Anda di halaman 1dari 12

Nama : Meilinda Estevani Hutagalung

NIM : 191724017
Kelas : 3C – TPTL
Tugas 3 Sistem Proteksi
Materi Lighting Arrester (LA)

LIGHTING ARRESTER

Gambar 1. Lighting Arrester


LA atau Lightning Arrester merupakan peralatan yang didesain untuk melindungi peralatan
instalasi tenaga listrik atau gardu induk dari gangguan tegangan lebih akibat surja hubung maupun surja
petir. Fungsi utamanya yaitu membatasi nilai tegangan yang mengenai peralatan gardu induk yang
dilindunginya.

Pada gardu induk dan saluran transmisi , Surja mungkin merambat di dalam konduktor saat peristiwa
sebagai berikut:

1. Kegagalan sudut perlindungan petir, sehingga surja petir mengalir di dalam


konduktor fasa.
2. Backflashover akibat nilai pentanahan yang tinggi, baik di gardu induk ataupun
di saluran transmisi.
3. Proses switching CB/ DS (surja hubung).
4. Gangguan fasa-fasa, ataupun fasa-tanah baik di saluran transmisi maupun di
gardu induk.

Pada saat peristiwa surja, travelling wave/gelombang berjalan merambat di penghantar sistem
transmisi dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Surja dengan panjang gelombang dalam orde
mikro detik ini berbahaya bila nilai tegangan surja yang tiba di peralatan lebih tinggi dari level BIL
(Basic Insulation Level) peralatan. Untuk itu, LA dipasang untuk memotong tegangan surja dengan cara
mengalirkan arus surja ke tanah dalam orde sangat singkat, dimana pengaruh follow current tidak ikut
serta diketanahkan.
Lightning Arrester biasanya dipasang pada setiap ujung saluran yang akan memasuki gardu
induk. Arrester bekerja dengan cara membatasi switching atau membuang sisa tegangan lebih akibat
dari lonjakan petir yang kemudian lonjakan petir tersebut dialirkan ke tanah. Pada kondisi normal,
arrester bertindak sebagai isolator dimana mengalirkan beberapa miliampere arus bocor ke tanah pada
tegangan sistem. Namun ketika timbul surja tegangan, arrester akan bertindak sebagai konduktor yang
memiliki tahanan relatif rendah, sehingga dapat mengalirkan ribuan ampere arus surja ke tanah. Arrerter
juga harus memiliki tegangan yang lebih rendah daripada tegangan withstand dari peralatan ketika
terjadi tegangan lebih, dan menghilangan arus susulan mengalir dari sistem melalui arrester (power
follow current) setelah surja petir atau surja hubung berhasil didisipasikan.

A. Konsep Dasar Lighting Arrester


Lightning Arrester/ Arrester/ Surge Arrester memiliki peran penting di dalam koordinasi isolasi
peralatan di gardu induk. Fungsi utama dari Lightning Arrester adalah melakukan pembatasan nilai
tegangan pada peralatan gardu induk yang dilindunginya. Panjang lead yang menghubungkan
arrester pun perlu diperhitungkan, karena inductive voltage pada lead ini ketika terjadi surge akan
mempengaruhi nilai tegangan total paralel terhadap peralatan yang dilindungi.

Gambar di bawah ini merupakan komponen pada Lighting Arrester yang diperoleh dari Siemens
Handbook – Metal Oxide Arrester.

Gambar 2. Arrester Porselain dengan 2 Kompartemen

B. Karakteristik Lightning Arrester

LA memiliki karakteristik sebagai berikut:


1. Pada tegangan operasi (rms):
a. LA bersifat sebagai insulator.
b. Arus bocor ke tanah tetap ada, namun dalam orde mili-Ampere. Arus bocor
ini mayoritas adalah arus kapasitif.
2. Pada saat terjadi surja petir/ surja hubung:
a. LA bersifat konduktif, dengan nilai resistansi sangat rendah.
b. LA mengalirkan arus surja ke tanah dalam orde kilo-Ampere.
c. LA segera bersifat insulator setelah surja berhasil dilewatkan, sehingga
menghilangkan pengaruh follow current.
C. Perkembangan Teknologi Lighting Arrester

Sejak sistem listrik AC mulai diimplementasikan sekitar 100 tahun lalu di saluran transmisi,
teknologi proteksi petir sudah mulai dikembangkan. Mulai dari teknologi yang hanya
memanfaatkan sela udara (gap), kemudian berkembang dengan memanfaatkan kombinasi antara
sela udara dan resistor non linear, serta yang terakhir menggunakan resistor non linear tanpa gap
(teknologi terakhir ini mulai diimplementasikan mulai 20 tahun silam). Mayoritas Arrester pada
Sistem Transmisi di PLN saat ini telah menggunakan arrester dengan teknologi terakhir yg
memanfaatkan keping ZnO tanpa gap.

