Anda di halaman 1dari 19

PERCOBAAN II

BOILER

A. Tujuan Percobaan

Setelah mempelajari dan melakukan pengujian ketel uap, mahasiswa

diharapkan dapat :

 Menjelaskan fungsi dan cara kerja boiler

 Melakukan pengukuran temperatur, tekanan, laju bahan bakar, dan air

masuk ketel uap.

 Menghitung kapasitas pembentukan uap dalam boiler pada kondisi

pengoperasian yang telah ditentukan.

 Menghitung efisiensi boiler.

 Menganalisis dan menarik kesimpulan dari percobaan yang dilakukan.

B. Dasar Teori

1. Pengertian Boiler

Boiler merupakan peralatan penghasil uap. Uap ini diperoleh dari air yang

dipanaskan sebagai hasil pembakaran sejumlah bahan bakar. Bahan bakar boiler

di Laboratorium teknik energi adalah bahan bakar jenis cair, yaitu solar. Nilai

kalor bahan bakar dapat diperoleh dari data yang dikeluarkan oleh pertamina atau

melalui analisis kimia.


Gambar 2.1 Boiler

2. Kesetimbangan Energi pada Boiler

Energi yang diberikan


Bahan bakar + udara

Energi uap Energi yang terbuang ke


udara disekitar

Energi yang terbuang


melalui gas buang

Energi ke gas asap Energi ke uap


kering air

Gambar 2.2 Diagram kesetimbangan energi


3. Rumus

a. Jumlah energi kalor yang tersedia akibat proses pembakaran bahan

bakar dapat ditentukan dengan persamaan berikut ini.

Ebb = mbb x Nbb (KJ/kg)

mbb = laju aliran bahan bakar (Kg/s)

Nbb = nilai kalor bahan bakar cair (KJ/Kg)

b. Energi pembentukan uap

Energi yang digunakan untuk mengubah air menjadi uap adalah entalpi

yang dikandung uap dikurangi dengan entalpi yang dikandung air

pengisian.

Besarnya dapat ditentukan dengan persamaan berikut :

Eu = ma (hu – ha) KJ

= ma [hu – Cp (ta – 0)]

ma = massa air pengisian

hu = entalpi uap (Kj/Kg)

ha = entalpi air pengisian (KJ/Kg)

Cp = panas spesifik air pengisi ketel (KJ/KgoC)

ta = temperatur air pengisi ketel (oC)

c. Efisiensi Boiler

Efisiensi boiler didefinisikan sebagai perbandingan kalor terpakai

untuk mengubah air menjadi uap dengan kalor hasil proses

pembakaran bahan bakar.

energi pembentukan uap


Efisiensi Boiler =
total energi masukan
Energi pembentukan uap

ma ( hu – ha ) = ma ( hu – Cp (ta – 0))

Tekanan absolut uap.

Pabs = tekanan gauge + tekanan atmosfir

= Pg + Patm

Pg adalah tekanan gauge dalam bar

Maka efisiensi Boiler :

m a ( hu − ha )
ηth =
mbb N bb

d. Kalor yang terkandung yang melewati gas buang

Energi yang dikandung oleh gas buang hasil pembakaran diperoleh

dari aliran panas jenis rata-rata gas buang. Temperatur rata-rata gas

buang dan udara sekitarnya.

Ewg + Edg = mg Cg (tf1 – tat) kJ/kg

Ewg = energi yang dikandung gas buang kering (kJ/kg).

Edg = energi terhadap kandungan air moisture (kJ/kg).

mg = massa gas buang kering per kg bahan bakar (kg/kg)

Cpgb = panas jenis gas buang termasuk air (kJ/kgoC)

tf1 = temperatur gas buang (oC).

tat = temperatur udara sekitar (oC).

e. Rugi – rugi lain yang tidak terukur

Ef = Ebb – (Eu + Ewg + Edg)


4. Pengukuran

Gambar skematis instalasi Boiler

Gambar 2.3 Instalasi Boiler

Keterangan :

ma = kg air /kg bahan bakar.

mgb = massa gas buang / kg bahan bakar.

mm = massa uap didalam gas buang / kg bahan bakar.

mb = massa bahan bakar.

hu = entalpi uap.

ha = entalpi air masuk ketel.

Cgb = panas spesifik gas buang (CO2,CO,HC).

Cm = panas spesifik uap panas lanjut.

ta = temperatur air masuk ketel..

tgb = temperatur gas buang.

tam = temperatur udara sekitar.


