Anda di halaman 1dari 25

P5 : Kalorimeter Aliran

Nama : Muhamad Raihan Maulidan

NIM : 1308620070

Jurusan/Prodi : Biologi

Kelompok : Kelompok 8

Nama Percobaan : Percobaan Kalorimeter Aliran

Tanggal Percobaan : 5 November 2020

Tanggal Pengumpulan : 7 November 2020

Nama Asisten : 1. Jayanti Eka Sari Ningsih (1302618015)

2. Andi Nisfananda Ekayanti (1302618007)

3. Nur Fadhilah Syahidah (1302618011)

4. Rakha Aditria Pratama (1302618034)

Pre-Test Laporan Awal Laporan Akhir

LABORATORIUM FISIKA DASAR

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

TAHUN 2020
A. TUJUAN
1. Menentukan tara atau faktor kesetaraan panas mekanik kalorimeter aliran
2. Menentukan besarnya energi listrik yang dilepaskan dalam kalorimetri
3. Menentukan besarnya energi kalor yang diterima kalorimetri
4. Mengetahui pengaruh arus terhadap kalorimetri
5. Menentukan nilai kesetaraan kalor listrik

B. ALAT DAN BAHAN


1. Tabung Kalorimeter
2. Gelas ukur
3. Regulator (Rg)
4. Ampermeter 0-5A
5. Rheostat(Rh)
6. Bejana Air
7. Termometer 2 buah
8. Voltmeter
9. Stop watch

C. TEORI DASAR
Kalorimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur jumlah panas, Salah
satu jenis kalorimeter adalah kalorimeter aliran. Kalorimeter aliran bekerja dengan
mengaliri air terus menerus dari bejana ke dalam tabung kalorimeter yang berisi elemen
pemanas lewat salah satu ujungnya dan mengeluarkan air tersebut pada ujung yang lain.
Elemen pemanas dialiri arus i A dengan tegangan V. Aliran air yang kontinyu
menyebabkan perbedaan suhu pada kedua ujung tabung kalorimeter. Dengan mengukur
massa air yang keluar, jumlah panas adalah dapat dihitung berdasarkan persamaan
berikut:
( ) ( ), atau (1)
Dimana

massa air

kalor jenis air

perbedaan suhu; dan

faktor koreksi

Jumlah panas yang timbul tersebut sebanding dengan panas yang diberikan oleh arus
listrik selama t sekon percobaan.

(2)

Sehingga persamaan (1) sebanding dengan persamaan (2)

( ), atau ( ) (3)

Di mana j disebut tara panas mekanik (joule/kalori).

Dengan melakukan percobaan pada arus yang berbeda (i' A) selama t sekon yang sama
dari selisih persamaan (3) dan (4) menjadi:

( ) (4)

Dari selisih persamaan (3) dan (4) diperoleh:

( ) 1
( )

1
Tim Dosen Fisika Dasar, Panduan Praktikum Fisika Dasar (Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, 2014)
Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Batu bara merupakan batuan
sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, terutama dari sisa-sisa
tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Pembentukan batubara dimulai
sejak periode pembentukan karbon (Carboniferus Period) dikenal sebagai zaman batubara
pertama yang berlangsung antara 290 juta sampai 360 juta tahun yang lalu. Oleh karena
itu, batubara termasuk dalam kategori bahan bakar fosil (Billah, 2010).

Batubara adalah salah satu sumber energi yang penting bagi dunia. Batubara
banyak memainkan peran selama berabadabad, tidak hanya membangkitkan listrik namun
juga merupakan bahan bakar utama bagi kegiatan-kegiatan industri seperti industri semen
(Rendy et al., 2014). Batubara yang digunakan sebagai bahan bakar diharapkan memiliki
nilai kalor yang tinggi untuk mendapatkan efisiensi pembakaran (Lutfy et al., 2013).