Perkembangan teknologi Arrester dapat dilihat sebagai berikut:

1892 – 1908 : Penggunaan Air Gaps

1908 – 1930 : Multiple gaps dengan resistan

1920 – 1930 : Lead Oxide dengan resistor

1930 – 1960 : Passive Gapped Silicon Carbide (SiC)

1960 – 1982 : Active Gapped Silicon Carbide (SiC)

1976 – skrg : MOSA (Zinc Oxide / ZnO) tanpa gap

1985 – skrg : MOSA (Zinc Oxide / ZnO) tanpa gap dengan polymer housings

Keping ZnO memiliki karakteristik kerja (kurva V-I) yang jauh lebih baik dibandingkan
generasi pendahulunya yang menggunakan SiC-terseri dengan gap. Mayoritas LA di sistem
transmisi PLN telah menggunakan teknologi keping ZnO tanpa gap, atau dikenal juga sebagai
MOSA-Metal Oxide Surge Arresters. Di beberapa tempat di Indonesia, MOSA dengan housing
polymer sudah mulai digunakan.

D. Klasifikasi Lihgting Arrester


Lingkup arrester luas, mulai dari penggunaan elektronika hingga pada system transmisi
Tegangan Tinggi maupun Tegangan Ekstra Tinggi. Buku pedoman ini membatasi arrester pada
level tegangan Lightning Arrester pada Sistem Transmisi secara umum dapat dikelompokkan
berdasarkan beberapa kategori:
I. Berdasarkan Level Tegangan Withstand Voltage Peralatan yang dilindungi

Mengacu pada IEC 60071-1:


a. Range I (1kV – 245kV)
b. Range II (di atas 245 kV)
Klasifikasi ini didasarkan pada perbedaan karakteristik surja, dimana pada Range II surja akibat
proses switching lebih membahayakan peralatan daripada surja lightning. Oleh karena proses
switching memiliki steepness yang lebih lambat, makadiperlukan pula arrester dengan
karakteristik komponen non linear yang berbeda.

II. Berdasarkan Letak Pemasangan


Pada buku pedoman inspeksi arrester PLN, LA (Lighting Arrester) dikelompokkan berdasarkan
letak pemasangannya, yaitu :
1. Arrester GIS

Gambar 3. Arrester di GIS

2. LA di Gardu Induk (non GIS)


Merupakan Arrester kebanyakan yang terpasang di Gardu Induk, menurut material
penyusun housing, material Gardu Induk dibedakan menjadi:

1) insulator porselen
2) insulator polimer
Gambar 4. Lightning Arrester di Gardu Induk

3. LA di Saluran Transmisi
Dipasang baik parallel dengan insulator pada tower (umumnya diserikan dengan spark
gap) atau dipasang pada konduktor sebagai pengganti damper dilengkapi dengan
disconnector Switch. Untuk tipe gap, stress akibat tegangan power frekuensi tidak
mempengaruhi kondisi arrester, namun sulit untuk memonitor kondisi arrester karena tidak
dilengkapi dengan counter, yang dapat dilaksanakan adalah monitoring kondisi tanduk api
untuk menentukan apakah telah terjadi proses discharge.

Sementara untuk arrester tanpa gap, dipasang pada konduktor terhubung ke ground,
dilengkapi dengan disconnector switch (yang akan bekerja bila telah terjadi arus di atas
nilai nominalnya), arrester line jenis ini juga dilengkapi dengan counter sehingga
memudahkan proses monitoring.

Kedua contoh LA ditunjukkan oleh gambar 5 di bawah ini :

(a) LA di Gardu Induk, dengan housing porselen (kiri) dan housing polymer (kanan)
III. Berdasarkan material penyusun komponen non linear
Penjelasan pada sub-bab sebelumnya menjelaskan bahwa komponen non linear yang
terakhir digunakan adalah Metal Oksida, sekalipun sedikit sekali (dan sudah tidak
diproduksi) arrester menggunakan komponen non linear dari Silikon Karbida (SiC).

