NIM : 191724017
Kelas : 3C – TPTL
Tugas 1
Berikut Standar Operating Procesure (SOP) dalam menjalankan boiler dari referensi Manual
Operating Rules for Boiler Operation, PT. Cahaya Fajar Kaltim Independent Power Producer (IPP),
dan PT Pusaka Jaya Inti Servis.
2) Warm Start Up
Merupakan proses menjalankan boiler dalam kondisi hangat, temperatur ruang bakar dan
temperatur drum uap (steam drum) 150 ~ 350°C. Warm Start Up sering dilakukan pada
saat setelah Boiler Shutdown selama lebih dari 8 jam namun di bawah 72 jam ( 72 > t >
8 Jam) atau setelah pembangkit telah melakukan perbaikan kecil (minor overhaul).
3) Hot Start Up
Merupakan proses menjalankan boiler dalam kondisi panas, dimana temperatur ruang
bakar (furnace) diatas 600°C (T > 600°C) dan temperatur steam drum di atas 300°C (T
> 300 °C). Hot Start Up sering dilakukan pada saat boiler shutdown selama lebih dari 4
jam ( t > 4 h) atau setelah pembangkit mengalami black out.
B. Peralatan Pendukung
1) Alat Pelindung Diri yang digunakan :
a) Safety Helmet
b) Safety Shoes
c) Ear Pig
2) Peralatan yang digunakan :
a) Handy Talky (HT)
b) Logsheet
c) Alat tulis
d) Thermometer Gun
e) Kunci F
D. Batasan Operasi
Berikut batasan operasi yang perlu diperhatikan.
a) Boiler Main Steam Flow : ~ 85 t/h
b) Boiler Main Steam Pressure : 8.85 ~ 9.83 Mpa
c) Main Steam Temperature : 525 ~ 545°C
d) Boiler Feed Water Temperature : ~ 215 °C
e) Boiler Feed Water Pressure : > 10 Mpa
f) Bed Boiler Temperature : 850°C ~ 980°C
g) Boiler Furnace Pressure : − 50 pa
h) Boiler Fluegas Temperature Inlet ESP : 9 ~ 10.7 Kpa
i) Fuel Coal Consumption : < 14 t/h
h) Amati level air pada steam drum jika ada indikasi penurunan level tambah make
up boiler water dengan cara OPEN pneumatic valve control LV0903 (Feedwater
Bypass). Atur kenaikan tekanan outlet BFWP (PT2902A/B) dengan menaikkan
presentase coupler BFWP (SV4701A/B). Selisih antara tekanan steam drum dan
outlet BFWP adalah ± 2.5 MPa.
i) Amati perubahan temperature main steam, jaga pada kisaran nilai 500 – 535 ˚C
dengan mengoperasikan spraying water pada view DCS 1002 – Boiler Steam and
Water System sebagai berikut :
• OPEN valve HV1001_O Attemperating Water Inlet main Pipe dengan
memperhatikan tekanan Superheater Attemperating Water Main Pipe
(PT1001) harus selalu lebih besar dari tekanan main steam. Atur
kenaikan tekanan dengan menaikkan presentase coupler BFWP
(SV4701A/B).
• OPEN pneumatic valve SH First Desuperheater (Down) : HV1002A_O
• OPEN pneumatic valve SH First Desuperheater (Up) : HV1002B_O
• OPEN pneumatic valve SH Second Desuperheater (Up) : HV1003B_O
• OPEN pneumatic valve SH Second Desuperheater (Down):
HV1003A_O
• Perhatikan temperature High Temp. SH Outlet Header Left dan Right
(TE1007 A dan B). Jaga pada kisaran nilai 500 – 535˚C untuk
mengendalikan temperature tersebut, atur valve control TV1001A dan
TV1001B SH First Desuperheater (Down & Up) dalam mode operasi
MANUAL.
• Perhatikan temperature Steam Header (TE1010, TE1011, TE1012). Jaga
pada kisaran nilai 500 – 535˚C untuk mengendalikan temperature
tersebut, atur valve control TV1002B dan TV1002A SH Second
Desuperheater (Up & Down) dalam mode operasi MANUAL.
j) Ikuti tahapan kenaikan beban pada turbin dengan mengimbangi parameter yang
diperlukan :
• Pada beban 5 MW kebutuhan tekanan main steam 5 MPa.
• Pada beban 10 MW kebutuhan tekanan main steam 6 MPa.
k) Dalam mengimbangi make up water boiler, saat menaikkan setting coupler
perhatikan tekanan outlet BFWP jika mencapai > 8 MPa maka atur bukaan Main
Feedwater MOV sebesar 3 % dengan cara klik OPEN -> STOP -> OPEN ->
STOP.
