Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN AWAL DAN AKHIR PRATIKUM FISIKA

KALORIMETER
(P1)

NAMA : RAHMAT HIDAYAT


No. BP : 2015210037
Jurusan : Teknik Sipil S1
Fakultas : Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Hari/Tgl praktek : 21 DESEMBER 2015
Kelompok : C1
Rekan Kerja Pratikum :
1. RIZKY NOVIT SAPUTRA (2015210038)
2. RANGGA KURNIA NUGRAHA (2015210039)
3. DION FIRNANDO (2015210040)
Asisten :
Dosen : Meli Muchlian, M.Si

LABORATORIUM FISIKA
INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
2015
KALORIMETER
(P1)
Tujuan :
1. Mempelajari prinsip kerja kalorimeter.
2. Menentukan nilai air sebuah kalorimeter.
3. Menentukan kalor jenis logam.

BAB I
LANDASAN TEORI

Jika dua benda dengan temperatur berlainan saling bersentuhan, maka


akan terjadi perpindahan kalor dari benda dengan temperatur lebih tinggi ke banda
yang temperaturnya lebih rendah. Pada keadaan setimbang, kalor yang dilepas
sama dengan kalor yang diterima. Suatu zat menerima kalor maka zat akan
mengalami kenaikan suhu. Besar kenaikan suhu sebanding dengan banyaknya
kalor yang diterima, berbanding terbalik dengan massa zat dan berbanding
terbalik dengan kalor jenis zat.

Q = m c ∆T
Keterangan :
Q = Jumlah kalor (joule)
m = massa zat (gram)
∆ T =¿ Perubahan suhu (t akhir−¿t awal
)
¿

C = Kalor jenis

Dengan menggunakan Asas Black, kalor jenis suatu benda daoat


ditentukan dengan alat kalorimeter. Hubungan keseimbangan termal antara suatu
zat dan lingkungannya, yang dalam hal ini berupa air dapat dilihat pada
persamaan berikut :
Qlepas =Qterima

A. Jenis Kalorimeter
1. Kalorimeter Bom

Gambar 1.1 Kalorimeter Bom

Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur


jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna
(dalam O2 berlebih) suatu senyawa, bahan makanan, bahan bakar.
Sejumlah tempel ditempatkan pada tabung beroksigen yang tercelup dalam
medium penyerap kalor (kalorimeter), dan sempel akan terbakar oleh api
listrik dari kawat logam terpasang dalam tabung.
Reaksi pembakaran yang terjadi di dalam bom, akan
menghasilkan kalor dan diserap oleh air dan bom. Oleh karena tidak ada
kalor yang terbuang ke lingkungan, maka :
q reaksi=−(q air + qbom )

Jumlah kalor yang diserap oleh air dapat dihitung dengan rumus :
q reaksi=m x c x DT
Dengan :
m : massa air dalam kalorimeter (g)
c : kalor jenis air dalam kalorimeter (J / g.° C) atau (J / g. K)

jumlah kalor yang diserap oleh bom dapat dihitung dengan rumus :
q bom=Cbom x DT
Dengan : C bom = kapasitas kalor bom (J /° C) atau (J / K)
DT = perubahan suhu (° C atau K)
2. Kalorimeter sederhana (larutan)
Pengukuran kalor reaksi selain kalor reaksi pembakaran dapat
dilakukan dengan menggunakan kalorimeter pada tekanan tetap yaitu
dengan kalorimeter sederhana yang dibuat dari gelas stirofoam.
Kalorimeter ini biasanya dipakai untuk mengukur kalor reaksi yang
reaksinya berlangsung dalam fase larutan (misalnya reaksi netralisasi asam
– basa / netralisasi, pelarutan dan pengendapan). Pada kalorimeter ini,
kalor reaksi = jumlah kalor yang diserap / dilepaskan larutan sedangkan
kalor yang diserap oleh gelas dan lingkungan diabaikan.

