Anda di halaman 1dari 77

STASIUN BOILER

PRESENT BY :

Training and Development 2020| PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. |


MATERI

I. Boiler Definisi
II. Design & Construction
III. Pengoperasian
IV. Boiler Safety
V. Boiler Inspection
I.DEFINISI

Apakah BOILER itu?

❖ Boiler adalah suatu bejana bertekanan


yang tertutup, air dipanaskan dengan
memakai bahan bakar antara lain :
- Bahan bakar Padat
- Bahan bakar Cair
- Bahan bakar Gas
JENIS BAHAN BAKAR BOILER
❖ Steam Boiler adalah suatu bejana
bertekanan yang tertutup dan
berisi air, lalu dipanaskan dengan
meng-gunakan bahan bakar ( Padat,
Cair dan Gas ), dari hasil pemanasan
yang dilaksanakan akan meng-
hasilkan steam.
❖ Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Boiler kita
harus memahami beberapa hal antara lain sebagai
berikut :
1. Pressure (tekanan)
2. Temperature (suhu)
3. Kapasitas
4. Efisiensi

1. Pressure ( tekanan ).

Tekanan adalah tekanan kerja yang di-hasilkan


oleh Steam Boiler.
TEKANAN KERJA BOILER
2. Temperature ( Suhu )
Temperature adalah panas yang dihasilkan Steam
Boiler.

Temperature Steam Boiler ada 2 macam :

1. Superheater Steam, temperature yang


dihasilkan adalah sesuai design yang
direncanakan pada boiler.

2. Saturated Steam ( uap basah ), temperature yang


dihasilkan segaris dengan tekanan.
TEMP. GAS DUCT & SUPER HEATER
3. KAPASITAS
❖ Kapasitas adalah kemampuan maksimum Boiler untuk
meng-hasilkan Uap dalam setiap jam operasional.

Untuk mencari kapasitas boiler rumus yang digunakan


adalah :
RUMUS KAPASITAS

(Gbb  No) xKet


Q=
Entalphy
Q = Kapasitas …………………… Kg/hr
η = Effisiensi Boiler …………….……… %
Gbb = Berat Bahan Bakar ……………………. Kg/hr
No. = Nilai Kalor ……………………. Kcal/kg
ΔEntalphy = Perbedaan Entalphy uap
dan Entalphy air masuk ….………… Kcal/kg
PERALATAN CONTROL BOILER
WATER FLOW METER
4. EFISIENSI

Efisiensi adalah suatu ukuran berapa banyak steam yang


dihasilkan dalam setiap ton bahan bakar yang terbakar
didalam ruang dapur.
Rumus yang digunakan untuk mendapatkan efisiensi adalah:

Q (Enthalphy )
=
Gbb  No.
Q = Kapasitas …………………………………… Kg/hr
η = Effisiensi Boiler …………………………………… %
Gbb = Berat Bahan Bakar …………………………………… Kg/hr
No. = Nilai Kalor …………………………………… Kkal/kg
ΔEntalphy = Perbedaan Entalphy uap dan Entalphy air masuk .. Kkal/kg
KESEIMBANGAN PANAS

Penggunaan panas: Quse


Panas yg digunakan untuk
menghasilkan steam dari air

Kerugian Qloss

Panas yg dihasilkan Qin Kerugian bahan bakar

Panas yg dihasilkan dari Kerugian Radiasi


pembakaran Bahan Bakar &
udara pembakaran BOILER Abu, Carbon,CO

Blow down

Panas Keseimbangan :Qin = Quse + Qloss


TEMPERATUR RUANG DAPUR

345 ºC

PALM WASTES ROTARY FEEDER


940 ºC
850 ºC

740 ºC

1200 ºC ~ 1300 ºC
II. DESIGN & CONSTRUCTION

Klasifikasi Ketel Uap Dapat dibagi :


1. Menurut Penggunaannya.
a. Stationary Boiler ( Ketel Uap Tetap )
b. Non Stationary Boiler ( Ketel Uap Tidak Tetap )
2. Menurut Tekanan kerja
a. Low Pressure ( 2 – 16 Kg/cm² )
b. Medium Pressure ( 17 – 30 Kg/cm² )
c. High Pressure ( 31 – 140 Kg/cm² )
d. Super High Pressure ( 141 – 225 Kg/cm² )
e. Super Critical Pressure ( Up to 226 Kg/cm² )
3. Menurut kandungan pipanya.

a. Fire tube Boiler ( Ketel Pipa api )

b. Water tube Boiler ( Ketel Pipa air )


