Anda di halaman 1dari 14

Nama : Meilinda Estevani Hutagalung

NIM : 191724017

Kelas : 3C – TPTL

Tugas Simulasi PLTU SOP Cold Startup Boiler

Tugas 1

SOP Cold Startup Boiler

Berikut Standar Operating Procesure (SOP) dalam menjalankan boiler dari referensi Manual
Operating Rules for Boiler Operation, PT. Cahaya Fajar Kaltim Independent Power Producer (IPP),
dan PT Pusaka Jaya Inti Servis.

A. Definisi Start Up Boiler


Start Up Boiler adalah proses atau menjalanlan Boiler yang dimana terbagi menjadi tiga jenis :
1) Cold Start Up
Merupakan proses dalam menjalankan Boiler dalam kondisi dingin, dimana temperatur
ruang bakar (furnace) dan temperatur steam drum dalam kondisi sama dengan ambient
temperature dari udara luar ( T < 50°C). Cold Start up ini dilakukan pada saat setelah
Boiler shutdown selama lebih dari 72 jam (t > 72 h) atau setelah dilakukan
perawatan/overhaul.

2) Warm Start Up
Merupakan proses menjalankan boiler dalam kondisi hangat, temperatur ruang bakar dan
temperatur drum uap (steam drum) 150 ~ 350°C. Warm Start Up sering dilakukan pada
saat setelah Boiler Shutdown selama lebih dari 8 jam namun di bawah 72 jam ( 72 > t >
8 Jam) atau setelah pembangkit telah melakukan perbaikan kecil (minor overhaul).

3) Hot Start Up
Merupakan proses menjalankan boiler dalam kondisi panas, dimana temperatur ruang
bakar (furnace) diatas 600°C (T > 600°C) dan temperatur steam drum di atas 300°C (T
> 300 °C). Hot Start Up sering dilakukan pada saat boiler shutdown selama lebih dari 4
jam ( t > 4 h) atau setelah pembangkit mengalami black out.

B. Peralatan Pendukung
1) Alat Pelindung Diri yang digunakan :
a) Safety Helmet
b) Safety Shoes
c) Ear Pig
2) Peralatan yang digunakan :
a) Handy Talky (HT)
b) Logsheet
c) Alat tulis
d) Thermometer Gun
e) Kunci F

C. Kriteria Operasi Cold Start Up


1) Unti telah shutdown atau berhenti beroperasi > 72 jam.
2) Temperature furnace 30°C
3) Temperature steam drum < 60°C

D. Batasan Operasi
Berikut batasan operasi yang perlu diperhatikan.
a) Boiler Main Steam Flow : ~ 85 t/h
b) Boiler Main Steam Pressure : 8.85 ~ 9.83 Mpa
c) Main Steam Temperature : 525 ~ 545°C
d) Boiler Feed Water Temperature : ~ 215 °C
e) Boiler Feed Water Pressure : > 10 Mpa
f) Bed Boiler Temperature : 850°C ~ 980°C
g) Boiler Furnace Pressure : − 50 pa
h) Boiler Fluegas Temperature Inlet ESP : 9 ~ 10.7 Kpa
i) Fuel Coal Consumption : < 14 t/h

E. Spesifikasi Peralatan yang Dioperasikan


Peralatan yang dioperasikan diasumsikan sebagai berikut
a) Boiler Rated Evaporation Capacity : 85 t/h
b) Boiler Rated Steam Temperature : 540°C
c) Boiler Rated Steam Pressure : 9.81 Mpa
d) Feed Water Temperature : 215°C
e) Excess Air Factory att Place of Flue Gas Discharge : 1.39
f) Temperature of Boiler Flue Gas Discharge : 140° t/h
g) Blowdown Rate : ≤ 2%
h) Inet Air Temperature of Air Preheater : 25°C
i) Boiler Thermal Efficiency : 88%

