Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM PENGUKURAN FLUIDA DAN KALOR


(DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER)

DOSEN PENGAMPU PRAKTIKUM


Angga Bahri Pratama S.Pd,M.T.

Nama : Aditya
NIM : 2205052023
Kelas : EN - 4D

TEKNIK KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
2024
A. Tujuan
Setelah melaksanakan percobaan ini dapat diharapkan
1. Menjelaskan prinsip kerja Double Pipe Heat Exchanger.
2. Mengetahui jenis aliran pada Double Pipe Heat Exchanger.
3. Mengetahui efisiensi dan efektifitas Double Pipe Heat Exchanger.

B. Teori Dasar
Heat exchanger atau penukar kalor adalah alat yang digunakan untuk mempertukarkan
kalor secara kontinue dari suatu medium ke medium lainnya dengan membawa energi
kalor. Menurut T. Kuppan (2000) suatu Heat exchanger terdiri dari elemen penukar kalor
yang disebut sebagai inti atau matrix yang berisikan di dinding penukar kalor, dan elemen
distribusi fluida seperti tangki, nozzle masukan, nozzle keluaran, pipa-pipa, dan lain-lain.
Biasanya, tidak ada pergerakan pada bagian-bagian dalam Heat exchanger. Dinding
permukaan Heat exchanger adalah bagian yang bersinggungan langsung dengan fluida
yang mentransfer kalornya secara konduksi. Menurut Changel (1997) hamper di semua
Heat exchanger, perpindahan kalor didominasi oleh konveksi dan konduksi dari fluida
kalor ke fluida dingin, dimana keduanya dipisahkan oleh dinding. Perpindahan kalor secara
konveksi sangat dipengaruhi oleh bentuk geometri Heat exchanger dan tiga bilangan tak
berdimensi, yaitu bilangan Reynold, bilangan Nusselt dan bilangan Prandtl fluida. Besar
konveksi yang terjadi 12 dalam suatu double-pipe heat exchanger akan berbeda dengan
cross-flow heat exchanger atau compact heat exchanger atauplate heat exchanger untuk
berbeda temperatur yang sama. Sedang besar ketiga bilangan tak berdimensi tersebut
tergantung pada kecepatan aliran serta property fluida yang meliputi massa jenis, viskositas
absolut, kalor jenis dan konduktivitas kalor.
Alat penukar kalor type pipa ganda merupakan salah satu jenis alat penukar kalor
menggunakan aliran fluida panas dan dingin yang mana masing-masing mengalir secara
berlawanan arah. Untuk air panasnya di bantu dengan menggunakan heater supaya dapat
menghasilkan panas yang maksimal dan kedua aliran di bantu dengan media pompa
sehingga airnya bisa mengalir secara beraturan. Untuk metode yang digunakan adalah
metode literature dan pengambilan data secara langsung di laboratorium
C. Alat dan bahan
1. THERMAL EXCHANGERS N 213 11 186
2. SINOPTIS 213 11 186
3. Pompa COMBI

D. Proses pengambilan data


1. Buka katup seperti kran air dengan cara memutar katupberlawanan arah jarum jam.
2. Buka katup V8.
3. Lalu unuk penukar panas pada sirkuit air dingin maka buka katup V14 dan V15 untuk
penukar EXCHANGER 1.
4. Untuk sirkulasi searah: posisikan katup V12 dan V13 dalam posisi SEARAH.

5. Laju aliran diatur dengan membuka katup V1 atau V2 dan disebutkan

meter aliran Fl1 atau Fl2.

6. Laju aliran diatur dengan membuka katup V10 atau V11 dan disebutkan

meter aliran Fl3 atau Fl4.

7. Hidupkan sinoptis, lalu putar General Switch kearah “ON”, lalu pijit tombol “ON”
bewarna hijau, pilih EXCHANGER 1.
8. Buka katup V14 dan V15 untuk EXCHANGER 1.
9. Buka katup Hot Supply V3.
10. Putar switch bewarna hitam ke arah (-) di pompa.
11. Lalu putar switch warna merah kea rah “ON”.
12. Pijit symbol segitiga hitam untuk menghidupkan pompa
13. Pijit symbol Api warna merah di pompa.
14. Atur laju aliran suhu panas dan suhu dingin.
15. Input nilai suhu panas dan dingin tersebut di sinoptis.
16. Tunggu sampai 50 derajat celcius actualnya di pompa.
17. Lalu baca suhu yang terbaca di sinoptis setiap 3 menit sekali dalam pengulangan 3 kali.
Catat dengan buat table.
ALAT PENUKAR KALOR DENGAN ALIRAN SEARAH
Vh (l/jam) Th in (T1) Th out (T2) Vc Tc in (T3) Tc out (T4)