FIRE TUBE BOILER
WATER TUBE BOILER
TAKUMA BOILER
III. PENGOPERASIAN

PERSIAPAN PENGOPERASIAN BOILER


1. Periksa kebersihan ruang dapur & Boiler Proper atas Barang-
barang asing.
2. Periksa kondisi Rooster/Fire Grate.
3. Periksa persediaan air dalam Feed Water tank.
4. Periksa pemasangan kerangan – kerangan dan Appendages.
5. Periksa panel & Instrument Panel ( Terutama System Cutt Off
& Interlock ).
6. Periksa jumlah persediaan bahan bakar.
7. Periksa Level air dalam Boiler melalui gelas penduga.
8. Lakukan pelumasan pada semua peralatan yang bergerak &
berputar dengan minyak pelumas yang sesuai.
9. Periksa Parameter tekanan pada Superheater &
Upper Drum.
10. Periksa Thermometer pada Superheater & Gas bekas.
11. Periksa alat kontrol tekanan ruang dapur ( Panel &
Draft Control ).
12. Buka Damper ID Fan 100 %.
13. Buka Valve Air Vent pada Drum & Superheater 100 %.
14. Buka kerangan Blow Down pada Super Heater Header
100 %.
15. Buka Starting Valve 100 %.
16. Masukan bahan bakar diatas rangka bakar hingga
merata.
17. Boiler siap untuk dilakukan pengapian ( Fire – Up )
VALVE AIR VENT
STARTING VALVE
Pengoperasian Boiler yang menggunakan
Superheater Tube.
❖ Laksanakan prosedur pengoperasian sesuai dengan
petunjuk pada saat start awal Boiler akan di operasikan.
❖ Pengapian ( Fire-Up )
1. Laksanakan Pembakaran dalam ruang dapur, tanpa ada
Blower yang dioperasikan ( Pemanasan awal ).
2. Setelah Tekanan ± 0,5 Kg/Cm², tutup penuh Air Vent
pada Upper Drum.
3. Setelah Tekanan ± 1 ~ 1,5 Kg/Cm² Operasikan
peralatan-peralatan ( Boiler Full Operation ).
* Operasikan Double Damper.
* Operasikan Draft Control pada posisi “ Close “
( Damper IDFan tutup 100 % ).
* Operasikan Blower IDFan.
❖ Operasikan Handle Draft Control ke posisi “ AUTO “.
❖ Operasikan Blower FDFan dengan terlebih dahulu,
Damper tutup penuh.
❖ Operasikan Blower 2ⁿ₫ FDFan dengan terlebih dahulu
damper tutup penuh.
Setelah operasi normal damper buka ± 70 %.

4. Operasikan Rotary Feeder, dan masukkan bahan bakar


secara perlahan – lahan & merata.
5. Pertahankan Tekanan ruang dapur pada tekanan yang
direncanakan ( -5 ~ -10 mmH2O ).
6. Buka Damper utama FDFan ( melalui instrument panel ).

❖ Untuk tekanan < 15 Kg/Cm² Damper buka 40 ~ 70 %


❖ Untuk tekanan > 15 Kg/Cm² Damper buka 20 ~ 40 %
AUTOMATIC FURNANCE DRAFT CONTROL
PENYETELAN KEVACUMAN RUANG DAPUR
INDICATOR KEVACUMAN RUANG DAPUR
7. Pindahkan supplay Air Melalui Modulating Control
Valve.

8. Tekanan ± 7 Kg/Cm², panaskan Steam Driven Feed


Water Pump.