Peukur yang digunakan

Peukur yang digunakan pengujian adalah sebagai berikut :

 Meter tekanan ;

 Meter temperatur;

 Laju aliran air;

 Laju aliran bahan bakar;

 Laju aliran gas buang;

 Kalorimeter dan pemisah separating throttling.

C. Langkah Percobaan

1. Peralatan Utama (Deskripsi Peralatan)

Peralatan Utama pengujian adalah sebagai berikut :

 Boiler (ketel uap);

 Peukur pada boiler;

 Stop watch.

2. Menghidupkan Boiler

Persiapan percobaan

a. Menyiapkan sumber kelistrikan

 Menghidupkan saklar sumber listrik dari PLN (panel MCB)

 Menghidupkan saklar sistem air pendingin

 Menghidupkan sistem kelistrikan Boiler

b. Menyiapkan pemasok air

 Menutup katup pemasok pompa vakum


 Membuka katup pemasok air

 Menutup katup bypas air lunak (softner)

 Membuka katup pemasok air lunak (softner)

 Membuka katup pemasok tangki air pengisi boiler

 Menutup katup untuk pengujian kualitas uap

 Membuka katup pemasok air pada menara pendingin

 Menutup katup pemasok air pompa kalor

 Membuka katup pemasok air ke ketel uap suplai

 Menyalakan pompa pemasok air (disebelah luar gedung) dan

memeriksa tekanannya sekitar 2,5 bar.

c. Menyiapkan air pengisi Boiler

 Membuka katup keluaran air pengisi ketel

 Membuka katup pemasok air pengisi ketel uap

 Menutup katup blow down ketel uap

d. Memeriksa ketinggian air Boiler

 Membuka katup lower water coloum

 Membuka katup upper water coloum

 Menutup katup lower tricock

 Membuka katup upper tricock

 Menutup katup water coloum blow down.

e. Memeriksa gelas penduga

Memastikan handel ketiga katup yang terdapat pada gelas penduga

selalu dalam posisi vertikal.


f. Katup-katup pengeluaran Boiler

 Menutup katup uap utama

 Membuka katup pengukuran tekanan uap

 Menutup/mengunci katup pengeluaran ketel uap.

g. Pemasok bahan bakar Boiler

 Memastikan volume tangki bahan bakar, minimal setengah penuh.

 Membuka katup pemasok minyak pada tangki

 Membuka katup pemasok minyak pada ketel uap.

 Membuka katup kembalian minyak dari ketel uap

 Memastikan red fire valve arm pada pemasok minyak ketel uap

berada pada posisi terbuka.

h. Sistem kelistrikan pada Boiler

 Menghidupkan saklar pemasok listrik untuk ketel uap (terletak pada

dinding dibelakang pemanas lanjut)

 Menyalakan saklar daya ketel uap pada kotak distribusi

 Memutar kunci saklar permulaan boiler pada posisi on. Pada kondisi

ini pompa pengisian air boiler bekerja dan memompa air kedalam

boiler. Hal ini berlangsung terus sampai ketinggian air pada boiler

siap untuk dioperasikan.

i. Penyalaan pembakar

 Menyalakan electrical circuit breaker yang terletak disebelah kiri

kotak kendali boiler dan tekan tombol berwarna hijau pada sebelah

kanan kotak kendali.


 Burner atau pembakar motor akan bekerja dan setelah lebih kurang

15 detik proses pembakaran dimulai.

j. Pemanasan Boiler

 Setelah proses pembakaran dimulai, proses pembakaran, selanjutnya

diatur secara otomatis oleh kendali tekanan pada kotak panel,

pembakaran akan mati pada kondisi tekanan sekitar 10 bar (tekanan

pengesetan)

 Bila ketinggian air didalam boiler mencapai batas terendah, maka

proses pembakaran akan mati secara otomatis.

 Memastikan ketinggian air pada gelas penduga adalah 2-3 cm di

bawah batas ketinggian maksimal, jika perlu kurangi ketinggian air

dengan membuka katup blow down boiler.

3. Mematikan Boiler

 Matikan electrical circuit breaker yang terletak pada sebelah kiri kotak

kontrol.

 Menutup katup pemasok bahan bakar

 Membuka katup fan atmosfir

 Membuka katup blow down boiler kurang lebih seperempat putaran

sampai pompa air pengisi ketel menyala kemudian menutup kembali katup

tersebut.

 Menunggu beberapa saat dan mengulangi langkah 4 sampai sekitar tiga

kali sehingga tekanan berada dibawah 2 bar.