700 46,4 41,2 550 28,3 36,5

700 46,5 41,4 550 28,8 36,6

700 46,7 41,6 550 28,7 36,7

E. Analisis Data
Percobaan Ketiga kita ambil.
 Jumlah panas yang diberikan air panas.
Q̇ = ṁh . Cph . (T1-T2)
Dimana ,
ṁh = ρ . V̇h
V̇h = 700 l/h = 700/1000 X 1/3600 = 0,7/3600 = 0,00019 m3/s
𝐓𝟏+𝐓𝟐 𝟒𝟔,𝟒+ 𝟒𝟏,𝟐
T air panas = = = 43,8 °C
𝟐 𝟐

Maka kita dapat dari table,


ρ = 990,4 Kg/m3
Cph = 4,174 Kj/Kg K

Maka untuk,
Q̇h = ṁh . Cph . (T11-T12)
= 990,4 Kg/m3 . 0,00019 m3/s . 4174 J/kg.K . ( 46,4 – 41,2 )
= 4084,32 Watt

 Jumlah panas yang diberikan air dingin.


𝐓𝟑+𝐓𝟒 𝟐𝟖,𝟑 + 𝟑𝟔,𝟓
T= = = 32,4 °C
𝟐 𝟐
ρ = 994,84 Kg/m3
Cpc = 4,174 Kj/Kg K
Maka untuk,
V̇c = 550 l/h = 550/1000 X 1/3600 = 0,00015 m3/s
Q̇h = ṁc . Cpc . (T4-T3)
= ρ . Vc . cPc . (T4-T3)
= 994,84 . 4174 J/kg.K . ( 36,5 – 28,3 )
= 5107,53 Watt
 Efisiensi penukar kalor
η = Qc / Qh = 5107,53 /4084,32 = 1,03368
= 103,368 %

 Efektivitas Alat penukar kalor


𝑻𝟒−𝐓𝟑
ε=
𝐓𝟏−𝐓𝟑

𝟑𝟔,𝟓−𝟐𝟖,𝟑
=
𝟒𝟔,𝟒−𝟐𝟖,𝟑

= 0,453

= 45,3 %

F. Evaluasi
Penukar kalor adalah alat yang digunakan untuk mempertukarkan kalor secara kontinue
dari suatu medium ke medium lainnya dengan membawa energi kalor. Range suhu terdapat
di percobaan pertama, maka dipakaila yang dianalisis di percobaan pertama. Efisiensi dan
efektifitasnya juga cukup sangat besar.

G. Kesimpulan
Dari praktikum ini saya dapat menyimpulkan bahwa, semakin lama kita ambil data tersebut
maka semakin meningkat juga suhu tersebut walau tidak ada diubah ubah di laju aliran
suhu panas tersebut atau suhu tidak dapat konstan. Semua peralatan yang dipakai juga tidak
dapat diperlakukan dengan secara tidak beraturan, karena dapat merusak alat satu dengan
yang lainnya. Contoh seperti pompa yang kita pakai, apabila setelah kita pakai tidak bisa
kita langsung matikan pompa tersebut, harus melihat suhu di pompa benar-benar turun di
suhu 40 derajat celcius. Dan cara mematikannya harus dimulai dari langkah terakhir untuk
menghidupkan APK ini urutannya. Dan untuk pipa ganda ini merupakan heat exchanger
yang dapat kita katakana cepat untuk panasnya pada suhu fluida.dan lumayan banyak
sensor suhu pada pipa ganda heat exchanger tersebut.

F. Dokumentasi

Gambar 1
Alat penukar kalor ( Thermal Exchanger )
Gambar 2
Sinoptis

Gambar3
Pipa ganda

Gambar 4
Pompa pemanas air
Gambar 5
Pengambilan data kesatu

Gambar 6
Pengambilan data kedua
Gambar 7
Pengambilan data ketiga

Anda mungkin juga menyukai