9. Buka Valve Continuous Blow Down ± 20 ~ 30 %.

10. Naikkan tekanan hingga ≥ 10 Kg/Cm².


• Pengoperasian dan Pengawasan selama Boiler Operasi
1. Tekanan < 10 Kg/Cm² buka kerangan induk Perlahan –
lahan dengan memperhatikan variasi pada tekanan Boiler
dan Level air.
* Pembukaan secara tiba-tiba akan mengakibatkan,
turunnya tekanan secara tiba-tiba dan Level air juga
naik secara tiba-tiba dan sparator uap tidak dapat
bekerja dengan baik, hal tersebut dapat
mengakibatkan bahaya lanjutan.
* Air Condensate harus benar-benar terbuang dalam
keadaan sempurna, dikhawatirkan kemungkinan akan
terjadi Hammering air.
MAIN STEAM VALVE
SPARATOR UAP INTERNAL UPPER DRUM
SPARATOR UAP
2. Tutup Starting Valve dan Valve Blow Down pada Super
Heater Header.
• Apabila ketentuan tersebut diatas tidak dilaksanakan,
Hal ini dapat mengakibatkan Pipa Superheater Over
Heating dan Pada saat Boiler Full Operasi, kerangan
induk belum dibuka serta Starting Valve & Blow Down
Valve juga belum dibuka.
Akibatnya Uap yang ada didalam Pipa Superheater yang
sebagai pendingin tidak bersirkulasi dimana Temperatur
Uap terus naik maka pada pipa Superheater akan terjadi
Over Heating.
Pipa Superheater hanya sanggup menerima
temperatur maximal 450 °C dengan kondisi
kosong .
• Pada Boiler Superheater dilengkapi dengan
2 (dua) Unit Safety Valve.

- 1 (satu) Unit Safety Valve pada Superheater.

- 1 (satu) unit Safety Valve pada Upper Drum.


(Boiler N – 750, Q = 27 Ton Uap/jam, P = 21 Kg/Cm2

Pada Boiler Superheater Harus Safety Valve pada


Superheater Header yang terlebih dahulu Blow Up.
3. Periksa semua peralatan-peralatan atas suara-suara yang
Abnormal.

4. Pertahankan Level pada Drum pada kondisi yang ditentukan.

5. Naikkan tekanan Boiler, sesuai tekanan yang direncanakan dan


lakukan percobaan pembuangan uap pada kerangan pengaman
pada Superheater Header dan Upper Drum, hal ini untuk
memastikan bahwa kerangan pengaman bekerja normal.

6. Menjaga tekanan Boiler pada Operasi normal. Pengurangan


tekanan yang berlebihan mengakibatkan naiknya beban dalam
ruang uap dan Sparator uap kurang berfungsi dan dapat
menimbulkan bahaya lanjutan, hal ini sangat tergantung pada
kwantity pemberian bahan bakar dan level air.
7. Menjaga pemakaian uap agar Constan.
Untuk menjaga agar fluktuasi beban uap kecil,
maka harus mengawasi Pressure gauge/meter
tekanan uap dan level air, dan perhatian
khusus harus diberikan pada Suplay bahan
bakar dan udara pembakaran.

8. Perhatikan Density dari asap.


Asap dengan density tebal yang keluar dari
cerobong menunjukkan kekurangan udara
untuk pembakaran.
DENSITY GAS BUANG
10.Perhatikan temperature gas buang (normal 250~300°C)
temperature gas buang terlalu tinggi mengakibatkan
berkurangnya Effisiency ketel.
Temperature gas buang tinggi:
- Lakukan Soot Blowing, akibat abu-abu.
- Water Tube banyak Scale / kerak.
- Kerusakan penyangga api dalam dapur.
Note:
- Perbedaan tekanan pada Upper Drum dengan tekanan pada
Superheater Header, disebabkan karena perbedaan temperature.
- Pada Upper Drum Temperature lebih rendah maka tekanan tinggi
dipengaruhi berat jenis air.
- Pada Superheater Temperature lebih tinggi maka tekanan rendah
dipengaruhi berat jenis air + uap.
* Untuk Boiler Tekanan › 120 Kg/Cm²perbedaan tekanan hampir tidak
ada.
Stop Pengoperasian Boiler

A. Boiler Stop Operasi dalam waktu yang tidak lama.


1. Stop Supplay bahan bakar.
2. Tutup kerangan uap utama & Suplay uap lainnya, dan
Air Vent.
3. Perhatikan level air pada gelas penduga ( harus
Hight Water Level ).
4. Turunkan tekanan hingga ‹ 10 Kg/Cm² (Sirkulasi).
5. Stop FDFan & 2ⁿ₫ FDFan.
6. Keluarkan Abu-abu sisa pembakaran dari atas
Rooster.
7. Stop IDFan dan buka damper 100 %.
8. Stop Double Damper Dust Collector.
9. Buka pintu dapur & pintu abu, Pintu-pintu yang
lainnya tetap tertutup.
10. Periksa semua kerangan Blow Down & Continuous
Blow Down (harus tertutup dengan sempurna/tidak
terdapat kebocoran).
11. Posisikan semua Breaker peralatan ke posisi “ OFF “
Sedang Instrument Panel tetap pada posisi “ ON “.
B. Boiler Stop Operasi dalam waktu yang lama.
1. Perawatan “ DRY CUTTING “ (Perawatan kering).
* Air dalam Boiler dikosongkan.
* Masukkan gas Nitrogen ( N2 ) hingga tekanan
2 Kg/Cm². Perawatan tersebut yang paling baik
menurut Takuma Boiler hanya biaya perawatan-
nya sangat tinggi.

