KETEL UAP
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah OSE di Jurusan Teknik Konversi Energi
Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
Lathif Prabowo
( 121711017 )
( 121711021 )
( 121711036 )
Sigit Lestiadi
( 121711058 )
BAB I
BOILER
1. 1 Tujuan
a. Menjelaskan dan fungsi cara kerja ketel uap
b. Melakukan pengukuran temperatur, tekanan laju bahan bakar, air dan gas buang
c. Menghitung effisiensi ketel uap
d. Menganalisis dan menarik kesimpulan dari percobaan yang dilakukan
1. 2
Dasar Teori
Ketel uap merupakann suatu peralatan penghasil uap.Uap ini diperoleh dari air yang
dipanaskan sebagai hasil pembakaran sejumlah bahan bakar. Bahan bakar ketel
uap di laboratoriumTeknik energi adalah bahan bakar jenis air, yaitu solar.Nilai kalor
bahan bakar dapat diperoleh dar data yang dikeluarkan oleh Pertamina atau analisis
kimia.
1. 3
A.
Langkah Percobaan
Peralatan Utama
Ketel uap
Peukur pada ketel uap
Peralatan orsat
Stop watch
kendali
Burner atau pembakar motor akan bekerja dan setelah lebih kurang 15
secara
otomatis
oleh
kendali
tekanan
pad
kotak
panel,
pengesetan)
Bila ketinggian air di dalam ketel uap mencapai batas terendah, maka
Menit
Alira
ke-
n BB
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Tekanan
Udar
a
Awal
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
1,4
2,4
3,5
4,6
5,7
6,9
7,8
9
10,1
11,2
12,3
12,9
0
0
0
0
0
0,8
1,2
2
2,4
3,6
4
4,4
4,8
13,3
4,4
28
27
27
27
27
27
28
28
28
28
28
28
28
Air
26
25
25
25
26
26
26
26
26
26
26
26
26
1,05
28
26
Aliran
Gas
Gas
Uap
Buan
Buan
26
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
25
25
26
25
25
25
25
25
25
26
98
98
99
100
g
41
167
200
215
225
233
240
245
251
258
261
265
247
g
-
25
100
237
BB
39,1
2
2,44
1. 4
14,1
14,5
4,4
4,8
28
28
=
=
26
26
25
25
101
102
0.52399 m3 =
0.1496 m3
=
=
26C
12.9 L
=
1440 s
254
245
523.99 L
149.6 L
=
8.569 x10-
L/s
Massa jenis solar
Laju alir massa bahan bakar (Mbb)
=
0.832 kg/L
=
8.56 x 10-3 L/s x 0.832 kg/L
=
7.45 x 10-3 Kg/s
=
43250 Kj/Kg
Mbb x Nbb
7.45 x 10-3 Kg/s x 43250 Kj/Kg
322.357 Kj/s
Densiti air (
= 996.79 kg/m3
fw)
Mfw
= 109.10 kj/kg
= 0.0243 m3
= 1440 s
= 5.8 bar abs
= 2754.66 kj/kg
0.1496 m3 x 996.79 kg /m3
1440
= 0.1003 kg/s
Est
= mfw x (hs-hfw)
= 0.1003 x( 2754.66(4.18 x 26))
= 265.3918 kj/s
Est
Ebb
265.3918
322.357
= 82.3%
x 100%
1. 5 KESIMPULAN
1. Efisiensi dari boiler sebesar 82.3% hal ini dapat disebabkan dari dinding
pembakaran yang sudah dipenuhi oleh kerak sehingga proses perpindahan
panas dari tungku api menuju ruang air terhalangi kerak
2. Loses pada boiler sebesar 3.14%
BAB II
PENGUJIAN KUALITAS UAP
1. Tujuan
a. Menjelaskan fungsi dan cara kerja kalorimeter pemisah dan penyeratan
b. Melakukan pengukuran parameteryang dibutuhkan untuk menghitung fraksi
uap
c. Menghitung fraks kekeringan uap
d. Menyimpulkan hasil percobaan
2. Dasar Teori
Pengertian
Kombinasi pemisah dan penyeratan kalorimeter digunakan untuk menentukan
kualitas uap (tingkat kekeringan uap). Pemisah kalorimeter merupakan alat untuk
memisahkan kandungan air dan uap melalui proses mekanis. Proses mekanisnya
sbb:
Uap basah yang masih mengandung air dilewatkan pada pemisah kalorimeter,
karena kerapatan air lebih besar dari uap, maka air akan cenderung terlempar dari
uap. Air ini dikumpulkan dengan jumlah yang dapat diukur.