Nilai kalor batubara yang dipergunakan sebagai bahan bakar merupakan


komponen utama yang harus dipisahkan. Salah satu komponen yang menentukan harga
batubara selain dari nilai kalorinya bisa juga dilihat dari nilai ash, sulphur, HGI, dan
partikel halus. Pemilihan batubara dengan nilai kalor yang lebih tinggi akan mengurangi
biaya penyediaan fasilitas penerimaan, penanganan, dan penggilingan batubara karena
jika nilai batubara sesuai dengan spesifikasi perusahaan tersebut maka pembelian
batubara akan berkurang dan juga dapat menghemat biaya produksi juga.

Reaksi dalam kalorimeter bomb berlangsung pada volume dan tekanan tetap. Tekanan
yang ada didalam alat sudah diatur tergantung standar dari masing-masing pabrik semen.
Dalam hal ini pabrik semen mengacu pada ASTM D5865 yang menggunakan tekanan
pada alat bomb sebesar 20-30atm. Kalorimeter bomb merupakan salah satu alat yang
digunakan untuk menentukan nilai suatu kalor batubara.2

Jumlah kalor yang terlibat dalam suatu proses reaksi kimia ternyata mempunyai
kaitan dengan sifat-sifat ataupun jumlah materi yang bereaksi. Berdasarkan adanya
keterkaitan tersebut, sifat maupun materi yang bereaksi akan dapat di evaluasi atau
ditentukan apabila jumlah kalor atau parameter yang terkait dapat dideteksi. Salah satu
parameter yang terkait dengan kalor adalah temperatur atau perubahan temperatur.

2
Finda Pratiwi Istomo dan Ameylia Tristiasti, “Penetapan Nilai Kalori Dalam Batubara Dengan Kalorimeter PARR 6200”, Jurnal Sains Natural
Universitas Nusa Bangsa Vol. 7, No.2, Juli 2017, hal. 83 dan 87
Alat yang digunakan untuk mengukur perubahan kalor selama reaksi kimia adalah
kalorimeter. Dalam metode kalorimeter pembakaran suatu unsur atau senyawa dibakar,
biasanya dalam oksigen dan kalor yang dibebaskan dalam reaksi itu diukur, setiap
kalorimeter mempunyai sifat khas dalam mengukur kalor. Ini dapat terjadi karena
kalorimeter sendiri (baik gelas atau logam) menyerap kalor, sehingga tidak semua kalor
terukur. Untuk itu perlu menentukan berapa banyak kalor yang diserap oleh kalorimeter
beserta termometer dan pengaduknya.

Kalor pelarutan merupakan salah satu kalor reaksi dimana pengukuran kalor dapat
dilakukan dengan melangsungkan reaksi dalam kalorimeter. Kalor reaksi dihitung dari
perubahan temperatur larutan yang dikalikan dengan massa larutan dan kalor jenis.3

Perpindahan kalor dari suatu zat ke zat lain dapat terjadi dalam kehidupan sehari-
hari baik penyerapan atau pelepasan kalor untuk mencapai dan mempertahankan keadaan
yang dibutuhkan dalam proses berlangsung. Mekanisme perpindahan panas dapat terjadi
dengan tiga cara yaitu:

1. Konduksi (conduction)
Konduksi yaitu proses perpindahan panas mengalir dari daerah
bertemperatur tinggi ke daerah bertemperatur lebih rendah dalam satu medium
(padat, cair, gas). Dalam aliran panas konduksi, perpindahan energi terjadi karena
interaksi molekul secara langsung tanpa adanya perpindahan molekul yang cukup
besar.
2. Konveksi (convection)
Perpindahan energi dari suatu permukaan yang temperaturnya di atas
temperatur sekitarnya dan angkutan energi, karena terjadinya dalam arah gradien
temperatur sebagai akibat gerakan massa partikel-partikel zat yang mengalir.
3. Radiasi (radiation)

Proses perpindahan panas mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda
bertemperatur lebih rendah bila benda tersebut terpisah di dalam ruang. Energi radiasi

