Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA


PERPINDAHAN PANAS

Oleh :

Pratiwi (118280011)
Ahmad Zakaria (118280098)
Nur Alfi Syahriantoro (118280100)
Arif Yoga Hendrawan (118280102)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNOLOGI PROSES DAN HAYATI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Panas merupakan suatu energi yang timbul akibat pengaruh suhu. Panas dapat
berpindah dari temperature tinggi ke temperature rendah. Akibat perpindahannya
tersebut, panas dapat menyebabkan perubahan fasa zat tersebut akibat perubahan suhu
sekaligus dapat merambat dari suatu titik pada benda ke titik yang lain. Hal ini disebut
juga dengan perpindahan panas.
Panas dapat berpindah dengan cara konduksi, konveksi, dan radiasi. Dalam
pabrik kimia, aliran suatu fluida pasti menghasilkan suatu energi panas sehingga
perpindahan panas pada proses kimia merupakan hal yang pasti terjadi dalam pabrik
kimia. Selain merambat pada benda diam, panas juga dapat dibawa oleh partikel-
partikel benda yang mengalir atau dapat juga terpancar dari suatu sumber panas. Dalam
pabrik kimia, ada beberapa aktivitas perpindahan panas yang diperlukan untuk
kelanjutan proses dan ada yang perlu ditangani agar keselamatan pabrik tetap terjaga.
Perpindahan panas merupakan aktivitas yang terjadi dalam proses kimia di
pabrik yang perlu dipelajari agar pemrosesan tetap berjalan. Oleh karena itu, dilakukan
praktikum perpindahan panas untuk mengetahui pengaruh-pengaruh perubahan
parameter suhu dan cara-cara panas dapat berpindah. Dengan praktikum ini,
didapatkan suatu pemahaman dasar terhadap perpindahan panas di suatu pabrik kimia.

1.2 Dasar Teori

Perpindahan panas merupakan ilmu yang mempelajari tentang laju perpindahan


suatu kalor/panas pada suatu material/benda karena adanya perbedaan suhu. Panas
berpindah dari temperatur tinggi ke temperatur rendah. Dengan mempelajari
perpindahan panas kita dapat memahami rencana pembuatan alat penukar panas (Heat
Exchanger), perancangan reactor kimia, reboiler/kondensor, furnace, dan instrument
lain yang berhubungan dengan energi panas. (Buchori, 2017)
Panas dapat merambat ataupun berpindah dengan 3 cara yaitu konduksi,
konveksi, dan radiasi. Konduksi merupakan perpindahan panas yang terjadi dengan
medium perambatan tetap. Perhitungan panas secara konduksi didasari dengan Hukum
Fourier, pada persamaan berikut :

∆𝑇
∆𝑇 𝑄 = 𝑘. 𝐴 ∆𝑥 (1)

Dimana :

ΔT : Beda suhu antar permukaan panas dan dingin (°F)

Q : Kecepatan perpindahan panas (Btu/jam)

k : Konduktivitas (Btu/ft.hr.°F)

A : Luas perpindahan panas (ft2)

Δx : Tebal bahan yang dilalui panas (ft)

Berdasarkan Hukum Fourier, besar Q bergantung pada besar kecilnya konduktivitas


(k) dan berbanding lurus dengan beda suhu.

Konveksi merupakan perpindahan panas yang terjadi karena adanya suatu


fluida yang mengalir dengan medium perambatan berupa fluida cair atau gas. Konveksi
dibagi menjadi Konveksi Bebas (free convection) dan Konveksi Paksaan (forced
convection). Konveksi bebas adalah konveksi yang terjadi secara alami karena
perubahan/perbedaan suhu dan massa jenis. Sedangkan Konveksi Paksaan merupakan
konveksi yang terjadi yang disebabkan tenaga dari luar. Dalam perhitungannya,
perpindahan panas secara konveksi didasari oleh Hukum Newton, dengan persamaan
berikut :

𝑄𝑐 = ℎ. 𝐴. (𝑇𝑠 − 𝑇𝑣) (2)

Dimana :

Qc : Laju perpindahan panas konveksi (Btu/hr)


h : Koefisien perpindahan panas konveksi (Btu/hr.ft2.oF)

A : Luas perpindahan panas (ft2)

Ts : Suhu permukaan batang (oF)

Tv : Suhu solubility (oF)

Perpindahan panas secara radiasi merupakan perpindahan panas yang terjadi


karena pancaran/sinaran/radiasi gelombang elektromagnetik, tanpa memerlukan media
perantara. Perhitungan perpindahan panas radiasi ini didasari oleh Hukum Stefan-
Boltzman dengan persamaan sebagai berikut. (Luqman, 2017)

𝑄𝑟 = 𝐶. 𝐹. 𝐴 (𝑇14 − 𝑇24 ) = 0,171 (3)

Dimana :

Qr : Energi perpindahan panas reaksi (Btu/jam)

C : Konstanta Stefan Boltzman

F : Faktor panas (emitifitas bahan)

A : Luas bidang (ft2)

T1 : Suhu mutlak (oF)

T2 : Suhu mutlak (oF)

Konduktivitas termal merupakan besaran yang menyatakan kemampuan


suatu material dalam menghantarkan suatu panas. Nilai konduktivitas termal suatu
bahan tentunya berbeda-beda. Hubungan nilai konduktivitas termal dengan
kemampuan menghantarkan panas adalah sebanding. Semakin besar nilai
konduktivitas termal suatu material maka daya menghantarkan panasnya semakin
meningkat. Nilai konduktivitas termal antara bahan satu dengan yang lainnya memiliki
perbedaan secara signifikan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang
utama adalah densitas dan porositas suatu material. Dimana densitas merupakan
kerapatan suatu bahan sedangkan porositas merupakan kemungkinan ruang kosong
pada suatu material. (M. Istajarul A., 2017).