(b) LA di Saluran Transmisi, dengan gap (kiri) & tanpa gap (kanan)
Gambar 3. LA berdasarkan Letak Pemasangan

E. Konfigurasi Lighting Arrester


Sebelum memahami lebih lanjut tentang proses konfigurasi arrester, perlu dipahami terlebih
dahulu bagaimana requirement dan parameter-parameter yang mempengaruhi performa dari
arrester. Secara mendasar, terdapat 2 kebutuhan dasar dari arrester, yang pertama adalah mampu
memeberikan level proteksi yang memenuhi safety margin bagi peralatan yang dilindungi, dan yang
kedua adalah bahwa arrester tersebut harus mampu bekerja dengan baik dalam tegangan
operasional secara kontinu serta mampu menahan pengaruh transien ataupun setiap tegangan lebih
yang muncul di dalam system, tanpa terpengaruh baik karakteristik elektris maupun thermalnya.
Kedua kebutuhan dasar tersebut saling terkait. Pada saat kita menurunkan level proteksi di
sebuah peralatan, itu juga berarti semakin tinggi stress yang dialami oleh arrester selama tegangan
operasi kontinu. Secara ringkas pemilihan arrester dapat dilihat dalam bagan pada halaman berikut
ini:
Gambar 6. Diagram Pemilihan Arrester
Persyaratan tambahan arrester meliputi karakteristik elektris dari sebuah arrester: karakteristik ini
tidak boleh berubah sepanjang rentang waktu tertentu, tidak berubah akibat pengaruh lingkungan,
seperti polusi, radiasi sinar matahari ataupun pengaruh mekanis.

F. Konstruksi Lighting Arrester


LA di saluran transmisi ataupun di gardu induk, memiliki konstruksi yang hampir
serupa.Komponen utama dari LA adalah varistor/ komponen aktif yang terbuat dari Zinc
Oxide.Varistor ini berbentuk keping blok, tersusun di dalam housing/ kompartemen yang terbuat
dari porselen ataupun polymer. Selain sebagai penyangga, housing ini juga befungsi untuk
menginsulasi antara bagian bertegangan dan tanah pada tegangan operasi LA.

Gambar 7. Konstruksi LA
LA juga dilengkapi dengan katup pressure relief di kedua ujungnya. Katup ini befungsi untuk
melepas tekanan internal yang berlebih, pada saat LA dilalui arus surja. Konstruksi lain pendukung
LA terdiri dari: struktur penyangga, grading ring, pentanahan dan alat monitoring. Lebih jauh akan
dijelaskan dalam sub-bab I – VI.
I. Vasistor / Active Part
Active Part terdiri dari kolom varistor Zinc Oxide (ZnO). Keping Zinc Oxide dicetak
dalam bentuk silinder yang besaran diameter keping tergantung pada kemampuan absorbsi
energi dan nilai discharge arus. Material silinder terbuat dari aluminium. Silinder ini selain
memiliki kemampuan mekanis, juga berfungsi sebagai pendingin.
Diameter keping bervariasi dari 30 mm untuk arrester kelas distribusi hingga 100 mm
untuk arrester HV/EHV. Setiap keping blok memiliki tinggi bervariasi dari 20 hingga 45
mm.

Gambar 8. Keping Blok Vasistor Zinc Oxide


Nilai residual voltage untuk setiap keping ZnO pada saat dilewati arus surja bergantung
pada diameter keping tersebut. Sebagai contoh pada keping dengan diameter 32 mm, nilai
residual voltagenya sebesar 450 V/ mm, sementara untuk diameter 70 mm nilai residual
voltage menurun menjadi 280 V/mm. Hal ini berarti, pada satu keping ZnO dengan
diameter 70 mm dan tinggi 45 mm terdapat kemampuan residual voltage sebesar 12.5 kV.
Bila nilai residual voltage yang diinginkan sebesar 823 kV, maka diperlukan 66 keping
ZnO tersusun ke atas. Hal ini akan menyebabkan tinggi LA mencapai 3 meter, dimana
kestabilan mekanis LA tidak baik, oleh karenanya LA juga didesain untuk dipasang
bertingkat (stacked).

