Daya dalam rangkaian arus bolak balik ada tiga macam, yaitu:
Daya aktip
Daya reaktip
Daya Semu
Simbol daya reaktip adalah Q dan satuannya adalah Volt Amper Reaktip
(VAR).
Daya Semu merupakan gabungan, penjumlahan daya aktip dan daya
reaktip secara vektor.
Simbol daya reaktip adalah S dan satuannya adalah Volt Amper (VA).
Segitiga Daya. Merupahan segitiga yang menggambarkan hubungan
antara daya aktip, daya reaktip dan daya semu, seperti pada gambar
dibawah ini.
S
Q
ϕ
S = P +jQ
|S| = √ ( P 2 + Q 2 )
P
Faktor daya = cos ϕ =
S
Contoh :
Berapa daya aktip, daya reaktip dan daya semu untuk rangkaian listrik
dengan impedansi rangkaian Z = ( 40 + j 30 ) Ohm yang dipasok tegangan
220 Volt ac.
Jawab.
|Z| = = √ ( 40 2 + 30 2 ) = 50 Ohm
30
∠ϕ = INV tan = 36,87 0
40
Cos ϕ = 0,8 dan sin ϕ = 0,6
V V∠0 220∠0
I= = = = 4,4 ∠ − 36,87° Amper
Z Z ∠ϕ 50 ∠36,87°
Sistem arus bolak balik, dapat berupa sistem 1 fasa maupun system 3 fasa.
Sistem arus bolak balik di PLN adalah sistem 3 fasa, meskipun pelanggannya
pelanggan 1 fasa, namun di pasok dari sistem 3 fasa.
Beban dalam sistem 3 fasa di buat seimbang. Namun dalam kenyataannya
untuk system distribusi Tegangan rendah bebannya tidak seimbang,
sehubungan umumnya beban pelanggan adalah beban 1 fasa.
Daya pada masing masing fasa juga sama sehingga daya 3 fasa
yang merupakan jumlah ketiga fasanya menjadi dama dengan 3 kali
daya 1 fasanya.
VRN
VTR VRS
0 0
120 120
1200
VST
VTN VSN
ZR
IR
VR
ZS
IS
VS
ZT
IT
VT
IN
VRN, VSN, VTN adalah tegangan fasa netral fasa R, fasa S dan
fasa T, yang selanjutnya ditulis VR untuk tegangan fasa netral pada
fasa R, VS untuk tegangan fasa netral pada fasa S dan VT untuk
tegangan fasa netral pada fasa T.
VR = VR ∠ 0
VS = VR ∠ -1200
VT = VR ∠1200 = VR ∠-2400
VR= VS= VT
VRS , VST, VTR adalah tegangan fasa fasa untuk fasa R-S, fasa
fasa untuk S-T dan fasa fasa untuk S-T
Vfasa − fasa
S 3 fasa = 3 x VRx IR= 3 x x I fasa
3
= √3 x V fasa-fasa x I fasa
= √3 x V fasa-fasa x I line
VR VS VT
IR = IS = IT =
ZR ZS ZT
IN = IR + Is + IT = 0
VR = VR ∠ 0
VS = VR ∠ -1200
VT = VR ∠1200 = VR ∠-2400
VR= VS= VT
VR VS VT
IR = IS = IT =
ZR ZS ZT
IN = IR + Is + IT ≠ 0
P3fasa=VRxIRcosϕR+VSxIScosϕS+VTxITcosϕT
Q3fasa=VRxIRsinϕR+VSxISsinϕS+VTxITsinϕT
Contoh :
30
ZR = ZS = ZT = √(402 + 302) ∠inv tan
40
= 50 ∠36,870 Ohm
VR 220∠0
IR = = = 4,44∠ − 36,87° Amper = 4,44(cos− 36,87° + j sin − 36,87°) Amp
ZR 50∠36,87°
= 4,44 (0,8 - j0,6) Amper
= ( 3,552 - j 2,664 ) Amper
VS 220∠ − 120°
IS = = = 4,44∠ − 156,87° = 4,44(cos− 156,87° + j sin − 156,87°) Amper
ZS 50∠36,87
= 4,44(-0,9196-j 0,393)
= - 4,083 – j 1,744 Amper
VT 220∠120°
IT = = = 4,44∠83,13° = 4,44(cos 83,13° + j sin 83,13°) Amper
ZT 50∠36,87
= 4,44 (0,309 + j 0,951)
= 0,531 + j 4,408 Amper
Jawaban 2:
30
ZR = √(402 + 302) ∠inv tan
40
= 50 ∠36,870 Ohm
0
ZS = √(502 + 02) ∠inv tan
50
= 50 ∠00 Ohm
100
ZR = √(02 + 1002) ∠inv tan
0
= 100 ∠900 Ohm
VR 220∠0
IR = = = 4,44∠ − 36,87° Amper = 4,44(cos− 36,87° + j sin − 36,87°) Amp
ZR 50∠36,87°
= 4,44 (0,8 - j0,6) Amper
= ( 3,552 - j 2,664 ) Amper
VS 220∠ − 120°
IS = = = 4,44∠ − 120° = 4,44(cos− 120° + j sin − 120°) Amper
ZS 50∠0
= 4,44(-0,5-j 0,866)
= (- 2,22 – j 3,845 )Amper
VT 220∠120°
IT = = = 2,22∠30° = 2,22(cos 30° + j sin 30°) Amper
ZT 100∠90
= 2,22 (0,866 + j 0,5)
= (1,923 + j 1,11) Amper
S3fasa = SR + SS + ST
= 774,4 + j 580,8 + 968 + j 0 + 0 + j 488,4 VA
= 1742.4 + j 1069,2 VA
= 2044,3 ∠31,50 VA
2. BAHAN LISTRIK
2.1.1 Tujuan
Penyekatan listrik dimaksudkan agar arus listrik tidak dapat mengalir
jika bahan penyekat tersebut diberi tegangan listrik.Untuk
memenuhi tujuan tersebut diperlukan bahan yang cocok. Selain
harus memenuhi tujuan pokok sebagai penyekat listrik diperlukan
juga syarat lainya yaitu :
6 H 180
7 C 180 keatas
1. Kelas Y
Bahan berserat organis (kertas,karton,katun,sutera dan sebaginya
yang tidak dicelup dalam bahan pernis atau bahan celup
lainnya,termasuk bahan termoplastik yang dapat menjadi lunak pada
suhu rendah.
2. Kelas A
Bahan berserat klas Y yang telah dicelup dalam pernis atau kompon
yang terendam dalam cairan dielektrikum. Bahan-bahan ini ialah:
Katun sutera dan kertas yang telah dicelup Termasuk kawat email
(enamel) yang terlapis damar polyamide.
3. Kelas E
Penyekat kawat enamel yang memakai bahan pengikat polyvinilformal
polyurethane dan damar epoxy dan bahan penyikat lain dengan bahan
pengisi selulose, pertinax, dan tekstolit, film triacetatae,filem dan serat
polyethylene terephthalate .
4. Kelas B
Bahan bukan organik (mika,gelas,fiber ,asbes) dicelup atau direkat
menjadi satu dengan pernis atau kompon,biasanya tahan
panas(dengan dasar minyak pengering ,bitumen, sirlak, bakelit dan
sebagainya).
5. Kelas F
Bahan bukan organik dicelup atau direkat menjadi satu dengan
episode polyurethane atau pernis yang tahan panas tinggi.
6. Kelas H
Semua bahan dengan komposisi dengan bahan dasar mika asbes dan
gelas fiber dicelup dalam silikon dan tidak mengandung bahan organis
(kertas,kartun ) Dalam kelas ini juga termasuk karet silikon.
7. Kelas C
Bahan bukan –organik yang tidak dicelup dan tidak terikat dengan zat-
zat organik misalnya : mika mikanit yang tahan panas ,mikalek
2.1.3.3. Asbes
Asbes merupakan bahan yang berserat ,tidak kuat dan mudah
putus. Sebagai bahan penyekat listrik sebenarnya kurang baik.
Tetapi asbes mempunyai keistimewaan yaitu tidak dapat
terbakar.,tahan panas tinggi.Asbes selain sebagi isolasi juga sebagai
penyekat panas.Umumnya digunakan sebagai penyekat listrik
tegangan rendah.Pemakaian
nya asbes dipintal menjadi benang besar,hal ini untuk mendapatkan
kuat mekanis yang lebih baik.Mengingat asbes tahan panas maka
banyak digunakan dalam penyekat peralatan rumah tangga misalnya
: kompor listrik,setrika,alat pemanas.
2.1.3.4. Mikanit
Mikanit adalah mika yang telah mendapat perubahan bentuk
maupun susunan bahannya .Jadi mikanit adalah mika yang telah
dirubah sesuai kebutuhan pemakaiannya. Karena dibutuhkan
2.1.3.6. Mikafolium
Semacam mikanit dan sebagai bahan digunakan mika yang
ditaburkan diatas lapisan kertas tipis dengan perekat pernis dan
bahan perekat lainnya. Kertas dipakai sebagai penguatnya.
Mikafolium mudah dibengkokan dengan dipanasi. Bahan ini
umumnya digunakan untuk membungkus kawat atau batang lilitan
sebagai perekat pada mesin listrik tegangan tinggi.
2.1.3.7. Mikalek
Digunakan gelas dan plastik sebagi bahan dasar.Bubuk mika
merupakan bahan pengisi ditambah perekat pernis.Pengepresan
cetakan dibutuhkan suhu yang cukup tinggi untuk melunakan gelas.