3
Dian H.O. Howan, “Kajian Kalor Reaksi Tembaga Sulfat (CuSO4.5H2O) Melalui Prototipe Kalorimeter”, Fullerene Journ. Of Chem Vol.4
No.1: 12-15, 2019, hal. 12-13
bergerak dengan kecepatan 3x108 m/s dan gejala-gejalanya seperti menyerupai radiasi
cahaya.4

Alat penukar kalor merupakan suatu peralatan yang digunakan sebagai pertukaran
energi, dari energi yang memiliki temperatur tinggi ke energi yang memiliki temperatur
lebih rendah baik secara langsung ataupun tidak langsung. Salah satu aplikasi dari
perpindahan kalor ini adalah alat penukar kalor yang terdapat pada Untai Uji BETA. Alat
penukar kalor pada sistem pendingin digunakan untuk menjaga temperatur air dan
pendingin sesuai desain.

Tanpa adanya penukar kalor maka akan menyebabkan naiknya temperatur pada
sistem pendinginan yang berpotensi pada terjadinya suatu kecelakaan. kecelakaan terjadi
karena kelebihan kalor dan gagalnya proses pendingin seperti yang telah terjadi pada
Reaktor TMI-2 Amerika tahun 1979 dan Reaktor Fukushima Daiichi Jepang tahun 2011,
sehingga keselamatan reaktor menjadi sangat penting dan untuk mempelajari fenomena
kecelakaan yang telah terjadi seperti di atas maka Pusat Teknologi Reaktor dan
Keselamatan Nuklir (PTRKN) BATAN memilki Untai Uji BETA (UUB). Untai uji
BETA merupakan suatu fasilitas eksperimen yang digunakan sebagai pendukung untuk
mensimulasikan sistem pendingin reaktor pada sebuah PLTN dan untuk menginvestigasi
fenomena termohidrolika baik untuk kondisi transien (kecelakaan) ataupun kondisi tunak
(operasi normal).5

Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk menentukan kapasitas kalor,


kapasitas kalor jenis, dan kapasitas kalor laten dari suatu benda atau bahan. Alat
kalorimeter yang sering digunakan dalam percobaan di laboratorium adalah kalorimeter
gelas atau kalorimeter termos.Wadah kalorimeter ini terbuat dari logam dan dilapisi oleh
bahan isolator untuk mencegah hilangnya kalor dari wadah logam ke lingkungan. Prinsip
kerja alat ini adalah mengukur perubahan suhu dan perkiraan kapasitas kalor, umumnya
kapasitas kalor wadah dapat diabaikan karena relatif sangat kecil.

Cara mendapatkan nilai kapasitas kalor kalorimeter adalah dengan pemisalan


sebuah kalorimeter terisi m1 gram air dingin pada suhu T1 oC.lalu ditambahkan m2 gram

4
Mahmuddin dan Muhammad Syahrir, “Karakteristik Perpindahan Panas Pada Pipa Penukar Kalor Selongsong Aliran Searah Vertikal”,
Journal Of Chemical Process Engineering Vol.01, No.02, Nov, 2016, hal. 31
5
Suhendra dkk, ”Pengaruh Debit Aliran Air Sisi Primer Untai Uji Beta Terhadap Efektivitas Alat Penukar Kalor”, Sigma Epsilon Vol.16 No. 1
Februari, 2015, hal. 9-10
air panas dengan suhu T2 oC ke dalam kalorimeter tersebut. Setelah diaduk dan dianggap
setimbang ternyata suhu 35 akhirnya adalah Ta oC. Untuk keadaan ini berlaku Azas
Black:

Banyaknya kalor yang dilepaskan air panas = banyak kalor yang diterima air dingin dan
kalorimeter:

( ) ( ) ( )

Sehingga besarnya kapasitas kalor kalorimeter adalah:

( ) ( )
( )

