Anda di halaman 1dari 6

2.3.

1 Prinsip Kerja Arrester

Tegangan nominal pelindung bertindak menjadi isolator maupun didapat tidak meneruskan arus
dari jaringan tanah ketika tegangan jaringan normal sampai dengan 1,1. Namun, ketika tegangan
gelombang mencapai terminal perangkat pelindung, perangkat pelindung segera menjadi
penghantar dan mengalirkan arus impuls ke tanah, akibatnya amplitude tegangan lebih yang
merambat ke perangkat pelindung lebih kecil menjadi ketahanan impuls meningkat dari tegangan
peralatan yang dilindungi.

2.3.2 Bagian-bagian arrester

a. Elektroda

Arrester atau penangkal petir memiliki 2 elektroda yaitu, elektroda atas terhubung ke bagian aktif
dan elektroda bawah terhubung ke tanah.

b. Spark gap

Ketika sambaran petir atau tegangan berlebih di sirkuit akan menghasilkan tegangan lebih di
arrester bawaan, maka dari itu busur api dihasilkan di celah percikan.

c. Tahanan Katup

Resistor yang dipakai pada penangkal petir ini merupakan bahan yang karakteristik resistansinya
berubah seiring dengan perubahan tegangan.
2.3.3 Jenis-jenis Arrester

2.3.3.1 Arrester Jenis Ekspulsi

Dimanfaatkan dalam system tenaga dengan tegangan hingga 33 kV. Strukturnya ditunjukkan di
gambar 2.5. Penangkal petir ini memiliki dua sirkuit yang terhubung secara seri yakni sirkuit
eksternal dan sirkuit internal. Garis internal diletakkan dalam tabung serat dan elektroda internal
diarde dirancang sebagai tabung. Kehadiran dua pasang elektroda ini memungkinkan penangkal
petir membawa tegangan frekuensi tinggi tanpa menimbulkan korona atau arus bocor ke bumi.
Tegangan tembus sirkuit eksternal harus lebih rendah dari tegangan lompat isolator yang
mendukung sirkuit eksternal.

2.3.3.2 Arrester Jenis Katup

Arrester Katup berlandasan dengan cela perciknya terdiri dari :

- Arrester Katup Sela Pasif


Arrester bersela pasif diperlukan untuk jaringan distribusi hantaran udara.
Sela percik, resistor nonlinier dan isolator tabung merupakan bagian dari arrester katup.
Sebagian rangkaian elektroda plat-plat terhubung secara seri ini merupakan bagian dari
sela percik. Kemudian didalam tabung isolasi tertutup terdapat sela percik dan resistor
nonlinier, akibatnya fungsi dan cara kerja arrester ini tidak terpengaruhi oleh udara
sekitar. Resistor non-linier terbentuk dari berbagai silicon carbide yang dihubungkan
secara seri. Memiliki ukuran diameter 90 mm serta tebal 25 mm. Resistor ini mempunyai
resistansi yang sangat tinggi ketika arus lemah melewatinya, sebaliknya resistansi nya
akan rendah ketika arus kuat melewatinya.
-Arrester Katup Sela Aktif
Arrester sela aktif dipergunakan untuk jaringan bertegangan tinggi dan pusat jaringan
distribusi. Sama halnya arrester katup sela pasif, yang membedakannya adalah cara
pemadaman busur apinya pada sela-sela percik. Di arrester katup sela aktif, mengatasi
busur api dengan cara memanjangkan dan menenangkan busur api, caranya yaitu
meningkatkan medan magnet pada sela percik.
-Arrester Katup Tanpa sela percik
Arrester tidak bersela dipergunakan pada seluruh level tegangan. Struktur arrester jenis
ini dapat dilihat di gambar 2.7. Arrester varian ini tidak menerapkan sela percik, namun
menerapkan resistor non-linier yang terbentuk dari material logam oksida. Oleh karena
itu, dalam kehidupan sehari-hari arrester ini sering disebut dengan arrester MO.

