NIM : 191724017
Kelas : 3C – TPTL
Tugas 3 Sistem Proteksi
Materi Lighting Arrester (LA)
LIGHTING ARRESTER
Pada gardu induk dan saluran transmisi , Surja mungkin merambat di dalam konduktor saat peristiwa
sebagai berikut:
Pada saat peristiwa surja, travelling wave/gelombang berjalan merambat di penghantar sistem
transmisi dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Surja dengan panjang gelombang dalam orde
mikro detik ini berbahaya bila nilai tegangan surja yang tiba di peralatan lebih tinggi dari level BIL
(Basic Insulation Level) peralatan. Untuk itu, LA dipasang untuk memotong tegangan surja dengan cara
mengalirkan arus surja ke tanah dalam orde sangat singkat, dimana pengaruh follow current tidak ikut
serta diketanahkan.
Lightning Arrester biasanya dipasang pada setiap ujung saluran yang akan memasuki gardu
induk. Arrester bekerja dengan cara membatasi switching atau membuang sisa tegangan lebih akibat
dari lonjakan petir yang kemudian lonjakan petir tersebut dialirkan ke tanah. Pada kondisi normal,
arrester bertindak sebagai isolator dimana mengalirkan beberapa miliampere arus bocor ke tanah pada
tegangan sistem. Namun ketika timbul surja tegangan, arrester akan bertindak sebagai konduktor yang
memiliki tahanan relatif rendah, sehingga dapat mengalirkan ribuan ampere arus surja ke tanah. Arrerter
juga harus memiliki tegangan yang lebih rendah daripada tegangan withstand dari peralatan ketika
terjadi tegangan lebih, dan menghilangan arus susulan mengalir dari sistem melalui arrester (power
follow current) setelah surja petir atau surja hubung berhasil didisipasikan.
Gambar di bawah ini merupakan komponen pada Lighting Arrester yang diperoleh dari Siemens
Handbook – Metal Oxide Arrester.
Sejak sistem listrik AC mulai diimplementasikan sekitar 100 tahun lalu di saluran transmisi,
teknologi proteksi petir sudah mulai dikembangkan. Mulai dari teknologi yang hanya
memanfaatkan sela udara (gap), kemudian berkembang dengan memanfaatkan kombinasi antara
sela udara dan resistor non linear, serta yang terakhir menggunakan resistor non linear tanpa gap
(teknologi terakhir ini mulai diimplementasikan mulai 20 tahun silam). Mayoritas Arrester pada
Sistem Transmisi di PLN saat ini telah menggunakan arrester dengan teknologi terakhir yg
memanfaatkan keping ZnO tanpa gap.
1985 – skrg : MOSA (Zinc Oxide / ZnO) tanpa gap dengan polymer housings
Keping ZnO memiliki karakteristik kerja (kurva V-I) yang jauh lebih baik dibandingkan
generasi pendahulunya yang menggunakan SiC-terseri dengan gap. Mayoritas LA di sistem
transmisi PLN telah menggunakan teknologi keping ZnO tanpa gap, atau dikenal juga sebagai
MOSA-Metal Oxide Surge Arresters. Di beberapa tempat di Indonesia, MOSA dengan housing
polymer sudah mulai digunakan.
1) insulator porselen
2) insulator polimer
Gambar 4. Lightning Arrester di Gardu Induk
3. LA di Saluran Transmisi
Dipasang baik parallel dengan insulator pada tower (umumnya diserikan dengan spark
gap) atau dipasang pada konduktor sebagai pengganti damper dilengkapi dengan
disconnector Switch. Untuk tipe gap, stress akibat tegangan power frekuensi tidak
mempengaruhi kondisi arrester, namun sulit untuk memonitor kondisi arrester karena tidak
dilengkapi dengan counter, yang dapat dilaksanakan adalah monitoring kondisi tanduk api
untuk menentukan apakah telah terjadi proses discharge.