Mikalek merupakan bahan penyekat yang baik ,tahan panas tinggi
dan tidak menyerap air. Kekuatan mekaniknya tinggi. Karena
sifatnya banyak digunakan pada penyearah arus logam (air raksa)
peralatan radio dan tenaga listrik.
2.1.3.10. Benang
Kapas mempunyai serat yang panjang ,sehingga dapat dipintal .
Dalam bidang listrik ,benang dipakai sebagai penyekat dan pengikat.
Penyekatan dilakukan oleh pabrik atau bengkel pada waktu reparasi.
2.1.3.11. Tekstil
Dari benang ditenun menjadi kain dan pita dengan berbagai ukuran
dan warna serta kualitasnya. Dengan menenun benang menjadi
tekstil dimaksudkan memperoleh bahan penyekat yang lebih
baik.Kecuali dari tekstil ada yang dibuat dari tumbuhan yang disebut
linen (lena). Dari benang sutera juga ditenun menjadi tekstil dikenal
sebagai pita yakonet.
2.1.3.12. Kertas
Bahan dasar kertas adalah selulose. Bahan tersebut adalah zat sel
tumbuhan yang terdapat antara kulit dan batangnya.Selulose ini
berserat,fleksibel ,lunak dan menyerap air. Bahan pembuat kertas
ini dari kayu,merang,rami atau majun.Untuk menjadi kertas ditambah
dengan bahan lainya misalnya pulp.Pulp adalah bahan selulosa
yang sudah dimasak.Selulosa dari kayu perlu dimurnikan karena
masih mengandung zat yang merugikan misalnya lignin, damar
,getah dan garam. Sebagai bahan penyekat hal yang merugikan
ialah bahwa kertas sangat menyerap cairan.Untuk mengatasinya
kertas dilapis dengan lak penyekat. Penggunaan keretas untuk
penyekat ialah : pembalut kawat,kumparan dan kabel serta
kapasitor.
2.1.3.13. Prespan
Bahan dasrnya kertas ,dan sifatnya berbeda. Diabndingkan dengan
kertas prespan lebih padat,dan kurang menyerap air.Padat karena
pembuatannya ditekan dengan tekanan tinggi, mudah dibengkokan
sehingga banyak digunakan sebagai penyekat alur stator,rotor,mesin
listrik dan transformator.
Prespan umumnya dalam bentuk lembarandengan tebal 0,1 sd 5mm
.Warna kekuningan ,abu-abu coklat muda. Karena sifatnya masih
menyerap air ,maka perlu dilapisi lak penyekat.
2.1.3.14. Kayu
Kayu dapat digunakan sebagai bahan penyekat misalnya untuk tiang
listrik.sekarang kayu sudah banyak diganti dengan besi,beton dan
bahan sintetis lainnya. Kecuali menyerap air,kayu dapat rusak
terkena rayap dan serangga yang lain. Supaya tahan lama kayu
harus diawetkan dan dipanaskan.Untuk menghilangkan
hama,serangga digunakan obat antiseptik dan dilumasi dengan anti
pyrine agar tidak mudah terbakar
Keramik
Dalam teknik listrik banyak dipakai sebagai bahan penyekat .
Keramik didapat dari bahan galian melalui proses pemanasan
menjadi barang keramik. Barang keramik yang dipakai untuk
penyekat listrik tidak sama dengan persyratannya dengan keramik
sebagai bahan kelontong. Untuk keperluan teknik listrik harus
mempunayi daya sekat yang kuat dan dapat menahan gaya mekanik
yang besar.Untuk kebutuhan tersebut dibuat porselin dan steatit.
a. Steatit
Bagian dalam dari kontak tusuk umumnya mengunakan bahan
steatit. Steatit digaunakan juga sebgai penyekat kawat penghubung
yang fleksibel dan letaknya berdekatan dengan alat pemanas
listrik,bumbung penerus,kompor listrik dan seterika listrik. Bahan ini
mempunyai sifat istimewa terhadap frekuensi tinggi sehingga banyak
digunakan untuk teknik radio.
b.Porselin
Porselin merupakan bahan listrik yang banyak digunakan dalm
teknik listrik karena sifat mekaniknya yang besar dan isolasi yang
kuat. Bahan baku porselin adalah tanah porselin dicampur dengan
kwarsa dan veldspat.Masing-masing digiling dalam keadaan basah
diaduk ,dikeringkan dan digiling lagi.Serbuk yang kering ini dibasahi
,diaduk sehingga menjadi seperti bubur kental,yang dapat diremas.
Untuk mendapatkan permukaan yang halus dan mengkilat maka
barang tersebut dicelup dalam masa porselin,dipanaskan dalam
dapur dengan suhu mancapai 1400 sd 1500 derajat
Celcius.Porselin mempunyai daya sekat yang tinggi dan kuat
mekanik yang besar.Air tidak dapak masuk kedalam karena
permukaannya dilapisi email .Tetapi juga ada kelemahannya yaitu
pembuatannya sulit karena selama menjalani proses mengalami
perubahan bentuk ,sehingga sulit membuat ukuran yang tepat.
c. Plastik
Menurut paduannya ada bermacam-macam bahan
plastik,diantaranya bakelit.Plastik umumnya merupakan paduan dari
dua bahan yaitu bahan perekat dan bitumen.Ada dua jenis plastik
yaitu:
a.Thermoplastik,bahan ini pada 60 ° C sudah lunak.Pemanasan
sampai mencair tidak akan merubah strukturnya.
b.Thermosetting plastik ,Barang ini setelah mengalami proses
pencairan dan dicetak menjadi barang akan mengalami struktur
kimiawi,hingga tidak dapat lunak lagi walaupun dipanaskan.
b.Mika.
Sebagai bahan pengisi bahan plastik tahan panas yang tinggi
sehingga banyak dipakai pada teknik listrik.
c.Alpha selulose.
Menambah daya lentur dan daya tahan terhadap tumbukan.Sangat
baik untuk pembuatan plastik bening.
d.Asbes
Bahan pengisi ini dapat mempertinggi daya penyekatan dan
mempertinggi daya ketahanan terhadap panas dan api.
e.Grafit.
Memberi sifat melumas sendiri,sehingga baik sekali untuk
pembuatan alat mesin yang selalu mengalami gesekan misalnya
bantalan untuk mesin beban ringan.
f.Kanvas
Kanvas membuat bahan menjadi sedikit elastis,digunakan untuk
membuat roda gigi yang tak berbunyi.
Getah karet dikumpulkan dalam bejana yang dibuat dari beton dan
dicampur dengan cuka. Karet dapat dilarutkan dalan
bensol,bensin,dan asam belerang tetapi didalm air dan alkohol karet
tidak dapat larut. Proses pencampuran karet dengan belerang
disebut vulkanisasi.
Ebonit
Bahan dasar ebonit adalah karet ,untuk mendapatkan kekerasan
dicampur dengan belerang. Kadar belerang tambahan 30 sd 50%
.Setelah melalui proses vulkanisasi yang lama maka menjadi bahan
ebonit. Ebonit tahan terhadap asam sehingga dapat dipakai untuk
bak akumulator. Yang tidak menguntungkan bahan ebonit adalah
tidak tahan panas.
Bakelit
Bakelit adalah bahan paduan dari beberapa zat . Untuk
memperbesar kekuatan mekaniknya ,serbuk dari bahan tersebut
dicampur dengan tepung kayu untuk membuat bahan dengan cara
dipres. Dalam keadaan panas antara 100 sd 160 ° C campuran
tersebut dipres dengan tekanan tinggi 300 kg/cm. Pada kondisi
panas dan dipres bahan tersebut menjadi masa yang plastis dan
setelah dingin akan mengeras tidak akan menjadi lunak walaupun
dipanaskan.
2.1.3.21. Bitumen
Ada dua macam bitumen yaitu yang berasal dari hasil pemurnian
minyak bumi dan hasil tambang yang lebih dikenal dengan aspal.
Bitumin mengandung unsur komplek seperti damar.warnanya hitam
dan rapuh sekali. Jika dipanasi dapat meleleh,dan akan larut dalam
hidrokarbon. Pada suhu 30 atau 40 ° C sudah menjadi lunak.
Air.
Air dalam alam ini ada beberapa macam yaitu :
a.Air hujan
b.Air sumur
c.Air tambang
d.Air laut
Minyak Trafo
Minyak trafo adalah hasil pemurnian minyak bumi,terutama
digunakan sebgai pendingin.Sebab trafo,tahanan
Minyak Kabel
Minyak kabel juga hasil pemurnian minyak bumi.Minyak kabel dibuat
pekat. Minyak kabel digunakan untuk memadatkan penyekat kertas
pada kabel power khususnya kabel tegangan tinggi. Kecuali untuk
Penyekat Gas
Gas merupakan benda yang teringan,tidak mempunyai bentuk dan
volume yang tetap.Gas dapat mengisi segala ruangan dan mudah
berubah sesuai dengan ruangan yang ada. Hal ini berarti bahwa
bagian-bagian gas mudah digerakka.