B. Logam

Gambar 1.2 Logam

Konduktivitas listrik, kondukitivitas termal, sifat luster dan massa


jenis. Logam yang mempunyai massa jenis, tingkat kekerasan dan titik
lebur yang rendah (contohnya logam pada umumnya mempunyai angka
yang tinggi dalam (logam alkali dan logam alkali tanah) biasanya bersifat
sangat reaktif. Jumlah elektron bebas yang tinggi di segala bentuk logam
padat menyebabkan logam tidak pernah terlihat transparan.
Mayoritas logam memiliki massa jenis yang lebih tinggi daripada
nonlogam. Meski begitu, variasi massa jenis ini perbedaannya sangat
besar, mulai dari litium sebagai logam dengan massa jenis paling kecil
sampai osmium dengan logam massa jenis paling besar.

BAB II
PROSEDUR KERJA

2.1 Alat dan Kegunaannya


1. Kalorimeter dengan selubung luar
Kegunaannya : untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat dalam suatu
perubahan atau reaksi kimia.
2. Termometer
Kegunaannya : untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun perubahan
suhu.
3. Pemanas Air/ bejana didih
Kegunaannya : untuk memanaskan air.
4. Keping-keping logam
Kegunaannya : menyimpan muatan listrik.
5. Neraca Ohaus
Kegunaannya : untuk menimbang massa suatu zat.
6. Pinset
Kegunaannya : menggambil atau menjepit suatu benda.

2.2 Cara Kerja


2.2.1 Menentukan Nilai Air Kalorimeter
1. Ditimbang kalorimeter kosong dan pengaduknya.
2. Dicatat massa air setelah kalorimeter diisi oleh air, kira-kira ¼
bagian.
3. Dimasukkan kalorimeter ke dalam selubung luarnya.
4. Ditambahkan air mendidih sampai kira-kira ¾ bagian (catat
temperatur air mendidih).
5. Dicatat temperatur kesetimbangan.
6. Ditimbang kembali kalorimeter tersebut.
2.2.1 Menentukan Kalor Jenis Logam
1. Keping-keping logam yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam
tabung pemanas dan dipanaskan.
2. Ditimbang kalorimeter serta pengaduknya.
3. Ditimbang Kalorimeter serta pengaduknya setelah diisi air kira-
kira ½ bagian.
4. Dimasukkan kalorimeter ke dalam selubung luarnya dan catat
temperaturnya.
5. Dicatat temperatur keeping-keping logam.
6. Dimasukkan keping-keping logam tadi kedalam kalorimeter dan
catatlah temperatur seimbangnya.
7. Diulangi langkah 1 s/d 6 untuk logam lain.

2.3 Skema Alat


2.3.1 Termokimia

Gambar 1.3 Termokimia

Pada kalorimeter terjadi perubahan energi dari energi listrik


menjadi energi kalor sesuai dengan hukum kekekalan energi yang
menyatakan energi tidak dapat diciptakan dan energi tidak dapat
dimusnahkan.
2.3.2 Termometer

Gambar 1.4 Termometer

Termometer yang pipa kacanya diisi dengan raksa disebut


termometer raksa. raksa dalam pipa termometer akan memuai jika
dipanaskan.pemuaian mendorong kolom cairan (raksa) keluar dari
pentolan pipa menuju ke pipa kapiler.

2.3.3 Pemanas air/ Bejana didih

Gambar 1.5 bejana didih

 Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan zat-


zat kimia di dalam laboratorium.
 Kaki 3 berfungsi sebagai penyangga yang digunakan saat
merebus suatu zat.
 Spiritus berfungsi sebagai sebagai bahan bakar dalam membakar
suatu zat.
 Kawat kasa berfungsi sebagai sebagai alas atau untuk menahan
labu atau beaker pada waktu pemanasan menggunakan pemanas
spritus.
 Gelas kimia berfungsi sebagai tempat untuk melarutkan zat yang
tidak butuh ketelitian tinggi.