Keterangan:

massa air dingin (kg) suhu air dingin ( )

massa air panas (kg) suhu air panas ( )

kalor jenis air ( ⁄ ) suhu campuran ( )

kapasitas kalor calorimeter ( ⁄ )

Hubungan kuantitatif antara kalor dan bentuk lain energi disebut termodinamika.
Termodinamika dapat didefenisikan sebagai cabang kimia yang menangani hubungan
kalor, kerja, dan bentuk lain dari energi dengan kesetimbangan dalam reaksi kimia dan
dalam perubahan keadaan. Kalor jenis suatu benda adalah kalor yang dibutuhkan atau
dilepaskan untuk menaikkan atau menurunkan suhu tiap satuan massa benda tersebut
sebesar 1 C yang memenuhi persamaan:6

6
Mardiyah Noviyanti dan Hufri, “Rancang Bangun Set Eksperimen Kalorimeter Digital Dengan Pengindera Sensor Termokopel Dan Sensor
Load Cell Berbasis Arduino Uno”, Pillar of Physics, Vol. 13. April 2020, hal. 34-35
D. CARA KERJA

Gambar 1. Rangkaian Kalorimeter Aliran

1. Mengisi tabung kalorimeter dengan air sampai penuh hingga tidak ada udara di
dalamnya dan permukaan air berada pada ujung pipa keluar.
2. Merangkai alat sesuai dengan gambar (1). mendiskusikan dengan asisten sebelum
menghubungkannya dengan sumber arus.
3. Mengalirkan air di dalam tabung secara kontinyu dan mengatur arus listrik sebesar
1,5A.
4. Setelah suhu dan tetap dengan perbedaan sekecil mungkin (misal 5),
menampung air yang keluar dari tabung kalorimeter selama 2 menit. Data untuk
massa air dan suhu ( dan ) serta V dan i dengan demikian dapat diperoleh.
5. Mengulangi percobaan di atas dengan mengatur arus 2A; 2,5A; 3 A.
E. PERTANYAAN
1. Carilah harga tara panas mekanik dalam buku referensi; berikan analisa anda bila
terjadi perbedaan dengan hasil percobaan yang anda lakukan.
Jawab:
Tara panas mekanik adalah pembanding antara mekanik dan panas,
sedangkan secara sistematis adalah hasil bagi antara panas yang dihasilkan
dari energi mekanik dengan panas yang bekerja dalam usaha. Dan secara
fisis adalah suatu konstanta yang membandingkan panas dengan mekanik.
Dengan kata lain, tara panas mekanik adalah suatu pembanding dari suatu
kalori yang bekerja dalam setiap satu satuan usaha yang ditimbukan
melalui peristiwa mekanik.
Berdasarkan hukum kekekalan energi, energi tidak dapat diciptakan
dan tidak dapat juga dihilangkan tetapi hanya dapat berubah bentuk energi
satu keenergi lainnya. Energi mekanik dalam fisika didefinisikan sebagai
usaha yang merupakan perkalian antara gaya dengan jarak yang ditempuh
oleh benda tersebut, yaitu:

Sedangkan energi kalor didefinisikan sebagai percobaan antara


massa benda. Kapasitas panas jenis dan perubahan suhu, yaitu:

( )

Pesawat Schurholtz didasarkan pada azas black yang menyatakan


bahwa kalor yang diberikan akan sama dengan kalor yang diterima jika
sistem tersebut dalam keadaan adiabatik (tidak ada panas yang masuk
ataupun keluar dari kalorimeter).