 Menutup katup uap.


 Mematikan sistem pemasok listrik pada boiler.

 Menutup katup pemasok air pengisi ketel.

 Menutup katup pemasok air utama.

 Membuka sedikit katup upper tricock.

4. Prosedur Percobaan

 Mempelajari sistem peralatan untuk mengoperasikan boiler.

 Mengatur tekanan kerja boiler.

 Menyiiapkan data pengukuran dan pengamatan.

 Mempersiapkan sumber kelistrikan, air pengisi ketel, bahan bakar lihat

pada tata cara menghidupkan boiler. Jika semua sudah siap boiler dapat

dioperasikan dan pengujian dapat dilakukan.

 Mencatat parameter yang dibutuhkan daria awal operasi dan catat pula

untuk setiap periode waktu tertentu.

Ingat pengamatan dilakukan pada saat terjadi proses pembakaran (dilihat

pada tata cara pengamatan).

 Pada saat bersamaan dilakukan pengukuran kualitas uap (faktor x (uap)

dapat diukur menggunakan pemisah penyeratan kalorimeter (separating

throting calorimeter).
D. DATA HASIL PERCOBAAN

Tabel 2.1 Tabel pengamatan percobaan Boiler


Bahan Bakar Air Udara Gas Buang Uap
Waktu Pembacaan Pembacaan
No. Suhu P Suhu P Suhu Suhu Flue P Suhu
(mnt) Flow Flow
(oC) (bar) (oC) (mmHg) (oC) (oC) Draught (bar) (oC)
(liter) (liter)
1 14 15,9 32 15 250,4892 34 700 35 177 38 1 34
2 21 15,1 32 15 250,4892 34 700 35 193 38 2 34
3 23 15 32 15 250,4892 34 700 35 197 38 3 34
4 25 14,7 32 15 250,4892 34 700 35 201 38 4 34
5 27 14,5 32 15 250,4892 34 700 182 205 38 5 35
6 28 14,4 32 15 250,4892 34 700 1070 207 38 6 114
7 29 14,2 32 15 250,4892 34 700 1816 209 38 7 117
8 30 14,2 32 15 250,4892 34 700 400 210 38 8 119
E. ANALISA DATA

Dengan menggunakan data No.1 pada tabel hasil pengamatan sebagai dasar

perhitungan, diperoleh:

Diketahui :

 Waktu, t = 14 menit = 840 s

 Volume bahan bakar, Vf = 15,9 ltr =1,59.10-2 m3

 Temp. bahan bakar, Tf = 32 oC

 Tekanan bahan bakar, Pf = 15 bar

 Pembacaan awal flow meter air, VW = 250,4892 m3

 Suhu air, TW = 34 oC

 Tekanan udara, Patm = 700 mmHg = 0,93 bar

 Suhu udara, Ta = 35 oC

 Suhu gas buang, Teg = 177 oC

 Tekanan uap pengukuran, Pgauge = P2 = 1 bar = 760 mmHg

 Suhu uap, Ts = 34 oC

 Nilai kalor bahan bakar, Cf = 43250 kJ/kg

 Massa jenis bahan bakar, f = 860 kg/m3

1) Laju aliran bahan bakar, mf :

. Δ V f × ρf 1,59 x 1 0−2 [m3] 3 −2


mf = = ×860 [kg/m ] =1,62 ×1 0 kg /s
t 840[s ]

2) Daya input bahan bakar, Qin :


.
Q¿ =mf ×C f =1,62× 1 0−2 [kg /s] × 43250[kJ /kg]=700,65 kW
3) Entalpi pengisian air, hfW = h1 :

Dari tabel A-4a (kondisi cair jenuh) Untuk TW = 34 oC, diperoleh :

h1 = 142,5 kJ/kg

4) Entalpi uap, hs = h2 :

Pabs = Pgauge + Patm = 1 + 0,93 = 1,93 bar

Dari tabel A-4b (kondisi uap jenuh) Untuk Pabs = P2 = 1,93 Bar diperoleh :

h2 = 2672,28 kJ/kg

5) Laju aliran uap, ms :

 Berdasarkan persamaan dasar :

√ ρsat
.
ms =7,562× h mmHg × [kg / jam],
q

dimana :

1
3
sat = ν sat [ m /kg ] , sat diperoleh dari tabel A-4b

Untuk P2 = 1,93 bar diperoleh, sat = 0,92 m3/kg

1
Jadi, sat = 3
=1,08 kg /m3
0,92[ m / kg]

Sedangkan q adalah fraksi kekeringan uap dari percobaan calorimeter

diperoleh q = 0,75

Sehingga diperoleh :