Udara
Susunan udara dibuami hampir 80 % terdiri dari nitrogen dan 20 %
oksigen.(O2) Lain nya gas dnauap hanya 1%. Gas-gas tersebut
anatara lain: argon,helium,Neon,Kripton xenon dan carbon dioksida
CO2)
Dalam peralatan dan mesin listrik,udara merupakan sebagian
penyekat yang telah ditentukan. Dalam hal tegangan yang tidak
terlalutinggi ,uadara merupakan penyekat yang baik.Kebocoran
melalui udara adalah kecil sekali.Tetapi tegangan antara dua
penghantar.terlalu tinggi,maka akan ada arus yang meloncat,disebut
tegangan tembus.
Nitrogen
Gas nitrogen tidak berwarna,tidak berbau,tidak berasa dan tidak
terbakar. Tidak memelihara pembakaran,sangat sedikit larut dalam
air,dan sukar bersenyawa dengan unsur lain. Dihasilkan antar lain
dengan cara penyulingan bertingkat udara cair. Dengan pendinginan
dan pemampatan udara dapat menjadi cair. Penyulingan dilakukan
untuk menguapkan gas nitrogen (titik didih -196 derajat) sehingga
tinggal oksigen cair.Nitrogen merupakan penyekat ,karena udara 80
% terdiri dari nitrogen .Nitrogen digunakan sebagai pengontrol
saluran kabel pengisi/distribusi utnuk mengetahui baik/tidaknya
penyekat kabel.
Hidrogen.
Hidrogen bebas hanya terdapat sedikit dalam lapiosan udara. Gas
gunung berapi juga mengandung hidrogen tetapi bercampur dengan
Karbon dioksida
Daya hantar listrik ialah kebalikan dari tahanan jenis ,maka rumusnya:
l
γ = satuannya S.m/mm2
ρ
γ = gamma
S = Siemen
Sifat ini penting untuk dua bahan yang berlainan jenisnya ,karena pada
rangkaian arus akan terbangkit daya elektromotoris termo bila ada
perbedaan suhu. Daya elektromotoris yang terbangkit karena beda suhu
disebut dya elektromotoris termo.
Tembaga
Karena tembaga merupakan bahan tambang ,maka tercampur
beberapa macam unsur.Setelah melalui proses pemurnian
terdapatlah tembaga. Warnanya merah.Tembaga termasuk bahan
yang tidak mengandung besi dan sangat penting. Sifat yang sangat
berharga dalam segi fisis,kimia,mekanis dan kelistrikan . Sifat fisis
tembaga dapat lebih tahan pada suhu yang tinggi dan udara lembab
dari pada baja. Titik cairnya 1083 ° C dan titik didihnya mencapai
2395 ° C .Sifat mekanis tembaga termasuk salah satu logam murni
yang kuat .bahan ini agak keras tetapi sangat kenyal kekal dan
dapat regang.Karena sifatnya tersebut maka tembaga sangat luas
pemakaiannya. Sifat kimia : memiliki ketahanan yang tinggi terhadap
karat,oksidasi,mudah dipatri maupun dilassehingga sangat
menguntungkan. Bagi pemakaian dalam teknik listrik. Sifat listriknya
tidak diragukan lagi,dalam pemakaiannya justru termasuk bahan
yang memiliki daya hantar baik.Tembaga keras ialah tembaga yang
ditarik dingin,untuk pembuatan hantaran transmisi atau batang-
batang rel tembaga,semuanya tidak bersekat.Tembaga keras
mempunyai tegangan tarik 40kg/mm2.
Aluminium
Bahan aluminium diperoleh dari bijih bauksit(Al2O32H2O) .Industri
aluminium pesat berkembang karena industri logam ini sangat maju.
Sekarang kabel juga banyak dibuat dari logam ini. Aluminium sangat
ringan ,hampir seperempat berat tembaga,warnanya putih keperak-
perakan,titk cairnya657 ° C dan titik didihnya 1800° C.Untuk bahan
penhantar kemurnian aluminium tercapai 99% ,1/2 5 yang lain terdiri
dari unsur besi dan silikon. Karena aluminium lunak tidak dapat
Baja
Yang paling banyak adalah baja arang mencapai 90% lebih.lainnya
dengan campuran untuk tujuan khusus. Campurannya ialah
nikel,mangan,chroom, silisium, vanadium,dan sebagainya.Baja
arang dibuat dalam perbandingan zat arang yang berlainan.Semakin
tinggi prosentase zat arangnya,maka baja menjadi:
a. Kekuatan tariknya bertambah.
b. Sifat regang berkurang
c. Kekrasannya bertambah juga sifat dapat dikeraskan ,
maksimum 17 % carbon
d. Titik cair berkurang misal 0 % carbon titik cair 1539 ° C,1,7 %
carbon titik cair 1380 ° C .
Seng
Timah hitam
Timah hitam d° C ikenal sebagi timbel.Logam yang berat
,beratjenisnya 11,4 dan tahanan jenisnya 0,94.Logam itu lunak dan
dapat dicairkan ,sehingga mudah dicetak.Titik cair timbel sekitar 325
° C dengan titik didihnya 1560 ° C warna abu-abu. Timbel tahan
terhadap udara ,air,garam,asam belerang.
Timah Putih
Biasa disebut timah saja,keadaanya hampir serupa dengan
timbel.Warnanya putih mengkilat ,titik cairnya lebih rendah dari
timbel (232 ° C). Berat jenis 7,3 ,tahanan jenisnya kira-kira 0,15
Ohm.mm2/m keadaannya lunak dan mekanis tidak kuat.
Logam-logam Mulia
Perak,emas dan platina Perak terdapat dalam logam-logam lain
,misalnya timbel,timah dan seng.Setelah melalui proses pemurnian
terdapatlah perak murni.Logam ini lunak ulet dan mengkilat. Titik cair
dibawah tembaga yaitu :960
° C,berat jenis 10,5 dan tahanan jenis perak 0,016 Ohm.mm2/m
lebih rendah dari tembaga.
Emas
Terdapat dalam persenyawaan dengan logam-logam lin,pemurnian
dikerjakan secara kimia,Emas yang muri sangat lunak,kekerasan
dapat dipertinggi dengan mencampurkan perak.Banyaknya perak
dalam campuran ini menentukan besarnya karat. Artinya dalam 24
bagian yang 22 bagian merupakan emas , sisanya 2 bagian adalah
perak.
Warna kuning mengkilat,berat jenis 19,3 titik cair 1063 ° C,
Platina
Bahan yang tidak berkarat ,dapat ditempa,regang,tetapi sukar
dicairkan,tahan terhadap bahan-bahan kimiamerupakan logam
terberat dengan berat jenis 21,5 titik cairnya 1774 ° C,sedang
tahanan jenisnya 0,42 Ohm.mm2/m.warna putih keabu-
abuan.Pemurnian platina secara kimia.Platina dapat ditarik menjadi
kawat halus dan filamen yang tipis.Dipakai dalam laboratorium,untuk
unsur pemanas tungku –tungku listrik bila dibutuhkan panas yang
tinggi,dapat mencapai 1300 ° C,Pemakaian dalam teknik listrik antar
lain untuk kontak-kontak,peralatan laboratorium yang tahan karat,kisi
tabung radio.
Molibdium
Banyak miripnya dengan wolfram,baik keadaan maupun sifat yang
dimilikinya.titik cairnya lebih rendah 2620 ° C,dan mendidih pad suhu
3700° C,tahanan jenisnya 0,048 Ohm.mm2/m.Pemakaiannya sama
dengan wolfram yaitu bahan tabung elektron,sinar x,unsur pemanas
yang perlu panas tinggi.
Bahan Thermocouple
Sepasang logam atau paduan tertentu yang berbeda ,jika dilas,atau
dipatri menjadi satu membangkitkan daya elektromotoris
termo.apabila titik-titik kontaknya terdapat perbedaan panas. Daya
elektro motoris yang terbangkit pada persambungan sebanding
dengan perbedan suhu pada persambungan.seperti diketahui bahwa
konstantan membangkitkan Daya electromotoris jika digabungkan
dengan tembaga atau besi.maka dari itu digunakan dalam
thermocouple.Thermocouple digunakan untuk mengukur suhu
sampai 1600 ° C.
Air raksa
Merupakan logam cair pada suhu biasa. Dapat melarutkan hampir
semua logam kecuali platina nikel dan besi.Termasuk logam berat
dengan berat jenis 13,6 titik bekunya -39 ° C,dan mendidih pada
suhu 357° C,tahanan jenisnya 0,95 Ohm.mm2/m koefisien suhu
tahanan 0,00027.
Elektrolit
a. elektrolit kuat ialah elektrolit yang penguraiannyabdalam ion-ion
sangat besar, yaitu asam-asam kuat ,basa-basa kuat dan
hampir semua garam .
b. elektrolit lemah,yaitu elektrolit yang penguraiannya dalam ion-
ion sangat kecil ,yaitu asam lemah,basa lemah dan air.
2.2.2.2. Nikelin
Bahan nikelin merupakan paduan tembaga,nikel dan seng.Tahanan
jenisnya 0,42 Ohm.mm2/mLogam ini disebut juga perak baru karena
warnanya putih perak.Paduan ini mengandung tembaga kurang dari
58% dan nikel kurang dari 42% sisanya seng.
2.2.2.3. Manganin
Paduan logam ini terdiri dari ± 86% tembaga,12% mangan dan 2%
nikel. Tahanan jenisnya 0,42 Ohm.mm2/m.Kekuatan tariknya 40-50
2.2.2.4. Nichrom
Paduan dasar sesuai namanya ialah nikel dan chrom.Kadang-
kadang dicampur besi sehingga menjadi nichrom besi dengan
perbandingan 58-62% nikel 15-17% chrom dan sisanya besi.
