Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

FENOMENA DASAR MESIN


MODUL II
KONDUKTIVITAS THERMA

Disusun Oleh :

Nama Praktikan : Wilman Saeful


NRP : 1121800030
Tanggal Praktikum : 19 Februari 2021

Anggota kelompok :

1. Ari Kurnia Romadhon (1121800029)


2. Arsyi Putra Esa Tama (1121800031)
3. Arif Satrio Utomo (1121800053)
4. Idris Sunani Alfirdaus (1121800032)

Assisten Laboratorium : Asep Firmansyah

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
INSITUT TEKNOLOGI INDONESIA
SERPONG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Termodinamika merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan tentang yang
berurusan dengan kalor, kerja, dan sifat substansi yang berkaitan dengan kerja
atau kalor. Perpindahan kalor merupakan fenomena alam yang seringkali kita
dapatkan pada kehidupan sehari-hari saat menanak nasi, mandi, dengan air hangat,
minum kopi, dan lain sebagainya.
Perpindahan panas dapat didefinisikan sebagai berpindahnya energi dari
satu tempat ke tempat lain atau dari suatu media ke media lainnya sebagai akibat
dari perbedaan temperatur antara kedua media tersebut. Pada umumnya
perpindahan panas dapat berlangsung melalui tiga cara, yaitu konduksi, konveksi,
dan radiasi. Pada kebanyakan alat penukar kalor yang digunakan pada industri
merupakan tipe spiral yang lebih diutamakan pada perpindahan secara konveksi.
Konveksi merupakan proses perpindahan panas karena adanya perbedaan
temperatur. Pada dunia industri isolator panas digunakan untuk menjaga
temperatur dari suatu bejana ataupun media serta meningkatkan efisiensi dari
transfer panas pada suatu alat penghasil dan penukar panas. Pada industri
makanan, isolator panas digunakan untuk menjaga suhu makanan agar tetap
konstan pada suhu tertentu yang diaplikasikan sebagai pembungkus makanan
kemasan. Setiap Material pasti mengalami proses perpindahan panas. Namun
proses ini tidak bisa diamati tetapi pengaruhnya bisa dirasakan dan diukur.
Perpindahan panas meliputi konduksi, konveksi dan radiasi, dimana proses-proses
perpindahan panas ini banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
1.2. Tujuan Percobaan
Perpindahan panas (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan relati yang
terjadi karena adanya perbedaan suhu di antara benda atau material. Terdapat tiga
modulus perpindahan kalor, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. Tujuan
percobaan adalah untuk menentukan konduktivitas termal bahan.
1.3. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang serta tujuan dari percobaan tersebut. Serta
sistematika penulisan laporan praktikum.
BAB II TEORI
Berisi tentang teori-teori yang mendukung percobaan tersebut.
BAB III ALAT DAN BAHAN
Berisi tentang alat dan bahan yang digunakan pada percobaan tersebut.
BAB IV TUGAS DAN PERTANYAAN
Berisi tentang tugas-tugas yang menyinggung tentang percobaan tersebut.
BAB V PERHITUNGAN
Berisi tentang perhitungan dari hasil percobaan.
ANALISA
Berisi tentang analisa dari percobaan yang telah dilakukan.
KESIMPULAN
Berisi tentang kesimpulan dari percobaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi tentang sumber-sumber teori yang didapat.
BAB II
TEORI