Dilihat dari penempatannya, arrester dibagi menjadi 3 jenis :


-Arrester Katup Jenis Gardu
Arrester ini dikenal sangat efektif juga harganya yang tinggi. Makna dari kata “Gardu”
ini sendiri berarti bahwa penggunaan umum pada gardu induk besar. Digunakan untuk
menjaga perangkat yang mempunyai nilai jual tinggi pada rangkaian yang berkisar antara
2.400 volt – 287 kV.
-Arrester Katup Jenis Saluran
Dari arrester jenis gardu, arrester jenis ini mempunyai harga jual yang lebih rendah. Sama
halnya dengan arrester jenis gardu, arrester ini berfungsi untuk melindungi perangkat
yang tidak terlalu penting di gardu induk. Memiliki tegangan berkisar 15 kV – 69 kV.
-Arrester Jenis Gardu Untuk Mesin
Khusus untuk menjaga mesin-mesin yang berputar, Arrester ini memiliki tegangan 2,4
kV-15 kV.
-Arrester Katup Jenis Distribusi Untuk Mesin
Arrester ini dibuat khusus hanya untuk melindungi mesin-mesin berputar serta
menggunakan pendinginan udara tanpa minyak untuk melindungi transformator.
Memiliki tegangan 120 volt – 750 volt.

2.3.4 Syarat-syarat arrester


1. Supaya nilai nya tidak terlampaui saat dipakai pada kondisi normal maupun singkat,
arrester ini harus memiliki tegangan dasar 50 c/s.
2. Jika terdapat perselisihan antara arrester dan peralatan, maka perlindungannya
diharapkan mempunyai jangka atau range yang cukup untuk melindungi semua peralatan
gardu.
3. Arrester diatur sangat dekat dengan peralatan utama dan tahanan tanah nya sebisa
mungkin harus rendah.
4. Mampu menyalurkan arus besar kapasitas termis arrester berdasarkan simpanan tenaga
didalam saluran panjang.
5. Tegangan maksimum arrester yang jatuh dapat digunakan untuk tingkat perlindungan
arrester.
6. Penentuan tingkat perlindungan arrester harus didiskusikan pada BIL dengan cara
menetapkan harga tegangan pelepasan arus petir.
7. Pada pengetrapan arrester, efektifitas dari sejumlah kawat yang menjaga gangguan
petir yang terdapat di gardu harus diamati
8. Jika 50 c/s dari arrester meragukan, hingga jumlah yang dikalkulasi maupun yang
ditentukan pada arrester dapat ditambahkan sejumlah persentase. Dapat ditambahkan
10% untuk factor keamanan, untuk berwaspada menghadapi kemungkinan jika arrester
bekerja pada tegangan yang bertumpu 50 c/s.

2.3.5 Penerapan Arrester Pada Gardu Induk


Terkait dari sumber SPLN-7;1978, pada sirkuit ganda system yang bertegangan 150 kv
memiliki jangka antara arrester dan transformator tidak lebih dari 80 m, kemudian pada
sirkuit tunggal, setengah daripada jangka sebelumnya. Agar antisipasi pada masalah
flashover, arrester diletakkan di dekat peralatan yang dilindungi, tujuannya ialah :
-Meminimalisir peluang tegangan impuls merambat pada kawat penghubung arrester
dengan peralatan yang dilindungi.
-Ketika arrester beroperasi, kelebihan gelombang tegangan impuls dapat merambat di
kawat penghantar transformator dengan arrester sesudah gelombang itu tiba pada
terminal transformator, gelombang tegangan tersebut akan dipantulkan, akibatnya seluruh
tegangan terminal arrester dua kali tegangan sisa. Pencegahan peristiwa ini dapat
dilakukan bila arrester dapat dirangkai langsung di terminal transformator.
-Induktansi kawat harus diperkirakan bila kawat yang menyambungkan arrester ke
transformator akan dilindungi.

Anda mungkin juga menyukai