F. Prosedur Kerja Pengoperasian Cold Start Up


1. Prosedur Persiapan
1) Shift Leader berkoordinasi dengan supervisor operasional dan / atau Manager O & M
(Operations and Maintenance) dan mendapatkan instruksi untuk melakukan Start up
Boiler.
2) Koordinasikan dengan pihak elektrik, instrument control dan mekanik jika akan
melakukan Cold Start Up Boiler
3) Siapkan checklist start up dan logsheet yang berlaku.
4) Pastikan kondisi valve seperti berikut (lebih jelasnya di langkah selanjutnya) :
• Valve dalam posisi OPEN, antara lain:
a) 8 manual valve drain superheater (kecuali 1 manual valve hanger economizer)
b) 10 manual valve venting steam drum dan superheater (kecuali 1 manual valve
hanger economizer)
c) 1 manual valve emergency drum.
d) 2 manual valve continous blowdown.
e) 12 manual valve drain blowdown collector water wall
f) Motor valve economizer recirculation pipe (HV0905_C)
g) 12 manual valve pada line fuel oil.
h) 2 motor valve feedwater bypass front dan back (HV0902_O dan HV0904_O).

• Valve dalam posisi CLOSE, antara lain:


a) 1 manual valve drain economizer hanger
b) 1 manual valve venting economizer hanger
c) 2 manual valve drain distribution header
d) 2 manual valve drain economizer (Left & Right)
e) Motor valve emergency drains : HV0907_ C
f) Semua motor valve Blowdown, downcomer dan down header pada view DCS
1016 – Boiler Drain System sebanya 18 motor valve.
g) 1 manual valve drain feed water line.
5) Pastikan & cek tidak ada pekerjaan (clear area) di area lokal Boiler maupun didalam
Boiler (Furnace, Economizer dan Superheater) serta di panel tegangan tinggi 6,3 kV&
400 volt dan motor-motor di area Boiler.
6) Pastikan telah berkoordinasi dengan operator distribusi bahwa supply power semua
peralatan Boiler posisi (rack in), ini diindikasi dengan layar monitor CCR (Cemtral
Control Room) ready on dan posisi remote pada local panel.
7) Pastikan pada semua peralatan di lokasi Boiler kondisi siap operasi (mengisi checklist
start up Boiler).
8) Start electric heater ESP (Electrostatic Precipitator).
9) Pastikan semua peralatan instrument dan elektrikal berfungsi dengan baik dan sesuai
dengan indikasi di lokal maupun DCS (Distributed Control System).
10) Check semua manhole Boiler dari superheater, economizer, air preheater, windbox,
cyclone, top cyclone, air plenum dan ESP untuk memastikan tidak ada orang ataupun
material yang tertinggal di dalamnya. Kemudian tutup dan kunci kembali semua manhole
tersebut kecuali manhole bed furnace di sisi kanan untuk memastikan level material bed
(Pasir Silica) dan fluidized bed sudah bagus.
11) Check semua nozzle bed Boiler dari penyumbatan, bersihkan jika terdapat nozzle yang
tersumbat, jika diperlukan lakukanlah air flow test.
12) Check dan pastikan level bed material telah sesuai. (lakukan dengan Instruksi Kerja
pengisian Material Bed). Level bed standar di 500 ~ 600 mm.
13) Buka manual valve air vent, Superheater, Steam Drum & Main Steam. Bukalah hingga