2.1 Pengertian Kalor


Kalor adalah salah satu bentuk energi yang berpindah dari benda yang
suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah jika kedua benda
bersentuhan. Pengertian kalor berbeda dengan suhu. Suhu adalah ukuran derajat
panas atau dinginnya suatu benda, sedangkan kalor adalah ukuran banyaknya
panas. Istilah kalor berasal dari kata caloric, yang pertama kali diperkenalkan oleh
Antoine Laurent Lavoiser (1743 – 1794), seorang ahli kimia dari Prancis. Oleh
para ahli kimia dan fisika saat itu, kalor dianggap sebagai zat alir yang tidak
terlihat oleh mata. Kalor mempunyai pengaruh terhadap perubahan suhu dan
perubahan wujud zat. Alat untuk mengukur besarnya kalor disebut kalorimeter.
Satuan kalor ditetapkan dengan nama kalori (kal). Energi kalor dapat
berubah menjadi energi mekanik atau sebaliknya. Oleh karena itu, terdapat
hubungan antara satuan energi kalor (kalori) dengan satuan energi mekanik
(joule). Hubungan ini ditemukan oleh James Prescott Joule (1818 – 1889),
seorang ilmuwan berbangsaan Inggris. Hubungan tersebut adalah 1 kilokalori =
4,186 x 10^3 joule. Satu kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk
memanaskan 1 gram air sehingga suhunya naik 1 derajat celsius. Perhitungan
James Prescott Joule sampa sekarang masih berlaku.
2.2 Pengertian Konduktivitas Termal
Konduktivitas termal merupakan kemampuan suatu bahan untuk
menghantarkan panas. Jika nila konduktivitas termalnya tinggi maka bahan
tersebut memiliki daya hantar panas yang baik atau dan jika nilainya rendah maka
daya hantarnya rendah atau rela dikatakan isolator. Nilai-nilai konduktivitas
termal bergantung pada relati yang bervariasi untuk berbagai bahan. Satuan
konduktivitas termal bahan dalam SI adalah W/mK. Perangkat yang digunakan
sesuai dengan standar ASTM C355 dan C691. Untuk melakukan pengujian
diperlukan relatif berbentuk silinder berongga “hollow yang permukaan dalamnya
dapat berkontak. Pada suatu konduktivitas termal yang sangat merupakan
kemampuan.
Secara umum untuk melakukan perpindahan panas dapat dilakukan
dengan tiga cara yaitu:
1. Konduksi
2. Konveksi
3. Radiasi
2.3 Konduksi
Jika salah satu ujung sebuah batang logam diletakkan di dalam nyala api,
sedangkan ujung yang satu lagi dipegang, bagian batang yang dipegang ini akan
terasa maki lama makin panas, walaupun tidak kontak langsung dengan nyala api
itu. Dalam hal ini dikatakanlah bahwa panas sampai di ujung batang yang lebih
dingin secara konduksi (hantaran) sepanjang atau melalui bahan batang itu.
Konduksi panas hanya dapat terjadi dalam suatu banda apabila ada bagian-bagian
benda itu berada pada suhu yang tidak sama, dan arah alirannya selalu dari titik
yang suhunya lebih tinggi ke titik yang suhunya lebih rendah.
Konduksi adalah peristiwa di mana energi termal berpindah dalam zat akibat
tumbukan antara molekul-molekul zat tersebut. Semakin panas benda, semakin
besar EK rata-rata molekul-molekulnya. Bila antara dua benda yang bersentuhan
terdapat suatu perbedaan suhu, molekul dalam benda yang lebih panas yang
memiliki energi lebih tinggi, memindahkan energi ke molekul dalam benda yang
lebih dingin yang memiliki energi lebih rendah. Ini berlangsung apabila terjadi
tumbukan antara kedua jenis molekul itu. Timbul aliran energi termal, dari benda
yang panas ke benda yang dingin. Jumlah kalor ∆Q yang berpindah dari
permukaan 1 ke permukaan 2 dalam waktu ∆t adalah:
∆Q ∆T
= kA
∆t L
k adalah tetapan perbandingan dan bergantung pada zat; disebut koefisien
konduktivitas termal zat. Satuan k yang khas adalah (kal/s cm ℃) dan (W/m K)
dengan 1 watt (W) = 1 J/s. Dalam sistem Imperial (Btu/jam ft ℉). Harus
diperhatikan dengan seksama bahwa satuan ∆Q, t, L, dan T benar-benar sesuai
dengan satuan k yang dipakai.
1 kal/s cm ℃ = 418,4 W/m K dan 1 Btu/jam ft ℉ = 0,144 W/m K. Sehingga
dapat diperoleh bahwa rumus untuk menentukan konduktivitas termal adalah :
Ro L h
k=
A ∆T
L = 334,720 J/kg
h = tebal material (m)
A = luas permukaan es (m2)
∆T = suhu rata-rata (K)