2. Jelaskan mengapa perbedaan  dengan ' harus sekecil mungkin!


Jawab:
Perbedaan θ dengan θ’ harus sekecil mungkin karena apabila
perbedaan θ dengan θ’ sudah sekecil mungkin maka alat tersebut tidak
mengabsrobsi panas lagi karena suhunya tetap jadinya tiap-tiap
detikjumlah panas yang dibawa keluar oleh air tetap sama dengan yang
dihasilkan oleh kumparan panas.
Jika reaksi dalam kalorimter berlangsung secara eksoderm, maka
kalor yang timbul akan dibebaskan kedalam larutan itu sehingga suatu
larutan akan naik sedangkan jika reaksi dalam kalorimeter berlangsung
secara eksotrem maka reaksi itu akan menyekap kalor yang diserap atau
dibebaskan reaksi itu adalah sebanding dengan perubahan suhu dan massa
larutan. Jadi:

Kalorimeter yang lebih teliti adalah yang lebih terisolasi serta


memperhitungkan kalor yang diserap oleh perangkat kalorimeter (wadah,
pengaduk, termometer) jumlah kalor yang diserap atau dibebaskan
kalorimeter dapat ditentukanjika kapasitas kalor dan kalorimeter diketahui.
Dalam hai ini jumlah kalor yang diserap/dibebaskan oleh larutan di dalam
kalorimeter karena energi tidak dapat diciptakan dan dimusnakan.

3. Turunkan persamaan (5)


Jawab:

( )

( ) ( )
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
( ) ( )
( )
( )
F. TABEL HASIL PERCOBAAN
Lembar Kerja
Kalorimeter Aliran

I sumber = 2 Ampere
Massa bejana kosong = 90,10 gram
Massa air + bejana sebelum diberi arus 2 A = 180,35 gram

C air = ⁄

Sebelum dialirkan air selama 2 menit


I (Ampere) V (Volt) t (menit)
2,066 8,512
2,064 8,500
2,072 8,547 2
2,075 8,544
2,070 8,532

Setelah dialirkan selama 2 menit


I’ (Ampere) V’ (Volt) t’ (menit) m’ (gram)
2,059 8,350
2,044 8,374
2,031 8,364 2 180,30
2,036 8,339
2,036 8,350
I sumber = 2 Ampere
Massa bejana kosong = 90,10 gram
Massa air + bejana sebelum diberi arus 2 A = 170,55 gram

C air = ⁄

Sebelum dialirkan air selama 2 menit


I (Ampere) V (Volt) t (menit)
2,521 10,41
2,529 10,37
2,528 10,43 2
2,529 10,45
2,531 10,45

Setelah dialirkan selama 2 menit


I’ (Ampere) V’ (Volt) t’ (menit) m’ (gram)
2,514 10,33
2,516 10,34
2,515 10,33 2 170,53
2,512 10,32
2.514 10,33

NST Amperemeter : 0,02 A


NST Voltmeter : 0,2 V
NST Termometer :
NST Stopwatch : 0,1 s
NST Neraca : 0,01 gram
G. PENGOLAHAN DATA

a) Data Tunggal
a. Pada massa air 180,35 gram
1) Tegangan listik (V)
( )

(3AP)

( ) ( )
2) Arus listrik (I)
( )

(4AP)

( ) ( )
3) Massa air (m’)
( )

(4AP)

( ) ( )
4) Perbedaan suhu ( )
( )

(2AP)

( ) ( )
b. Pada massa air 170,55 gram
1) Tegangan listrik (V)
( )

(4AP)

( ) ( )
2) Arus listrik (I)
( )

(4AP)

( ) ( )
3) Massa air (m’)
( )

(4AP)

( ) ( )
4) Perbedaan suhu ( )
( )

(2AP)

( ) ( )

c. Waktu (t)
( )

(4AP)

( ) ( )
d. Massa bejana (m)
( )

(4AP)

( ) ( )

b) Data Majemuk
a. Pada massa air 180,35 gram

 Tegangan listrik (V’)


No. ( ) ( )

1 8,350 69,722 ( )

2 8,374 70,123
( )
3 8,364 69,956 √
4 8,339 69,538

5 8,350 69,722
41,777 349,061

(4AP) Maka, ( )
( )
 Arus listrik (I’)
No. ( ) ( )

1 2,059 4,239 ( )