2. Perawatan “ WET CUTTING “ (perawatan basah).


* Boiler harus tetap dipanaskan hingga tekanan
± 2 Kg/Cm².
* Setiap hari air ketel harus di Analisa.
* Setiap 1 bulan diadakan penggantian air.
Pemberhentian Darurat

A. Akibat Mati Listrik.


1. Pindahkan secepatnya Sistim pengisian air umpan
dari Electrik Pump ke Steam Pump.
2. Tutup Valve Main Steam ( kerangan induk ).
3. Buka pintu dapur dan pintu abu.
4. Buka Damper IDFan 100 % secara manual.
5. Pindahkan sistim pengisian air umpan dari
Modulating Control Valve ke Kerangan By Pass.
B. Akibat Level Air turun terus menerus.
1. Periksa semua kerangan Blow Down, apakah ada
yang terbuka (terutama Blow Down dari lower
Drum dan ke empat unit Header).
2. Periksa Temperatur air umpan (temperatur air
umpan › 100° akan terjadi vacum pada Feed Water
Pump).
3. Periksa kwantity air pada Feed water Tank dan
peralatan-peralatan pada Feed Water Tank.
4. Periksa Feed Water Pump atas kesalahan
fungsinya.
5. Apabila sistim piping pada Feed Water Pump di
paralel untuk Boiler yang lain, periksa kerangan-
kerangan Paralelnya.
C. Akibat kekurangan Air pada Boiler.
1. Jika ternyata Level air dalam gelas penduga
dibawah batas rendah, maka langkah yang harus
dilakukan :
* Matikan Supplay bahan bakar.
* Tutup kerangan uap utama dan supplay uap
lainnya.
* Matikan semua Blower-Blower.
2. Cari Sebab-sebabnya dengan melakukan
pemeriksaan pada bahagian :
* Meter Level air pada Drum.
* Modulating Water Level Control Valve.
* Water Flow Meter.
* Tekanan pada Inlet dan Outlet air pengisi.
* Level air pada Feed Water Tank.
* Pompa air pengisi.
* Pemipaan air pengisi (periksa semua Strainer-
strainer).
* Dan lain-lain yang mencurigakan.
Apabila telah didapat sebab-sebabnya, dasar
Level air pada Boiler harus didapat kembali (di
Check), apabila dasar Level air pada Boiler masih
dalam batas-batas yang di izinkan.
Boiler dapat di operasikan kembali.
D) Apabila air dalam Gelas Penduga kosong, sehingga
tidak diketahui sampai dimana titik terendah air
didalam Boiler, sedang Boiler Full Operation.

Hal-hal yang harus dilakukan.


1. Matikan supply bahan bakar.
2. Menutup semua kerangan Supply Uap.
3. Matikan semua Blower-Blower (IDFan, FDFan &
2ⁿ₫ Fan).
4. Tutup semua damper.
5. Tarik api secepatnya dari ruang bakar.
6. Tutup rapat semua Manhole.
7. Biarkan Boiler dingin secara alami.
8. Setelah Ketel dingin, isi air dan periksa apakah
terdapat kerusakan ( kebocoran ) pada rol-rolan
pipanya.

9. Bila tidak terdapat kebocoran, lakukan


Hydrotest sebesar tekanan kerja + 3 Kg/Cm².

10. Bila terdapat kebocoran pada rol-rolan, lakukan


expand/pengerolan ulang pada pipa-pipanya.

11. Bila dilakukan Hydrotest tidak terdapat


kebocoran maka Boiler dapat dipanaskan dan di
operasikan.
IV BOILER SAFETY

1. SAFETY VALVE ( KERANGAN PENGAMAN ).


Sesuai dengan U.U.Uap Tahun 1930 setiap Boiler harus
dilengkapi dengan Minimal 2 (dua) buah kerangan pengaman.
* Kerangan pengaman :
berfungsi untuk menjaga tekanan lebih yang terjadi
pada boiler
* Pada umumnya kerangan pengaman yang dipasang adalah
tipe per (pegas) yang full bore.
* Pemilihan kerangan pengaman harus sesuai dengan tekanan
kerja boiler dan kapasitas boiler.
* Penyetelan kerangan pengaman harus dilakukan oleh
beberapa orang yang ditunjuk & bekerja untuk :
- Indikasi tekanan
- Catatan tekanan
- Operasi Boiler
Dan disaksikan oleh seorang yang bertanggung jawab.
* Kerangan pengaman cukup dicoba 1x setiap shift
kefungsiannya dan dicatat dakan jurnal operasi