Tegangan tariknya 70 kg/mm2 ,tahan jenisnya 1 Ohm.mm2/m.
Dapat tahan panas sampai 1000° C, maka bahan ini baik untuk
elemen pemanas, misalnya pemanas listrik,seterika listrik
pemanggang roti dan kompor.
2.2.2.5. Konstantan
Merupakan bahan panduan antara tembaga (60%) dan nikel 40%
.Kekuatan tariknya 40-50 kg/mm2,tahanan jenisnya 0,5 Ohm.mm2/m
.Kenaikan suhu tidak mempengaruhi besarnya tahan sehingga
dinamakan konstantan. Jika bersambungan dengan tembaga,
konstantan menimbulkan daya elektro motoris termo yang tinggi.
Sifat-sifatnya.
Tentang sifat bahan magnetis dapat dijelaskan sebagai berikut:
Misalkan sebuah kumparan panjang l cm, lilitan w, dilalui arus
rata-rata 1 amper ,maka terbangkitlah medan magnet
W .I
W = 1,25 oersted
l
B = µ .H Gauss
µ = permeabilitas magnet
Tabel Induksi
Diagram magnetisasi
Untuk mendapat gambaran yang lebih jelas lagi,kita lihat diagram
magnetisasi dari inti besi didalam kumparan yang dilalui listrik.
Besarnya arus listrik adapat diatur dan diukur. Jika ukuran
kumparan dan jumlah lilitan telah kita tentukan,maka untuk untuk
tiap-tiap kuat arus dapat kita hitungkuat medannya,dan induksi yang
bersangkutan dalam besi dapat kita ketahui dengan percobaan.
Ternyata bahwa pada pertambahan kuat arus (I) jadi juga kuat
medan kuat medan yang sama ,perttambahan kuat medannya yang
sama ,pertambahan induksi lebih kecil dari pada
sebelumnya.Akhirnya induksi tidak dapat bertambah sama sekali
walaupun kuat arus dibesarkan .Kita katakan besi tersebut sudah
‘kenyang.’
Gambar diagram ditunjukan oleh garis O-P .Jika besi telah menjadi
kenyang, kuat arus tahapdemi tahap kita turunkan sambil
memperhaitkan besarnya induksi maka ternyata berkurangnya
induksi tidak menurut garis lengkung P-R .pada kuat arus I = 0,kuat
medanH = 0,ternyata masih ada induksi sebesar O-q Ini yang
disebut magnetisma –remanen .
Sekarang arusnya dibalik dan tahap-demi tahap ditambah
besarnya.setelah kuat medan menjadi O – R ,maka induksi akan
menjadi nol. Kuat medan untuk menghilangkan kemagnetan
remanen ini kita sebut ‘gaya koersif”. Pertambahan kuat medan lebih
lanjut akan membangkitkan induksi lagi ,pada besi dengan garis
gaya yang berlawanan dengan semula. Pertambahan kuat medan ini
bila diteruskan akhirnya besi akan menjadi kenyang lagi. Dalam
diagram ditunjukan oleh garis R-S .Ketika kuat arus kita kurangi lagi
,tahap demi tahap ,maka induksi berkurang pula.tetapi tidak
menurut garis S-R,melainkan menurut garis S-T.O-T menujukan
besarnya magnet yang tinggal (megnet remnen). Setelah arus listrik
kita balik lagi dan kita besarkan hingga kuat medan menjadi O-F
maka magnet remanen tersebut akan hilangmenjadi nol.
Germanium
Germanium merupakan satu semikonduktor yang penting.Tidak
banyak terdapat di bumi (kira-kira) 0,001%.Germanium didapat
sebagai bubuk berwarna kelabu melalui proses kimia dan bahan –
bahan mentah setelah dicaiorkan menjadi ingot.Germanium mono
kristal dihasilkan sebagai kawat dengan garis tengah 100mm atau
lebih.
Silikon
Silikon terdapat dimana-mana didunia ini ,nomor dua setelah
oksigen. Yang menjadi sola adalah cara pemurniannya untuk dapat
digunakan sebagai semi konduktor. Proses pemurnian silikon lebih
sulit dari pada germanium karena titik cairnya lebih tinggi. Seperti
germanium silikon banyak digunakan dalam pembuatan penyearah
arus dan transistor sebagai bahan semikonduktor.Penyearah arus
juga dapat dibuat dari unsur selenium (berat jenis 4,8 g/cm3,titik cair
220°C,seperti halnya oksida tembaga.
Silikon karbit
Dari semua semikonduktor (SiC) yang dibahas.Dibuat dalam dapur
listrik dengan campuran pasir kwarsa dan arang dipanaskan 2000 sd
2400 ° C, Silikon berbentuk kubus yang terjadi dari tanah dibuat
serbuk halus yang kemudian dikerjakan seperti keramik,dengan
beberapa macam bahan yang akhirnya dibakar dalam tungku. Silikon
carbit mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: berat jenis 3,2 g/cm3
,koef muai panjang dari 4 x 10 -6 sampai 7 x 10 -6 tiap derajat. Sifat
silikon carbit dapat dinyatakan dengan rumus :
I = k .V β
K = koef yang tergantung dari ukuran piringannya.
β = koef ketidaklinieran nilainya antara 4,5 sd 7,0
2.3.2 Superkonduktor
Seorang ahli Belanda yang bernama ONNES, sewaktu mempelajari
daya hantar listrik air raksa murni pada suhu yang sangat rendah
pada tahun 1911 menemukan bahwa tahan listrik air raksa turun
3. TRANSFORMATOR TENAGA
Arus yang mengalir pada belitan primer akan menginduksi inti besi
transformator sehingga didalam inti besi akan mengalir flux magnet dan flux
magnet ini akan menginduksi belitan sekunder sehingga pada ujung belitan
sekunder akan terdapat beda potensial (Gambar 1.2) .
3.3.3 Bushing
Bushing merupakan sarana penghubung antara belitan dengan
jaringan luar. Bushing terdiri dari sebuah konduktor yang diselubungi
oleh isolator. Isolator tersebut berfungsi sebagai penyekat antara
konduktor bushing dengan body main tank transformator.
Asesoris bushing terdiri dari indikasi minyak, seal atau gasket dan
tap pengujian. Seal atau gasket pada bushing terletak dibagian
bawah mounting flange.
Gambar 3.9. Gasket / seal antara flange bushing dengan body trafo
3.3.4 Pendingin
Suhu pada transformator yang sedang beroperasi akan dipengaruhi
oleh kualitas tegangan jaringan, losses pada trafo itu sendiri dan
suhu lingkungan. Suhu operasi yang tinggi akan mengakibatkan
rusaknya isolasi kertas pada transformator. Oleh karena itu
pendinginan yang efektif sangat diperlukan.
Proses perubahan ratio belitan ini dapat dilakukan pada saat trafo
sedang berbeban (On load tap changer) atau saat trafo tidak
berbeban (Off load tap changer).
Keterangan :
1. Kompartemen Diverter Switch
2. Selektor Switch
a. b.
1. Liquid
berarti resistornya menggunakan larutan air murni yang ditampung
didalam bejana dan ditambahkan garam (NaCl) untuk mendapatkan
nilai resistansi yang diinginkan
2. Solid
Sedangkan NGR jenis padat terbuat dari Stainless Steel, FeCrAl,
Cast Iron, Copper Nickel atau Nichrome yang diatur sesuai nilai
tahanannya.
Tekanan minyak maupun gelembung gas ini akan dideteksi oleh rele
bucholz sebagai indikasi telah terjadinya gangguan internal.
Rele Bucholz
Rele Jansen
Sama halnya seperti rele Bucholz yang memanfaatkan tekanan
minyak dan gas yang terbentuk sebagai indikasi adanya
ketidaknormalan / gangguan, hanya saja rele ini digunakan untuk
memproteksi kompartemen OLTC. Rele ini juga dipasang pada pipa
saluran yang menghubungkan kompartemen OLTC dengan
konservator.
Suden Pressure
Rele sudden pressure ini didesain sebagai titik terlemah saat
tekanan didalam trafo muncul akibat gangguan. Dengan
menyediakan titik terlemah maka tekanan akan tersalurkan melalui
sudden pressure dan tidak akan merusak bagian lainnya pada
maintank.
Rele Thermal
Suhu pada transformator yang sedang beroperasi akan dipengaruhi
oleh kualitas tegangan jaringan, losses pada trafo itu sendiri dan
suhu lingkungan. Suhu operasi yang tinggi akan mengakibatkan
rusaknya isolasi kertas pada transformator.
Suhu yang tidak normal pada trafo dapat diartikan sebagai adanya
ketidaknormalan pada bagian atau lokasi tersebut. Metoda
pemantauan suhu trafo secara menyeluruh untuk melihat ada
tidaknya ketidaknormalan pada trafo dilakukan dengan
menggunakan thermovisi / thermal image camera.
1. Maintank
2. Tangki OLTC
3. Radiator
4. Bushing
5. Klem-klem pada setiap bagian yang ada
6. Tangki konservator
7. NGR
FLIR S ys tems
46.0 °C
Ar1
40
Ar2
30
Ar3
Ar4 25.1
55.0 °C
Ar1
50
Ar2
40
30
Ar3
23.4
FLIR S ys tems
59.6 °C
Ar1
Ar2 Ar4 50
Ar5 Ar7
40
Ar3 Ar8
Ar6
Ar9 30
23.5
64.0 °C
Ar1
Ar2 Ar5
60
Ar3
40
Ar6 20
Ar4
17.2
FLIR S ys tems
50.9 °C
50
Ar1
40
Ar2
30
Ar3
24.2
Secara garis besar gas gas yang larut didalam minyak isolasi trafo
akan diekstraksi/dipisahkan dari minyak isolasi itu sendiri terlebih
dahulu sehingga nantinya gas tersebut dapat diuraikan dan diketahui
kadarnya.