2.3.3 Keping-keping logam

Gambar 1.6 keping-keping logam

Sebuah kapasitor terdiri atas keping-keping logam yang


disekat satu sama lain.kapasitor adalah alat yang dibuat sedemikian
rupa sehingga mampu menyimpan muatan listrik yang besar untuk
sementara waktu.

2.3.5 Neraca Ohaus

Gambar 1.7 Neraca Ohaus


Timbangan adalah alat yang dipakai melakukan penggukuran
massa suatu benda. Timbangan/neraca dikategorikan ke dalam
system mekanik dan juga elektrronik/digital.

2.3.6 Pinset

Gambar 1.8 Pinset

Pinset berfungsi sebagai suatu benda yang menjepit benda


kecil, dan juga bisa membantu pelipatan suatu benda dan menahan
bagian saat sedang memasang benda ke benda lain.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 JURNAL PENGAMATAN

A. Menentukan nilai air kalorimeter


Massa kalorimeter kosong + pengaduk : 116 gr
Massa air dingin : 71 gr
Suhu air dingin : 28,50C
Massa air panas : 108 gr
Suhu air panas : 860C
Suhu setimbang : 600C

B. Menentukan kalor jenis logam

m.logam T.ad T.logam T.setimbang


No Jenis Logam m.ad (g)
(g) (0C) (0C) (0C)
1. 56 gr 88 gr 28 0C 90 0C 30 0C
2. Tembaga 56 gr 88 gr 30 0C 89 0C 33 0C
3. 56 gr 88 gr 32 0C 90 0C 35 0C
1. 47 gr 96 gr 28,5 0C 95 0C 32 0C
2. Alumunium 47 gr 96 gr 31 0C 97 0C 35 0C
3. 47 gr 96 gr 34 0C 95 0C 36 0C

3.2 DATA DAN PERHITUNGAN

A. Menentukan nilai air kalorimeter (Na)


map∙ ∆ T 2∙ Cair−mad ∙ Cair ∙ ∆ T 1
Na=
∆T 1
∆T1 = Tsetimbang - Tair dingin
= 600C – 28,50C
= 31,50C

∆T2 = Tair panas – Tsetimbang


= 860C – 600C
= 260C

Cair = 1 kal / 0C (kalor jenis air)

( 108∙ 26 ∙ 1 )−( 71∙ 1 ∙31,5 )


Na=
31,5

2808−2236,5
¿
31,5

571,5 kal
¿ =18,143
31,5 ℃

B. Menentukan kalor jenis logam


mad ∙ cair ∙ ∆ T 1+ Na∙ ∆ T 1
CL=
∆ T 2 ∙ ML
TEMBAGA
Data 1
∆T1 = Tsetimbang – Tdingin
= 300C – 280C
= 20C

∆T2 = Tlogam – Tsetimbang


= 900C - 300C
= 600C

mad ∙ cair ∙ ∆ T 1+ Na∙ ∆ T 1


CL=
∆ T 2 ∙ ML
( 71∙ 1∙ 2 ) + ( 18,143∙ 2 )
CL=
60 ∙56

142+36,286
CL=
3360
178,286 kal
CL= =0,053
3360 ℃

Data 2
∆T1 = Tsetimbang – Tdingin
= 330C – 300C
= 30C

∆T2 = Tlogam – Tsetimbang


= 890C - 330C
= 560C

mad ∙ cair ∙ ∆ T 1+ Na∙ ∆ T 1


CL=
∆ T 2 ∙ ML
( 71∙ 1∙ 3 ) + ( 18,143 ∙3 )
CL=
56 ∙ 56

213+54,429
CL=
3136
267,429 kal
CL= =0,083
3136 ℃

Data 3
∆T1 = Tsetimbang – Tdingin
= 350C – 320C
= 30C
∆T2 = Tlogam – Tsetimbang
= 900C - 350C
= 550C