* Pada saat dilakukan hydrotest kerangan pengaman


harus dipindahkan dan sebagai penggantinya dipakai
satu plate penutup.
* Kapasitas Blow Up Safety Valve yang terpasang minimal
sama dengan kapasitas Boiler.
2. Pengaman untuk High & Low Water Level
Untuk menjaga level air pada suatu boiler dipasang :
* Meter level air (gelas penduga), meter level airdipasang 2 bh 1 bh
type reflex dan 1 bh type transparant.
* Alarm level air.
Untuk menjaga level air pada drum boiler dipasang alarm untuk
kondisi :
1st low water level alarm
2nd low water level alarm
High water level alarm
* Lampu untuk level air
Untuk menjaga level air dipasang lampu untuk kondisi
1st water level lamp
2nd water level lamp
High water level lamp
* Cut Off System.
Untuk menjaga level air pada boiler dipasang cut
off system :
untuk kondisi 1st low cut off system
2nd low cut off system
System ini berfungsi pada saat air kondisi 1st low
water level.
atau 2nd low watel level, seluruh peralatan akan cut
off kecuali feed water pump.
AUTOMATIC FUEL FEEDING CONTROL SYSTEM
• Untuk menjaga agar tekanan kerja Boiler dapat bekerja
konstan sesuai dengan tekanan kerja yang di inginkan
maka dipasang system pemasukan bahan bakar secara
Automatic.

Jenis Pengaturan bahan bakar:


- Pengaturan Pneumatic damper Sliding Gate
- Pengaturan kecepatan Putaran Electromotor Rotary
Feeder
AUTOMATIC FUEL FEEDING CONTROL SYSTEM
MAIN PRESSURE
TRANSMITTET

4 - 20 mA
2
FUEL FEEDING DAMPER
PNEUMATIC CYLINDER C/W
SOLENOID VALVE , PNEUMATIC
CYLINDER C/W IP. POSISITION
FORCED DRAFT FAN DAMPER

P/S

Furnace Draft I.D.Fan


TAIE
Damper Controler

MAIN PID CONTROLLER


STATION / PD CONTROLLER ( TAIE ) 4 - 20 mA

PNEU CYLINDER C/W IP. POSISITION


FORCED DRAFT FAN DAMPER

AUTOMATIC BOILER FUEL BOILER CONTROL SYSTEM


TYPE: N. 600 SA. TAKUMA WATER TUBE BOILER
D.FILE AECAD N. 600 SA
V Pengawasan Boiler
1. Setiap 45 menit.
* Buang abu Ex Dust Collector dan Dust Hopper.
* Amati ruang abu ( dibawah rangka bakar ).

2. Setiap 1 atau 2 jam.


* Periksa Water Level Gelas penduga ( Spui ).
* Pengisian jurnal operasi Boiler.
* Pengambilan sampel air umpan dan air Boiler.
Apabila hasil Labolatorium harus dilakukan Blow
down, maka dilakukan Blow Down melalui Lower
Drum Valve.
3. Setiap 3 ~ 4 jam.
* Lakukan Soot Blowing sesuai petunjuk.
* Tarik / buang abu dari atas Roster.

4. Setiap 24 jam.
* Periksa semua peralatan yng bergerak dan berputar
atas bunyi-bunyi yang abnormal.
* Lumasi semua bearing, pemakaian minyak pelumas
harus yang sesuai.

5. Setiap 1 s/d 2 minggu.


* Memeriksa dan membersihkan Strainer air dan uap.
* Memeriksa Rooster dan menggantinya jika ada yang
patah.
* Membersihkan pipa-pipa dan dinding batu dari
abu - abu sisa pembakaran yang melekat.
* Membersihkan abu-abu dari dalam Chimney.
* Memeriksa dan membersihkan abu pada Rotor
Blower IDFan.