100%.
14) Buka exhaust valve (HAHAA232) dari DCS.
15) Pastikan CWP (Cooling Water Pump) sudah running (lakukan running dengan Instruksi
Kerja pengoperasian Cooling Water Pump).
16) Pastikan level expansion tank pada posisi penuh dengan level 100% dari yang
ditetapkan.
17) Pastikan CCWP (Closed Cooling Water Pump) sudah running dan exchanger in services.
18) Start Compressor air instrument dan Process sudah running (Gunakan Instruksi Kerja
pengoperasian Air Compressor). Lakukan pada tekanan air (pressure air) 0.6 ~ 0.8
Mpa.
19) Pastikan semua manual & motorized valve spray water desuperheater, manual valve
spray water pada posisi tertutup. Bukaan valvenya 0%.
20) Pastikan level coal bunker pada posisi normal. Standar levelnya  70% dari level yang
ditetapkan (setpointnya).
21) Tutup manual valve soot blower.
22) Tutup manual & motor valve emergency discharge steam drum.
23) Tutup manual valve drain economizer
24) Pastikan level deaerator pada posisi normal. Levelnya di −50 mm.
25) Pastikan Condensate Pump sudah running.
26) Lakukan pengisian air steam drum. Start boiler feed water pump (lakukan dengan
Instruksi Kerja yang berlaku untuk mengoperasikan boiler feed water pump).
27) Isi air Boiler hingga level normal (lihat Instruksi Kerja standar untuk Boiler filling water
dan Hydrotest).
28) Lalu Stop Boiler feed water pump.
29) Buka penuh manual & motorized valve recirculation economizer (HAN10AA231).
30) Pastikan level steam drum sudah normal di DCS (Distributed Control System), 2 Pcs level
analog, 2 pcs level glass & 3 pcs level transmitter.
31) Pastikan fuel oil / solar mencukupi untuk cold Start Up dan check level tank solar. Nilai
mencukupi pada 20% (8000 liter).
32) Pastikan cooling water pump / sea water pump sudah beroperasi normal.
33) Pastikan closed cycle cooling water pump beroperasi, dan berikutnya pastikan plate heat
exchanger.
34) Pastikan level expansion tank pada posisi penuh.
35) Pastikan air compressor instrument dan process telah beroperasi/running. Dengan
tekanan yang ditunjukkan instrument yaitu 0.6 – 0.8 Mpa.
36) Pastikan semua desuperheater, manual valve spray water dan motorized valve pada posisi
tertutup. Pastikan tekanannya  0.7 Mpa – 0.8 Mpa.
37) Pastikan level coal bunker pada posisi normal. Posisi normal ditetapkan pada level 70
% dari setpoint/nilai yang ditetapkan.
38) Pastikan soot blower valve manual sudah close.
39) Pastikan level deaerator pada posisi normal. Level normal yaitu dengan tinggi air 1400
mm.
40) Open inlet dumper PAF (Primary Air Fan) dan SAF (Secondary Air Fan). Buka hingga
bukaan inlet dumper 100%.
41) Open dumper SAF upper dan lower. Bukaan dumpernya 25%.
42) Open MOV (Motorized Operating Valve) inlet windbox to ducting burner. Dengan
bukaan 100%.
43) Closed motor dumper inlet IDF (Induced Draft Fan). Tutup hingga 0%.
44) Pastikan handle variable speed IDF pada posisi masuk.