Gas gas yang telah terurai akan dideteksi oleh detektor berupa
sinyal. Sinyal ini lah yang nantinya digunakan untuk mengetahui
jumlah kadar gas dengan memperhitungkan luas sinyal tiap tiap gas.
Pengujian ini mengacu pada standar ASTM D 3613
Gambar 4.9. Sinyal dari gas gas yang dideteksi oleh detektor
Adapun satuan dari hasil pengujian ini adalah ppm (part per million)
yang didapat dari perbandingan antara banyaknya kadar air dalam
mg terhadap 1 kg minyak. Pengujian ini mengacu pada standar IEC
60814
Ket :
f= faktor koreksi
ts = Suhu minyak pada waktu diambil (sampling)
Contoh :
Kadar air hasil pengukuran = 10 mg/kg
Suhu sampling (ts) = 40 oC
Correction factor = 0,45
Kadar air terkoreksi = 10 x 0,45 = 4,5 mg/kg
Karena nilai IFT sejalan dengan proses penuaan pada minyak isolasi
trafo, maka nilai IFT dapat dijadikan konfirmasi setelah ditemukan
nilai kadar asam yang tidak normal.
Pengujian sediment
Banyak material yang dapat mengkontaminasi minyak trafo, seperti
karbon dan endapan Lumpur (sludge). Pengujian sediment ini
bertujuan mengukur seberapa banyak (%) zat pengotor terhadap
minyak isolasi trafo. Pengujian ini pada dasarnya membandingkan
Metal in Oil
Pengujian metal in oil digunakan sebagai pelengkap dari pengujian
DGA. Saat DGA mengindikasikan kemunculan kemungkinan
gangguan, pengujian metal in oil akan membantu menentukan jenis
gangguan dan lokasinya.
Dari informasi besarnya kandungan gugus furan yang dalam hal ini
hanya 2Fal (2-Furfural) yang terdeteksi, dapat diketahui estimasi
atau perkiraan kondisi DP yang dialami isolasi kertas dan estimasi
sisa umur daripada kertas isolasi tersebut (Estimated percentage of
remaining life – %Eprl).
DP =
[Log (2Fal
10 ppb * 0,88) − 4,51 ]
− 0,0035
Bila nilai 2-Fal yang diketahui dari hasil pengujian furan diolah
berdasarkan perhitungan diatas, maka akan didapat estimasi DP &
%Eprl.
bahan isolasi cair. Pada bahan isolasi gas mekanisme townsend dan
mekanisme streamer merupakan penyebab kegagalan.
Adapun alat yang dipakai untuk mengukur tingkat noise yang muncul
adalah Sound level meter/Noise detector.
Jika isolasi bebas dari defect, maka isolasi tersebut akan bersifat
kapasitif sempurna seperti halnya sebuah isolator yang berada
diantara dua elektroda pada sebuah kapasitor.
Pada kapasitor sempurna, tegangan dan arus fasa bergeser 90o dan
arus yang melewati isolasi merupakan kapasitif. Jika ada
kontaminasi pada isolasi contohnya moisture, maka nilai tahanan
dari isolasi berkurang dan berdampak kepada tingginya arus resistif
yang melewati isolasi tersebut. Isolasi tersebut tidak lagi merupakan
kapasitor sempurna. Tegangan dan arus tidak lagi bergeser 90o tapi
akan bergeser kurang dari 90o. Besarnya selisih pergeseran dari 90o
merepresentasikan tingkat kontaminasi pada isolasi.
dari isolasi. Pada isolasi yang sempurna, sudut akan mendekati nol.
Menigkatnya sudut mengindikasikan meningkatnya arus resistif yang
melewati isolasi yang berarti kontaminasi. Semakin besar sudut
semakin buruk kondisi isolasi
Ir R
Ic
• Primer – Ground
• Sekunder – Ground
• Tertier – Ground
• Primer – Sekunder
• Sekunder – Tertier
• Primer – Tertier
Input A
Input B
oltc conservator
HV
radiator
Gambar 4.29. Diagram pengujian tangen delta hot collar pada bushing
T S
T S
T S
T S
4.3.6 HV test
Pengujian HV test dilakukan dengan tujuan untuk meyakinkan
bahwa ketahanan isolasi trafo sanggup menahan tegangan. Isolasi
yang dimaksud adalah isolasi antara bagian aktif (belitan) terhadap
ground, koneksi-koneksi terhadap ground dan antara belitan satu
dengan yang lainnya.
Secara umum ada dua jenis pengujian HV test, Applied voltage test
dan induce voltage test. Applied voltage test berarti menghubungkan
objek uji langsung dengan sumber tegangan uji .
Induce voltage test berarti objek uji akan mendapatkan tegangan uji
melalui proses induksi.
Dimana:
A = B = E 5 menit
C = 120 * fr / fp (sec) ≥ 15 detik
U1 = 1.1Um / √3
Ustart < 1/3*U2
ACSD :
D ≥ 5 Menit
U2 = 1.3Um (phase to phase) = 1.3Um / √3 (phase to earth)
Up (Lihat Annex D, tabel D.1 pada IEC 60076 – 3)
ACLD:
Sebuah sistem alat uji HV test terdiri dari beberapa bagian yang
terintegrasi.
b. Dynamic resistance
OLTC merupakan satu satunya bagian trafo yang bergerak secara
mekanik. Pada umumnya OLTC dibagi menjadi dua bagian utama
yaitu diverter switch dan selector switch. Fungsi daripada diverter
switch adalah sebagai kontak bantu pada saat perubahan selektor
switch. Karena terjadi pergerakan mekanik pada OLTC terutama
pada kontak diverter switch maupun selector switch, maka pada
suatu saat tertentu kontak kontak tersebut akan mengalami aus,
sedangkan komponen lainnya yang terkait dengan kontak akan
Akibat dari kerja mekanik antara kontak gerak dan kontak diam pada
diverter, kontak dapat mengalami keausan. Untuk menjaga kinerja
kontak tetap baik pabrikan telah menentukan batasan dari ketebalan
kontak tersebut.
Alat yang digunakan adalah sebuah wadah / kotak yang terdiri dari
sebuah heater yang suhunya telah diatur dengan menggunakan
microprocessor sehingga dapat di tentukan sesuai kebutuhan.
Dimana:
A = Sensor suhu minyak
B = Sensor suhu Standar (thermometer)
C = Elemen Pemanas
D = Kipas sirkulasi
E = Kipas sirkulasi
Secara garis besar sistem fire protection terdiri dari beberapa bagian
yaitu shutter, detektor, control box, dan kabinet. Shutter berfungsi
untuk menghentikan aliran minyak dari konservator trafo dan
dipasang pada pipa penghubung antara konservator dengan tangki
trafo.
(a) (b)
3. pada saat itu juga gas nitrogen dialirkan melalui Nozle didasar
tangki trafo dengan gerakan memutar mengaduk seluruh isi
minyak trafo. gerakan ini dimaksudkan agar suhu seluruh minyak
trafo turun dibawah titik nyalanya. Pada akhirnya seluruh
permukaan minyak trafo tertutup oleh gas nitrogen yang masih
mengalir
Keterangan :
1. Tombol uji mekanik
4.5 Treatment
Treatment merupakan tindakan korektif yang dilakukan berdasrkan hasil in
service inspection, in service measurement, shutdown measurement dan
shutdown function check.
4.5.2 Reklamasi
Hampir sama dengan proses purification / filter, proses reklamasi
dilengkapi dengan melewatkan minyak pada fuller earth yang
berfungsi untuk menyerap asam dan produk-produk oksidasi pada
minyak. Reklamasi dilakukan apabila berdasarkan hasil kualitas
minyak diketahui bahwa pengujian kadar asam berada pada kondisi
buruk.
4.5.4 Cleaning
Merupakan pekerjaan untuk membersihkan bagian peralatan /
komponen yang kotor. Kotornya permukaan peralatan listrik
khususnya pada instalasi tegangan tinggi dapat mengakibatkan
terjadinya flash over pada saat operasi atau mengganggu
4.5.5 Tightening
Vibrasi yang muncul pada transformator dapat mengakibatkan
kendornya baut-baut pengikat. Pemeriksaan secara periodik perlu
dilakukan terhadap baut-baut pengikat. Peralatan kerja yang
diperlukan dalam melakukan pekerjaan ini adalah kunci-kunci.
Pelaksanaan tightening atau pengencangan harus dilakukan dengan
menggunakan kunci momen dengan nilai yang sesuai dengan
spesifikasi peralatan
4.5.7 Greasing
Akibat proses gesekan dan suhu, grease-grease yang berada pada
peralatan dapat kehilangan fungsinya. Untuk mengembalikan
fungsinya dilakukan penggantian grease / greasing. Penggantian
grease harus sesuai dengan spesifikasi grease yang
direkomendasikan pabrikan. Adapaun jenis jenis grease
berdasarkan jenisnya adalah sebagai berikut :
• Ceramic / glass cleaner grease grease yang digunakan
untuk membersihkan isolator yang berbahan dasar keramik
atau kaca.