2 2,044 4,177
( )
3 2,031 4,124 √
4 2,036 4,145

5 2,036 4,145
10,206 20,830

(4AP) Maka, ( )
( )

b. Pada massa air 170,55 gram


 Tegangan listrik (V’)
No. ( ) ( )

1 10,33 106,708 √
( )

2 10,34 106,915
( )
3 10,33 106,708 √
4 10,32 106,502

5 10,33 106,708
51,65 533,541

(4AP) Maka, ( )
( )
 Arus listrik (I’)
No. ( ) ( )

1 2,514 6,320 ( )

2 2,516 6,330
( )
3 2,515 6,325 √
4 2,512 6,310

5 2.514 6,320
12,571 31,605

(4AP) Maka, ( )
( )
H. PERHITUNGAN

Tentukan tara panas mekanik (j) dan berikan interpretasi anda.

1. Pada massa air 180,35 gram


( ) ( )

( ) ( )

( ) ( )

( ) ( )

( ) ( )

( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
⁄ ⁄
( )
( )
(( ) ( ))
(( ) ( ))
( )

( ) (( ) ( ))
( ) (( ) ( ))

( ) (( ) ( ))
( ) (( ) ( ))
( ) (( ) ( ))
( ) (( ) ( ))
( ) (( ) ( ))
( ) (( ) ( ))

( ) (( ) ( ))
( ) (( ) ( ))

( ) (( ) ( ))
( ) (( ) ( ))

( ) (( ) ( ))
( ) (( ) ( ))

( ) (( ) ( ))
( ) (( ) ( ))

( ) (( ) ( ))
( ) (( ) ( ))

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

( ) ( )

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

(2AP)

( ) ( ) ⁄

2. Pada massa air 170,55 gram


( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
⁄ ⁄
( )
( )
(( ) ( ))
(( ) ( ))
( )

( ) (( ) ( ))
( ) (( ) ( ))
( ) (( ) ( ))
( ) (( ) ( ))
( ) (( ) ( ))
( ) (( ) ( ))

( ) (( ) ( ))
( ) (( ) ( ))

( ) (( ) ( ))
( ) (( ) ( ))

( ) (( ) ( ))
( ) (( ) ( ))

( ) (( ) ( ))
( ) (( ) ( ))

( ) (( ) ( ))
( ) (( ) ( ))

( ) (( ) ( ))
( ) (( ) ( ))
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

( ) ( )

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

(2AP)

( ) ( ) ⁄
I. ANALISIS

Menggunakan tabung kalorimeter aliran untuk mengukur faktor kesetaraan panas


mekanik. Kalor adalah suatu bentuk energi yang dapat berpindah dari tinggi kesuhu
rendah ketika saling dihubungkan. Menurut hokum kekekalan energi, energi tidap dapat
dimusnahkan atau diciptakan, melainkan hanya bisa diubah. Misalkan energi listrik
diubah ke panas, sehingga dikenal adanya kesetaraan panas. Energi listrik dapat diubah
menjadi panas dengan mengalirkan arus listrik pada suatu benda yang dicelup ke air.
Percobaan yang berjudul Kalorimeter Aliran bertujuan untuk menentukan tara atau
faktor kesetaraan panas mekanik kalorimeter aliran, menentukan besarnya energi listrik
yang dilepaskan dalam kalorimetri, menentukan besarnya energi kalor yang diterima
kalorimetri, mengetahui pengaruh arus terhadap kalorimetri, dan menentukan nilai
kesetaraan kalor listrik. Pertukaran energi kalor merupakan dasar teknik yang biasanya
disebut dengan kalorimetri yang merupakan pengukuran kuantitas kalor dan pertukaran
kalor.
Untuk melakukan percobaan ini, yang harus dilakukan adalah memasang
rangkaian listrik seperti gambar yang tertera di dalam panduan praktikum dan
menghubungkan pada sumber listrik, lalu menimbang massa gelas awal. kemudian,
percobaan dimulai dengan memberikan arus listrik menggunakan regulator dan
menggunakan arus listrik sebesar 2 A. Percobaan dilakukan selama 2 menit.
Nilai J(tara panas mekanik) meningkat disebabkan oleh naiknya kuat arus listrik
yang diberikan. Oleh karena itu, perhitugan yang kami dapatkan, harga tara panas
mekanik (J) naik pada setiap percobaan, karena kuat arus yang diberikan, maka tegangan
yang dihasilkan semakin tinggi. Harga tara panas mekanik didapatkan dengan
mengggunakan rumus :