2. Cold Start Up Boiler


1) Start IDF (gunakan Instruksi Kerja pengoperasian IDF/Induced Draft Fan) setelah motor
IDF running stabil, tunggu sekitar 3-5 menit dan perhatikan furnace pressure. Pastikan
furnace pressure pada range −100 ~ − 300 pa (vakum).
2) Buka MOV outlet dumper IDF. Bukaannya hingga 100% .
3) Tutup inlet dumper PAF dan SAF secara perlahan. Tutup perlahan dari 100% − 0%
(hingga benar – benar tertutup).
4) Start PAF dari DCS (lihat Instruksi Kerja pengoperasian PAF). Setelah motor PAF
running hingga 1 menit, buka inlet damper PAF secara perlahan dengan mengimbangi
bukaan dumper IDF agar Furnace pressure tetap terjaga. Tekanan Furnace terjaga di –
50 pa (Vakum).
5) Naikkan pressure windbox/plenum chamber (dengan menaikan flow PAF) perlahan-
lahan sampai bubbling furnace bagus dan pastikan nozzle – nozzle tidak ada yang
tersumbat dengan melihat dari manhole furnace (bubbling test) ketinggian bubbling
sekitar 50 – 80cm, catat pressure windbox/plenum chamber saat ketinggian bubbling
terpenuhi sebagai referensi minimum pressure windbox/air plenum. Pressurenya kurang
lebih di 6 ~ 7 Kpa.
6) Apabila bubling furnace bagus turunkan pressure windbox, cek level pasir di furnace,
pastikan rata dan tidak bergelombang. Turunkan  3 Kpa.
7) Jika permukaan pasir sudah merata, tutup manhole furnace dan naikkan pressure
windbox. Naikkan pressure 0 ~ 6 Kpa.
8) Atur damper di burner I dan II di posisikan open.
9) Start pompa HSD (High Speed Diesel) dari DCS dan atur pressure di local dengan
membuka/menutup stop valve return.
10) Buka manual valve instrument air untuk pendingin flame detector. Bukaannya hingga
15 %.
11) Start ignition burner dari local. (Lakukan starting dengan Instruksi Kerja operasi Ignition
Burner). Apabila burner sudah menyala pastikan menormalkan pressure fuel oil/HSD.
Check kondisi nyala api oil gun dari sight glass harus dalam kondisi nyala terang dan
tidak tersendat, jika nyala api tidak sempurna/tersendat segera stop dan lakukan cleaning
nozzle. Pressure normal fuel oil di 0.7 ~ 0.8 Mpa.
12) Start phosphate pump dan persiapkan sampling system (lihat Instruksi Kerja Sampling
System). Tekanannya +50 Mpa ~ +100 Mpa.
13) Perhatikan furnace pressure pada bagian upper furnace normal, (lihat di sight glass dan
berarti ruang bakar telah menyala dan temperature furnace ada indikasi naik di DCS).
Upper Furnace pressure normal di – 100 Mpa.
14) Setelah burner menyala jaga pressure furnace posisi normal, amati kenaikan temperature
furnace, temperature bed dan pressure steam drum. (Differential temperature windbox
furnace < 100°C).
15) Apabila pressure steam drum sudah pada posisi 2 bar maka semua air vent dan exhaust
valve dapat di close, Flushing level glass, level analog dan level transmitter selama 1 –
2 menit hingga kotoran / scalling hilang dan air menjadi jernih.
16) Buka manual valve drain superheater, desuperheater dan main steam.
17) Jika temperature bed dan temperature furnace sudah tidak mengalami kenaikan dan
cenderung bertahan, naikkan pressure HSD dengan mengurangi pembukaan valve return.
Naikkan tekanan 0.8 ~ 1.2 Mpa.
18) Apabila temperature bed sudah tinggi, coal feeder dapat di start dengan speed minimum
(Lihat Instruksi Kerja Start Coal Feeder). Temperature bed tinggi di  450°C.
19) Start electrostatic precipitator dan fly ash conveying system (lihat Instruksi Kerja ESP
dan fly ash conveying system).
20) Atur speed coal feeder, amati kenaikan temperature bed dan temperature furnace.
Standar nilainya di 5 ~ 10 %.
21) Buka satu persatu dan bergantian valve intermittent / schedule blowdown jika level steam
drum mengalami kenaikan, tutup kembali jika level steam drum normal – 50 ~ 0mm.
22) Start boiler feed water pump (lihat IK).
23) Jika level steam drum cenderung turun sebanding dengan naiknya temperature bed dan
pressure main steam maka, akukan pengisian air dengan menggunakan main control
valve feed water/bypass-nya. Pengisian hingga air bertambah levelnya + 50 – 100 mm.
24) Jika temperature bed dan furnace mencapai ±700°C, stop ignition burner, segera buka
penuh motor valve PAF ke plenum chamber (windbox).
25) Jika temperature bed dan furnace sudah bertahan, naikkan speed coal feeder secara
bertahap untuk menaikkan temperature dan pressure main steam,
atur penambahan udara bakar. Temperatur bertahan di  700 °C.
26) Start SAF (lihat Instruksi Kerja).
27) Buka penuh outlet damper (HLA43AE701) SAF. Buka inlet damper SAF
(HLA10AE701) untuk penambahan udara bakar agar pembakaran terjadi lebih cepat,
lihat oxygen content / excess air. Buka inlet damper 3 ~ 8% .