XIV. Start PAF ke-2 (A/B)
Ikuti SOP dan Instruksi Kerja Start – Stop PAF A/B
a) Pertahankan parameter “Wind Box With Furnace Diff. Pressure Control” pada
nilai tekanan 0.2 KPa. Jaga kevakuman furnace pada nilai – 100 Pa.
b) Tekanan HOT. PA press (PT1504) dipertahankan minimal 8 KPa. Dengan
membuka damper (FV1501A/B) secara berimbang.
XV. Start Coal Mill Ke – 2
Ikuti SOP dan Instruksi Kerja Start – Stop Coal Pulverizer A/B/C. Ketika beban turbin
dinaikkan ke ± 15 MW, maka lakukan Start Coal Mill ke – 2 dengan tetap memperhatikan
parameter sebagai berikut :
a) Setting bukaan damper – damper air system di posisi layer operation masing –
masing sebesar 10 – 15 %. Contoh : Jika Coal Mill A beroperasi maka setting
damper – damper semua sudut pada A Layer Operation.
b) Perhatikan kenaikan parameter tekanan main steam dan temperature furnace.
Jaga tekanan stabil pada kisaran nilai 6 MPa.
c) Setting kecepatan coal feeder.
d) Selalu perhatikan kenaikan temperature main steam, jaga pada kisaran nilai yang
diijinkan. Atur temperature tersebut dengan menambah bukaan valve control
spraying water.
e) Amati level air pada steam drum jika ada indikasi penurunan level tambah make
up boiler water dengan cara OPEN pneumatic valve control LV0903 (Feedwater
Bypass). Atur kenaikan tekanan outlet BFWP (PT2902A/B) dengan menaikkan
presentase coupler BFWP (SV4701A/B). Selisih antara tekanan steam drum dan
outlet BFWP adalah ± 2.5 MPa.
f) Informasikan kepada operator turbin bahwa beban generator siap dinaikan.
Kemudian amati kenaikan beban turbin, imbangi dengan menaikkan tekanan
main steam dengan cara menambah kecepatan Coal Feeder. Ketika beban
mencapai nilai ± 37 MW dan tekanan steam mencapai nilai 8 MPa, matikan
kembali 1 atau 2 burner dengan memperhatikan penyalaan api pada furnace
melalui kamera monitor dan kestabilan vacuum furnace.
XVI. Start Coal Mill ke – 3
Ikuti SOP dan Instruksi Kerja Start – Stop Coal Pulverizer A/B/C. Ketika beban turbin
dinaikkan ke beban maksimal, maka lakukan Start Coal Mill ke – 3 dengan tetap
memperhatikan parameter sebagai berikut :
a) Setting bukaan damper – damper air system di posisi layer operation masing –
masing sebesar 10 – 15 %. Contoh : Jika Coal Mill A beroperasi maka setting
damper – damper semua sudut pada A Layer Operation.
Note : Setting kembali bukaan damper – damper air system saat menjumpai
adanya partikel batu bara yang tidak terbakar sempurna di bottom ash.
b) Perhatikan kenaikan parameter tekanan main steam dan temperature furnace.
Jaga tekanan stabil pada kisaran nilai 8 MPa.
c) Setting kecepatan coal feeder.
d) Selalu perhatikan kenaikan temperature main steam, jaga pada kisaran nilai yang
diijinkan. Atur temperature tersebut dengan menambah bukaan valve control
spraying water.
e) Amati level air pada steam drum jika ada indikasi penurunan level tambah make
up boiler water dengan cara OPEN pneumatic valve control LV0903 (Feedwater
Bypass). Atur kenaikan tekanan outlet BFWP (PT2902A/B) dengan menaikkan
presentase coupler BFWP (SV4701A/B). Selisih antara tekanan steam drum dan
outlet BFWP adalah ± 2.5 MPa.
f) Informasikan kepada operator turbin bahwa beban generator siap dinaikan.
Kemudian amati kenaikan beban turbin, imbangi dengan menaikkan tekanan
main steam dengan cara menambah kecepatan Coal Feeder. Ketika beban
mencapai nilai ± 40 MW dan tekanan steam mencapai nilai 8 MPa, matikan
kembali semua burner dengan memperhatikan penyalaan api pada furnace
melalui kamera monitor dan kestabilan vacuum furnace.
g) Selalu amati kenaikan beban hingga beban maksimal ± 56 MW. Pertahankan
tekanan main steam pada kisaran nilai ± 9 MPa.
h) Dalam kondisi beban stabil, posisikan control valve spraying water dan
Feedwater Bypass Pneumatic Valve dalam mode operasi AUTO.
XVII. STOP Oil Pump
Jika kondisi unit sudah stabil STOP Oil Pump.