Ro = |Ra- Rm|
mwa (gr) mw (gr)
Ra = , Rm =
t (s) t (s)
Pada umumnya zat padat merupakan konduktor termal yang baik,
sedangkan zat cair dan zat gas merupakan konduktor termal yang buruk. Zat cair
dan zat gas bisa disebut juga sebagai isolator termal terbaik. Berikut ini nilai
konduktivitas termal beberapa benda: Konduksi merupakan perpindahan kalor
suatu zat melaui media penghantar tanpa disertai perpindahan bagian-bagian zat
tersebut
Tabel 2.1 Konduksi
Jenis benda Konduktivitas Termal (k)
Benda J/m.s.Co Kkal/m.s.Co
Perak 420 1000 x 10-4
Tembaga 380 920 x 10-4
Aluminium 200 500 x 10-4
Baja 40 110 x 10-4
Es 2 5 x 10-4
Kaca (biasa) 0,84 2 x 10-4
Bata 0,84 2 x 10-4
Air 0,56 1,4 x 10-4
Tubuh manusia 0,2 0,5 x 10-4
Kayu 0,08 – 0,16 0,2 x 10-4 – 0,4 x 10-4
Konduksi merupakan perpindahan kalor suatu zat melaui media
penghantar tanpa disertai perpindahan bagian-bagian zat tersebut. Pada ini
umumnya perpindahan kalor dengan cara konduksi terjadi pada zat padat. Dalam
perpindahan tersebut terdapat media penghantar atau dapat disebut sebagai
konduktor. Konduktor ialah suatu benda yang dapat menghatarkan kalor dari satu
sisi ke sisi yang lain. Konduksi adalah proses perpindahan kalor dimana panas
mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat yang suhunya lebih rendah,
tetapi medianya tetap. Perpindahan kalor secara konduksi tidak hanya terjadi pada
padatan saja tetapi bisa juga terjadi pada cairan ataupun gas, hanya saja
konduktivitas terbesar pada padatan. Proses perpindahan kalor secara konduksi
bila dilihat secara atomik merupakan pertukaran energi kinetik antar molekul
(atom), dimana partikel yang energinya rendah dapat meningkat dengan
menumbuk partikel dengan energi yang lebih tinggi. Konduksi terjadi melalui
getaran dan gerakan elektron bebas.Berdasarkan perubahan suhu menurut waktu,
konduksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu konduksi tunak dan konduksi tidak
tunak.
Pada zat padat, energi kalor tersebut dipindahkan hanya akibat adanya
vibrasi dari atom-atom zat padat yang saling berdekatan. Hal ini disebabkan
karena zat padat merupakan zat dengan gaya intermolekular yang sangat kuat,
sehingga atom-atomnya tidak dapat bebas bergerak, oleh sebab itu perpindahan
kalor hanya dapt terjadi melalui proses vibrasi. Sedangkan proses konduksi pada
fluida disebabkan karena pengaruh secara langsung karena atom-atomnya dapat
lebih bebas bergerak dibandingkan dengan zat padat. Konduksi merupakan suatu
proses perpindahan kalor secara spontan tanpa disertai perpindahan partikel media
karena adanya perbedaan suhu, yaitu dari suhu yang tinggi ke suhu yang rendah.
Konduksi atau hantaran kalor pada banyak materi dapat digambarkan
sebagai hasil tumbukan molekul-molekul.Sementara satu ujung benda dipanaskan,
molekul-molekul di tempat itu bergerak lebih cepat.Sementara itu, tumbukan
dengan molekul-molekul yang langsung berdekatan lebih lambat, mereka
mentransfer sebagian energi ke molekul-molekul lain, yang lajunya kemudian
bertambah.Molekul-molekul ini kemudian juga mentransfer sebagian energi
mereka dengan molekul-molekul lain sepanjang benda tersebut. Dengan
demikian, energi gerak termal ditransfer oleh tumbukan molekul sepanjang
benda.Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya konduksi.Konduksi atau
hantaran kalor hanya terjadi bila ada perbedaan suhu.Berdasarkan eksperimen,
menunjukkan bahwa kecepatan hantaran kalor melalui benda yang sebanding
dengan perbedaan suhu antara ujung-ujungnya.Kecepatan hantaran kalor juga
bergantung pada ukuran dan bentuk benda. Untuk mengetahui secara kuantitatif,
perhatikan hantaran kalor melalui sebuah benda uniform tampak seperti pada
gambar berikut. Konduksi dapat dibagi menjadi dua berdasarkan berubah atau
tidaknya suhu terhadap waktu, yaitu konduksi tunak (steady) dan konduksi tak
tunak (unsteady).Konduksi tunak dapat dijelaskan sebagai konduksi ketika suhu
yang dihantarkan tidak berubah atau distribusi suhu konstan terhadap
waktu.Sebaliknya, konduksi tak tunak jika suhu berubah terhadap waktu.
Perpindahan kalor secara konduksi dibedakan menjadi dua, yaitu konduksi
tunak dan konduksi tak-tunak. Aplikasi dari konduksi tunak ini ialah pada proses
insulasi. Zaman ini, sistem insulasi digunakan pada banyak kasus.Salah satu
penerapan sistem insulasi yang dikenal ialah sistem insulasi perpipaan.Fluida
yang dialirkan dalam pipa memiliki kondisi yang perlu dipertahankan sehingga
membutuhkan sistem insulasi yang baik.contoh lain ialah sistem insulasi pada
oven dan kulkas. Oleh karena, hal tersebut diatas maka perlu dipelajari dengan
baik sistem perpipaan, diantaranya ialah tebal kritis insulasi, tahanan kalor
tergabung, dan konduktivitas termal. Perpindahan kalor konduksi tak-tunak
memiliki perbedaan dengan konduksi tunak dimana pada konduksi tak-tunak
terjadi perubahan pada energi internal.contoh dari konduksi tak-tunak ialah proses
pemanasan dan pendinginan makanan. Pada proses ini terjadi aliran kalor yang
tidak langsung setimbang secara termal. Aplikasi dari hukum fourier ini
membahas aliran kapasitas kalor tergabung, aliran kalor transien pada benda semi-
infinite, batasan-batasan konveksi, dan angka biot, angka fourier, serta bagan
heisler. Besar fluks kalor yang berpindah berbanding lurus dengan gradien
temperatur pada benda tersebut secara matematis.
Konduktivitas termal (k) merupakan suatu konstanta yang dipengaruhi
oleh suhu yang nilainya akan bertambah jika suhu meningkat. Selain memiliki
karakteristik yang dipengaruhi oleh suhu, nilai k juga merupakan suatu besaran
yang dapat mengidentifikasi sifat penghantar suatu benda.Bahan yang memiliki
konduktivitas termal yang besar biasanya dikategorikan sebagai penghantar panas
yang baik, dan sebaliknya.Umumnya, nilai k logam lebih besar daripada
nonlogam, dan k pada gas sangat kecil. Unit konduktivitas termal biasanya
dinyatakan dalam Watt/moC atau BTU/jam.ft.o F.Pada zat padat, energi kalor
dihantarkan dengan cara getaran kisi bahan. Selain itu, menurut hukum
Wiedemann-Franz, konduktivitas termal zat padat mengikuti konduktivitas
elektrik, dimana pergerakan elektron bebas yang terdapat pada kisi tidak hanya
menghasilkan arus elektrik tapi juga energi panas. Hal ini adalah salah satu
penyebab tingginya nilai konduktivitas termal beberapa jenis zat padat, terutama
logam.Untuk kebanyakan gas pada tekanan sedang konduktivitas termal
merupakan fungsi suhu.Pada gas ringan, seperti hidrogen dan helium memiliki
konduktivitas termal yang tinggi.Gas padat seperti xenon memiliki konduktivitas
kecil, sedangkan sulfur hexafluorida, yang berupa gas padat, memiliki
konduktivitas termal yang tinggi berdasar tingginya kapasitas panas gas
ini. Dengan memasukkan konstanta kesetaraan yang disebut konduktivitas termal,
didapatkan persamaan yang disebut Hukum Fourier tentang Konduksi
Kalor.Hukum Fourier merupakan hukum dari konduksi panas yang menyatakan
bahwa kecepatan perpindahan kalor melalui sebuah material sebanding dengan
gradien negatif suhu ke area sudut kanannya. 
Pada konduksi tunak, terjadi perpindahan energi dari bagian bersuhu tinggi
ke bagian bersuhu rendah, dimana suhu tidak berubah terhadap fungsi
waktu.Berdasarkan arah pergerakan laju perpindahan kalor, konduksi tunak dibagi
atas konduksi tunak dimensi satu dan konduksi tunak dimensi rangkap.Pada
konduksi tak tunak, temperatur merupakan fungsi dari waktu dan jarak. Atau
dengan kata lain, perpindahan kalor konduksi tunak terjadi jika suhu tidak
berubah terhadap waktu dan konduksi tunak terjadi jika suhunya berubah terhadap
waktu, sehingga pada persamaan perpindahan kalor konduksi terdapat suku ¶T / ¶t
.
2.4 Konveksi
Perpindahan panas konveksi adalah perpindahan panas yang terjadi dari
permukaan media padat atau fluida yang diam menuju fluida yang mengalir
(begerak) atau sebaliknya, dimana diantara keduanya terdapat perbedaan
temperature dan lain-lain. Pada umumnya pergerakan fluida ditimbulkan oleh
adanya bouyancy dari perubahan densitas fluida akibat perbedaan temperatur
yang disebut free convection. Sedangkan pergerakan fluida akibat gaya dari luar
seperti tiupan atau hisapan dari pompa, fan, kompressor dan lainnya disebut force
convection. Pada konveksi yang sangat panas atau perpindahan panas yang
sering kali terjadi pada permukaan media pada atau fluida yang diam menuju
mengalir bergeraknya atau sebaliknya, dimana antara keduanya itu sangatt
digerakan.