6. Setiap 1 s/d 3 bulan.


* Memeriksa dan membersihkan bahagian luar
dan dalam.
* Membersihkan semua pipa-pipa, Drum, Header
dari kerak.
ROTOR BLOWER IDFAN ABRASIF
KERAK DIDALAM HEADER
Gambar Kerak Di Dalam Pipa Akibat
Mutu Air Yang Kurang Baik
7. Diatas 1 tahun.
* Periksa dan perawatan pada Casing.
* Periksa dan perawatan pada Gas Duct
dan Dust Collector.
* Periksa dan perawatan pada Controller,
peralatan & Instrument.
* Periksa dan perawatan pada Valve, Cock
dan piping.
NILAI LIMIT STANDARD
UNTUK AIR PENGISI DAN AIR KETEL

JENIS ARTIKEL P = 10 ~ 20 Kg/cm2

AIR ISI PENGISIAN PH Lebih dari 7


Hardness CaCO3 (ppm) Kurang dari 2
Grease (ppm) Hampir 0
Dissolved Oxygen O2 (ppm) Kurang dari 0.1

AIR KETEL PH 10.5 ~ 115


M-alkalinity Kurang dari 300
CaCO3 (ppm)
P-alkalinity Kurang dari 200
CaCO3 (ppm)
Total Solid (ppm) Kurang dari 1500
CL Ion CL- (ppm) Kurang dari 300
Phosphate ion 20 – 40
PO4-3 (ppm)

Silica Si O2 (ppm) -
SO3-2 (ppm) 10 - 20
STEAM MATERIAL BALANCE
Dasar Pemilihan Boiler Pada Palm Oil Mill

I. Data :

1. Sebuah P.O.M kapasistas


olah ……………………………………. = 45ton TBS/jam

2. Pemakaian uap untuk


proses P.O.M dengan
system Triple peak
pada Sterilizer ……………….. = 0,5 ton uap / ton TBS

Total uap yang dibutuhkan = 45 ton TBS x 0,5 ton uap/tonTBS


= 22,5 ton uap/jam
II. Pemilihan Boiler

Untuk proses P.O.M tsb dipilih Boiler dengan spesifikasi :

Kapasitas uap (Q) kg/jam = 27.000 kg/jam

Temperatur uap (tu) = 280° C pada S.H

Tekanan uap (NWP) (P) = 20 kg/cm²

Temperatur Air umpan (ta) = 90° C

η Ketel = 73%

Pemakaian bahan bakar = 75% Fiber + 25% Shell


III Apakah sesuai Boiler tersebut untuk
P. O. M 45 Ton TBS/Jam ?
Bahan bakar yang tersedia pada P.O.M
45 ton TBS/jam

Fiber = 13% x 45 ton = 5,85 ton


Shell = 6% x 45 ton = 2,7 ton
EFB = 23% x 45 ton = 10,35 ton
Nilai Kalor Bahan Bakar ;
Shell = 4120 Kcal/kg
Fibre = 2710 Kcal/kg
EFB = 1440 Kcal/kg
Produksi uap dari seluruh bahan bakar fiber 5850 kg
(Gbb  No) x .Ket
Q=
(Entalphy )
(5850  2710) x0,73
Q=
(711,05 − 90,05)
Q = 18.636kg uap/jam
P = 20 kg/cm²
i = 711,05 Kcal/kg
tu = 280°C
ta = 90°C i= 90,05 Kcal/kg
Bahan bakar Shell yang diperlukan untuk
mencukupi 22,5 Ton Uap/jam
Q(Entalphy )
Gbb =
Ket  No.
(22.500 − 18.636) x(711,05 − 90,05)
Gbb =
0,73  3560
= 798kg/jam
Dengan demikian untuk proses Pengolahan 45 Ton
TBS/jam
dan menggunakan uap sebanyak 22.500 Kg/jam.
Bahan bakar Shell masih sisa = 2700 – 798 = 1902
kg/jam
Produksi uap dari seluruh bahan bakar Shell 2700 kg

(Gbb  No) x .Ket


Q=
(Entalphy )
(2700 x 4120) x0,73
Q=
(711,05 − 90,05)
Q = 13.076kg uap/jam

P = 20 kg/cm²
i = 711,05 Kcal/kg
tu = 280°C
ta = 90°C i= 90,05 Kcal/kg
Produksi uap dari seluruh bahan bakar EFB 10.350 Kg
(Gbb  No) x .Ket
Q=
(Entalphy )
(10.350  1440) x0,73
Q=
(711,05 − 90,05)
Q = 17.520kg uap/jam

P = 20 kg/cm²
i = 711,05 Kcal/kg
tu = 280°C
ta = 90°C i= 90,05 Kcal/kg
SEKIAN

TERIMA KASIH
DRUM KETEL PIPA API
Terima kasih

Training and Development 2020| PT Sawit Sumbermas


Sarana Tbk. |

Anda mungkin juga menyukai