LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Oleh:
NAMA/NIM Jesti Argi Yuan
Pangestu/221810201068
FAKULTAS/JURUSAN MIPA/Fisika
KELOMPOK 7
TGL PRAKTIKUM/JAM
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah
Joseph muda dikirim untuk sekolah di Belfast untuk mempeljari bahsa latin
dan Yunani pada umur 12 tahun. Empat tahun kemudian, dia masuk university
untuk mempelajari seni. Setelah empat tahun mempelajari seni, yahnya
menyarankan pada joseph untuk mempelajri sesuatu yang lebih berguna, dan
karena itu dia memilih kedokteran. Dia menjadi asisten William Cullen,
professor kedokteran pada tahun 1747 yang memiliki institusi mengajarkan
kimia. Joseph black pindah ke edinburg pada tahun 1752 untuk melanjutkan
pendidika kedokterannya dan pada bulan juni 1754 mempresentasikan
diosertasinya, on the acid humour arising from food and magnesia alba.
Tesisnya berurusan dengan prinsip magnesia sebagai antacid. Diua tahun
kemudian dia kmbali ke glasgow sebagai professor anatomi dan botani
memberikan kuliah kimia ketika William Cullen ditunjuk sebagai professor
kedokteran di edinburg. Beberapa tahun berikutnya, dia memulai penelitin
mengeai sifat kimia magnesia alba (magnesium karbonat) dan menemukan
sesuatu yang disebutnya dengan fixed air (karbondioksida). Eksperimen ini
melibatkan pengukuran gravimetric pertama yang dilakukan dengan sangat
hati-hati pada suatu perubahan ketika magnesia alba (dengan melepaskan
CO2) dan bereaksi menghasilkan produk berupa asam dan basa. Hal ini
memberikan pertanda pada penelitian lovosier dan membuat pondasi pada
kimia modern. Sekembalinya ke Glasgow, sebagai professor pada tahun 1756,
dia bertemu james watt (penemu mesin uap) dan mulai bekerja
mengembangkan kalor laten. Bagian pertama kalormetri. Penelitiannya
melibatkan aspek kuantitatif, yang menjadikannya jalan untuk penemuannya,
terutama pengukurran kalor. karena di arena dia tinggal di Glasgow, dia
melakukan eksperimen pada proses pemmbekuan dann pendidihan air dan
campuran alcohol yang mengawalinya pada konsep kalor laten leburan. Dia
melakukan penelitian yang sama untuk kalor kalor lten penguapan, yang
merupakan awal dari konsep kapasitas kalor atau kalor spesifik (Pudjaatmaka,
2002).
Orang orang masih menyamakan pengertian suhu dan kaor sampai pada
pertengahan abad 18. Pada tahun 1760, joseph black membedakan kedua
pengertian ini. Suhu adalah sesuatu yang diukur pada thermometer dan kalor
adalah sesuatu yang mengalir dari benda yang panas ke bnda yang dingin untuk
mencapai keadaan termal. Pada tahun 1798, seorang ilmuwan amerika,
Benjamin Thompson m,enyasingkan definisi kalor sebagai fluida kalorik. Ia
merupakan seorang anggota militer da mengamati bahwa ketika Meriam
menembakan peluru, ada kalor yang dihasilkan pada Meriam. Berdasarkan
pengamatannya, Thompson menyimpulkan bahwa kalor bukanlah fluuida,
tetapi kalor dihasilkan oleh usaaha yang dilakukan oleh kerja mekanis misalkan
gesekan. Satu kalori didefinisikan sebagai banyaknya kalor yag di perlukan
untuuk menaikan suhu air sebesar 1°C (kholifudin, 2017).
2.2 Definisi
Calorimeter merupakan sebuah alat yang di desain bisa mengisolasi sistem
didalamnya sbagai akibatnya panas yang keluar dari benda sama dengan
panasa yang masuk ke air dan wadahnnya. Ada dua jenis kaloriimeter, yaitu
calorimeter larutan dan calorimeter bom. Kalorimeter larutan merupakan alat
yang di gunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat direaksi kimia
dalam sistem larutan (keenan, 1988).
Calorimeter bom adalah alat yang digunakan untu mengukuur jumlah kalor
yang dibebaskan pada pembakaran sempurna dalam oksigen berlebih suatu
materi atau sampel tertentu. Sejumlah sampel ditempatkan pada tabung
beroksigen yang tercelup dalam medium penyerap kalor (kalorimetr), dan sapel
akan terakar oleh apii listrik dari kawat logam yang terpasang dalam
tabug(chang,2004).
BAB III
METODE EKSPERIMEN
3.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikun kali ini yaitu:
1. kalorimeter dan pengaduknya
2. thermometer 100℃
3. pemanas listrik
4. kubus logam, tembaga , dan kuningan
5. neraca
6. es
7. air
3.2 Desain eksperimen
1. kalorimeter dan pengaduknya
No Baha m m m m Ta Tb Tc Ca ck Cb ∆C I K AP
n k ak b a b
1 Tem
2 baga
3
4 Kuni
5 ngan
6
7 Besi
8
9
Kalor lebur es
N mk m m m m Ta Tc Ca Ck L ∆L K A
o ak a es c es es I P
1
2
3.3.2 Ralat
1. Massa air dalam calorimeter pada praktikum 1
Mk=mak-mk
2. Massa es yang tidak lebur pada paktikum 2
Mes=mk-mak
3. Menentukan kalor jenis bahan:
Cb =
(mk ck+maca)(Tc−Ta)
mb(Tb−Tc)
4. Menentukan Kalor Lebur Es dan Ralatnya
Les =
( mkCk+maCa)(Tc−Ta)−mcCaTc
mes
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1. Kalor jenis bahan
N Bah m m m m Tb
℃ Tc Ca ck Cb K A
o an k ak b a Ta ∆C I P
b
4.2 Pembahasan
Pada percobaan menentukan kalor jenis bahan suhu akhir mencapai
hampir setengah dari suhu awal, dimana suhu awalnya adalah 80℃ . dan
suhu akhirnya dari semua bahan hampir semuanya menunjkkan kisaran
antara 28℃ sampai paling besar 35℃. Suhu akhir yang paling besar
dalam percobaan ini adalah suhu dari tembaga pada pengulangan ke dua
yaitu 35℃. Sedangkann untuk menentukan kalor lebur es, suhu akhirnya
berkisar antara 57℃ sampai 68℃ dengan suhu awalnya 70℃. Faktor
faktor yang mempengaruhi kenaikan suhu benda akibat jalor, sbagai
berikut:
1. Faktor kalor terhadap massa benda
Semakin besar massa benda, maka semakin besar pula kalor yang
diberikan pada benda untuk menaikkan suhunya.
2. Faktor kalor terhadap jenis benda
Untuk kenaikan suhu benda dilakukan dengan melihat dahuku jenis
bendanya, agar diketahi berapa suhu yang akan diberikan pada
benda tersebut.
3. Faktor kalor pada suhu benda
Kalor yan diberikan pada benda sama dengan kenauukkan suhu
benda. Semakin bsar kalor yang diberikan pada benda tersebut maka
semakinn besar pula kenaikkan suhu pada benda tersbuut. Kalor
yang diberikan pada suatu benda unntuk menaikkan suhu
bergantung pada massa benda, kalor jenis benda, dan perubahan
suhu benda\
BAB V
PENUTUP
5.1 kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dalam laporan praktikum
calorimeter ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
5.2 saran
No Bahan mk m ak mb ma Ta ℃ Tb Tc
1 119.9 195.39 71.6 75.49 28 80 35
2 Tembaga 118.4 187.6 71.5 69.2 28 80 32
3 121.33 177.6 71.53 56.27 28 80 27
4 110.5 195.2 67.51 84.7 28 80 33
5 Kuningan 117 186.6 67.3 69.6 28 80 33
6 120.2 180 66.25 59.8 28 80 33
7 118 194.25 63.32 76.25 28 80 33
8 Besi 117.25 185.75 64.9 68.5 28 80 34
9 121.2 181.15 63.3 59.95 28 80 33
1063.78 607.21 619.76 293
2. Kalor Lebur ES
No mk m ak ma m es mc Ta Tc Ca
1 285.2 0 -35.2 250 63 136.31
2 285.2 298.78 298.78 -102.38 196.4 70 68 136.31
3 285.1 285.1 -92 193.1 57 136.31
delta cb tembaga
#REF!
delta cb kuningan
0.265393
delta cb besi
0.343658
Ca ck Cb ∆Cb I K AP
5.12
94.73 0.095 5.68 0.51075 0.00075018 0.00065799 3.46E-05
8.07
35.52
163.9 0.11 45.18 0.265393 9.3128E-05 0.00039313 1.28E-05
41.7
738.42
161.1 5.088 738.4 0.343658 0.34365799 0.00007987 2.8E-05
738.41
Ck L es ∆ ∆L es I K AP
0.095
0.095 0.00007987 0.000007987 0.00058 0.00006577 0.00065799
0.095