.
1,08
m s =7,562× 760 × [kg/ jam] = 250,16 Kg/Jam
0,75

6) Daya uap, Qout :

 Berdasarkan persamaan dasar :

1 jam
Qout = ms [kg/jam]  (h2 – h1) [kJ/kg]  3600 s [kW]

1 jam
= 250,16 [kg/jam]  ( 2672,28-142,5) [kJ/kg]  3600 s = 175,79 kW
7) Efisiensi thermal, boiler :

 Berdasarkan persamaan dasar :

Qout 175,79
thermal = ×100 %= ×100 %=25,08 %
Q¿ 700,65

Dengan menggunakan metode perhitungan yang sama untuk analisa data yang
lain,maka diperoleh hasil untuk data yang lain pada tabel 2.2
F. TABEL HASIL ANALISA DATA

Tabel 2.2 Hasil analisa data percobaan Boiler


Waktu P(abs) Mf Qin Ms Qout B
No.
(mnt) (bar) (kg/s) (kW) (kg/s) (kW) (%)
−2
1 14 1,93 1,62 ×1 0 700,65 250,16 175,79 25,08

2 21 2,93 1,03 ×1 0−2 445,47 305,43 219,02 49,16

3 23 3,93 9,34 × 10
−3
403,95 350,49 252,66 62,54

4 25 4,93 8,4 × 10
−3
363,3 390,38 282,53 77,76

5 27 5,93 7,7 ×1 0
−3
333,02 250,16 175,79 52,78

6 28 6,93 7,3 ×1 0−3 315,72 432,62 314,23 99,52

7 29 7,93 7,01 ×1 0
−3
303,18 490,97 358,16 118,13

8 30 8,93 6,7 ×1 0−3 289,77 525,18 383,82 132,45


G. GRAFIK HASIL PERCOBAAN

16.5

16

15.5

15
Vbb (liter)

14.5

14

13.5

13
10 15 20 25 30 35
t (menit)

Grafik 2.1 Kurva hubungan antara waktu yang dibutuhkan (t) terhadap konsumsi
bahan bakar (Vbb).

140

120

100

80
ηb (%)

60

40

20

0
14 14.2 14.4 14.6 14.8 15 15.2 15.4 15.6 15.8 16
Vbb (liter)

Grafik 2.2 Kurva hubungan antara efisiensi boiler ( ηb) terhadap konsumsi bahan
bakar (Vbb).
400

350

300
Qout(kW)

250

200

150
10 15 20 25 30 35
t (menit)

Grafik 2.3 Kurva hubungan antara waktu yang dibutuhkan (t) terhadap daya uap
(Qout)

5
P(bar)

0
10 15 20 25 30 35
t (menit)

Grafik 2.4 Kurva hubungan antara waktu yang dibutuhkan (t) terhadap tekanan
uap (Puap)
220

210

200
T (oC)

190

180

170

160
10 15 20 25 30 35
t (menit)

Grafik 2.5 Kurva hubungan antara waktu yang dibutuhkan (t) terhadap temperatur
flue draught (Tflue draught)
H. KESIMPULAN

1. Kesalahan perhitungan efisiensi pada data percobaan 7 dan 8 disebabkan


laju aliran bahan bakar sangat rendah dibandingkan yang lainnya. Hal
tersebut terjadi karena pembakaran off pada saat tekanan 10 bar sehingga
laju bahan bakar berkurang dengan daya yang sama.
2. Kurva hubungan konsumsi bahan bakar (Vbb) terhadap waktu
pengoperasian boiler (t), diperoleh hubungan yang linier (lama waktu
pengoperasian boiler berbanding lurus dengan kenaikan konsumsi bahan
bakar).
3. Semakin lama waktu pemanasan boiler maka daya uap akan semakin
meningkat.
4. Tekanan uap yang dihasilkan boiler berbandung lurus dengan lamanya
waktu pemanasan boiler.
5. Temperatur flue draught semakin meningkat seiring pertambahan tekanan
boiler yang dipengaruhi oleh waktu pemanasan. Adanya penurunan pada
temperatur flue draught disebabkan boiler yang off pada tekanan 10 bar
dan kembali naik pada saat boiler on.
6. Efisiensi boiler semakin meningkat seiring dengan pertambahan
temperatur boiler.

Anda mungkin juga menyukai