Berikut Contoh Diplay Panel Control pada Master Station DCS


SOP II Cold Startup System pada Unit 3 PLTU di PT Cahaya Fajar Kaltim (IPP)
I. Pengecekan kondisi unit Boiler
Operator local memastikan kondisi unit Boiler antara lain :
a) Valve dalam posisi OPEN, antara lain:
• 8 manual valve drain superheater (kecuali 1 manual valve hanger
economizer)
• 10 manual valve venting steam drum dan superheater (kecuali 1 manual
valve hanger economizer)
• 1 manual valve emergency drum.
• 2 manual valve continous blowdown.
• 12 manual valve drain blowdown collector water wall
• Motor valve economizer recirculation pipe (HV0905_C)
• 12 manual valve pada line fuel oil.
• 2 motor valve feedwater bypass front dan back (HV0902_O dan
HV0904_O).
b) Valve dalam posisi CLOSE, antara lain:
• 1 manual valve drain economizer hanger
• 1 manual valve venting economizer hanger
• 2 manual valve drain distribution header
• 2 manual valve drain economizer (Left & Right)
• Motor valve emergency drains : HV0907_ C
• Semua motor valve Blowdown, downcomer dan down header pada view
DCS 1016 – Boiler Drain System sebanya 18 motor valve.
• 1 manual valve drain feed water line.
II. Pengisian Air Steam Drum
a) Lakukan pengisian air pada view DCS 1004 – Boiler Deaerator Feedwater
System
b) Naikkan nilai presentase coupler control feedback Feedwater A/B
(AI_SV4701A/B) sebesar 10 % dengan acuan speed feedwater pump A/B ± 1000
RPM.
c) OPEN motor valve front (HV0902_O) dan back (HV0904_O) feedwater bypass
adjusting valve.
d) Naikkan perlahan level air dengan cara OPEN feedwater bypass pneumatic valve
dengan menyesuaikan kenaikan level drum hingga 0 mm.
III. Start IDF A
Ikuti SOP dan Instruksi Kerja Start – Stop IDF A/B
IV. Start SAF A
Ikuti SOP dan Instruksi Kerja Start – Stop SAF A/B
V. Start IDF B
Ikuti SOP dan Instruksi Kerja Start – Stop IDF A/B
VI. Start SAF B
Ikuti SOP dan Instruksi Kerja Start – Stop SAF A/B
a) Setting kevakuman furnace pada nilai – 100 Pa dengan cara mengimbangkan
bukaan dari masing – masing damper IDF A dan B serta damper SAF A dan B.
b) Posisikan damper – damper IDF A, B dan SAF A, B bekerja secara AUTO.
VII. Start Oil Pump.
Ikuti SOP dan Instruksi Kerja Start – Stop Oil Pump
VIII. Oil Leakage Test
Ikuti SOP dan Instruksi Kerja oil Leakage Test. Setelah test kebocoran line fuel oil, atur
tekanan solar pada pneumatic control valve PV1801 dengan memposisikan AUTO dan
setting nilai tekanan pada SV sebesar 2.75 MPa.
IX. Purging dan Setting Air System
Ikuti SOP dan Instruksi Kerja Purging dan Setting Air System
X. Start Oil Gun (tambahin kurva cold start up dari manual book)
Ikuti SOP dan Instruksi Kerja Start – Stop Oil Gun
a) Start oil gun ke-1 (ikuti langkah Start Oil Gun sesuai dengan SOP Start – Stop
Oil Gun)
b) Perhatikan kevakuman furnace,pertahankan pada nilai – 100 Pa dengan cara
membuka damper – damper pada posisi sudut burner dari layer yang di Start.
Contoh :
- Untuk Start burner pada BC Layer No.1 Corner atur bukaan damper pada
BC Layer No. 1 Corner sebesar 50% dan damper pada BC Layer No. 2, No.
3 dan No. 4 Corner sebesar ± 10 %.