Uap masuk
Ke Throttling
Separator
Gambar 1. Separator
Uap yang relatif sudah tidak mengandung air dialirkan ke throttling meter sehingga
tekanannya turun. Tekanan setelah throttling menjadi sedikit di bawah temperatur
atmosfer. Ini menyebabkan uap menjadi uap kering. Dengan pengukuran temperatur
dan tekanan akhir uap, maka tingkat kekeringan uap dapat dihitung. Karena kedua
jenis kalorimeter tsb mempunyai keterbatasan, maka digunakan kombinasi pemisah
dan throttling kalorimeter.
Rumus
a. Tingkat kekeringan uap atau biasa disebut fraksi uap adalah banyaknya uap
kering yang ada di dalam campuran uap basah
Banyaknya uap kering
Fraksi kekeringan=
Banyaknya uap kering+kandungan air
b. Pemisah Kalorimeter
Di dalam kondisi yang sebenarnya tidak semua air dapat dipisahkan dari uap
yang masuk ke dalam pemisah kalorimeter. Jika berat uap kering yang keluar
dari kalorimeter. Wt dan berat air yang dipisahkan dalam kalorimeter pada waktu
yang sama, Ws, mak fraksi uap yang diukur pemisah kalorimeter ini (Xs) adalah:
Wt
Xs=
Wt +Ws
c. Penyeratan calorimeter
Memberikan aliran suatu fluida melalui throttling orifice dari tekanan tinggi P 1 ke
tekanan rendah P2. Dari persamaan energi aliran tunak (steady flow) dapat
dilanjutkan bahwa proses yang terjadi adalah penyeratan adiabatis, yaitu proses
adiabatis entalpi yang tetap. Uap basah sebelum penyeratan akan menjadi uap
kering pada tekanan rendah setelah penyeratan.
Entalpi uap basah sebelum penyeratan:
H 1=hf 1 + X t hfg1
Entalpi uap basah setelah penyeratan:
H 2=hg 2+Cp(t 2ts2 )
Karena
H 1=H 2
hf 1 + X t hfg 1=hg2 +Cp(t 2 ts2)
Maka
Xt =
Dengan
hf 1=Panas sensibelbergantung t ekanan P 1
Xt =Fraksi kekeringan pada throttling kalorimeter cerat
hg2 =Entalpiuap jenuhbergantung kepada tekanan P1
Cp=Panas jenis pad a tekanan tetap
(WtWs)(Ws +W )
(Ws +Wt )
Atau
Wt W
tetapiW =Wt (1 Xt )
Ws+Wt
WtWs(1Xt )
Ws+ Wt
Wt . Xt
Ws+Wt
Wt
X =Xs . Xt
Ws+Wt
3. Langkah Percobaan
a. Alat yang diperlukan
Perangkat ketel uap
Pipa uap utama
Pemisah dan throttle calorimeter
Termometer
Manometer jenis Bourdon dan pipa U
Tabel uap
b. Persiapan percobaan
a. Siapkan air pendingin yang akan mendinginkan uap pada kalorimeter
cerat
b. Siapkan pemasok uap
c. Siapkan data tabel pengukuran
c. LangkahPengujian
a. Salurkan air pendingin, pengembun, untuk mendinginkan uap pada
kondeser penyerat kalorimeter
b. Sediakan tabung pengumpu embunan di bawah keluaran pengembun
c. Buka katup uap dan biarkan uap mengalir melalui kalorimeter untuk
memanaskan sistem. Air pendingin melalui pengembun harus cukup
untuk mengembunkan seluruh uap
d. Biarkan keadaan di atas sampai level air dalam pemisah kalorimeter
terlihat
e. Salurkan embunan utama ke dalam tabung pengumpul yang berada di
bawah keluaran
f. Ukur dan catat harga mula-mula level air embunan pada pemisah
kalorimeter. Juga air keluaran dari pengembun, tekanan ua dalam pipa
utama, tekanan uap setelah throttling, tekanan atmosfer, temperatur
