Kelas: 3C-D4
Kelompok (4) :
2022
STHE (Shell and Tube Heat Exchanger)
1. Tujuan Praktikum:
Mengetahui pengaruh perubahan flowrate dari fluida panas dan dingin
terhadap ∆Thot, ∆Tcold, Qe, Qa, dan efisiensi overall (η).
Menentukan Koefisien Perpindahan Panas Overall pada STHE dengan
menggunakan perhitungan ∆Tlm.
2. Dasar Teori
Alat penukar kalor adalah suatu alat yang dapat memberikan fasilitas
perpindahan panas dari satu fluida ke fluida lain yang berbeda temperaturnya,
serta menjaga agar kedua fluida tersebut tidak bercampur. Proses perpindahan
panas yang paling sederhana adalah proses yang terjadi dimana fluida yang
panas dan fluida yang dingin secara langsung. Dengan sistem demikian kedua
fluida akan mencapai temperatur yang sama, dan jumlah panas yang
berpindah dapat diperkirakan dengan mempersamakan kerugian energi dari
fluida yang lebih panas dengan perolehan energi yang lebih dingin. Gambar 1
Alat penukar kalor cangkang dan pipa, dengan satu lintas cangkang dan satu
lintas pipa
Proses perpindahan kalor pada alat penukar kalor jenis cangkang dan
pipa adalah berlangsung secara konveksi, suatu fluida tergantung dari aliran
fluida tersebut. Jenis aliran tersebut dapat ditentukan berdasarkan bilangan
Reynolds fluida tersebut. Bilangan Reynolds merupakan bilangan tidak
Gambar 2 (a) Shell and Tube Heat Exchanger dari Armfield Ltd.; (b)
Skema Aliran Suhu untuk counter-current flow
yang hilang atau bertambah ke/dari lingkungan. Karena perbedaan suhu antara
aliran fluida panas dan dingin bervariasi sepanjang heat exchanger, maka
perlu menurunkan perbedaan suhu rata-rata (driving force) dimana
perhitungan perpindahan panas dilakukan. Perbedaan suhu rata-rata ini
disebut dengan Logarithmic Mean Temperature Difference (LMTD) yang
dihitung dengan rumus di bawah ini:
Luas transmisi panas pada heat exchanger harus dihitung dengan
menggunakan diameter rata-rata aritmetik dari inner tube, dengan persamaan
berikut: 𝑑𝑚 = 𝑑𝑜 + 𝑑𝑖 2 (8) Dengan outside diameter of tube adalah 6.35 mm
dan wall thickness of tube sebesar 0.6 mm. Luas transmisi panas dihitung
dengan rumus: A = π*dm*L (9) dengan panjang transmisi panas dihitung
dengan persamaan: L = n*l (m) (10) dimana n = jumlah tube (7 tube); l =
panjang transmisi panas dari tiap tube (0.144 m); dm dapat digunakan jika
r2/r1 < 1.5; jika sebaliknya maka menggunakan logarithmic mean radius, dlm.
dengan:
∆T1 = T2 – T3
∆T2 = T1 – T4
Luas transmisi panas pada heat exchanger harus dihitung dengan
menggunakan diameter rata-rata aritmetik dari inner tube, dengan persamaan
berikut:
Dengan outside diameter of tube adalah 6.35 mm dan wall thickness of tube
sebesar 0.6 mm. Luas transmisi panas dihitung dengan rumus:
A = π*dm*L (9)
dengan panjang transmisi panas dihitung dengan persamaan:
L = n*l (m) (10)
dimana n = jumlah tube (7 tube); l = panjang transmisi panas dari tiap tube
(0.144 m); dm dapat digunakan jika r2/r1 < 1.5; jika sebaliknya maka
menggunakan logarithmic mean radius, dlm. Overall Heat Transfer
b. Daftar Bahan
Air demineralisasi
c. Skema Kerja
1. Nyalakan PC lalu hubungkan USB Port pada HT30XC ke USB port
pada PC menggunakan kabel USB. Lampu merah pada “Power” akan
menyala menjadi HIJAU saat kabel USB sudah terhubung dengan
benar.
2. Hubungkan HT30XC ke sumber listrik utama lalu tekan tombol
“Switch On” hingga lampu “On” menyala.
3. Buka Software HT33 Shell and Tube Heat Exchanger.
4. Pilih Countercurrent Operation.
5. Buka Mimic Diagram pada layar.
6. Pastikan IFD “OK” untuk menjalankan Software HT33XC Shell and
Tube Heat Exchanger Armfield. (Jika IFD ”Device Error”, cek
kembali kabel USB penghubung PC dengan alat STHE).
7. Jalankan Software HT33XC Shell and Tube Heat Exchanger Armfield
dengan cara klik “Power On” lalu lampu HIJAU “RUN” pada alat
STHE akan menyala.
8. Pastikan valve air dingin yang masuk ke dalam peralatan STHE telah
terbuka dengan cara memutar valve berlawanan arah dengan arah
jarum jam
9. Atur Cold Water Flow pada 100%, kemudian buka Pressure
Regulator perlahan-lahan searah jarum jam sampai menunjukkan
Flowrate maksimum. (Tunggu sampai Flowrate terbaca konstan).
10. Sebelum melakukan pengaturan pada aliran fluida panas, cek terlebih
dahulu level air pada hot water vessel. Isilah vessel tersebut dengan air
demineralisasi hingga ± 20 mm dari atas vessel.
11. Klik “Flow” untuk mengatur flowrate dari fluida panas yang
diinginkan.
12. Masukkan Set Point “10 L/min” dan operasikan secara “Manual”
dengan “Manual Output” sesuai variabel pump speed yang ditentukan.
13. Atur flow cold water sesuai variabel yang sudah ditentukan.
14. Klik “Heater” untuk mengatur suhu set point.
15. Atur suhu set point sesuai variabel yang telah ditentukan dan pilih
operasi secara “Automatic”.
16. Saat suhu T1 sesuai dengan suhu set point, jalankan Software dengan
klik “GO” untuk mengamati suhu T1 s/d T4 dan flowrate dari fluida
panas dan fluida dingin.
17. Klik “Configure the Data Sampling” untuk mengatur waktu
pengambilan sampel.
18. Atur inkremen waktu pengambilan sampel setiap 10 detik dengan lama
waktu pengambilan sampel selama 5 menit.
19. Klik “View Table” untuk menampilkan tabel data pengamatan sampel
yang telah diambil.
20. Klik “STOP” untuk menghentikan data pengamatan dari sampel.
21. Klik “Begin a New Set of Results” untuk memulai data pengamatan
selanjutnya dengan variabel lain yang telah ditentukan.
22. Klik “Delete the Current Sheet of Results” untuk menghapus data
tabel pengamatan yang telah dicatat.
23. Simpan file data pengamatan sesuai dengan memilih tipe file excel;
(.xls)
24. Lakukan 3x pengamatan untuk tiap variabel. (Untuk membandingkan
hasil dan mengetahui tingkat kesalahan dari hasil pengamatan)
25. Setelah selesai dilakukan pengamatan terhadap semua variabel, klik
“Power On” untuk mematikan Software HT33XC Shell and Tube Heat
Exchanger Armfield hingga lampu HIJAU pada alat STHE mati.
26. Klik “Heater” → “Off” untuk mematikan Heater.
27. Klik “Flow” → “Manual” → set “Manual Output” ke angka “0” untuk
mematikan pompa pada Hot Water Flow.
28. Matikan alat STHE dengan menekan tombol “Switch Off”.
29. Lepaskan semua kabel dari sumber listrik.