Gambar 2.1 Perpindahan panas secara konveksi


Persamaan perpindahan panas konveksi dikenal sebagai hukum Newton untuk
pendinginan (Newton’s Law of Cooling) yang dipersamaankan sebagai berikut:

Jika Ts > T∞  maka :

qKonv : Laju perpindahan panas konveksi (Watt)


H : Koefisien perpindahan panas konveksi (W/m2 .K)
A : Luas permukaan perpindahan panas (m2)
T∞      : Temperatur permukaan (K)
Ts Temperatur fluida (K)
Tabel 2.2 Konveksi

Besarnya perpindahan panas konveksi juga ditentukan oleh besarnya


koefisien perpindahan panas konveksi (h) yang tergantung dari dimensi dan
kondisi aliran. Kondisi aliran untuk konveksi alami ditentukan dari Rayleigh
Number (RaL) yaitu perkalian antara Grashof Number (GrL) dengan Prandtl
Number (Pr), sehingga secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

Keterangan :

G : Percepatan gravitasi (m/s2)


Β : Koefisien ekspansi volume (1/K)
Ts : Temperatur permukaan (K)
T∞ : Temperatur dari fluida (K)
Lc : Panjang karakteristik (m)
V : Viskositas kinematik fluida (m2/s)
Apabila : RaL  > 109 aliran adalah turbulen ; RaL  ≈ 109 kondisi kritis ; RaL  <
109 aliran adalah laminar. Untuk perpindahan panas konveksi alami pada plat datar
vertikal Nusselt Number ditentukan dengan persamaan :