uap dalam pipa utama dan dalam throttling kalorimeter cerat. Ulangi
pengujian tersebut minimal 4 kali pengujian untuk pengecekan yang
lebihteliti
g. Tutup pemasok uap
h. Biarkan peralatan dingin dan baru air pendingin pengembun ditutup
i. Kosongkan tabung pengumpul embunan
4. Data Praktikum
Tekanan uap dalam pipa
Tekanan uap setelah throttling
Temperatur uap masuk
Temperatur uap setelah
4 bar
3 bar
137.2 C
penyeratan
Tekanan Atmosfer
Tempertur Atmosfer
Perbedaan manometer Hg
Banyaknya uap
Banyaknya air
135.8 C
762mmHg
32 C
6
120ml
1170ml
= 4bar+1bar=5bar
= 5bar
= 640.23KJ/Kg
= 2108.5KJ/Kg
= 1.061 bar
= 2712.3768KJ/Kg
= 1.89 KJ/KgC
= 101.27C
Xt =
6. Kesimpulan
Parameter-parameter yang dibutuhkan dalam pengujian kualitas uap adalah:
Temperatur uap masuk dan setelah penyeratan
Tekanan uap dalam pipa, tekanan atmosfer dan tekanan uap setelah
throttling
Banyaknya jumlah uap dan air
Fraksi uap kombinasi yang dihasilkan adalah 0.919
BAB IV
TURBIN UAP
1. Tujuan
Setelah mempelajari dan melakukan pengujian performansi turbin uap. Anda
diharapkan dapat :
a. Menjalankan fungsi dan cara kerja turbin uap
b. Melakukan kalibrasi Torsi untuk keperluan pengujian
c. Menghitung parameter turbin uap untuk menentukan performansi seperti
konsumsi uap, penurunan entalpi aktual, perpindahan panas paada air
pendingin, embunan, daya poros, daya listrik dan efisiensi
2. Dasar Teori
Pengertian Turbin Uap
Turbin Uap adalah peralatan untuk mengubah energi uap menjadi energi gerak.
Uap yang dihasilkan oleh pembangkit uap dibah menjadi energi gerak dengan
cara menyemprotkan aliran uap tersebut melalui nosel yang ditangkap oleh
sudu-sudu turbin sehingga poros turbin berputar.
Pada percobaan digunakan jenis turbin single stage impulse dengan dua tingkat
kecepatan. Rotor terbuat dari baja. Proses yang terjadi pada turbin dapat
dilukiskan dengan gambar di bawah
Uap masuk turbin (1), kemudian dieksppansikan menuju titik (2) karena aliran
uap yang melalui turbin berkecapatan tinggi, maka proses yang terjadi dapat
dianggap sebagai proses ekspansi adiabatis dapat dibalik (reversibel) (entropi
tetap atau proses isentropis) ditunjukan oleh garis 1-2s.
3. Langkah percobaan
A. Peralatan yang dibutuhkan
Unit ketel uap atau pembangkit uap
Unit pemanas lanjut (jika diperlukan untuk digunakan)
Rangkaian pengujian turbin uap
Thermometer
Manometer
Meter torsi
Meter kecepatan
Digital waktu
Meter arus dan meter tegangan
B. Persiapan percobaan
a. Operasikan ketel uapp (lihat prosedur pengoperasian ketel uap)
b. Hidupkan pemasok listrik
c. Siapkan pemasok uap ke turbin
d. Hidupkan unit menara pendingin (aliran kurang lebih 23 m 3/jam)
e. Siapkan pemasok udara kompresor guna keperluan menghidupkan
f.
g.
h.
i.
j.
kendali kecepatan
Pastikan saklar dynamometer on dalam posisi ABSORB
Set potensiometer beban untuk pengendali torsi ke minimum
Periksa peukur ke posisi nol kecuali penunjuk temperature
Periksa katup-katup ke posisi yang tepat
Buka katup nosel satu dengan penuh dan tutup yang lainnya.