• Roller bearing grease (Spray type) grease yang digunakan
pada kipas trafo dan sambungan tuas penggerak OLTC
• Electrical jointing compound / contact grease grease yang
digunakan pada terminal grounding dan bushing
• Minyak pelumas SAE 40 pelumas yang digunakan pada
gardan penggerak OLTC
Bagian peralatan
No Cara pemeliharaan Standar hasil
yang diperiksa
Membersihkan permukaan body dan bushing Bersih
Memeriksa fisik Body yang berkarat/gompal Mulus
Memeriksa kekencangan mur Baud Klem terminal utama kencang
1 Bushing
Memeriksa gasket tidak bocor
Memeriksa Spark gap Bushing Primer sesuai
Memeriksa Spark gap Bushing Sekunder sesuai
Memeriksa dan membersihkan Sirip-sirip Radiator bersih
2 Sistem pendingin
Memeriksa Kebocoran minyak tidak bocor
level Konservator main tank normal
3 Pernafasan
level Konservator tap changer normal
Memeriksa kekencangan mur baut terminal kontrol kencang
Memeriksa Elemen Pemanas (Heater) normal
Panel
Membersihkan Kontaktor bersih
Kontrol
Membersihkan limit switch bersih
Memeriksa Sumber tegangan AC / DC normal
Kondisi *) Jika kipas pendingin OFF dihidupkan manual tidak berfungsi lakukan perbaikan
Getaran motor kipas /unbalance tidak normal lakukan perbaikan
Group/No Kipas yang tidak normal Input nilai -
Kondisi *) Jika motor sirkulasi OFF dihidupkan manual tidak berfungsi lakukan perbaikan
Getaran motor sirkulasi/unbalance tidak lakukan perbaikan
Kondisi radiator dan pipa rembes periksa seal
bocor periksa sumber bocor
Kondisi radiator kotor lakukan pembersihan
Pendingin korosi lakukan pengecatan
Kondisi seal pipa kapiler sensor temperatur rusak lakukan perbaikan
Kondisi seal kabel sensor temperatur rusak lakukan perbaikan
Tegangan Suplai motor kipas Input nilai -
Kontaktor Fan kotor lakukan pembersihan
panas Lakukan penggantian
Group Kipas yang kontaktornya kotor/panas Input nilai -
Terminal input/ output kontaktor fan hangus Lakukan penggantian
Tegangan Suplai motor sirkulasi Input nilai -
5.2.1 Thermovisi
1 Maintank
Pola Gradien suhu Normal -
Maintank
Tidak Uji DGA
Normal
Review desain
2 OLTC
Pola Gradien suhu Normal -
tanki
Tidak Uji DGA
Normal
3 Radiator
Pola Gradien suhu Normal -
Radiator
Tidak Check valve radiator dan
Normal kebersihan
4 Bushing
Perbandingan suhu 1 oC – 3oC Dimungkinakan ada
antar fasa ketidaknormalan, perlu
investigasi lanjut
4 oC – 15oC Mengindikasikan adanya
defesiensi, perlu dijadwalkan
perbaikan.
>16oC Ketidaknormalan Mayor, perlu
dilakukan perbaikan segera
Klem
Data Tambahan yang diperlukan untuk evaluasi hasil thermovisi
adalah : Beban saat pengukuran dan Beban tertinggi yang pernah
dicapai (dalam Ampere). Selanjutnya dihitung selisih (∆) antara suhu
konduktor dan klem dengan mengunakan rumus berikut :
No ∆T Rekomendasi
5.2.2 DGA
Analisa hasil pengujian DGA mengacu pada standar IEEE C57 104
1991 dan IEC 60599. Diagram alir analisa hasil pengujian DGA
dengan menggunakan standar IEEE C57 104 1991 adalah seperti
pada
.
Apabila nilai salah satu gas ada yang memasuki kondisi 2, maka
lakukan pengujian ulang untuk mengetahui peningkatan
pembentukan gas. Berdasarkan hasil pengujian dapat dilakukan
investigasi kemungkinan terjadi kelainan dengan metoda key gas,
ratio (Roger dan Doernenburg) dan duval.
Key Gases
100 100
85
80 80
63
60 60
40 40
16 19
20 20 13
2 1 1
0 0
CO H2 CH4 C2H6 C2H4 C2H2 CO H2 CH4 C2H6 C2H4 C2H2
Gas Gas
100 92 100
Relative Proportion (%)
Relative Proportion (%)
80 80
60
60 60
40 40 30
20 20
5 2 2
0
0 0
CO H2 CH4 C2H6 C2H4 C2H2 CO H2 CH4 C2H6 C2H4 C2H2
Gas Gas
Rasio Doernenburg
Rasio Roger
Tabel 3.6 Ratio Roger
Categori Peralatan
Kategori O Trafo tenaga/ reaktor dengan tegangan nominal sistem 400 kV dan diatasnya.
Trafo tenaga/ reaktor dengan tegangan nominal sistem diatas 170 kV dan dibawah 400 kV. Juga trafo
Kategori A tenaga dengan tegangan manapun dimana keberlangsungan pasokan sangat vital dan peralatan yang
mirip untuk aplikasi khusus yang beroperasi di kondisi yang be
Kategori B Trafo tenaga/ reaktor dengan tegangan nominal sistem diatas 72,5 kV sampai 170 kV.
Trafo tenaga/ reaktor untuk aplikasi MV/LV e.g tegangan sistem nominal sampai 72,5 kV dan trafo
Kategori C
traction
Kategori D Trafo instrument atau proteksi dengan tegangan nominal diatas 170 kV
Kategori E Trafo instrument atau proteksi dengan tegangan nominal diatas sampai termasuk 170 kV
Kategori F Tangki diverter dari OLTC, termasuk type combined tank selector/diverter
PMT dengan type oil filled dengan tegangan sistem nominal diatas sampai termasuk 72,5 kV
Kategori G Switches type oil filled, a.c metal enclosed switchgear dan control gear dengan tegangan sistem nominal
dibawah 16 kV
O, A, D > 60 50 - 60 < 50
G < 30
O, A, D <5 5 - 10 > 10
Bagus : Lanjutkan pengambilan sample
secara normal. Peringatan : Bila suhu minyak saat pengambilan
B, E <5 5 - 15 > 15 Cukup : Pengambilan lebih sering. Cek sample berada pada atau diatas 20oC, nilai
parameter uji lain seperti tegangan dalam mg/kg dari hasil pengukuran harus
Kadar air (mg H2O/kgoil at 20
o tembus, kadar partikel dan mungkin selalu dikoreksi ke 20oC sebelum dibandingkan
C) (Koreksi
C < 10 10 - 25 > 25 DDF/ resistivity dan kadar asam. ke nilai batasan yang telah dikoreksi.
terhadap nilai equivalen pada
Buruk : Periksa kemungkinan sumber Bila suhu minyak saat pengambilan sample
20oC)
air, rekondisi atau alternatif lain jika lebih rendah dari 20oC atau dimana jumlah
F As per appropriate transformer lebih ekonomis karena penguian isolasi kertas tidak signifikant, mengacu ke
lainnya menunjukan penuaan yang Annex A.
sangat, ganti minyaknya.
G Bukan tes rutin
5.2.4 Furan
Berdasarkan kadar 2Furfural yang didapat dari hasil pengujian dapat
diperkirakan seberapa besar tingkat penurunan kualitas yang dialami
isolasi kertas didalam transformator dan berapa lama sisa umur
isolasi kertas tersebut.
Hasil Uji
No Keterangan Rekomendasi
(ppm)
1 < 473 Ageing normal -
Periksa kondisi minyak,
2 473 – 2196 Percepatan Ageing suhu operasi dan
desain
Periksa kondisi minyak,
Ageing berlebih –
3 2197 – 3563 suhu operasi dan
Zona bahaya
desain
Beresiko tinggi
Investigasi sumber
4 3564 – 4918 mengalami
pemburukan
kegagalan
Usia isolasi telah
5 > 4919 Keluarkan dari sistem
habis juga trafo
1 1a – 1b Non Corrosive -
2 2a – 2e Non Corrosive -
3 3a – 3b Suspected Corrosive Tambahkan passivator
4 4a – 4c Corrosive Tambahkan passivator
Hasil Uji
No (inch per Keterangan Rekomendasi
second)
1 0,25 – 0,5 Minor -
2 0,51 – 0,75 Tengah Investigasi lanjutan
Periksa kebocoran,
3 0,76 – 1 Serius
DGA dan level noise
DGA, periksa
4 >1 Kritis
keberadaan hot spot
CE
R=
kVA
Keterangan :
R = tahanan isolasi (MΩ)
C = 1,5 untuk oil filled transformer pada suhu 20o C
30,0 untuk untanked oil-impregnated transformers
E = Rating tegangan (V) antar fasa pada koneksi delta, fasa
netral pada koneksi star
kVA = rating kapasitas belitan yang diuji.
5.3.3 SFRA
Analisa hasil pengujian dilakukan dengan menggunakan metode
CCF (Cross Correlation Factor) dengan batasan hasil pengujian
seperti pada Table 1 dengan konfigurasi pengujian H1-H0; X1-X0;
Y1-Y2
5.3.5 Rdc
Analisa hasil pengujian Rdc harus diperhatikan terlebih dahulu
dengan temperatur pada saat pengujian dimana pengujian yang
dilakukan harus dikonversi ke temperature 85 oC ( Pengujian factory
test ) dengan formula ( standart IEEEC57.125.1991 ) pengujian
belitan yang terbuat dari Cu ( tembaga ).