Sementara untuk arrester tanpa gap, dipasang pada konduktor terhubung ke ground,
dilengkapi dengan disconnector switch (yang akan bekerja bila telah terjadi arus di atas
nilai nominalnya), arrester line jenis ini juga dilengkapi dengan counter sehingga
memudahkan proses monitoring.
(a) LA di Gardu Induk, dengan housing porselen (kiri) dan housing polymer (kanan)
III. Berdasarkan material penyusun komponen non linear
Penjelasan pada sub-bab sebelumnya menjelaskan bahwa komponen non linear yang
terakhir digunakan adalah Metal Oksida, sekalipun sedikit sekali (dan sudah tidak
diproduksi) arrester menggunakan komponen non linear dari Silikon Karbida (SiC).
(b) LA di Saluran Transmisi, dengan gap (kiri) & tanpa gap (kanan)
Gambar 3. LA berdasarkan Letak Pemasangan
Gambar 7. Konstruksi LA
LA juga dilengkapi dengan katup pressure relief di kedua ujungnya. Katup ini befungsi untuk
melepas tekanan internal yang berlebih, pada saat LA dilalui arus surja. Konstruksi lain pendukung
LA terdiri dari: struktur penyangga, grading ring, pentanahan dan alat monitoring. Lebih jauh akan
dijelaskan dalam sub-bab I – VI.
I. Vasistor / Active Part
Active Part terdiri dari kolom varistor Zinc Oxide (ZnO). Keping Zinc Oxide dicetak
dalam bentuk silinder yang besaran diameter keping tergantung pada kemampuan absorbsi
energi dan nilai discharge arus. Material silinder terbuat dari aluminium. Silinder ini selain
memiliki kemampuan mekanis, juga berfungsi sebagai pendingin.
Diameter keping bervariasi dari 30 mm untuk arrester kelas distribusi hingga 100 mm
untuk arrester HV/EHV. Setiap keping blok memiliki tinggi bervariasi dari 20 hingga 45
mm.
II. Housing LA
Tumpukan keping ZnO ditaruh dalam sangkar rod, umumnya terbuat dari FRP (Fiber
Glass Reinforced Plastic). Compression spring dipasang pada kedua ujung kolom active
part untuk memastikan susunan keping memiliki ketahanan mekanis. Kompartemen
housing dapat terbuat dari porselen ataupun polymer. Alumunium flange direkatkan pada
kedua ujung housing dengan menggunakan semen.
Gambar 9. Konstruksi Housing LA
Gambar 13. Counter LA dan Counter dan Meter Arus Bocor Total LA
FMEA (Failure Mode Effect Analysis) merupakan analisis yang dilaksanakan untuk
mendapatkan gejala kegagalan pada sebuah peralatan dengan menerapkan keterkaitan
sebab-akibat antara kegagalan yang satu dengan penyebab sebelumnya, demikian
seterusnya hingga ditemukan penyebab kegagalan yang paling awal. Penyebab kegagalan paling
mula ini, misal, seal rusak (yang menyebabkan moisture masuk ke dalam kompartemen arrester),
perlu dilaksanakan inspeksi khusus terhadapnya. Dengan mengetahui
gejala kegagalan, dapat ditentukan metode inspeksi/pengujian yang perlu dilaksanakan
sehingga gangguan dapat dicegah.
Dalam analisis FMEA, pendekatan yang dilaksanakan bukan melalui pendekatan per
komponen yang menyusun sebuah peralatan, melainkan pendekatan fungsi. Dalam hal ini, sebuah
Sistem Arrester MOSA memiliki sebuah fungsi utama memotong tegangan lebih yang menuju
peralatan yang dilindunginya. Tegangan lebih ini baik berupa surja petir, surja hubung maupun
tegangan lebih di dalam sistem. Sebuah arrester terdiri dari beberapa sub sistem pendukung, yaitu: