Anda di halaman 1dari 17

KALORIMETER

LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Oleh:
NAMA/NIM Jesti Argi Yuan
Pangestu/221810201068
FAKULTAS/JURUSAN MIPA/Fisika
KELOMPOK 7

ASISTEN Naufal Nurrofiqi H J

KOORDINATOR ASISTEN Yudhistira Aji Prayogo

TGL PRAKTIKUM/JAM

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara
umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benday yaitu dengan
mengukur suhu benda tersebut, jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung
oleh benda sangat besar, bgitu juuga sebaliknyajika suhunya rendah maka kalor
yang dikandung sedikit. Besarn kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda (zat)
tergantung pada 3 faktor yaitu massa zat, jenis zat (kalor jenis),, dan perubahan
suhu.pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu
reaksi kimia denga eksperimen disebut kkalorimetri. Alat yang digunakan untuk
mengukur jjumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan adalah calorimeter (Muhsin,
2019).
Menurut giancoli (1997) bahwa berdasarkan prinsip perpindahan kalor, banyak
sekali manfaat didalam bidang pangan diaplikasikan sebagai pengering suatu
bahan makanan karena dengan oengerinan mikroa pada makanan akan mati dan
tidak tumbuh, dan sebagai penggoreng bahan makanan. Oleh karenanya bbanyak
kejadian dalam kehidupan sehari hari yang melibatkan prpindahan kalor maka
percobaan ini penting utuk dipahami, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari hari.
1.2 Rumusan masalah
Rumusan masalah pada praktikum calorimeter adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh jenis bahan terhadap besar kalor jenis?
2. Bgaimana perbandingan antara suhu awal dan suhu akhir dari kedua
percoban pada praktikum calorimeter ini? Jelaskan hal hal yang
mempengaruhi suhu awal dan suhu akhir tersebut!
3. Bagaimanakah kesesuaian antara hasil praktikum ini dengan azaz block?
1.3 Tujuan
Tujuuan pada praktikum kalorimetr adalah sebagai berikut:
1. Menentukan kalor jenis bahan
2. Menentukan kalor lebur es
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari calorimeter yang merupakan alat untuk mengukur kalor
adalah dengan adanya kalorimeter kita dapat mengetahui bahwa benda dapat beruba
bentuk karena adanya kalor yang mempengaruhi. Aplikasinya dalam kehidupan
sehari hari misalnya setrika listri dan rice cooker. Alat tersebut mempunyai prinsip
kerja yaitu energi listrik diubah menjadi kalor.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah
Joseph muda dikirim untuk sekolah di Belfast untuk mempeljari bahsa latin
dan Yunani pada umur 12 tahun. Empat tahun kemudian, dia masuk university
untuk mempelajari seni. Setelah empat tahun mempelajari seni, yahnya
menyarankan pada joseph untuk mempelajri sesuatu yang lebih berguna, dan
karena itu dia memilih kedokteran. Dia menjadi asisten William Cullen,
professor kedokteran pada tahun 1747 yang memiliki institusi mengajarkan
kimia. Joseph black pindah ke edinburg pada tahun 1752 untuk melanjutkan
pendidika kedokterannya dan pada bulan juni 1754 mempresentasikan
diosertasinya, on the acid humour arising from food and magnesia alba.
Tesisnya berurusan dengan prinsip magnesia sebagai antacid. Diua tahun
kemudian dia kmbali ke glasgow sebagai professor anatomi dan botani
memberikan kuliah kimia ketika William Cullen ditunjuk sebagai professor
kedokteran di edinburg. Beberapa tahun berikutnya, dia memulai penelitin
mengeai sifat kimia magnesia alba (magnesium karbonat) dan menemukan
sesuatu yang disebutnya dengan fixed air (karbondioksida). Eksperimen ini
melibatkan pengukuran gravimetric pertama yang dilakukan dengan sangat
hati-hati pada suatu perubahan ketika magnesia alba (dengan melepaskan
CO2) dan bereaksi menghasilkan produk berupa asam dan basa. Hal ini
memberikan pertanda pada penelitian lovosier dan membuat pondasi pada
kimia modern. Sekembalinya ke Glasgow, sebagai professor pada tahun 1756,
dia bertemu james watt (penemu mesin uap) dan mulai bekerja
mengembangkan kalor laten. Bagian pertama kalormetri. Penelitiannya
melibatkan aspek kuantitatif, yang menjadikannya jalan untuk penemuannya,
terutama pengukurran kalor. karena di arena dia tinggal di Glasgow, dia
melakukan eksperimen pada proses pemmbekuan dann pendidihan air dan
campuran alcohol yang mengawalinya pada konsep kalor laten leburan. Dia
melakukan penelitian yang sama untuk kalor kalor lten penguapan, yang
merupakan awal dari konsep kapasitas kalor atau kalor spesifik (Pudjaatmaka,
2002).
Orang orang masih menyamakan pengertian suhu dan kaor sampai pada
pertengahan abad 18. Pada tahun 1760, joseph black membedakan kedua
pengertian ini. Suhu adalah sesuatu yang diukur pada thermometer dan kalor
adalah sesuatu yang mengalir dari benda yang panas ke bnda yang dingin untuk
mencapai keadaan termal. Pada tahun 1798, seorang ilmuwan amerika,
Benjamin Thompson m,enyasingkan definisi kalor sebagai fluida kalorik. Ia
merupakan seorang anggota militer da mengamati bahwa ketika Meriam
menembakan peluru, ada kalor yang dihasilkan pada Meriam. Berdasarkan
pengamatannya, Thompson menyimpulkan bahwa kalor bukanlah fluuida,
tetapi kalor dihasilkan oleh usaaha yang dilakukan oleh kerja mekanis misalkan
gesekan. Satu kalori didefinisikan sebagai banyaknya kalor yag di perlukan
untuuk menaikan suhu air sebesar 1°C (kholifudin, 2017).
2.2 Definisi
Calorimeter merupakan sebuah alat yang di desain bisa mengisolasi sistem
didalamnya sbagai akibatnya panas yang keluar dari benda sama dengan
panasa yang masuk ke air dan wadahnnya. Ada dua jenis kaloriimeter, yaitu
calorimeter larutan dan calorimeter bom. Kalorimeter larutan merupakan alat
yang di gunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat direaksi kimia
dalam sistem larutan (keenan, 1988).
Calorimeter bom adalah alat yang digunakan untu mengukuur jumlah kalor
yang dibebaskan pada pembakaran sempurna dalam oksigen berlebih suatu
materi atau sampel tertentu. Sejumlah sampel ditempatkan pada tabung
beroksigen yang tercelup dalam medium penyerap kalor (kalorimetr), dan sapel
akan terakar oleh apii listrik dari kawat logam yang terpasang dalam
tabug(chang,2004).
BAB III
METODE EKSPERIMEN
3.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikun kali ini yaitu:
1. kalorimeter dan pengaduknya
2. thermometer 100℃
3. pemanas listrik
4. kubus logam, tembaga , dan kuningan
5. neraca
6. es
7. air
3.2 Desain eksperimen
1. kalorimeter dan pengaduknya

Gambar 3.1 kalorimeteer dan pengaduknya


2. Termometer

Gambar 3.2 termometer 100℃


3. Pemanas listrik

Gambar 3.3 pemanas listrik


4. Neraca

Gambar 3.4 neraca

3.2.1 Variabel eksperimen


Varibel eksperimen yang di praktikumkan kali ini yaitu:
1. Variabel bebas
- Massa bahan, air dan es
2, variabel terikat
Kalor jenis air dan calorimeter, kalor lebur es, massa benda dan
campuran.
3, variabel control
Suhu air panas dan dingin sera suhu campuran

3.2.2 prosedur eksperimen


berikut adalah prosedur percobaan pada calorimeter:
a. menentukan kalor jenis bahan
ditimbang calorimeter dan pengaduk seecara bersama-sama, catat
sebagai mk. diisi calorimeter dengan air, kemudian timbang dan catat
sebagai mak maka ma =mak-mk. dimasukkan calorimeter kedalam
bejana pelindung, kemudian tutup. Pasang termometr dan bacalah
suhu awal air sebagai Ta. Ditimbang bahan (balok tembaga ) yang
akan ditentukan kalor jenisnya sebagai mb. Dipanaskan bahan
tersebut didalam pemanas hingga mencapai suhu tertentu. Dicatat
suhu benda sebagai Tb. Kemudian enga cepat masukkan ke dalam
kalorimter dan ditutup rapat raapat. Melalui pengaduk yang telah
diberi isolasi, aduklah perlahan-lahan. Suhu air perlahan-lahan akan
naik kemudian turun lagi. Catat suhu tertinggi yang diproleeh (Tc).
Diulangi percobaan diatas sebanyak 3 kali. Diulangi untuk bahan
yang berbeda (balok kuningan dan besi).
b. Menentukan kalor lebur es
Ditimbang calorimeter dan pengaduk secarabersama-sama, catat
sebagai mk. Diisi kalorimeter dengan sejum;lah air (±2/3 volume
calorimeter), kemudian timbang dan catat sebagai mak, maka ma=
mak-mk. Dipanaskan air bersama calorimeter, hingga suhunya
sekitar 70℃. Catat sebagai Ta. Diangkat kalorimeter dengan cepat
dan masukkan kedalam bejana pelindung, dimasukkan sepotong es
yang telah disiapkan ke dalam kalorimeter, tutup rapat-rapat dan
aduk pelan pelan. Dicatat suu seimbang yang diperoleh sebagai Tc.
Ditmbang massa air, kalorimeter dan es tersebut (mc) sehingga
diperoleh massa es mes=mc-mak. Diulangi langkah diatas sebanyak 3
kali pengulangan.
3.3 Metode analisis data
3.3.1 tabel pengamatan
Menentukan kalor jenis bahan

No Baha m m m m Ta Tb Tc Ca ck Cb ∆C I K AP
n k ak b a b
1 Tem
2 baga
3
4 Kuni
5 ngan
6
7 Besi
8
9

Kalor lebur es
N mk m m m m Ta Tc Ca Ck L ∆L K A
o ak a es c es es I P

1
2

3.3.2 Ralat
1. Massa air dalam calorimeter pada praktikum 1
Mk=mak-mk
2. Massa es yang tidak lebur pada paktikum 2
Mes=mk-mak
3. Menentukan kalor jenis bahan:
Cb =
(mk ck+maca)(Tc−Ta)
mb(Tb−Tc)
4. Menentukan Kalor Lebur Es dan Ralatnya
Les =
( mkCk+maCa)(Tc−Ta)−mcCaTc
mes
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1. Kalor jenis bahan
N Bah m m m m Tb
℃ Tc Ca ck Cb K A
o an k ak b a Ta ∆C I P
b

1 Tem 11 19 71 75 28 80 35 94 0.0 5.1 0.5 0.0 0.0 3.


bag 9. 5. .6 .4 .7 95 2 10 007 00 46
a 9 39 9 3 75 501 65 E-
2 11 18 71 69 28 80 32 5.6 8 79 05
8. 7. .5 .2 8 9
4 6
3 12 17 71 56 28 80 27 8.0
1. 7. .5 .2 7
33 6 3 7
4 Kuni 11 19 67 84 28 80 33 16 0.1 35. 0.2 9.3 0.0 1.
nga 0. 5. .5 .7 3. 1 52 65 128 00 28
n 5 2 1 9 39 E- 39 E-
5 11 18 67 69 28 80 33 45. 3 05 31 05
7 6. .3 .6 18 3
6
6 12 18 66 59 28 80 33 41.
0. 0 .2 .8 7
2 5
7 Besi 11 19 63 76 28 80 33 16 5.0 73 0.3 0.3 0.0 2.
8 4. .3 .2 1. 88 8.4 43 436 00 8E
25 2 5 1 2 65 579 07 -
8 11 18 64 68 28 80 34 73 8 9 98 05
7. 5. .9 .5 8.4 7
25 75
9 12 18 63 59 28 80 33 73
1. 1. .3 .9 8.4
2 15 5 1
2. Kalor lebur es
No mk m m m m Ta Tc Ca Ck L es ∆ K AP
ak a es c ∆L I
es

1 285. 28 0 - 25 70 63 13 0. 0.0 0.00 0.0 0.0 0.0


2 5. 35 0 6. 09 000 0007 005 000 006
2 .2 31 5 987 8
2 29 29 - 19 68 13 0. 798 657 579
8. 8. 10 6. 6. 09 7 7 9
78 78 2. 4 31 5
38
3 28 28 - 19 57 13 0.
5. 5. 92 3. 6. 09
1 1 1 31 5

4.2 Pembahasan
Pada percobaan menentukan kalor jenis bahan suhu akhir mencapai
hampir setengah dari suhu awal, dimana suhu awalnya adalah 80℃ . dan
suhu akhirnya dari semua bahan hampir semuanya menunjkkan kisaran
antara 28℃ sampai paling besar 35℃. Suhu akhir yang paling besar
dalam percobaan ini adalah suhu dari tembaga pada pengulangan ke dua
yaitu 35℃. Sedangkann untuk menentukan kalor lebur es, suhu akhirnya
berkisar antara 57℃ sampai 68℃ dengan suhu awalnya 70℃. Faktor
faktor yang mempengaruhi kenaikan suhu benda akibat jalor, sbagai
berikut:
1. Faktor kalor terhadap massa benda
Semakin besar massa benda, maka semakin besar pula kalor yang
diberikan pada benda untuk menaikkan suhunya.
2. Faktor kalor terhadap jenis benda
Untuk kenaikan suhu benda dilakukan dengan melihat dahuku jenis
bendanya, agar diketahi berapa suhu yang akan diberikan pada
benda tersebut.
3. Faktor kalor pada suhu benda
Kalor yan diberikan pada benda sama dengan kenauukkan suhu
benda. Semakin bsar kalor yang diberikan pada benda tersebut maka
semakinn besar pula kenaikkan suhu pada benda tersbuut. Kalor
yang diberikan pada suatu benda unntuk menaikkan suhu
bergantung pada massa benda, kalor jenis benda, dan perubahan
suhu benda\
BAB V