234,5 + Tt
Rt = Rtest.
234,5 + Tw
Dimana :
Rt = R saat suhu belitan di oC
Rtest = R saat uji
Tt = Suhu pengujian (oC)
Tw = Suhu belitan
5.3.6 HV Test
Tabel 5.16. Evaluasi dan rekomendasi pengujian HV test
Rekomendasi bila
Item
No Kondisi Normal kondisi normal tidak
pemeriksaan
terpenuhi
1 Kondisi isolasi Tidak Collapse
Nilai PD saat U2
2 < 300 pC Lakukan Investigasi
selama 5 menit
3 Pola PD Tidak ada
peningkatan
Nilai PD saat
4 < 100 pC
1,1Um / √3
5.3.7 OLTC
Tabel 5.17. Evaluasi dan rekomendasi pengujian OLTC
Rekomendasi bila
Item
No Kondisi Normal kondisi normal tidak
pemeriksaan
terpenuhi
Tidak terjasi
Pengujian Lakukan pengujian
1 discintinuity arus saat
kontinuitas dynamic resistance
perubahan tap
Pengujian Pola grafik tahanan
lakukan inspeksi
2 Dynamic terhadap waktu pada
visual
resistance tiap tap sama.
Pengukuran Sesuai dengan
3 Ganti
tahanan transisi nameplate
Pengukuran
Sesuai dengan
4 luas permukaan Ganti
manual peralatan
kontak
Tabel 5.19. Evaluasi dan rekomendasi pengujian tahanan isolasi pada rele
bucholz
Hasil Uji
No Keterangan Rekomendasi
MΩ
1 >2 Bagus -
2 <2 Tidak normal Lakukan perbaikan
5.3.13 NGR
Hasil Uji
No Keterangan Rekomendasi
Ω
1 <1 Bagus -
2 >1 Tidak normal Lakukan perbaikan
Tabel 5.32. Evaluasi dan rekomendasi hasil uji fungsi rele bucholz
Hasil Uji
No Keterangan Rekomendasi
Trip dan
1 indikasi Bagus -
muncul
Tidak Trip
dan atau
2 indikasi Tidak normal Lakukan perbaikan
tidak
muncul
Tabel 5.33. Evaluasi dan rekomendasi hasil uji fungsi rele jansen
Hasil Uji
No Keterangan Rekomendasi
Trip dan
1 indikasi Bagus -
muncul
Tidak Trip
dan atau
2 indikasi Tidak normal Lakukan perbaikan
tidak
muncul
Tabel 5.34. Evaluasi dan rekomendasi hasil uji fungsi rele sudden
pressure
Hasil Uji
No Keterangan Rekomendasi
%
Trip dan
1 indikasi Bagus -
muncul
Tidak Trip
dan atau
2 indikasi Tidak normal Lakukan perbaikan
tidak
muncul
Tabel 5.35. Evaluasi dan rekomendasi hasil uji fungsi rele thermis
Hasil Uji
No Keterangan Rekomendasi
%
Trip dan
1 indikasi Bagus -
muncul
Tidak Trip
dan atau
2 indikasi Tidak normal Lakukan perbaikan
tidak
muncul
Tabel 5.36. Evaluasi dan rekomendasi hasil uji fungsi oil level
Hasil Uji
No Keterangan Rekomendasi
%
1 Trip dan Bagus -
indikasi
muncul
Tidak Trip
dan atau
2 indikasi Tidak normal Lakukan perbaikan
tidak
muncul
5.5 Treatment
Tabel 5.37. Item-item shutdown treatment
6.1. In Service
p
Inspestion
Subsistem Item Pekerjaan Periode Alat Uji
mingguan Visual
Level Minyak
Bushing
mingguan Visual
mingguan Visual
Kondisi radiator
bulanan Visual
Pendingin
Kondisi seal pipa kapiler sensor temperatur bulanan Visual
Kondisi seal kabel sensor temperatur bulanan Visual
Tegangan Suplai motor kipas mingguan Visual
Kontaktor Fan
mingguan Visual
Status MCB DC
harian Visual
bulanan Visual
bulanan Visual
Grounding panel
bulanan Visual
Heater
mingguan Visual
Bau
mingguan Visual
bulanan Visual
bulanan Visual
OLTC
Kondisi dalam panel
bulanan Visual
Grounding panel
bulanan Visual
Bau
mingguan Visual
Body trafo
bulanan Visual
Grounding
Grounding
NGR
bulanan Visual
Testing / Measurement
1 Tahanan Isolasi 2 Tahunan Tahanan isolasi
2 Tangen Delta 2 Tahunan Tangen delta
3 SFRA - Sweep Frequency Response Analyzer 2 Tahunan SFRA
AVO meter, power
4 2 Tahunan
Ratio supply
MicroOhmmeter,
5 Pasca gangguan Jembatan
Tahanan belitan - Tahanan DC weithstone
6 Rekomisioning HV test
HV Test
Pengujian OLTC
Kontinuitas AVO Meter
7 Dynamic Resistance 2 Tahunan Dynamic R
Pengukuran tahanan transisi Ohm meter
Pengukuran luas permukaan & ketebalan kontak Jangka sorong
8 Pengujian Rele Bucholz 2 Tahunan Tahanan isolasi
9 Pengujian Rele Jansen 2 Tahunan Tahanan isolasi
10 Pengujian Rele Sudden Pressure 2 Tahunan Tahanan isolasi
11 Kalibrasi Indikator Suhu 2 Tahunan Kalibrator suhu
12 Motor Kipas Pendingin 2 Tahunan Tahanan isolasi
Regulator slide,
13 2 Tahunan power supply, AVO
Tahanan NGR meter
14 Fire Protection 2 Tahunan Tahanan isolasi
Unsafe Action adalah Sikap atau tingkah laku manusia yang tidak aman
(berbahaya).
Contoh-contoh Unsafe Action diantaranya adalah :
- Lalai, ceroboh
- Bergurau di tempat kerja
- Bekerja dengan cara yang salah
- Menggunakan alat yang rusak
- Bekerja tanpa wewenang
- Tidak nenakai alat Pelindung diri (AD)
- Dan lain-lain.
Terhadap Karyawan :
Terhadap Perusahaan :
1. Kehilangan Jam Kerja
2. Timbulnya biaya pengobatan
3. Kerusakan Instalasi
4. Merusak nama baik perusahaan
5. Kelambatan produksi
6. Dll.
Terhadap Masyarakat :
1. Kerusakan Lingkungan
2. Kerusakan Harta Benda
3. Kehilangan jiwa
4. Dll.
1. Sengatan Listrik
(tegangan kejut,
a. Pastikan grounding lokal
tegangan sentuh).
sudah terpasang pada
ujung-ujung bushing trafo
tenaga
b. Personil memakai APD (Alat
Pelindung Diri) yang
berisolasi, seperti Sepatu
2. Tangga melorot ketika
isolasi, sarung tangan
dinaiki
berisolasi).
