Pada dasarnya ada dua sistem pipa penyediaan air dalam gedung, yaitu sistem
pengaliran ke atas dan sistem pengaliran ke bawah.
1. Dalam sistem pengaliran ke atas, pipa utama dipasang dari tangki atas ke bawah sampai langit- langit lantai terbawah dari gedung, kemudian mendatar dan bercabang-cabang tegak ke atas untuk melayani lantai- lantai di atasnya. 2. Dalam sistem pengaliran ke bawah, pipa utama dari tangki atas dipasang mendatar dalam langit-langit lantai teratas dari gedung, dan dari pipa mendatar ini dibuat cabang-cabang tegak ke bawah untuk melayani lantai-lantai di bawahnya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan sistem pipa:
a. Pipa harus dirancang dan dipasang sedemikian rupa sehingga udara maupun air kalau perlu dapat dibuang/dikeluarkan dengan mudah. b. Pipa mendatar pada sistem pengaliran ke atas sebaiknya dibuat agak miring keatas, sedang pada sistem pengaliran ke bawah dibuat agak miring ke bawah. c. Perpipaan yang tidak merata, melengkung ke atas atau melengkung ke bawah harus dihindarkan. Kalau tidak dapat dihindarkan hendaknya dipasang katup pelepas udara. d. Harus dihindarkan membalikkan arah aliran.
Pemasangan katup Pada pipa-pipa cabang sedekat mungkin dengan pipa utama dipasang katup-katup pemisah agar kalau perlu dilakukan perawatan/perbaikan pada cabang tersebut, maka tidak perlu instalasi seluruh gedung dimatikan.
Penaksiran laju aliran air
Ada beberapa metode yang digunakan untuk menaksir besarnya laju aliran air,diantaranya, yaitu: a) Berdasarkan jumlah pemakai Metode ini didasarkan pada pemakaian air rata-rata sehari dari setiap penghuni dan perkiraan jumlah penghuni. Metode ini praktis untuk tahap perencanaan atau juga perancangan. Angka pemakaian air yang diperoleh dengan metoda ini digunakan untuk menetapkan volume tangki bawah, tangki atap, pompa, dsb. b) Berdasarkan jenis dan jumlah alat plumbing Metode ini digunakan apabila kondisi pemakaian alat plambing dapat diketahui misalnya untuk perumahan atau gedung kecil. Juga harus diketahui pula jumlah dari setiap jenis alat plambing dalam gedung tersebut. c) Berdasarkan unit beban alat plambing Dalam metode ini untuk setiap alat plambing ditetapkan suatu unit beban (fixture unit). Untuk setiap bagian pipa dijumlahkan besarnya unit beban dari semua alat plambing yang dilayaninya, dan kemudian dicari besarnya laju aliran air dengan kurva yang menghubungkan antara unit beban alat plambing dengan laju aliran. d) Berdasarkan pemakaian air terhadap waktu
Penentuan Ukuran Pipa
Ukuran pipa ditentukan berdasarkan laju aliran puncak. Disamping itu ada tambahan pertimbangan-pertimbangan lain yang didasarkan pada pengalaman perancang/kontraktor pelaksana.
Peralatan Penyediaan Air
Jenis peralatan penyediaan air: 1. Tangki air a. Tangki air bawah tanah Air dari jaringan air minum kota dialirkan dan ditampung dalam tangki bawah tanah dan kemudian dipompa ke dalam jaringan pipa penyediaan air gedung. b. Tangki atap Tangki ini mendapat air dari pompa yang menyedot dari tangki bawah tanah. Tangki ini berfungsi untuk menyimpan air untuk kebutuhan singkat dan untuk menstabilkan tekanan air sehubungan dengan fluktuasi pemakaian air sehari-hari. c. Tangki tekan Tangki semacam ini berfungsi untuk menyimpan air dengan tekanan tinggi.
2. Pompa penyediaan air
Pengelompokkan jenis pompa pada garis besarnya ada tiga, yaitu: a. Jenis putar, ada yang sentrifugal, aliran campuran, aksial dan generatif. b. Jenis langkah positif, yang termasuk jenis ini adalah pompa torak, pompa sudu, pompa eksentrik. c. Jenis khusus, adalah pompa vorteks, gelembung uap, pompa jet.