mad ∙ cair ∙ ∆ T 1+ Na∙ ∆ T 1


CL=
∆ T 2 ∙ ML
( 71∙ 1∙ 3 ) + ( 18,143 ∙3 )
CL=
55 ∙ 56

213+54,429
CL=
3080
267,429 kal
CL= =0,087
3080 ℃

KUNINGAN

Data 1
∆T1 = Tsetimbang – Tdingin
= 320C – 28,50C
= 3,50C

∆T2 = Tlogam – Tsetimbang


= 950C - 320C
= 630C

mad ∙ cair ∙ ∆ T 1+ Na∙ ∆ T 1


CL=
∆ T 2 ∙ ML
( 71∙ 1∙ 3,5 ) + ( 18,143 ∙3,5 )
CL=
63 ∙ 47

248,5+63,5005
CL=
2961
311,5005 kal
CL= =0,105
2961 ℃

Data 2
∆T1 = Tsetimbang – Tdingin
= 350C – 310C
= 40C
∆T2 = Tlogam – Tsetimbang
= 970C - 350C
= 620C

mad ∙ cair ∙ ∆ T 1+ Na∙ ∆ T 1


CL=
∆ T 2 ∙ ML
( 71∙ 1∙ 4 ) + ( 18,143∙ 4 )
CL=
62∙ 47

284+72,572
CL=
2914
356,572 kal
CL= =0,1224
2914 ℃

Data 3
∆T1 = Tsetimbang – Tdingin
= 360C – 340C
= 20C

∆T2 = Tlogam – Tsetimbang


= 950C - 360C
= 590C

mad ∙ cair ∙ ∆ T 1+ Na∙ ∆ T 1


CL=
∆ T 2 ∙ ML
( 71∙ 1∙ 2 ) + ( 18,143∙ 2 )
CL=
59∙ 47

142+36,286
CL=
2773
178,286 kal
CL= =0,064
2773 ℃

3.3 HASIL PERHITUNGAN

kal
Nilai air kalorimeter=18,143

0,053+ 0.083+0.087
CL rata−rata(tembaga)=
3
kal
¿ 0,074

0,105+0.1224 +0.064
CL rata−rata(kuningan)=
3

kal
¿ 0,097

JAWABAN PERTANYAAN

1. kalorimeter pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada
suatu reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimetri. Dengan
menggunakan hukum hess, kalor reaksi dapat ditentukan berdasarkan data
perubahan entalpi pembentuk standar, energi ikatan dan secara eksperimen.
Proses dalam kalorimeter berlangsung secara adiabatic, yaitu tidak ada energy
yang lepas atau masuk dari luar ke dalam calorimeter (Petrucci, 1987).
Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu kalorimeter sebesar 1 0C pada
air dengan massa 1 gram disebut tatapan kalorimetri, dalam proses ini berlaku
azas black :
Qlepas =Qterima
q air panas=q air dingin +q kalorimeter
m 1 c (Tp-Tc) = m 2 c (Tc-Td) + C (Tc-Td)

2. – Hukum termodinamika awal (Zeroth Law)


Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan
sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya.
- Hukum pertama termodinamika
Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan
perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama
dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan
kerja yang dilakukan terhadap sistem.

Kalau azas black adalah :


” pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat
yang suhunya lebih tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diterima zat
yang suhunya lebih rendah”

3. Nilai air kalorimeter ialah kapasitas kalor kalorimeter dinyatakan dengan


kapasitas kalor air.
Nilai air kalorimeter = kapasitas kalor kalorimeter / kapasitas kalor air
4. – kapasitas kalor (H) adalah perbandingan antara jumlah kalor yang diterima
benda dengan kenaikkan suhunya.
- Kalor jenis adalah perbandingan antara kapasitas panas dengan massa
benda.
- Kalor lebur adalah banyaknya kalor yang diserap untuk megubah 1 gram
zat dari wujud padat menjadi cair pada titik leburnya.

5. Kesetimbagan thermal berarti suhu sistem tidak merupakan fungsi dari waktu
dan tidak ada aliran kalor keluar sistem atau masuk ke dalam sistem.

DAFTAR PUSTAKA

Yhoga Nugraha.2012.muhammadyhoga.blogspot.21.20 pm. internet

Anda mungkin juga menyukai