8.3.3 Tahanan DC
IKA Pengujian tahanan DC dengan menggunakan jembatan
wheatstone, No. P3BJB-/IKA/TEK/05-009
DAFTAR ISTILAH
LAMPIRAN
FMEA TRANSFORMATOR TENAGA (SUBSISTEM BUSHING)
SUB SUB FUNCTIONAL FAILURE MODE FAILURE MODE FAILURE MODE FAILURE MODE FAILURE MODE FAILURE MODE
No FUNCTION
SYSTEM FAILURE LEVEL 1 LEVEL 2 LEVEL 3 LEVEL 4 LEVEL 5 LEVEL 6
Surja Petir
Tegangan lebih (>
BIL)
FUNCTIONAL FAILURE MODE FAILURE MODE FAILURE MODE FAILURE MODE LEVEL FAILURE MODE FAILURE MODE
No SUB SYSTEM FUNCTION
FAILURE LEVEL 1 LEVEL 2 LEVEL 3 4 LEVEL 5 LEVEL 6
rangkaian
kecepatan motor
soft start motor rusak elektronik (tyristor)
Pompa sirkulasi sirkulasi tidak sesuai
minyak berfungsi rusak
Menjaga suhu suhu belitan minyak tidak tidak sempurna short circuit pada Pelumasan kurang/
belitan kurang dari Bearing rusak
mencapai 95oC mampu belitan motor pompa pemeliharaan
2 Cooling
95oC pada beban sebelum atau pada mendinginkan
valve radiator tersumbat/
maksimum. beban maksimum belitan misoperation
Penyumbatan aliran tdk dibuka
sirkulasi minyak minyak sirip-sirip radiator bagian sedimentasi minyak
tidak lancar dalam tersumbat tinggi
Kebocoran/rembes
pada pipa
LAMPIRAN
FMEA TRANSFORMATOR TENAGA (SUBSISTEM OIL PRESERVATION & EXPANSION)
LAMPIRAN
LAMPIRAN
LAMPIRAN
Kerusakan Motor rusak Short circuit pada belitan motor Bearing macet Aging
mekanik Grease kering
penggerak Roda gigi penggerak rusak Frekwensi kerja tinggi
Grease kering Pemeliharaan kurang baik
Selektor switch Bad contact Frekwensi kerja tinggi
rusak Aging
AVR Rusak Aging
LAMPIRAN
FUNCTIONAL
SUB SYSTEM SUB SUB SYSTEM FUNCTION FAILURE MODE LEVEL 1 FAILURE MODE LEVEL 2 FAILURE MODE LEVEL 3 FAILURE MODE LEVEL 4
FAILURE
Penyangga struktur inti besi dan winding serta Tidak bisa menyangga Goncangan / gaya mekanik Arus hubung singkat gangguan external/internal
pengunci/pengikat struktur dengan baik
serta mencegah transportasi
minyak dari pengaruh korosi pada body
Mechanical Structure luar
- Rugi – rugi dengan beban pada 75oC maximal 255 kW Gempa bumi
Overload
Tidak mampu
Inti magnet mengalirkan fluksi sesuai agieng
standar
short circuit turn to turn/layer to
Local core overheating Isolasi kertas rusak/cacat gassing/kontaminasi
layer/antar winding
(O2,acid,moisture)
Ageing
Belitan Sebagai media jalannya arus listrik sesuai rating Hubung singkat antar belitan
Isolasi kertas rusak/cacat
(inter-turn short circuit) gassing/kontaminasi
(O2,acid,moisture)
temperatur operasi tinggi
Arus Lebih Hubung Singkat di sisi Sekunder
Overload
Tegangan Lebih Petir / SOV
Gaya Mekanik berlebih pada
Spacer Penyekat antar belitan Short Circuit Deformasi Belitan Deformasi Spacer Through Fault Current
belitan
Korosi Moisture in Oil
Sambungan konduktor Over Heating
Konektor Menghubungkan kumparan trafo dengan bushing dan OLTC Loosing Bolt
kendur / putus
Through Fault Current
REGION :
UPT :
GI/GIS :
NAMA BAY
:
TANGGAL
JAM
:
PELAKSANA :
1 BUSHING
1.1 BUSHING PRIMER FASA R
2 SISTEM PENDINGIN
2.1 KIPAS PENDINGIN
2.2.1 Kondisi *) Jika OFF dihidupkan manual Berfungsi Tidak berfungsi Tidak terpasang
o
2.4.1 Minyak C
o
2.4.2 Belitan Primer C
o
2.4.3 Belitan Sekunder C
3 OLTC
3.1 Pipa-pipa dan filter Normal Rembes Bocor
4 SISTEM PERNAFASAN
5 STRUKTUR MEKANIK
5.1 Kebocoran minyak di main tank Normal Rembes Bocor
CATATAN :
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
Approval Pelaksana
(………………………………) (………………………………)
LAMPIRAN
FORMULIR IN SERVICE INSPECTION – MINGGUAN
REGION :
UPT :
GI/GIS :
NAMA BAY
:
TANGGAL
JAM
:
PELAKSANA :
KOMPONEN YANG
NO KONDISI PERALATAN
DIPERIKSA
1 BUSHING
1.1 BUSHING PRIMER FASA R
Trafo konvensional
Tidak Ada
1.1.2 Level Minyak Normal Maksimum Minimum Rusak
terpasang catatan
Tidak
1.1.3 Noise pada arcing horn Normal
normal
Trafo GIS
Tidak Ada
1.1.1 Level Minyak Silicon Normal Maksimum Minimum Rusak
terpasang catatan
Trafo konvensional
Tidak Ada
1.2.2 Level Minyak Normal Maksimum Minimum Rusak
terpasang catatan
Tidak
1.2.3 Noise pada arcing horn Normal
normal
Trafo GIS
Tidak Ada
1.2.1 Level Minyak Silicon Normal Maksimum Minimum Rusak
terpasang catatan
Trafo konvensional
Tidak Ada
1.3.2 Level Minyak Normal Maksimum Minimum Rusak
terpasang catatan
Tidak
1.3.3 Noise pada arcing horn Normal
normal
Trafo GIS
Tidak Ada
1.3.1 Level Minyak Silicon Normal Maksimum Minimum Rusak
terpasang catatan
Trafo konvensional
Tidak Ada
1.5.2 Level Minyak Normal Maksimum Minimum Rusak
terpasang catatan
Tidak
1.5.3 Noise pada arcing horn Normal
normal
Level Minyak Silicon (untuk Tidak Ada
1.5.4 Normal Maksimum Minimum Rusak
trafo GIS) terpasang catatan
Tidak bisa
1.5.5 Kondisi Rel 20 kV Bersih Kotor Korosi Kendor
dimonitor
Bau
1.5.6 Terminasi kabel 20 kV Normal Kendor
terbakar
Tidak Ada
1.6.2 Level Minyak Normal Maksimum Minimum Rusak
terpasang catatan
Tidak
1.6.3 Noise pada arcing horn Normal
normal
Level Minyak Silicon (untuk Tidak Ada
1.6.4 Normal Maksimum Minimum Rusak
trafo GIS) terpasang catatan
Tidak bisa
1.6.5 Kondisi Rel 20 kV Bersih Kotor Korosi Kendor
dimonitor
Bau
1.6.6 Terminasi kabel 20 kV Normal Kendor
terbakar
Tidak Ada
1.7.2 Level Minyak Normal Maksimum Minimum Rusak
terpasang catatan
Tidak
1.7.3 Noise pada arcing horn Normal
normal
Level Minyak Silicon (untuk Tidak Ada
1.7.4 Normal Maksimum Minimum Rusak
trafo GIS) terpasang catatan
Tidak bisa
1.7.5 Kondisi Rel 20 kV Bersih Kotor Korosi Kendor
dimonitor
Bau
1.7.6 Terminasi kabel 20 kV Normal Kendor
terbakar
Tidak Ada
1.9.2 Level Minyak Normal Maksimum Minimum Rusak
terpasang catatan
Tidak
1.9.3 Noise pada arcing horn Normal
normal
Tidak Ada
1.10.2 Level Minyak Normal Maksimum Minimum Rusak
terpasang catatan
Tidak
1.10.3 Noise pada arcing horn Normal
normal
2 SISTEM PENDINGIN
2.1 KIPAS PENDINGIN
Ada
2.1.1 Tegangan Suplai motor G1 G2 G3 G4
catatan
3 OLTC
3.1 SILICA GEL
Ada
3.1.1 Warna Jumlah yang berubah < 50 % Jumlah yang berubah > 50 %
catatan
3.2 PANEL
Tidak Tidak
3.2.1 Heater Berfungsi
terpasang berfungsi
Glen kabel
3.2.2 Lubang kabel kontrol Rapat Tidak rapat
tidak ada
Gosong/
3.2.3 Bau Tidak bau Bangkai
Terbakar
Terminasi Wiring Normal Korosi Panas
3.2.4 (Pengukuran panas dengan
thermogun)
4 SISTEM PERNAFASAN
Tidak Ada
4.1 Level minyak konservator Normal Maksimum Minimum
terbaca catatan
Ada
4.3 Warna silica gel Jumlah yang berubah < 50 % Jumlah yang berubah > 50 %
catatan
5 STRUKTUR MEKANIK
2 4 6 8
Penunjukan Temperatur
8.7 %
ambient
CATATAN :
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
Approval Pelaksana
(………………………………) (………………………………)
LAMPIRAN
FORMULIR IN SERVICE INSPECTION – BULANAN
REGION :
UPT :
GI/GIS :
NAMA BAY
:
TANGGAL
JAM
:
PELAKSANA :
KOMPONEN YANG
NO KONDISI PERALATAN
DIPERIKSA
1 BUSHING
1.1 BUSHING PRIMER FASA R
Tidak Salah
1.1.1 Kondisi Arcing horn Normal Lepas
Terpasang pasang
Tidak Salah
1.2.1 Kondisi Arcing horn Normal Lepas
Terpasang pasang
Tidak Salah
1.3.1 Kondisi Arcing horn Normal Lepas
Terpasang pasang
Tidak Salah
1.4.1 Kondisi Arcing horn Normal Lepas
Terpasang pasang
Tidak Salah
1.5.1 Kondisi Arcing horn Normal Lepas
Terpasang pasang
Tidak Salah
1.6.1 Kondisi Arcing horn Normal Lepas
Terpasang pasang
Tidak Salah
1.7.1 Kondisi Arcing horn Normal Lepas
Terpasang pasang
Tidak Salah
1.8.1 Kondisi Arcing horn Normal Lepas
Terpasang pasang
2 SISTEM PENDINGIN
2.1 Kondisi radiator Bersih Kotor Korosi
3 OLTC
3.4 Panel
Tidak Tidak
3.4.3 Lampu door switch Berfungsi Redup Hilang
terpasang berfungsi
Tidak bisa
3.4.4 Kondisi pintu panel Normal Korosi Kendor Hilang
dikunci
4 SISTEM PERNAFASAN
Ujung pipa di dalam tabung Tidak Tidak
4.1 Terendam
silica gel maintank Terendam terpasang
5 STRUKTUR MEKANIK
5.1 Body trafo Normal Berlumut Korosi
Tidak Tidak
6.1.3 Lampu door switch Berfungsi Redup Hilang
terpasang berfungsi
Tidak bisa
6.1.4 Kondisi pintu panel Normal Korosi Kendor Hilang
dikunci
7 NGR
Level elektrolit (untuk jenis Tidak
7.1 Normal
elektrolit) normal
8 PENGAMAN KEBAKARAN
Tidak
8.1 Alarm kebakaran Normal
normal
CATATAN :
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
Approval Pelaksana
(………………………………) (………………………………)