II. Housing LA
Tumpukan keping ZnO ditaruh dalam sangkar rod, umumnya terbuat dari FRP (Fiber
Glass Reinforced Plastic). Compression spring dipasang pada kedua ujung kolom active
part untuk memastikan susunan keping memiliki ketahanan mekanis. Kompartemen
housing dapat terbuat dari porselen ataupun polymer. Alumunium flange direkatkan pada
kedua ujung housing dengan menggunakan semen.
Gambar 9. Konstruksi Housing LA

III. Sealing dan Pressure Relief System


Sealing ring dan pressure relief diaphragm dipasang di kedua ujung arrester. Sealing ring
terbuat dari material sintetis sementara pressure relief diaphragm terbuat dari steel/ nikel
dengan kualitas tinggi. Pressure relief bekerja sebagai katup pelepasan tekanan internal
pada saat LA mengalirkan arus lebih surja.

Gambar 10. Sealing dan Pressure Relief Systems LA


Grading Ring
Grading ring diperlukan pada LA dengan ketinggian > 1.5 meter atau pada LA yang
dipasang bertingkat. Grading ring berfungsi sebagai kontrol distribusi medan elektris
sepanjang permukaan LA. Medan elektris pada bagian yang dekat dengan tegangan akan
lebih tinggi, sehingga stress pada active part di posisi tersebut jauh lebih tinggi
dibandingkan pada posisi di bawahnya. Stress ini dapat menyebabkan degradasi pada
komponen active part.
Pemilihan ukuran grading ring perlu mempertimbangkan jarak antar fasa. Jarak aman antar
konduktor harus sama dengan jarak antar grading ring antar fasa dari arrester.
Gambar 11. Grading Ring LA
IV. Peralatan Monitoring dan Insulator Dudukan
LA dilengkapi dengan peralatan monitoring, yakni counter jumlah kerja LA dan/atau meter
arus bocor total. Sebelum diketanahkan, kawat pentanahan dilewatkan dahulu pada
peralatan monitoring. Oleh karenanya, insulator dudukan perlu dipasang baik pada kedua
ujung peralatan monitor, maupun pada dudukan LA, agar arus yang melalui LA hanya
melewati kawat pentanahan.

Gambar 13. Counter LA dan Counter dan Meter Arus Bocor Total LA

Gambar 14. Insulator dudukan LA


V. Struktur Penyangga Lighting Arrester
LA dipasang pada ketinggian tertentu dari permukaan tanah, untuk itu diperlukan struktur
penyangga yang terdiri dari pondasi dan struktur besi penyangga.

Gambar 11. Struktur Penyangga Lighting Arrester


G. FMEA Lighting Arrester

FMEA (Failure Mode Effect Analysis) merupakan analisis yang dilaksanakan untuk
mendapatkan gejala kegagalan pada sebuah peralatan dengan menerapkan keterkaitan
sebab-akibat antara kegagalan yang satu dengan penyebab sebelumnya, demikian
seterusnya hingga ditemukan penyebab kegagalan yang paling awal. Penyebab kegagalan paling
mula ini, misal, seal rusak (yang menyebabkan moisture masuk ke dalam kompartemen arrester),
perlu dilaksanakan inspeksi khusus terhadapnya. Dengan mengetahui
gejala kegagalan, dapat ditentukan metode inspeksi/pengujian yang perlu dilaksanakan
sehingga gangguan dapat dicegah.

Dalam analisis FMEA, pendekatan yang dilaksanakan bukan melalui pendekatan per
komponen yang menyusun sebuah peralatan, melainkan pendekatan fungsi. Dalam hal ini, sebuah
Sistem Arrester MOSA memiliki sebuah fungsi utama memotong tegangan lebih yang menuju
peralatan yang dilindunginya. Tegangan lebih ini baik berupa surja petir, surja hubung maupun
tegangan lebih di dalam sistem. Sebuah arrester terdiri dari beberapa sub sistem pendukung, yaitu:

1. Sub Sistem Active Part


2. Sub Sistem Insulasi
3. Sub Sistem Struktur Penyangga
4. Sub Sistem Sealing Systems
5. Sub Sistem Junction
6. Sub Sistem Pentanahan
7. Sub Sistem Grading Ring
8. Sub Sistem Monitoring

Anda mungkin juga menyukai