Sedangkan untuk perpindahan panas konveksi alami pada plat datar horizontal
penentuan harga Nusselt Number dibagi menjadi dua :
 Untuk plat horizontal dengan arah perpindahan panas ke atas,
Nu = 0,54 RaL1/4 untuk 10=<RaL<107
Nu = 0,15,RaL1/3 untuk 107<RaL<1011
 Untuk plat horizontal dengan arah perpindahan panas ke bawah,
Nu = 0,27 RaL  ¼   dengan : 105<RaL<1011
Koefisien perpindahan panas konveksi (h) ditentukan dengan Nusselt Number
(Nu).
Nu =HLc/K  sehingga Nu =Nuk/Lc
Keterangan,

Nu : Nusselt Number
H : Koefisien perpindahan panas konveksi (W/m2 .K)
K : Konduktivitas temal fluida (W/m .K)
Lc : Panjang karakteristik (m)
Konveksi energi termal terjadi bila zat (benda) yang panas berpindah
mendesak zat (benda) yang lebih dingin. Istilah konveksi dipakai untuk
perpindahan panas dari satu tempat ke tempat lain akibat perpindahan bahannya
sendiri. Tungku udara panas dan sistem pemanasan dengan air panas adalah dua
contohnya. Jika bahan yang dipanaskan dipaksa bergerak dengan alat peniup atau
pompa, prosesnya disebut konveksi yang dipaksa; sedangkan kalau bahan itu
mengalir akibat perbedaan rapat massa, prosesnya disebut konveksi alamiah atau
konveksi bebas. Contohnya : aliran panas di atas kompor, dan aliran air panas
dalam Aliran Teluk Meksiko. Sedangkan  konveksi biasanya berhubungan dengan
pembuatan baju dan kaos. Namun yang dimaksut dengan radiasi, konveksi dan
induksi disini adalah bentuk-bentuk perpindahan panas/kalor suatu benda. Pada
suatu benda yang memiliki panas.
2.5 Radiasi
Radiasi adalah cara energi termal berpindah dalam vakum dan ruangan
kosong diantara molekul-molekul. Istilah radiasi maksudnya ialah pancaran
(emisi) energi terus-menerus dari permukaan benda. Energi ini dinamakan energi
radian dan dalam bentuk gelombang elektromagnet. Gelombang ini bergerak
secepat kecepatan cahaya dan dapat melewati ruang hampa, dan juga melalui
udara. Kalau terhalang oleh suatu benda yang tak dapat dilaluinya maka
gelombang itu akan diserap oleh bendanya. Radiasi merupakan perpindahan kalor
suatu zat tanpa memerlukan media perantara. Yakni perpindahannya hanya
melalui pancaran cahaya. Pada umumnya perpindahan kalor dengan cara radiasi
terjadi pada zat gas atau dalam ruang hampa. Adapun Alat yang kita gunakan
untuk mengetahui adanya radiasi dinamakan termoskop. Sedangkan untuk
menyelidiki sifat radiasi pada berbagai permukaan kita dapat mengunakan
termoskop diferensial.
hal tersebut terjadi karena kalor matahari dipancarkan ke bumi melalui ruang
hampa udara. Selain itu kita pada dapat menemukan contoh penerapan Radiasi
kalor pada kehidupan sehari-hari yakni pada lampu pijar listrik yang digunakan
untuk mesin tetas telur dan api unggun. Pada saat telur berada di sekitar lampu
pijar yang sedang menyala, maka telur tersebut terasa hangat karena adanya
radiasi kalor yang dipancarkan oleh lampu pijar. Radiasi adalah pancaran energi
melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel atau gelombang
elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi. Ada beberapa sumber radiasi
yang kita kenal di sekitar kehidupan kita, contohnya adalah televisi, lampu
penerangan, alat pemanas makanan (microwave oven), komputer, dan lain-
lain.Radiasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau disebut juga dengan
foton adalah jenis radiasi yang tidak mempunyai massa dan muatan listrik.
Misalnya adalah gamma dan sinar-X, dan juga termasuk radiasi tampak seperti
sinar lampu, sinar matahari, gelombang microwave, radar dan handphone.
Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk
partikel atau gelombang. Pengertian tentang radiasi dan gelombang dapat
dijelaskan pada kejadian berikut. Apa yang anda lakukan bila anda melihat kolam
air tenang yang pada permukaannya mengapung beberapa helai daun..?? Secara
spontan mungkin anda akan melempar kerikil ke kolam tersebut. Dapat anda lihat
bahwa pada lokasi jatuhnya kerikil akan muncul riak, yang kemudian akan
menyebar dalam bentuk lingkaran. Riak-riak tersebut ialah gelombang dan
memperlihatkan pergerakan energi yang diberikan oleh kerikil dan energi tersebut
menyebar dari lokasi jaruhnya kerikil ke segala arah. Ketika riak mencapai daun,
daun tersebut akan terangkat naik ke puncak gelombang. Radiasi
dapat didefinisikan sebagai proses dimana energi dilepaskan oleh atom-atom.
Radiasi ini biasanya diklasifikasikan menjadi dua kelompok yakni Radiasi
korpuskuler (corpuscular radiation), adalah suatu pancaran atau aliran dari atom-
atom dan atau partikel-partikel sub-atom, yang mempunyai kemampuan untuk
memindahkan energi geraknya atau energi kinetiknya (kinetic energy) ke bahan-
bahan yang mereka tumbuk/bentuk. Radiasi Elektromagnetis adalah suatu
pancaran gelombang (gangguan medan elektris dan magnetis) yang bisa
menyebabkan perubahan struktur dalam atom dari bahan-bahan yang dilaluinya
(medium). Radiasi adalah energi yang dihantarkan, dipancarkan dan diserap
dalam bentuk partikel atau gelombang.
Berdasarkan sumbernya radiasi secara garis besar dapat dibedakan menjadi :
1. Radiasi alam berasal dari sinar kosmos, sinar gamma dari kulit bumi,
peluruhan radom dan thorium di udara, serta radionuklida yang ada dalam
bahan makanan. Berikut sumber radiasi dari alam :