PENUTUP

5.1 kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dalam laporan praktikum
calorimeter ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Semakin mudah bahan menghantarkan panas, maka kalor jenis bahan


tersebut semakin besar.
2. Perandingan kalor jenis dengan tiga bahan berbeda hasilnya konstan,
kecuali pada tembaga yang selisihnya cenderung besar.

5.2 saran

Adapun saran yang didapat pada percobaan kali ini adalah:

1. Dalam pengukuran, dibutuhkan ketelitian yang lebih.


2. Pemeriksaan terhadap alat sebelum di gunakan.
3. Praktikan harus teliti dalam memahami langkah langkah yang ada dalam
percobaan.
DAFTAR PUSTAKA

Banawi, A. 2013.buku fisika dasar 1.Makasar : DUA SATU PRESS

Chang, R. 2004 . kimia dasar jilid 2 edisi ketiga. Jakarta : erlangga

Giancoli dan C. Douglas.1997. fisika jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Keenan. 1980. Fisika untuk universitas jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Khollifudin, M.Y. 2017. Metode grafik; solusi problematika azaz black.

Jurnal riset dan kajian pendidikan fisika. 4(2):54.

Muuhsin, M.2019. Application of talking stick learning model to improve Student


possitiv attitude and learning achievement in the subject of Heat. Jurnal
pendidikan fisika. 7(1):32-48

Yuningsih, N.,T. Refrigerasi, dan P.N. Bandung.2021. Aplikasi koreksi newton


pada kondisi suhu lingkungan lebih besar dari pada suhu calorimeter
(kasus penentuan kalor lebur es). 4-5.
1. Menentukan Kalor Jenis Bahan

No Bahan mk m ak mb ma Ta ℃ Tb Tc
1 119.9 195.39 71.6 75.49 28 80 35
2 Tembaga 118.4 187.6 71.5 69.2 28 80 32
3 121.33 177.6 71.53 56.27 28 80 27
4 110.5 195.2 67.51 84.7 28 80 33
5 Kuningan 117 186.6 67.3 69.6 28 80 33
6 120.2 180 66.25 59.8 28 80 33
7 118 194.25 63.32 76.25 28 80 33
8 Besi 117.25 185.75 64.9 68.5 28 80 34
9 121.2 181.15 63.3 59.95 28 80 33
1063.78 607.21 619.76 293
2. Kalor Lebur ES

No mk m ak ma m es mc Ta Tc Ca
1 285.2 0 -35.2 250 63 136.31
2 285.2 298.78 298.78 -102.38 196.4 70 68 136.31
3 285.1 285.1 -92 193.1 57 136.31

Rumus Mencari ∆cb di kuningan


dcb/dmk mk^2 dcb/dma ma^2 dcb/dmb mb^2 dcb/dta
1.76E-05 0.013333 4 0.013333 0.07 0.003333 0.062
Rumus Mencari ∆cb di besi
dcb/dmk mk^2 dcb/dma ma^2 dcb/dmb mb^2 dcb/dta
0.779689 0.04 6 0.013333 0.15 0.003333 0.042

delta cb tembaga
#REF!
delta cb kuningan
0.265393
delta cb besi
0.343658
Ca ck Cb ∆Cb I K AP
5.12
94.73 0.095 5.68 0.51075 0.00075018 0.00065799 3.46E-05
8.07
35.52
163.9 0.11 45.18 0.265393 9.3128E-05 0.00039313 1.28E-05
41.7
738.42
161.1 5.088 738.4 0.343658 0.34365799 0.00007987 2.8E-05
738.41

Ck L es ∆ ∆L es I K AP
0.095
0.095 0.00007987 0.000007987 0.00058 0.00006577 0.00065799
0.095

ta^2 dcb/dtc tc^2


0 0.0024 4.333333336

ta^2 dcb/dtc tc^2


0 0.0022 0.333333023
dcb/dmk
#REF!

Anda mungkin juga menyukai