C. Menjalankan turbin
1. Buka katup masuk (inlet) dengan perlahan sehingga mengalirkan jumlah
uap yang kecil guna pemanasan turbin.
2. Pastikan bahwa beban dynamometer adalah nol
3. Buka katup air ke pompa vakum sedikit. Kemudian tekan tombol vacuum
pump ono secepatnya.
4. Secara perlahan-lahan buka katup inlet hingga turbin bergerak dengan
putaran tertentu (Governor akan mengontrol putaran turbin pada 4000
rpm, jika tidak matikan secara perlahan dan ulangi operasi).
5. Tekan tombol biru (torque control) dan biarkan turbin berputar untuk
beban minimum hingga temperature operasi stabil dicapai.
6. Periksa bahwa kevakuman dalam kondensor (P3) ada kira-kira tekanan
-0.7 Bar, jika tidak atur dengan katup keluaran vakum secara perlahan.
7. Untuk membebani turbin disesuaikan dengan kendali beban
dynamometer melalui potensiometer.
8. Pada variasi pengujian, jika tekanan inlet nosel P1 mendekati tekanan
uap utama P2, buka penuh katup nosel no.2 dan tambahkan beban.
9. Beban penuh dicapai apabila meter gaya menunjukkan kira-kira 100
Newton (potensio diputar maksimum).
4. Perhitungan turbin
= m x Cp x t
21.1 x 10 3
=
kg/menit x 4,18 kJ/kgoC x (28-24)oC
60
= 5879,87 kJ/menit
Kalor rankine
= Kalor yang dipasok ke turbinkalor yang dikandung air embunan
= (1241,10 -241,08) kJ/menit
= 1000,02 kJ/menit
Daya Poros
2 X 3.14 X n x T
Np =
60
Np
Konsumsi energi
Kalor Rankine
= Daya Poros
1000,2
1.16
2.31 x 60 x 60
1.16 x 60
= 119.30 kJ/kW
Efisiensi mekanik
Daya Poros
m =
Qaktual
m
69.6
497,17
x 100%
= 14%
Efisiensi termal
Daya Poros
t = Kalor Rankine
t
69.6
= 1000,2
x 100%
= 6,96%
Efisiensi rankine
Qaktual
r = Qrankine
r
49 7 ,17
1000,2
x 100%
= 49,72 %
Efisiensi relatif
Efisiensi Thermal
relatif = Efisiensi Rankine
6,96
relatif = 49,72
x 100%
= 0,14%
Hasil dari data yang diperoleh steam turbin :
KESIMPULAN :
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan, yaitu :
a. Uap sebelum masuk turbin melalui superheater terlebih dahulu
sehingga masuk turbin akan besar. pada praktikum ini turbin memiliki
temperatur saat dinosel sebesar 124 oC.
b. Uap yang masuk melalui nosel akan menyebabkan generator sinkron
berputar. Dengan memberikan beban pada generator akan
mempengaruhi putaran.
c. Turbin uap yang berada dilab bawah Teknik Konversi Energi memiliki
rata-rata :
Efisiensi mekanik : 15.38 %
Efisiensi termal
: 7.46 %
Efisiensi Rankine : 48.71 %
Efisiensi Relative : 0.46 %
d. Penurunan temperatur akan mempengaruhi efisiensi. Temperatur akan
terserap oleh saluran pipa-pipa yang menjadi rugi-rugi.
SARAN :
Harus diperhatikan hal-hal yang mempengaruhi gangguan sistem keja turbin dan
perhatikan perawatan-perawatan yang dilakukan sesuai prosedur yang benar.