 Radiasi benda-benda langit karena medan magnet bumi


mempengaruhi radiasi ini, maka orang di kutub menerima lebih
banyak daripada yang ada di katulistiwa. Selain itu orang yang
berada di lokasi yang lebih tinggi akan menerima radiasi yang
lebih besar karena semakin tipis lapisan udara yang dapat bertindak
sebagai penahan radiasi. Jadi, orang yang berada di puncak gunung
akan menerima radiasi yang lebih banyak daripada yang di
permukaan laut. Begitupula orang yang bepergian dengan pesawat
terbang juga menerima lebih banyak radiasi.
 Radiasi dari kerak bumi Bahan radioaktif utama yang ada dalam
kerak bumi adalah Kalium-40, Rubidium-87, unsur turunan dari
Uranium-238 dan turunan Thorium-232. Besarnya radiasi dari
kerak bumi ini berbeda-beda karena konsentrasi unsur-unsur di tiap
lokasi berbeda, tetapi biasanya tidak terlalu berbeda jauh.
Penelitian di Perancis, Jerman, Italia, Jepang dan Amerika Serikat
menunjukkan bahwa kira-kira 95 persen populasi manusia tinggal
di daerah dengan tingkat radiasi rerata dari bumi antara 0,3–0,6
milisievert (mSv ) per tahun. Sekitar 3 persen populasi dunia
menerima dosis 1 mSv per tahun atau lebih.

2. Radiasi buatan adalah radiasi yang timbul karena atau berhunbungan


dengan aktivitas manusia, seperti penyinaran dengan sinar-X di bidang
medis (radiodiagnostik dan radioterapi), radiasi diperoleh di pembangkit
tenaga nuklir, radiasi yang diperoleh di bidang industri dll. Berikut sumber
radiasi dari buatan :