c) Perhatikan pengapian pada kamera monitor furnace di DCS, pastikan penyalaan


sempurna. Jika tidak ganti dengan oil gun yang lain.
d) Perhatikan trend temperature furnace dan pressure steam drum, jika sudah dalam
kondisi stabil tambahkan penyalaan burner ke-2. Ulangi langkah sebelumnya
dengan tetap memperhatikan kevakuman furnace pada nilai – 100 Pa.
e) Pada saat tekanan steam header (PT1002) bernilai 0.2 MPa, CLOSE semua
venting valve.
f) Perhatikan trend temperature furnace dan pressure steam drum, jika sudah dalam
kondisi stabil tambahkan penyalaan burner ke-3. Ulangi langkah sebelumnya
dengan tetap memperhatikan kevakuman furnace pada nilai – 100 Pa. Dalam
kondisi ini perhatikan juga hal – hal berikut :
• Kenaikan level air pada steam drum, pertahankan pada posisi level 0
mm. Jika terjadi kenaikan level lakukan drain melalui drain blowdown
collector dengan cara OPEN minimal 2 valve blowdown (sebelum
drain emergency valve berfungsi secara AUTO pada level 100 mm)
• Kenaikan tekanan main steam (PT1002) pada kisaran nilai 0.7 – 1
MPa, CLOSE semua drain valve superheater (kecuali 1 manual valve
pada main steam header)
g) Perhatikan trend temperature furnace dan pressure steam drum, jika sudah dalam
kondisi stabil tambahkan penyalaan burner ke-4. Ulangi langkah sebelumnya
dengan tetap memperhatikan kevakuman furnace pada nilai – 100 Pa. Atur
bukaan exhaust valve HV1004_C sebagai valve yang diatur dan HV1005_C
dalam posisi full OPEN, dengan tujuan untuk mengendalikan kenaikan tekanan
steam sekaligus mempercepat proses kenaikan temperature. Dalam kondisi ini
perhatikan juga hal – hal berikut :
• Amati level air pada steam drum jika ada indikasi penurunan level
tambah make up boiler water dengan cara OPEN pneumatic valve
control LV0903 (Feedwater Bypass) dalam mode operasi MANUAL.
Atur kenaikan tekanan outlet BFWP (PT2902A/B) dengan menaikkan
presentase coupler BFWP (SV4701A/B). Selisih antara tekanan steam
drum dan outlet BFWP adalah ± 2.5 MPa.
• Pencapaian temperature main steam (TE2501_2 atau TE2501_3) pada
nilai ± 400 ˚C.
• Pencapaian tekanan main steam (PT1002) pada nilai 2 – 3 MPa
sebagai syarat rolling turbin.
h) Perhatikan tahapan rolling up turbin yang secara otomatis akan mengakibatkan
penurunan pressure main steam dan temperature steam. Imbangi dengan Start
Burner ke -5 dan seterusnya. Dalam kondisi ini perhatikan juga hal – hal berikut
:
• Pencapaian temperature furnace ± 500 ˚C.
• Pencapaian temperature main steam (TE2501_2 atau TE2501_3) pada
nilai ± 480 ˚C.
• Pencapaian tekanan main steam (PT1002) pada nilai 3.7 – 4 MPa
XI. Start PAF ke-1 (A/B)
Ikuti SOP dan Instruksi Kerja Start – Stop PAF A/B
• Perhatikan parameter “Wind Box With Furnace Diff. Pressure Control” pada
nilai tekanan 0.2 KPa. Jaga kevakuman furnace pada nilai – 100 Pa.
• Tekanan HOT. PA press (PT1504) minimal 8 KPa. Dengan membuka damper
(FV1501A/B) secara perlahan.
XII. Start Seal. Air Fan ke-1 (A/B)
Ikuti SOP dan Instruksi Kerja Start – Stop Seal. Air Fan A/B
XIII. Start Coal Mill ke-1
Ikuti SOP dan Instruksi Kerja Start – Stop Coal Pulverizer A/B/C
Perhatikan tahapan Start Turbin, semakin cepat peningkatan speed turbin maka secara
otomatis konsumsi flow steam akan meningkat dan tekanan main steam perlu dinaikkan.
a) Start Coal Mill ke-1 (ikuti langkah Start Coal Mill sesuai dengan SOP Start –
Stop Coal Mill A/B/C).
• Tetap perhatikan pressure furnace jika system AUTO pada IDF dan SAF
tidak mampu maka secara automatis akan beralih ke mode MANUAL.
• NOTE : untuk menjaga kestabilan pressure furnace pada saat start coal
mill lepas terlebih dahulu mode AUTO pada damper-damper IDF dan
SAF menjadi MANUAL. Jika kondisi penyalaan api pada furnace
sempurna ditandai dengan kestabilan vacuum furnace, posisi kembali
Mode AUTO.
b) Setting bukaan damper – damper air system di posisi layer operation masing –
masing sebesar 10 – 15 %. Contoh : Jika Coal Mill A beroperasi maka setting
damper – damper semua sudut pada A Layer Operation.
c) Perhatikan kenaikan parameter tekanan main steam dan temperature furnace.
Jaga tekanan stabil pada kisaran nilai 3.7 – 4 MPa
d) Lakukan pengaturan pada tekanan solar dengan menurunkan nilai SV dari 2.75
MPa menjadi 2.5 MPa
e) Setting kecepatan coal feeder pada 5 t/h.
f) Jika masih terjadi kenaikan tekanan main steam lakukan dengan mematikan 1
burner dan 4 burner dalam kondisi beroperasi.
g) Perhatikan tahapan turbin jika setelah melakukan Synkron jaringan maka secara
otomatis terjadi peningkatan flow steam. Imbangi dengan menambah kecepatan
flow coal feeder.