Terdapat dua aliran untuk penukaran panas, yaitu Aliran Co-Current adalah
aliran dimana penukaran panas dengan alirannya searah. Fluida panas dan dingin
masuk, mengalir, dan keluar melalui sisi yang sama. Bila menggunakan jenis aliran ini
akan membutuhkan media untuk pendingin/pemanas lebih banyak karena temperatur
fluida dingin yang keluar tidak dapat melebihi temperatur fluida panas yang keluar dari
heat exchanger. Aliran Counter Current adalah aliran dimana penukaran panas dengan
alirannya berlawanan arah. Fluida panas dan fluida dingin masuk, mengalir, dan keluar
melalui sisi yang berbeda. Aliran ini lebih baik digunakan karena temperatur fluida
dingin yang keluar lebih tinggi dari temperatur fluida panas yang keluar dari heat
exchanger.
BAB II
TUJUAN DAN SASARAN PERCOBAAN

2.1 Tujuan percobaan


Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah :
1. Menentukan harga koefisien perpindahan panas overall (U) sistem dua fluida.
2. Mempelajari pengaruh variabel laju alir fluida terhadap koefisien panas
overall (U).
3. Mempelajari pengaruh temperatur fluida terhadap koefisien panas overall (U).
4. Mempelajari pengaruh arah aliran fluida terhadap koefisien panas overall (U).
5. Menentukan harga ΔT LMTD.

2.2 Sasaran Percobaan

Dari praktikum ini praktikan diharapkan dapat :

1. Membuat analisis data sesuai variable percobaan seperti Temperatur (T) dan
laju alir.
2. Menganalisa kondisi panas dengan perbedaan tingkat variable.
3. Memahami perbandingan panas saat perbedaan arah aliran.
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN

Percobaan ini dilakukan menggunakan metode analisis kualitatif dan analisis


kuantitatif, yang mana pada percobaan ini praktikan mengumpulkan data lalu
menghitung dengan mengunakan rumus yang sudah ada untuk mendapatkan hasil dari
percobaan.

3.1 Perangkat Alat Percobaan

Perangkat dan alat ukur yang digunakan pada percobaan ini adalah :

1. Rangkaian plate and frame heat exchanger tipe TIUS – TITC Edibon.
2. Pompa

3.2 Bahan - bahan

a. Aquades
b. Air keran

3.3 Variabel Percobaan


Variabel yang digunakan pada percobaan ini adalah :
1. Temperatur (T)
2. Laju alir fluida (F)
3. Arah aliran fluida
3.4 Prosedur Percobaan
Counter-current flow Parralel flow
AV-2 Valve Close AV-2 Valve Open
AV-3 Valve Open AV-3 Valve Close
AV-4 Valve Open AV-4 Valve Close
AV-5 Valve Close AV-5 Valve Open

Tabel data percobaan


Test 1 Test 2 Test 3 Test 4
ST16 (oC)
ST1 (oC)
ST2 (oC)
ST3 (oC)
ST4 (oC)
SC1 (1/min)
SC2 (1/min)
a) General heat transfer rate from the hot fluid :

𝑞ℎ = 𝑚ℎ 𝐶𝑝ℎ (𝑇ℎ,𝑖 − 𝑇ℎ,𝑜 ) (4)

Dimana :
𝑞ℎ : Laju perpindahan panas pada fluida panas
𝑚ℎ : Laju massa fluida panas
𝐶𝑝ℎ : specific heat fluida panas
𝑇ℎ,𝑖 : Suhu masuk fluida panas

𝑇ℎ,𝑜 : Suhu masuk fluida keluar


b) General heat transfer rate from the cold fluid :

𝑞𝑐 = 𝑚𝑐 𝐶𝑝𝑐 (𝑇𝑐,𝑖 − 𝑇𝑐,𝑜 ) (5)


Dimana :
𝑞𝑐 : Laju perpindahan panas pada fluida dingin
𝑚𝑐 : Laju massa fluida dingin
𝐶𝑝𝑐 : specific heat fluida dingin
𝑇𝑐,𝑖 : Suhu fluida dingin masuk

𝑇𝑐,𝑜 : Suhu fluida dingin keluar


DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2015.Plate heat Exchanger PHE Gasket.
http://www.sumantry.com/produk/produk-static-item/51-plateheat-
exchangergasket-phe.
Artono Koestoer, Raldi., 2002, Perpindahan Kalor, Jakarta: Salemba
Teknika.
Cengel, Yunus A., 2003, Heat Transfer A Practical Approach, Second
Edition, Singapura:Mc.Graw-Hill Book.
Holman, J.P., 2002, Perpindahan Kalor, Jakarta:Erlangga
Mc.Cabe, W.L., 1999, Operasi Teknik Kimia, Jilid I Edisi 4
Jakarta:Erlangga
Titahelu, Nicolas., 2010, Analisis Pengaruh Kecepatan Fluida Panas
Aliran Sejarah terhadap Karakteristik Heat Exchanger Shell and
Tube, Maluku:Teknik Mesin Fakultas Teknik Unpatti.
Iqbal Syaichurrozi , Afdwiyarny Metta Karina , Ahmad Imanuddin. 2014.
Kajian Performa Alat Penukar Panas Plate and Frame : Pengaruh
Laju Alir Massa, Temperatur. Cilegon: Jurusan Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
LAMPIRAN A
LEMBAR KESELAMATAN KERJA
LAMPIRAN B
MATERIAL SAFETY DATA SHEET

Anda mungkin juga menyukai