 Radiasi dari tindakan medik dalam bidang kedokteran radiasi


digunakan sebagai alat pemeriksaan (diagnosis) maupun
penyembuhan (terapi). Pemindai sinar-X atau Roentgen merupakan
alat diagnosis yang paling banyak dikenal dan dosis radiasi yang
diterima dari roentgen ini merupakan dosis tunggal (sekaligus)
terbesar yang diterima dari radiasi buatan manusia. Tindakan
medik ini menyumbang 96% paparan rata-rata radiasi buatan pada
manusia sehingga jumlah dan jenis sinar-X yang diterima harus
dibatasi. Mesin pemindai sinar-X, mammografi dan CT
(Computerized Axial Tomography) Scanner meningkatkan dosis
radiasi buatan pada manusia. Untuk kepentingan tindakan medik
yang menggunakan cobalt-60, dinding kamar tempat penggunaan
zat radioaktif jenis ini harus memiliki ketebalan khusus.Dalam
sekali penyinaran sinar-X ke dada, seseorang dapat menerima dosis
radiasi total sejumlah 35-90 hari jumlah radiasi yang diterima dari
alam. Penyinaran sinar-X untuk pemeriksaan gigi memberikan
dosis total kira-kira 3 hari jumlah radiasi yang diterima dari alam.
Penyinaran radiasi untuk penyembuhan kanker nilai dosisnya kira-
kira ribuan kali dari yang diterima dari alam. Meskipun dosis
radiasi yang diterima dari kedokteran ini cukup tinggi, orang masih
mau menerimanya karena nilai manfaatnya jauh lebih besar
daripada resikonya.
 Radiasi dari reakto rnuklir banyak orang beranggapan bahwa
tinggal di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir akan
menyebabkan terkena radiasi yang tinggi. Meskipun di dalam
reaktor terdapat banyak sekali unsur radioaktif, tetapi sistem
keselamatan reaktor membuat jumlah lepasan radiasi ke
lingkungan sangat kecil. Dalam kondisi normal, seseorang yang
tinggal di radius 1-6 km dari reaktor menerima radiasi tambahan
tak lebih daripada 0,005 milisievert per tahun. Nilai ini jauh lebih
kecil daripada yang diterima dari alam (kira-kira 2 milisievert per
tahun) atau 1/400 nilai radiasi dari alam.
 Jenis-jenis radiasi Radiasi terdiri dari beberapa jenis dan setiap
jenis radiasi tersebut memiliki panjang gelombang masing-masing.
Ditinjau dari massanya radiasi dapat dibagi menjadi radiasi
elektromagnetik dan radiasi partikel. Radiasi elektromagnetik ialah
radiasi yang tidak memiliki massa.Radiasi ini terdiri dari
gelombang radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya tampak,
sinar-X, sinar gamma dan sinar kosmik. Radiasi partikel ialah
radiasi berupa partikel yang memiliki massa, misalnya partikel
beta, alfa dan neutron Bila ditinjau dari “muatan listriknya” radiasi
dapat dibagi menjadi radiasi pengion dan radiasi non-pengion.
Radiasi pengion ialah radiasi yang apabila menumbuk atau
menabrak sesuatu akan muncul partikel bermuatan listrik yang
disebut ion. Peristiwa terjadinya ion ini disebut ionisasi, Ion ini
kemudian akan menimbulkan efek atau pengaruh pada bahan,
termasuk benda hidup. Radiasi pengion disebut juga radiasi atom
atau radiasi nuklir. Termasuk ke dalam radiasi pengion ialah sinar-
X, sinar gamma, sinar kosmik, serta partikel beta, alfa dan neutron.
Partikel beta, alfa dan neutron dapat menimbulkan ionisasi secara
langsung. Meskipun tidak memiliki massa dan muatan listrik,
sinar-X, sinar gamma dan sinar kosmik juga termasuk ke dalam
radiasi pengion karena dapat menimbulkan ionisasi secara tidak
langsung. Radiasi non-pengion ialah radiasi yang tidak dapat
menimbulkan ionisasi. Termasuk ke dalam radiasi non-pengion
ialah gelombang radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya
tampak dan ultraviolet. Secara garis besar radiasi digolongkan
antara lain. Radiasi Ionisasi Beberapa jenis radiasi memiliki energi
yang cukup untuk mengionisasipartikel. Secara umum, hal ini
melibatkan sebuah elektron yang ‘terlempar’ dari
cangkang atom elektron, yang akan memberikan muatan (positif).
Hal ini sering mengganggu dalam sistem biologi, dan dapat
menyebabkan mutasi dan kanker. Jenis pada suatu radiasi yang
umumnya terjadi di limbah radio aktif peluruhan radio aktif dan
sampah. Tiga jenis utama radiasi ditemukan oleh Ernest
Rutherford, Alfa, Beta, dan sinar gamma. Radiasi tersebut
ditemukan melalui percobaan sederhana, Rutherford menggunakan
sumber radioaktif dan menemukan bahwa sinar menghasilkan
memukul tiga daerah yang berbeda. Salah satu dari mereka
menjadi positif, salah satu dari mereka bersikap netral, dan salah
satu dari mereka yang negatif. Dengan data ini, Rutherford
menyimpulkan radiasi yang terdiri dari tiga sinar. Beliau memberi
nama yang diambil dari tiga huruf pertama dari abjad Yunani
yaitu alfa, beta, dan gamma.

Radiasi pengion dapat dibagi menjadi dua bagian menurut jenisnya :