( )
( )

Dan harga tara panas yang didapatkan antara lain:

1. Percobaan 1: ( ) ( ) ⁄
2. Percobaan 2: ( ) ( ) ⁄
J. KESIMPULAN
Kesetaraan Joule dan kalori Dari percobaan ini, dapat kita simpulkan bahwa:
1. Kalor adalah suatu bentuk energi yang berpindah dari benda yang bersuhu tinggi
ke benda yang bersuhu rendah ketika benda itu saling berhubungan
2. Untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki suatu bendayaitu dengan mengukur
suhu suatu benda tersebut
3. adalah sebagai berikut:
1 Joule = 0,24 Kalori
1 Kalori = 4,184 Joule
4. Dalam SI satuan untuk kalor dinyatakan dalam satuan kalori (kal), kilokalori
(kkal) atau joule (J) dan kilojoule (kJ)
1 kiloKalori= 1000 Kalori
1 kiloJoule= 1000 Joule
1 Kalori= 4,18 Joule
5. Nilai tara panas mekanik yaitu 4,186 J/gr.kal atau 778 ft Lbs/bru
6. Faktor yang memengaruhi harga tara panas mekanik, yaitu:
a. Arus listrik (I)
b. Tegangan (V)
c. Perubahan suhu ( )
d. Massa gelas (m)
e. Massa air (m’)
f. Waktu (t)
7. Rumus dari tara panas mekanik adalah:
( )
( )
8. Panas akan mengalir dari suhu tinggi ke suhu rendah
9. Bukti bahwa kalor merupakan transfer energi adalah perbedaan suhu
10. Alat yang digunakan untuk mengukur harga tara panas mekanik adalah
Kalorimeter aliran
11. Aplikasi prinsip kerja kalorimeter pada kehidupan sehari-hari adalah kompor
listrik setrika, teko listrik dan pemanas nasi dan pada bidang teknik sipil
digunakan untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap bentuk dan kekuatan dan
bahan yang digunakan dalam konstruksi bangunan
DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Fisika Dasar. (2014). Panduan Praktikum Fisika Dasar. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Howan, D. H. (2019). Kajian Kalor Reaksi Tembaga Sulfat (CuSO4.5H2O) Melalui Prototipe Kalorimeter.
Fullerene Journ. Of Chem Vol.4 No.1, 12-13.

Istomo, F. P., & Tristiast, A. (2017). Penetapan Nilai Kalori Dalam Batubara Dengan Kalorimeter PARR
6200. Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 7, No.2, 83 dan 87.

Mahmuddin, & Syahrir, M. (2016). Karakteristik Perpindahan Panas Pada Pipa Penukar Kalor Selongsong
Aliran Searah Vertikal. Journal Of Chemical Process Engineering Vol.01, No.02, 31.

Noviyanti, M., & Hufri. (2020). Rancang Bangun Set Eksperimen Kalorimeter Digital Dengan Pengindera
Sensor Termokopel Dan Sensor Load Cell Berbasis Arduino Uno. Pillar of Physics, Vol. 13, 34-35.

Suhendra, & dkk. (2015). Pengaruh Debit Aliran Air Sisi Primer Untai Uji Beta Terhadap Efektivitas Alat
Penukar Kalor. Sigma Epsilon Vol.16 No. 1, 9-10.

Anda mungkin juga menyukai