h) Amati level air pada steam drum jika ada indikasi penurunan level tambah make
up boiler water dengan cara OPEN pneumatic valve control LV0903 (Feedwater
Bypass). Atur kenaikan tekanan outlet BFWP (PT2902A/B) dengan menaikkan
presentase coupler BFWP (SV4701A/B). Selisih antara tekanan steam drum dan
outlet BFWP adalah ± 2.5 MPa.
i) Amati perubahan temperature main steam, jaga pada kisaran nilai 500 – 535 ˚C
dengan mengoperasikan spraying water pada view DCS 1002 – Boiler Steam and
Water System sebagai berikut :
• OPEN valve HV1001_O Attemperating Water Inlet main Pipe dengan
memperhatikan tekanan Superheater Attemperating Water Main Pipe
(PT1001) harus selalu lebih besar dari tekanan main steam. Atur
kenaikan tekanan dengan menaikkan presentase coupler BFWP
(SV4701A/B).
• OPEN pneumatic valve SH First Desuperheater (Down) : HV1002A_O
• OPEN pneumatic valve SH First Desuperheater (Up) : HV1002B_O
• OPEN pneumatic valve SH Second Desuperheater (Up) : HV1003B_O
• OPEN pneumatic valve SH Second Desuperheater (Down):
HV1003A_O
• Perhatikan temperature High Temp. SH Outlet Header Left dan Right
(TE1007 A dan B). Jaga pada kisaran nilai 500 – 535˚C untuk
mengendalikan temperature tersebut, atur valve control TV1001A dan
TV1001B SH First Desuperheater (Down & Up) dalam mode operasi
MANUAL.
• Perhatikan temperature Steam Header (TE1010, TE1011, TE1012). Jaga
pada kisaran nilai 500 – 535˚C untuk mengendalikan temperature
tersebut, atur valve control TV1002B dan TV1002A SH Second
Desuperheater (Up & Down) dalam mode operasi MANUAL.
j) Ikuti tahapan kenaikan beban pada turbin dengan mengimbangi parameter yang
diperlukan :
• Pada beban 5 MW kebutuhan tekanan main steam 5 MPa.
• Pada beban 10 MW kebutuhan tekanan main steam 6 MPa.
k) Dalam mengimbangi make up water boiler, saat menaikkan setting coupler
perhatikan tekanan outlet BFWP jika mencapai > 8 MPa maka atur bukaan Main
Feedwater MOV sebesar 3 % dengan cara klik OPEN -> STOP -> OPEN ->
STOP.
XIV. Start PAF ke-2 (A/B)
Ikuti SOP dan Instruksi Kerja Start – Stop PAF A/B
a) Pertahankan parameter “Wind Box With Furnace Diff. Pressure Control” pada
nilai tekanan 0.2 KPa. Jaga kevakuman furnace pada nilai – 100 Pa.
b) Tekanan HOT. PA press (PT1504) dipertahankan minimal 8 KPa. Dengan
membuka damper (FV1501A/B) secara berimbang.
XV. Start Coal Mill Ke – 2
Ikuti SOP dan Instruksi Kerja Start – Stop Coal Pulverizer A/B/C. Ketika beban turbin
dinaikkan ke ± 15 MW, maka lakukan Start Coal Mill ke – 2 dengan tetap memperhatikan
parameter sebagai berikut :
a) Setting bukaan damper – damper air system di posisi layer operation masing –
masing sebesar 10 – 15 %. Contoh : Jika Coal Mill A beroperasi maka setting
damper – damper semua sudut pada A Layer Operation.
b) Perhatikan kenaikan parameter tekanan main steam dan temperature furnace.
Jaga tekanan stabil pada kisaran nilai 6 MPa.
c) Setting kecepatan coal feeder.