 Radiasi Eksternal Adalah sumber radiasi yang terletak diluar tubuh


pasien atau pasien mendapat pajanan radiasi dari luar tubuhnya
yang dapat mengenai seluruh tubuh (penyinaran total) ataupun
mengenai sebagian tubuh saja (penyinaran parsial). Radiasi
eksterna ada yang dimanfaatkan untuk keperluan diagnosa
biasanya digunakan sumber radiasi sinar-X yang dibangkitkan
pada tegangan 40 kV-150 kV, sedangkan untuk keperluan terapi
selain digunakan sinar gamma dari radioisotope Cobalt dan
Cessium.
 Radiasi Internal Adalah sumber radiasi yang dimasukkan ke dalam
tubuh pasien. Sumber radiasi yang diperlukan adalah radioisotope
non toksik yang mempunyai waktu paruh pendek dan aktivitas
rendah, misalnya Tc 99 atau I-131. Radiasi interna kebanyakan
untuk keperluan diagnos Radiasi Non-Ionisasic Radiasi non-
ionisasi, sebaliknya, mengacu pada jenis radiasi yang tidak
membawa energi yang cukup perfoton untuk mengionisasi atom
atau molekul. Ini terutama mengacu pada bentuk energi yang lebih
rendah dari radiasi elektromagnetik (yaitu, gelombang radio,
gelombang mikro, radiasi terahertz, cahaya inframerah, dan cahaya
yang tampak). Dampak dari bentuk radiasi pada jaringan hidup
hanya baru-baru ini telah dipelajari. Alih-alih membentuk ion
berenergi ketika melewati materi, radiasi elektromagnetik memiliki
energi yang cukup hanya untuk mengubah rotasi, getaran atau
elektronik konfigurasi valensi molekul dan atom. Namun
demikian, efek biologis yang berbeda diamati untuk berbagai jenis
radiasi non-ionisasi
 Radiasi Neutron adalah jenis radiasi non-ion yang terdiri dari
neutron bebas. Neutron ini bisa mengeluarkan selama baik spontan
pada atau induksi fisi nuklir, proses fusi nuklir, atau dari reaksi
nuklir lainnya. Ia tidak mengionisasi atom dengan cara yang sama
bahwa partikel bermuatan seperti proton dan elektron tidak
(menarik elektron), karena neutron tidak memiliki muatan. Namun,
neutron mudah bereaksi dengan inti atom dari berbagai elemen,
membuat isotop yang tidak stabil dan karena itu mendorong
radioaktivitas dalam materi yang sebelumnya non-radioaktif.
Proses ini dikenal sebagai aktivasi neutron.
 Radiasi elektromagnetik Radiasi elektromagnetik mengambil
bentuk gelombang yang menyebar dalam udara kosong atau dalam
materi. Radiasi EM memiliki komponen medan listrik dan
magnetik yang berosilasi pada fase saling tegak lurus dan ke arah
propagasi energi. Radiasi elektromagnetik dalam menjadi
diklasifikasikan ke dalam jenis menurutfrekuensigelombang,jenis
ini termasuk (dalam rangka peningkatan frekuensi):gelombang
radio, gelombangmikro, radiasi terahertz, radiasiinframerah,
cahaya yang sangat terlihat, radiasiultraviolet, sinar-Xdansinar
pada suatu gamma. Dari jumlah tersebut,gelombang radio memiliki
panjang gelombang terpanjang dan sinar gamma memiliki
gelombang terpendek. Sebuah jendela kecil frekuensi, yang disebut
spektrumyang dapat dilihat atau cahaya, yang dilihat dengan mata
berbagai organisme, dengan variasi batas spektrum sempit ini. EM
radiasi membawa energi dan momentum, yang dapat disampaikan
ketika berinteraksi dengan materi.
 Cahaya adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang
yang terlihat oleh mata manusia (sekitar 400-700 nm), atau sampai
380-750 nm. Lebih luas lagi, fisikawan menganggap cahaya
sebagai radiasi elektromagnetik dari semua panjang
gelombang,baik yang terlihat maupun tidak.
 Radiasi termal adalah suatu proses dimana permukaan benda
memancarkan energi panas dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. radiasi infra merah dari radiator rumah tangga
biasa atau pemanas listrik adalah contoh radiasi termal,
sepertipanas dan cahaya yang dikeluarkan oleh sebuah bola lampu
pijar bercahaya. Radiasi termal dihasilkan ketika panas dari
pergerakan partikel bermuatan dalam atom diubah menjadi radiasi
elektromagnetik. Gelombang frekuensi yang dipancarkan
dariradiasi termal adalah distribusi probabilitas tergantung hanya
pada suhu, dan untuk benda hitam asli yang diberikan oleh hukum
radiasi Planck. hukum Wien memberikan frekuensi paling
mungkin dari radiasi yang dipancarkan, dan hukum Stefan-
Boltzmann memberikan intensitas panas.
BAB III
ALAT DAN BAHAN

3.1. Gambar dan Keterangan


Untuk percobaan ini digunakan alat sebagai pendukung, berikut gambar
beserta keterangannya.

3.2 Prosedur percobaan


Ketika heater cukup panas, maka permukaan dalam bahan uji akan
menerima panas tersebut. Jumlah energi panas yang diterima oleh permukaan
dalam bahan uji dipantau oleh thermocouple yang terpasang di antara permukaan
dalam bahan uji dan permukaan luat selongsong pemanas utama.
Energi panas tersebut kemudian akan merambat ke permukaan luar bahan
uji. Energi panas yang merambat keluar akan dipantau thermocouple yang
dipasang di permukaan luar bahan uji. Selisih temperatur antara permukaan dalam
dan permukaan luar dari bahan uji ini digunakan untuk menentukan konduktivitas
termal bahan uji. Penentuan konduktivitas termal bahan ini dapat dilakukan
karena tidak ada energi panas yang menglair keluar daerah pengukuran akibat
penggunaan guard heater.
Bila temperatur permukaan dalam dinaikkan dan dijaga konstan sama
dengan t1oC, sedangkan temperatur permukaan luar adalah t0oC, serta daya yang
dibutuhkan untuk membuat keadaan ini stasioner adalah Q Watt, maka
konduktivitas termal bahan k, dapat dihitung dengan persamaan berikut.

Q R2 ln ⁡( R 0 . i. R1 ) −1 −1
k= [W m C ]
A 1 (t 1−t 0 )

di mana:
R1 = jari-jari permukaan dalam spesimen (m)
R0 = jari-jari luar permukaan spesimen (m)
A1 = luas permukaan dalam spesimen sepanjang pemanas utama 2πR1
Tempratur t1 dan t0 diukur dengan termokopel tipe K (chromel-alumel) dengan
“reference junction” pada 0oC.21

Anda mungkin juga menyukai