d) Selalu perhatikan kenaikan temperature main steam, jaga pada kisaran nilai yang
diijinkan. Atur temperature tersebut dengan menambah bukaan valve control
spraying water.
e) Amati level air pada steam drum jika ada indikasi penurunan level tambah make
up boiler water dengan cara OPEN pneumatic valve control LV0903 (Feedwater
Bypass). Atur kenaikan tekanan outlet BFWP (PT2902A/B) dengan menaikkan
presentase coupler BFWP (SV4701A/B). Selisih antara tekanan steam drum dan
outlet BFWP adalah ± 2.5 MPa.
f) Informasikan kepada operator turbin bahwa beban generator siap dinaikan.
Kemudian amati kenaikan beban turbin, imbangi dengan menaikkan tekanan
main steam dengan cara menambah kecepatan Coal Feeder. Ketika beban
mencapai nilai ± 37 MW dan tekanan steam mencapai nilai 8 MPa, matikan
kembali 1 atau 2 burner dengan memperhatikan penyalaan api pada furnace
melalui kamera monitor dan kestabilan vacuum furnace.
XVI. Start Coal Mill ke – 3
Ikuti SOP dan Instruksi Kerja Start – Stop Coal Pulverizer A/B/C. Ketika beban turbin
dinaikkan ke beban maksimal, maka lakukan Start Coal Mill ke – 3 dengan tetap
memperhatikan parameter sebagai berikut :
a) Setting bukaan damper – damper air system di posisi layer operation masing –
masing sebesar 10 – 15 %. Contoh : Jika Coal Mill A beroperasi maka setting
damper – damper semua sudut pada A Layer Operation.
Note : Setting kembali bukaan damper – damper air system saat menjumpai
adanya partikel batu bara yang tidak terbakar sempurna di bottom ash.
b) Perhatikan kenaikan parameter tekanan main steam dan temperature furnace.
Jaga tekanan stabil pada kisaran nilai 8 MPa.
c) Setting kecepatan coal feeder.
d) Selalu perhatikan kenaikan temperature main steam, jaga pada kisaran nilai yang
diijinkan. Atur temperature tersebut dengan menambah bukaan valve control
spraying water.
e) Amati level air pada steam drum jika ada indikasi penurunan level tambah make
up boiler water dengan cara OPEN pneumatic valve control LV0903 (Feedwater
Bypass). Atur kenaikan tekanan outlet BFWP (PT2902A/B) dengan menaikkan
presentase coupler BFWP (SV4701A/B). Selisih antara tekanan steam drum dan
outlet BFWP adalah ± 2.5 MPa.
f) Informasikan kepada operator turbin bahwa beban generator siap dinaikan.
Kemudian amati kenaikan beban turbin, imbangi dengan menaikkan tekanan
main steam dengan cara menambah kecepatan Coal Feeder. Ketika beban
mencapai nilai ± 40 MW dan tekanan steam mencapai nilai 8 MPa, matikan
kembali semua burner dengan memperhatikan penyalaan api pada furnace
melalui kamera monitor dan kestabilan vacuum furnace.
g) Selalu amati kenaikan beban hingga beban maksimal ± 56 MW. Pertahankan
tekanan main steam pada kisaran nilai ± 9 MPa.
h) Dalam kondisi beban stabil, posisikan control valve spraying water dan
Feedwater Bypass Pneumatic Valve dalam mode operasi AUTO.
XVII. STOP Oil Pump
Jika kondisi unit sudah stabil STOP Oil Pump.

Anda mungkin juga menyukai